SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Pengaplikasian Stoikiometri
dlm Keseharian
DISUSUN OLEH
1. ARGA JATMIKA (41615110005)
2. AZIZ KURNIAWAN (41615110016)
Pengertian Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari kata Yunani.
“Stoicheion” yang berarti unsur dan
“metrain” yang berarti pengukuran.
Jadi Stoikiometri merupakan aspek
kimia yang menyangkut hubungan
berbagai komponen dalam reaaksi
kimia dan hubungan kuantitatif
diantara komponen tersebut.
Penentuan stoikiometri Asam-Basa
dan CuSO4 – NaOH.
 Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 –
NaOH menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat
dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode
Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan
terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar
totalnya sama.
 Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.
 Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak
berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan warna
tetapi terjadi perubahan suhu.
 Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang
dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah
didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada
saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa
didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 : 1.
Penentuan stoikiometri Asam-Basa
dan CuSO4 – NaOH.
 Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA)
yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan
NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan
perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2.
 Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik
maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang disebut
dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya.
 Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat
ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan
mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.
Penentuan stoikiometri Asam-Basa
dan CuSO4 – NaOH.
Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam
perbandingan pereaksi senyawa, antara lain:
1. Jumlah pereaksi
2. Suhu
3. Volume
Penggunaan Stoikiometri dlm
Keseharian
Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita
temukan antara lain :
1. Pengisian aki.
2. Gejala Kapilaritas pada air
3. Teori Kinetik Gas
4. Kalorimeter
5. Memanaskan/ memasak air
Proses Pengisian Aki
Aki memiliki beberapa bagian utama.
Yaitu kutub positif (anode) yang terbuat
dari timbal dioksida (PbO2), kutub negatif
yang terbuat dari timbal murni (Pb), dan
larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat
(H2SO4) dengan kepekatan 30%. Dalam
kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki
beberapa reaksi. Karena aki tersebut
dapat mengubah dari energi kimia
menjadi listrik dan dapat kembali
menjadi energi kimia. Sehingga aki ini
juga merupakan elemen sekunder.
Proses Pengisian Aki
 Saat aki digunakan terjadi perubahan energi
kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan pada
anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada
anode yang semula timbal dioksida
(PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada
katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi
timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya,
asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer karena
terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang
sudah tercampur dengan asam sulfat dengan
kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan
mudah terurai didalam air dan pada saat
sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ + SO42-
.
Proses Pengisian Aki
 Karena aki merupakan elemen
sekunder, maka tentunya aki
juga dapat diisi kembali. Proses
tersebut dikenal sebagai
Setrum Aki. Pada saat
penyetruman aki, terjadi
perubahan energy listrik
menjadi kimia, katode yang
semula timbal sulfat
(PbSO4) menjadi timbal murni
(Pb), yang semula anode
timbal sulfat menjadi timbal
dioksida (PbO2), dan larutan
yang semula encer menjadi
lebih pekat.
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa
sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan
dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar
daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler.
Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan semakin tinggi
permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi dinding tabung, atau
semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang tidak membasahi
dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan
efek kapilaritas.
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Gejala kapilaritas pd air.
Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada
tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa
kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Gejala kapilaritas pd air raksa.
Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang
lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi partikel raksa
dan partikel gelas.
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
 Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa kapiler? Tegangan
permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan
permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaski, pipa akan
melakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah
yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang
naik sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.
 w = F
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak
θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat
zat cair yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut.
w = m g
w = ρ V g
w = ρ π r2 h g
 Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h
adalah:
F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ
 Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti
berikut.
Gejala Kapilaritas pd Zat Cair
 Keterangan:
h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ : tegangan permukaan N/m
θ : sudut kontak (derajat)
ρ : massa jenis zat cair (hg/m3)
r : jari-jari pipa (m)
Fenomena Gejala Kapilaritas dlm
Kehidupan
 Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya,
1. naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor,
2. pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan
melalui pembuluh kayu pada batang)
3. dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain.
 Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan
misalnya
1. ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga
menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

