SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
3
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat,
iman dan Islam sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan klinik
dengan judul “Wanita 45 tahun dengan Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia
dan Obesitas dengan fungsi keluarga yang kurang sehat” untuk memenuhi
sebagian syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran
Keluarga di Puskesmas Wirobrajan. Semoga shalawat dan salam selalu
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah
berjuang dengan membawa agama Allah.
Banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini, namun berkat dukungan
dari banyak pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan
klinik kedokteran keluarga ini. Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. dr. AS Williamto, selaku Kepala Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta.
2. dr. Nurzammi, sebagai dokter pembimbing klinik di Puskesmas Wirobrajan.
3. dr.Iman Permana, M.Kes, sebagai dokter pembimbing Ilmu Kedokteran
Keluarga Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dan
selanjutnya.
Semoga laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
4
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 11 Desember 2012
Penyusun,
Fatkhur Ruli M Q
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 7
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 7
B. Profil Puskesmas Wirobrajan ................................................... 8
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 11
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13
A. Diabetes Melitus ......................................................................... 13
1. Definisi...................................................................................... 13
2. Klasifikasi.................................................................................. 14
3. Diagnosis................................................................................... 15
B. Dislipidemia................................................................................ 19
1. Definisi...................................................................................... 19
5
2. Epidemiologi............................................................................. 20
3. Klasifikasi.................................................................................. 21
4. Faktor Resiko............................................................................ 24
5. Kriteria Diagnostik.................................................................... 25
C. Obesitas...................................................................................... 27
1. Definisi...................................................................................... 27
2. Pengukuran Antropometri......................................................... 29
BAB III PRESENTASI KASUS .................................................................. 31
A. Anamnesis ................................................................................. 31
B. Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 32
C. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 34
D. Diagnosis Banding...................................................................... 34
E. Diagnosis .................................................................................. 34
F. Terapi.......................................................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 38
A. Analisis Kasus .......................................................................... 38
B. Analisis Kunjungan Rumah ...................................................... 39
C. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Satu Rumah................. 42
D. Genogram Keluarga ................................................................... 43
E. Nilai APGAR Keluarga.............................................................. 44
F. SCREEM Keluarga ................................................................... 45
G. Identifikasi Fungsi Keluarga ..................................................... 45
6
H. Identifikasi PSP (Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku) ............... 47
I. Pedoman Umum Gizi Seimbang .............................................. 48
J. Identifikasi Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ............ 49
K. Pelaksanaan Program ................................................................ 49
L. Diagnosis Kesehatan Keluarga................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 51
A. Kesimpulan ............................................................................... 51
B. Saran ......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 53
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) menurut American Diabetes Association (ADA)
2003, merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah (Soegondo, 2004).
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan pening-
katan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia mengacu pada
kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma. Beberapa kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Berbagai perubahan profil lipid
tersebut saling terkait satu dengan lain sehingga tidak dapat dibicarakan sendiri-
sendiri. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias
sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan
dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak, baik diseluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian
tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila
8
ditemukan kelebihan berat badan > 20% pada pria dan >25% pada wanita karena
lemak (Ganong W.F. 2003).
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh ( Mayer,
1973 dalam Pudjiadi, 1990). Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu
penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi
kebutuhannya. Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan
adalah sekitar 12 – 35 % pada wanita dan 18 – 23 % pada pria. Obesitas
merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit degeneratif
seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung koroner dan hipertensi (Laurentia,
2004)
B. Profil Puskesmas Wirobrajan
Puskesmas Wirobrajan adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan di
wilayah kerja Kecamatan Wirobrajan. Unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan
adalah unit yang melaksanakan tugas teknis operasional di wilayah kerja
puskesmas sebagai unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Di Kecamatan Wirobrajan terdapat satu puskesmas induk yaitu Puskesmas
Wirobrajan dengan Puskesmas Pembantu Tegalmulyo. Puskesmas Wirobrajan
terletak di kota Yogyakarta dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah
utara adalah Kecamatan Tegalrejo, sebelah timur adalah Kecamatan Ngampilan
dan Kecamatan Matrijeron, sebelah selatan dan barat adalah Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul.
9
Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan 1,78 km2 dengan pembagian kelurahan
menjadi 3 kelurahan yang terdiri dari: Kelurahan Pakuncen yang terletak di bagian
utara dengan 58 RT dan 12 RW, Kelurahan Wirobrajan terletak di bagian tengah
dengan 56 RT dan 12 RW, Kelurahan Patangpuluhan terletak di bagian selatan
dengan 51 RT dan 10 RW.
Jumlah penduduk Kecamatan Wirobrajan adalah 29.225 jiwa. Dengan jumlah
kepala keluarga 8.592 dan terdiri dari 165 RT, 34 RW serta 36 posyandu. Sasaran
kesehatan wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan yang mengacu pada Indikator
Indonesia Sehat 2010 dan SPM seperti derajat kesehatan, keadaan lingkungan,
perilaku hidup bersih dan sehat, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat.
Puskesmas Wirobrajan belum dilengkapi dengan fasilitas rawat inap namun
sudah terdapat fasilitas ambulans dan UGD yang pada saat jam kerja dapat
digunakan. Kegiatan pelayanan umum meliputi balai pengobatan umum (BPU),
balai pengobatan gigi (BPG), BKIA/KB, unit farmasi, unit puskesmas keliling,
UKS, konseling gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan dan poli lansia,
konseling PHBS, konseling psikologi, dan konseling berhenti merokok.
Untuk mencapai sasaran wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan seperti disebut
di atas, dokter keluarga juga dapat berperan didalamnya. Pelayanan kedokteran
keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh dan memusatkan
pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit. Di mana tanggung jawab dokter
terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
10
Pelayanan dokter keluarga yang melibatkan dokter keluarga sebagai penapis
(goal keeper) di tingkat pelayanan primer, dokter spesialis di tingkat pelayanan
sekunder, rumah sakit rujukan, dan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan yang
berkerja secara bersama-sama menempatkan dokter keluarga pada posisi yang
sangat strategis dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan dokter keluarga adalah suatu
bentuk pelayanan kesehatan bagi individu, keluarga dan masyarakat yang bermutu
namun terkendali biayanya, yang tercermin dalam tata laksana pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh dokter keluarga.
Tabel 1. Rekapitulasi 10 Besar Diagnosis Pasien Puskesmas Wirobrajan
Periode Januari – Oktober 2012
No. ICD Diagnosis Jumlah
1 J.06 Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas 3703
2 I.10 Hipertensi primer 3594
3 J.00 Common cold/ Nasopharyngitis acute 2591
4 K.04 Penyakit pulpa dan periapikal 1568
5 E.11 Diabetes Mellitus tipe 2 (NIDDM) 1468
6 M.791 Mialgia 1145
7 R.51 Nyeri kepala (headache) 1086
8 E.78 Gang. Metabolisme Lipid & Lipoprotein 855
9 R.50 Febris/ demam 829
10 A.09 Diare dan gastroenteritis 825
11
C. Tujuan Penulisan
1. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu
gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai penyakit
diabetes melitus, obesitas dan dislipidemia ini. Diharapkan masyarakat
dapat melakukan pencegahan dan pengobatan dini dengan cara yang
tepat.
2. Penulisan laporan kasus kepaniteraan klinik ilmu kedokteran keluarga
ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
3. Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan
kedokteran dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita
penyakit. Salah satunya dengan menganalisis penyebab, perilaku atau
gaya hidup apakah telah mendukung pengobatan farmakologi atau
tidak. Selain itu juga penyuluhan dilakukan dengan titik berat agar
pasien dan keluarganya menjadi mengetahui lebih banyak tentang
diabetes sehingga dapat diminimalisir terjadinya komplikasi yang
terjadi.
12
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat untuk puskesmas
Sebagai sarana kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan
mendapatkan umpan balik dari hasil evaluasi koasisten dalam rangka
mengoptimalkan peran puskesmas.
2. Manfaat untuk mahasiswa
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan
kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIABETES MELITUS
1. DEFINISI
Menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu
yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara
umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin
absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (PERKENI 2006).
Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau
penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih
merupakan kumpulan gejala yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan
oleh adanya peningkatan glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif (Suyono, 2006).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya(Sudoyo,Aru W,2006).
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa didalam darah. Penyakit ini dapat menyerang segala
lapisan umur dan sosial ekonomi(Shahab,Alwi, 2006).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes mellitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
14
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (PERKENI, 2006).
2. KLASIFIKASI
Diabetes melitus diklasifikasikan menurut etiologinya seperti yang tertera
pada tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi diabetes menurut etiologinya. Sumber : PERKENI, 2006
Klasifikasi lainnya membagi diabetes melitus atas empat kelompok yaitu
diabetes melitus tipe-1, diabetes melitus tipe-2, diabetes melitus bentuk khusus,
dan diabetes melitus gestasional (Adam, John MF, 2000).
American Diabetes Association (ADA) dalam standards of Medical Care in
Diabetes (2009) memberikan klasifikasi diabetes melitus menjadi 4 tipe yang
disajikan dalam (Dewi, Debhryta Ayu, 2009):
1. Diabetes melitus tipe 1, yaitu diabetes melitus yang dikarenakan oleh adanya
destruksi sel β pankreas yang secara absolut menyebabkan defisiensi insulin.
15
2. Diabetes melitus tipe 2, yaitu diabetes yang dikarenakan oleh adanya
kelainan sekresi insulin yang progresif dan adanya resistensi insulin.
3. Diabetes melitus tipe lain, yaitu diabetes yang disebabkan oleh beberapa
faktor lain seperti kelainan genetik pada fungsi sel β pankreas, kelainan genetik
pada aktivitas insulin, penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis), dan akibat
penggunaan obat atau bahan kimia lainnya (terapi pada penderita AIDS dan
terapi setelah transplantasi organ).
4. Diabetes melitus gestasional, yaitu tipe diabetes yang terdiagnosa atau
dialami selama masa kehamilan.
3. DIAGNOSIS
Diagnosis diabetes melitus harus berdasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa
darah. Dalam menentukan diagnosis diabetes melitus harus diperhatikan asal
bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis,
pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik
dengan bahan darah plasma vena. Untuk memastikan diagnosis diabetes melitus,
pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan di laboratorium klinik yang
terpercaya. Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga
dipakai bahan darah utuh, vena maupun kapiler dengan memperhatikan angka-
angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan WHO. Untuk
pemantauan hasil pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler (Sudoyo,Aru
W, 2006).
16
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti tersebut
di bawah ini (PERKENI, 2006) :
1. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
2. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah
cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl juga digunakan untuk acuan diagnosis diabetes
melitus. Untuk kelompok tanpa keluhan khas diabetes melitus, hasil pemeriksaan
glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk
menegakkan diagnosis diabetes melitus. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan
mendapat sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126
mg/dl, kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes
toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan
≥ 200 mg/dl (Sudoyo,Aru W, 2006).
17
Tabel 3. Kriteria diagnosis diabetes melitus. Sumber : PERKENI, 2006
Ada perbedaan antara uji diagnostik diabetes melitus dengan pemeriksaan
penyaring. Uji diagnostik diabetes melitus dilakukan pada mereka yang
menunjukkan gejala atau tanda diabetes melitus, sedangkan pemeriksaan
penyaring bertujuan untuk mengidentifikasikan mereka yang tidak bergejala, yang
mempunyai resiko diabetes melitus. Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan
kemudian pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif, untuk
memastikan diagnosis definitif (Sudoyo,Aru W, 2006).
Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan Dibetes
