SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman seperti saat ini, pemikiran manusia pun
mengalami revolusi yang mengarah pada kemajuan. Revolusi berpikir ini mencakup
berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam bidang pekerjaan. Dahulu hampir
seluruh bidang pekerjaan hanya didominasi oleh kaum adam saja, namun kini banyak
kaum hawa yang mulai meniti karir sesuai dengan yang diinginkannya. Bukan hanya
sekedar untuk mengisi waktu luang atau memuaskan keinginan saja, tapi banyak
diantara mereka yang bekerja untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Pembicaraan
tentang karier wanita dan wanita karier dewasa ini semakin hangat, terutama di
negeri ini dan mendapatkan dukungan serta perhatian serius dari berbagai kalangan,
khususnya yang menamakan diri mereka kaum Feminis dan pemerhati wanita.
Mereka selalu mengangkat tema “pengungkungan” Islam terhadap wanita dan
mempromosikan motto emansipasi dan persamaan hak di segala bidang tanpa kecuali
atau yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan kesetaraan gender. Banyak wanita
muslimah terkecoh olehnya, terutama mereka yang tidak memiliki ‘basic’ keagamaan
yang kuat dan memadai. Hal ini merupakan masalah yang berimplikasi serius, maka
kita harus mengetahui bagaimana hukumnya wanita karier dalam pandangan islam.
2
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian wanita karir dalam pandangan islam
2. Untuk memahami hak dan kedudukan wanita di dalam Islam.
3. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap wanita karier
4. Untuk memahami syarat seorang wanita diperbolehkan berkarier.
5. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif wanita karir
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita Karir dalam Pandangan Islam
Secara definisi wanita karir bermakna:
 Seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius.
 Perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya
dengan serius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain).
Pada masa Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal sebagai wanita
karir. di antaranya yaitu Siti Khadijah, istri Nabi, adalah satu di antaranya. Namun
demikian, kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan kita hidup di
dunia. Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk menopang sisi-sisi
kehidupan yang lain.
Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar
dari aroma yang kurang sedap. Sehingga hasilnya ciptakan suasana rumah yang
menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih
menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah
bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa
dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari
ridha Allah. karena segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan
hanya untuk Allah.
4
2.2 Hak dan Kedudukan Wanita dalam Islam
2.2.1 Hak Wanita dalam Islam
Di samping kesamaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan, islam juga memberikan
sejumlah hak kepada perempuan. Secara umum, Q.S.An-Nisa’:32 menunjuk kepada
hak-hak perempuan. Tentang hal ini quraish Shihab menyebutkan beberapa hak yang
dimiliki oleh kaum perempuan menurut syariat islam, yakni: hak politik, hak profesi,
dan hak belajar (Shihab: 1998: 303-305). Sedangkan Muhammad ustam al-Husyt
menambahkan hak sipil, hak pendapat, dan hak pengajuan cerai (al-Husyt: 2003-305).
a) Hak politik
Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan hak-hak politik kaum perempuan
adalah yang tertera dalam Q.S.al-Taubah:71. Secara umum, ayat di atas dipahami
sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerjasama antara laki-laki dan
perempuan dalam berbagai bidang kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat “
menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Di samping
itu dalam Q.S.al-Syura:38 disebutkan ujian bagi umat islam dalam memutuskan
urusan mereka dengan musyawarah.
b) Hak Profesi
Dalam hal memilih pekerjaan, secara singkat, dapat dikemukakan bahwa
perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama pekerjaan tersebut
membutuhkannya dan selama mereka membutuhkan pekerjaan tersebut. Selain itu,
pekerjaan itu dapat dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama
mereka dapat memelihara agmanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak
negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Dalam hal ini,
pakar hukum Islam Mesir, Abu Zahrah mengingatkan bahwa meskipun perempuan
5
boleh bekerja, namun mereka harus memperhatikan bahwa pekerjaan pokok
mereka adalah membina rumah tangga(Shibah,2005:361).
c) Hak dan Kewajiban Belajar
Hak dan kewajiban belajar perempuan (dan laki-laki) sangat banyak dibicarakan
dalam al-Qur’an dan hadis Nabi SAW. Wahyu pertama Al-Qur’an adalah perintah
membaca atau belajar. Sejumlah hadis juga memerintahkan laki-laki dan
perempuan untuk mencari ilmu sebanyak mungkin (Shihab,1998:303-305).
Dalam sejarah Islam banyak wanita yang sangat menonjol pengetahuannya dalam
bidang ilmu pengetahuan dan yang menjadi rujukan sekian banyak tokoh laki-laki.
Istri Nabi, Aisyah RA adalah seorang yang sangat dalam pengetahuan agamanya
serta dikenal pula sebagai kritikus. Dalam hal ini Syaikh Muhammad abduh
menulis, “jika kewajiban perempuan mempelajari hukum-hukum agama
kelihatannya amat terbatas, maka sesungguhnya kewajiban mereka untuk
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga, pendidikan anak, dan
sebagainya yang merupakan persoalan duniawi (dan yang berbeda sesuai dengan
keadaan waktu, tempat,dan kondisi) jauh lebih banyak dari pada soal keagamaan.
d) Hak Sipil
Menurut Muhammad Utsman al-Huyst, perempuan dalam islam memiliki hak-hak
sipil sebagaimana laki-laki, seperti: hak kepemilikan, mengatur hartanya sendiri,
melakukan perjanjian, jual-beli, wasiat, hibah, mewakili atau menjamin orang lain,
serta hak memilih suami. Terkait dengan hak yang terakhir ini disebutkan dalam
dua hadis tentang sahabat puteri yang protes pada Nabi SAW karena dinikahkan
paksa oleh walinya tanpa persetuuannya, dan Nabi membenarkan protes mereka.
6
e) Hak Berpendapat
Perempuan juga boleh berpendapat dan dipertimbangkan pendapatnya itu (Q.S. al-
Mujadilah:1-4). Sejumlah riwayat menceritakan bahwa Nabi SAW menerima
usulan Ummu Salamah ketika Nabi SAW menghadapi masalah setelah terjadi
perjanjian Hudaibiyah. Dalam kehidupan berumah tangga, jika seorang istri
