2. VISI
“ Mewujudkan Nagekeo yang sejahtera,
Nyaman, dan Bermartabat melalui
pembangunan Sektor Pertanian dan
Pariwisata”
MISI 6 : “Mewujudkan Nagekeo sebag
lumbung pangan NTT”.
PEMBANGUNAN
PERTANIAN NAGEKEO
2018-2023
3. ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERTANIAN KABUPATEN
NAGEKEO
RENDAHNYA
MINAT GENERASI
MUDA DALAM
BERTANI
05.
PETANI SULIT
DALAM MENGAKSES
PERMODALAN
04.
RENDAHNYA
PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS
PETANI
01.
RENDAHNYA SDM
DAN KEMANDIRIAN
PETANI
02.
USAHA TANI
BELUM
BERORIENTASI
AGRIBISINIS
03.
4. 01. PROGRAM PENYEDIAN
DAN PENGEMBANGAN
SARANA PERTANIAN
02. PROGRAM PENYEDIAN
DAN PENGEMBANGAN
PRASARANA
PERTANIAN
03. PROGRAM PENYULUHAN
PERTANIAN
04. PROGRAM KEMITRAAN
UPAYA PEMDA NAGEKEO
MENGHADAPI ISU-SU STRATEGIS:
5. 01. PROGRAM PENYEDIAN DAN PENGEMBANGAN SARANA PERTANIAN
BENIH/BIBIT UNGGUL
• Penyediaan bantuan benih (Padi,
jagung, Sayur-sayuran, Shorgum,
Vanili, Cengkeh, kelapa, Pala,
Jambu Mete, Kakao) melalui
APBD I, APBD II, APBN
• Penangkaran benih unggul yang
adaptif (padi dan Jagung,
cengkeh, vanili, jambu mete,
pala).
PUPUK DAN OBAT-OBATAN
• Penyediaan Pupuk Bersubsidi dan
Pupuk Organik melalui e-RDKK yang
dilakukan setiap tahun
• Penyediaan pestisida dan obat bagi
tanaman
• Penyediaan pupuk Non –Subsidi
melalui Kios Pupuk Lengkap (KPL)
01
03
02
Mekanisasi Pertanian (baik melalui bantuan
(APBD, APBD I dan APBN) untuk
meningkatkan efisiensi pengolahan lahan
• Traktor Roda Empat, Traktor Roda dua, Alat
Panen Padi, Palawija, Alat Tanam Padi,
Pompa air, Rice Milling Unit (RMU), Power
Drill, Handsprayer, Cultivator. dll
ALAT DAN MESIN
PERTANIAN
6. PEMBANGUNAN JALAN PERTANIAN
PEMBANGUNAN PRASARANA
AIR BAKU PERTANIAN
Tahun 2018 hingga Tahun 2021 telah ada
1448,8 ha lahan Pertanian yang telah
difasilitasi jalan usaha tani dan jalan Produksi
dari kondisi awal 58,8 ha
Tahun 2018 hingga Tahun 2021 telah
ada 5187 ha lahan Pertanian yang
telah difasilitasi air baku dari 1176 ha
pada Tahun 2018
02. PROGRAM PENYEDIAN DAN
PENGEMBANGAN PRASARANA
PERTANIAN
7. 03. PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN
SEKOLAH
LAPANG (SL)
BPP menjadi model pembelajaran / SL
bagi Petani/Poktan yang ada di
Wilayah Binaan.
PELATIHAN
TEMATIK
Pelatihan tematik Pertanian Cerdas Iklim (CSA) bagi
petani untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan
iklim yang berpengaruh terhadap produksi dan
produktivitas pertanian. (Teknologi Hemat air,
Pemupukan Berimbang, Pupuk Organik, Varietas
PENGENDALIAN
HAMA
PENDAMPINGAN
RUTIN
Pendampingan rutin oleh 112 tenaga
penyuluh Pertanian di setiap wilayah binaan
untuk menjamin suplai rantai nilai dan rantai
pasokan pangan .
Pengendalian hama tanaman oleh
Pengendali Organisme Pengganggu
Tanaman (POPT) yang tersebar di 7
(tujuh) Kecamatan.
