SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
MAKALAH
PENGHANTAR ILMU ANTROPOLOGI
KEPRIBADIAN
Dosen Pembimbing : Dr. Poppy Setiawati
DI SUSUN OLEH :
RIFDA ADVIANA
RENI APRIANI
MUHAMMAD RIZALDI
FAJAR NUR CAHYA
KRISTIAN FAJAR ZAI
UNIVERSITAS JAYABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat tuhan yang
maha esa. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Penghantar Ilmu
Antropologi mengenai kepribadian.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan semaksimal mungkin. Dan saya
berterima kasih kepada kelompok saya atas kerjasamanya. Sehingga bisa
memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari atas kekurangan makalah kami. Dan
makalah kami juga masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan
kalimatnya maupun Bahasanya . dengan ini kami menerima segala masukan
dan keritikan yang sifatnya membangun sehingga dengan ini kami bisa
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Jakarta, 6 Oktober 2017
Penyususn
Daftar isi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalahmahklukyang kompleks,kekompleksitasan manusiaitutiadataranyadi
mukabumi ini . manusialebihrumitdari mahlukapapunyangbisadi jumpai danjauhlebihrumit
dari mesinapapunyangpernahdi buat,manusiajugasulitdipahami karena keunikannya.dengan
keunikannyaitumanusiamenjadimahlukyangmuliadi antaramahluklainnyadi mukabumi ini,juga
dengansesamanya.Tetapi bagaimanasulitnyaatauapapunhambatannya,manusiatidakpernah
berhenti berusahamenemukanjawabanyangdi carinyaitu. Dan barang kali sudahmenjadi sifat
manusiajugauntukmencari tau dan tidakpernahpuasdenganpengetahuan-pengetahuanyangdi
perolehnya,termasukpengetahuannyatentangpengetahuannyasendiridansesamanyasekian
banyakupaya yangtelahdiarahkanuntukmemahami manusia.Tetapi tidaksemuaupayatersebut
berhasil.Namunupayauntukmemahami manusiatetapmemiliki arti pentingdantetapharusdi
laksanakan.bisadikatakanbahwakualitashidupmanusiatergantungkepadapeningkatan
pemahamankitatentangmanusia.Danpsikologi,baiksecaraterpisahamupunsama-samadengan
ilmulain,sangatberperansecaramendalamdalampenangananmasalahkemanusianini.
a. Definisi kepribadian
Para ahli biologi yang sudah mempelajari suatu deskripsi mengenai
sistem suatu jenis atau species, biasanya juga mempelajari kelakuan
binatang-binatang. Deskripsi mengenai pola-pola kelakuan binatang itu (
seperti mencari makan, menghindari ancaman, menyerang musuh,
beristirahat, mencari betina pada saat birahi, bersetubuh, mencari tempat
untuk melahirkan, dan memelihara dan melindungi keturunannya) berlaku
untuk seluruh species yang menjadi objek perhatiannya.
Beda dengan manusiua yang mempelajari secara insentif dengan
detail oleh para ahli biologi, anatogi fisiologi, patologi, dan para dokter, tetapi
belum banyak diketahui pola-pola kelakuannya. Pola-pola kelakuan berlaku
untuk seluruh jenis homo sapiens hamper tidak ada, bahkan untuk semua
individu manusia yang termasuk satu ras pun, seperti ras Mongoid, ras
Kaukasoid, ras Negroid, atau ras Australoid, tidak ada satupun pola kelakuan
yang sergam. Penyebabnya karena kelakuan manusia homo sapiens yang
tidak hanya timbul dan ditentukan oleh sistem organis dan biologi, tetapi
sangat dipengaruhi oleh akal dan jiwanya, dengan demikian variasi pola
kelakuan antara seorang individu homo sapiens denan individu homo sapiens
lainnya. Pola kelakuan tiap manusia secara individual sebenarnya unik dan
berbeda. Karena itu para ahli antropologi, sosiologi, dan psikologi yang
mempelajari pola-pola kelakuan atau patterns of bebavior dari manusia, tetapi
mengenai pola-pola tingkah laku, atau pola-pola tindakan (patterns of action).
Apabila seorang ahli antropologi, sosiologi, atau psikologi berbicara mengenai
“pola kelakuan manusia”, yang dimaksud adalah kelakuan dalam arti yang
sangat khusus, yaitu kelakuan organisme manusia yang ditentukan oleh
naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakuan manusia yang tidak
lagi dipengaruhi oleh akal dan jiwanya.
Susunan unsur akal dan jiwa mentukan perbedaan tingkah laku atau
tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu disebut “kepribadian” atau
personality. Definisi kepribadian masih sangat kasar sifatnya, dan tidak
berbeda dengan arti yang diberikan pada konsep didalam Bahasa sehari-hari.
Dalam Bahasa populer, istilah “kepribadian” berarti ciri-ciri watak seseorang
individu yang konsisten. Hal itu memberikan suatu identitas sebagai individu
yang khusus. Sedangkan dalam Bahasa sendiri-sendiri juga sering kita
anggap bahwa seseorang itu memiliki kepribadian, yang biasa kita maksud
ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang
diperlihatkan secara lahir, konsisten dan kosnsekuen dalam tingkah lakunya
sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki oidentitas khusus yang
berbeda dari individu lainnya.
Sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi yang merupakan
tugas mereka, namun tidak ada defisi yang tajam dan seragam diantara ahli
psikologi yang berasal dari berbagai aliran khusus dalam ilmu psikologi.
Konsep kepribadian itu adalah suatu konsep yang demikian luas sehingga
merupakan suatu konstruksi yang tidak mungkin dirumuskan dalam satu
definisi yang tajam tetapi mencakup keseluruhan. Karena itu, bagi kita yang
belajar antropologi, cukuplah kiranya untuk sementara kita gunakan dulu
definisi yang masih kasar itu. Sedangkan penggunaan definisi-definisi yang
lebih tajam untuk analis yang lebih dikhususkan dan lebih mendalam, kita
serahkan pada para ahli psikologi.
B. Unsur-unsur Kepribadian
1. Pengetahuan
dalam lingkungan hidup manusia ada bermacam-macam hal yang
dialami melalui penerimaan pancaindranya dan alat penerima atau reseptor
organ lain, misalnya sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran
akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan),
tekanan termikal (panas-dingin), yang masuk ke dalam sel-sel tertentu
dibagian tertentu diotak. Disana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan
psiokologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam-macam getaran dan
tekanan diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau di proyeksikan
oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan.
Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious), dalam ilmu psikologi
disebut “persepsi”.
Penggabambaran tentang lingkungan tersebut berbeda dengan
misalnya sebuah gambar yang secara lengkap memuat semua film melalui
lensa kamera. Penggambaran oleh akal manusia hanya mengandung bagian-
bagian khusus yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus.
Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang
mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi
menutup matanya, maka akan terbayang pada yang mendapat perhatian dari
akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan
terbayang pada yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus.
Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang
mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi
menutup matanya, maka akan terbayang dalam kesadarannya yang berfokus
dari lingkungan yang baru dilihatnya.
Penggambaran tentang lingkungan engan focus pada bagia-bagian
yang menarik perhatian seseorang individu, seing juga diolah oleh suatu
proses dalam akalnya yang menghubungkan penggambaran tadi dengan
berbagai penggabambaran dengan jenis lain yang pernah diterima dan di
proyeksikan oleh akal dalam masa lalu, kemudian timbul kembali sebagai
kenangan atau penggambaran dalam kesadarannya. Dengan demikian
diperoleh suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian tentang
keadaan lingkungan. Penggambaran baru dengan pengertian baru, dalam
psikologi disebut “apresiasi”.
Adakalanya suatu persepsi, setelah diproyeksikan akan kembali oleh
suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan yang mengandung
bbagian-bagian yang menyebabkan individu itu tertarik, akan lebih instensif
memusatkan akalnya terhadap bagian yang khusus. Penggambaran yang
lebih insentif terfokus (terjadi karena pemusatan akal yang lebih insentif),
dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan”.
Seorang individu dapat membandingkan bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian berbagai penggambaran yang sejenis, secara
asas-asas tertentu. Proses akal individu mempunyai kemampuan untuk
membentuk penggambaran baru yang abstrak, dalam kenyataan tidak serupa
dengan salah satu dari berbagai macam penggambaran yang menjadi bahan
konkret. Dengan demikian manusi dapat membuat penggambaran tentang
tempat tertentu.
Bahkan ada juga yang menghubungkan penggambaran lain, menjadi
penggambaran yang baru, sebenarnya tdk ada dalam kenyataan
penggambaran yang baru sering kali tidak terealistis dalam ilmu psikologi.
Selain itu juga manusia juga tidak akan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan tidak akan dapat mengkrasikan karya-karya kesenian.
Seluruh penggambaran, persepsi, pengamatan, konsep dan fantasi
merupakan unsur “pengetahuan” atau bagian dari seluruh himpunan
pengetahuan yang dtimbun oleh seorang individu selama hidupnya, bebrbagai
macam sebab yang banyakn dipelajari oleh ilmu psikologi .perlu diperhatikan
bahwa unsur pengetahuan sebenarnya tidak hilang , tetapi hanya terdesak
masuk ke dalam bagian jiwa manusia yang di dalam ilmu psikologi disebut
“alam bawah sadar”.
Walaupun terdesak ke dalam alam bawah sadar, kadang bagian-bagian
pengetahuan itu muncul lagi di alam bawah sadar dari jiwa individu tersebut.
Pengetahuan seorang individu karena berbagai alasan terdesak atau dengan
tidak sengaja didesak, kedalam bagian dari jiwa manusia yang lebih dalam
lagi, yaitu bagian yang di dalam ilmu psikologi di sebut “tidak sadar”
(sunconscious). Proses psikologi terjadi di dalam alam bawah sadar dan tidak
sadar, yang di pelajari oleh bagian ilmu psikologi yang disebut ilmu
psikoanalisis. Ilmu tersebut di kembangkan oleh seorang ahli psikologi dari
jerman yang terkenal, yaitu Sigmund Freud.
2. Perasaan
Selain pengetahuan, alam bawah sadar manusia mengandung
berbagai macam “perasaan”. Penggambaran dihubungkan oleh akal kita
dengan penggambaran lainnya yang timbul sebagai kenangan dalam
kesadaran, dan menjadi suatu apresiasi tentang diri sendiri.
Sebaliknya kita juga dapat menggambarkan adanya seorang individu
yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak
menyenangkan, mencium bau busuk dan lain lain. Dapat menimbulkan
persepsi dalam kesadaran perasaan negatif, karena dalam kesadaran
terkenang bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah
busuk yang kita alami di masa lalu.
Selain segala macam pengetahuan tentang “perasaan” juga alam
kesadaran manusia di hidupnya, kita juga dapat memperhatikan contoh tadi
dengan seksama maka, perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia karena pengaruh pengetahahuannya dinilai sebagai keadaan positif
dan negatif.
Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian
diri, biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang
individu. Seandainya kita sedang naik sepeda pulang dari pekerjaan dan
kebetulan melihat seorang pedagang kaki lima dipinggir jalan dengan sebuah
gerobak dorong penuh dengan botol Fanta, Coca-cola, sprite, maka kita
secara tidak langsung berhenti untuk membeli sebotol coca-cola dingin.
3. Dorongan Naluri
menurut para ahli psikologi mengandung berbagai perasaan yang tidak
ditimbulkan karena pengaruh pengetahuan, tetapi karena sudahv terkandung
dalam organnya, dan khusus dalam gen sebagai nalurinya. Menurut ahli
psikologi disebut dengan “dorongan”.
Perbedaan paham diantara para ahli psikologi mengenai macam dan
jumlah dorongan naluri pada diri manusia, mereka sependapat bahwa ada 7
macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup merupakan suatu kekuatan
biologis yang ada pada semua makhluk hidup di dunia dan
menyebabkan semua makhluk mampu mempertahankan hidupnya.
b. Dorongan seks dorongan ini timbul pada setiap individuyang normal
tanpa terkena pengaruh pengetahuan. Dorongan ini juga mempunyai
landasan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk
keturunan.
c. Dorongan mencari makan.
d. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia
merupakan landasan biologis dari kehidupan bermasyarakat sebagai
makhluk social.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku antar sesama.
