1. HAKIKAT TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Saidatunnisa
Rahadatul ‘Aisyi
Rahma Wati
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
Jl. Medan B. Aceh, Alue Awe, Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh 24352
email: saidanisa554@gmail.com
aisyirahadatul34@gmail.com
rahmaawati071@gmail.com
Abstract : This article examines the background and development of the nature of educational
goals in Islam, abbreviated as HTPDI. This study is important and interesting considering the
nature of the purpose of education in Islam as a vehicle for implementing useful education (ilm
nafi') and educating generations by applying learning that originates primarily from the Al-
Qur'an and hadith. This study is in the type of literature review and uses a philosophical
approach in its preparation. The author takes data or information from several articles, namely:
The Nature, Purpose and Functions of Islamic Education in the Modern Era by Nita Zakia, The
Concept of Islamic Education in the Perspective of Ali Hasjmy's Thought (Analysis of the Nature
and Objectives of Islamic Education). Education). Education) by Syabuddin Gade.
Keywords: education, learning, essence, islamic education
I. Pendahuluan
Fenomena kekerasan telah menjadi hal yang lumrah dijumpai dalam dunia pendidikan
pada saat ini, salah satunya adalah kasus bullying. Bully merupakan segala bentuk kekerasan
yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang yang
dianggap lebih lemah. Kasus bullying ini kerap terjadi di dunia pendidikan dikarnakan faktor
internal maupun eksternal, misalnya dari faktor internal dapat berupa kurangnya kasih sayang
atau perhatian dari keluarga si anak, sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karna pengaruh
lingkungan si anak.
2. Seperti salah kasus perundungan yang telah terjadi di SD Tasikmalaya, dimana seorang
pelajar laki-laki membanting teman perempuan sekelasnya hingga terjatuh kelantai. Mirisnya
setelah temannya terjatuh dan menangis si pelaku bullying tak memiliki empati dan malah
menedang kembali temannya dengan bola. Dalam kasus diatas menunjukkan pentingnya
pendidikan terhadap anak, tak hanya pendidikan yang berbentuk jasmaniah tetapi juga
pendidikan rohaniah secara Islami yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits sehingga
terbentuknya pribadi yang baik dan berakhlak mulia.
Paper ini bertujuan untuk mengetahui apa itu hakikat tujuan pendidikan, mengetahui
hakikat kompetensi dan mengetahui bagaimana hubungan antara tujuan pendidikan-pendidikan
dalam islam dengan kompetensi, filsafat Negara dan keyakinan suatu bangsa.
Kajian ini menggunakan metode literature review serta pendekatan filosofis dalam
penyusunannya. Penulis mengambil data atau informasi dari beberapa artikel yaitu: Hakikat,
Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam Di Era Modern oleh Nita Zakia, Konsep Pendidikan Islam
Dalam Perspektif Pemikiran Ali Hasjmy (Analisis Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam).
Pendidikan). Pendidikan) oleh Syabuddin Gade.
II. Pembahasan
A. Hakikat Tujuan Pendidikan
Menurut Toborani, tujuan adalah sesuatu yang diciptakan di masa yang akan datang dan
ingin diwujudkan dengan berbagai daya dan upaya. Jadi tujuan adalah sesuatu yang ingin dituju
atau dicapai dengan diwujudkan melalui sebagai usaha dan upaya. Adapun defenisi tujuan
pendidikan adalah perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha
pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu, kehidupan pribadinya, atau
pada kehidupan masyarakat dan alam sekitar.
Tujuan merupakan pilar utama dalam bangunan sistem pendidikan. Tujuan umum atau
visi yang bersifat ideal sangat diperlukan, karena ia dapat dijadikan sumber motivasi dan
semangat bagi lembaga pendidikan. Sedangkan tujuan institusional menjadi pusat orientasi setiap
lembaga pendidikan. Ia menjadi titik tolak yang membedakan lembaga pendidikan yang satu
dengan lainnya. Sehingga dituntut bisa terukur tingkat keberhasilannya.
Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan harus memiliki kejelasan tujuan yang
ingin dicapai. Sulit dibayangkan apabila suatu kegiatan tanpa memiliki kejelasan tujuan.
3. Demikian pentingnya tujuan tersebut sehingga tujuan pendidikan mempunyai kedudukan yang
amat signifikan.
