PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYA
analisis tujuan pendidikan nasional
1. [Analisis Tujuan Pendidikan Nasional dalam Perspektif Pendidikan Islam]
Oleh: Sofwan Jamil
Pendidikan merupakan bagian yang inhern dalam kehidupan manusia. Manusia hanya
dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan. Artinya manusia tidak bisa lepas dan melepaskan
diri dari pendidikan karena pendidikan merupakan sebuah proses yang sangat vital dalam
kelangsungan hidupnya.
Banyak orang yang beranggapan dan memiliki statement bahwasannya tujuan pendidikan
itu hanya sebatas pada sesuatu yang sifatnya kognitif. Bagaimana pendidikan itu menciptakan
para peserta didik yang pintar, selalu ranking satu, tidak bisa mengisi soal-soal ujian berarti dia
bodoh dan tidak pantas untuk naik kelas. Dengan anggapan-anggapan seperti itu sangat tidak
memanusiakan manusia.
Padahal lebih dari itu, hakikat pendidikan yang diajarkan Islam tidak terlepas dari tujuan
hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu
bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.
Sebagimana Firman-Nya:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam. (ali Imran: 102)
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa adalah pribadi yang rahmatan lil ‘alamin,
baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat
disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam yakni bagaimana pendidikan mampu
memanusiakan manusia secara utuh dan menyeluruh demi tercapainya ketakwaan yang hakiki
kepada Tuhan yang Maha menguasai seluruh kehidupan ini.
Selain daripada itu menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
2. ialah beribadah kepada Allah.1
Artinya bagaimana kemudian peserta didik menyadari bahwa
sesuatu yang ia kerjakan haruslah berujung pada penghambaan dirinya terhadap Allah. Sehingga
jika sudah seperti itu, orang-orang yang pintar tidak akan menipu orang-orang yang bodoh,
orang-orang yang kuat tidak akan menindas kaum yang lemah, kaum yang kaya tidak akan
merendahkan kaum yang miskin, dan sebagainya.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan
hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat adz-dzariyat ayat 56:
.
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku (Adz-dzariat:56)
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan
shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan
syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang
dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam
untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.2
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan
yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
1
file:///G:/Hakikat%20Pendidikan%20Islam%20_%20herlianastai.htm
2
file:///G:/Hakikat%20Pendidikan%20Islam%20_%20herlianastai.htm
3. Oleh karena itu jika melihat tujuan pendidikan nasional dan penulis mencoba
menganalisis makna dan hakikat dari tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan oleh
pemerintah. Serta hipotesis awal penulis bahwasannya adanya kesesuaian antara tujuan
pendidikan nasional dengan pendidikan islam.
Kita lihat tujuan nasional yang tertulis dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
Bab 2 Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manuisa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Coba kita maknai pernyataan berkembangnya potensi peserta didik. Dari sana pendidikan
nasioal terlihat humanis, sangat memanusiakan manusia, tidak terkesan untuk membatasi dan
memenjarai fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kemampuan untuk
menjadikan dirinya sebagai muslim sejati. Karenanya, fitrah harus berinteraksi dan berdialog
dengan lingkkungan eksternalnya, dan agar mampu berdialog memerlukan satu lembaga yang
lebih kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya.
Oleh karena itu salah satu bentuk konkrit fitrah mausia adalah kebudayaan. Untuk dapat
membangun kebudayaan yang syarat akan nilai, fitrah itu diuji dan dimatangkan lewat
pendidikan.3
Maka pendidikan merupakan lembaga yang paling strategis untuk mengarahkan
fitrah itu sesuai dengan apa yang dimaksud al_Quran suci.4
Kebudayaan tidak bersifat statis, kebudayaan merupakan sesuatu yang dinamis dan
keberadaannya timbul oleh perkembangan potensi yang dimiliki manusia. Maka pendidikan
sebagai wadah bagi perkembangan potensi tersebut, dalam tujuan dan prakteknya haruslah
bersifat dinamis, bebas. Sehingga potensi-potensi yang dimiliki oleh para peserrta didik
berkembang sesuai dengan pengalaman pendidikan yang dia alami.
