SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II
β€œHUKUM OHM I”
TANGGAL PENGUMPULAN : 7th
of March 2018 M
TANGGAL PRAKTIKUM : 12th
of March 2018 M
WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB
NAMA : Utut Muhammad
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : Satu/ 1 (SATU)
NAMA :
1. Rizki Choril. F (11170163000047)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
β€œHUKUM OHM I”
TUGAS AKHIR PRAKTIKUM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat menentukan hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik yang
mengalir pada suatu kawat penghantar.
2. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan kuat arus pada
rangkaian seri dan pararel.
3. Untuk mengatahui hubungan voltmeter dan amperemeter pada
rangkaian seri dan pararel.
4. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan arus listrik dengan
harga berbagai resistor.
B. DASAR TEORI
Untuk mengahsilkan arus listrik pada rangkaian. Dibutuhkan beda
potential. Salah satu cara untuk menghasilkan beda potential yaitu dengan
baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen
bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potential V yang
diberikan ke ujung-ujungnya.
Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan. Tetapi juga pada hambatan yang diberikan
kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan, makin kecil arus
utnuk suatu tegangan V. Jadi, hambatan di definisikan arus berbangding
terbalik dengan hambatan (𝐼 =
𝑉
𝑅
), dimana R adalah hambatan kawat, V
adalah beda potential yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan (𝑉 = 𝐼 π‘₯ 𝑅), dan dikenal
sebagai Hukum Ohm. (Giancoli, 2001: 67-68)
Berdasarkan Hukum Ohm I didefinisikan sebagai hambatan yang
digunakan didalam rangkaian dilewati kuat arus I amper dengan beda
potential. Hambatan yakni perbandingan antara beda potential dan kuat arus
listrik. Jadi besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi tegangan dan
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
kuat arus, tetapi dipengaruhi panjang kawat, luas penampang dan jenis
bahan (Resistansi). (Tripler, Paul A, 1991: 89)
Hukum Ohm menyatakan bahwa tagangan pada aterminal-terminal
material penghantar berbanding lurus dengan arus yang mengalir ini, secara
matematis dapat dirumuskan: 𝑉 = 𝐼𝑅, dimana konstanta R disebut
resistansi. Satuan untuk resistansi yaitu Ohm, yaitu (𝐼 =
𝑉
𝑅
), dan biasa
disingkat dengan huruf besar omega. (Durbin, 2005: 245)
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan
tahanan lebih dari satu yang diperlukn jumlah total nilai tahanan-tahanan
tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada
rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir. (Hayt,
1995: 325)
Dari persamaan Hukum Ohm diatas kemudian disketsa dalam grafik
hasilnya berupa garis lurus dengan gradien menunjukkan nilai R. Sifat
material yang menunjukkan kurva V-I berbentuk garis lurus disebut
material Ohmik.
(Ishaq, 2007: 74)
Bahan-bahan yang mentaati Hukum Ohm disebabkan sebagai bahan
yang bersifat Ohmik. Dari eksperimen, ditemukan bahwa tidak semua
memiliki sifat ini. Bahan-bahan dan perangkat-perangkat yang tidak
mentaati Hukum Ohm dikatakan bersifat non Ohmik. (Jewwet, 2010: 365)
Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri yang
dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan yang dihubungkan
ke ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih
dari satu. Diberlakukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut.
(Rusdianto, 1999: 19)
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Hukum Ohm pada mulanya terdiri dari dua bagian. Bagian
pertamanya adalah hanya merumuskan persamaan hambatan 𝑉 = 𝐼 π‘₯ 𝑅.
Kita sering sekali merujuk pada persamaan ini sebagai Hukum Ohm. Akan
tetapi Hukum Ohm juga mengatakan bahwa R adalah sebuah konstanta
yang independen terhadap V dan I. (Fredrick, 2006: 185)
C. ALAT dan BAHAN
NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1 Catu Daya
2 Multimeter Digital
3 Saklar satu pole satu jalur
4 Kabel Penguhubung
5 Resistor 50 Ohm 5 watt
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
6 Resistor 100 Ohm 5 watt
D. LANGKAH KERJA
NO GAMBAR LANGKAH KERJA
1 Siapkan alat dan bahan
2
Hubungkan Catu daya positif
kesaklar dengan kabel
penghubung.
3
Ambil Kabel penghubung dan
hubungkan ke saklar
4
Hubungkan resistor dengan
multimeter secara seri untuk
mengukur kuat arus (atur
multimeter 20πœ‡π΄
5
Pararelkan kabel pada resistor
ke multimeter untuk mengecek
tegangan arus 20V di
multimeter
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
6
Sambungkan multimeter seri
ke catudaya (-). Ulangi langkah
untuk resistor 100Ω dan 50Ω.
Serta tegangan 6V dan 3V
secara bergantian.