melitus, toleransi glukosa terganggu (TGT) maupun glukosa darah puasa
terganggu (GDPT), sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien
dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa, merupakan
tahapan sementara menuju diabetes melitus. Kedua keadaan tersebut merupakan
faktor risiko untuk terjadinya diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular di
kemudian hari (PERKENI, 2006).
18
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa
darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes
toleransi glukosa oral (TTGO) standar (Sudoyo,Ari W, 2006).
Tabel 4. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai standar penyaring dan
diagnosis diabetes melitus. Sumber : PERKENI, 2006.
Diperlukan anamnesis yang cermat serta pemeriksaan yang baik untuk
menentukan diagnosis diabetes melitus, toleransi glukosa terganggu dan glukosa
darah puasa tergagnggu. Berikut adalah langkah-langkah penegakkan diagnosis
diabetes melitus, TGT, dan GDPT.
Gambar 1. Langkah-langkah diagnostik diabetes melitus dan toleransi glukosa
terganggu. Sumber : Sudoyo, Aru W, 2006.
19
B. Dislipidemia
1. Definisi Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (>240mg/dl), kolesterol
LDL(>160 mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (>200 mg/dl) serta penurunan kadar
HDL (<40 mg/dl).
Tabel 5. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan
trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl).6
20
2. Epidemiologi Dislipidemia
Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian
MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total
pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat
menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah
nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang
(1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar
kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA
I terdapatlah hiperkolesterolemia 13,4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria.
Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14
% pria.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso dkk. (2004) terhadap
656 responden di 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan
Padang) didapatkan keadaan dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dL)
pada orang berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak di Padang dan
Jakarta (>56%), diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung (52,2%) dan
Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi
dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita (56,2%) dibandingkan pada
pria (47%). Dari keseluruhan wanita yang mengidap dislipidemia tersebut
ditemukan prevalensi dislipidemia terbesar pada rentang usia 55-59 tahun (62,1%)
dibandingkan yang berada pada rentang usia 60-69 tahun (52,3%) dan berusia
diatas 70 tahun (52,6%).
21
3. Klasifikasi Dislipidemia
Dislipidemia dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi fenotipik dan
patologik.
a. Klasifikasi Fenotipik
Klasifikasi fenotipik pada dislipidemia dibagi atas klasifikasi berdasarkan
EAS, NCEP, dan WHO.
i. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society)
Pada klasifikasi berdasarkan EAS, dislipidemia dibagi 3 golongan, yaitu
hiperkolesterolemia yang merujuk pada peningkatan kolesterol total,
hipertrigliseridemia yang merujuk nilai trigliserida plasma yang meninggi, dan
campuran keduanya seperti dapat dilihat pada tabel 6.
ii. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program)
Kapan disebut lipid normal, sebenarnya sulit dipatok pada suatu angka, oleh
karena normal untuk seseorang belum tentu normal untuk orang lain yang disertai
faktor risiko koroner multipel. Walaupun demikian, National Cholesterol
Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) 2001 telah
membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum tanpa melihat faktor risiko
koroner seseorang seperti dapat dilihat pada tabel 7.
22
Tabel 7. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan
trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl). 4
iii. Klasifikasi WHO (World Health Organization)
Klasifikasi WHO didasarkan pada modifikasi kalsifikasi Fredricson, yaitu
berdasarkan pada pengukuran kolesterol total, trigliserida, dan subkelas
lipoprotein (dapat dilihat pada tabel 8).
23
b. Klasifikasi Patogenik
Sedangkan berdasarkan patologinya, dislipidemia 2, yaitu dislipidemia primer
dan sekunder.
i. Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan
apoprotein yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya.
Kelainan ini biasanya disebabkan oleh mutasi genetik. Dislipidemia primer
meliputi:
• Hiperkolesterolemia poligenik
• Hiperkolesterolemia familial
• Dislipidemia remnant
• Hyperlipidemia kombinasi familial
• Sindroma Chylomicron
• Hypertrriglyceridemia familial
• Peningkatan Cholesterol HDL
• Peningkatan Apolipoprotein B
ii. Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang
mendasari. Hal ini dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti
diperlihatkan oleh tabel 9 dibawah ini.
24
Tabel 9 Penyebab Umum Dislipidemia Sekunder
4. Faktor Risiko Dislipidemia
Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi,
tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) adalah:
 Riwayat keluarga dengan dislipidemia
 Obesitas
 Diet kaya lemak
 Kurang melakukan olahraga
 Penggunaan alkohol
 Merokok
 Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
 Kelenjar tiroid yang kurang aktif
Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total
bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan
lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang
berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah
25
memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, sedangkan yang lainnya
menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar
kolesterol total dibawah 260 mg/dL. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan
secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya
lipoprotein dari aliran darah.
5. Kriteria Diagnostik dan Pemeriksaan Laboratorium Dislipidemia
i. Pedoman Klinis Kadar Lipid Sehubungan Dengan Resiko PKV
Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan
dengan terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Dari berbagai penelitian jangka
panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk
terjadinya PKV (tabel 10), dikenal patokan kadar kolesterol total sbb:
a) Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable) adalah < 200
mg/dl
b) Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai
dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl
c) Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl
Untuk trigliserida besamya pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
komplikasi kardiovaskuler belum disepakati benar. NECP (National Cholesterol
Education Program) tidak memasukkan kadar trigliserida dalam anjuran
pengelolaan lipid mereka. Sebaliknya kelompok kontinental memasukkan juga
faktor trigliserida dalam algoritma yang mereka anjurkan, dilandasi oleh
penelitian mereka di Eropa (studi Procam dan studi Paris).
26
Di Indonesia data epidemiologis mengenai lipid masih langka, apalagi
longitudinal yang berkaitan dengan angka kesakitan atau angka kematian penyakit
kardiovaskuler.
Tabel 10 Pedoman Klinis untuk Menghubungkan Profil Lipid Dengan Risiko
Terjadinya PKV
Secara klinis digunakanlah kadar kolesterol total sebagai tolak ukur,
walaupun berdasarkan patofisiologi, yang berperan sebagai faktor risiko adalah
kolesterol LDL. Namun demikian, kadar kolesterol total dapat juga
menggambarkan kadar kolesterol LDL seperti dapat dilihat pada tabel 11.
27
Tabel 11 Kadar Kolesterol Total Dihubungkan dengan Kadar LDL
C. Obesitas
1. Definisi Obesitas
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan
dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian
bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila
ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena
lemak (Ganong W.F, 2003). Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti.
Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas.
Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status
sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Individu yang berasal dari
keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya,
individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya
menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan
antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas
28
meningkat secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi (Zhang,
2004).
Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti
menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi berjam-jam. Faktor
genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh
hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran
sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh.
Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas
menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh
bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body
obesity). Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak
tubuh di trunkal . Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal,
yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum,
intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal.
Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu
tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini
berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler
daripada obesitas tubuh bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan
suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe
obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid
obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada
wanita (David., 2004).
29
Gambar 2 Data survei obesiti mengikut umur
2. Pengukuran Antropometri sebagai Skreening Obesitas
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan
saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta
perbandingan lingkar pinggang dan panggul. Sebuah studi menyatakan bahwa
pengukuran lingkar leher juga dapat digunakan sebagai screening obesitas.
Berikut ini penjelasan masing-masing metode pengukuran antropometri tubuh:
A. IMT
Metode yang sering digunakan adalah dengan cara menghitung IMT, yaitu
BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi
badan dalam meter (Caballero B., 2005). Klasifikasi IMT dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
30
Table 12 Klasifikasi IMT (PERKENI, 2006).
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat Badan Kurang < 18.5
Berat Badan Normal 18.5 – 22.9
Berat Badan Lebih ≥ 23
BB dengan Resiko 23 – 24.9
Obesitas I 25 – 29.9
Obesitas II ≥ 30
B. Lingkar Pinggang
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk
pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar
pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit
dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun
lingkar pinggang.
Tabel 13 Kriteria ukuran pinggang berrdasarkan etnis
31
BAB III
PRESENTASI KASUS
A. Anamnesis
I. Identitas Pasien
a. Nama : Ny, A S
b. TTL : Pekalongan , 10 April 1967
c. Umur : 45 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Alamat : Sindurejan WB III No 65 RT 44 RW 09 Kelurahan
Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta
h. Asuransi : Jamkesos (Jaminan Kesehatan Sosial)
i. Tanggal kunjungan puskesmas : 4 Desember 2012
j. Tanggal kunjungan rumah I : 5 Desember 2012
k. Tanggal kunjungan rumah II : 8 Desember 2012
II. Keluhan Utama
Pasien datang ke puskesmas Wirobrajan dengan keluhan badan sering
terasa lemas setiap bangun tidur sejak 2 minggu terakhir.
32
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat ini pasien mengaku mudah merasa lelah tiap pagi hari setiap
bangun tidur, selain itu pasien merasa mudah haus, banyak minum, nafsu
makan berkurang dan sering buang air kecil.
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Berdasarkan pernyataan pasien, pasien sebelumnya tidak mengetahui
kondisi penyakit Diabetes yang diderita, baru mengetahui saat kunjungan
ke puskesmas. Pasien juga menyatakan pernah didiagnosis terjadi
pembesaran liver pada September 2012.
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Suami pasien sedang dalam perawatan CRF, dengan penanganan
hemodialisa rutin 2 x seminggu, terdiagnosis sejak 8 bulan yang lalu.
Riwayat DM, dan Penyakit Jantung pada keluarga disangkal. Riwayat
Hipertensi pada ayah dari pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
I. Keadaan Umum : Baik, CM
II. Tinggi badan : 151 cm
III. Berat Badan : 68 kg
IV. Status Gizi : BMI = 29.82 (Obesitas I)
33
V. VS :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit (reguler dan kuat angkat)
RR : 20 x/menit
T: 36.20 C
 Kepala/Leher :
normocephal, simetris, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, lensa
mata jernih, JVP meningkat (-), tiroid tidak teraba, limfadenopati leher (-),
deformitas (-), hidung dan telinga dalam batas normal.
• Thorax : Pulmo:
– Inspeksi : simetris,pergerakan seimbang,retraksi (-),bentuk normal
– Palpasi : VF ka=ki,tak ada ketinggalan gerak
– Perkusi : sonor +/+
– Auskultasi : vesikuler +/+,whezing -/-,ronkhi -/-
Cor : S1-2 murni, bising (-), konfigurasi dbn.
• Abdomen
– Inspeksi : flat, DP<DD,
– Auskultasi : peristaltik (+)
– Palpasi : nyeri tekn epigastrium (-),organomegali (-)
– Perkusi : timpani (+), ascites (-)
34
• Ekstremitas
– Superior : akral hangat,tonus baik,capilary refill < 2s
– Inferior : akral hangat,tonus baik,capilary refill < 2s
– kekuatan
5 5
5 5
C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 4 Desember 2012
GDP : 230 mg/dl ( 70 – 120 )
GD2PP : 487 mg/dl ( 90 – 150 )
Chol Tot : 197 mg/dl ( < 200 )
TG : 370 mg/dl ( < 150 )
D. Diagnosis Banding
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 2
E. Diagnosis
Diabetes Melitus Tipe 2, obesitas dan dislipidemia
F. Terapi
Farmakologi
Terapi dari Puskesmas
Metformin mg500 2 x 1/2 tablet
Gemfibrozil mg300 1 x 1 tablet
Aspilet mg100 1 x 1 tablet
Vit B 12 2 x 1 tablet
Usulan Terapi
Metformin mg500 2 x 1 tablet
Gemfibrozil mg300 1 x 1 tablet
Vit B 12 2 x 1 tablet
Konsul Sp.Pd
35
Non-Farmakologi
1. Kebutuhan kalori
 BB = 68 Kg
 TB = 151 cm
 BMI Obesitas I (29.82)
 BB ideal = 0.9 x (151-100) = 45.9 kg
 Kebutuhan kalori basal = 25 kcal x 45.9 = 1147 kcal
Koreksi =
 Usia karna lebih dari 40 tahun, maka dikoreksi dengan -5% dari kalori
basal : 5 % X 1147 = 57,35 kalori
 Aktivitas sedang sebagai Ibu Rumah Tangga, maka dikoreksi dengan
+20% dari kalori basal : 20% X 1147 = 229,4 kalori
 Karna tergolong gemuk, maka dikoreksi dengan -20% dari kalori basal :
20% X 1147 = 229,4 kalori
 Total Kebutuhan Kalori = 1147 – 57,35 + 229,4 – 229,4 = 1089,65 kcal (
dibulatkan 1100 kcal)
 Kebutuhan Karbohidrat : 660 (60%)
 Kebutuhan Protein : 220 (20%)
 Kebutuhan Lemak : 220 (20%)
36
2.Diet Total Kalori 1100 kcalori.
Waktu Makan Menu Kcalori
Pagi
Nasi 3/4 gelas (100gr)
Tempe 2 potong (50gr)
Tahu 1 biji besar (110gr)
Sayur 1/2 gelas (50gr)
180
75
75
12.5
Selingan Pepaya 1 potong besar (190gr) 50
Siang
Nasi 1 gelas (130gr)
Tempe 2 potong (50gr)
Tahu 1,5 biji besar (165gr)
Sayur 1/2 gelas (50gr)
Apel 1 buah (85gr)
230
75
112.5
12.5
50
Selingan Pepaya 1 potong besar (190gr) 50
Malam
Nasi 1/2 gelas (65gr)
Ikan 1 potong sedang (40gr)
Sayur 1/2 gelas (50gr)
115
50
12.5
Total 1095
3. Monitoring
Kontrol rutin Kadar Gula Darah, baik Gula Darah Sementara atau Gula
Darah Puasa.
37
4. Edukasi
Edukasi dilakukan kepada pasien dan keluarga, edukasi yang diberikan
meliputi tentang:
1. Gaya hidup sehat: menjaga makan, olahraga atau aktifitas fisik tiap