What's hot

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM risyanti ALENTA
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksnurul limsun
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaIndah Fitri Hapsari
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriUHO University
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 

What's hot (20)

laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia (2) PRAKTIKUM
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetri
 
Hukum-hukum Gas
Hukum-hukum GasHukum-hukum Gas
Hukum-hukum Gas
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 

Similar to STOIKIOMETRI

Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipacahpati138
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaAjeng Rizki Rahmawati
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairswirawan
 
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaFisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaAmphie Yuurisman
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaDita Issriza
 
Kimia Dasar - Bab 8.docx
Kimia Dasar - Bab 8.docxKimia Dasar - Bab 8.docx
Kimia Dasar - Bab 8.docxAgnesClarabella
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatErnalia Rosita
 
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbed
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbedTugas bahan ajar ipa terpadu model webbed
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbedSuryanee Djati
 

Similar to STOIKIOMETRI (20)

Bab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometriBab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometri
 
Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
2 12
2 122 12
2 12
 
Jurnal tegangan
Jurnal teganganJurnal tegangan
Jurnal tegangan
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipaAliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
Aliran fluida-pada-aluran-tertutup-pipa
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas sma
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 FluidaFisika Kelas xi Bab8 Fluida
Fisika Kelas xi Bab8 Fluida
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Fluida.ppt
Fluida.pptFluida.ppt
Fluida.ppt
 
2
22
2
 
Hukum Kekekalan Massa
Hukum Kekekalan MassaHukum Kekekalan Massa
Hukum Kekekalan Massa
 
Reaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimiaReaksi reaksi kimia
Reaksi reaksi kimia
 
Kimia Dasar - Bab 8.docx
Kimia Dasar - Bab 8.docxKimia Dasar - Bab 8.docx
Kimia Dasar - Bab 8.docx
 
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari ZatLaporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
Laporan Praktikum Sifat-sifat Fisik dari Zat
 
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbed
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbedTugas bahan ajar ipa terpadu model webbed
Tugas bahan ajar ipa terpadu model webbed
 

More from Aziz_Kurniawan

Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutanAziz_Kurniawan
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarAziz_Kurniawan
 
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidupPendidikan & pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidupAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiAziz_Kurniawan
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektron
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektronKimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektron
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektronAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 3. termokimia
Kimia pertemuan 3. termokimiaKimia pertemuan 3. termokimia
Kimia pertemuan 3. termokimiaAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiAziz_Kurniawan
 

More from Aziz_Kurniawan (12)

Bumi semakin panas
Bumi semakin panasBumi semakin panas
Bumi semakin panas
 
Kimia akibat konversi hutan
Kimia   akibat konversi hutanKimia   akibat konversi hutan
Kimia akibat konversi hutan
 
Pencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemarPencemaran air dan sifat air tercemar
Pencemaran air dan sifat air tercemar
 
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidupPendidikan & pengetahuan lingkungan hidup
Pendidikan & pengetahuan lingkungan hidup
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosi
 
Tugas uts kimia
Tugas uts kimiaTugas uts kimia
Tugas uts kimia
 
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektron
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektronKimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektron
Kimia pertemuan ke 5 struktur atom polielektron
 
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimiaKimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
Kimia pertemuan 4. kesetimbangan kimia
 
Kimia pertemuan 3. termokimia
Kimia pertemuan 3. termokimiaKimia pertemuan 3. termokimia
Kimia pertemuan 3. termokimia
 
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materiKimia pertemuan 1.perubahan materi
Kimia pertemuan 1.perubahan materi
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 