merasa tidak sanggup melanjutkan perkawinannya dengan suami, Islam juga
memberikan hak gugatan cerai kepada perempuan yang dikenal dengan istilah
khulu’ (al-Husyt,2003:118-134).
2.2.2 Kedudukan Wanita dalam pandangan Islam
Kedudukan wanita dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga
atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan
perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan.
Islam telah menempatkan posisi wanita sama dengan pria, bahkan Allah
menegaskan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 35 : “Sesungguhnya laki-laki dan
perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-
laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar.”
Islam pun memberi kesempatan untuk berkarir (bekerja) seluas-luasnya
kepada wanita. Selama pekerjaan itu, membutuhkannya dan atau selama mereka
membutuhkan pekerjaan itu. Selama pekerjaan itu dilakukan dalam suasana
7
terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula
menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan
lingkungannya.
Pada jaman sekarang banyak wanita diantaranya menjabat posisi direktur,
dekan, ketua yayasan, juga anggota majelis perwakilan rakyat. Sejarah Islam mencatat
nama-nama wanita karir pada jaman Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah
Ummu Salim binti Malhan, Shafiyah bin Huyay (istri Nabi) sebagai perias pengantin,
Khadijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi) dikenal sebagai pedagang yang suskses,
begitu pun dengan Qilat Ummi Bani Anmar. Ada juga Al-Syifa’ yang dikenal sebagai
seorang penulis handal. Dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh setiap orang, termasuk kaum wanita, mereka mempunyai hak untuk bekerja dan
menduduki jabatan penting. Hanya ada jabatan yang oleh sementara ulama dianggap
tidak dapat diduduki oleh kaum wanita, yaitu jabatan Kepala Negara (Al-Imamah Al-
‘Uzhma) dan Hakim. Namun sebagian ulama membolehkannya selama untuk
kemaslahatan masyarakat, serta kemaslahatan Islam dan kemaslahatan bagi wanita itu
sendiri dan kemaslahatan bagi usrah (keluarga), tapi dengan suatu alasan yang kuat
tentunya. Diperbolehkannya hal itu bukan berarti wajib.
2.3 Pandangan Islam terhadap Wanita Karier
Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda.
Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan untuk
melakukan pekerja-an yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok
dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi
keluarga secara layak. Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu:
Mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi
8
yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa
sakit di perut serta melemahnya daya pikir, sebagaimana disindir di dalam Al-
Qur’an,“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu
bapanya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah
dan menyapihnya dalam dua tahun.”(QS. Luqman: 14). Oleh karena itu, Dalam Islam
menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan atau karir yang tidak bertentangan
dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja,
kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan
ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.
Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan damai bagi wanita dan
tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah dalam kondisi normal. Islam
membebankan ke atas pundak laki-laki untuk bekerja dengan giat dan bersusah payah
demi menghidupi keluarganya. Maka, selagi si wanita tidak atau belum bersuami dan
tidak di dalam masa menunggu (‘iddah) karena diceraikan oleh suami atau ditinggal
mati, maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atau anak-anaknya
yang lain, berdasarkan perincian yang disebutkan oleh para ulama fiqih kita Bila si
wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alih beban dan tanggung
jawab terhadap semua urusannya. Dan bila dia diceraikan, maka selama masa ‘iddah
(menunggu) sang suami masih berkewajiban memberikan nafkah, membayar mahar
yang tertunda, memberikan nafkah anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan
dan penyusuan mereka, sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntut dari hal
tersebut. Selain itu, bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawab
terhadap kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atas nafkahnya dari
Baitul Mal kaum Muslimin.
9
2.4 Syarat Seorang Wanita Diperbolehkan Berkarier
Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa
bekerja ke luar rumah dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnya atau suaminya, sebab
persetujuannya adalah wajib secara agama dan qadla’ (hukum).
2) Pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath (berbaur dengan bukan mahram),
khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan laki-laki asing; Sebab ada dampak
negatif yang besar. Rasulullah saw bersabda :“Tidaklah seorang laki-laki ber-
khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali bila
bersama laki-laki (yang me-rupakan) dua mahramnya”. (HR. Bukhari).
3) Menutupi seluruh tubuhnya di hadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal
yang berindikasi fitnah, baik didalam berpakaian, berhias atau pun berwangi-
wangian (menggunakan parfum).
4) Komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan keseriusan dan
sungguh-sungguh di dalam berbicara, alias tidak dibuat-buat dan sengaja
melunak-lunakkan suara. Firman Allah,“Maka janganlah sekali-kali kalian
melunak-lunakan ucapan sehingga membuat condong orang yang di dalam
hatinya terdapat penyakit dan berkata-katalah dengan perkataan yang ma’ruf
atau baik”. (Al-Ahzab: 32).
5) Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya seperti
dalam bidang pengajaran, kebidanan, menjahit dan lain-lain.
10
2.5 Dampak Positif dan Negatif Wanita Karir
2.5.1 Dampak Positif Wanita Karir
a. Terhadap kondisi ekonomi keluarga
Dengan berkarir, seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang
kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
b. Sebagai Pengisi Waktu
Kemudahan-kemudahan yang didapat wanita dalam melakukan tugas rumah
tangga, telah menciptakan peluang bagi mereka untuk leluasa mencari
kesibukan diluar rumah, sesuai dengan bidang keahliannya supaya dapat
mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat sebagai wanita yang
aktif berkarya.