hari.
2. Ketaatan pengobatan.
3. Komplikasi-komplikasi yang dapat timbul.
4. Pentingnya peran keluarga dalam mencapai tujuan pengobatan
pasien.
38
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus
Kunjungan rumah pada pasien dilakukan pada tanggal 5 dan 8 Desember
2012, dari hasil anamnesis pada pasien ini, didapatkan keterangan bahwa pasien
baru mengetahui menderita diabetes pertama kali saat kunjungan ke puskesmas
tanggal 4 Desember. Beberapa hari sebelumnya, ketika datang ke puskesmas
dengan keluhan yang sama, dokter puskesmas menyarankan untuk datang lagi
dengan kondisi puasa sebelumnya untuk dicek kadar gula darah.
Pada bulan September 2012, pasien juga pernah didiagnosis oleh dokter
spesialis penyakit dalam, mengalami pembesaran hati (Hepatomegali), kemudian
berdasarkan pemaparan pasien, dilakukan pengobatan dan pada akhir September
juga, dilakukan pemeriksaan USG, hasil dari pemeriksaan hepar, tidak tampak
pembesaran organ hati.
Pada bulan april 2012, suami pasien didiagnosis mengalami gagal ginjal,
yang harus mendapatkan perawatan cuci darah sebanyak 2 kali dalam satu
minggu. Saat ini sudah berlangsung selama 8 bulan.
Saat ini pasien melakukan kontrol di Puskesmas Wirobrajan untuk
mendapatkan pengobatan Diabetes dan dislipidemia agar kondisi kesehatan selalu
terkontrol. Biaya terapi pada pasien telah ditangani oleh jamkesos, yaitu jaminan
kesehatan sosial. Sedangkan untuk pengobatan suami pasien, selain dari dana
jamkessos, pasien dan keluarga juga mendapat bantuan dari dompet dhuafa.
39
Pendekatan yang dilakukan adalah penatalaksaan dengan merencanakan
asupan makanan sehari-harinya, menyarankan untuk melakukan aktifitas jasmani
secara teratur. Hal tersebut bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah,
sedangkan bagi anggota keluarga lainnya untuk lebih memperhatikan pola hidup
yang sehat pada pasien.
B. Analisis Kunjungan Rumah.
1. Kondisi pasien.
Saat kunjungan rumah pertama, keluhan pasien sudah semakin berkurang,
badan terasa segar, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan juga tidak
didapatkan kelainan yang memperburuk kondisi pasien dan pasien dapat
beraktifitas secara normal sesuai dengan umurnya.
2. Keadaan rumah.
o Letak : Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman padat penduduk,
beralamat Sindurejan WB III No 65 RT 44 RW 09 Kelurahan
Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta.
SMP
Mualimin
Rumah
Pasien
Toko Safira
U
40
o Kondisi : Kokoh, dinding rumah tembok, tidak bertingkat, lantai dari
keramik, atap rumah dari genteng, sebagian genteng terbuat dari kaca,
tidak mempunyai halaman. Dengan luas rumah 6 x 6 meter, dihuni 7
orang.
o Pembagian ruang : di dalam rumah terdapat 1 kamar tidur, 1 ruang tengah,
1 ruang depan, 1 kamar mandi dan dapur
o Ventilasi : Terdapat jendela pada ruang depan dan kamar mandi, terdapat
pula lubang ventilasi pada atas jendela. Akan tetapi diruangan lainnya,
tidak terdapat ventilasi, serta jarak antar rumah berdempetan,
menyebabkan kesan ventilasi kurang baik.
U
VentilasiVentilasi
Rak
T
Meja Kecil
Kasur
Kasur
BM
TVAlmariAlmari
Meja Kecil
Kasur
Dapur Rak
Papan Pembatas
Rumah
Tetangga
Rumah Tetangga
6
M
6 M
Skala = 1 : 150
41
o Pencahayaan : Pencahayaan di dalam rumah cukup, sehingga dapat
membaca di siang hari tanpa bantuan listrik. Daya listrik pada rumah kos
tersebut sebesar 900 watt, dan dirasa cukup untuk keperluan sehari-hari
seluruh keluarga.
o Kebersihan : kebersihan di dalam rumah kurang, dengan tata letak barang-
barang yang berantakan.
o Sanitasi dasar :
Sumber air bersih : Sumber air dari PAM.
Jamban keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1 jamban
jongkok dengan model leher angsa dan bak mandi terbuat dari semen dan
sudah dilapisi porselen. Kesan kamar mandi bersih, tidak bau dan terawat.
Berukuran sekitar 1,5 m x 2 m. Air dalam bak mandi bersih tidak ada
jentik nyamuk.
Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga dialirkan ke
peresapan, tidak ditemukan genangan limbah disekitar rumah. Saluran
pembuangan air limbah digunakan bersama dengan warga lainnya.
Tempat pembuangan sampah : sampah dikumpulkan di keranjang
sampah, yang setiap dipindah ke depan rumah untuk diambil oleh petugas
sampah. Pembayaran sampah ditanggung bersama oleh warga sekitar.
Halaman : halaman depan tidak ada. Langsung jalan gang rumah yang
terbuat dari tanah, dan digunakan sebagai tempat bermain anak-anak
tetangga.
42
Kandang : Tidak memiliki kandang untuk hewan – hewan peliharaan atau
ternak.
3. Kepemilikan barang.
Rumah yang di tempati merupakan rumah kontrakan. Keluarga tersebut
memiliki televisi, lemari, tempat tidur, lemari pakaian, peralatan dapur, alat –
alat servis alat elektronik.
4. Keadaan lingkungan sekitar rumah.
Limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran limbah, tanpa tempat
sampah diluar rumah. Kesan kebersihan di lingkungan tersebut cukup baik.
C. Daftar anggota keluarga yang tinggal satu rumah
Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
L/
P
Umur Pendidikan Pekerjaan
Pasien
KDK
Ket
Bp. A Y Suami L 47 th Tamat SD
Teknisi alat
elektronik
-
Ny. A S Istri P 45 th Tamat SD
Ibu Rumah
Tangga
√
Sdr. A P Anak 1 P 24 th Tamat SMA Pramu Niaga -
Sdr. R B Menantu L 28 th Tamat SMA Wiraswasta -
Sdr. A R Anak 2 L 21 th Tamat SMA
Mahasiswa,
Guru Bimbel
-
An. R A Anak 3 L 16 th Tamat SMP Pelajar -
An. R S Anak 4 L 12 th SD Pelajar -
43
D. Genogram Keluarga
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal : Pasien
: Perempuan B :Breadwinner : yang mencari nafkah
: Tinggal 1 rumah D : Decision Maker : Pengambil Keputusan
B
DM,
Dislipidemia
RB
28 th
A P
24 th
A S
45 th
A Y
47 th
A R
21 th
R S
12 th
R A
16 th
CRF
D
Genogram Keluarga A.Y dibuat Tanggal 5 – 12 - 2012
44
E. Nilai Apgar Keluarga.
Apgar keluarga adalah suatu penentu sehat / tidaknya keluarga
dikembangkan oleh Rosen, Geymon, dan Leyton dengan menilai 5 fungsi
pokok keluarga / tingkat kesehatan keluarga yaitu :
TABEL NILAI APGAR
KRITERIA PERTANYAAN
Respons
Hampir
selalu
Kadang
Hampir
tidak
pernah
Adaptasi
Apakah pasien puas dengan
keluarga karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya
√
Kemitraan
Apakah pasien puas dengan
keluarga karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi
√
Pertumbuhan
Apakah pasien puas dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga untuk mengembangkan
kemampuan yang pasien miliki
√
Kasih Sayang
Apakah pasien puas dengan
kehangatan / kasih sayang yang
diberikan keluarga
√
Kebersamaan
Apakah pasien puas dengan
waktu yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
√
TOTAL
Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit
Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 7, ini menunjukan
fungsi keluarga kurang sehat.
45
F. SCREEM Keluarga
SCREEM adalah alat yang digunakan untuk menilai sumber daya
dalam keluarga.
Aspek Sumber Daya Patologi
Sosial Pasien dapat beriteraksi
dengan baik dengan tetangga
sekitarnya
Kultural Pasien dan keluarga tidak
mempercayai mitos-mitos
yang tidak jelas kebenarannya
Religius Pasien dan keluarga
mengajarkan moral-moral
agama dan menunaikan ibadah
sesuai dengan ajaran agama
dengan rajin dan baik
Ekonomi Pasien sebagai ibu rumah tangga,
tidak berjualan nasi sejak 8 bulan
yang lalu ketika suami mulai
melakukan cuci darah.
Pendidikan Pendidikan keluarga cukup,
pasien dan suami lulusan
SMA, anak – anak
mendapatkan pendidikan yang
cukup, bahkan ada yang
sampai Perguruan tinggi.
Kesehatan Masalah kesehatan cukup
bagus, dekat dengan akses
yankes dan memiliki jaminan
jamkessos
Kesadaran dari pasien tentang
kondisi kesehatan kurang.
G.IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Suami pasien sedang dalam kondisi menderita gagal ginjal dalam stadium
lanjut, yang harus dilakukan cuci darah sebanyak 2 x dalam seminggu. Pasien dan
46
suami pasien, belum mengerti secara pasti penyebab kondisi gagal ginjal yang
dialami suami pasien.
2. Fungsi Afektif
- Hubungan antara pasien dengan suami : baik
- Hubungan antara pasien dengan anak : baik
Meskipun sering berbeda pendapat dengan anak kedua.
- Hubungan antara pasien dengan saudara : baik
- Hubungan antar saudara : baik
3. Fungsi Sosial dan Budaya
Kedudukan pasien di lingkungan tempat tinggalnya biasa saja, pasien ramah
dan selalu menyapa bila bertemu dengan tetangga, dan respon tetanggapun sangat
baik. Pasien tidak sungkan-sungkan untuk berbincang-bincang dengan tetangga.
Pasien tidak percaya terhadap mitos-mitos yang ada di masyarakat.
4. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, suami pasien juga merupakan
lulusan SMA, anak pertama pasien lulusan SMA, menantu pasien lulusan SMA,
anak kedua sedang menjalani kuliah S1 dengan beasiswa, anak ketiga sedang
menjalani pendidikan SMK dan anak keempat sedang menjalani pendidikan kelas
6 SD.
5. Fungsi Ekonomi
Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga disokong penuh dari
penghasilan suami pasien yang bekerja sebagai teknisi servis alat elektronik
47
dirumah. Meskipun anak pertama dan menantu juga bekerja, tapi penyokong
utama adalah suami pasien.
6. Fungsi Religius
Fungsi religius pasien dan keluarganya cukup baik. Pasien sering ke masjid
untuk melaksanakan sholat berjamaah.
H. IDENTIFIKASI PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku)
1. PSP keluarga tentang kesehatan dasar
a. Pencegahan penyakit
Pasien dan keluarga pasien kurang rajin membersihkan rumah meskipun
tidak membiarkan ada air tergenang didalam rumah atau sekitarnya.
b. Gizi keluarga
Untuk pola konsumsi gizi pasien, frekuensi makan rata-rata 3 kali sehari
dengan menu nasi, lauk pauk (telur, daging, tempe, tahu), sayuran, buah-
buahan. Status gizi pasien obesitas.
c. Higiene dan sanitasi lingkungan
- Halaman rumah dan jalan cukup bersih karena sering disapu
- Lingkungan dalam rumah kurang bersih
- Kondisi pencahayaan di rumah cukup
2. PSP keluarga tentang kesehatan lain
a. Penggunaan pelayanan kesehatan
Bila sakit, pasien dibawa ke puskesmas.
b. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan
Pasien menggunakan jaminan kesehatan social
48
c. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keadaan kesehatan keluarga dan
anggota keluarga
Pasien baru terdiagnosis pertama kali dengan Diabetes saat kontrol ke
puskesmas Wirobrajan. Suami pasien terdiagnosis CRF sejak 8 bulan yang
lalu dan rutin melakukan hemodialisa 2 x dala satu minggu.
I. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
NO PUGS
1 Keluarga makan beraneka ragam makanan Tidak
2 Keluarga makan makanan untuk memenuhi
kecukupan energi
Ya
3 Keluarga makan makanan karbohidrat
setengah dari kebutuhan energi sehari
Ya
4 Keluarga membatasi konsumsi lemak dam
minyak seperempat dari kebutuhan energi
sehari
Tidak
5 Keluarga menggunakan garam beryodium Ya
6 Keluarga makan makanan sumber zat besi Ya
7 Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6
bulan
- -
8 Keluarga membiasakan makan pagi Tidak
9 Keluarga minum air bersih dan aman yang
cukup
Ya
10 Keluarga melakukan aktivitas fisik dan
olahraga secara teratur
Tidak
11 Keluarga menghindari minum minuman
beralkohol
Ya
12 Keluarga makan makanan yang aman bagi
kesehatan
Ya
13 Keluarga terbiasa membaca label pada
makanan yang dikemas
Tidak
Kesimpulan
1. Nilai PUGS keluarga <60%
2. Keluarga tidak menerapkan pedoman umum gizi seimbang
49
J. IDENTIFIKASI MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT
No. Kriteria yang dinilai Jawaban Skor
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. - -
2. Memberi ASI ekslusif. - -
3. Menimbang balita setiap bulan. - -
4. Menggunakan air bersih. Ya 1
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tidak 0
6. Menggunakan jamban sehat. Ya 1
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Tidak 0
8. Makan buah dan sayur setiap hari. Tidak 0
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0
10. Tidak merokok di dalam rumah. Ya 1
Total jawaban ya 3
Interpretasi: Total skor adalah 3 yang berarti keluarga Ny. A S tidak
menerapkan PHBS dengan baik.
K. PELAKSANAAN PROGRAM
NO WAKTU KEGIATAN HASIL
1 4 Desember 2012 Anamnesa, dan pemeriksaan
fisik
Identifikasi masalah
Pada saat anamnesa , pasien
cukup kooperatif dan saat
dilakukan pemeriksaan fisik
ditemukan:
- Gizi obesitas
- Keluhan pasien, badan lemas,
banyak minum, sering BAK
dan nafsu makan berkurang.
- Pengetahuan pasien terhadap
penyakitnya kurang
50
2 5 Desember 2012 Follow up anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
Konseling pasien mengenai
penyakitnya.
Edukasi tentang penyakit dan
gaya hidup.
Menjelaskan pentingnya
konsultasi ke pelayanan
kesehatan.
Pasien dan keluarga lebih
paham mengenai penyakitnya
dan akan mengikuti saran
untuk mencegah naiknya Gula
Darah Pasien
Pasien akan rutin kontrol ke
puskesmas untuk memantau
gula darah pasien.
3 8 Desember 2012 Follow up anamnesa dan
pemeriksaan fisik
Pasien sudah mengerti dan
sudah bisa menerapkan pola
hidup sehat, menu diet yang
akan berhubungan dengan
penyakitnya.
L. DIAGNOSIS KESEHATAN KELUARGA
 Bentuk Keluarga : Keluarga Besar ( Extended Family )
 Fungsi yang terganggu : Ekonomi dan Kesehatan
 Faktor yang mempengaruhi : Pekerjaan pasien dan anggota keluarga yang
sakit
 Faktor yang dipengaruhi : Jumlah dan macam asupan gizi yang tersedia
serta kesehatan
 Diagnosis Holistik : Wanita 45 tahun dengan Diabetes Melitus
Tipe 2, Dislipidemia dan Obesitas dengan fungsi keluarga yang kurang sehat
dan sumber daya keluarga yang kurang dibidang ekonomi dan kesehatan.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kunjungan rumah pasien penderita diabetes melitus yang
berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Diabetes, dislipidemia dan overweight dapat mengganggu fungsi
seseorang dalam keluarga.
2. Dokter keluarga melalui institusi Puskesmas dapat menjadi salah satu
sektor yang berperan dalam menangani kasus diabetes dan dislipidemia
yang mencakup promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitative dan
merujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang berkompeten dalam
menangani kasus.
3. Kerjasama antara petugas kesehatan, pasien dan keluarga menentukan
keberhasilan terapi.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
 Berusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam
menganalisa permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun
lingkungannya
 Meningkatkan profesionalisme sebelum terjun ke masyarakat
52
2. Bagi Puskesmas
 Hendaknya terus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan
usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
53
DAFTAR PUSTAKA
Gandha, Nicho. (2009) FK UI. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari
http://digital_122845-S09038fk-Hubungan perilaku-Literatur.pdf
Rahmawati, N. (2009). FKM UI. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari
http://digilib.ui.ac.id/126590-S-5633-Aktifitasfisik-Literatur.pdf
Shahab, Alwi (2006). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, jilid III. Hal :
1916-1919. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesia
Soegondo, S. (2004). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini. Jakarta:
Sagung Seto
Suyono, Slamet (2006). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, jilid III.
Hal : 1874-1878. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Indonesia
USU University. (n.d). Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21688/4/Chapter%20II.pdf
W.Sudoyo Aru, S. B. (2007). Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, Jilid
III.Hal : 1902-1904. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Indonesia
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
54
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/

