SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Oleh ;
Adi Rohandi (J1B107061)
David Hamonangan (J1B110206)
Fitriana Wulansari (J1B110024)
Fitriani (J1B110025)
Bi 4 Ti 3 O 12
Senyawa Aurivillius pertama kali dilaporkan oleh Bengt

Aurivillius pada tahun 1949.
Bi4Ti3O12 termasuk dalam keluarga senyawa Aurivillius,
karena memiliki sifat feroelektrik dan elektro-optik,
Bi4Ti3O12 memiliki potensi sebagai memori komputer,
optical display dan peralatan elektro-optik lainnya.
Metodologi Sintesis Bi 4 Ti 3 O 12
dengan Metode Hidrotermal
Dua kombinasi pereaksi awal yaitu Bi2O3/TiO2 dan

Bi(OH)3/TiO2 digunakan untuk mensintesis Bi4Ti3O12.

Kedua kombinasi pereaksi awal tersebut dicampurkan

dengan perbandingan Bi/Ti:4/3 kemudian ditambahi
larutan NaOH hingga mencapai 60% (± 25 mL).
Campuran kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf ,
dipanaskan pada suhu tertentu, sehingga terbentuk
tekanan autogenous dalam autoklaf.
Lanjutan.....
Serbuk yang diperoleh dicuci dengan air bebas mineral

untuk menghilangkan ion Na+ dan dikeringkan pada suhu
ruang.
Pada penelitian ini dilakukan beberapa variasi kondisi
reaksi seperti tercantum pada Tabel 1.
Metodologi Sintesis Bi 4 Ti 3 O 12
dengan Metode Hidrotermal
Tabel 1. Berbagai kombinasi pereaksi, konsentrasi NaOH dan
suhu reaksi serta produk yang dihasilkan

Semua reaksi dilakukan selama 72 jam; X = fasa pengotor (Bi12TiO12
dan Bi2Ti2O7)
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Sistem reaksi Bi2O3/TiO2
Awalnya dilakukan pencarian waktu optimum reaksi, yakni

reaksi dilakukan selama 24, 48, 72 dan 96 jam untuk
konsentrasi NaOH 5 M dan suhu 200 °C. Diperoleh waktu
optimum reaksi adalah 72 jam.
Untuk mempelajari pengaruh suhu reaksi terhadap produk
yang diperoleh dilakukan beberapa proses sintesis pada suhu
200, 225, 235 dan 240 °C sedangkan konsentrasi NaOH dibuat
konstan pada nilai 5 M. Hasil yang diperoleh secara fisik
relatif sama yaitu berupa serbuk berwarna kuning keputihan.
Pola difraksi (Gambar 2a) memperlihatkan bahwa pada suhu
200 °C diperoleh sistem multifasa dengan fasa utama berupa
Bi12TiO20, sedangkan Bi4Ti3O12 diperoleh sebagai fasa yang sangat
sedikit.
- Pada suhu reaksi yang lebih tinggi (225 °C) juga diperoleh
sistem multifasa akan tetapi Bi4Ti3O12 ditemui sebagai fasa
utama.
- Suhu reaksi yang lebih tinggi lagi (235 °C) menghasilkan
pola difraksi yang memperlihatkan penurunan intensitas
relatif dari puncak-puncak Bi12TiO20, dan pada suhu 240 °C
terlihat puncak-puncak karakteristik senyawa Aurivillius
Bi4Ti3O12 bertambah tajam dan tinggi intensitasnya. Hal ini
menandakan terbentuknya produk dengan kristalinitas yang
semakin tinggi. Pengamatan ini menandakan bahwa
pembentukan Bi4Ti3O12 berlangsung optimal pada suhu yang
relatif tinggi.
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Sistem reaksi Bi2O3/TiO2
Reaksi hidrotermal pada dasarnya berlangsung dengan cara

pelarutan pereaksi dan diikuti dengan kristalisasi produk
dengan dibantu mineralizer. Sebagaimana umumnya oksida
dan senyawa anorganik padat, proses pelarutan berlangsung
lebih baik pada suhu yang lebih tinggi.
Namun dengan meningkatnya suhu, terlihat pula peningkatan
intensitas relatif puncak karakteristik pengotor Bi 12TiO20.
Peningkatan puncak dari Bi12TiO20 diperkirakan disebabkan
oleh terlarutnya kembali sebagian Bi4Ti3O12 dan membentuk
suatu fasa baru Bi12TiO20.
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Selanjutnya dilakukan pencarian konsentrasi optimum NaOH