f. Dorongan untuk berbakti. Merupakan suatu landasan biologis untuk
mengembangkan rasa altruisme, rasa simpati, dan rasa cinta.
g. Dorongan akan keindahan.
C. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengetahuan yaitu persepsi,
penggambaran, apresiasi, pengamatan, konsep, dan fantasi mengenai
bermacam hal yang ada didalam lingkungannya. Selain pengetahuan,
kepribadian seseorang terbentuk oleh berbagai perasaan, emosi, dan
keinginan tentang bermacam hal yang ada didalam lingkungannya.
Seorang ahli etnopsikologi bernama A.F.C. Wallance, pernah membuat
suatu kerangka tentang seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur
kepribadian manusia secara sistematis. Kerangka itu memuat tiga hal yaitu :
1. Beragam kebutuhan biologis diri sendiri, beragam kebutuhan dan
dorongan psikologis, dan beragam kebutuhan, dorongan biologis
maupun psikologis sesama manusia.
2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan
identitas sendiri, baik aspek fisik maupun psikologis, dan segala hal
yang bersangkutan dengan kesadaran mengenai macam-macam
kategori manusia, binatang,tumbuhan, benda, zat, kuatan dan gejala
alam.
3. Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan,
mendapatkanm atau menggunakan beragam kebutuhan dari hal
tersebut, sehingga tercapai keadaan dalam kesadaran individu yang
bersangkutan.
D. Macam-macam Kepribadian
Mempelajari materi setiap unsur kepribadian baik berupa pengetahuan
maupun berupa perasaan, sasran kehendak, keinginan, dan emosi seseorang
adalah tugas ilmu psikologi. Perhatikan satu macam materi yang
menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu suatu kebiasaan dan berbagai
macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadiaan, seta segala
macam tingkah laku berpola dari indivu bersangkutan.
Ilmu antropologi, dan juga ilmu social lainnya seperti sosiologi, ilmu
polotik dan lain-lain, tidak mempelajari individu. Ilmu yang mempelajari
seluruh pengethuan, gagasan, dan konsep yang secara umum hidup dalam
masyarakat, artinya pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh
sebagian besar warga yang biasanya disebut “adat istiadat”. Yaitu tingkah
laku yang menjadi p[ola sebagian besar warga suatu masyarakat yang diatur
oleh adat-istiadat.
Materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang
individu itu berbeda dengan individu lain, karena sifat dan intensitas antara
berbagai macam bentuk pengetahuan dan perasaan pada seorang individu itu
berbeda dengan individu lain, maka tiap manusia mempunyai kepribadian
yang berbeda. Ilmu antropologi dan ilmu social lain, sering kali juga
mep[erhatikan masalah kebribadian, namun kalau ilmuseperti itu
memperhatikan kepribadian, maka hal itu lebih memperdalam dan memahami
adat-istiadat dan sistem social dari suatu masyarakat.
2. Kepribadiaan Umum
Pengarang etnografi abad ke-19 hingga tahu 1930-an sering
mencantumkan dalam karangan etnografi mereka suatu deskripsi tentang
watak atau kepribadian umum dari para warga kebudayaan yang menjadi
topic etnografi mereka. Seorang ahli antropologi dari zaman itu
mengumpulkan data atau bahan tentang kebudayaan Bali miaalnya, dan
dalam bergaul dengan orang Bali ia mempunyai pengalaman yang
menyenangkan, maka biasanya kepribadian orang Bali dideskripsikan dalam
bukunya sebagai yang memiliki sikap ramah, setia,jujur, gembira, dan
sebagainya.
Ketika metodologi penelitian di lapangan dalam ilmu antropologi
berkembang dan dipertajam sejak abad 20, maka timbul pula keperluan untuk
memperbaiki cara-cara mendeskripsikan kepribadian umum warga suatu
kebudayaan yang tidak bersikap ilmiah dalam buku etnolografi kuno, dengan
metode yang lebih eksa. Sekitar tahun 1930-an ada seorang ahli antropologi,
yaitu R. Linton, yang mengembangkan suatu penelitian mengenai kepribadian
umum. Para ahli psikologi mencari hubungan untuk mempertajam
pengertiannya mengenai konsep psikolo0gi yang kepribadian umum, dan
bersama-sama mereka mencari suatu metode eksak untuk mengukurnya.
Perhatian terhadap proyek Linton adalah A.Kardiner, usaha bersama yang
pertama antara dua sarjana adalah suatu penelitian terhadap penduduk
kepulauwan Marquesas , di bagian timur Polinesia , dan suku bangsa Tanala
di bagian timur pulau Madagaskar. Lington mencari bahan etnografinya ,
sedangkan Kardiner menerapkan metode-metode psikologi dan menganalisis
data psikologi . Hasilnya adalah sebuah buku berjudul the individual and His-
sosiecty (1938).
Dalam tiap kebudayaan cara pengasuhan anak di dasarkan pada adat dan
norma norma tertentu , maka beberapa unsur watak yang seragam akan
tampak menonjol pada banyak individu yang telah menjadi dewasa
itu.Berdasarkan konsep psikologi tersbebut ,para ahli antropologi berpendirian
bahwa dengan mempelajari adat istiadat pengasuhan anak yang has itu , daat
di duga ada nya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga
masyarakat.
Oleh ahli antropologi terkenal Mead, tidak hanya ada di suku suku bangsa di
daerah Melanesia , (Khususnya Papua Nugini) teteapi juga di bali.Penelitian
penelitian tersebut di muat dalam buku bukunya yang berjudul Growing Up In
New Guinea (1930),dan Children And Ritual In Bali(1955).Bersama
G.Bateson ia menulis buku berjudul Balinese character. A phothograpic
Analisis (1942).
Tokoh antropologi seperti R.Benedic, R. Lington, dan M.Mead, kemudian di
tiru dan di kembangkan lebih lanjut oleh banyak ahli antropologi yang terkenal
dengan nama penelitian kepribadian dan kebudayaan atau personality dan
culture.
3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur
Perbedaaan antara kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan
Barat , dan kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan . pembicaraan
seperti itu pada mulanya tercantum dalam tulisan para sarjana sejarah
kebudayaan , para pengarang karya sastra dan penyair Eropa Barat , ketika
mereka menyinggung pandangan hidup manusia yang hidup dalam
kebudayaan Asia , seperti kebudayaan Islam,Hindu,Budha , dan China yang
lokasi geograpisnya di sebelah timur Eropa.
Kebudayaan lain di asia seperti kebudayaan parsi,kebudayaan thai,
kebudayaan jepang , atau kebudayaan Indonesia ,maka pandangan hidup
