Dokumen tersebut membahas perlindungan konsumen di Indonesia. Perlindungan konsumen adalah upaya untuk memberikan jaminan hukum bagi konsumen. Contoh kasus yang diangkat adalah penarikan produk obat anti nyamuk HIT karena mengandung zat berbahaya. Dokumen ini juga menjelaskan larangan dan tanggung jawab produsen serta hak dan kewajiban konsumen.
3. PENGERTIAN
Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen.
UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen RI menjelaskan “Bahwa hak konsumen
diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengonsumsi barang/jasa; hak untuk
memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan
atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan atau dilayani
secara benar dan jujur serta tidak diiskriminatif hak untuk
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; dan sebagainya.”
5. Kasus Penarikan Produk
Obat Anti-Nyamuk HIT
Sebelumnya Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi
Pestisida, telah melakukan inspeksi mendadak di pabrik HIT dan
menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan
manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan
pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan
kanker lambung.HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk
ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya
menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine
yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat
anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A
(jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga
Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke
Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006.
6. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang
mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah
menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk
HIT.Masalah lain kemudian muncul.
Timbul miskomunikasi antara Departemen Pertanian (Deptan),
Departemen Kesehatan (Depkes), dan BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan). Menurut UU, registrasi harus dilakukan di Depkes
karena hal tersebut menjadi kewenangan Menteri Kesehatan. Namun
menurut Keppres Pendirian BPOM, registrasi ini menjadi tanggung
jawab BPOM.Namun Kepala BPOM periode sebelumnya sempat
mengungkapkan, semua obat nyamuk harus terdaftar (teregistrasi) di
Depkes dan tidak lagi diawasi oleh BPOM.
Ternyata pada kenyataanya, selama ini izin produksi obat anti-
nyamuk dikeluarkan oleh Deptan. Deptan akan memberikan izin atas
rekomendasi Komisi Pestisida. Jadi jelas terjadi tumpang tindih tugas
dan kewenangan di antara instansi-instansi tersebut.
7. PENYELESAIAN
Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti-nyamuk
HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur
dinyatakan akan ditarik dari peredaran karena
penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
terhadap manusia, sementara yang di pabrik akan
dimusnahkan.
8. PERBUATAN YANG DILARANG BAGI
PELAKU USAHA
Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa
yang tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan,
peraturan yang berlaku, ukuran, takaran, timbangan dan jumlah
yang sebenarnya
Dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan barang
dan/atau jasa secara tidak benar dan/atau seolah-olah barang
tersebut telah memenuhi standar mutu tertentu.
Dalam menawarkan barang dan/atau jasa untuk diperdagangkan
dilarang mempromosikan,mengiklankan atau membuat
pernyataan tidak benar atau menyesatkan
Dalam menawarkan barang dan/atau jasa, dilarang melakukan
cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan
gangguan kepada konsumen baik secara fisik maupun psikis.
Dalam hal penjualan melalui obral atau lelang, dilarang
menyesatkan dan mengelabui konsumen
9. PASAL BAGI KONSUMEN
Kritis terhadap iklan dan promosi dan jangan mudah
terbujuk;
Teliti sebelum membeli;
Biasakan belanja sesuai rencana;
Memilih barang yang bermutu dan berstandar yang
memenuhi aspek keamanan,
keselamatan,kenyamanan dan kesehatan;
Membeli sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan;
Perhatikan label, keterangan barang dan masa
kadaluarsa.