c. Peningkatan sumber daya manusia
Jenjang pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka
sebagai sumber daya potensial yang diharapkan dapat mampu berpartisipasi
dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat berguna bagi masyarakat,
agama, nusa dan bangsanya.
d. Percaya diri dan lebih merawat penampilan
Biasanya seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas untuk
berhias diri, karena ia merasa tidak diperhatikan dan kurang bermanfaat.
Dengan berkarir, maka wanita merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga
timbullah kepercayaan diri. Wanita karir akan berusaha untuk memercantik diri
dan penampilannya agar selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan
kebanggaan tersendiri bagi suaminya, yang melihat istrinya tampil prima di
depan para relasinya.
11
2.5.2 Dampak Negatif Wanita Karir
a. Terhadap Anak
Seorang wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah
seharian bekerja di luar rumah, hal ini secara psikologis akan berpengaruh
terhadap tingkat kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan
rumah tangga sehari-hari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya. Jika hal
itu terjadi maka sang Ibu akan mudah marah dan berkurang rasa pedulinya
terhadap anak. Hal lain yang lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-anak
kepada hal yang negatif, seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai akibat
dari kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua, khususnya Ibu terhadap
anak-anaknya.
b. Terhadap Suami
Suami akan merasa tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya sebagai suami.
Sebagai contoh, apabila suatu saat seorang suami memiliki masalah di kantor,
tentunya ia mengharapkan seseorang yang dapat berbagi masalah dengannya,
atau setidaknya ia berharap istrinya akan menyambutnya dengan wajah berseri
sehingga berkuranglah beban yang ada. Hal ini tak akan terwujud apabila sang
istri pun mengalami hal yang sama. Jangankan untuk mengatasi masalah
suaminya, sedangkan masalahnya sendiripun belum tentu dapat
diselesaikannya.
c. Terhadap Rumah Tangga
Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kelalaian seorang istri
dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki
keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam
berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk mencapai
12
keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan tugas sebagai ibu dan
istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan perpecahan dalam rumah tangga
tidak bisa dihindarkan lagi.
d. Terhadap Masyarakat
Hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak hanya berdampak
terhadap keluarga dan rumah tangga, tetapi juga terhadap masyarakat
sekitarnya, seperti hal-hal berikut:
 Dengan bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya di
berbagai sektor lapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak
langsung telah mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di
kalangan pria, karena lapangan pekerjaan yagn ada telah diisi oleh
wanita.
 Kepercayaan diri yang berlebihan dari seorang wanita karir seringkali
menyebabkan mereka terlalu memilih-milih dalam urusan perjodohan.
Maka seringkali kita lihat seorang wanita karir masih hidup melajang
pada usia yang seharusnya dia telah layak untuk berumah tangga
bahkan memiliki keturunan. Selain itu banyak pria yang minder atau
enggan untuk menjadikan wanita karir sebagai istri mereka karena
beberapa faktor; Seperti pendidikan wanita karir dan penghasilannya
yang seringkali membuat pria berpikir dua kali untuk menjadikannya
sebagai pendamping hidup.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan karya makalah ini adalah :
1. Definisi Wanita Karir dalam Pandangan Islam adalah perempuan yag memiliki
karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya dengan serius (mengalahkan
sisi-sisi kehidupan yang lain)
2. Di samping kesamaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan, islam juga
memberikan sejumlah hak kepada perempuan, diantaranya hak politik, hak
profesi, hak belajar, dan hak berpendapat.Kedudukan wanita dalam pandangan
ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat.
Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta
kedudukan terhormat kepada perempuan.
3. Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan atau karir yang tidak
bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di
dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya,
kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan
pencampakan.
4. Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa
bekerja ke luar rumah dengan persyaratan disetujui oleh kedua orangtuanya atau
wakilnya atau suaminya, pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath, menutupi
seluruh tubuhnya di hadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang
berindikasi fitnah, komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan
keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, hendaknya pekerjaan
tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya.
14
5. Wanita karier berdampak Positif terhadap ekonomi keluarga, pengisi waktu
luang, peningkatan sumber daya manusia, percaya diri dan lebih merawat pada
penampilannya.Wanita karier juga berdampak negative terhadap perkembangan
anak, suami, rumah tangga, dan masyarakat sekitarnya.
3.2 Saran
Pada hakikatnya Islam memberikan perhatian yang amat besar kepada wanita,
untuk itu kita sebagai wanita tidak perlu merasa direndahkan oleh Islam. Kita harus
bertindak sesuai dengan kodrat kita sebagai wanita seperti yang telah diatur di dalam
Islam. Seorang suami juga harus menghargai istri bila istrinya ingin berkarir sesuai
dengan bidang pekerjaan yang diperbolehkan dalam Islam. Sebaiknya dalam berkarier
tetap perhatikan koridor-koridor Islam agar kita menjadi wanita solihah yang selalu
patuh kepada suami, orang tua, dan agama.
DAFTAR PUSTAKA
15
http://muslimahberjilbab.blogspot.com/2006/11/muslimahdanprofesinya.html
http://aifaneducationzone.blogspot.com/p/islamic-zone.html
http://www.himmahfm.com/muslimah-corner/5-pandangan-islam-terhadap-wanita-karir
https://gitayuni.wordpress.com/profile/kedudukan-wanita-dalam-islam/
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Membumi/Perempuan.html
https://sharot.wordpress.com/2012/11/06/dampak-positif-dan-negatif-wanita-karir/