dan kepribadian manusia yang hidup di dalam kebudayaan tersebut di
namakan kepribadian timur. Semua kebudayaan bukan Eropa Barat di sebut
pandangan hidup dan kepribadian timur.Dengan demikian timbul 2 konsep
yang kontras , ya itu kepribadian timur dan kepribadian barat .
Dalam rangka pemakaian konsep yang kontras itu, ada berbagai
macam pandangan di antara para cendekiawan indonesia , yang sering
bersifat kabur.Mereka yang suka mediskusikan kontras antara 2 konsep
tersebut biasanya menyangka bahwa kepribadian timur mempunyai
pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian , mistik, pikrian
prelogis, keramatamahan , dan kehidupan sosial.
Adapun kontras mengenai gotong royong dan individualisme sebagai 2
sifat untuk membedakan kebudayaan asia dan kebudayaan amerika rupa
rupanya memang ada benarnya . Dalam kebudayaan asia pada umumnya,
dan kebudayaan kebudayaan di indonesia pada khususnya , sifat
individualismenhya memang kecil sekali. Indivudalisme sangat menonjol
dalam kebudayaan barat, walaupun salah juga menagatakan bahwa di sana
tidak ada gotong royong. Dalam kebudayaan barat gotong royong juga ada ,
terutama dalam lingkungan masyarakat di luar kota besar .
Kontras kolektivisme – individualisme – barat merupakan kontras
mengenai orientasi nilai kebudayaan kebudayaan manusia . dapat di kaitkan
dengan konsep tentang kerpibadia timur barat yang pernah di kembangkan
sarjana amerika ke turunan china , francis L.K. Hsu. ia mengkombinasikan
dirinya suatu ke ahlian dalam ilmu antropologi , ilmu psokologi, ilmu filsafat
dan ilmu kesusasteran china klasik. Sebuah karanganya berjudul psikological
homeo stasis and jane, yang di muat dalam majalah amerikan antropologis
jilid 73, tahun 1971 (hlm. 23-44), Hsub menyatakan pendapatnya bahwa ilmu
psikologi yang dikembangkan dalam masyarakat Negara Eropa Barat, dimana
konsep individu memang mengambil tempat yang sangat penting, biasanya
menganalisis jiwa manusia terlampau menekan pada pembatasan konsep
individu sebagai suatu kesatuan analisis sendiri.
Dengan demikian, untuk menghindari pendekatan tentang jiwa
manusia, hanya sebagai objek yang terkandung dalam batas individu yang
terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa jiwa
manusia sebagai makhluk social budaya mengandung delapan daerah yang
berwujud seolah-olah seperti lingkaran kensektrikal sekitar pribadinya.
Individu yang para ahli psikologi disebut “tidak sadar” dan “subsadar”.
Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu, dan
terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak sehingga tidak di
sadari oleh individu yang bersangkutan. Daerah pedalaman dari jiwa manusia
sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh para ahli psikoanalis sepertin
Sigmund Freud dan pengikut-pengikutnyta.
Disebabkan karena ada kemungkinan bahwa (1). Ia takut salah dan
takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya karena ia mempunyai maksud
jahat, (2). Ia sungkan mengatakannya karena belum yakin bahwa ia akan
mendapat responds yang baik dari sesamanya, aku takut walau mendapat
responds, sebenarnya respond itu tidak diberikan dengan hati yang ikhlas,
kareana ia takut ditolak mentah-mentah, (3). Ia malu karena takut
ditertawakan atau karena ada rasa bersalah, (4). Ia tidak dapat menemukan
kata-kata yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan kepada
sesamanya.
Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” (intimate society) mengandung
konsepsi tentang orang, binatang, atau individu yang diajak bergaul secara
mesra dan karib, yang dapat dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat
mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar
oleh kesedihan serta masalah hidup yang menyulitkan.
Menurut Francis Hsu, manusia memerlukan suatu daerah jiwa
tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat
fundamental dalam hidupnya. Hubungan berdasarkan cinta dan kemesraan
juga rasa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan
fundamental dalam hidup manusia. Manusia yang tidak mempunyai yang
tidak mempunyai segalanya itu akan menjadi manusia yang menderita,
karena ia kehilangan mutu hidup, kehilangan arti untuk hidup, karena
kehilangan landasan dari rasa keamanan murni dalam hidupnya.
Berdasarkan konsepsi terurai diatas, maka Hsu mengusulkan untuk
mengambangkan suatu konsep kepribadian yang lain sebagai tambahan
konsep personality yang telah lama dikembangkan para ahli psikologi Barat
itu. Lingkungan masyarakat yang disebutnya masyarakat Timur itu, yaitu
masyarakat cina khususnya, masyarkat bangsa-bangsa Asia pada umumnya
menurtut pendirian saya sendiri.
Landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut Hsu adalah
konsep jen dalam kebudayaan cina. Jen adalah “manusia yang erjiwa selaras,
manusia yang berkepribadian”. Dengan demikian usul Hsu adlah menyatakan
agar para ahli psikologi tidak hanya memakai konsep Barat mengenai
kepribadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan
berbakti. Demikian jnuga dalam banyaknya masyarakat lain di dunia yang
berdasarkan prisnsip keturunan matrilineal.
Dalam masyarakat bangsa Eropa “masyarakat karib” dari setiap
individu pada mulanya juga akan terdiri dari orang tua serta saudara
sekandungnya, apabila seorang individu udah merasa dirinya dewasa ia akan
memisahkan diri dari “masyarakat intimnya”., dan akan mencari orientasi dan
jalan hidupnya sendiri.
Demikian menurut Hsu. Sumber dan sikap kegigihan manusia Barat
terhadap hidup itu tidak lain adalah tidak hanya sekelompok manusia yang
secara otomatis dianggap sebagai “lingkungan karib”. Manusia Timur,
menurut Hsu, dan menurut hemat penulis juga tidak memiliki sikap hidup yang
gigih seperti itu karena salah satu kebutuhan yang pokok. Sikap hidup yang
gigih tidak menjadi kebiasannya, dan ia hidup mengambang dengan selaras,
puasa dan bahagia dengan apa yang dimiliki, menikmati hidup disekitarnya.
Keterangan psikologi dari Hsu, mencoba melihat perbedaan antara
manusia yang hidup di dalam lingkungan kebudayaan Timur dan manusia
yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Barat, mencoba menyelami
sumber inti perbedaan.