3
Moh. Roqib, PROPHETIK EDUCATION Kontekstualisasi Filsafat dan Budaya Prophetik dalam Pendidikan
(Purwokerto: STAIN Press Purwokerto dan Buku Litera, 2011), hlm. 159
4
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 39
4. Perkembangan peserta didik tersebut dengan kebebasannya dalam mengekspresikan
potensi diri, haruslah disertai dengan nilai spiritual. Artinya kebebasan peserta didik untuk
mengembangkan potensi tersebut diarahkan untuk lebih mengenal dan lebih dekat pada sang
Pencipta. Sehingga peserta didik akan mampu menjadi dirinya sendiri yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut sesuai dengan Islam, bahwasannya
manusia diciptakan untuk beribadah yang berakhir pada ketakwaan dia kepada Sang pencipta
Allah SWT. Sebagaimana dalam Firman-Nya dalam Syrat al-Baqarah: 21:
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. al-Baqarah:21)
Selanjutnya point inti yang perlu kita identifikasi maksudnya adalah dalam kalimat
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Rosulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak,
sebagimana dalam sabdanya:
م اَب ا نَّإتُ ل ثُْتعِْث بُ لمَب امِّم تَب الِْثُ لمَب ارِْث ك اَب ا مَب اقِْث لَب ا خُْت لُْتَب ا ا
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (HR. Hakim)5
Artinya bahwa terdapat kesesuaian antara visi pendidikan nasional yang tercantum dalam
tujuannya dengan visi Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk memperbaiki dan
menyempurnakan akhlak manusia. Selain daripada itu tujuan untuk menjadikan manusia
Indonesia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, hal tersebut pula diajarkan dalam agama islam.
Sebagaimana banyak hadist yang memerintahkan manusia untuk tetap mencari ilmu dalam
waktu, usia yang tak ada batasnya. Diantaranya sabda Rosulullah SAW: “carilah ilmu dari sejak
lahir sampai meninggal dunia” . Kemudian betapa sangat memuliakannya islam terhadap orang-
orang yang berilmu:
5
Al-Suyuti, Jalaludin Abdurrahman bin Abu Bakar, Jami’us Shaghir jilid I, Maktabah Darul Ihyail Kutub al-
Arabiyyah, Indonesia, t.t.
5.
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Al-Muzaadilah: 11)
Oleh karena itu sebenarnya Islam khususnya pendidikan islam di Indonesia sebagai
Negara yang terkenal dengan pluralitas dan homogenitas agama maupun budaya ini sangatlah
diuntungkan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Karena tujuan pendidikan nasional
yang dirancang oleh pemerintah, sangatlah islami dan syarat dengan nilai-nilai yang diajarkan
Islam. Kemudian kesesuaian tujuan pendidikan nasional dengan Islam yang mengajarkan untuk
berprilaku baik terhadap Allah dengan keindahan iman dan takwanya serta berprilaku baik pula
terhadap sasama makhluk Allah dengan kecakapan Akhlaknya. Bahkan penulis katakan bahwa
tujuan pendidikan nasional yang ada merupakan tujuan pendidikan islam versi pemerintah.
Maka pada saat sekarang ini, sudah tidak tepat kita berdebat dengan mendikotomikan
pendidikan, apalagi kita menganggap pendidikan nasional yang ada beserta tujuannya adalah
sistem pendidikannya orang-orang kafir. (Sangat ironi). Saat ini sudah saatnya kita
mengimplementasikan tujuan pendidikan dengan sungguh-sungguh pada wilayah yang bersifat
praktis. Sehingga tujuan akhir dari semua itu bermuara pada terciptanya manusia Indonesia yang
anggun dalam moral, unggul dalam intelektual dan indah dalam spiritual yang kemudian
terciptalah insan kamil yakni manusia yang mampu menyeimbangkan akal untuk berpikir dan
hati untuk berdzikir.
6.
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Al-Muzaadilah: 11)
Oleh karena itu sebenarnya Islam khususnya pendidikan islam di Indonesia sebagai
Negara yang terkenal dengan pluralitas dan homogenitas agama maupun budaya ini sangatlah
diuntungkan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Karena tujuan pendidikan nasional
yang dirancang oleh pemerintah, sangatlah islami dan syarat dengan nilai-nilai yang diajarkan
Islam. Kemudian kesesuaian tujuan pendidikan nasional dengan Islam yang mengajarkan untuk
berprilaku baik terhadap Allah dengan keindahan iman dan takwanya serta berprilaku baik pula
terhadap sasama makhluk Allah dengan kecakapan Akhlaknya. Bahkan penulis katakan bahwa
tujuan pendidikan nasional yang ada merupakan tujuan pendidikan islam versi pemerintah.
Maka pada saat sekarang ini, sudah tidak tepat kita berdebat dengan mendikotomikan
pendidikan, apalagi kita menganggap pendidikan nasional yang ada beserta tujuannya adalah
sistem pendidikannya orang-orang kafir. (Sangat ironi). Saat ini sudah saatnya kita
mengimplementasikan tujuan pendidikan dengan sungguh-sungguh pada wilayah yang bersifat
praktis. Sehingga tujuan akhir dari semua itu bermuara pada terciptanya manusia Indonesia yang
anggun dalam moral, unggul dalam intelektual dan indah dalam spiritual yang kemudian
terciptalah insan kamil yakni manusia yang mampu menyeimbangkan akal untuk berpikir dan
hati untuk berdzikir.