1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
βHUKUM OHM Iβ
TANGGAL PENGUMPULAN : 7th
of March 2018 M
TANGGAL PRAKTIKUM : 12th
of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB
NAMA : Utut Muhammad
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : Satu/ 1 (SATU)
NAMA :
1. Rizki Choril. F (11170163000047)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
2. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
βHUKUM OHM Iβ
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat menentukan hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik yang
mengalir pada suatu kawat penghantar.
2. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan kuat arus pada
rangkaian seri dan pararel.
3. Untuk mengatahui hubungan voltmeter dan amperemeter pada
rangkaian seri dan pararel.
4. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan arus listrik dengan
harga berbagai resistor.
B. DASAR TEORI
Untuk mengahsilkan arus listrik pada rangkaian. Dibutuhkan beda
potential. Salah satu cara untuk menghasilkan beda potential yaitu dengan
baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen
bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potential V yang
diberikan ke ujung-ujungnya.
Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan. Tetapi juga pada hambatan yang diberikan
kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan, makin kecil arus
utnuk suatu tegangan V. Jadi, hambatan di definisikan arus berbangding
terbalik dengan hambatan (πΌ =
π
π
), dimana R adalah hambatan kawat, V
adalah beda potential yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan (π = πΌ π₯ π ), dan dikenal
sebagai Hukum Ohm. (Giancoli, 2001: 67-68)
Berdasarkan Hukum Ohm I didefinisikan sebagai hambatan yang
digunakan didalam rangkaian dilewati kuat arus I amper dengan beda
potential. Hambatan yakni perbandingan antara beda potential dan kuat arus
listrik. Jadi besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi tegangan dan
3. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
kuat arus, tetapi dipengaruhi panjang kawat, luas penampang dan jenis
bahan (Resistansi). (Tripler, Paul A, 1991: 89)
Hukum Ohm menyatakan bahwa tagangan pada aterminal-terminal
material penghantar berbanding lurus dengan arus yang mengalir ini, secara
matematis dapat dirumuskan: π = πΌπ , dimana konstanta R disebut
resistansi. Satuan untuk resistansi yaitu Ohm, yaitu (πΌ =
π
π
), dan biasa
disingkat dengan huruf besar omega. (Durbin, 2005: 245)
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan
tahanan lebih dari satu yang diperlukn jumlah total nilai tahanan-tahanan
tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada
rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir. (Hayt,
1995: 325)
Dari persamaan Hukum Ohm diatas kemudian disketsa dalam grafik
hasilnya berupa garis lurus dengan gradien menunjukkan nilai R. Sifat
material yang menunjukkan kurva V-I berbentuk garis lurus disebut
material Ohmik.
(Ishaq, 2007: 74)
Bahan-bahan yang mentaati Hukum Ohm disebabkan sebagai bahan
yang bersifat Ohmik. Dari eksperimen, ditemukan bahwa tidak semua
memiliki sifat ini. Bahan-bahan dan perangkat-perangkat yang tidak
mentaati Hukum Ohm dikatakan bersifat non Ohmik. (Jewwet, 2010: 365)
Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri yang
dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan yang dihubungkan
ke ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih
dari satu. Diberlakukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut.
(Rusdianto, 1999: 19)
4. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Hukum Ohm pada mulanya terdiri dari dua bagian. Bagian
pertamanya adalah hanya merumuskan persamaan hambatan π = πΌ π₯ π .
Kita sering sekali merujuk pada persamaan ini sebagai Hukum Ohm. Akan
tetapi Hukum Ohm juga mengatakan bahwa R adalah sebuah konstanta
yang independen terhadap V dan I. (Fredrick, 2006: 185)
C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Catu Daya
2 Multimeter Digital
3 Saklar satu pole satu jalur
4 Kabel Penguhubung
5 Resistor 50 Ohm 5 watt
5. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
6 Resistor 100 Ohm 5 watt
D. LANGKAH KERJA
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
1 Siapkan alat dan bahan
2
Hubungkan Catu daya positif
kesaklar dengan kabel
penghubung.