8. Penerbitan Peraturan Daerah (Perda)
no 9 Tahun 2019 tetang Pola Tanam,
Kalender Tanam dan Sanitasi di DI
Mbay yang bertujuan
mengembalikan sifat fisik, biologis
dan kimia tanah dan berimplikasi
pada peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman.
POLA TANAM
9. 3. PROGRAM KEMITRAAN
BRIDGE ACADEMY
Kerjasama dalam penumbuhan
minat bertani generasi muda
PANDAWA AGRI INDONESIA
Penyediaan Beras Natural
Mbay yang berkualitas tinggi
yang untuk beras sehat bagi
masyarakat.
KELOMPOK TANI MILENIAL
Kelompok Tani milenial sebagai embrio petani
modern diantaranya Poktan Senai, Poktan
Milenial Aeramo, Poktan Milenial Raja Timur,
PERBANKAN
Permodalan dari Perbankan yang dapat
menigkatkan akses petani ke sarana dan
prasarana pertanian serta pemasaran.
Terbaru bank NTT meluncurkan B Pung
Petani untuk memasarkan produk
pertanian
10. TANAM JAGUNG PANEN SAPI (TJPS)
Pada Tahun 2022 Kegiatan TJPS Pola
Kemitraan dilaksanakan di 4 Kecamatan dengan
target luas lahan sebesar 1600 ha. Model
ekosistem pembiayaan hulu-hilir melalui skema
pembiayaan (KUR dan offtaker)
.
PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN, MODEL
AGRIBISNIS DAN PERMODALAN MELALUI TJPS
Benih Jagung hibrida
Pupuk Non subsidi
Paket teknologi sesuai anjuran
Perbankan mendukung modal
Offtaker siap saprodi dan beli hasil
Dukungan Teknis dari Distan
IP 200 menuju IP 300 plus relay croping
Hasil produksi dibeli harga layak
Ekosistem melibatkan para stakeholder
KEUNTUNGAN TJPS POLA KEMITRAAN
11. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN KABUPATEN NAGEKEO 2018 - 2023
Inovasi
Pembangunan
Pertanian
Produksi
Meningkat Petani
Sejahtera
Pembangunan Infrastruktur
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
OPTIMASI LAHAN
KERING
OPTIMASI LAHAN
BASAH
12. LAHAN BASAH
POTENSI
76.528 HA
LAHAN KERING
LUAS
LAHAN
POTENSI
11.163 Ha
FUNGSIONAL
34.645 HA
TEGAL : 30.641 Ha,
LADANG : 1.820 Ha,
PEKARANGAN : 2.184 Ha
KOMODITI
1. KELAPA : 5.780 HA/ 4.171 Ton
2. JAMBU METE : 2.328 HA/ 1.392 Ton
3. KOPI : 584 HA/390.8 Ton
4. KAKAO : 1.088 HA/129.8 Ton
5. CENGKEH : 523 HA/226.5 Ton
6. PALA : 122 HA/42.5 Ton
FUNGSIONAL
7.261 HA
IRG : 4.952 Ha
NIRG/TH : 2.309 Ha
KOMODITI
1. Padi : 7.915 Ha /
37. 350 Ton
2. Jagung : 4.695 Ha
/ 15.522 Ton
3. Kedelai : 7 Ha /
5,74 Ton
KOMODITI
1. Bawang Merah:
3 Ha/ 29 Ton
2. Cabe Besar : 13
Ha / 97 Ton
3. Cabe Rawit : 24
Ha/ 197 Ton
4. Tomat : 15 Ha
/178 Ton
TANAMAN
PANGAN
TANAMAN
HORTIKULTURA
• Sayur-sayuran
(Aneka Cabai
dan aneka
sayuran)
• Buah-buahan
(Pisang,Mangga,
jeruk, durian dll)
• Tanaman Obat
(Jahe)
13. Bantuan Pengembangan Hortikultura Tahun 2022
APBN (Aspirasi DPR
RI Ibu Julie Lasikodat
1. Bantuan pengembangan bawang
merah 17 Ha
2. Bantuan kampung Buah Jeruk 10 Ha
di Desa Natatoto
3. Bantuang kampung Buah 20 Ha di
Kec. Boawae
APBD II
1. Pengembangan
bawang merah 1 Ha
2. Bantuan Benih Aneka
Sayuran
1 2
15. Komoditas Hortikultura
Olerikultura
Tomat, Selada, Bayam, Wortel, Kentang,
(Melon & Semangka: termasuk kelompok
tanaman sayuran yang di panen buahnya) dll
Pomologi / Frutikultur
Manggis, Mangga, Apel,
Durian, Salak, dll
Florikultura
Melati, Mawar, Krisan,
Anyelir, Begonia, Bugenvil,
dll
Biofarmaka
Jahe,Purwoceng, Rosela,
Kunyit, dll
1
3
2
4
16. Ciri-Ciri Tanaman Hortikultura
1. Produksi musiman, beberapa di antaranya tidak tersedia sepanjang tahun, misalnya: Durian,
Langsat,Rambutan, Manggis dan sebagainya.