More Related Content

What's hot

Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilan
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilanKb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilan
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalpjj_kemenkes
 
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Ahmad Faisal Idris
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medispjj_kemenkes
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalpjj_kemenkes
 
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatalPedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatalpjj_kemenkes
 
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatalKb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
Kb 4 pendokumentasian rujukan kasus gadar maternal neonatal
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilan
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilanKb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilan
Kb2 tujuan asuhan, tipe pelayanan, hak wanita hamil, standar asuhan kehamilan
 
Modul 2 kb 1
Modul 2   kb 1Modul 2   kb 1
Modul 2 kb 1
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
Mediakom 43
Mediakom 43Mediakom 43
Mediakom 43
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
 
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Makalah Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
 
Mediakom 41
Mediakom 41Mediakom 41
Mediakom 41
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
 
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatalPedoman praktikum rujukan kasus gadar  maternatal neonatal
Pedoman praktikum rujukan kasus gadar maternatal neonatal
 
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)
Evaluasi(Praktik Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal)
 

Viewers also liked

117971916 case-study
117971916 case-study117971916 case-study
117971916 case-studyhomeworkping9
 
117688231 case-study-word
117688231 case-study-word117688231 case-study-word
117688231 case-study-wordhomeworkping9
 
116785964 laporan-case-study
116785964 laporan-case-study116785964 laporan-case-study
116785964 laporan-case-studyhomeworkping9
 
