SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-52
Abstrak—Sintesis Barium M-Heksaferrit (BaFe11,4Zn0,6O19)
doping ion Zn telah dilakukan dengan metode
kopresipitasi. Bahan yang digunakan dalam sintesis yaitu
BaCO3, FeCl3.6H2O dan ion Zn. Dalam penelitian ini
digunakan variasi suhu kalsinasi pada temperatur rendah
yaitu 80o
C, 150o
C, 200o
C dan 280o
C selama 4 jam. Hasil
sintesis dikarakterisasi dengan DSC-TGA (Diffeential
Scanning Calorimetry – Thermogravimetric), XRD (X-ray
Difraction), SEM (Scanning Electron Microscopy) dan
VSM (Vibrating Sample Magnetometer). Barium M-
Heksaferrit terbentuk pada temperatur 150o
C sebesar
72,54% dan mempunyai ukuran partikel sebesar 0,5μm.
Kurva histerisis menunjukkan telah terbentuk softmagnetic
dengan magnetisasi remanensi (Mr) sebesar 0,01 emu/gr,
medan koersivitas (Hc) sebesar 0,00825 Tesla dan
mempunyai magnetisasi tertinggi terjadi ketika medan
koersivitas (Hc) sebesar 1 Tesla dengan magnetisasi sebesar
0,55 emu/gr.
Kata Kunci— barium m-heksaferrit, kopresipitasi,
softmagnetik variasi temperatur rendah.
I. PENDAHULUAN
ARIUM M-HEKSAFERRIT merupakan magnet
keramik yang banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi. Ketersediaan bahan baku Barium Heksaferrit
relatif murah dan pembuatannya relatif mudah. Barium
Heksaferrit dapat disintesis dengan beberapa metode
seperti kristalisasi gas, presipitasi hidrotermal, sol-gel,
aerosol, pemanduan mekanik dan kopresipitasi. Salah
satu aplikasi Barium Heksaferrit yaitu dapat digunakan
sebagai bahan pembuat material anti radar / RAM
(Radar Absorbing Material).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah
disintesis material Barium Heksaferrit dengan berbagai
metode dan tinjauan yang berbeda. Pada penelitian
sebelumnya telah berhasil mensintesis Barium
Heksaferrit dengan metode kopresipitasi pada variasi
konsentrasi ion doping Zn dan menghasilkan prosentase
Barium Heksaferrit (BaFe12-xZnxO19) terbesar pada
konsentrasi x = 0,6 dengan temperatur kalsinasi 100o
C
[1], serta pada Barium Heksaferrit (BaFe12-2xCoxZnxO19)
dengan metode kopresipitasi pada variasi konsentrasi ion
doping Co/Zn dan menghasilkan prosentase Barium
Heksaferrit terbesar pada konsentrasi x = 0,4 dengan
temperatur kalsinasi 270o
C dan substitusi ion doping
tersebut tidak merubah struktur kristal Barium
Heksaferrit [2]. Pada penelitian yang lain, telah berhasil
mensintesis Barium Heksaferrit (BaFe12-2xCoxZnxO19)
dengan metode kopresipitasi pada variasi konsentrasi ion
doping Co/Zn dan menghasilkan prosentase Barium
Heksaferrit terbesar 83,19% pada konsentrasi x = 0,4
dengan temperatur kalsinasi 270o
C yang mempunyai
nilai koersivitas (Hc)sebesar 0,02 T dan magnetisasi
remanensi sebesar 0,5 emu/gr [3].
Barium M-Heksaferrit (BaFe12O19) dikenal
sebagai magnet permanen dengan struktur heksagonal
yang sesuai dengan space group P 63/mmc
(Smith,1959). Struktur BaFe12O19 memanjang ke arah
sumbu z karena berisi 64 atom dengan a=b=5,89 Ådan
c=23,2Å. Ion-ion Ba+2
dan O-2
memiliki ukuran atom
yang hampir sama yaitu Ba+2
= 0,135 dan O-2
= 0,138,
keduanya bersifat non magnetik. Sedangkan ion Fe+3
bersifat magnet dengan jari-jari ionik 0,064 dan ion Fe+2
memiliki jari-jari ionik 0,074 yang menempati posisi
intertisi [4].
Pada penelitian ini akan disintesis serbuk Barium
Heksaferrit (BaFe12-2xZnxO19) ditinjau dari sifat
magnetnya dengan memvariasikan temperatur rendah.
Sintesis dilakukan dengan metode kopresipitasi dan
dengan mendoping ion Zn pada variabel x = 0,6. Serbuk
Barium M-Heksaferrit nantinya akan dikarakterisasi
dengan SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy)
untuk mengetahui morfologi sampel dan VSM (Vibrating
Sample Magnetometer) untuk mengetahui sifat
kemagnetannya. Untuk mengidentifikasi fasa yang