Berbicara tentang tujuan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari berbicara tentang tujuan
hidup manusia. Dan tujuan hidup seseorang itu dipengaruhi oleh pandangan hidupnya. Demikian
juga tujuan hidup muslim itu dipengaruhi oleh akidah mereka yang bersumber dari Al-Qur'an
dan As-Sunnah.
Menurut Omar Mohammad al-Touny al-Syaibany ada delapan prinsip dalam
mengembangkan tujuan pendidikan islam, yaitu:
1. Prinsip universal. Dalam merumuskan tujuan pendidikan islam seharusnya
memperhatikan seluruh aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia, baik aspek
agama, manusia, masyarakat, dan kehidupan.
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan. Tujuan pendidikan harus bersifat seimbang
dan sederhana, dan saling melengkapi, baik antara dunia dan akhirat, jasmansi dan
ruhani, kepentingan pribadi dan umum, dll.
3. Prinsip kejelasan. Tujuan pendidikan yang islam yang jelas akan memberikan makna dan
kekuatan ke arah yang jelas untuk mencapai tujuan dan menghindari adanya perselisihan.
4. Prinsip tak ada pertentangan. Pada prinsipnya sebuah sistem didalamnya terdapat
berbagai kompenen yang saling menunjang dan membantu antara satu sama lain.
Pendidikan sebagai sebuah proses yang bersistem maka hendaknya tidak ada
pertentangan dengan tujuan pendidikan islam.
5. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan. Sebuah prinsip yang selalu menunjang tinggi
realitas kehidupan. Tujuan pendidikan islam dirancang sejauh kemungkinan ia dapat
diwujudkan dalam kenyataan. Tidak berupa khayalan yang tak beruwjud.
6. Prinsip perubahan yang diinginkan. Yaitu perubahan yang meliputi aspek jasmani,
spiritual, intelektual, dan sosial, politik, dan ekonomi.
7. Prinsip menjaga perbedaan antar individu. Adalah prinsip yang menghargai terhadap
perbedaan antara individu, baik dari segi kebutuhan, emosi, tingkat kematangan berfikir
dan bertindak atau sikap dan mental anak didik.
8. Prinsip dinamisme dan menerima perubahan serta perkembangan dalam rangka
memperbarui dan mengembangkan metode-metode yang terdapat dalam pendidikan
agama.
4. Prinsip-prinsip di atas dapat dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan tujuan
pendidikan islam. Dan hendaknya tujuan pendidikan islam dapat memenuhi kedelapan prinsip
tersebut. Adapun sumber tujuan pendidikan Islam adalah agama Islam itusendiri, yang
bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadis.' karena agamaIslam itu mencakup segala aspek
kehidupan, baik keimanan, akhlak, hukum, muamalah dan segala bidang kehidupan.
Ada dua jenis tujuan pendidikan Islam, yaitu tujuan yang bersifat akhir/umum dan tujuan
yang bersifat khusus. Menurut Ali Khalil sebagaimana dikutip oleh Maragustam bahwa tujuan
akhir/umum pendidikan Islam adalah membina terbentuknya manusia menjadi hamba yang saleh
dari segala sisinya. Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan islam ini tidak mudah. Perlu upaya
yang keras dan berkesinambungan. Oleh karena itu pendidikan ini bersifat sepanjang hayat (life
long education)
Menurut Ali Khalil Abu Al-‘Aynayn tujuan umum pendidikan islam, yaitu membentuk
manusia yang beribadah kepada Allah itu bersifat tetap, berlaku untuk semua tempat , waktu, dan
keadaan. Berbeda dengan tujuan khusus pendidikan islam yang ditetapkan berdasarkan keadaan
tempat dengan mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada ditempat
itu. Ini menunjukkan bahwa tujuan khusus pendidikan islam terkadang unsur fleksibilitas.
Tujuan khusus ini dapat dirumuskan sesuai dengan keadaan zaman, tempat dan waktu. Namun
tidak bertentangan dengan tujuan umum pendidikan islam. Begitu juga tujuan khusus pendidikan
islam indonesia berbeda dengan tujuan khusus pendidikan di negara-negara lain. Harus
disesuaikan dengan kultur dan ideologi negaranya masing-masing.
Adapun tujuan pendidikan agama islam yang dikemukakan oleh depdiknas adalah
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui pemberian dan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT.
Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara.
Tujuan-tujuan ini harus utuh ada pada diri peserta didik. Peserta didik yang mencapai tujuan
pendidikan islam ini dapat menjalankan kehidupan sesuai ajaran islam.
Dengan demikian, pendidikan agama islam di samping bertujuan menginternalisasikan
(menanamkan) nilai-nilai islam, juga mengembangkan peserta didik agar mampu
mengamlkannya dalam kehidupan serta memberi bekal kepada mereka agar menumbuhkan sikap
kritis terhadap berbagai masalah yang ada. Bila dicermati, tujuan pendidikan islam dan tujuan
5. pendidikan agama islam tidak ada pertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, seperti yang
tertera dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal
3, adalah:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional adalah cita-cita bangsa yang ditetapkan untuk dicapai melalui
proses kependidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik sistem formal, sistem non formal,
maupun sistem informal (yang tidak terkait oleh formalitas program, waktu, ruang dan materi.)
Hubungan antara pendidikan Islam dan pendidikan Nasional adalah: pertama, hubungan integral
(saling menyatu). kedua, hubungan simbiosis (saling membutuhkan). Dan ketiga, hubungan
sekuler (berjalan sendiri-sendiri). Ini sesuai dengan keadaan tertentu.
B. Hakikat Kompetensi
Kompetensi dalam Bahasa Indonesia adalah serapan dari Bahasa Inggris Competence
yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan
dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar. Kompetensi ialah deskripsi tentang
segala sesuatu. yang harus dapat dilakukan oleh seseorang yang bekerja dalam bidang profesi
tertentu, ia adalah deskripsi tindakan, perilaku dan hasil yang harus dapat diperagakan oleh orang
yang bersangkutan. Kompetensi terkait erat dengan standar, seseorang dapat dikatakan kompeten
dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan dan sikapnya serta hasil kerjanya sesuai standar
(ukuran) yang di tetapkan atau diakui oleh lembaganya atau pemerintah.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kemampuan kualitatif
seseorang adalah kemampuan sikap dan perbuatan seseorang yang hanya dapat dinilai dengan
ukuran baik dan buruk. Adapun kemampuan kuantitatif adalah kemampuan seseorang yang dapat
dinilai dengan ukuran (terukur). Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat
digunakan dalam dua konteks, pertama sebagai indikator kemampuan, kedua, sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya
secara utuh.
6. Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan
keterampilan (daya fisik). yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, dengan kata lain
kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam melakukan tugas/pekerjaannya.
Kompetensi juga dapat dikatakan sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan,
kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, dan harapan yang mendasari karakteristik
seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar
kualitas dalam pekerjaan nyata.
Sementara itu terdapat beberapa hal yang harus terkandung dalam kompetensi, sebagai
berikut:
a. Pengutabuan (Knowledge) yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu.
b. Pemahaman (Understanding) yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
individu.
c. Keterampilan (Skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas
yang diberikan
d. Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakin dan secara psikologis telah
menjadi bagian dari dirinya.
e. Sikap (Attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar. Misalnya, perasaan senang atau tidak senang terhadap munculnya sesuatu yang
baru.
f. Minat (Interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
perbuatan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan
seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap didalam melakukan suatu
pekerjaan agar sesuai dengan standar (ukuran) yang diharapkan. Didalam melakukan suatu
pekerjaan kompetensi merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dimiliki, dan
ketiga aspek kemampuan ini saling berkaitan serta mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
C. Hubungan Tujuan Pendidikan Islam dengan Kompetensi, Filsafat Negara dan
Keyakinan Suatu Bangsa
1. Hubungan Tujuan Pendidikan Islam dengan Kompetensi
7. Tujuan pendidikan Islam merupakan turunan dari tujuan pendidikan nasional, dan dari
tujuan pendidikan Islam nantinya tujuan tersebut dijabarkan melalui tujuan dalam institusi
terkait yang nantinya dilanjutkan melalui kurikulum dan Standar Kelulusan diturunkan
melalui Standar Kompetensi Inti, dan diukur keberhasilannya melalui Standar Kompetensi
Dasar. Dalam hal uji kompetensi ini dapat diketahui, apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan atau belum mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Tujuan pendidikan Islam sangat terkait dengan kompetensi peserta didik. Kompetensi
harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam, karena
memang merupakan turunan darinya. Oleh karena itu tujuan pendidikan Islam harus
dirumuskan secara jelas. Perumusan yang jelas akan memberikan arah dalam pengambilan
langkah untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu tujuan pendidikan antara satu negara dengan negara lain berbeda. Tujuan
pendidikan Nasional berdasarkan nilah filosofis dari pancasila. Filsafat Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa tumbuh dan berkembang bersamaan
dengan tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan filsafat
hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia. Nilai dasar yang dimaksud adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila harus dijadikan pedoman dalam penentuan tujuan pendidikan
Islam, mengingat tujuan pendidikan Islam merupakan turunan dari tujuan pendidikan
nasional yang mengerucut pada Pancasila sebagai falsafah negara dan keyakinan bangsa.