3
Ambil Kabel penghubung dan
hubungkan ke saklar
4
Hubungkan resistor dengan
multimeter secara seri untuk
mengukur kuat arus (atur
multimeter 20ππ΄
5
Pararelkan kabel pada resistor
ke multimeter untuk mengecek
tegangan arus 20V di
multimeter
6. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
6
Sambungkan multimeter seri
ke catudaya (-). Ulangi langkah
untuk resistor 100β¦ dan 50β¦.
Serta tegangan 6V dan 3V
secara bergantian.
E. DATA PERCOBAAN
Percobaan I
Pegukuran untuk Resistor 50 β¦ dengan 3 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 3,26 0,06 54,333333
2 3,19 0,06 53,166667
3 3,09 0,06 51,5
4 3,18 0,06 53
5 3,16 0,06 52,666667
Rata-rata 52,933333
Percobaan II
Pegukuran untuk Resistor 100 β¦ dengan 3 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 3,28 0,03 109,333
2 3,28 0,03 109,333
3 3,26 0,03 108,667
4 3,26 0,03 108,667
5 3,28 0,03 109,333
Rata-rata 109,067
Percobaan III
Pegukuran untuk Resistor 50 β¦ dengan 6 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 6,2 0,12 51,666667
2 6,2 0,12 51,666667
3 6,24 0,12 52
4 6,23 0,12 51,916667
5 6,2 0,12 51,666667
Rata-rata 51,783333
7. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Percobaan III
Pegukuran untuk Resistor 50 β¦ dengan 6 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 6,28 0,06 104,667
2 6,29 0,06 104,833
3 6,24 0,06 104
4 6,23 0,06 103,833
5 6,28 0,06 104,667
Rata-rata 104,4
F. PENGOLAHAN DATA
No Resistor 50 β¦ dan 3 volt No Resistor 100 β¦ dan 3 volt
1
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,26
0,06
π = 54.333333 β¦
1
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,28
0,03
π = 109.333 β¦
2
Dik:
V= 3,19 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,19
0,06
π = 53.166667 β¦
2
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,28
0,03
π = 109.333 β¦
3
Dik:
V= 3,09 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,09
0,06
π = 51,5 β¦
3
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,03 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,26
0,03
π = 108.667 β¦
4
Dik:
V= 3,18 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,18
0,06
π = 53 β¦
4
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,03 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,26
0,03
π = 108.667 β¦
8. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
5
Dik:
V= 3,16 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,16
0,06
π = 52,666667 β¦
5
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
3,28
0,03
π = 109.333 β¦
No Resistor 50 β¦ dan 6 volt No Resistor 100 β¦ dan 6 volt
1
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.2
0.12
π = 51.666667 β¦
1
Dik:
V= 6,28 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.28
0.06
π = 104.667 β¦
2
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.2
0.12
π = 51.666667 β¦
2
Dik:
V= 6,29 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.29
0.06
π = 104.833 β¦
3
Dik:
V= 6.24 V
I= 0,12 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.24
0,12
π = 52 β¦
3
Dik:
V= 6,29 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.24
0.06
π = 104 β¦
4
Dik:
V= 6.23 V
I= 0,12 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.23
0,12
π = 51.916667 β¦
4
Dik:
V= 6,23 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.23
0.06
π = 103.833 β¦
5
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.2
0.12
π = 51.666667 β¦
5
Dik:
V= 6,28 V
I= 0,06 A
Dit R?