More Related Content

What's hot

Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhfriskacaca
 
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam IslamKedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islamsiska sri asali
 
Mengapa rasulallah berpoligami
Mengapa rasulallah berpoligamiMengapa rasulallah berpoligami
Mengapa rasulallah berpoligamiAkhmat Mustofa
 
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan IndonesiaIslam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan IndonesiaRizky Faisal
 
Ceramah idhul adha
Ceramah idhul adhaCeramah idhul adha
Ceramah idhul adhaHamba Tuhan
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Phujie FaHrani
 
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPerkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinSri Juwita Alfath
 
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk PemudaPesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk Pemudanotarazi
 
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamKonsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamAlamsyah Pratama
 
Problematika ummat
Problematika ummatProblematika ummat
Problematika ummatel-hafiy
 
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014MOHD ARIFF AB RAZAK
 
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruan
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruanAjaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruan
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruanMuhammadAzimHakimiMo
 
Syarifudin, khutbah idul adha.
Syarifudin, khutbah idul adha.Syarifudin, khutbah idul adha.
Syarifudin, khutbah idul adha.Syarifudin Amq
 

What's hot (17)

Uas muhen
Uas muhenUas muhen
Uas muhen
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
 
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam IslamKedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam
Kedudukan, Peran, dan Kepemimpinan Wanita dalam Islam
 
Mengapa rasulallah berpoligami
Mengapa rasulallah berpoligamiMengapa rasulallah berpoligami
Mengapa rasulallah berpoligami
 
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan IndonesiaIslam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
Islam saja - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
 
Ceramah idhul adha
Ceramah idhul adhaCeramah idhul adha
Ceramah idhul adha
 
Tarekat Qadariyah
Tarekat QadariyahTarekat Qadariyah
Tarekat Qadariyah
 
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam pada periode khulafaur rasyidi1
 
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidinPerkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
Perkembangan dan sistem pendidikan islam pada masa khulafaur rasyidin
 
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk PemudaPesanan Rasulullah Untuk Pemuda
Pesanan Rasulullah Untuk Pemuda
 
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islamKonsep kepemimpinan menurut pandangan islam
Konsep kepemimpinan menurut pandangan islam
 
Al rayyan d1
Al rayyan d1Al rayyan d1
Al rayyan d1
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 
Problematika ummat
Problematika ummatProblematika ummat
Problematika ummat
 
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014
Khutbah Jumaat – Ulama'. umara' tonggak kesatuan ummah– 05-Dec-2014
 
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruan
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruanAjaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruan
Ajaran sesat-merungkai-kekusutan-dan-kecelaruan
 
Syarifudin, khutbah idul adha.
Syarifudin, khutbah idul adha.Syarifudin, khutbah idul adha.
Syarifudin, khutbah idul adha.
 

Similar to Wanita Karir Dalam Pandangan Islam

Hadis Tematik Kerjaya Wanita
 Hadis Tematik Kerjaya Wanita  Hadis Tematik Kerjaya Wanita
Hadis Tematik Kerjaya Wanita Mohd Hassan
 
Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Fajar Hidayat
 
Pencalonan Wanita
Pencalonan WanitaPencalonan Wanita
Pencalonan Wanitaatiyu
 
ulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahWan Syafawati
 
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIA
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIAISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIA
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIASatyaWati3
 
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1KMNU IPB
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamAgus Muqtafiy
 
Pandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamaPandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamadharma negara (DNBS)
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
 
Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2mas karebet
 
Makalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamMakalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamelmaryam
 
Makalah khitan adat muna
Makalah  khitan adat munaMakalah  khitan adat muna
Makalah khitan adat munaWarnet Raha
 
Makalah katoba adat muna
Makalah  katoba  adat munaMakalah  katoba  adat muna
Makalah katoba adat munaWarnet Raha
 

Similar to Wanita Karir Dalam Pandangan Islam (20)

Hadis Tematik Kerjaya Wanita
 Hadis Tematik Kerjaya Wanita  Hadis Tematik Kerjaya Wanita
Hadis Tematik Kerjaya Wanita
 
Wanita & islam
Wanita & islamWanita & islam
Wanita & islam
 
Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)Emansipasi wanita(new)
Emansipasi wanita(new)
 
PAI ppt
PAI pptPAI ppt
PAI ppt
 
Pencalonan Wanita
Pencalonan WanitaPencalonan Wanita
Pencalonan Wanita
 
ulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ah
 
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIA
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIAISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIA
ISLAM TIDAK COCOK UNTUK WANITA INDONESIA
 