E. DATA PERCOBAAN
Percobaan I
Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 3 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 3,26 0,06 54,333333
2 3,19 0,06 53,166667
3 3,09 0,06 51,5
4 3,18 0,06 53
5 3,16 0,06 52,666667
Rata-rata 52,933333
Percobaan II
Pegukuran untuk Resistor 100 Ω dengan 3 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 3,28 0,03 109,333
2 3,28 0,03 109,333
3 3,26 0,03 108,667
4 3,26 0,03 108,667
5 3,28 0,03 109,333
Rata-rata 109,067
Percobaan III
Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 6 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 6,2 0,12 51,666667
2 6,2 0,12 51,666667
3 6,24 0,12 52
4 6,23 0,12 51,916667
5 6,2 0,12 51,666667
Rata-rata 51,783333
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Percobaan III
Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 6 volt
No V (volt) I (Ampere) R (Ohm)
1 6,28 0,06 104,667
2 6,29 0,06 104,833
3 6,24 0,06 104
4 6,23 0,06 103,833
5 6,28 0,06 104,667
Rata-rata 104,4
F. PENGOLAHAN DATA
No Resistor 50 Ω dan 3 volt No Resistor 100 Ω dan 3 volt
1
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,26
0,06
𝑅 = 54.333333 Ω
1
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,28
0,03
𝑅 = 109.333 Ω
2
Dik:
V= 3,19 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,19
0,06
𝑅 = 53.166667 Ω
2
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,28
0,03
𝑅 = 109.333 Ω
3
Dik:
V= 3,09 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,09
0,06
𝑅 = 51,5 Ω
3
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,03 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,26
0,03
𝑅 = 108.667 Ω
4
Dik:
V= 3,18 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,18
0,06
𝑅 = 53 Ω
4
Dik:
V= 3,26 V
I= 0,03 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,26
0,03
𝑅 = 108.667 Ω
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
5
Dik:
V= 3,16 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,16
0,06
𝑅 = 52,666667 Ω
5
Dik:
V= 3,28 V
I= 0,03 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
3,28
0,03
𝑅 = 109.333 Ω
No Resistor 50 Ω dan 6 volt No Resistor 100 Ω dan 6 volt
1
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.2
0.12
𝑅 = 51.666667 Ω
1
Dik:
V= 6,28 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.28
0.06
𝑅 = 104.667 Ω
2
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.2
0.12
𝑅 = 51.666667 Ω
2
Dik:
V= 6,29 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.29
0.06
𝑅 = 104.833 Ω
3
Dik:
V= 6.24 V
I= 0,12 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.24
0,12
𝑅 = 52 Ω
3
Dik:
V= 6,29 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.24
0.06
𝑅 = 104 Ω
4
Dik:
V= 6.23 V
I= 0,12 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.23
0,12
𝑅 = 51.916667 Ω
4
Dik:
V= 6,23 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.23
0.06
𝑅 = 103.833 Ω
5
Dik:
V= 6,2 V
I= 0,12 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.2
0.12
𝑅 = 51.666667 Ω
5
Dik:
V= 6,28 V
I= 0,06 A
Dit R?
𝑅 =
𝑉
𝐼
=
6.28
0.06
𝑅 = 104.667 Ω
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
No 𝑋̅ Resistor 50 Ω dan 3 volt No 𝑋̅ Resistor 100 Ω dan 3 volt
1
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
54.33 + 53.17 + 51.5 +
53 + 52.67
5
𝑅𝑋̅ =
264.67
5
𝑅𝑋̅̅̅̅ = 52.93 Ω
1
𝑅𝑋̅̅̅̅ =
𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
109.33 + 109.33 + 108.67
+108.67 + 109.33
5
𝑅𝑋̅ =
545.33
5
𝑅𝑋̅̅̅̅ = 109.067 Ω
No 𝑋̅ Resistor 50 Ω dan 6 volt No 𝑋̅ Resistor 100 Ω dan 6 volt
1
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
51.67 + 51.67 + 52 +
51.92 + 51.67
5
𝑅𝑋̅ =
258.92
5
𝑅𝑋̅̅̅̅ = 51.78 Ω
1
𝑅𝑋̅̅̅̅ =
𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5)
5
𝑅𝑋̅̅̅̅
=
104.67 + 104.83 + 104
+103.83 + 104.67
5
𝑅𝑋̅ =
522
5
𝑅𝑋̅̅̅̅ = 104.4 Ω
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum Hukum Ohm ini bagian satu ini, akan
membandingkan nilai resistor yang digunakan pada saat praktikum dengan
nilai resistor yang didapat dari hasil perhitungan dengan data yang diperoleh
yaitu berupa voltase dan kuat arus, kita dapat mencari atau menghitung
resistornya dengan rumus 𝑅 =
𝑉
𝐼
.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum ini
melakukan empat percobaan, percobaan yang pertama yaitu pengukuran
untuk tegangan 3 volt dengan menggunakan resistor 50 Ω. Didapat hasil
rerata hambatannya yaitu 52,93 Ω. Resistor yang mendekati nilai resistor
sebenarnya yaitu 50 Ω. Untuk mengatur kuat arus digunakan multimeter
yang dirangkai secara seri, sedangkan untuk tegangan dirangkai secara
pararel.