yang memungkinkan didapatkannya senyawa Aurivillius
Bi4Ti3O12. Pengaruh konsentrasi mineralizer untuk kombinasi
pereaksi ini ditunjukkan pada Gambar 2b.
Hasil Analisis dan
Pembahasan
 Produk satu fasa Bi4Ti3O12 diperoleh pada konsentrasi NaOH 3 M,

sedangkan pada konsentrasi NaOH 1 dan 5 M diperoleh sistem
multifasa.
 Kemurnian produk yang diperoleh pada konsentrasi NaOH 3 M
dibuktikan dengan pembandingan pola difraksi yang diperoleh
dengan pola difraksi Bi4Ti3O12 standar (Gambar 2c).
Hasil Analisis dan Pembahasan
Sistem reaksi Bi2O3/TiO2
Spektrum IR untuk sampel yang diperoleh dari reaksi

dengan NaOH 1 M dan 3 M ditunjukkan pada Gambar 3

• Spektrum dengan jelas menunjukkan adanya dua buah
puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 587 dan
825 cm-1 yang merupakan struktur Aurivillius Bi4Ti3O12
• Serapan pada 685 cm-1 diperkirakan merupakan puncak
serapan dari fasa pengotor.
Hasil Analisis dan
Pembahasan
Sistem reaksi Bi(OH)3/TiO2
Sintesis senyawa Aurivillius dari pereaksi awal

Bi(OH)3/TiO2 juga telah dilakukan. Hasil orientasi waktu
dan suhu reaksi menunjukkan bahwa waktu reaksi
selama 72 jam merupakan waktu reaksi yang optimum,
dan suhu optimum adalah 240°C.
Pada sistem reaksi ini digunakan konsentrasi NaOH yang
bervariasi yaitu sebesar 1, 3, dan 5 M. Pola difraksi yang
diperoleh menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
NaOH sebesar 3 M diperoleh sistem satu fasa Bi4Ti3O12
sedangkan pada konsentrasi NaOH 1 dan 5 M diperoleh
sistem multifasa dengan fasa utama Bi4Ti3O12 dan pengotor
berupa Bi12TiO20 dan Bi2Ti2O7 (Gambar 4).
Sama dengan pada kombinasi pereaksi awal Bi2O3/TiO2, kemurnian produk yang diperoleh

pada konsentrasi NaOH 3 M dibuktikan dengan pembandingan pola difraksi yang diperoleh
dengan pola difraksi Bi4Ti3O12 standar (Gambar 2c).
Fakta bahwa pada konsentrasi mineralizer 3 M dihasilkan produk murni, diperkirakan karena
terjadi hal yang sama dengan pada sistem reaksi yang Bi2O3/TiO2, yakni dalam NaOH 1 M
pereaksi tidak larut sempurna sehingga diperoleh fasa pengotor sedangkan pada konsentrasi
5 M sebagian produk terlarut kembali dan membentuk fasa baru.
Seperti dalam spektrum IR pada produk sistem Bi 2O3/TiO2, spektrum IR dari produk

yang diperoleh pada sistem Bi(OH)3/TiO2 menunjukkan dua modus vibrasi , yakni
dua buah puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 587 dan 827 cm-1
(Gambar 5).

• Spektrum IR yang diperoleh memiliki pola yang mirip antara produk yang
diperoleh dengan menggunakan NaOH 1 M dan 3 M, sedangkan pada analisis
difraksi sinar-X diketahui bahwa pada produk dengan konsentrasi NaOH 1 M
dideteksi adanya pengotor.
• perbandingan hasil kedua teknik karakterisasi ini juga memberikan satu ilustrasi
yang sangat baik bahwa metode difraksi sinar-X memberikan informasi lebih
baik mengenai fasa-fasa yang terbentuk dalam suatu sintesis padatan.
Kesimpulan
 Senyawa berstruktur Aurivillius Bi4Ti3O12 telah berhasil disintesis dari

kombinasi pereaksi awal yang tidak melibatkan fasa alkoksida maupun
klorida, yakni Bi2O3/TiO2 dan Bi(OH)3/TiO2. Bi4Ti3O12 dengan kemurnian dan
kristalinitas yang tinggi diperoleh pada kondisi reaksi: suhu 240 oC, NaOH 3
M, 72 jam untuk kedua kombinasi pereaksi awal. Indikasi terbentuknya
Aurivillius titanat dapat terlihat pada munculnya serapan di sekitar 587
dan 827 cm-1, walaupun diperlukan karakterisasi lebih lanjut dengan XRD
untuk meyakinkan tidak adanya pengotor lain.

