Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan dan intelegensi manusia. Terdapat definisi pengetahuan dari berbagai sisi seperti spontan, reflektif, induktif, deduktif, dan praktis. Juga dibahas mengenai sifat dan objek intelegensi manusia serta kegiatan dan kodrat intelegensi.
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Pengetahuan dan intelegensi manusia
1. Pengetahuan dan Intelegensi
Manusia Pengertian Dalam
Manusia
ANASTAS IA ( 705 1 4008 3 )
IMMA YEDIDA ( 705 1 40103 )
REZKY ZAINTIARA G. ( 705 1 401 7 1 )
R. GHASA M ( 705 1 401 4 3 )
SERENA ( 705 1 401 2 3 )
DODDY D. ( 705 1 4009 9 )
KELVIN H. ( 705 1 401 3 3 )
KELOMPOK 3 CD
2. Kompleksitas Pengetahuan Manusia
Ada suatu korelasi antara pengetahuan dan “ada”, antara
tingkat pengetahuan suatu “pengada” dan tingkat
kepenuhan yang dapat diberikannya kepada
sksistensinya (Leahy.2001:95).
Pengetahuan adalah perspektif yang muncul secara
spontan, ia memungkinkan kita untuk menyesuaikan diri
kita secara langsung dengan situasi yang disajikan dan ia
menyatakan dirinya lebih melalui gerakan tangan,
tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan
dan jerit teriakan daripada dengan perkataan yang
dipikirkan dan keterangan yang jelas.
3. Pengetahuan adalah reflektif ketika ia membuat
objektif kodrat dari manusia realitas apa pun juga,
dan mengungkapkannya baik dalam bentuk ide,
konsep, definisi dan putusan maupun bentuk
lambing, mitos atau karya seni.
Pengetahuan adalah induitif ketika ia menangkap
atau memahami secara langsung benda atau situasi
dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam suatu
bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dan prinsip
dan sebagainya
4. Pengetahuan adalah induktif ketika ia menarik yang
universal dari yang individual. Ia adalah deduktif
ketika, sebaliknya, ia manarik yang individual dari
yang umum atau universal.
Pengetahuan adalah praktis kalau ia
mempertimbangkan hal-hal menurut bagaimana
mereka bisa digunakan.
Pengetahuan bagi subjek secara hakiki berupa
bereksistensinya subjek dalam hubungan dengan
sebuah objek, sehingga objek itu dengan eksistensi
dan kodratnya, menjadi hadir dan nyata pada subjek
5. Arti Pengetahuan
Arti pengetahuan adalah suatu kegiatan yang
mempengaruhi subjek (yang mengetahui) dalam
dirinya.
Pengetahuan adalah suatu kesempurnaan yang
mengembangkan eksistensi.
Pengetahuan dari segi-seginya dibagi menjadi 2
yaitu dari segi subjek dan dari segi objek .
6. Pengetahuan dari Segi Subjek
Mahluk hidup harus dikarakterisasikan oleh :
Keterbukaan : si pengenal bisa menjadi sadar akan eksistensi dan
kodrat realitas.
Kemampuan menyambut : objek yang dikenal mempengaruhi
eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar, ingatan
dan ide.
Interioritas : adanya tempat dalam si pengenal dalam dirinya, maka
ia mempunyai interioritas, semakin banyak interioritas semakin
banyak ia bias mengetahui.
Akar asal semua karakter itu adalah dimensi supramaterial
(immaterialitas) si pengenal. Karena satu pihak materi
adalah apa yang membatasi, dilain pihak sebaliknya, subjek
yang mengetahui mengatasi, dalam kegiatan pengetahuan,
batas-batas jasmaniahnya.
7. Pengetahuan dari Segi Objek
Bagaimana suatu benda atau realitas seharusnya
dibentuk, untuk dikenal?
Apakah yang menyebabkan sesuatu menjadi
diketahui ?
Mengerti bentuk dalam arti eidos (konsep, gagasan)
suatu objek adalah menangkap orientasi dan
signifikasi, dan mengerti mengapa dan untuk apa dia
dibuat.
8. Pengertian
Pengertian yaitu membicarakan apa yang bukan
intelegensi manusia, sifat-sifat dan objek intelegensi
manusia, serta kegiatan-kegiatan intelegensi
manusia dan kodrat intelegensi manusia.
9. Bukan Intelegensi Manusia
Pengetahuan manusia adalah indrawi dan intelektif.
Pengetahuan inderawi dan pengetahuan intelektif
bersifat sinergis, berkat inderawi pengetahuan manusia
menyerupai pengetahuan hewan dan berkat keduanya
(inderawi dan intelektif) ia melebihi secara esensial.
