1. 1. KEGIATAN
:
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN
PENGOLAHAN
HASIL PERTANIAN
2. SUB KEGIATAN :
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI METE
3. KODE SATKER
:
018.07.200012
4. NAMA SATKER
:
DINAS PERTANIAN KABUPATEN MUNA
5. JUMLAH USULAN ANGGARAN
: Rp. 744.882.000,00
DANA TUGAS PEMBANTUAN
CONTACT PERSON :
NAMA
:
LA POU, DRS, M.SI
JABATAN
:
KEPALA BIDANG/ AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN
DINAS PERTANIAN KABUPATEN MUNA
ALAMAT
:
JALAN PENDIDIKAN RAHA
KECAMATAN KATOBU
TELEPON / FAX
:
(0403) 2522071
HP
:
085241704448
RAHA, 1 MARET 2013
MENGETAHUI :
BUPATI MUNA
KEPALA DINAS PERTANIAN
Dr. H. LM. BAHARUDDIN, M.Kes
Ir. MUH. SIFA, MM
Pembina Utama Muda, Gol. IV/c
NIP. 19551008 198303 1 010
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Kebijakan Pembangunan Pertanian pemerintah Daerah
Rencana Kegiatan Pemerintah (RKP) Tahun 2010 – 2014 Pembangunan Pertanian
mendukung program Pemerintah Pusat dengan langkah-langkah implementasi kegiatan
dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional sesuai dengan kapasitas Sumber daya Alam
dan Sumber Daya Manusia yang ada di Kabupaten Muna.
Lindasan kebijakan Program dan Anggaran sektor Pertanian mengacu pada UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah yang berprinsip partisipatif dimana masyarakat sebagai pelaku pembangunan.
Visi dan misi Dinas Pertanian Kabupaten Muna terkait dengan Program Pengembangan
Agribisnis, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan adalah terwujudnya Penenganan
Pasca Panen yang baik dengan menjaga mutu komoditi. Misi bidang Agribisnis, Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan adalah : 1. Meningkatkab Sumber Daya Petani melalui
Program Pendampingan dan Pembinaan; 2. Mendorong petani agar melakukan pasca panen
yang baik; 3. Mengontrol mutu produksi agar tetap terjaga; 4. Melengkapi sarana dan
prasarana pasca panen; 5. Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah; 6.
Membangun kerja sama yang baik dengan LSM dan Masyarakat Petani.
Sasaran yang akan di capai yaitu : a. Terlaksananya Program Pembangunan pasca
Panen Perkebunan sesuai dengan anggaran yang tersedia; b. Meningkatnya kerja sama dan
keterpaduan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, LSM Pendamping dan
Masyarakat petani dalam mengimplementasikan program pasca panen perkebunan; c.
Meningkatnya kemitraan Usaha Tani; d. Mutu Produksi tetap terjaga; e. Meningkatnya
pendapatan masyarakat petani; f. Meningkatnya Penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
B. Kinerja Pembangunan Pertanian Kabupaten Muna
Dinas Pertanian Kabupaten Muna terdiri dari beberapa bidang/sub dinas, yaitu : 1.
Bidang/Sub Dinas tanaman Pangan dan Hortikultura; 2. Bidang/Sub Dinas Perkebunan; 3.
Bidang/Sub Dinas Agribisnis, Pengolahan dan Pemasaran Hasil.
4. Bidang/Sub Dinas Agribisnis, Pengolahan dan Pemasaran Hasil terdiri dari seksi-seksi :
a. Seksi Pengolahan Hasil Tanaman pangan dan Hortikultura; b. Seksi Pengolahan Hasil
Perkebunan; c. Seksi Pengembangan SDM.
Dukungan kegiatan perkebunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir terfokus pada komoditi
mete dan kakao. Untuk komoditi mete di Kabupaten Muna pada Tahun 2009 produksinya
telah mencapai angka 3.463,89 ton dengan luas lahan 31.093,50 ha. Angka ini cukup
menggembirakan sebab komoditi mete di Kabupaten Muna baru dikembangkan secara
intensif pada tahun 2000 dan angka tersebut juga telah menyumbang pada peningkatan
PDRB Kabupaten Muna sebesar 9,20 % serta peningkatan penerimaan PAD sebesar 12,35%.
