1. 1
SIKLUS PROSES BISNIS MENDUKUNG BUKU BESAR (GENERAL
LEDGER) DAN SIKLUS PELAPORAN SERTA MENGIDENTIFIKASI
MAJOR THREAT DALAM AKTIVITAS PELAPORAN DAN
MENGEVALUASI KECUKUPAN PENGENDALIAN INTERNAL
Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN
INTERNAL FORUM DAN QUIZ EL MINGGU KE-13
Jurusan Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Siti Maesaroh (55516120009)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. 2
1. Buku Besar (General Ledger) dan Siklus Pelaporan Pada Perusahaan
Penjelasannya sebagai berikut:
Pengertian
Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu
sistem tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. Siklus buku besar
dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses
pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan laporan yg
merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan. Siklus ini berinteraksi dengan siklus lain
dan berbagai pihak, baik eksternal maupun internal.
Siklus ini menerima berbagai informasi dari sumber lain :
- Informasi mengenai transaksi regular (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem
produksi, akuntansi biaya, dan sistem persediaan).
- Bagian keuangan yaitu transaksi pendanaan dan investasi
- Departemen anggaran (berupa data anggaran)
- Kepala departemen keuangan (berupa transaksi penyesuaian)
Tujuan sistem buku besar :
a. Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat
b. Untuk memposting pada rekening yang tepat
c. Untuk menjaga keseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit
d. Mengakomodai kebutuhan pembuatan jurnal penyesuian
e. Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat
Aktivitas Buku Besar Dan Pelaporan
Empat aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan
menunjukkan sistem online umum yang digunakan untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut. Dari empat aktivitas tersebut tiga diantara aktivitas pertamanya
yakni menyajikan langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi, yang menghasilkan
produksi rangkaian laporan keuangan tradisional. Aktivitas menunjukkan bahwa,
sebagai tambahan dari laporan keuangan untuk pemakai eksternal, SIA menghasilkan
laporan untuk pihak manajemen internal juga. Selanjutnya setiap aktivitas ini akan
dipelajari secara lebih terinci.
a. Perbarui Buku Besar
Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2
sumber yaitu Siklus transaksi (siklus Pendapatan, pengeluaran, system akuntansi
biaya, dan system penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepadala bagian keuangan,
untuk transaksi non-rutin seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta
pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal yang digunakan untuk memperbaharui
catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah dokumen yang disebut
3. 3
jurnal voucher. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari proses posting dan
bukan merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam proses
penelusuran bagi seorang auditor. Memperbarui buku besar terdir dari dua sumber
yaitu:
- Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
- Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh:
Penerbitan atau pembayaran utang dan bunga yang terkait.
- Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen
pada saham itu.
- Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang
disebut voucherjurnal.
- Setelah memperbarui buku besar (GL), jurnal disimpan dalam file voucher
jurnal.
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar.
Aktivitas memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua
sumber :
1. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui
buku besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat tiap terjadinya
transaksi. Akan tetapi praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya
memperbarui buku besar dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang menyajikan
hasil dari semua transaksi yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu.
Contohnya,subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat jurnal ringkasan
yang mendebit piutang usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk semua
penjualan yang dilakukan selama periode pembaruan.
2. Bendahara.
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku besar
atas transaksi nonrutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian atau
penjualan saham investasi, atau perolehan saham perbendaharaan.
b. Memasukkan Ayat Jurnal Penyesuaian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat
jurnal penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo
dibuat.
Neraca Saldo adalah laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun buku
besar. Namanya mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat
dengan benar, maka total saldo debit dalam berbagai akun, harus sama dengan total
saldo kredit. AJP terbagi dalam lima kategori dasar :
1. Akrual
4. 4
mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau
dikeluarkan.
Contohnya : pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang gaji.
2. Pembayaran di muka
mencerminakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait. Contohnya : sewa,
bunga, asuransi.
3. Perkiraan
Mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi selama
beberapa periode akuntansi. Contohnya : meliputi beban depresiasi atau penyusutan
dan beban piutang tak tertagih.
4. Penilaian ulang
Jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai yang sesungguhnya
dengan yang dicatat atas suatu aset atau perubahan dalam prinsip
akuntansi.Contohnya : perubahan metode yang digunakan untuk menilai persediaan,
mengurangi nilai persediaan untuk mencerminkan umur atau menyesuaikan catatan
perdiaan untuk mencerminkan hasil yang di dapat selama perhitungan fisik
persediaan.
5. Perbaikan
Mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan yang
ditemukan dalam buku besar.
c. Buat Laporan Keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat
laporan-laporan keuangan. Laporan laba-rugi dibuat pertama, dengan menggunakan
data dari saldo akun.
Pertama membuat laporan laba rugi yang menggunakan data dari saldo akun
pendapatan biaya
Kedua
1. Penggunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar
yang terakhir dari kerusakan tanpe disengaja.