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Ketika catu daya dihubungkan kerangkaian melalui kabel
penghubung, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan, dan dapat
dilihat pada amperemeter dan voltmeter, yang dimana amperemeter
dirangkai secara seri. Dan voltmeter dirangkai secara pararel.
Berdasarkan bunyi Hukum ohm itu sendiri yang menyatakan bahwa
besar arus listrik yang mengalir pada saat melalui sebuah penghantar selalu
berbansing lurus dengan beda potential yang diterapkan kedapadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya. Jadi semakin kecil kuat arusnya
maka hambatan yang didapatkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan. Selain itu perbandingan
antara tegangan dengan kuat arus merupakan bilangan konstan. Pada hasil
perhitungan hambatan listrik yang didapat nilainya mendekati konstan. Hal
ini terjadi kemungkinan adanya hambatan yang terdapat pada dalam alat.
Kenapa saat kita melakukan percobaan ketika catu daya diputarkan
semisal keenam voltage dan hasil yang keluar dimultimeter itu lebih?
Karena fungsi dari catu daya adalah sebagai sumber dari tegangan arus itu
sendiri ketika selektor diputar kearah enam voltage maka hasilnya akan
lebih di multimeter karena didalam catu daya tersebut masih tersimpan arus
tegangannya, oleh karena itu ketika diputar kearah enam voltage akan lebih
hasilnya, dan hasilnya juga tidak jauh dengan nilai voltage tersebut.
Pada percobaan selanjutnya dengan menggunakan tegangan 3 volt
dan resistor 100 Ω. Didapatkan hasil rata-ratanya yaitu 109,067 Ω.
Percobaan kedua Hukum Ohm ini nilainya pada pengukuran tidak jauh
berbeda. Arus listrik yang dihasilkan sangat kecil sehingga nilai
hambatannya besar, tidak sesuai dengan nilai hambatannya yang diapakai
yaitu 100 Ω. Hal ini terjadi karena kemungkinan adanaya hambatan yang
terdapat pada dalam alat ini.
Begitupun sama dengan percobaan yang ketiga dan keempat, data
yang didapat tidak jauh berbeda dengan nilai hambatan sebenarnya.
Sehingga pada saat melakukan experiment semakin kecil arus yang didapat
maka semakin besar hambatannya, dan semakin besar arus yang didapatnya
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
maka semakin kecil hambatannya, artinya pada percobaan kali ini data yang
praktikan peroleh itu sesuai dengan Hukum Ohm. Praktikan dapat
menjalankan praktikum hingga akhir dengan sebaik-baiknya dengan
bimbingan ka Ayu.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 50 Ω sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 1! Kemukakanlah komentar/
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
Jawab:
Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah
sama semua yaitu sebesar 0,06 Ampere, tapi pada tegangan yang
didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna
untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya
juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik
terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 50 Ω.
2. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 100 Ω sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 2! Kemukakanlah komentar/
tanggapanmu terhadap grafik tersebut!
Jaawab:
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
1 2 3 4 5
Chart of Relantionship between V and I for 50 Ω
V (volt) I (Ampere)
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah
sama semua yaitu sebesar 0,03 Ampere, tapi pada tegangan yang
didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna
untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya
juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik
terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 100 Ω.
3. Apakah terdapat kecocokan antara nilai hambatan dari kedua resistor
yang sebenarnya dengan nilai perhitungan!
Jawab:
Berdasarkan dari data yang telah didapatkan adalah tidak ada kecocokan
nilai hambatan dari resistor 50 Ω pada tegangan 3 volt dan 6 volt.
Berdasarkan hasil percobaan adalah 52,93 Ω dan 51,78 Ω. Nilai
hambatan dari resistor 100 Ω pada tegangan 3 volt dan 6 volt
berdasarkan hasil percobaan adalah 109,067 Ω dan 104,4 Ω.
4. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan
nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resistor yang digunakan)!
Jawab:
Presentase nilai kesalahan pada percobaan pertama:
% π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = (
52.93 βˆ’ 50
50
) π‘₯ 100 % = 5,86 %
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
1 2 3 4 5
Chart of Relantionship Between V and I for 100Ω
V (volt) I (Ampere)
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Presentase nilai kesalahan pada percobaan kedua:
% π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = (
109,067 βˆ’ 100
100
) π‘₯ 100 % = 9.067 %
Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga:
% π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = (
51.78 βˆ’ 50
50
) π‘₯ 100 % = 3.56 %
Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga:
% π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = (
104.4 βˆ’ 100
100
) π‘₯ 100 % = 4.4 %
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang
berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakanlah pendapat anda tersebut.
