SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Anis Arzia Muntiani
10680048
Pendidikan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Transfer Embrio
 Transfer embrio adalah suatu metode buatan dalam
perkawinan dengan cara membentuk embrio dari
seekor betina induk unggul, yang disebut donor,
kemudian dipindahkan dan dicangkokkan ke dalam
saluran reproduksi induk betina lainnya dalam spesies
yang sama, yang disebut resipien (Bedirian et al. 1977)
Prinsip Dasar Transfer Embrio
 meliputi beberapa treatmen /perlakuan dengan
menggunakani teknik-teknik lainnya, yaitu :
a. Superovulasi
b. Oestrus synchronization (Sinkronisasi Birahi)
c. Artificial insemination (Inseminasi Buatan)
d. Embrio recovery (Pengumpulan atau pemanenan
embrio)
e. Embrio transfer (Pemindahan embrio).
(Sudarto, 1985).
Produksi Embrio
Produksi
Embrio In Vivo Produksi Embrio
In Vitro
Produksi Embrio In Vivo
 Produksi embrio in vivo dilakukan dengan cara
mengambil atau memanen embrio yang terdapat di
dalam uterus (rahim) sapi betina donor (penghasil
embrio), yang kemudian dipindahkan pada sapi betina
yang lain (betina resipien) atau untuk disimpan dalam
keadaan beku (freeze embryo).
Produksi Embrio In Vitro
 Produksi embrio in vitro adalah cara untuk melakukan
fertilisasi antara sel benih jantan (spermatozoa) dengan
sel benih betina (ovum) dalam laboratorium, sehingga
disebut pembuahan terjadi di luar tubuh. Salah satu alat
yang digunakan untuk proses ini adalah cawan petri atau
tabung khusus.
Kelebihan Transfer Embrio
 Dengan menggunakan teknologi transfer embrio, betina
unggul tidak perlu bunting dan menunggu satu tahun untuk
menghasilkan anak.
 Embrio yang digunakan untuk transfer embrio dapat berupa
embrio segar atau embrio beku (freezing embrio). Embrio beku
efisien untuk dipakai karena dapat disimpan lama sebagai stok
dan dapat dibawa ke daerah-daerah yang membutuhkan.
Sedangkan embrio segar hanya dapat ditransfer pada saat
produksi di lokasi yang berdekatan dengan donor.
 Perbaikan mutu genetik Transfer Embrio lebih efisien daripada
dengan Inseminasi Buatan. Perbaikan mutu genetik pada
Inseminasi Buatan hanya berasal dari pejantan unggul
sedangkan dengan teknologi Transfer Embrio, sifat unggul dapat
berasal dari pejantan dan induk yang unggul.
Suwunn… ^_^

More Related Content

What's hot

INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURINTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURJosua Sitorus
 
Teknik Transfer Embrio pada Hewan Ternak
Teknik Transfer Embrio pada Hewan TernakTeknik Transfer Embrio pada Hewan Ternak
Teknik Transfer Embrio pada Hewan TernakAnis Arzhia
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiAgustin Dian Kartikasari
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Hari Prasetyo
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisRiskymessyana99
 
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaMakalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaRohmad_ Putra
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...almansyahnis .
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernaklombkTBK
 
7. breed selection
7. breed selection7. breed selection
7. breed selectionEmi Suhaemi
 
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pkuRPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pkualmansyahnis .
 
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHAN
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHANPPT BIOLOGI PERKECAMBAHAN
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHANdenson siburian
 

What's hot (20)

INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURINTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
 
Metode pengambilan data serangga
Metode pengambilan data seranggaMetode pengambilan data serangga
Metode pengambilan data serangga
 
Teknik Transfer Embrio pada Hewan Ternak
Teknik Transfer Embrio pada Hewan TernakTeknik Transfer Embrio pada Hewan Ternak
Teknik Transfer Embrio pada Hewan Ternak
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
Tatacara pelepasan varietas tanaman (permentan no. 61 tahun 2011)
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralisPPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
PPT parasitologi - strongiloides stercoralis & trichinella spiralis
 
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetikaMakalah (pro) pangan rekayasa genetika
Makalah (pro) pangan rekayasa genetika
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...RPP Biologi SMA Kelas XI MIA  . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran)  a...
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA . KD 3. 2 ( mekanisme transpor pada membran) a...
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
 
7. breed selection
7. breed selection7. breed selection
7. breed selection
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pkuRPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati)  almansyahnis sman 8 pku
RPP Biologi X-KD 3. 2 ( keanakaragaman hayati) almansyahnis sman 8 pku
 
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB VariabilitasFAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB Variabilitas
 
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHAN
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHANPPT BIOLOGI PERKECAMBAHAN
PPT BIOLOGI PERKECAMBAHAN
 