125467521 people-v-godoy
125467521 people-v-godoy125467521 people-v-godoy
125467521 people-v-godoyhomeworkping9
 
115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-finalhomeworkping9
 
117593785 capital-market-in-bangladesh
117593785 capital-market-in-bangladesh117593785 capital-market-in-bangladesh
117593785 capital-market-in-bangladeshhomeworkping9
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-restihomeworkping9
 
115409231 case-study
115409231 case-study115409231 case-study
115409231 case-studyhomeworkping9
 

Viewers also liked (9)

117971916 case-study
117971916 case-study117971916 case-study
117971916 case-study
 
117688231 case-study-word
117688231 case-study-word117688231 case-study-word
117688231 case-study-word
 
116785964 laporan-case-study
116785964 laporan-case-study116785964 laporan-case-study
116785964 laporan-case-study
 
125467521 people-v-godoy
125467521 people-v-godoy125467521 people-v-godoy
125467521 people-v-godoy
 
115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final115127030 case-saraf-by-chris-final
115127030 case-saraf-by-chris-final
 
117593785 capital-market-in-bangladesh
117593785 capital-market-in-bangladesh117593785 capital-market-in-bangladesh
117593785 capital-market-in-bangladesh
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti
 
124519364 case-hemo
124519364 case-hemo124519364 case-hemo
124519364 case-hemo
 
115409231 case-study
115409231 case-study115409231 case-study
115409231 case-study
 

Similar to 123955405 case-report-kedokteran-keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docxAyuAndira59
 
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...syikir
 
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docxKELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docxAdhayanaMegaraya
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew Hidayat
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusSeptian Muna Barakati
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfjihanamirbalaswad
 
Referat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiaReferat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiacharezo
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxTriGunawan17
 
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...mataram indonesia
 
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptx
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptxPerawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptx
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptxNirmalasariHusain1
 
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676NurSalsa1
 
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdf
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdfBuku Saku Modul Pelita Kesmas.pdf
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdfAstiSulistiawati1
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdfhypo2
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMSainal Edi Kamal
 

Similar to 123955405 case-report-kedokteran-keluarga (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
 
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
KLP 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM EN...
 
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docxKELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
 
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyamanAndrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
Andrew hidayat diabetes mellitus tetap bisa hidup dengan nyaman
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Dm bab 1 5
Dm bab 1 5Dm bab 1 5
Dm bab 1 5
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Makalah obesitas
Makalah obesitasMakalah obesitas
Makalah obesitas
 
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdfASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NY.C.pdf
 
Referat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiaReferat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersia
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptx
 
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
Kti ku pola penggunaan obat anti diabetes pada pasien jaminan kesehatan nasio...
 
MAKALAH_DM.docx
MAKALAH_DM.docxMAKALAH_DM.docx
MAKALAH_DM.docx
 
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptx
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptxPerawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptx
Perawatan Diabetes Melitus Diet Diabetes Melitus.pptx
 
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676
Kelompok 4_Diabetes Mellitus.pdf.3214676
 
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdf
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdfBuku Saku Modul Pelita Kesmas.pdf
Buku Saku Modul Pelita Kesmas.pdf
 
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdftoaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
toaz.info-minipro-dian-mentaridocx-pr_f863cead9b4abd411f3b7708f5ea3cae.pdf
 
Ph care-dm
Ph care-dmPh care-dm
Ph care-dm
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