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1
Buletin Nahdlatul Qolam Edisi 1
 
Wanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsyWanita miftaqurrohman el qudsy
Wanita miftaqurrohman el qudsy
 
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islamBeberapa persoalan perempuan dalam islam
Beberapa persoalan perempuan dalam islam
 
Pandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agamaPandangan islam tentang nikah beda agama
Pandangan islam tentang nikah beda agama
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2Tarikh tasyrik 2
Tarikh tasyrik 2
 
Makalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalamMakalah ilmu kalam
Makalah ilmu kalam
 
Makalah khitan adat muna
Makalah  khitan adat munaMakalah  khitan adat muna
Makalah khitan adat muna
 
Makalah khitan adat muna
Makalah  khitan adat munaMakalah  khitan adat muna
Makalah khitan adat muna
 
Makalah khitan adat muna
Makalah  khitan adat munaMakalah  khitan adat muna
Makalah khitan adat muna
 
Makalah katoba suku muna
Makalah katoba suku munaMakalah katoba suku muna
Makalah katoba suku muna
 
Makalah katoba adat muna
Makalah  katoba  adat munaMakalah  katoba  adat muna
Makalah katoba adat muna
 
Makalah katoba adat muna
Makalah  katoba  adat munaMakalah  katoba  adat muna
Makalah katoba adat muna
 

More from Dwi Anita

Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahDwi Anita
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen KreditDwi Anita
 
Manajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahManajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahDwi Anita
 
Jasa-Jasa Perbankan
Jasa-Jasa PerbankanJasa-Jasa Perbankan
Jasa-Jasa PerbankanDwi Anita
 
Indonesian version
Indonesian versionIndonesian version
Indonesian versionDwi Anita
 
Utang Indonesia
Utang IndonesiaUtang Indonesia
Utang IndonesiaDwi Anita
 
Ppt juve (after)
Ppt juve (after)Ppt juve (after)
Ppt juve (after)Dwi Anita
 
Kunci jawaban Soal MSDM
Kunci jawaban Soal MSDMKunci jawaban Soal MSDM
Kunci jawaban Soal MSDMDwi Anita
 
Persaingan, Konflik dan kedisiplinan
Persaingan, Konflik dan kedisiplinanPersaingan, Konflik dan kedisiplinan
Persaingan, Konflik dan kedisiplinanDwi Anita
 
Format penulisan proposal PMW 2015
Format penulisan proposal PMW 2015Format penulisan proposal PMW 2015
Format penulisan proposal PMW 2015Dwi Anita
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaDwi Anita
 
Quesioner Statistik
Quesioner StatistikQuesioner Statistik
Quesioner StatistikDwi Anita
 
Quality Management System
Quality Management SystemQuality Management System
Quality Management SystemDwi Anita
 
Materi identitas nasional
Materi identitas nasionalMateri identitas nasional
Materi identitas nasionalDwi Anita
 
Kunci jawaban soal msdm
Kunci jawaban soal msdmKunci jawaban soal msdm
Kunci jawaban soal msdmDwi Anita
 
Tugas Membuat Soal MSDM
Tugas Membuat Soal MSDMTugas Membuat Soal MSDM
Tugas Membuat Soal MSDMDwi Anita
 

More from Dwi Anita (20)

Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
 
Manajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahManajemen Bank Syariah
Manajemen Bank Syariah
 
Jasa-Jasa Perbankan
Jasa-Jasa PerbankanJasa-Jasa Perbankan
Jasa-Jasa Perbankan
 
Indonesian version
Indonesian versionIndonesian version
Indonesian version
 
Men cry eng
Men cry engMen cry eng
Men cry eng
 
Utang Indonesia
Utang IndonesiaUtang Indonesia
Utang Indonesia
 
Ppt juve (after)
Ppt juve (after)Ppt juve (after)
Ppt juve (after)
 
Kunci jawaban Soal MSDM
Kunci jawaban Soal MSDMKunci jawaban Soal MSDM
Kunci jawaban Soal MSDM
 
Soal MSDM
Soal MSDMSoal MSDM
Soal MSDM
 
Persaingan, Konflik dan kedisiplinan
Persaingan, Konflik dan kedisiplinanPersaingan, Konflik dan kedisiplinan
Persaingan, Konflik dan kedisiplinan
 
Format penulisan proposal PMW 2015
Format penulisan proposal PMW 2015Format penulisan proposal PMW 2015
Format penulisan proposal PMW 2015
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Beckham
BeckhamBeckham
Beckham
 
Beckham ind
Beckham indBeckham ind
Beckham ind
 
Quesioner Statistik
Quesioner StatistikQuesioner Statistik
Quesioner Statistik
 
Quality Management System
Quality Management SystemQuality Management System
Quality Management System
 
Materi identitas nasional
Materi identitas nasionalMateri identitas nasional
Materi identitas nasional
 
Kunci jawaban soal msdm
Kunci jawaban soal msdmKunci jawaban soal msdm
Kunci jawaban soal msdm
 
Tugas Membuat Soal MSDM
Tugas Membuat Soal MSDMTugas Membuat Soal MSDM
Tugas Membuat Soal MSDM
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Wanita Karir Dalam Pandangan Islam