Menurut Muhammad Noor Syam, nilai-nilai sosio budaya yang sudah berkembang
sebelum Indonesi merdeka meliputi:
a. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan.
b. Kesadaran kekeluargaan, di mana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat
terbentuknya generasi masyarakat yang berkesinambungan.
c. Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama.
d. Kesadaran gotong royong dan tolong menolong.
8. e. Kesadaran tenggang rasa (tepa selira) sebagai semangat kekeluargaan dan
kebersamaan, saling menghormati dan memelihara kesatuan, saling pengertian demi
keutuhan, kerukunan dan kekeluargaan dalam kebersamaan.
Secara yuridis Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam UUD 1945 alinea
IV yang berbunyi: "maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang- Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Hubungan Tujuan Pendidikan Islam dengan Falsafah Negara dan keyakinan
Bangsa
Pancasila adalah kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan
hidup bangsa yang dirumuskan oleh para founding fathers (pendiri bangsa), pancasila
merupakan ideologi yang paling sesuai dengan bangsa Indonesia, karena dalam
perumusannya dipengaruhi oleh agama, budaya, sosial, poitik, dan ekonomi masyarakat
Indonesia yang sudah Hakekat Pendidikan Islam.Bahen dorgan his berkembang dan
mengakar berabad-abad lamanya pada kehidupan bangsa Indonesia.
Menurut Muhammad Noor Syam, nilai-nilai sosio budaya yang sudah berkembang
sebelum Indonesi merdeka meliputi:
a. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan.
b. Kesadaran kekeluargaan, di mana cinta dan keluarga sebagai dasar dan kodrat
terbentuknya generasi masyarakat yang berkesinambungan.
c. Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama.
d. Kesadaran gotong royong dan tolong menolong.
9. III. Penutup
D. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Tujuan adalah sesuatu yang ingin dituju atau dicapai dengan diwujudkan melalui
berbagai usaha dan upaya. Tujuan pendidikan Islam ada yang bersifat akhir/umum dan
ada yang bersifat khusus. Tujuan khusus pendidikan Islam ditetapkan berdasarkan
keadaan tempat, zaman, dan waktu dengan mempertimbangkan keadaan geografi,
ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu. Namun tidak bertentangan dengan tujuan
akhir pendidikan Islam. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah membentuk
manusia salih, yaitu manusia yang mengabdi dan menyerahkan diri secara total kepada
Allah SWT.
2. Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh peserta didik pada tahap
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi sangat diperlukan seseorang dalam
menjalankan tugas kehidupan sehari-hari untuk mencapai hasil yang diinginkan dari
suatu pekerjaan.
3. Ada keterkaitan antara tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan Islam, kompetensi,
falsafah negara dan keyakinan bangsa. Karena kompetensi merupakan turunan dari tujuan
pen- didikan nasional dan pendidikan Islam, yang keduanya berdasar dan berakar pada
falsafah dan keyakinan bangsa Indonesia, yaitu pancasila.
10. REFERENSI
Kusumastuti, E. (2020). Hakekat Pendidikan Islam: Konsep Etika dan Akhlak Menurut Ibn
Myskawaih. Jakad Media Publishing.
Tahir, H. M. (n.d.). Sejarah Dakwah Islam di Kalimantan (Studi Pendekatan dan Jaringan).
Bening Media Publishing.
Zakiyah, N. (2012). Hakikat, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam di Era Modern. As-Salam:
Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 1(1), 105–123.