terbentuk digunakan XRD (X-Ray Diffractometer) dan
digunakan uji DSC/TGA (Differential Scanning
Calorimetr/ Thermogravimetric Analyzer) untuk
mengetahui heat flow dari material. Diharapkan dalam
penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam
penelitian tentang Barium Heksaferrit dan juga dalam
pengembangan material antiradar dan aplikasi lainnya.
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Serbuk Barium M-Heksaferrit dibuat dengan metode
kopresipitasi. Bahan dasar yang digunakan yaitu Barium
karbonat (BaCO3), Iron (III) Cloride Hexahidrate
(FeCl3.H2O), serbuk Zn, HCl 12,063M, NH4OH 6,5M
dan aquades.
Sintesis serbuk Barium M-Heksaferrit dengan
Sintesis dan Karakterisasi Sifat Magnetik Serbuk
Barium M-Heksaferrit dengan Doping Ion Zn pada
Variasi Temperatur Rendah
Ariza Noly Kosasih dan M. Zainuri
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: zainuri@physics.its.ac.id
B
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-53
menggunakan konsentrasi perhitungan variabel x = 0,6
pada BaFe12-xZnxO19. Langkah pertama, melarutkan
BaCO3, Zn dan FeCl3.H2O dalam HCl. Larutan di aduk
dengan magnetik stirrer hingga homogen dan berwarna
orange kecoklatan kemudian larutan diendapkan dengan
NH4OH hingga berbentuk seperti pasta. Larutan
dibiarkan mengendapkan dan disaring hingga pH = 7.
Proses sintesis Barium M-Heksaferrit doping Zn dengan
metode kopresipitasi yang ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Proses sintesis prekursor serbuk Barium M-Heksaferrit (a)
larutan HCl; (b) serbuk Zn dan BaCO3 dalam larutan HCl; (c) serbuk
Zn dan BaCO3 yang tercampur homogen; (d) serbuk Zn, BaCO3 dan
larutan FeCl3.H2O dalam larutan HCl; (e) pembilasan dengan
aquades; (f) penyaringan dengan kertas saring; (g) serbuk prekursor
Barium M-Heksaferrit.
Material hasil endapan kemudian didrying pada
temperatur 80o
C selama 4 jam, kemudian dihaluskan
dengan cawan mortar. Prekursor dikarakterisasi dengan
uji DSC/TGA untuk mengetahui temperatur terjadinya
perubahan fasa kemudian sampel di kalsinasi pada
variasi temperatur rendah yaitu 80o
C, 150o
C, 200o
C dan
280o
C selama 4 jam. Kemudian untuk mengidentifikasi
fasa yang terbentuk dilakukan XRD, data hasil XRD
dianalisis dengan software Ekspert High Score Plus
(HSP). Kemudian diuji SEM-EDX (Scanning Electron
Microscope-Energy Dispersive X-Ray) untuk mengetahui
mikrosrtukturnya dan untuk mengetahui sifat
kemagnetannya digunakan VSM (Vibrating Sample
Magnetometer).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakterisasi Transformasi Fasa
Fenomena transformasi fasa dapat diidentifikasi
menggunakan DSC/TGA (Differential Scanning
Calorimetr/ Thermogravimetric Analyze). Dengan
DSC/TGA dapat melihat heat flow dan penurunan massa
dari tinjauan thermal. Selain itu dari data DSC dapat
melihat kapan terjadi transformasi fasa dari gejala reaksi
eksotermik dan reaksi endotermik. Pada gambar 2
menunjukkan adanya reaksi eksotermik dan reaksi
endotermik. Pada temperatur 80o
C menunjukkan adanya
reaksi endotermik, dan temperatur 150o
C, 200o
C dan
280o
C menunjukkan adanya reaksi eksotermik.
Temperatur tersebut diidentifikasi adanya perubahan
fasa. Berikut ini data yang diperoleh dari pengujian
DSC/TGA pada gambar 2.
Gambar 2. Kurva DSC/TGA prekursor Barium M-Heksaferrit
B. Identifikasi Fasa Barium M-Heksaferrit
Berdasarkan temperatur kalsinasi sesuai dengan
pengujian DSC/TGA dapat ditindaklanjuti dengan
pengujian XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk
pada temperatur kalsinasi tersebut. Pola difraksi yang
diperoleh dianalisa dengan menggunakan software
Ekspert High Score Plus (HSP). Pola difraksi yang
terbentuk bisa dilihat dari gambar 3 sebagai berikut.