5. BAB II
KINERJA PENGEMBANGAN PPHP UNGGULAN DAERAH
A. Kinerja Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kegiatan pengolahan hasil dan pemasaran komoditi mete di Kabupaten Muna dalam kurun
3 (tiga) tahun terakhir yaitu berupa pendampingan hasil kerja sama Dinas Pertanian dan
Lembaga Swadaya masyarakat Lokal pada Tahun 2010 yang difokuskan di Kecamatan Kabawo
sebagai daerah penghasil Mete terbesar di Kabupaten Muna, pembinaan yang dilakukan oleh
Dinas Pertanian bekerja sama dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) s setempat dan
pengadaan alat/mesin pasca panen yang tentunya masih sangat terbatas.
Kegiatan pasca panen mete kedepan lebih diarahkan pada pengembangan agroindustri.
Hal ini ternyata memberikan nilai tambah di tingkat pemasaran karena biji mete yang telah
dikemas nilai jualnya lebih tinggi dengan biji mete yang dikemas. Kondisi tersebut disebabkan,
kelompok tani (POKTAN) telah mendapatkan akses pasar yang baik. Kegiatan pasca panen yang
dilakukan oleh masyarakat petani mete di Kabupaten Muna selama ini sudah ada peningkatan.
Masyarakat masih sangat minim dalam menguasai dan mempunyai teknologi pasca panen. Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat lokal, petani mengusulkan,
Pengadaan alat/mesin pasca panen yang dapat mempermudah mereka dalam menjalankan
kegiatannya, seperti alat/mesin pengering biji mete, alat/mesin pengemas biji mete, mesin
penyanggrai, terpal plastik untuk penjemuran serta tester untuk mengetahui kadar air mete.
B. Kinerja Penanganan Mutu
Penanganan mutu Mete sudah dilakukan ditingkat petani melalui proses pembinaan yang
dilakukan oleh Dinas Pertanian seperti proses panen pada buah yang telah masak, kualitas kadar
air yang tetap terjaga, pengemasan. Namun kegiatan tersebut belum memberikan dampak yang
begitu signifikan karena masih terbatasnya alat dan mesin pasca panen.
C.
Kinerja Penanganan Pemasaran (Domestik dan Internasional)
Penanganan pemasaran mete masih terbatas pada tingkat lokal diakibatkan belum adanya
akses pasar oleh petani. Tetapi ada sebagian usaha yang di dirikan secara perorangan oleh
petani yang telah menjangkau pasar di Kota Bau-Bau, Kab. Buton, Makassar serta Surabaya.
Masalah yang dihadapi adalah masih sangat terbatasnya permodalan petani untuk dapat
menjangkau pasar di luar negeri. Solusi yang diinginkan oleh petani adalah Dinas pertanian
dapat menyediakan permodalan dalam bentuk Penguatsn Modal Usaha kelompok (PMUK).
6. BAB III
USULAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PPHP KOMODITI METE
TAHUN ANGGARAN 2014
A. Latar Belakang
Kegiatan ini diusulkan karena melihat perkembangan produksi mete di Kabupaten
Muna dari tahun 2009 sampai sekarang terus meningkat. Hal ini perlu mendapat perhatian
serius dari Dinas Pertanian Kabupaten Muna khususnya bidang agrobisnis, pengolahan dan
pemasaran utamanya dalam hal kegiatan teknologi penanganan pasca panen. Dengan
adanya penanganan pasca panen yang baik akan tercapai pula harga jual komoditi yang
lebih baik.
B. Rasional
Permasalahan yang sering dihadapi di tingkat lapangan adalah rendahnya
pengetahuan petani tentang teknologi penanganan pasca panen, terbatasnya alat dan mesin
pasca panen dan tidak adanya permodalan petani untuk mendapatkan akses pasar diluar
daerah. Yang menjadi faktor penyebab dari permasalahan di atas adalah kuranya pelatihan
tentang penanganan pasca panen, terbatasnya anggaran Dinas Pertanian Kabupaten Muna
untuk mengalokasikan alat/mesin pasca panen dan bantuan permodalan kepada POKTAN.