2. Membutuhkan volume ruang yang besar menyebabkan biaya transportasi menjadi besar dan
harga pasar menjadi tinggi.
3. Memiliki area penanaman yang sangat spesifik (geografi) atau menuntut agroklimat spesifik,
misalnya: Tebang, Balai Karangan Durian, Langsat Punggur, Duku Palembang, Jeruk Garut,
Mangga Indramayu, Buah Gairah Medan, Palung Rambutan Baru, Palung Nanas Baru, Parit
Nanas Baru, Palembang Nanas dan sebagainya.
4. Memiliki nilai estetika, sehingga harus memenuhi keinginan masyarakat luas. Situasi ini
sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, tetapi dengan biaya
penyembuhan kesulitan dapat diatasi.
5. Mudah / cepat busuk, tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen,
pasar membutuhkan penanganan yang hati-hati dan efisien karena akan mempengaruhi
kualitas dan harga pasar.
17. Fungsi Tanaman Hortikultura
1. Tanaman hortikultura mempunyai prospek yang sangat baik karena memiliki nilai ekonomi yang
sangat tinggi dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di pasar baik di Indonesia atau di luar negeri.
2. Tingkatkan apresiasi untuk komoditas makanan dan obat-obatan.
3. Sebagai penyedia makanan, hasil yang diperoleh dari tanaman hortikultura sangat bermanfaat
bagi manusia.
4. Tanaman hortikultura adalah sumber makanan kedua dalam kehidupan manusia.
5. Sebagai fungsi ekonomi, karena tanaman hortikultura adalah sumber makanan kedua, banyak
orang menjual tanaman dari tanaman ini. Target penjualan untuk tanaman hortikultura memasuki
pasar yang besar, sehingga pendapatan yang diterima juga akan besar.
6. Sebagai fungsi kesehatan, satu jenis tanaman hortikultura adalah jenis tanaman obat, yang
artinya tanaman hortikultura memiliki fungsi untuk pengobatan suatu penyakit.