More Related Content

What's hot

Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
warjoyo susilo
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
Kirenius Wadu
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
BagasBlogger
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
FitriAmaliyah
 
PUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10KepribadianPUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10Kepribadian
mfrids
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologi
Nasria Ika
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
easyipha
 

What's hot (20)

Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologiCabang, pendekatan, metode  dan kontribusi psikologi
Cabang, pendekatan, metode dan kontribusi psikologi
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsdMateri Psikologi Semester 1 pgsd
Materi Psikologi Semester 1 pgsd
 
pengantar psikologi
pengantar psikologipengantar psikologi
pengantar psikologi
 
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUMPENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
PENGANTAR PSIKOLOGI UMUM
 
PUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10KepribadianPUM1 - 10Kepribadian
PUM1 - 10Kepribadian
 
Makalah ppl 2
Makalah ppl 2Makalah ppl 2
Makalah ppl 2
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - PengantarPsikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
 
Aimi afiqah _ norshahira
Aimi afiqah _ norshahiraAimi afiqah _ norshahira
Aimi afiqah _ norshahira
 
Rangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologiRangkuman fenomenologi
Rangkuman fenomenologi
 
Pengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadianPengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadian
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 

Similar to Makalah penghantar ilmu antropologi 2

Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Warnet Raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Septian Muna Barakati
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
IIKCASIKIN
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)
Arip Doank
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
elmakrufi
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Makalah penghantar ilmu antropologi 2 (20)

Makalah sekolah
Makalah sekolahMakalah sekolah
Makalah sekolah
 
Makalah sekolah
Makalah sekolahMakalah sekolah
Makalah sekolah
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan   .pdfBuku Psikologi Belajar pendidikan   .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Kepribadian2
Kepribadian2Kepribadian2
Kepribadian2
 
Tugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi PendidikanTugas Psikologi Pendidikan
Tugas Psikologi Pendidikan
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)Pengertian psikologi (2)
Pengertian psikologi (2)
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
 
Bab 3 Kepribadian
Bab 3 KepribadianBab 3 Kepribadian
Bab 3 Kepribadian
 
Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1Makalah psikologi umu1
Makalah psikologi umu1
 
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docxMAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
 