123955405 case-report-kedokteran-keluarga

  • 1. 3 Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, iman dan Islam sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan klinik dengan judul “Wanita 45 tahun dengan Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia dan Obesitas dengan fungsi keluarga yang kurang sehat” untuk memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di Puskesmas Wirobrajan. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang telah berjuang dengan membawa agama Allah. Banyak hambatan dalam penyusunan makalah ini, namun berkat dukungan dari banyak pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini. Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. dr. AS Williamto, selaku Kepala Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta. 2. dr. Nurzammi, sebagai dokter pembimbing klinik di Puskesmas Wirobrajan. 3. dr.Iman Permana, M.Kes, sebagai dokter pembimbing Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dan selanjutnya. Semoga laporan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
  • 2. 4 Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 11 Desember 2012 Penyusun, Fatkhur Ruli M Q DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1 HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2 KATA PENGANTAR ...................................................................................... 3 DAFTAR ISI.................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 7 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 7 B. Profil Puskesmas Wirobrajan ................................................... 8 C. Tujuan Penulisan......................................................................... 11 D. Manfaat Penulisan....................................................................... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13 A. Diabetes Melitus ......................................................................... 13 1. Definisi...................................................................................... 13 2. Klasifikasi.................................................................................. 14 3. Diagnosis................................................................................... 15 B. Dislipidemia................................................................................ 19 1. Definisi...................................................................................... 19
  • 3. 5 2. Epidemiologi............................................................................. 20 3. Klasifikasi.................................................................................. 21 4. Faktor Resiko............................................................................ 24 5. Kriteria Diagnostik.................................................................... 25 C. Obesitas...................................................................................... 27 1. Definisi...................................................................................... 27 2. Pengukuran Antropometri......................................................... 29 BAB III PRESENTASI KASUS .................................................................. 31 A. Anamnesis ................................................................................. 31 B. Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 32 C. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 34 D. Diagnosis Banding...................................................................... 34 E. Diagnosis .................................................................................. 34 F. Terapi.......................................................................................... 34 BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 38 A. Analisis Kasus .......................................................................... 38 B. Analisis Kunjungan Rumah ...................................................... 39 C. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Satu Rumah................. 42 D. Genogram Keluarga ................................................................... 43 E. Nilai APGAR Keluarga.............................................................. 44 F. SCREEM Keluarga ................................................................... 45 G. Identifikasi Fungsi Keluarga ..................................................... 45
  • 4. 6 H. Identifikasi PSP (Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku) ............... 47 I. Pedoman Umum Gizi Seimbang .............................................. 48 J. Identifikasi Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ............ 49 K. Pelaksanaan Program ................................................................ 49 L. Diagnosis Kesehatan Keluarga................................................... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 51 A. Kesimpulan ............................................................................... 51 B. Saran ......................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 53
  • 5. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah (Soegondo, 2004). Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan pening- katan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia mengacu pada kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL. Berbagai perubahan profil lipid tersebut saling terkait satu dengan lain sehingga tidak dapat dibicarakan sendiri- sendiri. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi. Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik diseluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila
  • 6. 8 ditemukan kelebihan berat badan > 20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F. 2003). Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh ( Mayer, 1973 dalam Pudjiadi, 1990). Obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 12 – 35 % pada wanita dan 18 – 23 % pada pria. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung koroner dan hipertensi (Laurentia, 2004) B. Profil Puskesmas Wirobrajan Puskesmas Wirobrajan adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Wirobrajan. Unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan adalah unit yang melaksanakan tugas teknis operasional di wilayah kerja puskesmas sebagai unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia. Di Kecamatan Wirobrajan terdapat satu puskesmas induk yaitu Puskesmas Wirobrajan dengan Puskesmas Pembantu Tegalmulyo. Puskesmas Wirobrajan terletak di kota Yogyakarta dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara adalah Kecamatan Tegalrejo, sebelah timur adalah Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Matrijeron, sebelah selatan dan barat adalah Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
  • 7. 9 Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan 1,78 km2 dengan pembagian kelurahan menjadi 3 kelurahan yang terdiri dari: Kelurahan Pakuncen yang terletak di bagian utara dengan 58 RT dan 12 RW, Kelurahan Wirobrajan terletak di bagian tengah dengan 56 RT dan 12 RW, Kelurahan Patangpuluhan terletak di bagian selatan dengan 51 RT dan 10 RW. Jumlah penduduk Kecamatan Wirobrajan adalah 29.225 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga 8.592 dan terdiri dari 165 RT, 34 RW serta 36 posyandu. Sasaran kesehatan wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan yang mengacu pada Indikator Indonesia Sehat 2010 dan SPM seperti derajat kesehatan, keadaan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat. Puskesmas Wirobrajan belum dilengkapi dengan fasilitas rawat inap namun sudah terdapat fasilitas ambulans dan UGD yang pada saat jam kerja dapat digunakan. Kegiatan pelayanan umum meliputi balai pengobatan umum (BPU), balai pengobatan gigi (BPG), BKIA/KB, unit farmasi, unit puskesmas keliling, UKS, konseling gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan dan poli lansia, konseling PHBS, konseling psikologi, dan konseling berhenti merokok. Untuk mencapai sasaran wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan seperti disebut di atas, dokter keluarga juga dapat berperan didalamnya. Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh dan memusatkan pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit. Di mana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
  • 8. 10 Pelayanan dokter keluarga yang melibatkan dokter keluarga sebagai penapis (goal keeper) di tingkat pelayanan primer, dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan yang berkerja secara bersama-sama menempatkan dokter keluarga pada posisi yang sangat strategis dalam pembangunan kesehatan. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan dokter keluarga adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi individu, keluarga dan masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya, yang tercermin dalam tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter keluarga. Tabel 1. Rekapitulasi 10 Besar Diagnosis Pasien Puskesmas Wirobrajan Periode Januari – Oktober 2012 No. ICD Diagnosis Jumlah 1 J.06 Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas 3703 2 I.10 Hipertensi primer 3594 3 J.00 Common cold/ Nasopharyngitis acute 2591 4 K.04 Penyakit pulpa dan periapikal 1568 5 E.11 Diabetes Mellitus tipe 2 (NIDDM) 1468 6 M.791 Mialgia 1145 7 R.51 Nyeri kepala (headache) 1086 8 E.78 Gang. Metabolisme Lipid & Lipoprotein 855 9 R.50 Febris/ demam 829 10 A.09 Diare dan gastroenteritis 825
  • 9. 11 C. Tujuan Penulisan 1. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai penyakit diabetes melitus, obesitas dan dislipidemia ini. Diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan dini dengan cara yang tepat. 2. Penulisan laporan kasus kepaniteraan klinik ilmu kedokteran keluarga ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan kedokteran dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita penyakit. Salah satunya dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya hidup apakah telah mendukung pengobatan farmakologi atau tidak. Selain itu juga penyuluhan dilakukan dengan titik berat agar pasien dan keluarganya menjadi mengetahui lebih banyak tentang diabetes sehingga dapat diminimalisir terjadinya komplikasi yang terjadi.
  • 10. 12 D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat untuk puskesmas Sebagai sarana kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan umpan balik dari hasil evaluasi koasisten dalam rangka mengoptimalkan peran puskesmas. 2. Manfaat untuk mahasiswa Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.
  • 11. 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIABETES MELITUS 1. DEFINISI Menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (PERKENI 2006). Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan gejala yang timbul pada diri seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2006). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya(Sudoyo,Aru W,2006). Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa didalam darah. Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosial ekonomi(Shahab,Alwi, 2006). Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
  • 12. 14 hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (PERKENI, 2006). 2. KLASIFIKASI Diabetes melitus diklasifikasikan menurut etiologinya seperti yang tertera pada tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi diabetes menurut etiologinya. Sumber : PERKENI, 2006 Klasifikasi lainnya membagi diabetes melitus atas empat kelompok yaitu diabetes melitus tipe-1, diabetes melitus tipe-2, diabetes melitus bentuk khusus, dan diabetes melitus gestasional (Adam, John MF, 2000). American Diabetes Association (ADA) dalam standards of Medical Care in Diabetes (2009) memberikan klasifikasi diabetes melitus menjadi 4 tipe yang disajikan dalam (Dewi, Debhryta Ayu, 2009): 1. Diabetes melitus tipe 1, yaitu diabetes melitus yang dikarenakan oleh adanya destruksi sel β pankreas yang secara absolut menyebabkan defisiensi insulin.
  • 13. 15 2. Diabetes melitus tipe 2, yaitu diabetes yang dikarenakan oleh adanya kelainan sekresi insulin yang progresif dan adanya resistensi insulin. 3. Diabetes melitus tipe lain, yaitu diabetes yang disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti kelainan genetik pada fungsi sel β pankreas, kelainan genetik pada aktivitas insulin, penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis), dan akibat penggunaan obat atau bahan kimia lainnya (terapi pada penderita AIDS dan terapi setelah transplantasi organ). 4. Diabetes melitus gestasional, yaitu tipe diabetes yang terdiagnosa atau dialami selama masa kehamilan. 3. DIAGNOSIS Diagnosis diabetes melitus harus berdasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Dalam menentukan diagnosis diabetes melitus harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Untuk memastikan diagnosis diabetes melitus, pemeriksaan glukosa darah sebaiknya dilakukan di laboratorium klinik yang terpercaya. Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh, vena maupun kapiler dengan memperhatikan angka- angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan WHO. Untuk pemantauan hasil pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler (Sudoyo,Aru W, 2006).
  • 14. 16 Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti tersebut di bawah ini (PERKENI, 2006) : 1. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. 2. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl juga digunakan untuk acuan diagnosis diabetes melitus. Untuk kelompok tanpa keluhan khas diabetes melitus, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan ≥ 200 mg/dl (Sudoyo,Aru W, 2006).
  • 15. 17 Tabel 3. Kriteria diagnosis diabetes melitus. Sumber : PERKENI, 2006 Ada perbedaan antara uji diagnostik diabetes melitus dengan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostik diabetes melitus dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala atau tanda diabetes melitus, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasikan mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko diabetes melitus. Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan kemudian pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif, untuk memastikan diagnosis definitif (Sudoyo,Aru W, 2006). Pemeriksaan penyaring bertujuan untuk menemukan pasien dengan Dibetes melitus, toleransi glukosa terganggu (TGT) maupun glukosa darah puasa terganggu (GDPT), sehingga dapat ditangani lebih dini secara tepat. Pasien dengan TGT dan GDPT juga disebut sebagai intoleransi glukosa, merupakan tahapan sementara menuju diabetes melitus. Kedua keadaan tersebut merupakan faktor risiko untuk terjadinya diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari (PERKENI, 2006).