7. Fungsi sosial budaya, sebagai peran komoditas hortikultura sebagai salah satu tanaman
keindahan dan kenyamanan lingkungan. Terutama untuk tanaman hortikultura tipe bunga yang
memiliki keindahannya sendiri
18. Budidaya Hortikultura
Persiapan lahan
Teknik atau cara budidaya
apa yang akan dilakukan,
apakah dengan
menggunakan sistem
hidroponik, organik atau
mungkin dengan teknik
konvensional
Proses Pembibitan
Pembibitan dilakukan dua
cara yakni generatif dan
vegetatif, generatif dilakukan
dengan penggunaan biji dan
vegetatif dilakukan dengan
tangan manusia
Penanaman Bibit
baiknya penanamanan
dilakukan di pagi hari
atau disore hari ketika
terik matahari tidak
terlalu panas
19. Budidaya Hortikultura
Pemeliharaan Tanaman
Peliharaan yang dilakukan pada
tanaman Hortikultura haruslah lebih
ekstra dan membutuhkan perhatian
lebih yakni dalam hal pemupukan,
penyiangan dan mecegak serangan
hama penyakit, tentunya berbeda
tanaman akan berbeda pula cara
pemeliharaannya
Panen
Proses terakhir yang selalu
dinantikan oleh seorang petani,
dimana hasil panen sesuai
dengan apa jenis tanamannya
bisa saja berupa umbi, buah,
daun dan lain lain
Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan
langsung dengan menjual ke
pasar atau diambil oleh
pedagang
21. Data Sebaran OPT Hortikultura Kabupaten Nagekeo
No Komoditi OPT
TAHUN 2021 TAHUN 2022
Luas
Serangan (Ha)
Kategori
Kerusakan
Luas Luas
Serangan (Ha)
Serangan (Ha)
Kategori
Kerusakan
1. Cabai Lalat Buah 3.00 Ringan 3.00 Ringan
Trips 1.00 Ringan 1.00 Ringan
Layu Fusarium 1.00 Ringan - Sedang 1.00 Ringan - Sedang
Tungau 2.00 Ringan - Sedang 4.00 Ringan - Sedang
Ulat tanah 2.50 Ringan 1.50 Ringan
2. Tomat Thrips 6.00 Ringan – Sedang 4.00 Ringan - Sedang
Lalat Buah 3.00 Sedang 5.00 Ringan - Sedang
Busuk Buah 1.00 Ringan 2.00 Ringan - Sedang
3. Bawang Merah Ulat Grayak - - 0.50 Sedang
Layu Fusarium - - 0.20 Ringan
Sumber : Laporan bulanan POPT
22. FAKTOR PENENTU DINAMIKA HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN HORTIKULTURA
Proses budidaya (Pengolahan lahan, Perlakuan Benih
dan Bibit, Penanaman, Pemupukan, Pengendalian OPT,
Panen dan Pasca Panen)
Perubahan iklim (Banjir, Badai dan Kekeringan)
SDM petani (Pemanfaatan Musuh Alami, Pengambil
Keputusan Pengendalian)
23. Pengolahan lahan yang tepat sehingga mendapatkan media tanam
yang gembur selain itu juga dapat mengendalikan OPT dalam tanah.
Benih diberi perlakuan agar terhindar dari OPT dalam tanah serta
identifkasi dini keadaan fisik bibit sebelum dilakukan pindah tanam.
Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat dan melakukan antisipasi
agar tanaman tidak kekeringan, kebanjiran, tergenang atau ancaman
faktor abiotik lainnya.
Pemupukan, apabila menggunakan bokasi harus dipastikan sudah
mengalami proses fermentasi sempurna sehingga tidak menjadi pemicu
munculnya penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri
sedangkan pupuk kimia yang digunakan harus sesuai dosis karena
apabila kurang tepat tanaman mudah terserang OPT.
24. Pengendalian OPT
1. Secara kultur teknis (sanitasi dan membakar sisa mulsa jerami atau
plastik yang sudah dipakai)
2. Secara fisik (lampu perangkap, pemasangan perangkap kuning di
beberapa titik untuk serangga dan pengasapan)
3. Secara biologi (pemanfaatan musuh alami atau predator serta
agensia hayati Beauveria bassiana)
4. Secara mekanik (pengumpulan telur hama dan pemusnahan
bagian tanaman yang rusak)
5. Secara kimiawi dengan penggunaan pestisida :
Pestisida nabati berasal dari tumbuhan yang memiliki kandungan
bioaktif yang dapat mengendalikan hama
Insektisida digunakan pada tanaman yang terserang hama ulat,
kutu dan tungau
Penggunaan fungisida pada tanaman yang terserang penyakit
antraknos, layu fusarium dan busuk buah
25. Pada lahan yang sebelumnya terserang
OPT cukup berat perlu adanya rotasi
tanaman dengan jenis famili yang berbeda
atau bukan inang dari hama sebelumnya.
Pasca panen, penyimpanan produk
hortikultura harus sesuai agar tidak mudah
rusak.
Peningkatan SDM petani melalui kegiatan
SL-PHT, Bimbingan Teknis dan Gerakan
Pengendalian bersama.