2. Melakukan pembuatan cadangan buku besar secara rutin. Paling tidak dua
salinan cadangan buku besar harus ada. Satu salinan disimpan diluar lokasi
perusahaan untuk memberi perlindungan dari bencana besar seperti kebakaran
atau gempa bumi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Susunlah laporan laba rugi
2. Siapkan ayat jurnal penutup
3. Siapkan laporan ekuitas pemegang saham
4. Siapkan neraca keuangan
5. 5
5. Siapkan laporan arus kas
d. Membuat Laporan Manajerial
Aktivitas terakhir dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan
berbagai laporan manajerial.
Apakah dua kategori utama dari laporan manajerial itu ?
1. Laporan pengendali buku besar
2. Anggaran
Apakah contohnya dari laporan pengendalian itu:
- Daftar voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal.
- Daftar saldo akun buku besar.
Laporan tersebut digunakan untuk memverifikasi akurasi proses memasukkannya
buku besar.
Apakah contohnya anggaran itu?
- Anggaran operasional (memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yg
direncanakan untuk setiap organisasi)
- Anggaran pengeluaran modal (masuk dan keluarnya kas proyek)
Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja.
Anggran operasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit
dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan
arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi
arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.
Laporan anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
Isi laporan kinerja anggaran harus disesuaikan dengan sifat unit yang sedang
dievaluasi.
· Pusat biaya
· Pusat pendapatan
· Pusat laba
· Pusat investasi
7. 7
Contoh Buku Besar (General Ledger) yang digunakan di beberapa perusahaan
pada umumnya :
2. Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar
(General ledger)
Tujuan pengendalian pada sistem pelaporan dan buku besar pada dasarnya
sama dengan tujuan pengawasan pada sistem lainnya, yaitu menjamin bahwa:
1. Semua aktivitas pemutakhiran data ke buku besar telah diotorisasi secara
tepat.
2. Semua transaksi yang dicatat dalam buku besar adalah valid (benar-benar
terjadi).
3. Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
4. Semua transaksi buku besar telah dicatat secara akuntansi.
5. Data buku besar dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri.
6. Aktivitas sistem buku besar dilaksanakan secara efisien dan efektif
Dukungan dan catatan yang dirancang dengan baik memainkan peran yang
penting dalam mencapai enam tujuan diatas. Jika perusahaan menggunakan voucer
jurnal, maka dokumen tersebut harus secara jelas memberikan intruksi tetang cara –
cara melengkapi dokumen tersebut.
Pencatatan data transaksi secara on-line oleh bagian keuangan dan kepala
bagian akuntansi sebagaimana pada flowchart, memudahkan pencatatan kedalam
jurnal secara akurat dan efektif. Dalam kondisi semacam ini, penggunaan elemen
pengawasan aplikasi yang tepat, seperti pengecekan validitas, dan pengecekan field,
akan meningkatkan akurasi entry data. Pemberian spasi baik pada dokumen kertas
maupun dokumen elektronik untuk mencatat/mencantumkan petugas yang mengisi
dan mengkaji formulir memberikan bukti bahwa jurnal telah diotorisasi secara tepat.
8. 8
Cara lain berupa penggunaan nomor dokumen yang telah tercetak secara urut, akan
memudahkan melalui pengecekan untuk memastikan bahwa semua transaksi telah
dicatat. Karena sistem pelaporan dan buku besar hanya mencakup informasi
pemrosesan informasi, maka hanya ada sedikit ancaman yang dihadapinya. Selain itu
ancaman serius yang dihadapi terutama berhubungan dengan korupsi, kehilangan,
atau perusakan data. Berikut ini akan diuraikan masing-masing ancaman, akibat yang
ditimbulkan, dan prosedur pengawasan yang dapat diterapkan.
Ancaman 1: Kesalahan Dalam Pemutakhiran Buku Besar (Errors in Updating
the General Ledger).
Kesalahan yang terjadi dalam pemutakhiran buku besar dapat mengakibatkan
buruknya roses pengambilan keputusan yang menggunakan informasi salah dalam
pelaporan keuangan. Prosedur pengendalian yang berhubungan dengan pengolahan
data dibagi menjadi 3 kategori, yaitu (1) pengawasan edit input dan pemrosesan, (2)
laporan pengawasan dan rekonsiliasi, dan (3) pemeliharaan jejak audit yang memadai.
Pengawasan Edit terhadap Input, dan Pemrosesan. Dua jenis jurnal yang
digunakan untuk memutakhirkan buku besar adalah: (1) ihtisar jurnal dari siklus SIA
lainnya, dan (2) jurnal yang dibuat oleh bagian keuangan atau kepala bagian
akuntansi. Jurnal yang pertama merupakanoutput dari serangkaian tahap pemrosesan,
yang masing-masing merupakan subyek bagi berbagai prosedur pengawasan aplikasi
yang dirancang untuk menjamin akurasi dan kelengkapan data. Konsekuensinya,
pengawasan utama edit input bagi ihtisar jurnal ini mencakup pengecekan tanggal
untuk menjamin bahwa transaksi tersebut merupakan transaksi yang terkini dan belum
di-posting.
Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan
adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis
pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi
tersebut akurat dan lengkap:
1. Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar
tersedia untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
2. Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam
sebuah jurnal berisi data numeric.
3. Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total
kredit dalam sebuah jurnal.
4. Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang
relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi
sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
5. Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor
rekening dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku
besar yang menerima posting. Untuk sistementry data on-line, prosedur ini
disebut closed-loop verivication.
9. 9
6. Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering
terjadi pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki
tanpa memulang pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal
penyesuaian jenis ini juga dapat dikurangi, sehingga menjamin
kelengkapan input.
7. Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah
dilakukan pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
8. Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku
besar, atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke
dalam rekening yang bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan
saldo rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus
segera dilakukan investigasi.
Laporan Kontrol dan Rekonsiliasi. Penggunaan laporan control dan
rekonsiliasi dapat mendeteksi apaka ada kesalahan yang dibuat selama proses
pemutakhiran buku besar. Salah satu bentuk rekonsiliasi yang digunakan dalam
system manual adalah pembuatan neraca saldo, yang menunjukkan apakah total debit
dan total kredit seimbang, hal ini menunjukkan adanya kesalahan atau ketidaktelitian
proses pencatatan. Dalam system berbasis computer, penggunaan rekening kliring dan
rekening suspense (rekening penyeimbang) menjamin bahwa rekening buku besar
selalu seimbang. Pada akhir periode semua rekening khusus tersebut harus bersaldo
nol, berarti terjadi kesalahan selama proses pemutakhiran buku besar. Sebagai contoh,
karyawan A bertanggung jawab untuk mencatat penyerahan barang kepada
pelanggan, sedangkan karyawan B bertanggung jawab mencatat tagihan kepada
pelanggan.
Karyawan A akan membuat catatan sebagai berikut:
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Persediaan Barang xxxx
Karyawan B membuat catatan sebagai berikut:
Piutang Dagang xxxx
Pengiriman Barang Belum Ditagih xxxx
Jika kedua transaksi tersaebut telah di-posting-kan ke rekening buku besar,
maka rekening kliring, yaitu Pengiriman Barang Belum Ditagih, harus bersaldo nol.
Jika tidak, maka sebuah kesalahan telah terjadi, dan hal ini perlu diinvestigasi dan
dibetulkan.
Dua bentuk rekonsiliasi lainnya digunakan baik dalam sistem manual maupun
sistem berbasis komputer. Bentuk pertama mencakup pembandingan saldo rekening
control buku besar dengan total saldo rekening buku pembantu yang bersangkutan.
Jika kedua angka tersebut tidak cocok, maka selisih harus diinvestigasi dan dibetulka.
Bentuk kedua mencakup pengujian seluruh transaksi yang terjadi menjelang akhir
10. 10
periode untuk memastikan bahwa seluruh transaksi dicatat pada periode akuntansi
yang tepat.
Laporan kontrol dapat membantu mengidentifikasi sumber kesalahan yang
terjadi dalam proses pemutakhiran buku besar. Daftar voucher jurnal urut nomor
rekening memudahkan mengidentifikasi penyebab kesalahan yang berpengaruh
terhadap sebuah rekening buku besar. Daftar voucher jurnal ini juga dapat
menunjukan ketiadaan beberapa posting. Akhirnya, daftar jurnal umum menunjukkan
rincian (nomor rekening, kode referensi sumber, nama rekening, angka yang didebit
atau kredit) untuk setiap jurnal yang di-posting ke buku besar. Laporan ini
menunjukkan apakah otal debit dan total kredit yang di-posting-kan ke buku besar
sama angkanya.
Jejak Audit. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa menggambarkan
jalan yang dilalui oleh sebuah transaksi dalam sistem akuntansi. Jejak audit ini
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas
sebagai berikut:
1. Menelusur transaksi dari dokumen sumber asli kerekening buku besar, dan ke
laporan atau dokumen lain yang menggunakan data pada dokumen sumber.
2. Menelusur dokumen-dokumen yang muncul kembali dalam sebuah laporan
atau dokumen lain melalui buku besar ke dokumen sumber aslinya.
3. Menelusur seluruh perubahan dalam rekening buku besar dari saldo awal ke
saldo akhir.
Meskipun bentuk jurnal dan buku besar pada sistem berbasis computer yang
konvensional kelihatannya bebeda namun informasi dasar yang muncul dalam laporan
kontrol yang sama. Sebagai contoh, file transaksi jurnal umum menunjukan seluruh
jurnal yang dibuat untukmemutahirkan buku besar. Fileinduk pelanggan berisi
informasi tentang saldo rekening piutang kepada setiap individu pelanggan. Saldo
padafile ini dapatdijumlahkan dan dibandingkan dengan saldo rekening
kontrolpiutang dagang dalam buku besar. Prosesyang sama juga dapatdilakukan
untukmembandingkan catatan utang dagang,persediaanbarang,dan aktiva tetap.
Dalam sebuah SIA yang moderen, tidak diselenggarakan dokumen sumber kertas.
Dengan demikian, tembusan transaksaksi periodik dan file induk dan penjaminan
bahwa file-file tersebut tidak dapat diubah merupakan hal yang penting.