  • 16. 18 Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar (Sudoyo,Ari W, 2006). Tabel 4. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai standar penyaring dan diagnosis diabetes melitus. Sumber : PERKENI, 2006. Diperlukan anamnesis yang cermat serta pemeriksaan yang baik untuk menentukan diagnosis diabetes melitus, toleransi glukosa terganggu dan glukosa darah puasa tergagnggu. Berikut adalah langkah-langkah penegakkan diagnosis diabetes melitus, TGT, dan GDPT. Gambar 1. Langkah-langkah diagnostik diabetes melitus dan toleransi glukosa terganggu. Sumber : Sudoyo, Aru W, 2006.
  • 17. 19 B. Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total (>240mg/dl), kolesterol LDL(>160 mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (>200 mg/dl) serta penurunan kadar HDL (<40 mg/dl). Tabel 5. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl).6
  • 18. 20 2. Epidemiologi Dislipidemia Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Dibeberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Apabila dipakai batas kadar kolesterol > 250 mg/dl sebagai batasan hiperkolesterolemia maka pada MONICA I terdapatlah hiperkolesterolemia 13,4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II hiperkolesterolemia terdapat pada 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso dkk. (2004) terhadap 656 responden di 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang) didapatkan keadaan dislipidemia berat (total kolesterol >240 mg/dL) pada orang berusia diatas 55 tahun didapatkan paling banyak di Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung (52,2%) dan Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa prevalensi dislipidemia lebih banyak didapatkan pada wanita (56,2%) dibandingkan pada pria (47%). Dari keseluruhan wanita yang mengidap dislipidemia tersebut ditemukan prevalensi dislipidemia terbesar pada rentang usia 55-59 tahun (62,1%) dibandingkan yang berada pada rentang usia 60-69 tahun (52,3%) dan berusia diatas 70 tahun (52,6%).
  • 19. 21 3. Klasifikasi Dislipidemia Dislipidemia dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi fenotipik dan patologik. a. Klasifikasi Fenotipik Klasifikasi fenotipik pada dislipidemia dibagi atas klasifikasi berdasarkan EAS, NCEP, dan WHO. i. Klasifikasi EAS (European Atheroselerosis Society) Pada klasifikasi berdasarkan EAS, dislipidemia dibagi 3 golongan, yaitu hiperkolesterolemia yang merujuk pada peningkatan kolesterol total, hipertrigliseridemia yang merujuk nilai trigliserida plasma yang meninggi, dan campuran keduanya seperti dapat dilihat pada tabel 6. ii. Klasifikasi NECP (National Cholesterol Education Program) Kapan disebut lipid normal, sebenarnya sulit dipatok pada suatu angka, oleh karena normal untuk seseorang belum tentu normal untuk orang lain yang disertai faktor risiko koroner multipel. Walaupun demikian, National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) 2001 telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum tanpa melihat faktor risiko koroner seseorang seperti dapat dilihat pada tabel 7.
  • 20. 22 Tabel 7. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl). 4 iii. Klasifikasi WHO (World Health Organization) Klasifikasi WHO didasarkan pada modifikasi kalsifikasi Fredricson, yaitu berdasarkan pada pengukuran kolesterol total, trigliserida, dan subkelas lipoprotein (dapat dilihat pada tabel 8).
  • 21. 23 b. Klasifikasi Patogenik Sedangkan berdasarkan patologinya, dislipidemia 2, yaitu dislipidemia primer dan sekunder. i. Dislipidemia Primer Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh mutasi genetik. Dislipidemia primer meliputi: • Hiperkolesterolemia poligenik • Hiperkolesterolemia familial • Dislipidemia remnant • Hyperlipidemia kombinasi familial • Sindroma Chylomicron • Hypertrriglyceridemia familial • Peningkatan Cholesterol HDL • Peningkatan Apolipoprotein B ii. Dislipidemia Sekunder Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang mendasari. Hal ini dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti diperlihatkan oleh tabel 9 dibawah ini.
  • 22. 24 Tabel 9 Penyebab Umum Dislipidemia Sekunder 4. Faktor Risiko Dislipidemia Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) adalah:  Riwayat keluarga dengan dislipidemia  Obesitas  Diet kaya lemak  Kurang melakukan olahraga  Penggunaan alkohol  Merokok  Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik  Kelenjar tiroid yang kurang aktif Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah
  • 23. 25 memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mg/dL. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah. 5. Kriteria Diagnostik dan Pemeriksaan Laboratorium Dislipidemia i. Pedoman Klinis Kadar Lipid Sehubungan Dengan Resiko PKV Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Dari berbagai penelitian jangka panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk terjadinya PKV (tabel 10), dikenal patokan kadar kolesterol total sbb: a) Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable) adalah < 200 mg/dl b) Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl c) Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl Untuk trigliserida besamya pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi kardiovaskuler belum disepakati benar. NECP (National Cholesterol Education Program) tidak memasukkan kadar trigliserida dalam anjuran pengelolaan lipid mereka. Sebaliknya kelompok kontinental memasukkan juga faktor trigliserida dalam algoritma yang mereka anjurkan, dilandasi oleh penelitian mereka di Eropa (studi Procam dan studi Paris).
  • 24. 26 Di Indonesia data epidemiologis mengenai lipid masih langka, apalagi longitudinal yang berkaitan dengan angka kesakitan atau angka kematian penyakit kardiovaskuler. Tabel 10 Pedoman Klinis untuk Menghubungkan Profil Lipid Dengan Risiko Terjadinya PKV Secara klinis digunakanlah kadar kolesterol total sebagai tolak ukur, walaupun berdasarkan patofisiologi, yang berperan sebagai faktor risiko adalah kolesterol LDL. Namun demikian, kadar kolesterol total dapat juga menggambarkan kadar kolesterol LDL seperti dapat dilihat pada tabel 11.
  • 25. 27 Tabel 11 Kadar Kolesterol Total Dihubungkan dengan Kadar LDL C. Obesitas 1. Definisi Obesitas Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak (Ganong W.F, 2003). Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas
  • 26. 28 meningkat secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi (Zhang, 2004). Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi berjam-jam. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh. Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity). Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di trunkal . Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita (David., 2004).
  • 27. 29 Gambar 2 Data survei obesiti mengikut umur 2. Pengukuran Antropometri sebagai Skreening Obesitas Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul. Sebuah studi menyatakan bahwa pengukuran lingkar leher juga dapat digunakan sebagai screening obesitas. Berikut ini penjelasan masing-masing metode pengukuran antropometri tubuh: A. IMT Metode yang sering digunakan adalah dengan cara menghitung IMT, yaitu BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi badan dalam meter (Caballero B., 2005). Klasifikasi IMT dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
  • 28. 30 Table 12 Klasifikasi IMT (PERKENI, 2006). Klasifikasi IMT (kg/m2) Berat Badan Kurang < 18.5 Berat Badan Normal 18.5 – 22.9 Berat Badan Lebih ≥ 23 BB dengan Resiko 23 – 24.9 Obesitas I 25 – 29.9 Obesitas II ≥ 30 B. Lingkar Pinggang IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang. Tabel 13 Kriteria ukuran pinggang berrdasarkan etnis
  • 29. 31 BAB III PRESENTASI KASUS A. Anamnesis I. Identitas Pasien a. Nama : Ny, A S b. TTL : Pekalongan , 10 April 1967 c. Umur : 45 tahun d. Jenis Kelamin : Perempuan e. Agama : Islam f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga g. Alamat : Sindurejan WB III No 65 RT 44 RW 09 Kelurahan Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta h. Asuransi : Jamkesos (Jaminan Kesehatan Sosial) i. Tanggal kunjungan puskesmas : 4 Desember 2012 j. Tanggal kunjungan rumah I : 5 Desember 2012 k. Tanggal kunjungan rumah II : 8 Desember 2012 II. Keluhan Utama Pasien datang ke puskesmas Wirobrajan dengan keluhan badan sering terasa lemas setiap bangun tidur sejak 2 minggu terakhir.
  • 30. 32 III. Riwayat Penyakit Sekarang Saat ini pasien mengaku mudah merasa lelah tiap pagi hari setiap bangun tidur, selain itu pasien merasa mudah haus, banyak minum, nafsu makan berkurang dan sering buang air kecil. IV. Riwayat Penyakit Dahulu Berdasarkan pernyataan pasien, pasien sebelumnya tidak mengetahui kondisi penyakit Diabetes yang diderita, baru mengetahui saat kunjungan ke puskesmas. Pasien juga menyatakan pernah didiagnosis terjadi pembesaran liver pada September 2012. V. Riwayat Penyakit Keluarga Suami pasien sedang dalam perawatan CRF, dengan penanganan hemodialisa rutin 2 x seminggu, terdiagnosis sejak 8 bulan yang lalu. Riwayat DM, dan Penyakit Jantung pada keluarga disangkal. Riwayat Hipertensi pada ayah dari pasien. B. Pemeriksaan Fisik I. Keadaan Umum : Baik, CM II. Tinggi badan : 151 cm III. Berat Badan : 68 kg IV. Status Gizi : BMI = 29.82 (Obesitas I)
  • 31. 33 V. VS : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit (reguler dan kuat angkat) RR : 20 x/menit T: 36.20 C  Kepala/Leher : normocephal, simetris, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, lensa mata jernih, JVP meningkat (-), tiroid tidak teraba, limfadenopati leher (-), deformitas (-), hidung dan telinga dalam batas normal. • Thorax : Pulmo: – Inspeksi : simetris,pergerakan seimbang,retraksi (-),bentuk normal – Palpasi : VF ka=ki,tak ada ketinggalan gerak – Perkusi : sonor +/+ – Auskultasi : vesikuler +/+,whezing -/-,ronkhi -/- Cor : S1-2 murni, bising (-), konfigurasi dbn. • Abdomen – Inspeksi : flat, DP<DD, – Auskultasi : peristaltik (+) – Palpasi : nyeri tekn epigastrium (-),organomegali (-) – Perkusi : timpani (+), ascites (-)
  • 32. 34 • Ekstremitas – Superior : akral hangat,tonus baik,capilary refill < 2s – Inferior : akral hangat,tonus baik,capilary refill < 2s – kekuatan 5 5 5 5 C. Pemeriksaan Penunjang Tanggal 4 Desember 2012 GDP : 230 mg/dl ( 70 – 120 ) GD2PP : 487 mg/dl ( 90 – 150 ) Chol Tot : 197 mg/dl ( < 200 ) TG : 370 mg/dl ( < 150 ) D. Diagnosis Banding Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes Melitus Tipe 2 E. Diagnosis Diabetes Melitus Tipe 2, obesitas dan dislipidemia F. Terapi Farmakologi Terapi dari Puskesmas Metformin mg500 2 x 1/2 tablet Gemfibrozil mg300 1 x 1 tablet Aspilet mg100 1 x 1 tablet Vit B 12 2 x 1 tablet Usulan Terapi Metformin mg500 2 x 1 tablet Gemfibrozil mg300 1 x 1 tablet Vit B 12 2 x 1 tablet Konsul Sp.Pd
  • 33. 35 Non-Farmakologi 1. Kebutuhan kalori  BB = 68 Kg  TB = 151 cm  BMI Obesitas I (29.82)  BB ideal = 0.9 x (151-100) = 45.9 kg  Kebutuhan kalori basal = 25 kcal x 45.9 = 1147 kcal Koreksi =  Usia karna lebih dari 40 tahun, maka dikoreksi dengan -5% dari kalori basal : 5 % X 1147 = 57,35 kalori  Aktivitas sedang sebagai Ibu Rumah Tangga, maka dikoreksi dengan +20% dari kalori basal : 20% X 1147 = 229,4 kalori  Karna tergolong gemuk, maka dikoreksi dengan -20% dari kalori basal : 20% X 1147 = 229,4 kalori  Total Kebutuhan Kalori = 1147 – 57,35 + 229,4 – 229,4 = 1089,65 kcal ( dibulatkan 1100 kcal)  Kebutuhan Karbohidrat : 660 (60%)  Kebutuhan Protein : 220 (20%)  Kebutuhan Lemak : 220 (20%)
  • 34. 36 2.Diet Total Kalori 1100 kcalori. Waktu Makan Menu Kcalori Pagi Nasi 3/4 gelas (100gr) Tempe 2 potong (50gr) Tahu 1 biji besar (110gr) Sayur 1/2 gelas (50gr) 180 75 75 12.5 Selingan Pepaya 1 potong besar (190gr) 50 Siang Nasi 1 gelas (130gr) Tempe 2 potong (50gr) Tahu 1,5 biji besar (165gr) Sayur 1/2 gelas (50gr) Apel 1 buah (85gr) 230 75 112.5 12.5 50 Selingan Pepaya 1 potong besar (190gr) 50 Malam Nasi 1/2 gelas (65gr) Ikan 1 potong sedang (40gr) Sayur 1/2 gelas (50gr) 115 50 12.5 Total 1095 3. Monitoring Kontrol rutin Kadar Gula Darah, baik Gula Darah Sementara atau Gula Darah Puasa.
  • 35. 37 4. Edukasi Edukasi dilakukan kepada pasien dan keluarga, edukasi yang diberikan meliputi tentang: 1. Gaya hidup sehat: menjaga makan, olahraga atau aktifitas fisik tiap hari. 2. Ketaatan pengobatan. 3. Komplikasi-komplikasi yang dapat timbul. 4. Pentingnya peran keluarga dalam mencapai tujuan pengobatan pasien.
  • 36. 38 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kasus Kunjungan rumah pada pasien dilakukan pada tanggal 5 dan 8 Desember 2012, dari hasil anamnesis pada pasien ini, didapatkan keterangan bahwa pasien baru mengetahui menderita diabetes pertama kali saat kunjungan ke puskesmas tanggal 4 Desember. Beberapa hari sebelumnya, ketika datang ke puskesmas dengan keluhan yang sama, dokter puskesmas menyarankan untuk datang lagi dengan kondisi puasa sebelumnya untuk dicek kadar gula darah. Pada bulan September 2012, pasien juga pernah didiagnosis oleh dokter spesialis penyakit dalam, mengalami pembesaran hati (Hepatomegali), kemudian berdasarkan pemaparan pasien, dilakukan pengobatan dan pada akhir September juga, dilakukan pemeriksaan USG, hasil dari pemeriksaan hepar, tidak tampak pembesaran organ hati. Pada bulan april 2012, suami pasien didiagnosis mengalami gagal ginjal, yang harus mendapatkan perawatan cuci darah sebanyak 2 kali dalam satu minggu. Saat ini sudah berlangsung selama 8 bulan. Saat ini pasien melakukan kontrol di Puskesmas Wirobrajan untuk mendapatkan pengobatan Diabetes dan dislipidemia agar kondisi kesehatan selalu terkontrol. Biaya terapi pada pasien telah ditangani oleh jamkesos, yaitu jaminan kesehatan sosial. Sedangkan untuk pengobatan suami pasien, selain dari dana jamkessos, pasien dan keluarga juga mendapat bantuan dari dompet dhuafa.