More Related Content

What's hot

What's hot (19)

laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Teori anion kation benar
Teori anion kation benarTeori anion kation benar
Teori anion kation benar
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisa
 
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
257862550 laporan-titrasi-oksidimetri
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Hasil pengamatan reaksi reaksi kimia
Hasil pengamatan reaksi   reaksi kimiaHasil pengamatan reaksi   reaksi kimia
Hasil pengamatan reaksi reaksi kimia
 
Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)
 
Jenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi KimiaJenis Reaksi Kimia
Jenis Reaksi Kimia
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 

Viewers also liked (10)

Sahil jagnani (09010740) btp presentation
Sahil jagnani (09010740) btp presentationSahil jagnani (09010740) btp presentation
Sahil jagnani (09010740) btp presentation
 
66
6666
66
 
Carbon dioxide
Carbon dioxideCarbon dioxide
Carbon dioxide
 
Splitting of water
Splitting of waterSplitting of water
Splitting of water
 
CO2 to fuels and chemicals course material final version
CO2 to fuels and chemicals course material final versionCO2 to fuels and chemicals course material final version
CO2 to fuels and chemicals course material final version
 
Using Carbondi-oxide as Fuel
Using Carbondi-oxide as FuelUsing Carbondi-oxide as Fuel
Using Carbondi-oxide as Fuel
 
Electrochemical reduction of Carbon Dioxide
Electrochemical reduction of Carbon DioxideElectrochemical reduction of Carbon Dioxide
Electrochemical reduction of Carbon Dioxide
 
Photocatalytic
PhotocatalyticPhotocatalytic
Photocatalytic
 
Synthesis of graphene
Synthesis of grapheneSynthesis of graphene
Synthesis of graphene
 
TUGAS NANOPARTIKEL TiO2
TUGAS NANOPARTIKEL TiO2TUGAS NANOPARTIKEL TiO2
TUGAS NANOPARTIKEL TiO2
 

Similar to SINTESIS Bi4Ti3O12

Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptxPPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptxRustamarAndi
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfnurqolbi1
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMNesha Mutiara
 
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptbab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptammar71274
 
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2Muh Amin
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianidarramdan383
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimiaImo Priyanto
 

Similar to SINTESIS Bi4Ti3O12 (20)

Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptxPPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
PPT_2_BIOMATERIAL_KEL_7 unri teknik.pptx
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
 
Soal dan pembhsan olimpiade kimia
Soal dan pembhsan olimpiade kimiaSoal dan pembhsan olimpiade kimia
Soal dan pembhsan olimpiade kimia
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERMLAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM DAN REAKSI EKSOTERM
 
Penuntun kd2
Penuntun kd2Penuntun kd2
Penuntun kd2
 
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.pptbab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
bab3stoikiometri kimia sekolah menengah atas.ppt
 
Ppt krbon aktif
Ppt krbon aktifPpt krbon aktif
Ppt krbon aktif
 
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
 
Air limbah sianida
Air limbah sianidaAir limbah sianida
Air limbah sianida
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
Bab2  pers.kimia & rumus kimiaBab2  pers.kimia & rumus kimia
Bab2 pers.kimia & rumus kimia
 
Percobaan ingenhouz
Percobaan ingenhouzPercobaan ingenhouz
Percobaan ingenhouz
 

More from Edi Mikrianto

Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Edi Mikrianto
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Edi Mikrianto
 

More from Edi Mikrianto (20)

Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 3 (mk kimia unsur)
 
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
Presentasi kelompok 1 (mk kimia unsur)
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 7 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2012
 
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 5 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 4 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 2 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 3 (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
Presentasi kelompok 1 (ssa) 2013
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013Presentasi kelompok i (ssa) 2013
Presentasi kelompok i (ssa) 2013
 
Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9Presentasi kelompok 9
Presentasi kelompok 9
 
Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4Presentasi kelompok 4
Presentasi kelompok 4
 

