Dokumen tersebut membahas tentang pandangan Islam terhadap pendidikan anak. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa tujuan pendidikan anak menurut Islam adalah untuk mengembangkan potensi spiritual dan membentuk karakter yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia. Ruang lingkup pendidikan anak menurut Islam mencakup pendidikan keimanan, akhlak, pengetahuan umum, dan keterampilan hidup."
1. BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan di usia dini merupakan hak
warga negara dalam mengembangkan potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian
bahwa usia dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa
depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan dasar anak
dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam
bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan
pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran pengertian, UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisidiknas menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan
agama
inilah
Allah
menutup
agama-agama
sebelumnya.
Allah
telah
menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus
mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Allah
ta’ala berfirman,
لك َِ َ ََْْ كَْت كَلُ ْوَيَلُ كَِْكََْت َََ كلُ ْوََ وم كنِ ْت كَلُ لَََْ َ ْوَيْ ل
تت و ك
تك َ َك
َ تك كَ َ َ و
تك
َك ك ك
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan
nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al
Maa’idah: 3)
Salah satu tujuan diturunkannya agama Islam adalah memperbaiki akhlak manusia. Ahklak
hanya dapat dperbaiki dengan proses pendidikan, baik formal maupun informal. Betapa
pentingnya pendidikan sehingga ayat yang pertama diturunkan adalah perintah Allah kepada
manusia untuk membaca, membaca semua penomena yang terjadi di alam dunia ini. Konsep
membaca hanya dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Adapun tujuan pendidikan
1
2. menurut Islam adalah agar seseorang dapat memahami tentang kekuasaan Allah SWT (yang
tersirat dan tersurat) dengan segala peraturan-peraturan Allah serta mampu menempatkan
posisinya sebagai hamba Allah SWT.
Mengkaji makna pendidikan anak menurut Islam dengan seluruh aspeknya merupakan
kewajiban setiap muslim, mempelajari berbagai hal, baik ilmu aqidah, syariah maupun
muamalah merupakan rangkuman pokok-pokok ajaran agama Islam. Karena itu, penulis akan
menggali khasanah ilmu pendidikan dalam pandangan Islam, baik pengertian, tujuan ataupun
ruang lingkup pendidikan menurut ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dipelajri dalam penyusunan
makalah ini adalah:
1.
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan anak dan Islam?
2.
Bagaimana pandangan Islam terhadap pendidikan anak?
3.
Peran pendidikan agama islam bagi anak didik ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang pandangan Islam terhadap
pendidikan ini adalah:
1.
Mengetahui makna dan pengertian Islam dan pendidikan anak.
2.
Mengkaji pandangan Islam terhadap pendidikan anak.
3.
Mengkaji pengertian, tujuan dan ruang lingkup pendidikan anak menurut Islam?
4.
Mengkaji peran agama islam bagi peserta didik ?
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Adanya kata pengajaran itu sendiri
berarti adanya suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang sebut dengan belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
dijelaskan bahwa” “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.” Sedangan fungsi pendidikan nasional adalah: “mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan
didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah
atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada
Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintahNya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari alQur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa
yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan
dadanya untuk (memeluk agama) Islam... Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya
diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu." Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan
kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.
3
4. B. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Islam
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat.
Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di Satuan pendidikan
nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.
Pendidikan dalam pandangan Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral
sebagai perwujudan dari tujuan pendidikan. Peningkatan potensi spritual mencakup
pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial. Pendidikan dalam pandangan agama Islam juga diharapkan
menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh
dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan
masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan menurut Islam dalam
membentuk seorang muslim yang mampu melaksanakan kewajibannya kepada Allah,
sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Maksud dari kata
menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Alloh dalam segala macam bentuk ibadah
sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu, seorang sahabat dan ahli
tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia
ini hanya untuk beribadah kepada Alloh saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk
menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka. Sebagaimana
firman Alloh,
4
5. “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan
bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami
membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (Al Anbiya: 16-17).
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-Mu’minun: 115)
Sehingga jelas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam harus terkait dengan tujuan penciptaan
manusia itu sendiri di dunia ini, yakni menyembah Allah dengan segala aspeknya ibadahnya,
baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia maupun dengan lingkungannya.
Ibadah yang juga berhubungan dengan masalah ukhrowi (akherat) maupun masalah dunia
(ilmu dunia).
C. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Menurut Islam
Adapun Ruang lingkup pendidikan anak menurut secara garis besar dibagi menjadi 5, yaitu:
1.
