Dokumen tersebut membahas tentang kemiskinan di perkotaan, termasuk definisi kemiskinan menurut Bappenas dan Suparlan, pengelompokan kemiskinan menjadi absolut, relatif, dan kultural, indikator kemiskinan menurut BPS dan Bappenas, faktor penyebab kemiskinan perkotaan, data kemiskinan di beberapa provinsi dan kota di Indonesia termasuk Riau dan Pekanbaru, dampak kemiskinan perkotaan, serta sol
2. Definisi Kemiskinan
1. Menurut Bappenas ( 2002 ), kemiskinan adalah suatu situasi
dan kondisi yang dialami seseorang atau sekelompok orang
yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu
taraf yang dianggap manusiawi.
2. Suparlan ( 1993 ), kemiskinan didefinisikan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat
kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan.
•
Jadi, kemiskinan di perkotaan adalah suatu kondisi di
suatu perkotaan, dimana seseorang atau sekelompok
orang mengalami keadaan standar hidup lebih rendah
daripada masyarakat diperkotaan yang seharusnya.
3. Pengelompokkan Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk
ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu:
pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin
relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan
tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat
sekitarnya.
3.
Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat
dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat
yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya.
4. Indikator Kemiskinan
Menurut BPS
• Tidak miskin, mereka yang
pengeluaran per orang per
bulan lebih dari Rp 350.610.
• Hampir Tidak Miskin,
pengeluaran per bulan per
orang antara Rp 280.488 -Rp
350.610 atau antara Rp
9.350 -Rp11.687 per hari.
Jumlahnya mencapai 27,12
juta jiwa.
•
Hampir Miskin,
pengeluaran per bulan per
orang antara Rp 233.740 Rp 280.488 atau antara Rp
7.780 - Rp 9.350 per hari.
Jumlah nyamencapai 30,02
juta jiwa.
• Miskin, pengeluaran
perbulan per orang antara
Rp 233.740 - kebawah atau
sekitar Rp 7.780 - kebawah
per hari. Jumlahnya
mencapai 31 juta jiwa.
• Sangat Miskin (kronis),
tidak ada kriteria berapa
pengeluaran per orang per
hari. Diperkirakan jumlahnya
mencapai sekitar 15 juta jiwa
5. Menurut Bappenas
•
•
•
•
•
•
•
•
Terbatasnya kecukupan dan
mutu pangan
Terbatasnya akses dan
rendahnya mutu layanan
kesehatan
Terbatasnya akses dan
rendahnya mutu layanan
pendidikan
Terbatasnya kesempatan kerja
dan berusaha
Lemahnya perlindungan
terhadap aset usaha dan
perbedaan upah
Terbatasnya akses layanan
perumahan dan sanitasi
Terbatasnya akses terhadap air
bersih
Lemahnya kepastian
• Memburuknya kondisi
lingkungan hidup dan
sumberdaya alam, serta
terbatasnya akses masyarakat
terhadap sumber daya alam
• Lemahnya jaminan rasa aman
• Lemahnya partisipasi
• Besarnya beban kependudukan
yang disebabkan oleh besarnya
tanggungan keluarga;
• Tata kelola pemerintahan yang
buruk yang menyebabkan
inefisiensi dan inefektivitas
dalam pelayanan publik,
meluasnya korupsi, dan
rendahnya jaminan sosial
terhadap masyarakat.
6. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan di
Perkotaan
1. Ramainya masyarakat desa yang pindah ke
kota (Urbanisasi)
2. Hidup di kota dengan kurangnya keterampilan
dan keahlian
3. Tingkat pendidikan yang rendah
4. PHK dan Pengangguran
5. Kurang etos kerja dari diri sendiri
7. 7 Provinsi dengan Angka Kemiskinan
Tertinggi di Indonesia
No
Provinsi
Angka Kemiskinan
1
Papua Barat
36,80 %
2
Papua
34,88 %
3
Maluku
27,74 %
4
Sulawesi Barat
23,19 %
5
Nusa Tenggara Timur
23,03 %
6
Nusa Tenggara Barat
21,55 %
7
Aceh
20,98 %
8. Data Kemiskinan di Riau
Tahun
Jumlah
Persentase
Maret 2008
566.700 jiwa
10,63%
Maret 2009
527.490 jiwa
9,48 %
Maret 2010
500.260 jiwa
8,65 %
Maret 2011
482.050 jiwa
8,47 %
September 2011
472.450 jiwa
8,17%
Maret 2012
483.070 jiwa
8,22%
September 2012
481.310 jiwa
8,05%
Maret 2013
469.280 jiwa
7,72%
9. Data Kemiskinan di Kota Pekanbaru
Tahun
Jumlah
Persentase
Maret 2008
245.098
43,25 %
Maret 2009
225.608
42,77 %
Maret 2010
208.909
41,76 %
Maret 2011
141.915
29,44 %
September 2011
136.113
28,81 %
Maret 2012
148.158
30,67 %
September 2012
156.426
32,50 %
Maret 2013
146.323
31,18 %
11. Dampak Kemiskinan di Perkotaan
1. Kejahatan di perkotaan menjadi meningkat
2. Kota menjadi kotor, karena banyaknya
pemukiman kumuh di kota.
3. Banyaknya masyarakat miskin di perkotaan
yang putus sekolah
4. Kesehatan masyarakat miskin di kota tidak
terpenuhi
12. Solusi Kemiskinan di Perkotaan
1. Pemberian pelatihan keterampilan dan
keahlian
2. Pemberian modal usaha
3. Peningkatan pendidikan masyarakat
4. Membuka lebih banyak lagi lapangan
kerja di desa dan di kota
5. Pemberantasan korupsi