Jawab:
Perbedaan yang diperoleh sesuai dengan teori yang berlaku yaitu
besarnya hambatan berbanding lurus dengan arus yang mengalir dan
besarnya tegangan mempengaruhi arus yang mengalir dan tidak
mempengaruhi besarnya hambatan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa: 
1. Tegangan berbanding lurus dengan kuat arus, semakin besar tegangan
maka semakin besar pula kuat kuat arus yang dihasilkan.
2. Arus, hambatan, dan tegangan pada suatu kawat penghantar saling
mempengaruhi.
3. Semakin besar resistansi nilai kuat arusnya semakin kecil.
4. Terdapat perbedaan nilai resistansi yang diperoleh saat praktikum dan
hasil perhitungan.
J. KOMENTAR
a. Sebelum praktikum dimulai pastikan alat-alat yang digunakan dalam
keadaan baik.
b. Mengecek kelengkapan alat dan bahan.
c. Mahasiswa harus memahami rangkaian baik itu disusun secara seri
maupun secara pararel pada praktikum Hukum Ohm.
K. DAFTAR PUSTAKA
RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD
Durbin, dkk. (2005). Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
Fredrick. (2006). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga.
Hayt, w. (1991). Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ishaq, M. (2007). Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rusdianto, E. (1999). Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektroknika.
Yogyakarta: Karusius.
Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan
Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika.
Tripler, P. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
L. LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
Β 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
Β 
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)MayangPuspita2
Β 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredamAris Widodo
Β 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Sulistiyo Wibowo
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
Β 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2radar radius
Β 
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1Muhammad Ananta Buana Burhan
Β 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Erva Eriezt
Β 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXSulistiyo Wibowo
Β 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGsumiati25
Β 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
Β 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Rezki Amaliah
Β 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGAstari Sari
Β 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordNurochmah Nurdin
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
Β 

What's hot (20)

Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Β 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Β 
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Materi Rangkaian Arus Bolak - Balik (AC) lengkap (kelas 12 SMA)
Β 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
Β 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Β 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
Β 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Β 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
Β 
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1
X MIA 5 Proyek Kerja Fisika (Elastisitas pegas) by Kelompok 1
Β 
Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014Efek hall ugm2014
Efek hall ugm2014
Β 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IXRangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Rangkuman materi Fisika SMP kelas IX
Β 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
Β 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Β 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
Β 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Β 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Β 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
Β 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Β 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Β 

Similar to HUKUM OHM

2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rspumammuhammad27
Β 
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdfNOVALREFANGGI
Β 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelAnnisa Icha
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm iiumammuhammad27
Β 
praktikum dasar elektro
praktikum dasar elektropraktikum dasar elektro
praktikum dasar elektrowesnu prajati
Β 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaRiyanAdita
Β 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docxIjhanShabrIe
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohmyudhodanto
Β 
Arus dan Resistansi
Arus dan ResistansiArus dan Resistansi
Arus dan ResistansiLa Ode Asmin
Β 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Niko Kusuma
Β 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikSugiarti ELfishy
Β 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Maulitsa Putriyono
Β 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
Β 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelAris Widodo
Β 
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdf
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdfMODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdf
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdfMelatikalelena
Β 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamismuhaiminfaris
Β 
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayamagdalena praharani
Β 

Similar to HUKUM OHM (20)