Pendidikan Keimanan
Tujuan pendidikan dalam Islam yang paling hakiki adalah mengenalkan peserta didik kepada
Allah SWT. Mengenalkan dalam arti memberikan pembelajaran tentang keesaan Allah,
kewajiban manusia terhadap Allah dan aspek-aspek aqidah lainnya. Dalam hal ini dapat
dikaji dari nasehat Luqman kepada anaknya yang digambarkan Allah dalam firmannya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran
kepadanya:”hai
anakku,
janganlah
kamu
mempersekutukan
Allah,
sesengguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)
Kemudian bagaimana cara mengenalkan Allah SWT dalam kehidupan peserta didik melalui
proses pendidikan, antara lain:
a)
Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis
b)
Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak, bertutur kata lembut, bertingkah
laku positif. Hadits Rasulullah : “cintailah anak-anak kecil dan sayangilah mereka…:” (H.R
Bukhari) serta “Barang siapa mempunyai anak kecil, hendaklah ia turut berlaku kekanakkanakkan kepadanya.”
(H.R Ibnu Babawaih dan Ibnu Asakir)
c)
Menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin
d)
Seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah. Ketika kita memberikan uang jajan
katakan bahwa uang itu titipan Allah jadi harus dibelanjakan dengan baik seperti beli roti.
e)
f)
Memanfaatkan momen religius
Seperti Sholat bersama, tarawih bersama di bulan ramadhan, tadarus, buka shaum
bersama.
5
6. g)
Memberi kesan positif tentang Allah
h)
Kenalkan sifat-sifat baik AllahJangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu
berbohong” tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
i)
Beri teladan
j)
Anak akan bersikap baik jika orang tuanya bersikap baik karena anak menjadikan
orang tua model atau contoh bagi kehidupannya.
“hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S
61:2-3)
k)
l)
Kreatif dan terus belajar
Sejalan dengan perkembangan anak. Anak akan terus banyak memberikan pertanyaan.
Sebagai orang tua tidak boleh merasa bosan dengan pertanyaan anak malah kita harus dengan
bijaksana menjawab segala pertanyaannya dengan mengikuti perkembangan anak.
2. Pendidikan Akhlak
Allah mengutus Nabi Muhammad kepada umat manusia adalah untuk memperbaiki akhlak
manusia. Dalam proses pendidikan terdapat hadits dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah pernah
bersabda: “… Akrabilah anak-anakmu dan didiklah akhlak mereka.”, begitu juga Rasulullah
saw bersabda: ”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur
tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun,
dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud).
Bagaimana cara megenalkan akhlak kepada anak melalui proses pendidikan, antara lain:
a)
Penuhilah kebutuhan emosinya
Dengan mengungkapkan emosi lewat cara yang baik. Hindari mengekspresikan emosi
dengan cara kasar, tidak santun dan tidak bijak. Berikan kasih saying sepenuhnya, agar anak
merasakan bahwa ia mendapatkan dukungan. Hadits Rasulullah : “ Cintailah anak-anak kecil
dan sayangilah mereka …:” (H.R Bukhari)
b)
Memberikan pendidikan mengenai yang haq dan bathil
Sebagaimana firman Allah yang artinya:“Dan janganlah kamu campur adukan yang haq
dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui
.”(Q.S 2:42) Seperti bahwa berbohong itu tidak baik, memberikan sedekah kepada fakir
miskin itu baik.
6
7. c)
Memenuhi janji
Dalam hal ini Hadits Rasulullah berbunyi:”…. Jika engkau menjanjikan sesuatu kepada
mereka, penuhilah janji itu. Karena mereka itu hanya dapat melihat, bahwa dirimulah yang
memberi rizki kepada mereka.” (H.R Bukhari)
d)
Meminta maaf jika melakukan kesalahan
e)
Meminta tolong/ mengatakan tolong jika kita memerlukan bantuan.
3. Pendidikan intelektual
Menurut kamus Psikologi istilah intelektual berasal dari kata intelek yaitu proses
kognitif/berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan. Pendidikan intelektual
ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak. Menurut Piaget seorang Psikolog yang
membahas tentang teori perkembangan yang terkenal juga dengan Teori Perkembangan
Kognitif mengatakan ada 4 periode dalam perkembangan kognitif manusia, yaitu:
a.
Periode 1, 0 tahun – 2 tahun (sensori motorik)
Mengorganisasikan tingkah laku fisik seperti menghisap, menggenggam dan memukul pada
usia ini cukup dicontohkan melalui seringnya dibacakan ayat-ayat suci al-Quran atau ketika
kita beraktivitas membaca bismillah.
b.
Periode 2, 2 tahun – 7 tahun (berpikir Pra Operasional)
Anak mulai belajar untuk berpikir dengan menggunakan symbol dan khayalan mereka tapi
cara berpikirnya tidak logis dan sistematis.
Seperti contoh nabi Ibrahim mencari Robbnya.
c.