  • 37. 39 Pendekatan yang dilakukan adalah penatalaksaan dengan merencanakan asupan makanan sehari-harinya, menyarankan untuk melakukan aktifitas jasmani secara teratur. Hal tersebut bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah, sedangkan bagi anggota keluarga lainnya untuk lebih memperhatikan pola hidup yang sehat pada pasien. B. Analisis Kunjungan Rumah. 1. Kondisi pasien. Saat kunjungan rumah pertama, keluhan pasien sudah semakin berkurang, badan terasa segar, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan juga tidak didapatkan kelainan yang memperburuk kondisi pasien dan pasien dapat beraktifitas secara normal sesuai dengan umurnya. 2. Keadaan rumah. o Letak : Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman padat penduduk, beralamat Sindurejan WB III No 65 RT 44 RW 09 Kelurahan Patangpuluhan Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta. SMP Mualimin Rumah Pasien Toko Safira U
  • 38. 40 o Kondisi : Kokoh, dinding rumah tembok, tidak bertingkat, lantai dari keramik, atap rumah dari genteng, sebagian genteng terbuat dari kaca, tidak mempunyai halaman. Dengan luas rumah 6 x 6 meter, dihuni 7 orang. o Pembagian ruang : di dalam rumah terdapat 1 kamar tidur, 1 ruang tengah, 1 ruang depan, 1 kamar mandi dan dapur o Ventilasi : Terdapat jendela pada ruang depan dan kamar mandi, terdapat pula lubang ventilasi pada atas jendela. Akan tetapi diruangan lainnya, tidak terdapat ventilasi, serta jarak antar rumah berdempetan, menyebabkan kesan ventilasi kurang baik. U VentilasiVentilasi Rak T Meja Kecil Kasur Kasur BM TVAlmariAlmari Meja Kecil Kasur Dapur Rak Papan Pembatas Rumah Tetangga Rumah Tetangga 6 M 6 M Skala = 1 : 150
  • 39. 41 o Pencahayaan : Pencahayaan di dalam rumah cukup, sehingga dapat membaca di siang hari tanpa bantuan listrik. Daya listrik pada rumah kos tersebut sebesar 900 watt, dan dirasa cukup untuk keperluan sehari-hari seluruh keluarga. o Kebersihan : kebersihan di dalam rumah kurang, dengan tata letak barang- barang yang berantakan. o Sanitasi dasar : Sumber air bersih : Sumber air dari PAM. Jamban keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1 jamban jongkok dengan model leher angsa dan bak mandi terbuat dari semen dan sudah dilapisi porselen. Kesan kamar mandi bersih, tidak bau dan terawat. Berukuran sekitar 1,5 m x 2 m. Air dalam bak mandi bersih tidak ada jentik nyamuk. Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan limbah disekitar rumah. Saluran pembuangan air limbah digunakan bersama dengan warga lainnya. Tempat pembuangan sampah : sampah dikumpulkan di keranjang sampah, yang setiap dipindah ke depan rumah untuk diambil oleh petugas sampah. Pembayaran sampah ditanggung bersama oleh warga sekitar. Halaman : halaman depan tidak ada. Langsung jalan gang rumah yang terbuat dari tanah, dan digunakan sebagai tempat bermain anak-anak tetangga.
  • 40. 42 Kandang : Tidak memiliki kandang untuk hewan – hewan peliharaan atau ternak. 3. Kepemilikan barang. Rumah yang di tempati merupakan rumah kontrakan. Keluarga tersebut memiliki televisi, lemari, tempat tidur, lemari pakaian, peralatan dapur, alat – alat servis alat elektronik. 4. Keadaan lingkungan sekitar rumah. Limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran limbah, tanpa tempat sampah diluar rumah. Kesan kebersihan di lingkungan tersebut cukup baik. C. Daftar anggota keluarga yang tinggal satu rumah Nama Kedudukan dalam keluarga L/ P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien KDK Ket Bp. A Y Suami L 47 th Tamat SD Teknisi alat elektronik - Ny. A S Istri P 45 th Tamat SD Ibu Rumah Tangga √ Sdr. A P Anak 1 P 24 th Tamat SMA Pramu Niaga - Sdr. R B Menantu L 28 th Tamat SMA Wiraswasta - Sdr. A R Anak 2 L 21 th Tamat SMA Mahasiswa, Guru Bimbel - An. R A Anak 3 L 16 th Tamat SMP Pelajar - An. R S Anak 4 L 12 th SD Pelajar -
  • 41. 43 D. Genogram Keluarga Keterangan: : Laki-laki : Meninggal : Pasien : Perempuan B :Breadwinner : yang mencari nafkah : Tinggal 1 rumah D : Decision Maker : Pengambil Keputusan B DM, Dislipidemia RB 28 th A P 24 th A S 45 th A Y 47 th A R 21 th R S 12 th R A 16 th CRF D Genogram Keluarga A.Y dibuat Tanggal 5 – 12 - 2012
  • 42. 44 E. Nilai Apgar Keluarga. Apgar keluarga adalah suatu penentu sehat / tidaknya keluarga dikembangkan oleh Rosen, Geymon, dan Leyton dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga / tingkat kesehatan keluarga yaitu : TABEL NILAI APGAR KRITERIA PERTANYAAN Respons Hampir selalu Kadang Hampir tidak pernah Adaptasi Apakah pasien puas dengan keluarga karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya √ Kemitraan Apakah pasien puas dengan keluarga karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi √ Pertumbuhan Apakah pasien puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga untuk mengembangkan kemampuan yang pasien miliki √ Kasih Sayang Apakah pasien puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan keluarga √ Kebersamaan Apakah pasien puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan √ TOTAL Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0 Total skor 8-10 = fungsi keluarga sehat 4-7 = fungsi keluarga kurang sehat 0-3 = fungsi keluarga sakit Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 7, ini menunjukan fungsi keluarga kurang sehat.
  • 43. 45 F. SCREEM Keluarga SCREEM adalah alat yang digunakan untuk menilai sumber daya dalam keluarga. Aspek Sumber Daya Patologi Sosial Pasien dapat beriteraksi dengan baik dengan tetangga sekitarnya Kultural Pasien dan keluarga tidak mempercayai mitos-mitos yang tidak jelas kebenarannya Religius Pasien dan keluarga mengajarkan moral-moral agama dan menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agama dengan rajin dan baik Ekonomi Pasien sebagai ibu rumah tangga, tidak berjualan nasi sejak 8 bulan yang lalu ketika suami mulai melakukan cuci darah. Pendidikan Pendidikan keluarga cukup, pasien dan suami lulusan SMA, anak – anak mendapatkan pendidikan yang cukup, bahkan ada yang sampai Perguruan tinggi. Kesehatan Masalah kesehatan cukup bagus, dekat dengan akses yankes dan memiliki jaminan jamkessos Kesadaran dari pasien tentang kondisi kesehatan kurang. G.IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Biologis Suami pasien sedang dalam kondisi menderita gagal ginjal dalam stadium lanjut, yang harus dilakukan cuci darah sebanyak 2 x dalam seminggu. Pasien dan
  • 44. 46 suami pasien, belum mengerti secara pasti penyebab kondisi gagal ginjal yang dialami suami pasien. 2. Fungsi Afektif - Hubungan antara pasien dengan suami : baik - Hubungan antara pasien dengan anak : baik Meskipun sering berbeda pendapat dengan anak kedua. - Hubungan antara pasien dengan saudara : baik - Hubungan antar saudara : baik 3. Fungsi Sosial dan Budaya Kedudukan pasien di lingkungan tempat tinggalnya biasa saja, pasien ramah dan selalu menyapa bila bertemu dengan tetangga, dan respon tetanggapun sangat baik. Pasien tidak sungkan-sungkan untuk berbincang-bincang dengan tetangga. Pasien tidak percaya terhadap mitos-mitos yang ada di masyarakat. 4. Fungsi Pendidikan Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, suami pasien juga merupakan lulusan SMA, anak pertama pasien lulusan SMA, menantu pasien lulusan SMA, anak kedua sedang menjalani kuliah S1 dengan beasiswa, anak ketiga sedang menjalani pendidikan SMK dan anak keempat sedang menjalani pendidikan kelas 6 SD. 5. Fungsi Ekonomi Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga disokong penuh dari penghasilan suami pasien yang bekerja sebagai teknisi servis alat elektronik
  • 45. 47 dirumah. Meskipun anak pertama dan menantu juga bekerja, tapi penyokong utama adalah suami pasien. 6. Fungsi Religius Fungsi religius pasien dan keluarganya cukup baik. Pasien sering ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah. H. IDENTIFIKASI PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku) 1. PSP keluarga tentang kesehatan dasar a. Pencegahan penyakit Pasien dan keluarga pasien kurang rajin membersihkan rumah meskipun tidak membiarkan ada air tergenang didalam rumah atau sekitarnya. b. Gizi keluarga Untuk pola konsumsi gizi pasien, frekuensi makan rata-rata 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk (telur, daging, tempe, tahu), sayuran, buah- buahan. Status gizi pasien obesitas. c. Higiene dan sanitasi lingkungan - Halaman rumah dan jalan cukup bersih karena sering disapu - Lingkungan dalam rumah kurang bersih - Kondisi pencahayaan di rumah cukup 2. PSP keluarga tentang kesehatan lain a. Penggunaan pelayanan kesehatan Bila sakit, pasien dibawa ke puskesmas. b. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan Pasien menggunakan jaminan kesehatan social
  • 46. 48 c. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keadaan kesehatan keluarga dan anggota keluarga Pasien baru terdiagnosis pertama kali dengan Diabetes saat kontrol ke puskesmas Wirobrajan. Suami pasien terdiagnosis CRF sejak 8 bulan yang lalu dan rutin melakukan hemodialisa 2 x dala satu minggu. I. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG NO PUGS 1 Keluarga makan beraneka ragam makanan Tidak 2 Keluarga makan makanan untuk memenuhi kecukupan energi Ya 3 Keluarga makan makanan karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari Ya 4 Keluarga membatasi konsumsi lemak dam minyak seperempat dari kebutuhan energi sehari Tidak 5 Keluarga menggunakan garam beryodium Ya 6 Keluarga makan makanan sumber zat besi Ya 7 Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6 bulan - - 8 Keluarga membiasakan makan pagi Tidak 9 Keluarga minum air bersih dan aman yang cukup Ya 10 Keluarga melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur Tidak 11 Keluarga menghindari minum minuman beralkohol Ya 12 Keluarga makan makanan yang aman bagi kesehatan Ya 13 Keluarga terbiasa membaca label pada makanan yang dikemas Tidak Kesimpulan 1. Nilai PUGS keluarga <60% 2. Keluarga tidak menerapkan pedoman umum gizi seimbang
  • 47. 49 J. IDENTIFIKASI MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT No. Kriteria yang dinilai Jawaban Skor 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. - - 2. Memberi ASI ekslusif. - - 3. Menimbang balita setiap bulan. - - 4. Menggunakan air bersih. Ya 1 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tidak 0 6. Menggunakan jamban sehat. Ya 1 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Tidak 0 8. Makan buah dan sayur setiap hari. Tidak 0 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0 10. Tidak merokok di dalam rumah. Ya 1 Total jawaban ya 3 Interpretasi: Total skor adalah 3 yang berarti keluarga Ny. A S tidak menerapkan PHBS dengan baik. K. PELAKSANAAN PROGRAM NO WAKTU KEGIATAN HASIL 1 4 Desember 2012 Anamnesa, dan pemeriksaan fisik Identifikasi masalah Pada saat anamnesa , pasien cukup kooperatif dan saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan: - Gizi obesitas - Keluhan pasien, badan lemas, banyak minum, sering BAK dan nafsu makan berkurang. - Pengetahuan pasien terhadap penyakitnya kurang
  • 48. 50 2 5 Desember 2012 Follow up anamnesa dan pemeriksaan fisik. Konseling pasien mengenai penyakitnya. Edukasi tentang penyakit dan gaya hidup. Menjelaskan pentingnya konsultasi ke pelayanan kesehatan. Pasien dan keluarga lebih paham mengenai penyakitnya dan akan mengikuti saran untuk mencegah naiknya Gula Darah Pasien Pasien akan rutin kontrol ke puskesmas untuk memantau gula darah pasien. 3 8 Desember 2012 Follow up anamnesa dan pemeriksaan fisik Pasien sudah mengerti dan sudah bisa menerapkan pola hidup sehat, menu diet yang akan berhubungan dengan penyakitnya. L. DIAGNOSIS KESEHATAN KELUARGA  Bentuk Keluarga : Keluarga Besar ( Extended Family )  Fungsi yang terganggu : Ekonomi dan Kesehatan  Faktor yang mempengaruhi : Pekerjaan pasien dan anggota keluarga yang sakit  Faktor yang dipengaruhi : Jumlah dan macam asupan gizi yang tersedia serta kesehatan  Diagnosis Holistik : Wanita 45 tahun dengan Diabetes Melitus Tipe 2, Dislipidemia dan Obesitas dengan fungsi keluarga yang kurang sehat dan sumber daya keluarga yang kurang dibidang ekonomi dan kesehatan.
  • 49. 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil kunjungan rumah pasien penderita diabetes melitus yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Diabetes, dislipidemia dan overweight dapat mengganggu fungsi seseorang dalam keluarga. 2. Dokter keluarga melalui institusi Puskesmas dapat menjadi salah satu sektor yang berperan dalam menangani kasus diabetes dan dislipidemia yang mencakup promotif, preventif, kuratif sampai rehabilitative dan merujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang berkompeten dalam menangani kasus. 3. Kerjasama antara petugas kesehatan, pasien dan keluarga menentukan keberhasilan terapi. B. Saran 1. Bagi mahasiswa  Berusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam menganalisa permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun lingkungannya  Meningkatkan profesionalisme sebelum terjun ke masyarakat
  • 50. 52 2. Bagi Puskesmas  Hendaknya terus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
  • 51. 53 DAFTAR PUSTAKA Gandha, Nicho. (2009) FK UI. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari http://digital_122845-S09038fk-Hubungan perilaku-Literatur.pdf Rahmawati, N. (2009). FKM UI. Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari http://digilib.ui.ac.id/126590-S-5633-Aktifitasfisik-Literatur.pdf Shahab, Alwi (2006). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, jilid III. Hal : 1916-1919. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia Soegondo, S. (2004). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini. Jakarta: Sagung Seto Suyono, Slamet (2006). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, jilid III. Hal : 1874-1878. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia USU University. (n.d). Diakses pada tanggal 6 Desember 2012, dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21688/4/Chapter%20II.pdf W.Sudoyo Aru, S. B. (2007). Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4, Jilid III.Hal : 1902-1904. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Algebra Help https://www.homeworkping.com/ Calculus Help https://www.homeworkping.com/
  • 52. 54 Accounting help https://www.homeworkping.com/ Paper Help https://www.homeworkping.com/ Writing Help https://www.homeworkping.com/ Online Tutor https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/