2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
Β 
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
Β 
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri ParalelLaporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Laporan Praktikum Rangkaian Seri Paralel
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
Β 
praktikum dasar elektro
praktikum dasar elektropraktikum dasar elektro
praktikum dasar elektro
Β 
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipaKamis indra samsudin fis xii mipa
Kamis indra samsudin fis xii mipa
Β 
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika  kelas XII KD. 3.1.docxmateri Fisika  kelas XII KD. 3.1.docx
materi Fisika kelas XII KD. 3.1.docx
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
Β 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
Β 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
Β 
Arus dan Resistansi
Arus dan ResistansiArus dan Resistansi
Arus dan Resistansi
Β 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Β 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrik
Β 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Β 
Soal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-finalSoal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-final
Β 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Β 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Β 
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdf
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdfMODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdf
MODUL RANGKAIAN LISTRIK.pdf
Β 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
Β 
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, dayaarus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
arus listrik, hukum ohm, rangkaian hambatan, energi listrik, daya
Β 

More from umammuhammad27

Space and astronomy science resume
Space and astronomy science resumeSpace and astronomy science resume
Space and astronomy science resumeumammuhammad27
Β 
Simple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandulSimple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandulumammuhammad27
Β 
Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)umammuhammad27
Β 
Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirumammuhammad27
Β 
Cinetic and static friction styles
Cinetic and static friction stylesCinetic and static friction styles
Cinetic and static friction stylesumammuhammad27
Β 
Basic measurement
Basic measurementBasic measurement
Basic measurementumammuhammad27
Β 
Wheatstone bridge
Wheatstone bridgeWheatstone bridge
Wheatstone bridgeumammuhammad27
Β 
Simple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibelSimple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibelumammuhammad27
Β 
Light emitting diode
Light emitting diodeLight emitting diode
Light emitting diodeumammuhammad27
Β 

More from umammuhammad27 (20)

Space and astronomy science resume
Space and astronomy science resumeSpace and astronomy science resume
Space and astronomy science resume
Β 
Simple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandulSimple harmonic movement in bandul
Simple harmonic movement in bandul
Β 
Resistor
ResistorResistor
Resistor
Β 
Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)Rc range (resistor with capacitor)
Rc range (resistor with capacitor)
Β 
Ohm law i
Ohm law iOhm law i
Ohm law i
Β 
Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntir
Β 
Magnetic field
Magnetic fieldMagnetic field
Magnetic field
Β 
Cinetic and static friction styles
Cinetic and static friction stylesCinetic and static friction styles
Cinetic and static friction styles
Β 
Capacitors
CapacitorsCapacitors
Capacitors
Β 
Calorimeter
CalorimeterCalorimeter
Calorimeter
Β 
Basic measurement
Basic measurementBasic measurement
Basic measurement
Β 
Atwood aircraft
Atwood aircraftAtwood aircraft
Atwood aircraft
Β 
Wheatstone bridge
Wheatstone bridgeWheatstone bridge
Wheatstone bridge
Β 
Simple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibelSimple harmonic movement in bandul reversibel
Simple harmonic movement in bandul reversibel
Β 
Project board
Project boardProject board
Project board
Β 
Power supply
Power supplyPower supply
Power supply
Β 
Ohm law ii
Ohm law iiOhm law ii
Ohm law ii
Β 
Multimeter
MultimeterMultimeter
Multimeter
Β 
Moment inertia
Moment inertiaMoment inertia
Moment inertia
Β 
Light emitting diode
Light emitting diodeLight emitting diode
Light emitting diode
Β 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
Β 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
Β 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
Β 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
Β 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
Β 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Β 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
Β 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
Β 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
Β 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
Β 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Β 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Β 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
Β 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
Β 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Β 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
Β 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Β 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