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman seperti saat ini, pemikiran manusia pun mengalami revolusi yang mengarah pada kemajuan. Revolusi berpikir ini mencakup berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam bidang pekerjaan. Dahulu hampir seluruh bidang pekerjaan hanya didominasi oleh kaum adam saja, namun kini banyak kaum hawa yang mulai meniti karir sesuai dengan yang diinginkannya. Bukan hanya sekedar untuk mengisi waktu luang atau memuaskan keinginan saja, tapi banyak diantara mereka yang bekerja untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Pembicaraan tentang karier wanita dan wanita karier dewasa ini semakin hangat, terutama di negeri ini dan mendapatkan dukungan serta perhatian serius dari berbagai kalangan, khususnya yang menamakan diri mereka kaum Feminis dan pemerhati wanita. Mereka selalu mengangkat tema “pengungkungan” Islam terhadap wanita dan mempromosikan motto emansipasi dan persamaan hak di segala bidang tanpa kecuali atau yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan kesetaraan gender. Banyak wanita muslimah terkecoh olehnya, terutama mereka yang tidak memiliki ‘basic’ keagamaan yang kuat dan memadai. Hal ini merupakan masalah yang berimplikasi serius, maka kita harus mengetahui bagaimana hukumnya wanita karier dalam pandangan islam.
  • 2. 2 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian wanita karir dalam pandangan islam 2. Untuk memahami hak dan kedudukan wanita di dalam Islam. 3. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap wanita karier 4. Untuk memahami syarat seorang wanita diperbolehkan berkarier. 5. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif wanita karir
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Wanita Karir dalam Pandangan Islam Secara definisi wanita karir bermakna:  Seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius.  Perempuan yang memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya dengan serius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain). Pada masa Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal sebagai wanita karir. di antaranya yaitu Siti Khadijah, istri Nabi, adalah satu di antaranya. Namun demikian, kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya tujuan kita hidup di dunia. Pada kenyataannya ekonomi hanyalah sarana untuk menopang sisi-sisi kehidupan yang lain. Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari aroma yang kurang sedap. Sehingga hasilnya ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. karena segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah.
  • 4. 4 2.2 Hak dan Kedudukan Wanita dalam Islam 2.2.1 Hak Wanita dalam Islam Di samping kesamaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan, islam juga memberikan sejumlah hak kepada perempuan. Secara umum, Q.S.An-Nisa’:32 menunjuk kepada hak-hak perempuan. Tentang hal ini quraish Shihab menyebutkan beberapa hak yang dimiliki oleh kaum perempuan menurut syariat islam, yakni: hak politik, hak profesi, dan hak belajar (Shihab: 1998: 303-305). Sedangkan Muhammad ustam al-Husyt menambahkan hak sipil, hak pendapat, dan hak pengajuan cerai (al-Husyt: 2003-305). a) Hak politik Salah satu ayat yang sering dikaitkan dengan hak-hak politik kaum perempuan adalah yang tertera dalam Q.S.al-Taubah:71. Secara umum, ayat di atas dipahami sebagai gambaran tentang kewajiban melakukan kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan yang dilukiskan dengan kalimat “ menyuruh mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Di samping itu dalam Q.S.al-Syura:38 disebutkan ujian bagi umat islam dalam memutuskan urusan mereka dengan musyawarah. b) Hak Profesi Dalam hal memilih pekerjaan, secara singkat, dapat dikemukakan bahwa perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama pekerjaan tersebut membutuhkannya dan selama mereka membutuhkan pekerjaan tersebut. Selain itu, pekerjaan itu dapat dilakukannya dalam suasana terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agmanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Dalam hal ini, pakar hukum Islam Mesir, Abu Zahrah mengingatkan bahwa meskipun perempuan
  • 5. 5 boleh bekerja, namun mereka harus memperhatikan bahwa pekerjaan pokok mereka adalah membina rumah tangga(Shibah,2005:361). c) Hak dan Kewajiban Belajar Hak dan kewajiban belajar perempuan (dan laki-laki) sangat banyak dibicarakan dalam al-Qur’an dan hadis Nabi SAW. Wahyu pertama Al-Qur’an adalah perintah membaca atau belajar. Sejumlah hadis juga memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk mencari ilmu sebanyak mungkin (Shihab,1998:303-305). Dalam sejarah Islam banyak wanita yang sangat menonjol pengetahuannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan yang menjadi rujukan sekian banyak tokoh laki-laki. Istri Nabi, Aisyah RA adalah seorang yang sangat dalam pengetahuan agamanya serta dikenal pula sebagai kritikus. Dalam hal ini Syaikh Muhammad abduh menulis, “jika kewajiban perempuan mempelajari hukum-hukum agama kelihatannya amat terbatas, maka sesungguhnya kewajiban mereka untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan rumah tangga, pendidikan anak, dan sebagainya yang merupakan persoalan duniawi (dan yang berbeda sesuai dengan keadaan waktu, tempat,dan kondisi) jauh lebih banyak dari pada soal keagamaan. d) Hak Sipil Menurut Muhammad Utsman al-Huyst, perempuan dalam islam memiliki hak-hak sipil sebagaimana laki-laki, seperti: hak kepemilikan, mengatur hartanya sendiri, melakukan perjanjian, jual-beli, wasiat, hibah, mewakili atau menjamin orang lain, serta hak memilih suami. Terkait dengan hak yang terakhir ini disebutkan dalam dua hadis tentang sahabat puteri yang protes pada Nabi SAW karena dinikahkan paksa oleh walinya tanpa persetuuannya, dan Nabi membenarkan protes mereka.