Ancaman 2 : Akses ke Buku Besar Secara Tidak Sah (Unauthorized Access to
the General Ledger)
Akses ke buku besar oleh karyawan yang tidak berhak dapat berakibat data
yang bersifat rahasia bocor ketangan pesaing/merusak validitas dalam buku besar.
Aksessemacam ini juga dapat menciptakanpeluang untuk melakukan pencurian
aktifa,oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki sistem pengawasan yang memadai
untuk mencegah akses kbuku besar secaratidak sah.
11. 11
Identitasdanpemakai harus digunakan untuk mengawasi akses ke buku
besardan untuk memaksa adanya pemisahan tugas dengan pembatasan fungsi yang
akan dilaksanakan oleh setiap karyawan yang legitimate. Sebagai contoh, karyawan
yang bertugasmenjaga aktivaatau memiliki wewenang untuk mengontrolisasi
pengeluaran barang tidak diperbolehkan memuktahirkan buku besar. Contoh lain
manajemen harus diberi wewenang “hanya” dapat membaca catatan buku besar.
Matrix pengendalian akses harus membatasi fungsi-fungsi yang dapatdilaksanakan
pada berbagai terminal di kantor kepala bagian akuntansi
Pengendalian tergadap pembuatan catatan voucher= jurnal juga penting karena
mereka mengotorisasi perubahn kesaldo rekening buku besar. Dengan demikian
sistem harus mengecek eksistensi kode otorisasi yangfalidpadasetiap jurnal. Jika hal
ini tidak dilakukan, itegritas buku besartidak terganggu. Kode otorisasi juga ikut
membentuk jejak audit. Insfeksi terhadap jejak audit memungkinkan deteksi terhadap
akses ke buku besar secara tidak sah.
Ancaman 3: Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar (Loss or Destruction
of the General Ledger).
Buku besaradalah sebuah komponenkunci dalam sebuah sistem informasi akuntansi
sebuah perusahaan oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan prosedurpembuatan
cadangan data (back up) dan prosedurpemulihan untuk memulihkannya pengawasan
back up mencakup :
1. Penggunaan lebel internal dan eksternal untuk melindungi data terhadap
kerusakan yang tidak sengaja terhadap buku besar.
2. Pembuatan cadangan secara reguler (teratur terhadap buku besar). Minimum 2
copy cadangan data buku besar harus dibuat. 1copyharus diletakan di lokasi
pengolahan data,sehingga setiap dibutuhkan segera tersedia. 1 copy lagi harus
diletakan diloksi diluar perusahaan (misalnya di simpan di bank dalam safe
deposite box) untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti terjadinya
banjir,kebakaran,dll.
Selain itu rencana pemulihan bencana ( disaster recovery planning ) juga
penting. Dengan meningkatan ketergantungan perusahaan terhadap EDI,EFT,dan
internet untuk melaksanakan aktivitas bisnis harian,tidak ada satu pun perusahaan
dapat survive untuk jangka waktu lama,jika komputernya tidak dapat berfungsi
dengan baik.dengan dimilikinya rencana pemulihan rencana ini,maka sebuah
perusahaan yang mengalami bencana dapatsegera melaksanakan aktifitasnya beberapa
hari setelah bencana.
12. 12
3. Dampak Perkembangan TI Seperti Dalam Implementasi Extensible Bussiness
Reporting Language (XBRL) Berbasis Web Pada Suatu Perusahaan Dan
Contoh Implementasinya Pada Perusahaan
Pengertian XBRL
XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting Languagedan
merupakan 'keluarga' dari bahasa programming XML (eXtended Markup Language).
XBRL merupakan bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis.
Struktur XBRL mirip dengan bahasa XML. Namun fungsi XBRL lebih baik daripada
XML karena XBLR mampu menampung kebutuhan semantik pelaporan keuangan
yang melibatkan keterkaitan ganda antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam
laporan keuangan, serta memiliki fitur extensibilitas yang jauh lebih baik daripada
XML.
XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambahkan suatu deskripsi
terstandar (tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk laporan
keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata dan bersifat free standard,
dikembangkan dan diawasi pemanfaatannya oleh XBRL International
Consortium (http://xbrl.org), suatu lembaga nirlaba internasional.
XBRL dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan sistem pelaporan secara
elektronik. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan
pemberian barcode pada informasi atau data, sehingga akan
mempermudah user dalam membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan
menganalisisnya secara cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang tepat karena XBRL bukanlah suatu
merk software atau aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang sudah
ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru dan penerapannyapun tidak
memerlukan perubahan standar akuntansi yang sudah diterapkan di suatu negara.
XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL juga bukan chart of
accounts dan juga bukan alat translasi chart of accounts.
Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah:
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan secara elektronikkarena
fomatnya sudah terstandar sehingga menghasilkan informasi dan data
yang comparable dan mudah dianalisis. Selain itu, validasi datanya disajikan
secara otomatis sehingga meminimkan terjadinya kesalahaninput.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan, karena XBRL dapat diolah
kembali ke format yang diinginkan seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lain
sebagainya.