Β 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Β 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Β 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Β 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Β 

HUKUM OHM

  • 1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II β€œHUKUM OHM I” TANGGAL PENGUMPULAN : 7th of March 2018 M TANGGAL PRAKTIKUM : 12th of March 2018 M WAKTU PRAKTIKUM : 11.30-selesai WIB NAMA : Utut Muhammad NIM : 11170163000059 KELOMPOK / KLOTER : Satu/ 1 (SATU) NAMA : 1. Rizki Choril. F (11170163000047) KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
  • 2. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD β€œHUKUM OHM I” TUGAS AKHIR PRAKTIKUM A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Dapat menentukan hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik yang mengalir pada suatu kawat penghantar. 2. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian seri dan pararel. 3. Untuk mengatahui hubungan voltmeter dan amperemeter pada rangkaian seri dan pararel. 4. Dapat mengatahui hubungan antara tegangan dan arus listrik dengan harga berbagai resistor. B. DASAR TEORI Untuk mengahsilkan arus listrik pada rangkaian. Dibutuhkan beda potential. Salah satu cara untuk menghasilkan beda potential yaitu dengan baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potential V yang diberikan ke ujung-ujungnya. Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan. Tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan, makin kecil arus utnuk suatu tegangan V. Jadi, hambatan di definisikan arus berbangding terbalik dengan hambatan (𝐼 = 𝑉 𝑅 ), dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potential yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan (𝑉 = 𝐼 π‘₯ 𝑅), dan dikenal sebagai Hukum Ohm. (Giancoli, 2001: 67-68) Berdasarkan Hukum Ohm I didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan didalam rangkaian dilewati kuat arus I amper dengan beda potential. Hambatan yakni perbandingan antara beda potential dan kuat arus listrik. Jadi besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi tegangan dan
  • 3. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD kuat arus, tetapi dipengaruhi panjang kawat, luas penampang dan jenis bahan (Resistansi). (Tripler, Paul A, 1991: 89) Hukum Ohm menyatakan bahwa tagangan pada aterminal-terminal material penghantar berbanding lurus dengan arus yang mengalir ini, secara matematis dapat dirumuskan: 𝑉 = 𝐼𝑅, dimana konstanta R disebut resistansi. Satuan untuk resistansi yaitu Ohm, yaitu (𝐼 = 𝑉 𝑅 ), dan biasa disingkat dengan huruf besar omega. (Durbin, 2005: 245) Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu yang diperlukn jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir. (Hayt, 1995: 325) Dari persamaan Hukum Ohm diatas kemudian disketsa dalam grafik hasilnya berupa garis lurus dengan gradien menunjukkan nilai R. Sifat material yang menunjukkan kurva V-I berbentuk garis lurus disebut material Ohmik. (Ishaq, 2007: 74) Bahan-bahan yang mentaati Hukum Ohm disebabkan sebagai bahan yang bersifat Ohmik. Dari eksperimen, ditemukan bahwa tidak semua memiliki sifat ini. Bahan-bahan dan perangkat-perangkat yang tidak mentaati Hukum Ohm dikatakan bersifat non Ohmik. (Jewwet, 2010: 365) Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri yang dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan yang dihubungkan ke ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu. Diberlakukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. (Rusdianto, 1999: 19)
  • 4. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Hukum Ohm pada mulanya terdiri dari dua bagian. Bagian pertamanya adalah hanya merumuskan persamaan hambatan 𝑉 = 𝐼 π‘₯ 𝑅. Kita sering sekali merujuk pada persamaan ini sebagai Hukum Ohm. Akan tetapi Hukum Ohm juga mengatakan bahwa R adalah sebuah konstanta yang independen terhadap V dan I. (Fredrick, 2006: 185) C. ALAT dan BAHAN NO GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN 1 Catu Daya 2 Multimeter Digital 3 Saklar satu pole satu jalur 4 Kabel Penguhubung 5 Resistor 50 Ohm 5 watt
  • 5. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 6 Resistor 100 Ohm 5 watt D. LANGKAH KERJA NO GAMBAR LANGKAH KERJA 1 Siapkan alat dan bahan 2 Hubungkan Catu daya positif kesaklar dengan kabel penghubung. 3 Ambil Kabel penghubung dan hubungkan ke saklar 4 Hubungkan resistor dengan multimeter secara seri untuk mengukur kuat arus (atur multimeter 20πœ‡π΄ 5 Pararelkan kabel pada resistor ke multimeter untuk mengecek tegangan arus 20V di multimeter
  • 6. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 6 Sambungkan multimeter seri ke catudaya (-). Ulangi langkah untuk resistor 100Ω dan 50Ω. Serta tegangan 6V dan 3V secara bergantian. E. DATA PERCOBAAN Percobaan I Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 3 volt No V (volt) I (Ampere) R (Ohm) 1 3,26 0,06 54,333333 2 3,19 0,06 53,166667 3 3,09 0,06 51,5 4 3,18 0,06 53 5 3,16 0,06 52,666667 Rata-rata 52,933333 Percobaan II Pegukuran untuk Resistor 100 Ω dengan 3 volt No V (volt) I (Ampere) R (Ohm) 1 3,28 0,03 109,333 2 3,28 0,03 109,333 3 3,26 0,03 108,667 4 3,26 0,03 108,667 5 3,28 0,03 109,333 Rata-rata 109,067 Percobaan III Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 6 volt No V (volt) I (Ampere) R (Ohm) 1 6,2 0,12 51,666667 2 6,2 0,12 51,666667 3 6,24 0,12 52 4 6,23 0,12 51,916667 5 6,2 0,12 51,666667 Rata-rata 51,783333