Makalah penghantar ilmu antropologi 2

  • 1. MAKALAH PENGHANTAR ILMU ANTROPOLOGI KEPRIBADIAN Dosen Pembimbing : Dr. Poppy Setiawati DI SUSUN OLEH : RIFDA ADVIANA RENI APRIANI MUHAMMAD RIZALDI FAJAR NUR CAHYA KRISTIAN FAJAR ZAI UNIVERSITAS JAYABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Penghantar Ilmu Antropologi mengenai kepribadian. Makalah ini telah kami selesaikan dengan semaksimal mungkin. Dan saya berterima kasih kepada kelompok saya atas kerjasamanya. Sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu, kami menyadari atas kekurangan makalah kami. Dan makalah kami juga masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimatnya maupun Bahasanya . dengan ini kami menerima segala masukan dan keritikan yang sifatnya membangun sehingga dengan ini kami bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Jakarta, 6 Oktober 2017 Penyususn
  • 4. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalahmahklukyang kompleks,kekompleksitasan manusiaitutiadataranyadi mukabumi ini . manusialebihrumitdari mahlukapapunyangbisadi jumpai danjauhlebihrumit dari mesinapapunyangpernahdi buat,manusiajugasulitdipahami karena keunikannya.dengan keunikannyaitumanusiamenjadimahlukyangmuliadi antaramahluklainnyadi mukabumi ini,juga dengansesamanya.Tetapi bagaimanasulitnyaatauapapunhambatannya,manusiatidakpernah berhenti berusahamenemukanjawabanyangdi carinyaitu. Dan barang kali sudahmenjadi sifat manusiajugauntukmencari tau dan tidakpernahpuasdenganpengetahuan-pengetahuanyangdi perolehnya,termasukpengetahuannyatentangpengetahuannyasendiridansesamanyasekian banyakupaya yangtelahdiarahkanuntukmemahami manusia.Tetapi tidaksemuaupayatersebut berhasil.Namunupayauntukmemahami manusiatetapmemiliki arti pentingdantetapharusdi laksanakan.bisadikatakanbahwakualitashidupmanusiatergantungkepadapeningkatan pemahamankitatentangmanusia.Danpsikologi,baiksecaraterpisahamupunsama-samadengan ilmulain,sangatberperansecaramendalamdalampenangananmasalahkemanusianini.
  • 5. a. Definisi kepribadian Para ahli biologi yang sudah mempelajari suatu deskripsi mengenai sistem suatu jenis atau species, biasanya juga mempelajari kelakuan binatang-binatang. Deskripsi mengenai pola-pola kelakuan binatang itu ( seperti mencari makan, menghindari ancaman, menyerang musuh, beristirahat, mencari betina pada saat birahi, bersetubuh, mencari tempat untuk melahirkan, dan memelihara dan melindungi keturunannya) berlaku untuk seluruh species yang menjadi objek perhatiannya. Beda dengan manusiua yang mempelajari secara insentif dengan detail oleh para ahli biologi, anatogi fisiologi, patologi, dan para dokter, tetapi belum banyak diketahui pola-pola kelakuannya. Pola-pola kelakuan berlaku untuk seluruh jenis homo sapiens hamper tidak ada, bahkan untuk semua individu manusia yang termasuk satu ras pun, seperti ras Mongoid, ras Kaukasoid, ras Negroid, atau ras Australoid, tidak ada satupun pola kelakuan yang sergam. Penyebabnya karena kelakuan manusia homo sapiens yang tidak hanya timbul dan ditentukan oleh sistem organis dan biologi, tetapi sangat dipengaruhi oleh akal dan jiwanya, dengan demikian variasi pola kelakuan antara seorang individu homo sapiens denan individu homo sapiens lainnya. Pola kelakuan tiap manusia secara individual sebenarnya unik dan berbeda. Karena itu para ahli antropologi, sosiologi, dan psikologi yang mempelajari pola-pola kelakuan atau patterns of bebavior dari manusia, tetapi mengenai pola-pola tingkah laku, atau pola-pola tindakan (patterns of action). Apabila seorang ahli antropologi, sosiologi, atau psikologi berbicara mengenai “pola kelakuan manusia”, yang dimaksud adalah kelakuan dalam arti yang sangat khusus, yaitu kelakuan organisme manusia yang ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakuan manusia yang tidak lagi dipengaruhi oleh akal dan jiwanya. Susunan unsur akal dan jiwa mentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu disebut “kepribadian” atau personality. Definisi kepribadian masih sangat kasar sifatnya, dan tidak berbeda dengan arti yang diberikan pada konsep didalam Bahasa sehari-hari. Dalam Bahasa populer, istilah “kepribadian” berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten. Hal itu memberikan suatu identitas sebagai individu
  • 6. yang khusus. Sedangkan dalam Bahasa sendiri-sendiri juga sering kita anggap bahwa seseorang itu memiliki kepribadian, yang biasa kita maksud ialah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten dan kosnsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki oidentitas khusus yang berbeda dari individu lainnya. Sudah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi yang merupakan tugas mereka, namun tidak ada defisi yang tajam dan seragam diantara ahli psikologi yang berasal dari berbagai aliran khusus dalam ilmu psikologi. Konsep kepribadian itu adalah suatu konsep yang demikian luas sehingga merupakan suatu konstruksi yang tidak mungkin dirumuskan dalam satu definisi yang tajam tetapi mencakup keseluruhan. Karena itu, bagi kita yang belajar antropologi, cukuplah kiranya untuk sementara kita gunakan dulu definisi yang masih kasar itu. Sedangkan penggunaan definisi-definisi yang lebih tajam untuk analis yang lebih dikhususkan dan lebih mendalam, kita serahkan pada para ahli psikologi.
  • 7. B. Unsur-unsur Kepribadian 1. Pengetahuan dalam lingkungan hidup manusia ada bermacam-macam hal yang dialami melalui penerimaan pancaindranya dan alat penerima atau reseptor organ lain, misalnya sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin), yang masuk ke dalam sel-sel tertentu dibagian tertentu diotak. Disana berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan psiokologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam-macam getaran dan tekanan diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau di proyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan. Seluruh proses akal manusia yang sadar (conscious), dalam ilmu psikologi disebut “persepsi”. Penggabambaran tentang lingkungan tersebut berbeda dengan misalnya sebuah gambar yang secara lengkap memuat semua film melalui lensa kamera. Penggambaran oleh akal manusia hanya mengandung bagian- bagian khusus yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang pada yang mendapat perhatian dari akal pada bagian khusus. Apabila individu tadi menutup matanya, maka akan terbayang dalam kesadarannya yang berfokus dari lingkungan yang baru dilihatnya. Penggambaran tentang lingkungan engan focus pada bagia-bagian yang menarik perhatian seseorang individu, seing juga diolah oleh suatu proses dalam akalnya yang menghubungkan penggambaran tadi dengan
  • 8. berbagai penggabambaran dengan jenis lain yang pernah diterima dan di proyeksikan oleh akal dalam masa lalu, kemudian timbul kembali sebagai kenangan atau penggambaran dalam kesadarannya. Dengan demikian diperoleh suatu penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian tentang keadaan lingkungan. Penggambaran baru dengan pengertian baru, dalam psikologi disebut “apresiasi”. Adakalanya suatu persepsi, setelah diproyeksikan akan kembali oleh suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan yang mengandung bbagian-bagian yang menyebabkan individu itu tertarik, akan lebih instensif memusatkan akalnya terhadap bagian yang khusus. Penggambaran yang lebih insentif terfokus (terjadi karena pemusatan akal yang lebih insentif), dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan”. Seorang individu dapat membandingkan bagian dari suatu penggambaran dengan bagian berbagai penggambaran yang sejenis, secara asas-asas tertentu. Proses akal individu mempunyai kemampuan untuk membentuk penggambaran baru yang abstrak, dalam kenyataan tidak serupa dengan salah satu dari berbagai macam penggambaran yang menjadi bahan konkret. Dengan demikian manusi dapat membuat penggambaran tentang tempat tertentu. Bahkan ada juga yang menghubungkan penggambaran lain, menjadi penggambaran yang baru, sebenarnya tdk ada dalam kenyataan penggambaran yang baru sering kali tidak terealistis dalam ilmu psikologi. Selain itu juga manusia juga tidak akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan dapat mengkrasikan karya-karya kesenian. Seluruh penggambaran, persepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur “pengetahuan” atau bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang dtimbun oleh seorang individu selama hidupnya, bebrbagai macam sebab yang banyakn dipelajari oleh ilmu psikologi .perlu diperhatikan bahwa unsur pengetahuan sebenarnya tidak hilang , tetapi hanya terdesak