π =
π
πΌ
=
6.28
0.06
π = 104.667 β¦
9. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
No πΜ Resistor 50 β¦ dan 3 volt No πΜ Resistor 100 β¦ dan 3 volt
1
π πΜ Μ Μ Μ
=
π (1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
π πΜ Μ Μ Μ
=
54.33 + 53.17 + 51.5 +
53 + 52.67
5
π πΜ =
264.67
5
π πΜ Μ Μ Μ = 52.93 β¦
1
π πΜ Μ Μ Μ =
π (1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
π πΜ Μ Μ Μ
=
109.33 + 109.33 + 108.67
+108.67 + 109.33
5
π πΜ =
545.33
5
π πΜ Μ Μ Μ = 109.067 β¦
No πΜ Resistor 50 β¦ dan 6 volt No πΜ Resistor 100 β¦ dan 6 volt
1
π πΜ Μ Μ Μ
=
π (1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
π πΜ Μ Μ Μ
=
51.67 + 51.67 + 52 +
51.92 + 51.67
5
π πΜ =
258.92
5
π πΜ Μ Μ Μ = 51.78 β¦
1
π πΜ Μ Μ Μ =
π (1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
π πΜ Μ Μ Μ
=
104.67 + 104.83 + 104
+103.83 + 104.67
5
π πΜ =
522
5
π πΜ Μ Μ Μ = 104.4 β¦
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum Hukum Ohm ini bagian satu ini, akan
membandingkan nilai resistor yang digunakan pada saat praktikum dengan
nilai resistor yang didapat dari hasil perhitungan dengan data yang diperoleh
yaitu berupa voltase dan kuat arus, kita dapat mencari atau menghitung
resistornya dengan rumus π =
π
πΌ
.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum ini
melakukan empat percobaan, percobaan yang pertama yaitu pengukuran
untuk tegangan 3 volt dengan menggunakan resistor 50 β¦. Didapat hasil
rerata hambatannya yaitu 52,93 β¦. Resistor yang mendekati nilai resistor
sebenarnya yaitu 50 β¦. Untuk mengatur kuat arus digunakan multimeter
yang dirangkai secara seri, sedangkan untuk tegangan dirangkai secara
pararel.
10. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Ketika catu daya dihubungkan kerangkaian melalui kabel
penghubung, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan, dan dapat
dilihat pada amperemeter dan voltmeter, yang dimana amperemeter
dirangkai secara seri. Dan voltmeter dirangkai secara pararel.
Berdasarkan bunyi Hukum ohm itu sendiri yang menyatakan bahwa
besar arus listrik yang mengalir pada saat melalui sebuah penghantar selalu
berbansing lurus dengan beda potential yang diterapkan kedapadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya. Jadi semakin kecil kuat arusnya
maka hambatan yang didapatkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan. Selain itu perbandingan
antara tegangan dengan kuat arus merupakan bilangan konstan. Pada hasil
perhitungan hambatan listrik yang didapat nilainya mendekati konstan. Hal
ini terjadi kemungkinan adanya hambatan yang terdapat pada dalam alat.
Kenapa saat kita melakukan percobaan ketika catu daya diputarkan
semisal keenam voltage dan hasil yang keluar dimultimeter itu lebih?
Karena fungsi dari catu daya adalah sebagai sumber dari tegangan arus itu
sendiri ketika selektor diputar kearah enam voltage maka hasilnya akan
lebih di multimeter karena didalam catu daya tersebut masih tersimpan arus
tegangannya, oleh karena itu ketika diputar kearah enam voltage akan lebih
hasilnya, dan hasilnya juga tidak jauh dengan nilai voltage tersebut.
Pada percobaan selanjutnya dengan menggunakan tegangan 3 volt
dan resistor 100 β¦. Didapatkan hasil rata-ratanya yaitu 109,067 β¦.
Percobaan kedua Hukum Ohm ini nilainya pada pengukuran tidak jauh
berbeda. Arus listrik yang dihasilkan sangat kecil sehingga nilai
hambatannya besar, tidak sesuai dengan nilai hambatannya yang diapakai
yaitu 100 β¦. Hal ini terjadi karena kemungkinan adanaya hambatan yang
terdapat pada dalam alat ini.