Gambar 3. Pola difraksi pada prekursor, temperatur kalsinasi 80o
C,
150o
C, 200o
C dan 280o
C
Tabel 1. Persentase fraksi volume serbuk Barium
M-Heksaferrit dengan menggunakan software HSP
Perlakuan BaM (%) Hematit (%) Fasa Lain (%)
Prekursor 23,36 76,64 0
80C 26,97 38,37 34,65
150C 72,54 8,96 18,49
200C 28,98 71,02 0
280C 0 100 0
80o
C 150o
C
200o
C
280o
C
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-54
C. Analisis Mikrostruktur
Analisa mikrostruktur serbuk Barium M-Heksaferrit
menggunakan pengujian SEM (Scanning Electron
Microscopy) adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui morfologi atau struktur mikro permukaan
dari zat padat. Alat ini dilengkapi dengan detektor
dispersi energi (EDX) sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui komposisi elemen-elemen pada sampel yang
dianalisis. Adapun tujuan SEM-EDX dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui kegradulaan struktur mikro
dan komposisi unsur dalam serbuk Barium M-
Heksaferrit doping ion
Gambar 4. Morfologi serbuk Barium M-Heksaferrit pada pemanasan
150o
C
Hasil SEM pada gambar di atas terlihat bahwa ukuran
partikel dalam serbuk Barium M-Heksaferrit berukuran
mikrometer, yaitu sebesar 0,5 μm.
Tabel 2. Wt% dan At% serbuk Barium M-Heksaferrit
D. Analisa Sifat Kemagnetan Barium M-Heksaferrit
Sifat kemagnetan Barium M-Heksaferrit dapat
diidentifikasi dengan pengujian VSM (Vibrating Sample
Magnetometer). Besarnya sifat magnet suatu bahan dapat
diketahui melalui kurva histerisis , dari kurva histerisis
tersebut dapat diketahui magnetisasi remanensi (Mr) dan
medan koersivitas (Hc). Pada pengujian ini
menggunakan besar magnetisasi sebesar 1 gauss
sehingga tidak mampu untuk mengetahui magnetisasi
saturasi (Ms) sampel. Pada kurva histerisis berikut juga
dapat diketahui magnetisasi tertingginya. Berikut adalah
kurva histerisis pada prekursor, temperatur kalsinasi
80o
C, 150o
C, 200o
C dan 280o
C.
Gambar 5. Kurva histerisis serbuk Barium M-Heksaferrit pada
temperatur 80o
C, 150o
C, 200o
C dan 280o
C
Tabel 3. Perbedaan sifat magnetik yang ditinjau dari
kurva histerisis
JENIS Mr
(emu/gr)
Hc (Tesla) Mmax(emu/gr)
Prekursor 0,005 0,013 0,4
80o
C 0,01 0,011 0,49
150o
C 0,01 0,008 0,55
200o
C` 0,01 0,011 0,5
280o
C 0,012 0,023 0,53
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Temperatur kalsinasi sangat berpengaruh
terhadap pembentukan serbuk Barium M-Heksaferrit
yang disintesis dengan metode kopresipitasi dan
diperoleh fraksi volume terbesar fasa Barium M-
Heksaferrit yaitu pada temperatur kalsinasi 150o
C
sebesar 72,54%. Tersubstitusinya ion Zn pada serbuk
Barium M-heksaferrit mempengaruhi sifat magnetik
bahan. Kurva histerisis bahan serbuk Barium M-
Heksaferrit dengan temperatur kalsinasi 150o
C,
menunjukkan sifat softmagnetic dengan magnetisasi
remanensi (Mr) sebesar 0,01 emu/gr, medan koersivitas
(Hc) sebesar 0,00825 Tesla dan mempunyai magnetisasi
tertinggi terjadi ketika medan koersivitas (Hc) sebesar 1
Tesla dengan magnetisasi sebesar 0,55 emu/gr.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Dian Yuliana, “Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap
Pembentukan Struktur Kristal Barium M-Heksaferrit
Tersubstitusi Ion Dopan Zn,” Tesis, Jurusan Fisika, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2011).
[2]Dwi Pangga. 2011. Pengaruh substitusi Ion Dopan Co/Zn
Terhadap Struktur Kristal Barium M-Heksaferrit (BaFe12O19).
Tesis, Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya (2011).
[3]Linda S, “Pengaruh Ion Doping Co/Zn Terhadap Sifat
Kemagnetan Barium M-Heksaferrit BaFe12-2xCoxZnxO19,” Tugas
Akhir, Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya (2011).
[4]Lawrence Van Vlack, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa
Material, Jakarta: Erlangga (2004).