3. Memudahkan akses informasi keuangan terutama untuk investor internasional,
karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor asing
13. 13
memungkinan dapat melakukan analisis secara mandiri dan melakukan
perbandingan dengan bahasa mereka sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Karena XBRL menyajikan
informasi keuangan secara transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan
penggunanya melakukan analisis serta mempercepat pengambilan keputusan
bisnis.
Manfaat lain dari XBRL secara rinci adalah sebagai berikut:
1. XBRL menawarkan manfaat utama di semua tahap pelaporan dan analisis
bisnis. Manfaatnya dapat dilihat penggunaannya secara otomasi, hemat biaya,
penanganan lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih akurat dari data,
analisis peningkatan dan kualitas yang lebih baik dari informasi dan
pengambilan keputusan.
2. XBRL memungkinkan produsen dan konsumen dari data keuangan untuk
beralih sumber daya dari proses manual mahal, biasanya melibatkan
perbandingan, perakitan dan re-entry data. XBRL dibantu oleh softwareyang
dapat memvalidasi dan memanipulasi informasi XBRL.
3. Manfaat XBRL dapat diperoleh bagi semua yang membutuhkan untuk
mengumpulkan informasi bisnis, termasuk pemerintah, regulator, lembaga
ekonomi, bursa efek, perusahaan informasi keuangan dan sejenisnya, dan
mereka yang memproduksi atau menggunakannya, termasuk akuntan, auditor,
manajer perusahaan, analis keuangan, investor dan kreditur. Di antara mereka
yang dapat mengambil keuntungan dari XBRL termasukvendor
software akuntansi, industri jasa keuangan, hubungan investor perusahaan dan
industri teknologi informasi.
4. Pengolahan data otomatis. XBRL akan mengurangi dan menghilangkan
kebutuhan karyawan untuk menginput data secara manual ke dalam aplikasi
seperti Excel untuk mentransfer data ke media elektronik
sepertiwebsite atau blog. Karena komputer dapat membaca perintah (tag)
dengan mudah maka tidak perlu lagi menginput data secara manual, karena
dengan menggunakan XBRL untuk mengentri data yang akan dianalisis
dengan cepat dan akan disorot secara otomatis.
5. Pengatur pelaporan keuangan. Pada bulan Mei 2008, SEC (Securities and
Exchange Commission) mewajibkan semua perusahaan publik untuk
menggunakan XBRL untuk mengajukan laporan keuangan mereka dengan
database EDGAR SEC. Hal ini diantisipasi oleh perubahan yang akan
memberikan investor dan instansi pemerintah lainnya dengan meningkatkan
integritas data dan keseragaman. Perubahan ini juga yang memungkinkan
untuk peningkatan transparasi catatan keuangan perusahaan publik untuk
investor. XBRL juga dapat membantu regulator untuk melihat kesenjangan
dalam keuntungan dan kerugian laporan keuangan.
14. 14
6. Penghematan biaya. Sebelum adanya XBRL, bahasa pemrograman yang
digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML), yang memiliki
perintah (tag) yang sangat rumit. Sebelum keputusan SEC, perusahaan publik
mengajukan laporan keuangan mereka dengan menggunakan
HTML, spreadsheet, atau PDF yang memungkinkan banyak kesalahan dalam
menginput serta lebih lambat. Dan ini menghabiskan biaya yang mahal untuk
mengirim, menerima, memvalidasi dan mengaudit laporan keuangan. Dengan
adanya XBRL diharapkan dapat mengurangi biaya secara signifikan. Jika
biaya ini dipindahkan ke investor, maka penghematan keuangan yang
dihasilkan oleh bahasa pemrograman baru ini dapat direalisasikan secara luas.
7. Kemampuan multi-bahasa. XBRL dapat membaca dan memahami data yang
dikirim antara berbagai komputer dengan menggunakan bahasa yang berbeda.
Para taksonomi dan perintah (tag) merupakan sistem yang dirancang untuk
dapat dibaca oleh komputer. Software dan yang memungkinkan perusahaan
untuk mentransfer informasi yang ada ke XBRL cepat dan efisien. Auditor di
seluruh dunia dapat meluangkan lebih banyak waktu mereka untuk meninjau
data yang diterima dari negara lain daripada berfokus pada memvalidasi
keakuratan informasi. XBRL juga dapat membaca dan memahami data yang
dikirim menggunakan standar akuntansi ganda.
8. Menghemat waktu. Salah satu manfaat terbesar untuk diwujudkan dari
menggunakan XBRL adalah penghematan waktu. Salah satu contoh, dulu
sebelum adanya XBRL untuk mencari informasi tertentu akan memakan
waktu berjam-jam namun dengan adanya XBRL bisa mendapatkan informasi
dalam waktu persekian detik.
9. Analisis data. User dapat menggunakan perangkat lunak secara otomatis untuk
memvalidasi data yang diterima melalui XBRL. Perangkat lunak ini juga
dapat menganalisa data dan masalah-masalah tingkat tinggi dalam data
sehingga auditor atau akuntan dapat meneliti lebih dalam lagi apa yang
mereka kerjakan sebelumnya. Analisis yang lebih menyeluruh akan
membekali para pebisnis untuk lebih percya diri dalam membuat lapran
keuangan yang berdampak pada perusahaan, pasar modal, dan komutitas
global. Selain itu, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat menganalisis
aplikasi kredit serta laporan keuangan pinjaman lebih cepat da lebih akurat
yang dapat meningkatkan ersetujuan kredit yang baik dan secara signifikan
dapat menurunkan penerimaan loan kepada peminjam beresiko tinggi.
