Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: 1. Dokumen tersebut membahas penggunaan Differencial Scanning Calorimetry (DSC) untuk mengkarakterisasi Shape Memory Alloy (SMA). 2. DSC digunakan untuk mengukur dan menganalisis puncak pembentukan dan penyerapan panas selama transformasi fasa SMA untuk mengetahui suhu transformasi seperti Ms, Mf, As, dan Af. 3. Beberapa penelitian yang diringkas menggun

1. Diferencial Scanning Calorimetry
(DSC) Sebagai Instrumen Karakterisasi
Shape Memory Alloy
TUGAS KEKHUSUSAN 1
Atik Setyani
1706082343

2. 3 minutes 5 minutes
2
CONTENT
Introduction SMA Preparasi Sampel
Review Paper
5 minutes
1 minutes
Prinsip DSC

3. Shape Memory Alloy
Material yang mampu mengingat kembali bentuk awalnya setelah
diberikan deformasi dan dipanaskan diatas suhu transformasi
Shape Memory alloy
Transformasi
nondifusi
Transformasi dari
fasa induk
austenit ke fasa
martensit
Fenomena mengingat bentuk
SMA dikenal sebagai SME
Temperatur Transisi
Ms As
Mf Af
Needle likeV-type

4. Aplikasi SMA
Sampai saat ini, terdapat 20 paduan
SMA yang dikembangkan
Shape Memory Alloy memiliki aplikasi
yang sangat luas
Aktuator
Kesehatansensor
Aerospace
Ag-Cd
Au-Cd
Cu-Al-Ni
Cu-Al-Mn
Cu-Au-Zn
Cu-Sn
Cu-Au-Sn
Cu-Zn
Cu-Zn-Al
Cu-Zn-Sn
Zu-Zn-Ga
Cu-Zn-Si
In-Ti
Ni-Al
Ni-Ti
Cu-Al
Fe-Mn
Fe-Si
Dalam paduan bentuk-memori, struktur kristal berubah pada titik
transformasi disertai dengan pembentukan panas dan penyerapan.
Diperlukannya pemahamanan transfiormasi lebih dalam dengan
mengukur dan menganalisis puncak pembentukan dan
penyerapan panas menggunakan
Differencial Scanning Calorimetry (DSC)

5. Prinsip DSC
DSC merupakan salah satu instrumen analisis termal. Prinsip
kerja dari DSC adalah ketika sampel mengalami transformasi
fisik seperti transisi fase, perubahan panas diperlukan untuk
mengalir dari referensi dan sampel untuk mempertahankan
keduanya pada suhu yang sama. Panas yang dibutuhkan
kurang atau lebih yang harus mengalir ke sampel tergantung
pada apakah proses ini eksotermik atau endotermik dan akan
direpresentasikan melalui sebuah grafik.

6. Preparasi Sampel DSC
Preparasi sampel sebesar 3-5 mg (sampel
dipersiapkan sekecil dan setipis mungkin)
Sampel dipanaskan diatas titik transformasi
dibawah atmosfir Nitrogen dan didinginkan
pada suhu tertentu (eksotermik)
Setelah reaksi transformasi eksotermik selesai ,
sampel di dinginkan dan dipanaskan (endotermik)
Setelah reaksi transformasi eksotermik selesai ,
sampel di dinginkan dan dipanaskan (endotermik)
Suhu dimana sampel memulai reaksi eksotermik
selama pendinginan disebut suhu Ms (martensit start)
Suhu dimana sampel menyelesaikan reaksi enotermik
disebut Austenit Finish

7. Hasil Pengujian SMA dengan DSC
Effects of Composition and Thermal Treatment of Cu-Al-Zn Alloys with Low Content of Al on their Shape-memory Properties, Zorica
Zorica et al melakukan pengujian paduan
Cu-25Zn-4Al dan Cu-30Zn-4Al dan
diberikan perlakuan variasi metodde
quenching untuk pembentukan martensit
yang terjadi melalui transformasi non
difusi. Melalui pengujian menggunakan
DSC didapatkan suhu Ms, Mf, As dan Af
dari masing-masing sampel dan entalpi saat
transformasi terjadi. Pada pengujian ini
sampel berupa logam paduan

8. Hasil Pengujian SMA dengan DSC
On the influence of austenitization on the morphology of -phase in tempered Cu–Zn–Al shape memory alloys, Leandru
Leandru et al Selain untuk mempelajari
transformasi fasa guna mengetahui
suhu As, Af, Ms dan Mf , pada
penelitian ini Leandru memprediksi
adanya fassa Bainit yang muncul
melalui analisa DSC. Pada pengujian
ini sampel berupa logam paduan

9. Hasil Pengujian SMA dengan DSC
Marforming and martempering of a Cu–Zn–Al shape memory alloy, Spielfield
Spielfield et al Dengan menggunakan
DSC, Spielfield menganalisa padduan
shape memory alloy berbasis Cu-Zn-Al
untuk mengetahui setiap tahapan
trasnformasi fasa yang terjadi. Pada
pengujian ini sampel berupa logam
paduan

10. Made with by
THANK YOU !