More Related Content

What's hot

Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAfifah Sjahbandi
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiFirda Shabrina
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriFransiska Puteri
 

What's hot (9)

Analisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganikAnalisis kualitatif zat anorganik
Analisis kualitatif zat anorganik
 
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energiLaporan praktikum kimia - materi dan energi
Laporan praktikum kimia - materi dan energi
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Analisa gravimetri1
Analisa gravimetri1Analisa gravimetri1
Analisa gravimetri1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
gravimetri
gravimetrigravimetri
gravimetri
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 

Viewers also liked

family sysytem_in_islam
family sysytem_in_islamfamily sysytem_in_islam
family sysytem_in_islammr_haryono
 
Individual learning space
Individual learning spaceIndividual learning space
Individual learning spaceerin291
 
Data mining and warehousing qb
Data mining and warehousing   qbData mining and warehousing   qb
Data mining and warehousing qbaniprahal
 
Essential Content Types
Essential Content TypesEssential Content Types
Essential Content TypesChris Beckett
 
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kita
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kitaInilah proses kematian dan hancurnya tubuh kita
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kitamr_haryono
 
40 cara menyelesaikan masalah
40 cara menyelesaikan masalah40 cara menyelesaikan masalah
40 cara menyelesaikan masalahmr_haryono
 
ηλιακό σύστημα πλανήτες
ηλιακό σύστημα   πλανήτεςηλιακό σύστημα   πλανήτες
ηλιακό σύστημα πλανήτεςPanos Perros
 
επεξεργασια του αργου πετρελαιου
επεξεργασια του αργου πετρελαιουεπεξεργασια του αργου πετρελαιου
επεξεργασια του αργου πετρελαιουPanos Perros
 
Understanding and programming the SharePoint REST API
Understanding and programming the SharePoint REST APIUnderstanding and programming the SharePoint REST API
Understanding and programming the SharePoint REST APIChris Beckett
 
African lion presentation
African lion presentationAfrican lion presentation
African lion presentationDarwesh Murad
 
Industrial plasma engineering vol 1
Industrial plasma engineering vol 1Industrial plasma engineering vol 1
Industrial plasma engineering vol 1elquseooso
 
випускники
випускникивипускники
випускникиberizka
 
Ιούλιος Βερν
Ιούλιος ΒερνΙούλιος Βερν
Ιούλιος ΒερνPanos Perros
 

Viewers also liked (16)