  • 6. 6 e) Hak Berpendapat Perempuan juga boleh berpendapat dan dipertimbangkan pendapatnya itu (Q.S. al- Mujadilah:1-4). Sejumlah riwayat menceritakan bahwa Nabi SAW menerima usulan Ummu Salamah ketika Nabi SAW menghadapi masalah setelah terjadi perjanjian Hudaibiyah. Dalam kehidupan berumah tangga, jika seorang istri merasa tidak sanggup melanjutkan perkawinannya dengan suami, Islam juga memberikan hak gugatan cerai kepada perempuan yang dikenal dengan istilah khulu’ (al-Husyt,2003:118-134). 2.2.2 Kedudukan Wanita dalam pandangan Islam Kedudukan wanita dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan. Islam telah menempatkan posisi wanita sama dengan pria, bahkan Allah menegaskan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 35 : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki- laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Islam pun memberi kesempatan untuk berkarir (bekerja) seluas-luasnya kepada wanita. Selama pekerjaan itu, membutuhkannya dan atau selama mereka membutuhkan pekerjaan itu. Selama pekerjaan itu dilakukan dalam suasana
  • 7. 7 terhormat, sopan, serta selama mereka dapat memelihara agamanya, serta dapat pula menghindari dampak-dampak negatif dari pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Pada jaman sekarang banyak wanita diantaranya menjabat posisi direktur, dekan, ketua yayasan, juga anggota majelis perwakilan rakyat. Sejarah Islam mencatat nama-nama wanita karir pada jaman Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah Ummu Salim binti Malhan, Shafiyah bin Huyay (istri Nabi) sebagai perias pengantin, Khadijah binti Khuwailid (istri pertama Nabi) dikenal sebagai pedagang yang suskses, begitu pun dengan Qilat Ummi Bani Anmar. Ada juga Al-Syifa’ yang dikenal sebagai seorang penulis handal. Dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang, termasuk kaum wanita, mereka mempunyai hak untuk bekerja dan menduduki jabatan penting. Hanya ada jabatan yang oleh sementara ulama dianggap tidak dapat diduduki oleh kaum wanita, yaitu jabatan Kepala Negara (Al-Imamah Al- ‘Uzhma) dan Hakim. Namun sebagian ulama membolehkannya selama untuk kemaslahatan masyarakat, serta kemaslahatan Islam dan kemaslahatan bagi wanita itu sendiri dan kemaslahatan bagi usrah (keluarga), tapi dengan suatu alasan yang kuat tentunya. Diperbolehkannya hal itu bukan berarti wajib. 2.3 Pandangan Islam terhadap Wanita Karier Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerja-an yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara layak. Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu: Mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi
  • 8. 8 yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir, sebagaimana disindir di dalam Al- Qur’an,“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.”(QS. Luqman: 14). Oleh karena itu, Dalam Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan atau karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan. Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan damai bagi wanita dan tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah dalam kondisi normal. Islam membebankan ke atas pundak laki-laki untuk bekerja dengan giat dan bersusah payah demi menghidupi keluarganya. Maka, selagi si wanita tidak atau belum bersuami dan tidak di dalam masa menunggu (‘iddah) karena diceraikan oleh suami atau ditinggal mati, maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atau anak-anaknya yang lain, berdasarkan perincian yang disebutkan oleh para ulama fiqih kita Bila si wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alih beban dan tanggung jawab terhadap semua urusannya. Dan bila dia diceraikan, maka selama masa ‘iddah (menunggu) sang suami masih berkewajiban memberikan nafkah, membayar mahar yang tertunda, memberikan nafkah anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan dan penyusuan mereka, sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntut dari hal tersebut. Selain itu, bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawab terhadap kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atas nafkahnya dari Baitul Mal kaum Muslimin.
  • 9. 9 2.4 Syarat Seorang Wanita Diperbolehkan Berkarier Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa bekerja ke luar rumah dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnya atau suaminya, sebab persetujuannya adalah wajib secara agama dan qadla’ (hukum). 2) Pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath (berbaur dengan bukan mahram), khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan laki-laki asing; Sebab ada dampak negatif yang besar. Rasulullah saw bersabda :“Tidaklah seorang laki-laki ber- khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali bila bersama laki-laki (yang me-rupakan) dua mahramnya”. (HR. Bukhari). 3) Menutupi seluruh tubuhnya di hadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang berindikasi fitnah, baik didalam berpakaian, berhias atau pun berwangi- wangian (menggunakan parfum). 4) Komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, alias tidak dibuat-buat dan sengaja melunak-lunakkan suara. Firman Allah,“Maka janganlah sekali-kali kalian melunak-lunakan ucapan sehingga membuat condong orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit dan berkata-katalah dengan perkataan yang ma’ruf atau baik”. (Al-Ahzab: 32). 5) Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya seperti dalam bidang pengajaran, kebidanan, menjahit dan lain-lain.