Begitupun sama dengan percobaan yang ketiga dan keempat, data
yang didapat tidak jauh berbeda dengan nilai hambatan sebenarnya.
Sehingga pada saat melakukan experiment semakin kecil arus yang didapat
maka semakin besar hambatannya, dan semakin besar arus yang didapatnya
11. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
maka semakin kecil hambatannya, artinya pada percobaan kali ini data yang
praktikan peroleh itu sesuai dengan Hukum Ohm. Praktikan dapat
menjalankan praktikum hingga akhir dengan sebaik-baiknya dengan
bimbingan ka Ayu.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 50 β¦ sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 1! Kemukakanlah komentar/
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
Jawab:
Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah
sama semua yaitu sebesar 0,06 Ampere, tapi pada tegangan yang
didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna
untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya
juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik
terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 50 β¦.
2. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 100 β¦ sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 2! Kemukakanlah komentar/
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
Jaawab:
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
1 2 3 4 5
Chart of Relantionship between V and I for 50 β¦
V (volt) I (Ampere)
12. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah
sama semua yaitu sebesar 0,03 Ampere, tapi pada tegangan yang
didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna
untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya
juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik
terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 100 β¦.
3. Apakah terdapat kecocokan antara nilai hambatan dari kedua resistor
yang sebenarnya dengan nilai perhitungan!
Jawab:
Berdasarkan dari data yang telah didapatkan adalah tidak ada kecocokan
nilai hambatan dari resistor 50 β¦ pada tegangan 3 volt dan 6 volt.
Berdasarkan hasil percobaan adalah 52,93 β¦ dan 51,78 β¦. Nilai
hambatan dari resistor 100 β¦ pada tegangan 3 volt dan 6 volt
berdasarkan hasil percobaan adalah 109,067 β¦ dan 104,4 β¦.
4. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan
nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resistor yang digunakan)!
Jawab:
Presentase nilai kesalahan pada percobaan pertama:
% πππππ = (
52.93 β 50
50
) π₯ 100 % = 5,86 %
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
1 2 3 4 5
Chart of Relantionship Between V and I for 100β¦
V (volt) I (Ampere)
13. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Presentase nilai kesalahan pada percobaan kedua:
% πππππ = (
109,067 β 100
100
) π₯ 100 % = 9.067 %
Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga:
% πππππ = (
51.78 β 50
50
) π₯ 100 % = 3.56 %
Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga:
% πππππ = (
104.4 β 100
100
) π₯ 100 % = 4.4 %
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang
berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakanlah pendapat anda tersebut.
Jawab:
Perbedaan yang diperoleh sesuai dengan teori yang berlaku yaitu
besarnya hambatan berbanding lurus dengan arus yang mengalir dan
besarnya tegangan mempengaruhi arus yang mengalir dan tidak
mempengaruhi besarnya hambatan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
1. Tegangan berbanding lurus dengan kuat arus, semakin besar tegangan
maka semakin besar pula kuat kuat arus yang dihasilkan.
2. Arus, hambatan, dan tegangan pada suatu kawat penghantar saling
mempengaruhi.
3. Semakin besar resistansi nilai kuat arusnya semakin kecil.
4. Terdapat perbedaan nilai resistansi yang diperoleh saat praktikum dan
hasil perhitungan.
J. KOMENTAR
a. Sebelum praktikum dimulai pastikan alat-alat yang digunakan dalam
keadaan baik.
b. Mengecek kelengkapan alat dan bahan.
c. Mahasiswa harus memahami rangkaian baik itu disusun secara seri
maupun secara pararel pada praktikum Hukum Ohm.
K. DAFTAR PUSTAKA
14. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Durbin, dkk. (2005). Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
Fredrick. (2006). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Hayt, w. (1991). Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, M. (2007). Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rusdianto, E. (1999). Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektroknika.
Yogyakarta: Karusius.
Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan
Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika.
Tripler, P. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
L. LAMPIRAN