Yog Shikhar
Yog ShikharYog Shikhar
Yog Shikhar
 
family sysytem_in_islam
family sysytem_in_islamfamily sysytem_in_islam
family sysytem_in_islam
 
Individual learning space
Individual learning spaceIndividual learning space
Individual learning space
 
Data mining and warehousing qb
Data mining and warehousing   qbData mining and warehousing   qb
Data mining and warehousing qb
 
Essential Content Types
Essential Content TypesEssential Content Types
Essential Content Types
 
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kita
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kitaInilah proses kematian dan hancurnya tubuh kita
Inilah proses kematian dan hancurnya tubuh kita
 
40 cara menyelesaikan masalah
40 cara menyelesaikan masalah40 cara menyelesaikan masalah
40 cara menyelesaikan masalah
 
ηλιακό σύστημα πλανήτες
ηλιακό σύστημα   πλανήτεςηλιακό σύστημα   πλανήτες
ηλιακό σύστημα πλανήτες
 
επεξεργασια του αργου πετρελαιου
επεξεργασια του αργου πετρελαιουεπεξεργασια του αργου πετρελαιου
επεξεργασια του αργου πετρελαιου
 
Understanding and programming the SharePoint REST API
Understanding and programming the SharePoint REST APIUnderstanding and programming the SharePoint REST API
Understanding and programming the SharePoint REST API
 
African lion presentation
African lion presentationAfrican lion presentation
African lion presentation
 
Industrial plasma engineering vol 1
Industrial plasma engineering vol 1Industrial plasma engineering vol 1
Industrial plasma engineering vol 1
 
випускники
випускникивипускники
випускники
 
Atividade 1
Atividade 1Atividade 1
Atividade 1
 
power point
power pointpower point
power point
 
Ιούλιος Βερν
Ιούλιος ΒερνΙούλιος Βερν
Ιούλιος Βερν
 

Similar to 145 (18)

Bahan pofi 2
Bahan pofi 2Bahan pofi 2
Bahan pofi 2
 
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
10_Spektroskopi Massa (MS).pdf
 
KSFM 1.ppt
KSFM 1.pptKSFM 1.ppt
KSFM 1.ppt
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
Tugas kristalografi dan difraksi
Tugas kristalografi dan difraksiTugas kristalografi dan difraksi
Tugas kristalografi dan difraksi
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
Translate journal of minerals
Translate journal of mineralsTranslate journal of minerals
Translate journal of minerals
 
09 s 305-m-01_hety puspitasari_300-304
09 s 305-m-01_hety puspitasari_300-30409 s 305-m-01_hety puspitasari_300-304
09 s 305-m-01_hety puspitasari_300-304
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
Bab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modernBab1 konsep kimia modern
Bab1 konsep kimia modern
 
Jurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendiJurnal ilmiah material__umen_rumendi
Jurnal ilmiah material__umen_rumendi
 
Aas
AasAas
Aas
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
Makalah - SNTKI V - Slamet
Makalah - SNTKI V - SlametMakalah - SNTKI V - Slamet
Makalah - SNTKI V - Slamet
 
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptxPPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
 
Tugas kekhususan 1
Tugas kekhususan 1Tugas kekhususan 1
Tugas kekhususan 1
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

