0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
Negara khilafa mampu mengentaskan kemiskinan
1. NEGARA KHILAFA MAMPU MENGENTASKAN KEMISKINAN
OLEH ZAMZUL ABU RASYDI
Kemiskinan adalah fenomena yang begitu mudah dijumpai dimana – mana, tidak hanya di desa, tapi
juga di kota. Ditengah dampak krisis ekonomi yang belum pulih, pada hari sabtu ( 22 / 06 / 2013)
pemerintah dengan berbagai dalih dan alasan menaikan BBM bersubsidi, premium menjadi Rp. 6.500 /
liter dan solar Rp. 5.500 / liter, membuat rakyat makin susah, dan ekonomi negeri ini melambat.
Kemiskinan pun terus tak dipecahkan. BPS mencatat, pada maret 2013 masih ada 28,7 juta orang
miskin atau 11, 37 %. Tapi jumlah penerima raskin 2013 sebelum kenaikan BBM ada 15,5 Juta
Rumah Tangga sasaran (RTS) atau 62, juta orang ( asumtif satu keluarga 4 orang ). Jumlah RTS
penerima BLSM malah lebih besar lagi. Fakta lapangan menunjukan kemiskinan cenderung miskin
kronis. Ini pula yang dirasakan Gubernur DKI Joko Widodo. Saat sidang paripurna DPRD DKI Jakarta
April 2013, Jokowi memaparkan PDDK miskin pada September 2012 berjumlah 366.770 orang (3,7%)
, lebih tinggi dari angka pada september 20111 berjumlah 355.200 orang ( 3,64 %)
Sementara dalam skala internasional, kegagalan dan kerusakan yang disebabkan oleh sistem
ekonomi kapitalis semakin nyata dan jelas, menurut laporan global hanger index (GHI) yng dibuat oleh
internasional Food policy Recearch Institute, menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 1
miliyar pada dunia yang mengalami kelaparan. Tingkat kelaparan di 25 Negara bahkan sudah mencapai
level ekstrim , sementara untuk negara lainnya masih level serius. Tiga faktor yang digunakan untuk
menukur GIH Tersebut adalah proporsi masyarakat yang kekurangan pangan disuatu negara, jumlah
anak – anak dengan berat di bawah standar dan tingkat kematian anak anak ( www.ifpri.org)
Kapitalisme : akar masalah kerusakan
Kapitalisme sebagai sebuah ideologi sekuler telah menghilangkan peran agama dalam pengaturan
ekonomi, dari sinilah kemudian muncul paradigma yang salah yang membangun sistem ekonomi
kapitalis. Pertama, pandangan tentang konsep kelangkaan (scarcity) barang dan jasa. Kedua,
pandangan tentang konsep nilai (value) suatu barang dan jasa yang dihasilkan. Ketiga, pandangan
tentang konsep harga dan peranannya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi.
Konsep kelangkaan barang dan jasa dalam sistem ekonomi kapitalis muncul karena tidak
membedakan antara pengertian kebutuhan (need) dengan keinginan (want). Keinginan (want)
manusia memang tidak terbatas dan cenderung untuk terus bertambah dari waktu ke waktu.
Sementara kebutuhan manusia tidaklah demikian. Kebutuhan pokok manusia berupa pangan,
sandang dan papan dalam kenyataannya adalah terbatas.
Kebutuhan manusia menurut pandangan sistem ekonomi kapitalis adalah sesuatu yang diinginkan
manusia tanpa memandang apakah itu bermanfaat atau membahayakan manusia,