Jikalau pancaindera sama sekali tidak berfungsi, maka
juga intelegensi tidak dapat berfungsi dan tinggal
lumpuh(Leahy. 2001: 114)
Sifak khas dari pancaindera adalah mencapai langsung
kualitas ini atau itu dari objek konkret yang sedang
ditunjukkan kepadanya, sedangkan sifat dari intelegensi
menangkap kodrat objek dan tetap menyimpanya dalam
dirinya sehingga dapat dipertimbangkan objek itu bagi
dirinya baik objeknya masih ada atau tidak ada.
11. Apa yang Bukan Seluruh Intelegensi Manusia
Intelegensi tidak bisa diidentikasikan dengan insight, yang
terdiri dari apersepsi atau aprehensi tentang apa yang
esensial dalam suatu realitas atau yang perlu dalam gejala.
Insight bukanlah merupakan keseluruhan kegiatan
intelektual.
Penalaran sendiri bukanlah keseluruhan intelegensi, bila
bersifat induktif maka dia mulai dari satu atau banyak fakta
untuk sampai kepada satu esensi atau hokum. Bila bersifat
deduktif, maka ia mulai dari suatu prinsip untuk mencapai
kesimpulan.
Intelegensi tidak dapat diidentifikasi secara mutlak dengan
kemampuan untu memulihkan keseimbangannya melalui
readaptasi diri dengan kenyataan.
12. Sifat dan Objek Intelegensi Manusia
Menurut Decartes roh memungkin untuk mencapai
hakikat sendiri dari realitas, sedangkan panca indera
hanya memberitahukan kepada kita yang apa yang
berguna atau apa yang merugikan dari hal-hal tersebut.
Intelligere berasal dari kata “intus” berarti dalam. Legere
berarti membaca dan menangkap. Sehingga intellegere
berarti “membaca “ dimensi dalam segala hal dan
menangkap artinya yang dalam.
Intelek itu mencapai yang universal sedangkan
pncaindera menyangkut hal-hal yang individual
(Aristoteles).
13. Objek dari intelegensi ialah “ada” yakni segala sesuatu
ada, yang pernah ada dan mungkin akan ada baik berupa
kenyataan maupun khalayan atau hanya dikonsepsi saja.
Segala penegasan, penilaian, kesimpulan dan penalaran
kita didasarkan kepada beberapa prinsip:
1. prinsip identitas,
2. prinsip alasan yang mencukupi,
3. prinsip kausalitas efisien
Prinsip-prinsip tersebut bersifat eviden dari dirinya
sendiri .
Prinsip-prinsip di atas merupakan ”dinamisme dari ’ada’
dalam kegiatan intelektual kita.
14. Kegiatan Intelegensi Manusia
Kondisi apakah suatu intelegensi yang terjelma
berkegiatan:
intelegensi merupakan salah satu kemampuan manusia dan
beroperasi dengan partisipasi semua kemampuan lain.
Apa yang dimengertinya selalu dipahami.
Tak bisa memahami sesuatu secara mendalam dengan
seketika, melainkan secara progresif, memerlukan waktu dan
mengandaikan adanya intervensi yang konstan dari daya
ingat.
Intelegensi melalui aktivitas dinamisme intelektual saja, perlu
kehendak, keyakinan, keberanian dan kesabaran.
Untuk dapat mengerti dibutuhkan bantuan dan kolaborasi,
perlu informasi terhadap suatu objek, bimbingan penelitian,
berpikir dalam hubungan dengan orang-orang lain.
15. Kegiatan yang terjadi di dalam dan di sekeliling
dinamakan aprehensi.
Insight dalam intelegensi manusia tampak bersifat
diskursif, bernalar dan berpikir.
Diskursif ” dis-currere” berarti berlari ke berbagai
arah, Bernalar ”raisonner, to reason” berarti
mengukur, menghitung, mengkalkulasikan. Berpikir
”penser” berarti menimbang, menyelidiki,
membandingkan, menilai.
16. Kodrat Intelegensi Manusia
Menurut aliran sensualisme atau empirisme
psikologi masukan informasi lewat indralah tempat
bergantungnya pengetahuan kita dan intelegensi
kita.
Berdasarkan penelitian K.S Lashley, dkk. Tentang
otak manusia menyatakan bahwa otak tak lebih dari
alat aktualisasi dan seleksi kehidupan mental:
ingatan dan pikiran.
Intelegensi suatu kemampuan yang dapat diisolir
suatu penentuan aksidental atau sekunder.