  • 10. 10 2.5 Dampak Positif dan Negatif Wanita Karir 2.5.1 Dampak Positif Wanita Karir a. Terhadap kondisi ekonomi keluarga Dengan berkarir, seorang wanita tentu saja mendapatkan imbalan yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. b. Sebagai Pengisi Waktu Kemudahan-kemudahan yang didapat wanita dalam melakukan tugas rumah tangga, telah menciptakan peluang bagi mereka untuk leluasa mencari kesibukan diluar rumah, sesuai dengan bidang keahliannya supaya dapat mengaktualisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat sebagai wanita yang aktif berkarya. c. Peningkatan sumber daya manusia Jenjang pendidikan yang tiada batas bagi wanita telah menjadikan mereka sebagai sumber daya potensial yang diharapkan dapat mampu berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan, serta dapat berguna bagi masyarakat, agama, nusa dan bangsanya. d. Percaya diri dan lebih merawat penampilan Biasanya seorang wanita yang tidak aktif di luar rumah akan malas untuk berhias diri, karena ia merasa tidak diperhatikan dan kurang bermanfaat. Dengan berkarir, maka wanita merasa dibutuhkan dalam masyarakat sehingga timbullah kepercayaan diri. Wanita karir akan berusaha untuk memercantik diri dan penampilannya agar selalu enak dipandang. Tentu hal ini akan menjadikan kebanggaan tersendiri bagi suaminya, yang melihat istrinya tampil prima di depan para relasinya.
  • 11. 11 2.5.2 Dampak Negatif Wanita Karir a. Terhadap Anak Seorang wanita karir biasanya pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah seharian bekerja di luar rumah, hal ini secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkat kesabaran yang dimilikinya, baik dalam menghadapi pekerjaan rumah tangga sehari-hari, maupun dalam menghadapi anak-anaknya. Jika hal itu terjadi maka sang Ibu akan mudah marah dan berkurang rasa pedulinya terhadap anak. Hal lain yang lebih berbahaya adalah terjerumusnya anak-anak kepada hal yang negatif, seperti tindak kriminal yang dilakukan sebagai akibat dari kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua, khususnya Ibu terhadap anak-anaknya. b. Terhadap Suami Suami akan merasa tersaingi dan tidak terpenuhi hak-haknya sebagai suami. Sebagai contoh, apabila suatu saat seorang suami memiliki masalah di kantor, tentunya ia mengharapkan seseorang yang dapat berbagi masalah dengannya, atau setidaknya ia berharap istrinya akan menyambutnya dengan wajah berseri sehingga berkuranglah beban yang ada. Hal ini tak akan terwujud apabila sang istri pun mengalami hal yang sama. Jangankan untuk mengatasi masalah suaminya, sedangkan masalahnya sendiripun belum tentu dapat diselesaikannya. c. Terhadap Rumah Tangga Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kelalaian seorang istri dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam berkarir, sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk mencapai
  • 12. 12 keberhasilan karirnya, seringkali wanita menomorduakan tugas sebagai ibu dan istri. Dengan demikian pertengkaran bahkan perpecahan dalam rumah tangga tidak bisa dihindarkan lagi. d. Terhadap Masyarakat Hal negatif yang ditimbulkan oleh adanya wanita karir tidak hanya berdampak terhadap keluarga dan rumah tangga, tetapi juga terhadap masyarakat sekitarnya, seperti hal-hal berikut:  Dengan bertambahnya jumlah wanita yang mementingkan karirnya di berbagai sektor lapangan pekerjaan, secara langsung maupun tidak langsung telah mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan pria, karena lapangan pekerjaan yagn ada telah diisi oleh wanita.  Kepercayaan diri yang berlebihan dari seorang wanita karir seringkali menyebabkan mereka terlalu memilih-milih dalam urusan perjodohan. Maka seringkali kita lihat seorang wanita karir masih hidup melajang pada usia yang seharusnya dia telah layak untuk berumah tangga bahkan memiliki keturunan. Selain itu banyak pria yang minder atau enggan untuk menjadikan wanita karir sebagai istri mereka karena beberapa faktor; Seperti pendidikan wanita karir dan penghasilannya yang seringkali membuat pria berpikir dua kali untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup.
  • 13. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan karya makalah ini adalah : 1. Definisi Wanita Karir dalam Pandangan Islam adalah perempuan yag memiliki karir atau yang menganggap kehidupan kerjanya dengan serius (mengalahkan sisi-sisi kehidupan yang lain) 2. Di samping kesamaan yang dimiliki laki-laki dan perempuan, islam juga memberikan sejumlah hak kepada perempuan, diantaranya hak politik, hak profesi, hak belajar, dan hak berpendapat.Kedudukan wanita dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan. 3. Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan atau karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan. 4. Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa bekerja ke luar rumah dengan persyaratan disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnya atau suaminya, pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath, menutupi seluruh tubuhnya di hadapan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang berindikasi fitnah, komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya.
  • 14. 14 5. Wanita karier berdampak Positif terhadap ekonomi keluarga, pengisi waktu luang, peningkatan sumber daya manusia, percaya diri dan lebih merawat pada penampilannya.Wanita karier juga berdampak negative terhadap perkembangan anak, suami, rumah tangga, dan masyarakat sekitarnya. 3.2 Saran Pada hakikatnya Islam memberikan perhatian yang amat besar kepada wanita, untuk itu kita sebagai wanita tidak perlu merasa direndahkan oleh Islam. Kita harus bertindak sesuai dengan kodrat kita sebagai wanita seperti yang telah diatur di dalam Islam. Seorang suami juga harus menghargai istri bila istrinya ingin berkarir sesuai dengan bidang pekerjaan yang diperbolehkan dalam Islam. Sebaiknya dalam berkarier tetap perhatikan koridor-koridor Islam agar kita menjadi wanita solihah yang selalu patuh kepada suami, orang tua, dan agama. DAFTAR PUSTAKA