  • 7. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Percobaan III Pegukuran untuk Resistor 50 Ω dengan 6 volt No V (volt) I (Ampere) R (Ohm) 1 6,28 0,06 104,667 2 6,29 0,06 104,833 3 6,24 0,06 104 4 6,23 0,06 103,833 5 6,28 0,06 104,667 Rata-rata 104,4 F. PENGOLAHAN DATA No Resistor 50 Ω dan 3 volt No Resistor 100 Ω dan 3 volt 1 Dik: V= 3,26 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,26 0,06 𝑅 = 54.333333 Ω 1 Dik: V= 3,28 V I= 0,03 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,28 0,03 𝑅 = 109.333 Ω 2 Dik: V= 3,19 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,19 0,06 𝑅 = 53.166667 Ω 2 Dik: V= 3,28 V I= 0,03 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,28 0,03 𝑅 = 109.333 Ω 3 Dik: V= 3,09 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,09 0,06 𝑅 = 51,5 Ω 3 Dik: V= 3,26 V I= 0,03 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,26 0,03 𝑅 = 108.667 Ω 4 Dik: V= 3,18 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,18 0,06 𝑅 = 53 Ω 4 Dik: V= 3,26 V I= 0,03 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,26 0,03 𝑅 = 108.667 Ω
  • 8. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD 5 Dik: V= 3,16 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,16 0,06 𝑅 = 52,666667 Ω 5 Dik: V= 3,28 V I= 0,03 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 3,28 0,03 𝑅 = 109.333 Ω No Resistor 50 Ω dan 6 volt No Resistor 100 Ω dan 6 volt 1 Dik: V= 6,2 V I= 0,12 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.2 0.12 𝑅 = 51.666667 Ω 1 Dik: V= 6,28 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.28 0.06 𝑅 = 104.667 Ω 2 Dik: V= 6,2 V I= 0,12 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.2 0.12 𝑅 = 51.666667 Ω 2 Dik: V= 6,29 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.29 0.06 𝑅 = 104.833 Ω 3 Dik: V= 6.24 V I= 0,12 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.24 0,12 𝑅 = 52 Ω 3 Dik: V= 6,29 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.24 0.06 𝑅 = 104 Ω 4 Dik: V= 6.23 V I= 0,12 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.23 0,12 𝑅 = 51.916667 Ω 4 Dik: V= 6,23 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.23 0.06 𝑅 = 103.833 Ω 5 Dik: V= 6,2 V I= 0,12 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.2 0.12 𝑅 = 51.666667 Ω 5 Dik: V= 6,28 V I= 0,06 A Dit R? 𝑅 = 𝑉 𝐼 = 6.28 0.06 𝑅 = 104.667 Ω
  • 9. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD No 𝑋̅ Resistor 50 Ω dan 3 volt No 𝑋̅ Resistor 100 Ω dan 3 volt 1 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5) 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 54.33 + 53.17 + 51.5 + 53 + 52.67 5 𝑅𝑋̅ = 264.67 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 52.93 Ω 1 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5) 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 109.33 + 109.33 + 108.67 +108.67 + 109.33 5 𝑅𝑋̅ = 545.33 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 109.067 Ω No 𝑋̅ Resistor 50 Ω dan 6 volt No 𝑋̅ Resistor 100 Ω dan 6 volt 1 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5) 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 51.67 + 51.67 + 52 + 51.92 + 51.67 5 𝑅𝑋̅ = 258.92 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 51.78 Ω 1 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 𝑅(1 + 2 + 3 + 4 + 5) 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 104.67 + 104.83 + 104 +103.83 + 104.67 5 𝑅𝑋̅ = 522 5 𝑅𝑋̅̅̅̅ = 104.4 Ω G. PEMBAHASAN Pada praktikum Hukum Ohm ini bagian satu ini, akan membandingkan nilai resistor yang digunakan pada saat praktikum dengan nilai resistor yang didapat dari hasil perhitungan dengan data yang diperoleh yaitu berupa voltase dan kuat arus, kita dapat mencari atau menghitung resistornya dengan rumus 𝑅 = 𝑉 𝐼 . Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum ini melakukan empat percobaan, percobaan yang pertama yaitu pengukuran untuk tegangan 3 volt dengan menggunakan resistor 50 Ω. Didapat hasil rerata hambatannya yaitu 52,93 Ω. Resistor yang mendekati nilai resistor sebenarnya yaitu 50 Ω. Untuk mengatur kuat arus digunakan multimeter yang dirangkai secara seri, sedangkan untuk tegangan dirangkai secara pararel.
  • 10. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Ketika catu daya dihubungkan kerangkaian melalui kabel penghubung, maka didapatkan nilai kuat arus dan tegangan, dan dapat dilihat pada amperemeter dan voltmeter, yang dimana amperemeter dirangkai secara seri. Dan voltmeter dirangkai secara pararel. Berdasarkan bunyi Hukum ohm itu sendiri yang menyatakan bahwa besar arus listrik yang mengalir pada saat melalui sebuah penghantar selalu berbansing lurus dengan beda potential yang diterapkan kedapadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Jadi semakin kecil kuat arusnya maka hambatan yang didapatkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan. Selain itu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan bilangan konstan. Pada hasil perhitungan hambatan listrik yang didapat nilainya mendekati konstan. Hal ini terjadi kemungkinan adanya hambatan yang terdapat pada dalam alat. Kenapa saat kita melakukan percobaan ketika catu daya diputarkan semisal keenam voltage dan hasil yang keluar dimultimeter itu lebih? Karena fungsi dari catu daya adalah sebagai sumber dari tegangan arus itu sendiri ketika selektor diputar kearah enam voltage maka hasilnya akan lebih di multimeter karena didalam catu daya tersebut masih tersimpan arus