  • 9. masuk ke dalam bagian jiwa manusia yang di dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah sadar”. Walaupun terdesak ke dalam alam bawah sadar, kadang bagian-bagian pengetahuan itu muncul lagi di alam bawah sadar dari jiwa individu tersebut. Pengetahuan seorang individu karena berbagai alasan terdesak atau dengan tidak sengaja didesak, kedalam bagian dari jiwa manusia yang lebih dalam lagi, yaitu bagian yang di dalam ilmu psikologi di sebut “tidak sadar” (sunconscious). Proses psikologi terjadi di dalam alam bawah sadar dan tidak sadar, yang di pelajari oleh bagian ilmu psikologi yang disebut ilmu psikoanalisis. Ilmu tersebut di kembangkan oleh seorang ahli psikologi dari jerman yang terkenal, yaitu Sigmund Freud.
  • 10. 2. Perasaan Selain pengetahuan, alam bawah sadar manusia mengandung berbagai macam “perasaan”. Penggambaran dihubungkan oleh akal kita dengan penggambaran lainnya yang timbul sebagai kenangan dalam kesadaran, dan menjadi suatu apresiasi tentang diri sendiri. Sebaliknya kita juga dapat menggambarkan adanya seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk dan lain lain. Dapat menimbulkan persepsi dalam kesadaran perasaan negatif, karena dalam kesadaran terkenang bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa lalu. Selain segala macam pengetahuan tentang “perasaan” juga alam kesadaran manusia di hidupnya, kita juga dapat memperhatikan contoh tadi dengan seksama maka, perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia karena pengaruh pengetahahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif. Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian diri, biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Seandainya kita sedang naik sepeda pulang dari pekerjaan dan kebetulan melihat seorang pedagang kaki lima dipinggir jalan dengan sebuah gerobak dorong penuh dengan botol Fanta, Coca-cola, sprite, maka kita secara tidak langsung berhenti untuk membeli sebotol coca-cola dingin.
  • 11. 3. Dorongan Naluri menurut para ahli psikologi mengandung berbagai perasaan yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuan, tetapi karena sudahv terkandung dalam organnya, dan khusus dalam gen sebagai nalurinya. Menurut ahli psikologi disebut dengan “dorongan”. Perbedaan paham diantara para ahli psikologi mengenai macam dan jumlah dorongan naluri pada diri manusia, mereka sependapat bahwa ada 7 macam dorongan naluri, yaitu : a. Dorongan untuk mempertahankan hidup merupakan suatu kekuatan biologis yang ada pada semua makhluk hidup di dunia dan menyebabkan semua makhluk mampu mempertahankan hidupnya. b. Dorongan seks dorongan ini timbul pada setiap individuyang normal tanpa terkena pengaruh pengetahuan. Dorongan ini juga mempunyai landasan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan. c. Dorongan mencari makan. d. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia merupakan landasan biologis dari kehidupan bermasyarakat sebagai makhluk social. e. Dorongan untuk meniru tingkah laku antar sesama. f. Dorongan untuk berbakti. Merupakan suatu landasan biologis untuk mengembangkan rasa altruisme, rasa simpati, dan rasa cinta. g. Dorongan akan keindahan.
  • 12. C. Materi dari Unsur-unsur Kepribadian Kepribadian seseorang terbentuk oleh pengetahuan yaitu persepsi, penggambaran, apresiasi, pengamatan, konsep, dan fantasi mengenai bermacam hal yang ada didalam lingkungannya. Selain pengetahuan, kepribadian seseorang terbentuk oleh berbagai perasaan, emosi, dan keinginan tentang bermacam hal yang ada didalam lingkungannya. Seorang ahli etnopsikologi bernama A.F.C. Wallance, pernah membuat suatu kerangka tentang seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian manusia secara sistematis. Kerangka itu memuat tiga hal yaitu : 1. Beragam kebutuhan biologis diri sendiri, beragam kebutuhan dan dorongan psikologis, dan beragam kebutuhan, dorongan biologis maupun psikologis sesama manusia. 2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas sendiri, baik aspek fisik maupun psikologis, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran mengenai macam-macam kategori manusia, binatang,tumbuhan, benda, zat, kuatan dan gejala alam. 3. Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkanm atau menggunakan beragam kebutuhan dari hal tersebut, sehingga tercapai keadaan dalam kesadaran individu yang bersangkutan.
  • 13. D. Macam-macam Kepribadian Mempelajari materi setiap unsur kepribadian baik berupa pengetahuan maupun berupa perasaan, sasran kehendak, keinginan, dan emosi seseorang adalah tugas ilmu psikologi. Perhatikan satu macam materi yang menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu suatu kebiasaan dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadiaan, seta segala macam tingkah laku berpola dari indivu bersangkutan. Ilmu antropologi, dan juga ilmu social lainnya seperti sosiologi, ilmu polotik dan lain-lain, tidak mempelajari individu. Ilmu yang mempelajari seluruh pengethuan, gagasan, dan konsep yang secara umum hidup dalam masyarakat, artinya pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh sebagian besar warga yang biasanya disebut “adat istiadat”. Yaitu tingkah laku yang menjadi p[ola sebagian besar warga suatu masyarakat yang diatur oleh adat-istiadat. Materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu itu berbeda dengan individu lain, karena sifat dan intensitas antara berbagai macam bentuk pengetahuan dan perasaan pada seorang individu itu berbeda dengan individu lain, maka tiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda. Ilmu antropologi dan ilmu social lain, sering kali juga mep[erhatikan masalah kebribadian, namun kalau ilmuseperti itu memperhatikan kepribadian, maka hal itu lebih memperdalam dan memahami adat-istiadat dan sistem social dari suatu masyarakat.
  • 14. 2. Kepribadiaan Umum Pengarang etnografi abad ke-19 hingga tahu 1930-an sering mencantumkan dalam karangan etnografi mereka suatu deskripsi tentang watak atau kepribadian umum dari para warga kebudayaan yang menjadi topic etnografi mereka. Seorang ahli antropologi dari zaman itu mengumpulkan data atau bahan tentang kebudayaan Bali miaalnya, dan dalam bergaul dengan orang Bali ia mempunyai pengalaman yang menyenangkan, maka biasanya kepribadian orang Bali dideskripsikan dalam bukunya sebagai yang memiliki sikap ramah, setia,jujur, gembira, dan sebagainya. Ketika metodologi penelitian di lapangan dalam ilmu antropologi berkembang dan dipertajam sejak abad 20, maka timbul pula keperluan untuk memperbaiki cara-cara mendeskripsikan kepribadian umum warga suatu kebudayaan yang tidak bersikap ilmiah dalam buku etnolografi kuno, dengan metode yang lebih eksa. Sekitar tahun 1930-an ada seorang ahli antropologi, yaitu R. Linton, yang mengembangkan suatu penelitian mengenai kepribadian umum. Para ahli psikologi mencari hubungan untuk mempertajam pengertiannya mengenai konsep psikolo0gi yang kepribadian umum, dan bersama-sama mereka mencari suatu metode eksak untuk mengukurnya. Perhatian terhadap proyek Linton adalah A.Kardiner, usaha bersama yang pertama antara dua sarjana adalah suatu penelitian terhadap penduduk kepulauwan Marquesas , di bagian timur Polinesia , dan suku bangsa Tanala di bagian timur pulau Madagaskar. Lington mencari bahan etnografinya , sedangkan Kardiner menerapkan metode-metode psikologi dan menganalisis data psikologi . Hasilnya adalah sebuah buku berjudul the individual and His- sosiecty (1938). Dalam tiap kebudayaan cara pengasuhan anak di dasarkan pada adat dan norma norma tertentu , maka beberapa unsur watak yang seragam akan tampak menonjol pada banyak individu yang telah menjadi dewasa itu.Berdasarkan konsep psikologi tersbebut ,para ahli antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari adat istiadat pengasuhan anak yang has itu , daat di duga ada nya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga masyarakat.
