Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
ASUHAN ANAK THYPOID
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK R USIA SEKOLAH (12 TAHUN)
DENGAN POST OP REANASTONOSIS POD II A/I THYPOID PERFORASI
DI RUANG BEDAH ANAK GEDUNG KEMUNING LANTAI II
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan pada Akper Pemerintah Kabupaten Muna
DISUSUN OLEH :
IRMAWATI BUDIMAN
NIM: 13.13.1065
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
2. HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :
“Asuhan Keperawatan pada Klien Anak R Usia Sekolah (12 Tahun) dengan
Post Op Reanastonosis POD II a/i Thypoid Perforasi di Ruang Bedah Anak
Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung”.
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan dewan
penguji.
Raha, Juni 2016
Pembimbing
Yataba, S. Kep., Ns., M. Kes
NIP. 19760703199801006
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
Santhy, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
3. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. YATABA, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
2. MUSRIANI, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. MURSALIN, SKM., M. Kes (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akper PemkabMuna
Raha, Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
Santhy, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. YATABA, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
2. MUSRIANI, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. MURSALIN, SKM., M. Kes (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akper PemkabMuna
Raha, Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
Santhy, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada Tanggal Juni 2016
DEWAN PENGUJI
1. YATABA, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
2. MUSRIANI, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)
3. MURSALIN, SKM., M. Kes (......................)
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akper PemkabMuna
Raha, Juni 2016
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
Santhy, S.Kep., Ns., M. Kep
NIP. 19800212 200312 2 006
4. ABSTRAK
Latar belakang. Berdasarkan catatan medical record Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning
Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan Januari sampai dengan Desember 2015
penyakit thypoid perforasi menempati urutan keempat dengan jumlah penderita 39 orang
(10,98%) dari 10 jenis penyakit terbesar di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai I RSUP
dr.Hasan sadikin Bandung.
Tujuan. Penulis dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan asuhan keperawatan pada klien
Anak R dengan gangguan sistem pencernaan : Post Op Reanastonosis POD II a/i Thipoid
Perforasi secara langsung pada situasi nyata dan komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial
dan spritual.
Metode Telaahan. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini yaitu metode
deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan teknik
pengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil dan Pembahasan. Dari hasil asuhan keperawatan pada klien Anak R usia Sekolah (12
Tahun) diagnosa keperawatan yang ditemukan pada studi kasus adalah nyeri akut, resiko infeksi,
hambatan mobilitas fisik dan resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Setelah dirawat selama 3 hari semua diagnosa keperawatan dapat teratasi dengan baik.
Kesimpulan dan Rekomendasi, disimpulkan bahwa tidak semua masalah yang terdapat dalam
tinjauan teori baik secara medik maupun keperawatan didapatkan dalam tinjauan kasus. Hal ini
disebabka oleh respon klien yang berbeda-beda dan pengaruh pengobatan yang diberikan serta
berat ringannya masalah keperawatan dapat diatasi.
5. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Klien Anak R
Usia Sekolah (12 Tahun) dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Post Op
Reanastonosis POD II a/i Thypoid Perforasi di Ruang Bedah Anak Gedung
Kemuning Lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Adapum maksud dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Keperawatan pada Akper Pemkab Muna.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun material dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penilis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat
mendalam kepada:
1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan
waktu dan kesempatan kepada penulis untuk praktek di Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Direkrur Akper Pemkab Muna yang
telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada Akper Pemkab Muna.
3. Pina Oktapianti, AMK, selaku CI Lahan dan Penguji praktek di Ruang Fresia
Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
4. Bapak Yataba, S.kep, Ns, M. Kes, selaku penguji Institusi dan pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
memberikan petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga karya tulis ilmiah
ini terselesaikan.
6. 5. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan
dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
6. Anak R beserta keluarga yang telah bersedia menerima dan mau bekerja sama
dengan penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
7. Teristimewa kedua orang tuaku Bapak Budiman HS dan Ibu Wa Ode Laty
serta saudara-saudaraku yang tercinta dan seluruh keluarga yang tidak putus-
putusnya memberikan doa, motivasi, harapan dan dorongan baik moril
maupun materi selama mengikuti pendidikan.