SINTESIS Bi4Ti3O12

  • 1. Oleh ; Adi Rohandi (J1B107061) David Hamonangan (J1B110206) Fitriana Wulansari (J1B110024) Fitriani (J1B110025)
  • 2. Bi 4 Ti 3 O 12 Senyawa Aurivillius pertama kali dilaporkan oleh Bengt Aurivillius pada tahun 1949. Bi4Ti3O12 termasuk dalam keluarga senyawa Aurivillius, karena memiliki sifat feroelektrik dan elektro-optik, Bi4Ti3O12 memiliki potensi sebagai memori komputer, optical display dan peralatan elektro-optik lainnya.
  • 3. Metodologi Sintesis Bi 4 Ti 3 O 12 dengan Metode Hidrotermal Dua kombinasi pereaksi awal yaitu Bi2O3/TiO2 dan Bi(OH)3/TiO2 digunakan untuk mensintesis Bi4Ti3O12. Kedua kombinasi pereaksi awal tersebut dicampurkan dengan perbandingan Bi/Ti:4/3 kemudian ditambahi larutan NaOH hingga mencapai 60% (± 25 mL). Campuran kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf , dipanaskan pada suhu tertentu, sehingga terbentuk tekanan autogenous dalam autoklaf.
  • 4. Lanjutan..... Serbuk yang diperoleh dicuci dengan air bebas mineral untuk menghilangkan ion Na+ dan dikeringkan pada suhu ruang. Pada penelitian ini dilakukan beberapa variasi kondisi reaksi seperti tercantum pada Tabel 1.
  • 5. Metodologi Sintesis Bi 4 Ti 3 O 12 dengan Metode Hidrotermal Tabel 1. Berbagai kombinasi pereaksi, konsentrasi NaOH dan suhu reaksi serta produk yang dihasilkan Semua reaksi dilakukan selama 72 jam; X = fasa pengotor (Bi12TiO12 dan Bi2Ti2O7)
  • 6. Hasil Analisis dan Pembahasan Sistem reaksi Bi2O3/TiO2 Awalnya dilakukan pencarian waktu optimum reaksi, yakni reaksi dilakukan selama 24, 48, 72 dan 96 jam untuk konsentrasi NaOH 5 M dan suhu 200 °C. Diperoleh waktu optimum reaksi adalah 72 jam. Untuk mempelajari pengaruh suhu reaksi terhadap produk yang diperoleh dilakukan beberapa proses sintesis pada suhu 200, 225, 235 dan 240 °C sedangkan konsentrasi NaOH dibuat konstan pada nilai 5 M. Hasil yang diperoleh secara fisik relatif sama yaitu berupa serbuk berwarna kuning keputihan. Pola difraksi (Gambar 2a) memperlihatkan bahwa pada suhu 200 °C diperoleh sistem multifasa dengan fasa utama berupa Bi12TiO20, sedangkan Bi4Ti3O12 diperoleh sebagai fasa yang sangat sedikit.
  • 7. - Pada suhu reaksi yang lebih tinggi (225 °C) juga diperoleh sistem multifasa akan tetapi Bi4Ti3O12 ditemui sebagai fasa utama. - Suhu reaksi yang lebih tinggi lagi (235 °C) menghasilkan pola difraksi yang memperlihatkan penurunan intensitas relatif dari puncak-puncak Bi12TiO20, dan pada suhu 240 °C terlihat puncak-puncak karakteristik senyawa Aurivillius Bi4Ti3O12 bertambah tajam dan tinggi intensitasnya. Hal ini menandakan terbentuknya produk dengan kristalinitas yang semakin tinggi. Pengamatan ini menandakan bahwa pembentukan Bi4Ti3O12 berlangsung optimal pada suhu yang relatif tinggi.
  • 8. Hasil Analisis dan Pembahasan Sistem reaksi Bi2O3/TiO2 Reaksi hidrotermal pada dasarnya berlangsung dengan cara pelarutan pereaksi dan diikuti dengan kristalisasi produk dengan dibantu mineralizer. Sebagaimana umumnya oksida dan senyawa anorganik padat, proses pelarutan berlangsung lebih baik pada suhu yang lebih tinggi. Namun dengan meningkatnya suhu, terlihat pula peningkatan intensitas relatif puncak karakteristik pengotor Bi 12TiO20. Peningkatan puncak dari Bi12TiO20 diperkirakan disebabkan oleh terlarutnya kembali sebagian Bi4Ti3O12 dan membentuk suatu fasa baru Bi12TiO20.