145

  • 1. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-52 Abstrak—Sintesis Barium M-Heksaferrit (BaFe11,4Zn0,6O19) doping ion Zn telah dilakukan dengan metode kopresipitasi. Bahan yang digunakan dalam sintesis yaitu BaCO3, FeCl3.6H2O dan ion Zn. Dalam penelitian ini digunakan variasi suhu kalsinasi pada temperatur rendah yaitu 80o C, 150o C, 200o C dan 280o C selama 4 jam. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan DSC-TGA (Diffeential Scanning Calorimetry – Thermogravimetric), XRD (X-ray Difraction), SEM (Scanning Electron Microscopy) dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer). Barium M- Heksaferrit terbentuk pada temperatur 150o C sebesar 72,54% dan mempunyai ukuran partikel sebesar 0,5μm. Kurva histerisis menunjukkan telah terbentuk softmagnetic dengan magnetisasi remanensi (Mr) sebesar 0,01 emu/gr, medan koersivitas (Hc) sebesar 0,00825 Tesla dan mempunyai magnetisasi tertinggi terjadi ketika medan koersivitas (Hc) sebesar 1 Tesla dengan magnetisasi sebesar 0,55 emu/gr. Kata Kunci— barium m-heksaferrit, kopresipitasi, softmagnetik variasi temperatur rendah. I. PENDAHULUAN ARIUM M-HEKSAFERRIT merupakan magnet keramik yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Ketersediaan bahan baku Barium Heksaferrit relatif murah dan pembuatannya relatif mudah. Barium Heksaferrit dapat disintesis dengan beberapa metode seperti kristalisasi gas, presipitasi hidrotermal, sol-gel, aerosol, pemanduan mekanik dan kopresipitasi. Salah satu aplikasi Barium Heksaferrit yaitu dapat digunakan sebagai bahan pembuat material anti radar / RAM (Radar Absorbing Material). Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah disintesis material Barium Heksaferrit dengan berbagai metode dan tinjauan yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya telah berhasil mensintesis Barium Heksaferrit dengan metode kopresipitasi pada variasi konsentrasi ion doping Zn dan menghasilkan prosentase Barium Heksaferrit (BaFe12-xZnxO19) terbesar pada konsentrasi x = 0,6 dengan temperatur kalsinasi 100o C [1], serta pada Barium Heksaferrit (BaFe12-2xCoxZnxO19) dengan metode kopresipitasi pada variasi konsentrasi ion doping Co/Zn dan menghasilkan prosentase Barium Heksaferrit terbesar pada konsentrasi x = 0,4 dengan temperatur kalsinasi 270o C dan substitusi ion doping tersebut tidak merubah struktur kristal Barium Heksaferrit [2]. Pada penelitian yang lain, telah berhasil mensintesis Barium Heksaferrit (BaFe12-2xCoxZnxO19) dengan metode kopresipitasi pada variasi konsentrasi ion doping Co/Zn dan menghasilkan prosentase Barium Heksaferrit terbesar 83,19% pada konsentrasi x = 0,4 dengan temperatur kalsinasi 270o C yang mempunyai nilai koersivitas (Hc)sebesar 0,02 T dan magnetisasi remanensi sebesar 0,5 emu/gr [3]. Barium M-Heksaferrit (BaFe12O19) dikenal sebagai magnet permanen dengan struktur heksagonal yang sesuai dengan space group P 63/mmc (Smith,1959). Struktur BaFe12O19 memanjang ke arah sumbu z karena berisi 64 atom dengan a=b=5,89 Ådan c=23,2Å. Ion-ion Ba+2 dan O-2 memiliki ukuran atom yang hampir sama yaitu Ba+2 = 0,135 dan O-2 = 0,138, keduanya bersifat non magnetik. Sedangkan ion Fe+3 bersifat magnet dengan jari-jari ionik 0,064 dan ion Fe+2 memiliki jari-jari ionik 0,074 yang menempati posisi intertisi [4]. Pada penelitian ini akan disintesis serbuk Barium Heksaferrit (BaFe12-2xZnxO19) ditinjau dari sifat magnetnya dengan memvariasikan temperatur rendah. Sintesis dilakukan dengan metode kopresipitasi dan dengan mendoping ion Zn pada variabel x = 0,6. Serbuk Barium M-Heksaferrit nantinya akan dikarakterisasi dengan SEM-EDX (Scanning Electron Microscopy) untuk mengetahui morfologi sampel dan VSM (Vibrating Sample Magnetometer) untuk mengetahui sifat kemagnetannya. Untuk mengidentifikasi fasa yang terbentuk digunakan XRD (X-Ray Diffractometer) dan digunakan uji DSC/TGA (Differential Scanning Calorimetr/ Thermogravimetric Analyzer) untuk mengetahui heat flow dari material. Diharapkan dalam penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam penelitian tentang Barium Heksaferrit dan juga dalam pengembangan material antiradar dan aplikasi lainnya. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Serbuk Barium M-Heksaferrit dibuat dengan metode kopresipitasi. Bahan dasar yang digunakan yaitu Barium karbonat (BaCO3), Iron (III) Cloride Hexahidrate (FeCl3.H2O), serbuk Zn, HCl 12,063M, NH4OH 6,5M dan aquades. Sintesis serbuk Barium M-Heksaferrit dengan Sintesis dan Karakterisasi Sifat Magnetik Serbuk Barium M-Heksaferrit dengan Doping Ion Zn pada Variasi Temperatur Rendah Ariza Noly Kosasih dan M. Zainuri Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: zainuri@physics.its.ac.id B
  • 2. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-53 menggunakan konsentrasi perhitungan variabel x = 0,6 pada BaFe12-xZnxO19. Langkah pertama, melarutkan BaCO3, Zn dan FeCl3.H2O dalam HCl. Larutan di aduk dengan magnetik stirrer hingga homogen dan berwarna orange kecoklatan kemudian larutan diendapkan dengan NH4OH hingga berbentuk seperti pasta. Larutan dibiarkan mengendapkan dan disaring hingga pH = 7. Proses sintesis Barium M-Heksaferrit doping Zn dengan metode kopresipitasi yang ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Proses sintesis prekursor serbuk Barium M-Heksaferrit (a) larutan HCl; (b) serbuk Zn dan BaCO3 dalam larutan HCl; (c) serbuk Zn dan BaCO3 yang tercampur homogen; (d) serbuk Zn, BaCO3 dan larutan FeCl3.H2O dalam larutan HCl; (e) pembilasan dengan aquades; (f) penyaringan dengan kertas saring; (g) serbuk prekursor Barium M-Heksaferrit. Material hasil endapan kemudian didrying pada temperatur 80o C selama 4 jam, kemudian dihaluskan dengan cawan mortar. Prekursor dikarakterisasi dengan uji DSC/TGA untuk mengetahui temperatur terjadinya perubahan fasa kemudian sampel di kalsinasi pada variasi temperatur rendah yaitu 80o C, 150o C, 200o C dan 280o C selama 4 jam. Kemudian untuk mengidentifikasi fasa yang terbentuk dilakukan XRD, data hasil XRD dianalisis dengan software Ekspert High Score Plus (HSP). Kemudian diuji SEM-EDX (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray) untuk mengetahui mikrosrtukturnya dan untuk mengetahui sifat kemagnetannya digunakan VSM (Vibrating Sample Magnetometer). III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Transformasi Fasa Fenomena transformasi fasa dapat diidentifikasi menggunakan DSC/TGA (Differential Scanning Calorimetr/ Thermogravimetric Analyze). Dengan DSC/TGA dapat melihat heat flow dan penurunan massa dari tinjauan thermal. Selain itu dari data DSC dapat melihat kapan terjadi transformasi fasa dari gejala reaksi eksotermik dan reaksi endotermik. Pada gambar 2 menunjukkan adanya reaksi eksotermik dan reaksi endotermik. Pada temperatur 80o C menunjukkan adanya reaksi endotermik, dan temperatur 150o C, 200o C dan 280o C menunjukkan adanya reaksi eksotermik. Temperatur tersebut diidentifikasi adanya perubahan fasa. Berikut ini data yang diperoleh dari pengujian DSC/TGA pada gambar 2. Gambar 2. Kurva DSC/TGA prekursor Barium M-Heksaferrit B. Identifikasi Fasa Barium M-Heksaferrit Berdasarkan temperatur kalsinasi sesuai dengan pengujian DSC/TGA dapat ditindaklanjuti dengan pengujian XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk pada temperatur kalsinasi tersebut. Pola difraksi yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan software Ekspert High Score Plus (HSP). Pola difraksi yang terbentuk bisa dilihat dari gambar 3 sebagai berikut. Gambar 3. Pola difraksi pada prekursor, temperatur kalsinasi 80o C, 150o C, 200o C dan 280o C Tabel 1. Persentase fraksi volume serbuk Barium M-Heksaferrit dengan menggunakan software HSP Perlakuan BaM (%) Hematit (%) Fasa Lain (%) Prekursor 23,36 76,64 0 80C 26,97 38,37 34,65 150C 72,54 8,96 18,49 200C 28,98 71,02 0 280C 0 100 0 80o C 150o C 200o C 280o C