8. Buat orang terspesial “Emat” yang telah mengisi hari-hariku dengan berbagai
suka dan duka selama proses pendidikan.
9. Rekan-rekan Angkatan XIII dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang turut memberikan bantuan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepda semua pihak
yang telah membantu penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya
Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin.
Raha, Juni 2016
Penulis
7. DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN …………........................................................................
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Ruang Lingkup Pembahasan ................................................................
C. Tujuan ...................……………………...............................................
D. Manfaat ................................................................................................
E. Metode Telaahan ..................................................................................
F. Waktu Pelaksanaan ..............................................................................
G. Tempat Pelaksanaan ...........................................................................
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................
1
3
4
5
6
7
7
7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar .......................................................................................
1. Defenisi............................................................................................
2. Anatomi Fisiologi sistem pencernaan..............................................
3. Etiologi ............................................................................................
4. Patofisiologi ....................................................................................
5. Tanda dan Gejala .............................................................................
6. Pemeriksaan Penunjang ………………………………..................
7. Penatalaksanaan.……………………………..................................
8. Komplikasi ………………………………………………..............
9
9
10
14
15
15
16
16
17
8. B. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan ........................………...........
1. Pengkajian ………………………..................................................
2. Diagnosa Keperawatan ………………………………………........
3. Perencanaan ..……………………………………………...............
4. Implementasi …………………………………………...................
5. Evaluasi …………………………………………..........................
18
18
27
28
36
37
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus ………………………….............................................
1. Pengkajian …………………………………………………...........
2. Diagnosa keperawatan …………………………………….............
3. Perencanaan...............................…………………………...............
4. Implementasi dan evaluasi ………………………………..............
5. Catatan perkembangan …………………………….......................
B. Pembahasan
1. Pengkajian …………………………………………......................
2. Diagnosa keperawatan ………………………….............................
3. Perencanaan …………………………………………....................
4. Implementasi …………………………………..............................
5. Evaluasi ……………………………..............................................
38
38
50
52
54
57
61
62
63
64
65
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
66
67
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Rekomendasi ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
9. DAFTAR TABEL
Hal
1.
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 1. Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Bedah Anak
Gedung Kemuning Lantai II....................................................................
Tabel 2. Identitas Saudara Kandung Anak R Usia Sekolah (12 Tahun)..
Tabel 3. Riwayat Imunisasi Anak R Usia Sekolah (12 Tahun)................
Tabel 4. pola Aktivitas sehari-hari...........................................................
Tabel 5. Analisa Data ............................................................................
Tabel 6. Rencana Keperawatan .............................................................
Tabel 7. Implementasi dan Evaluasi ......................................................
Tabel 8. Catatan Perkembangan ............................................................
3
9
39
41
43
48
52
54
57
10. DAFTAR GAMBAR
Hal
1.
2.
Gambar 1. Anatomi Sistem Pernapasan ……………………………...
Gambar 2. Genogram Generasi Ketiga..................................................
10
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanaan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan perlu
bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Agar tujuan dari pembangunan kesehatan dapat
terwujud, maka diperlukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat
dibidang kesehatan. Bimbingan dan peningkatan ilmu pengetahuan
masyarakat adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan agar masyarkat dapat lebih mengetahui tentang cara hidup sehat
(Syaifuddin, 2006).
Gangguan sistem pencernaan merupakan penyebab utama morbilitas
dan mortalitas. Gangguan pada sistem pencernaan lebih sering terjadi
dibandingkan dengan infeksi pada sistem organ lain dengan gejala-gejala
serta gangguan dimulai dari relatif ringan sampai dengan gangguan yang
relatif berat (Syaifuddin, 2006).
WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seeluruh dunia
mencapai 17 juta kasus demam thypoid. Data surveilans saat ini
memperkirakan di Indonesia ada 60.000 sampai 1,3 juta kasus demam
thypoid tiap tahunnya dengan lebih dari 20000 kematian. Rata-rata di
Indonesia, orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91%
terhadap kasus demam thypoid (WHO, 2012).