  • 9. Hasil Analisis dan Pembahasan Selanjutnya dilakukan pencarian konsentrasi optimum NaOH yang memungkinkan didapatkannya senyawa Aurivillius Bi4Ti3O12. Pengaruh konsentrasi mineralizer untuk kombinasi pereaksi ini ditunjukkan pada Gambar 2b.
  • 10. Hasil Analisis dan Pembahasan  Produk satu fasa Bi4Ti3O12 diperoleh pada konsentrasi NaOH 3 M, sedangkan pada konsentrasi NaOH 1 dan 5 M diperoleh sistem multifasa.  Kemurnian produk yang diperoleh pada konsentrasi NaOH 3 M dibuktikan dengan pembandingan pola difraksi yang diperoleh dengan pola difraksi Bi4Ti3O12 standar (Gambar 2c).
  • 11. Hasil Analisis dan Pembahasan Sistem reaksi Bi2O3/TiO2 Spektrum IR untuk sampel yang diperoleh dari reaksi dengan NaOH 1 M dan 3 M ditunjukkan pada Gambar 3 • Spektrum dengan jelas menunjukkan adanya dua buah puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 587 dan 825 cm-1 yang merupakan struktur Aurivillius Bi4Ti3O12 • Serapan pada 685 cm-1 diperkirakan merupakan puncak serapan dari fasa pengotor.
  • 12. Hasil Analisis dan Pembahasan Sistem reaksi Bi(OH)3/TiO2 Sintesis senyawa Aurivillius dari pereaksi awal Bi(OH)3/TiO2 juga telah dilakukan. Hasil orientasi waktu dan suhu reaksi menunjukkan bahwa waktu reaksi selama 72 jam merupakan waktu reaksi yang optimum, dan suhu optimum adalah 240°C. Pada sistem reaksi ini digunakan konsentrasi NaOH yang bervariasi yaitu sebesar 1, 3, dan 5 M. Pola difraksi yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan konsentrasi NaOH sebesar 3 M diperoleh sistem satu fasa Bi4Ti3O12 sedangkan pada konsentrasi NaOH 1 dan 5 M diperoleh sistem multifasa dengan fasa utama Bi4Ti3O12 dan pengotor berupa Bi12TiO20 dan Bi2Ti2O7 (Gambar 4).
  • 13. Sama dengan pada kombinasi pereaksi awal Bi2O3/TiO2, kemurnian produk yang diperoleh pada konsentrasi NaOH 3 M dibuktikan dengan pembandingan pola difraksi yang diperoleh dengan pola difraksi Bi4Ti3O12 standar (Gambar 2c). Fakta bahwa pada konsentrasi mineralizer 3 M dihasilkan produk murni, diperkirakan karena terjadi hal yang sama dengan pada sistem reaksi yang Bi2O3/TiO2, yakni dalam NaOH 1 M pereaksi tidak larut sempurna sehingga diperoleh fasa pengotor sedangkan pada konsentrasi 5 M sebagian produk terlarut kembali dan membentuk fasa baru.
  • 14. Seperti dalam spektrum IR pada produk sistem Bi 2O3/TiO2, spektrum IR dari produk yang diperoleh pada sistem Bi(OH)3/TiO2 menunjukkan dua modus vibrasi , yakni dua buah puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 587 dan 827 cm-1 (Gambar 5). • Spektrum IR yang diperoleh memiliki pola yang mirip antara produk yang diperoleh dengan menggunakan NaOH 1 M dan 3 M, sedangkan pada analisis difraksi sinar-X diketahui bahwa pada produk dengan konsentrasi NaOH 1 M dideteksi adanya pengotor. • perbandingan hasil kedua teknik karakterisasi ini juga memberikan satu ilustrasi yang sangat baik bahwa metode difraksi sinar-X memberikan informasi lebih baik mengenai fasa-fasa yang terbentuk dalam suatu sintesis padatan.
  • 15. Kesimpulan  Senyawa berstruktur Aurivillius Bi4Ti3O12 telah berhasil disintesis dari kombinasi pereaksi awal yang tidak melibatkan fasa alkoksida maupun klorida, yakni Bi2O3/TiO2 dan Bi(OH)3/TiO2. Bi4Ti3O12 dengan kemurnian dan kristalinitas yang tinggi diperoleh pada kondisi reaksi: suhu 240 oC, NaOH 3 M, 72 jam untuk kedua kombinasi pereaksi awal. Indikasi terbentuknya Aurivillius titanat dapat terlihat pada munculnya serapan di sekitar 587 dan 827 cm-1, walaupun diperlukan karakterisasi lebih lanjut dengan XRD untuk meyakinkan tidak adanya pengotor lain.