  • 3. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X F-54 C. Analisis Mikrostruktur Analisa mikrostruktur serbuk Barium M-Heksaferrit menggunakan pengujian SEM (Scanning Electron Microscopy) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui morfologi atau struktur mikro permukaan dari zat padat. Alat ini dilengkapi dengan detektor dispersi energi (EDX) sehingga dapat digunakan untuk mengetahui komposisi elemen-elemen pada sampel yang dianalisis. Adapun tujuan SEM-EDX dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kegradulaan struktur mikro dan komposisi unsur dalam serbuk Barium M- Heksaferrit doping ion Gambar 4. Morfologi serbuk Barium M-Heksaferrit pada pemanasan 150o C Hasil SEM pada gambar di atas terlihat bahwa ukuran partikel dalam serbuk Barium M-Heksaferrit berukuran mikrometer, yaitu sebesar 0,5 μm. Tabel 2. Wt% dan At% serbuk Barium M-Heksaferrit D. Analisa Sifat Kemagnetan Barium M-Heksaferrit Sifat kemagnetan Barium M-Heksaferrit dapat diidentifikasi dengan pengujian VSM (Vibrating Sample Magnetometer). Besarnya sifat magnet suatu bahan dapat diketahui melalui kurva histerisis , dari kurva histerisis tersebut dapat diketahui magnetisasi remanensi (Mr) dan medan koersivitas (Hc). Pada pengujian ini menggunakan besar magnetisasi sebesar 1 gauss sehingga tidak mampu untuk mengetahui magnetisasi saturasi (Ms) sampel. Pada kurva histerisis berikut juga dapat diketahui magnetisasi tertingginya. Berikut adalah kurva histerisis pada prekursor, temperatur kalsinasi 80o C, 150o C, 200o C dan 280o C. Gambar 5. Kurva histerisis serbuk Barium M-Heksaferrit pada temperatur 80o C, 150o C, 200o C dan 280o C Tabel 3. Perbedaan sifat magnetik yang ditinjau dari kurva histerisis JENIS Mr (emu/gr) Hc (Tesla) Mmax(emu/gr) Prekursor 0,005 0,013 0,4 80o C 0,01 0,011 0,49 150o C 0,01 0,008 0,55 200o C` 0,01 0,011 0,5 280o C 0,012 0,023 0,53 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Temperatur kalsinasi sangat berpengaruh terhadap pembentukan serbuk Barium M-Heksaferrit yang disintesis dengan metode kopresipitasi dan diperoleh fraksi volume terbesar fasa Barium M- Heksaferrit yaitu pada temperatur kalsinasi 150o C sebesar 72,54%. Tersubstitusinya ion Zn pada serbuk Barium M-heksaferrit mempengaruhi sifat magnetik bahan. Kurva histerisis bahan serbuk Barium M- Heksaferrit dengan temperatur kalsinasi 150o C, menunjukkan sifat softmagnetic dengan magnetisasi remanensi (Mr) sebesar 0,01 emu/gr, medan koersivitas (Hc) sebesar 0,00825 Tesla dan mempunyai magnetisasi tertinggi terjadi ketika medan koersivitas (Hc) sebesar 1 Tesla dengan magnetisasi sebesar 0,55 emu/gr. DAFTAR PUSTAKA [1]Dian Yuliana, “Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Pembentukan Struktur Kristal Barium M-Heksaferrit Tersubstitusi Ion Dopan Zn,” Tesis, Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2011). [2]Dwi Pangga. 2011. Pengaruh substitusi Ion Dopan Co/Zn Terhadap Struktur Kristal Barium M-Heksaferrit (BaFe12O19). Tesis, Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2011). [3]Linda S, “Pengaruh Ion Doping Co/Zn Terhadap Sifat Kemagnetan Barium M-Heksaferrit BaFe12-2xCoxZnxO19,” Tugas Akhir, Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2011). [4]Lawrence Van Vlack, Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Jakarta: Erlangga (2004).