Recently uploaded (9)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 

STOIKIOMETRI

  • 1. Pengaplikasian Stoikiometri dlm Keseharian DISUSUN OLEH 1. ARGA JATMIKA (41615110005) 2. AZIZ KURNIAWAN (41615110016)
  • 2. Pengertian Stoikiometri Stoikiometri berasal dari kata Yunani. “Stoicheion” yang berarti unsur dan “metrain” yang berarti pengukuran. Jadi Stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.
  • 3. Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH.  Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 – NaOH menggunakan percobaan sederhana. Stoikiometri tersebut dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama.  Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.  Pada pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak berwarna (bening). Pada akhir pencampuran tidak terjadi perubahan warna tetapi terjadi perubahan suhu.  Perubahan suhu yang terjadi adalah kesamaan suhu akhir (TA) yang dihasilkan setelah kita melakukan percobaan tersebut. Dan apabila sudah didapatkan, maka itu menandakan bahwa titik stoikiometri dicapai pada saat volume kedua larutan sama, sehingga setelah pengolahan data bisa didapatkan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat sama, yaitu 1 : 1.
  • 4. Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH.  Pada stoikiometri NaOH – CuSO4, terjadi pula kesamaan suhu akhir (TA) yang hampir sama dengan NaOH dan HCl. Hanya saja pada percobaan NaOH – CuSO4 memiliki suhu akhir (TA) sedikit lebih banyak dan perbandingan koefisien reaksi dari kedua zat adalah 3 : 2.  Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system yang disebut dengan titik optimum, yang menyatakan perbandingan pereaksi- pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya.  Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran.
  • 5. Penentuan stoikiometri Asam-Basa dan CuSO4 – NaOH. Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya titik optimum dalam perbandingan pereaksi senyawa, antara lain: 1. Jumlah pereaksi 2. Suhu 3. Volume
  • 6. Penggunaan Stoikiometri dlm Keseharian Dalam kehidupan sehari – hari, konsep stoikiometri dapat kita temukan antara lain : 1. Pengisian aki. 2. Gejala Kapilaritas pada air 3. Teori Kinetik Gas 4. Kalorimeter 5. Memanaskan/ memasak air
  • 7. Proses Pengisian Aki Aki memiliki beberapa bagian utama. Yaitu kutub positif (anode) yang terbuat dari timbal dioksida (PbO2), kutub negatif yang terbuat dari timbal murni (Pb), dan larutan elektrolit kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Dalam kehidupan sehari-hari, aki ini memiliki beberapa reaksi. Karena aki tersebut dapat mengubah dari energi kimia menjadi listrik dan dapat kembali menjadi energi kimia. Sehingga aki ini juga merupakan elemen sekunder.
  • 8. Proses Pengisian Aki  Saat aki digunakan terjadi perubahan energi kimia menjadi listrik dan terjadi perubahan pada anode, katode, dan larutan elektrolitnya. Pada anode yang semula timbal dioksida (PbO2)menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada katode yang semula timbale murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbSO4). Pada larutan elektrolitnya, asam sulfat (H2SO4) akan menjadi encer karena terbentuk air. Pada mulanya terdapat air aki yang sudah tercampur dengan asam sulfat dengan kepekatan 30% saja, maka asam sulfat akan mudah terurai didalam air dan pada saat sebelum digunakan menjadi H2SO4 →2H+ + SO42- .
  • 9. Proses Pengisian Aki  Karena aki merupakan elemen sekunder, maka tentunya aki juga dapat diisi kembali. Proses tersebut dikenal sebagai Setrum Aki. Pada saat penyetruman aki, terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia, katode yang semula timbal sulfat (PbSO4) menjadi timbal murni (Pb), yang semula anode timbal sulfat menjadi timbal dioksida (PbO2), dan larutan yang semula encer menjadi lebih pekat.
  • 10. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
  • 11. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Gejala kapilaritas pd air. Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.
  • 12. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Gejala kapilaritas pd air raksa. Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
  • 13. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.  Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa kapiler? Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.  w = F
  • 14. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ, sudut kontak θ, kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut. w = m g w = ρ V g w = ρ π r2 h g  Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah: F =(γ cos θ) (2 π r) = F = 2 π r γ cos θ  Jika nilai F kita ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
  • 15. Gejala Kapilaritas pd Zat Cair  Keterangan: h : kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m) γ : tegangan permukaan N/m θ : sudut kontak (derajat) ρ : massa jenis zat cair (hg/m3) r : jari-jari pipa (m)
  • 16. Fenomena Gejala Kapilaritas dlm Kehidupan  Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, 1. naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, 2. pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui pembuluh kayu pada batang) 3. dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap atau kain.  Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya 1. ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi karena gejala kapilaritas.