XBRL dan isi akuntansi
Keterkaitan XBRL dengan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang
sejak dulu di akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu
upaya corporate governance. Kinerja perusahaan sering dinilai dari data-data pada
15. 15
laporan keuangan perusahaan. Telah banyak penelitian yang melakukan pengujian
terhadap berbagai anteseden corporate governance dan kinerja perusahaan.
Berdasarkan penelitian Premuroso dan Bhattacharya (2008), Corporate Governance
secara signifikan dan positif terkait dengan keputusan perusahaan untuk menjadi
perusahaan awal dan sukarela yang menyampaikan informasi keuangan dalam format
XBRL. Pada saat yang sama, faktor kinerja perusahaan termasuk likuiditas dan
ukuran perusahaan juga terkait dengan keputusan pengajuan penggunaan awal dan
sukarela XBRL. Alles and Piechocki (2012) menyatakan bahwa analisis proses
pembuatan keputusan governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan cara-cara
baru melihat dan memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik,
yang bila dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke
pengetahuan yang memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar
perusahaan untuk membuat keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh
karena itu, nilai tambah dari XBRL berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk
memisahkan dan memformat data, serta dengan melihat masalah dengan cara yang
baru, yang dirangsang untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan baru, untuk
membebaskan data dari penyusun dan demokratisasinya untuk pengguna.
Keterkaitan XBRL dengan Transparansi dan Efisiensi
Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen
terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan
keuangan, dapat dilihat berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun
terakhir. Namun diharapkan proses ini tidak memakan biaya besar atau dapat
dilakukan seefisien mungkin. Hasil penelitian Chen (2012) meneliti implementasi e-
government dari XBRL untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam
bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa XBRL
membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam pengumpulan dan penyebaran
informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-tujuan program.
Keterkaitan XBRL dengan Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para
peneliti akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan
banyaknya informasi yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi akan
menguntungkan salah satu pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal
manajer) dan merugikan pihak lain. Yoon, Zo dan Ciganek (2010) melakukan
penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL mengurangi asimetri informasi atau
tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan informasi asimetri,
yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan asimetri
informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri
16. 16
informasi lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan
berukuran menengah dan kecil.
Penggunaan XBRL di Indonesia
Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar lembaga. Hal ini
dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih dari itu
adalah kesiapan standardisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur
pengimplementasiannya. Sebagai contoh adalah negara Hong Kong yang membangun
Preparatory Working Group (PWG) untuk komunikasi data dan elektronik bisnis dan
keuangan. Grup ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi regulasi dan bisnis
XBRL dalam pengimplementasian XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di
Hongkong.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa pengembangan dan implementasi
XBRL di suatu negara seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dari
seluruh partisipan yang terkait dalam Business Reporting Supply Chain.
Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis akan menghasilkan
format laporan dalam bentuk Ms Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang
dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah contoh implementasi XBRL
dalam pelaporan keuangan secara elektronik.
17. 17
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta
didukung dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting
dimasa mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga
keuangan (BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting
yang berkaitan dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting
mengingat semakin meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan diawasi.
Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana
meningkatkan sistem pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa data
dan informasi yang disampaikan oleh institusi-institusi yang diawasinya adalah benar
dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam mengakses
data.
Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk
menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah
dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah
pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat
digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana
implementasi XBRL di Indonesia.
XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi
investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Terdapat dua tujuan utama berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini,
yaitu:
a. Mengembangkan suatu model sederhana (show case) yang akan
menggambarkan bagaimana XBRL dapat digunakan untuk mendukung sistem
pelaporan secara elektronik. Model akan menjelaskan proses penyampaian
laporan keuangan dari emiten (sektor manufaktur) kepada Bapepam-LK, yang
sudah berbasis XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
18. 18
b. Memperlihatkan kepada publik (user) mengenai manfaat yang akan diperoleh
jika penyampaian informasi yang dilakukan telah menerapkan konsep XBRL
Berikut merupakan gambaran singkat mengenai show case yang dibangun*:
*) Beberapa software yang digunakan dalam show case merupakan trial-
version dan free-license software, yang BOLEH dimanfaatkan untuk kepentingan
proyek ini dan keperluan edukasi saja (non-bisnis)
Taxonomy Initiative Program
XBRL terdiri dari dua bagian penting, yaitu tasonomi dan instans (instances).
Instans adalah informasi keuangan yang sudah ditandai (ditag) dengan menggunakan
kaidah sintaksis bahasa markup XBLR. Sedangkan taxonomy merupakan kumpulan
definisi-definisi terstandar dari seluruh elemen (termasuk akun laporan keuangan)
yang tercakup pada suatu laporan.Taxonomy juga menjelaskan hubungan antar-
elemen.