Periode 3, 7 tahun- 11 tahun (Berpikir Kongkrit Operasional)
Anak mengembangkan kapasitas untuk berpikir sistematik
Contoh : Angin tidak terlihat tetapi dapat dirasakan begitu juga dengan Allah SWT tidak
dapat dilihat tetapi ada ciptaannya.
d.
Periode 4, 11 tahun- Dewasa (Formal Operasional)
Kapasitas berpikirnya sudah sistematis dalam bentuk abstrak dan konsep
4. Pendidikan fisik
Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas
yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas seperti yang
disunahkan Rasulullah: “ Ajarilah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda.”
(HR. Thabrani)
5. Pendidikan Psikis
Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan janganlah kamu bersifat lemah dan jangan pula
berduka cita, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu benarbenar orang yang beriman.” (QS. 3:139)
7
8. Upaya dalam melaksanakan pendidikan psikis terhadap anak antara lain :
a)
Memberikan kebutuhan emosi, dengan cara memberikan kasih saying, pengertian,
berperilaku santun dan bijak.
b)
Menumbuhkan rasa percaya diri
c)
Memberikan semangat tidak melemahkan
D.
Tiga Tahapan Pendidikan Anak menurut Islam
Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi 3 tahapan/
penggolongan usia, yaitu:
1.
Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7
tahun.
2.
Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7
tahun sampai 14 tahun.
3.
Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira
mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai
dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan
mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
D. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik
Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang tidak berdaya dan
senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini.
Maha bijak sana Allah swt yang telah menganugrahkan rasa kasih saying kepada semua
ibu dan bapak untuk memelihara anaknya dengan baik tampa mengharapkan imbalan.
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi oleh Allah swt
pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu pengetahuan, memiliki
keterampilandan mendapatkan sikap tertentu melalui proses kematangan dan belajar terlebih
dahulu. Mengenai pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak
manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya.
Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan
pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju terbentuknya
kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah satupokok ajaran
islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam untuk ditanamkan atau
diajarkan kepada anak didik.
8
9. Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya itu, jelaslah bahwa dengan
pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian kuat dan baik
(berakhlakul karimah) berdasarkan pada ajaran agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam sangat penting sebab dengan pendidikan islam, orang
tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada
perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama
yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa
kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana
menurut pendapat Zakiyah Drajat bahwa: “pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh
pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional, pendidikan agama
islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu pendidikan agama
islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua
anak didik mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
9
10. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
Menurut istilah psikologi bahwa pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan
seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran. Sedangkan Dalam UndangUndang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan
bahwa” “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
2.
Tujuan pendidikan menurut Islam dalam membentuk seorang muslim yang mampu
melaksanakan kewajibannya kepada Allah yaitu beribadah dan menyembah Allah,
sebagaimana firman allah yang artinya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56). Menyembah Allah
dengan segala aspeknya ibadahnya, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia
maupun dengan lingkungannya. Ibadah yang juga berhubungan dengan masalah ukhrowi
(akherat) maupun masalah dunia (ilmu dunia).
2.
Ruang Lingkup Pendidikan Menurut Islam dibagi menjadi 5, yaitu: 1) Pendidikan
Keimanan, 2) Pendidikan Akhlak, 3) Pendidikan intelektual dan 5) Pendidikan Psikis.
3. Menurut sahabat Ali bin Abitahalib ra, pendidikan anak dapat dibagi menjadi 3 tahapan/
penggolongan usia, yaitu: Tahap bermain(“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir
sampai kira-kira 7 tahun. Tahap penanaman disiplin (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari
kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun. Dan Tahap kemitraan (“roofiquhum”/jadikanlah mereka
sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
B. Saran-Saran
Setelah melakukan kajian terhadap masalah di atas, terdapat beberapa saran antara lain:
1.
Pendidikan harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
manusia (muslim) kepada Allah SWT. Sehingga seluruh proses pendidikan harus mengacu
pada tujuan penciptaan manusia itu sendiri yaitu menyembah Allah SWT.
2.
Proses pembelajaran di kelas harus mengimplementasikan tujuan-tujuan serta ruang
lingkup pendidikan menurut Islam. Tentunya dengan tetap merujuk kurikulum pendidikan
nasional kita.
10
11. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghani Abud. 2001. Anakmu Anugerah Terindah, Mengenal Psikologi Anak.
Bandung: Najma Publishing.
Dimyati Mahmud. 1989. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta:
BPFE.
Jamaal Abdul Rahman. 2008. Tahapan Mendidik Anak, teladan Rasululloh. Bandung: Irsyad
Baitus Salam
Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara
www. Perpustkaan-Islam.com
11
12. PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAGI PESERTA DIDIK
DISUSUN OLEH :
NAMA
: SYARIFUDIN TAUSU
KELAS
: REGULER
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2014
12