Usulan kegiatan ini merupakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut karena petani masih harus mendapatkan bimbingan tehnis teknologi penanganan
pasca panen. Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani akan
mendatangkan hasil perbaikan penanganan pasca panen. Pengadaan alat/mesin sangat
diharapkan agar petani mampu menguasai teknologi dan tidak lagi menggunakan cara pasca
panen tradisional. Bantuan permodalan bagi petani akan memutus rantai tengkulak di
tingkat petani
7. C. Tujuan
-
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanganan pasca
panen;
-
Petani dapat menguasai teknologi dan menggunakan alat / mesin pasca panen;
-
Petani mendapatkan akses pasar yang baik di luar daerah bahkan ke luar negeri;
-
Meningkatnya harga jual;
-
Meningkatnya pendapatan petani.
D. Sasaran
Adalah Kelompok tani / Gabungan Kelompok Tani (POKTAN / GAPOKTAN) di
Kabupaten Muna.
E. POKTAN/GAPOKTAN Penerima Bantuan
POKTAN/GAPOKTAN Calon penerima terbesar di ke 4 Kecamatan di Kabupaten Muna
yaitu Kecamatan Kabawo, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Kontu Kowuna dan Kecamatan
Lohia ada 4346 petani yang mengusahakan tanaman jambu mete, di Kecamatan Kabawo
2197 petani, Kecamatan Kontu Kowuna 870 petani, dan Kecamatan Lohia 980 petani.
(Sumber : BPS Kabupaten Muna dalam Angka).
Usaha yang dilakukan petani selama ini mulai dari budi daya sampai penaganan
pascapanen masih dilakukan sendiri. Ada yang secara berkelompok seperti di Kecamatan
Kabawo, Kecamatan Kabangka, Kecamatan Kontu Kowuna dan Kecamatan Lohia.
Kegiatan ini sudah sejak lama dinantikan oleh petani, karena selama ini petani masih
kurang
mendapat
sentuhan
pembinaan
dalam
hal
pascapanen.
Pembentukan
POKTAN/GAPOKTAN atas swasdaya petani merupakan salah satu bukti bahwa petani siap
menjemput program baik dari Dinas Pertanian, Provinsi maupun Pusat.
8. F. Rincian Kegiatan / Sub Kegiatan dan Anggaran
Kegiatan/Sub Kegiatan/
Jenis Belanja
Pembelian Alat/Mesin pengering Mete
Pembelian Alat Pengupas Biji Mete
Pembelian Alat Pengukur Kadar Air
Pembelian Alat Vacum Sealer
Pembelian Alat, Sarana Packaging
G. Judul Pelaksanaan
Kegiatan /
Sub Kegiatan
Persiapan Petani dan Lokasi
Pembelian Alat/Mesin Pengering Mete
Pembelian Alat Pengupas Biji Mete
Pembelian Alat Pengukur Kadar Air
Pembelian Alat Vacum Sealer
Pembelian Alat, Sarana Packaging
H. Indikator Kinerja
Kegiatan /
Sub Kegiatan
Alat/Mesin Pengering Mete
Alat Pengupas Biji Mete
Alat Pengukur Kadar Air
Alat Vacum Sealer
Alat, Sarana Packaging
I.
Kebutuhan Anggaran Tahun 2014
APBN Pusat
APBD
Masyarakat
300.000.000
30.000.000
0
4.500.000
0
0
22.500.000
2.250.000
0
150.000.000
15.000.000
0
150.000.000
15.000.000
0
Tahun 2014 (bulan ke)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
Indikator Keberhasilan pada Akhir Tahun 2014
OUT PUT
OUTCOME
Tersedianya alat/mesin
Efektivitas & Efisien
pengering mete
waktu, buah steril
Tersedianya alat pengupas
Mutu biji mete terjamin
biji mete
Tersedianya alat pengukur
Kadar air mete dapat
kadar air
terjaga
Tersedianya alat vacum
Efektivitas & Efisiensi
sealler
waktu buah steril
Kemasan mete lebih
Tersedianya sarana packing
menarik konsumen
Keberlanjutan Kegiatan
Usaha yang akan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Muna adalah terus
Memonitoring dan melakukan pembinaan kepada POKTAN/GAPOKTAN penerima
bantuan sosial agar nantinya alat/mesin dapat terus terpelihara serta modal usaha
dapat berkembang.
9. BAB IV
PENUTUP
Proposal ini diusulkan untuk kegiatan pada Dinas Pertanian Kabupaten Muna
Bidang/Sub Dinas Agribisnis, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian untuk Tahun
Anggaran 2014.
Demikian proposal ini disusun untuk menjadi bahan pertimbangan.