Contohnya elemen Asset. Taxonomy akan menjelaskan apa yang dimaksud
dengan elemen asset tersebut (definisi), dimana posisi elemen tersebut di neraca
(debit), elemen-elemen apakah yang termasuk dalam pengertiannya (cash, inventory,
dll), disebut apakah aset dalam bahasa tertentu (label), dan lain sebagainya. Deskripsi
inilah yang akan ditambahkan secara elektronik (tagging) pada semua elemen yang
dibutuhkan pada pelaporan.
Taxonomy dapat dikembangkan oleh siapa pun, baik itu regulator, akademik,
perusahaan, asosiasi, dan lain-lain. Dan taxonomy juga dapat dikembangkan (extent)
oleh siapa pun.
Pada proyek ini, taxonomy yang disusun khusus diperuntukan bagi
penyampaian laporan keuangan oleh Emiten kepada Bapepam-LK. Adapun sektor
yang dipilih sebagai model taxonomy adalah sektor manufaktur, yang disusun
berdasarkan Surat Edaran Bapepam No: 02/ 2002: Pedoman Penyajian dan
19. 19
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri
Manufaktur.
Taxonomy akan sulit dilihat atau dijelaskan tanpa bantuan aplikasi tertentu
karena taxonomy pada dasarnya hanya merupakan kumpulan deskripsi elemen secara
elektronik. Untuk melihat taxonomy secara lebih mudah, user dapat
menggunakan ABRA (Adaptive Business Reporting Format)viewer yang dipersiapkan
oleh IASCF XBRL Team untuk kepentingan proyek ini.
Cara Kerja XBRL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, XBRL merupakan sistem
pelaporan yang berbasis XML (Extensible Markup Language). XBRL dapat dikatakan
melakukan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan
mempermudah pengguna dalam membaca laporan, mengelompokkan, dan
menganalisisnya secara cepat. Selain itu, basis tagging data ini membuat komputer
dapat mengindentifikasi item dari data sehingga dapat diproses secara efektif dan
efisien.
Saat ini, dapat dikatakan bahwa XBRL merupakan sistem yang berbasis XML
terbaik dan fleksibel karena dapat memenuhi kebutuhan bisnis dan informasi
keuangan. XBRL memungkinkan identifikasi tag yang unik yang dapat diterapkan ke
item data keuangan. Selain itu, XBRL memungkinkan label dalam berbagai bahasa
serta dapat digunakan sebagai referensi akuntansi atau informasi untuk anak
perusahaan lainnya. XBRL juga menunjukkan bagaimana keterkaitan item satu
dengan item lainnya. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana item-item itu
dihitung.
XBRL dapat dengan mudah diperluas, sehingga perusahaan dan organisasi
lainnya dapat menyesuaikan dengan memenuhi berbagai persyaratan khusus. Struktur
yang kaya dan kuat yang disediakan oleh XBRL memungkinkan penanganan data
20. 20
bisnis yang sangat efisien oleh komputer. Penggunaan XBRL dapat mendukung
semua tugas-tugas standar yang diperlukan dalam penyusunan, penyimpanan, dan
penggunaan data bisnis. Informasi yang ada dikonversikan dengan proses pemetaan
yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak komputer. Kemudian, informasi
tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
Taksonomi XBRL juga ditampilkan dalam situsnya dan dapat dipilih bahasa
yang akan digunakan. Setiap skema kategoris mendefinisikan tagkhusus untuk setiap
item data (seperti laba bersih). Karena yuridis nasional mempunyai peraturan
akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing mempunyai taksonomi untuk
pelaporan keuangan. GL taksonomi adalah sebuah taksonomi khusus yang dirancang
untuk mendukung pengumpulan data dan pelaporan internal dalam organisasi.
Biasanya sebagian besar pengguna XBRL tidak memahami teknikal infrastruktur
bahasa sistem ini. Maka dari itu perusahaan perangkat lunak seperti
penyedia software akuntansi perlu mempertimbangkan akun dari XBRL dan berbagai
fiturnya dalam memproduksi produk mereka.
Laporan keuangan yang tersaji dalam bentuk hardcopy (paper based) seperti
yang terlihat di bawah ini memiliki elemen-elemen yang bersifat statis. Artinya ketika
elemen tersebut telah dilaporkan kepada pengguna, pengguna hanya dapat melihatnya
dalam sajian nominal yang sudah terkunci dalam format tertentu (HTML, PDF, DOC,
dan XLS).
Gambar di atas hanya bisa dibaca oleh manusia. Komputer memerlukan data
yang terstruktur dalam penyajian datanya agar dapat dikenali dan dibaca oleh OS
/ software. Ide dasar inilah yang mendasari konsep teknis dari XLBR, daripada
memerlakukan laporan keuangan hanya sebagai teks, halaman webatau dokumen
tercetak, akan lebih bak memerlakkan setiap elemen laporan keuangan sebagai
individu data terpisah yang unik. Contoh kodifikasi atas baris laporan keuangan di
atas dengan menggunakan XBRL diperlihatkan gambar di bawah ini.