tegangannya, oleh karena itu ketika diputar kearah enam voltage akan lebih hasilnya, dan hasilnya juga tidak jauh dengan nilai voltage tersebut. Pada percobaan selanjutnya dengan menggunakan tegangan 3 volt dan resistor 100 Ω. Didapatkan hasil rata-ratanya yaitu 109,067 Ω. Percobaan kedua Hukum Ohm ini nilainya pada pengukuran tidak jauh berbeda. Arus listrik yang dihasilkan sangat kecil sehingga nilai hambatannya besar, tidak sesuai dengan nilai hambatannya yang diapakai yaitu 100 Ω. Hal ini terjadi karena kemungkinan adanaya hambatan yang terdapat pada dalam alat ini. Begitupun sama dengan percobaan yang ketiga dan keempat, data yang didapat tidak jauh berbeda dengan nilai hambatan sebenarnya. Sehingga pada saat melakukan experiment semakin kecil arus yang didapat maka semakin besar hambatannya, dan semakin besar arus yang didapatnya
  • 11. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD maka semakin kecil hambatannya, artinya pada percobaan kali ini data yang praktikan peroleh itu sesuai dengan Hukum Ohm. Praktikan dapat menjalankan praktikum hingga akhir dengan sebaik-baiknya dengan bimbingan ka Ayu. H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM 1. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 50 Ω sesuai dengan data yang diperoleh pada tabel 1! Kemukakanlah komentar/ tanggapanmu terhadap grafik tersebut! Jawab: Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah sama semua yaitu sebesar 0,06 Ampere, tapi pada tegangan yang didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 50 Ω. 2. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 100 Ω sesuai dengan data yang diperoleh pada tabel 2! Kemukakanlah komentar/ tanggapanmu terhadap grafik tersebut! Jaawab: 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 2 3 4 5 Chart of Relantionship between V and I for 50 Ω V (volt) I (Ampere)
  • 12. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Tanggapan saya adalah : arus yang terdapat pada grafik diatas adalah sama semua yaitu sebesar 0,03 Ampere, tapi pada tegangan yang didapatkan berbeda, dilakukan percobaan sebanyak lima kali guna untuk mendapatkan nilai yang sedekat dengan nilai. Hasil hambatannya juga berbeda dari tiap masing-masing tegangannya, tapi dari grafik terbut tidak melebihi dengan jumlah nilai resistor aslinya yaitu 100 Ω. 3. Apakah terdapat kecocokan antara nilai hambatan dari kedua resistor yang sebenarnya dengan nilai perhitungan! Jawab: Berdasarkan dari data yang telah didapatkan adalah tidak ada kecocokan nilai hambatan dari resistor 50 Ω pada tegangan 3 volt dan 6 volt. Berdasarkan hasil percobaan adalah 52,93 Ω dan 51,78 Ω. Nilai hambatan dari resistor 100 Ω pada tegangan 3 volt dan 6 volt berdasarkan hasil percobaan adalah 109,067 Ω dan 104,4 Ω. 4. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resistor yang digunakan)! Jawab: Presentase nilai kesalahan pada percobaan pertama: % π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = ( 52.93 βˆ’ 50 50 ) π‘₯ 100 % = 5,86 % 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 1 2 3 4 5 Chart of Relantionship Between V and I for 100Ω V (volt) I (Ampere)
  • 13. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Presentase nilai kesalahan pada percobaan kedua: % π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = ( 109,067 βˆ’ 100 100 ) π‘₯ 100 % = 9.067 % Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga: % π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = ( 51.78 βˆ’ 50 50 ) π‘₯ 100 % = 3.56 % Presentase nilai kesalahan pada percobaan ketiga: % π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = ( 104.4 βˆ’ 100 100 ) π‘₯ 100 % = 4.4 % 5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakanlah pendapat anda tersebut. Jawab: Perbedaan yang diperoleh sesuai dengan teori yang berlaku yaitu besarnya hambatan berbanding lurus dengan arus yang mengalir dan besarnya tegangan mempengaruhi arus yang mengalir dan tidak mempengaruhi besarnya hambatan. I. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa: 1. Tegangan berbanding lurus dengan kuat arus, semakin besar tegangan maka semakin besar pula kuat kuat arus yang dihasilkan. 2. Arus, hambatan, dan tegangan pada suatu kawat penghantar saling mempengaruhi. 3. Semakin besar resistansi nilai kuat arusnya semakin kecil. 4. Terdapat perbedaan nilai resistansi yang diperoleh saat praktikum dan hasil perhitungan. J. KOMENTAR a. Sebelum praktikum dimulai pastikan alat-alat yang digunakan dalam keadaan baik. b. Mengecek kelengkapan alat dan bahan. c. Mahasiswa harus memahami rangkaian baik itu disusun secara seri maupun secara pararel pada praktikum Hukum Ohm. K. DAFTAR PUSTAKA
  • 14. RANGKAIAN SERI PARAREL UTUT MUHAMMAD Durbin, dkk. (2005). Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga Fredrick. (2006). Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga Giancoli, D. C. (2014). Fisika Dasar Jilid 7 Edisi ke Tujuh. Jakarta: Erlangga. Hayt, w. (1991). Rangkaian Listrik Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga. Ishaq, M. (2007). Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetisme. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rusdianto, E. (1999). Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektroknika. Yogyakarta: Karusius. Serway, Raymond A. Dan John W. Jewett (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid. Jakarta: Salmeba Teknika. Tripler, P. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga L. LAMPIRAN