  • 15. Oleh ahli antropologi terkenal Mead, tidak hanya ada di suku suku bangsa di daerah Melanesia , (Khususnya Papua Nugini) teteapi juga di bali.Penelitian penelitian tersebut di muat dalam buku bukunya yang berjudul Growing Up In New Guinea (1930),dan Children And Ritual In Bali(1955).Bersama G.Bateson ia menulis buku berjudul Balinese character. A phothograpic Analisis (1942). Tokoh antropologi seperti R.Benedic, R. Lington, dan M.Mead, kemudian di tiru dan di kembangkan lebih lanjut oleh banyak ahli antropologi yang terkenal dengan nama penelitian kepribadian dan kebudayaan atau personality dan culture.
  • 16. 3. Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur Perbedaaan antara kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan Barat , dan kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan . pembicaraan seperti itu pada mulanya tercantum dalam tulisan para sarjana sejarah kebudayaan , para pengarang karya sastra dan penyair Eropa Barat , ketika mereka menyinggung pandangan hidup manusia yang hidup dalam kebudayaan Asia , seperti kebudayaan Islam,Hindu,Budha , dan China yang lokasi geograpisnya di sebelah timur Eropa. Kebudayaan lain di asia seperti kebudayaan parsi,kebudayaan thai, kebudayaan jepang , atau kebudayaan Indonesia ,maka pandangan hidup dan kepribadian manusia yang hidup di dalam kebudayaan tersebut di namakan kepribadian timur. Semua kebudayaan bukan Eropa Barat di sebut pandangan hidup dan kepribadian timur.Dengan demikian timbul 2 konsep yang kontras , ya itu kepribadian timur dan kepribadian barat . Dalam rangka pemakaian konsep yang kontras itu, ada berbagai macam pandangan di antara para cendekiawan indonesia , yang sering bersifat kabur.Mereka yang suka mediskusikan kontras antara 2 konsep tersebut biasanya menyangka bahwa kepribadian timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian , mistik, pikrian prelogis, keramatamahan , dan kehidupan sosial. Adapun kontras mengenai gotong royong dan individualisme sebagai 2 sifat untuk membedakan kebudayaan asia dan kebudayaan amerika rupa rupanya memang ada benarnya . Dalam kebudayaan asia pada umumnya, dan kebudayaan kebudayaan di indonesia pada khususnya , sifat individualismenhya memang kecil sekali. Indivudalisme sangat menonjol dalam kebudayaan barat, walaupun salah juga menagatakan bahwa di sana tidak ada gotong royong. Dalam kebudayaan barat gotong royong juga ada , terutama dalam lingkungan masyarakat di luar kota besar . Kontras kolektivisme – individualisme – barat merupakan kontras mengenai orientasi nilai kebudayaan kebudayaan manusia . dapat di kaitkan dengan konsep tentang kerpibadia timur barat yang pernah di kembangkan sarjana amerika ke turunan china , francis L.K. Hsu. ia mengkombinasikan dirinya suatu ke ahlian dalam ilmu antropologi , ilmu psokologi, ilmu filsafat dan ilmu kesusasteran china klasik. Sebuah karanganya berjudul psikological homeo stasis and jane, yang di muat dalam majalah amerikan antropologis jilid 73, tahun 1971 (hlm. 23-44), Hsub menyatakan pendapatnya bahwa ilmu psikologi yang dikembangkan dalam masyarakat Negara Eropa Barat, dimana
  • 17. konsep individu memang mengambil tempat yang sangat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia terlampau menekan pada pembatasan konsep individu sebagai suatu kesatuan analisis sendiri. Dengan demikian, untuk menghindari pendekatan tentang jiwa manusia, hanya sebagai objek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi bahwa jiwa manusia sebagai makhluk social budaya mengandung delapan daerah yang berwujud seolah-olah seperti lingkaran kensektrikal sekitar pribadinya. Individu yang para ahli psikologi disebut “tidak sadar” dan “subsadar”. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu, dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak sehingga tidak di sadari oleh individu yang bersangkutan. Daerah pedalaman dari jiwa manusia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh para ahli psikoanalis sepertin Sigmund Freud dan pengikut-pengikutnyta. Disebabkan karena ada kemungkinan bahwa (1). Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya karena ia mempunyai maksud jahat, (2). Ia sungkan mengatakannya karena belum yakin bahwa ia akan mendapat responds yang baik dari sesamanya, aku takut walau mendapat responds, sebenarnya respond itu tidak diberikan dengan hati yang ikhlas, kareana ia takut ditolak mentah-mentah, (3). Ia malu karena takut ditertawakan atau karena ada rasa bersalah, (4). Ia tidak dapat menemukan kata-kata yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan kepada sesamanya. Hsu disebut “lingkaran hubungan karib” (intimate society) mengandung konsepsi tentang orang, binatang, atau individu yang diajak bergaul secara mesra dan karib, yang dapat dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan serta masalah hidup yang menyulitkan. Menurut Francis Hsu, manusia memerlukan suatu daerah jiwa tambahan untuk memuaskan suatu kebutuhan rohaniah yang bersifat fundamental dalam hidupnya. Hubungan berdasarkan cinta dan kemesraan juga rasa berbakti secara penuh dan mutlak, merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia. Manusia yang tidak mempunyai yang tidak mempunyai segalanya itu akan menjadi manusia yang menderita, karena ia kehilangan mutu hidup, kehilangan arti untuk hidup, karena kehilangan landasan dari rasa keamanan murni dalam hidupnya.
  • 18. Berdasarkan konsepsi terurai diatas, maka Hsu mengusulkan untuk mengambangkan suatu konsep kepribadian yang lain sebagai tambahan konsep personality yang telah lama dikembangkan para ahli psikologi Barat itu. Lingkungan masyarakat yang disebutnya masyarakat Timur itu, yaitu masyarakat cina khususnya, masyarkat bangsa-bangsa Asia pada umumnya menurtut pendirian saya sendiri. Landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut Hsu adalah konsep jen dalam kebudayaan cina. Jen adalah “manusia yang erjiwa selaras, manusia yang berkepribadian”. Dengan demikian usul Hsu adlah menyatakan agar para ahli psikologi tidak hanya memakai konsep Barat mengenai kepribadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan berbakti. Demikian jnuga dalam banyaknya masyarakat lain di dunia yang berdasarkan prisnsip keturunan matrilineal. Dalam masyarakat bangsa Eropa “masyarakat karib” dari setiap individu pada mulanya juga akan terdiri dari orang tua serta saudara sekandungnya, apabila seorang individu udah merasa dirinya dewasa ia akan memisahkan diri dari “masyarakat intimnya”., dan akan mencari orientasi dan jalan hidupnya sendiri. Demikian menurut Hsu. Sumber dan sikap kegigihan manusia Barat terhadap hidup itu tidak lain adalah tidak hanya sekelompok manusia yang secara otomatis dianggap sebagai “lingkungan karib”. Manusia Timur, menurut Hsu, dan menurut hemat penulis juga tidak memiliki sikap hidup yang gigih seperti itu karena salah satu kebutuhan yang pokok. Sikap hidup yang gigih tidak menjadi kebiasannya, dan ia hidup mengambang dengan selaras, puasa dan bahagia dengan apa yang dimiliki, menikmati hidup disekitarnya. Keterangan psikologi dari Hsu, mencoba melihat perbedaan antara manusia yang hidup di dalam lingkungan kebudayaan Timur dan manusia yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Barat, mencoba menyelami sumber inti perbedaan.