21. 21
Skrip bahasa XBRL di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
• ifrs-gp: taksonomi XBRL yang disetujui oleh IASC.
• unitRef: mendefinisikan jenis mata uang yang digunakan dalam laporan
keuangan yang merujuk pada ISO 4217.
• decimals: mereferensikan jumlah desimal yang digunakan oleh elemen-elemen
laporan keuangan.
• contexRef: mereferensikan konteks informasi keuangan tersebut digunakan.
Skrip yang dikemukakan di atas merupakan contoh ringkas mengenai
kodifikasi atas elemen dalam laporan keuangan dengan menggunakan XBRL.
Dokumen yang berisikan elemen-elemen yang telah ditandai tersebut harus dilengkapi
juga dengan beberapa skrip markup tambahan sesuai dengan skema XML agar
menjadi dokumen instans XBRL yang lengkap.
Untuk melihat dokumen XBRL seperti yang diperlihatkan pada gambar di
atas, diperlukan perangkat lunak yan gmampu mengenali bahasa XBRL. Perangkat
lunak tersebut harus memiliki XML Parser. Jika format XBRL tersebut dipublikasi
secara online menggunakan internet, modul inline XBRL dapat dipergunakan
sehingga dokumen XBRL tersebut dapat ditampilkan pada beberapa browser yang
telah dilengkapi XHTML atau XML Parser.
Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan perbedaan antara sistem
pelaporan keuangan yang masih tradisional (tanpa menggunakan XBRL) dan sistem
pelaporan keuangan yang menggunakan XBRL:
22. 22
Contoh Kasus Penggunaan XBRL
Perusahaan Ralph Lauren Corp. sebagai contoh kasus pengguna XBRL dalam
pelaporan keuangannya. Ralph Lauren Corporationadalah perusahaan dagang
internasional yang berbasis di Amerika Serikat.Perusahaan ini menjual pakaian,
aksesoris, parfum, dan alat-alat rumah tangga untuk pria, wanita, dan anak-anak di
seluruh dunia.
Ralph Lauren Corp. didirikan oleh desainer Amerika, Ralph
Lauren pada1967. Polo Ralph Lauren adalah merek unggulan perusahaan dan
perusahaan ini masih mengelola beberapa merek lain, termasuk Ralph Lauren Black
Label, Ralph Lauren Purple Label, Ralph Lauren Blue Label, Lauren Ralph Lauren,
Club Monaco dan Chaps.
Ralph Lauren Corp. atau yang dulunya bernama Polo Ralph Lauren Corp.
merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar yang pengungkapan laporan
keuangannya harus diubah menggunakan XBRL setelah diperintahkan untuk
mengubahnya oleh SEC untuk tahun setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni
2009.
Berikut ini adalah contoh pelaporan keuangan Ralph Lauren Corp. yang berbasis
XBRL:
24. 24
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. XBRL merupakan singkatan dari eXtensible Business Reporting
Languagedan merupakan bahasa programming XML (eXtended Markup
Language) yang dibuat secara khusus untuk kepentingan bisnis. XBRL
secara sederhana merupakan pemberian barcode pada informasi atau data
sehingga akan mempermudah pengguna dalam membaca laporan,
mengelompokkan, dan menganalisisnya secara cepat.
2. XBRL adalah kelanjutan dari XML yang diperkenalkan oleh Charles
Hoffman pada tahun 1998, kemudian XBRL diluncurkan perdana pada Juli
2000. Ide dasar pengembangan XBRL adalan untuk mengatasi kendala
interoperabilitas antar platform dan kecepatan dalam distribusi serta
duplikasi informasi keuangan untuk kepentingan analisis dan evaluasi.
3. Secara umum, XBRL bermanfaat untuk meningkatkan kegunaan sistem
pelaporan keuangan secara elektronik, memudahkan dilakukannya publikasi
laporan, memudahkan akses informasi keuangan para penggunanya, dan
mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
25. 25
4. Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai
sarana untuk menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model
(show case) telah dikembangkan bersama IASC Foundation XBRLTeam.
5. Dengan menggunakan XBRL, informasi yang ada dikonversikan dengan
proses pemetaan yang sesuai atau yang disajikan oleh perangkat lunak
komputer. Kemudian, informasi tersebut dapat dicari, dipilih, ditukar atau
dianalisis oleh komputer dan diterbitkan.
6. Ralph Lauren Corp. merupakan salah satu dari 500 perusahaan besar besar
yang pengungkapan laporan keuangannya harus diubah menggunakan
XBRL setelah diperintahkan untuk mengubahnya oleh SEC untuk tahun
setelah tahun fiskal yang berakhir pada 15 Juni 2009.
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
1. Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu
Buana
2. Hapzi Ali, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis Teknologi Informasi,
Hasta Cipta Mandiri, Jogyakarta
3. http://belajarinvestasi.my.id/buku-besar-akuntansi/
4. https://www.academia.edu/10239580/SISTEM_BUKU_BESAR_DAN_PELA
PORAN
5. http://ainiyee.blogspot.co.id/2015/06/buku-besar-dan-siklus-pelaporan-
keuangan.html
6. http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html
7. http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-
language.html