Similar to TEKNIK PEMINDAHAN EMBRIO

Similar to TEKNIK PEMINDAHAN EMBRIO (20)

Bioteknologi Peternakan Salah satu Materi Biologi
Bioteknologi Peternakan Salah satu Materi BiologiBioteknologi Peternakan Salah satu Materi Biologi
Bioteknologi Peternakan Salah satu Materi Biologi
 
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakartaKelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
Kelompok tulip 9i kelas 9 i smpn264 jakarta
 
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
Kelompok tulip kelas 9I SMPN 264 Jakarta " BIOTENOLOGI Bab 6 "
 
Kloning hewan pptx
Kloning hewan pptxKloning hewan pptx
Kloning hewan pptx
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
Bioteknologi disusun kembali oleh ismail.
 
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.pptPerkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
 
Biologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.pptBiologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.ppt
 
Biologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.pptBiologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.ppt
 
Biologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.pptBiologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.ppt
 
Biologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.pptBiologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.ppt
 
Biologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.pptBiologi_M3KB2.ppt
Biologi_M3KB2.ppt
 
BIOLOGI_M3KB2 PPT
BIOLOGI_M3KB2 PPTBIOLOGI_M3KB2 PPT
BIOLOGI_M3KB2 PPT
 
Reproduksi Hewan
Reproduksi HewanReproduksi Hewan
Reproduksi Hewan
 
Bioteknologi Hewan.ppt
Bioteknologi Hewan.pptBioteknologi Hewan.ppt
Bioteknologi Hewan.ppt
 
Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)Ctu payeh (1)
Ctu payeh (1)
 
BIOTEKNOLOGI KELAS 11 monggo di coba mantap
BIOTEKNOLOGI KELAS 11 monggo di coba mantapBIOTEKNOLOGI KELAS 11 monggo di coba mantap
BIOTEKNOLOGI KELAS 11 monggo di coba mantap
 
Kloning Nukleus
Kloning NukleusKloning Nukleus
Kloning Nukleus
 
Teknologi reproduksi manusia
Teknologi reproduksi manusiaTeknologi reproduksi manusia
Teknologi reproduksi manusia
 

TEKNIK PEMINDAHAN EMBRIO

  • 1. Anis Arzia Muntiani 10680048 Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • 2. Transfer Embrio  Transfer embrio adalah suatu metode buatan dalam perkawinan dengan cara membentuk embrio dari seekor betina induk unggul, yang disebut donor, kemudian dipindahkan dan dicangkokkan ke dalam saluran reproduksi induk betina lainnya dalam spesies yang sama, yang disebut resipien (Bedirian et al. 1977)
  • 3. Prinsip Dasar Transfer Embrio  meliputi beberapa treatmen /perlakuan dengan menggunakani teknik-teknik lainnya, yaitu : a. Superovulasi b. Oestrus synchronization (Sinkronisasi Birahi) c. Artificial insemination (Inseminasi Buatan) d. Embrio recovery (Pengumpulan atau pemanenan embrio) e. Embrio transfer (Pemindahan embrio). (Sudarto, 1985).
  • 4. Produksi Embrio Produksi Embrio In Vivo Produksi Embrio In Vitro
  • 5. Produksi Embrio In Vivo  Produksi embrio in vivo dilakukan dengan cara mengambil atau memanen embrio yang terdapat di dalam uterus (rahim) sapi betina donor (penghasil embrio), yang kemudian dipindahkan pada sapi betina yang lain (betina resipien) atau untuk disimpan dalam keadaan beku (freeze embryo).
  • 6. Produksi Embrio In Vitro  Produksi embrio in vitro adalah cara untuk melakukan fertilisasi antara sel benih jantan (spermatozoa) dengan sel benih betina (ovum) dalam laboratorium, sehingga disebut pembuahan terjadi di luar tubuh. Salah satu alat yang digunakan untuk proses ini adalah cawan petri atau tabung khusus.
  • 7. Kelebihan Transfer Embrio  Dengan menggunakan teknologi transfer embrio, betina unggul tidak perlu bunting dan menunggu satu tahun untuk menghasilkan anak.  Embrio yang digunakan untuk transfer embrio dapat berupa embrio segar atau embrio beku (freezing embrio). Embrio beku efisien untuk dipakai karena dapat disimpan lama sebagai stok dan dapat dibawa ke daerah-daerah yang membutuhkan. Sedangkan embrio segar hanya dapat ditransfer pada saat produksi di lokasi yang berdekatan dengan donor.  Perbaikan mutu genetik Transfer Embrio lebih efisien daripada dengan Inseminasi Buatan. Perbaikan mutu genetik pada Inseminasi Buatan hanya berasal dari pejantan unggul sedangkan dengan teknologi Transfer Embrio, sifat unggul dapat berasal dari pejantan dan induk yang unggul.