13. 2
Profil kesehatan tahun 2011 memperlihatkan bahwa gambaran 10
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit, prevalensi kasus
demam thypoid sebesar 5,13%. Penyakit ini termasuk dalam kategori
penyakit dengan Case Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67% (Profil
Kesehatan Indonesia, 2011).
Sesungguhnya telah banyak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang kesehatan namun bukan berarti masalah-masalah kesehatan dapat
teratasi secara tuntas semuanya, karena tetap muncul masalah baru dengan
berbagai komplikasi yang memerlukan kemampuan dan pola pendekatan
yang spesifik dari setiap masalah yang timbul. Salah satu kesehatan yang
timbul adalag gangguan sistem pencernaan thypodi perforasi yang
diakibatkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah timbilnya
masalah tersebut (Depkes RI, 2009).
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh bakteri salmonella thypi dan salmonella parathypi. Demam
thypoid biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala yang umum
yaitu gejala demam lebih dari satu minggu, penyakit demam thypoid bersifat
endemik dan merupakan salah satu penyakit menular tersebar hampir
disebagian besar negara berkembang termasuk Indonesia dan menjadi
masalah yang sangat penting (Depkes, 2006).
Data yang diperoleh penulis dari medical record RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung tentang jumlah penyakit yang dirawat di Ruang Bedah
Anak Gedung Kemuning Lantai II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
14. 3
Tabel 1. Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai
II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari sampai dengan
Dengan Desember 2015.
No Penyakit Jumlah Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Hisprung disease
Malformasi anorectal
Ileus obstruktif
Thypoid perforasi
Ca buli-buli
Hernia inguinalis
Atresia esofagus
Atresia ani
Hipospadia
Combutsio
94
84
43
39
35
24
21
7
6
4
26,33
23,52
12,0
10,98
9,80
6,73
5,88
1,96
1,68
1,12
Jumlah 1.503 100
Sumber : Medical Record Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai II RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Desember 2015.
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa penderita Thypoid Perforasi
menempati urutan keempat yaitu berjumlah 39 orang (10,98%) dari sepuluh
kasus terbesar pada sistem pencernaan di Ruang Bedah Anak Gedung
Kemuning Lantai II RSUD dr. Hasan Sadikin Bandung. Data tersebut
menggambarkan bahwa Thypoid perforasi merupakan masalah yang harus
ditangani dan memerlukan perawatan yang intensif.
Melihat keadaan tersebut dan pengaruh yang ditimbulkan, maka penulis
tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan dan menuangkan dalam
bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien
Anak. R Usia Sekolah (12 tahun) dengan Post Op Reanastonosis POD II a/i
Thypoid Perforasi di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai II
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang
lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak.
15. 4
R Usia Sekolah (12 tahun) dengan Post Op Reanastonosis POD II a/i Thypoid
Perforassi di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Penulis memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien Post Operasi Reanastonosis POD II a/i
Thypoid Perforasi secara komperhensif meliputi aspek bio, psiko, sosial
dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien
dengan Post Op Reanastonosis POD II a/i Thypoid Perforasi.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas keperawatan pada klien dengan Post Op Reanastonosis
POD II a/i Thypoid perforasi.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan
prioritas masalah pada klien dengan Post Op Reanastonosis POD II
a/i Thypoid perforasi.
d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Post Op
Reanastonosis POD II a/i Thypoid perforasi.
16. 5
e. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada klien dengan Post Op Reanastonosis POD II a/i
Thypoid perforasi.
f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada klien dengan Post Op Reanastonosis POD II a/i
Thypoid perforasi.
D. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di
rumah sakit dalam langkah-langkah mengambil kebijakan dalam rangka
meningkatkan pelayanan keperawatan pada Klien Anak dengan Post Op
Reanastonosis POD II a/i Thypoid perforasi.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan Ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
3. Terhadap Profesi Keperawatan
Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya
asuhan keperawatan pada Klien Anak dengan Post Op Reanastonosis
POD II a/i Thypoid Perforasi.
4. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma
III Keperawatan. Dan yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan
17. 6
evaluasi tentang penetapan konsep keperawatan yang didapatkan selama
pendidikan kedalam praktek keperawatan secara nyata.
E. Metode Telaahan
Dalam penyusunan Karya Tulis ini penulis menggunakan metode
analitik deskriptif, dengan bentuk studi kasus, dimana disusun berupa laporan
penerapan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Wawancara
Merupakan pengumpulan data dengan menanyakan secara langsung dan
terarah kepada klien, keluarga daan tim kesehatan.
2. Observasi
Merupakan pengumpulan data dengan melihat secara langsung melalui
pengamatan perilaku dan keadaan klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Merupakan data dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan
data dari masalah kesehatan klien, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
4. Studi Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data dengan melihat status, catatan
keperawatan serta catatan kesehatan lainnya untuk dijadikan salah satu
dasar dalam melakukan asuhan keperawatan.
18. 7
5. Studi Kepustakaan
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
materi yang berhubungan dengan apendiksitis akut melalui membaca dan
menganalisa beberapa literatur seperti yang tercantum dalam daftar
pustaka.
F. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 15 Februari sampai
dengan tanggal 17 Februari 2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini penulis laksanakan di Ruang Bedah Anak Gedung
Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telaahan
Untuk memahami apa yang dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini, maka
penulis menguraikan dalam beberapa Bab dan Sub Bab sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan Latar Belakang, Ruang Lingkup
pembahasan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode
Telaahan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan dan Sistematika
Telaahan.
BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Post Op Reanastonosis a/i Thypoid Perforasi, berisikan
Konsep Dasar yang meliputi pengertian, Anatomi Fisiologi,
Etiologi Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Pemeriksaan
19. 8
Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi dan Tinjauan
Teoritis Asuhan Keperawatan yang meliputi Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, yang membahas tentang
laporan kasus yang merupakan laporan Asuhan Keperawatan
Pada Klien An. R Usia Sekolah (12 Tahun) dengan Post Op
Reanastonosis POD II a/i Thypoid Perforasi di Ruang Bedah
Anak Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung dan pembahasan yang
menguraikan tentang perbandingan antara fakta dan teoritis
yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari Pengkajian,
Diagnosa, Rencana Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi.
BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, yang merupakan bab terakhir
dari Karya Tulis Ilmiah ini, yang memuat tentang kesimpulan
dan pelaksanaan asuhan keperawatan, serta formulasi saran
atau rekomendasi yang optimal terhadap masalah yang
ditemukan.
20. 9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
POST OP REANASTONOSIS POD II A/I THYPOID PERFORASI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Thypoid perforasi adalah penyakit infeksi sistemik akut yang
disebabkan oleh infeksi salmonella thypi. Organisme ini masuk melalui
makanan yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urin dari orang yang
sudah terinfeksi oleh kuman salmonella thyposa (Mansjoer, 2008).
Thypoid perforasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
terbentuknya suatu lubang pada dinding lambung usus halus atau usus
besar yang menyebabkan kebocoran isi usus kedalam rongga perut
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
Thypoid perforasi adalah infeksi bakteri salmonella yang akan
menyebabkan peradangan dan nekrosis pada dinding usus, kuman
tersebut melalui pembuluh limfe masuk ke aliran darah (Corwin, 2009).
Dari pengertian tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa thypoid perforasi adalah suatu penyakit infeksi usus oleh bakteri
salmonella thyposa yang dapat menyebabkan peradangan yang ditandai
dengan terbentuknya suatu lubang pada dinding usus sehingga terjadi
kebocoran isi usus kedalam rongga perut.
21. 10
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem pencernaan
a. Anatomi Sistem Pencernaan
Anatomi sistem pencernaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Anatomi Sistem Pencernaan (Syaifuddin, 2006 ).
Sistem pencernaan terdiri dari :
1) Mulut, yaitu jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
2) Faring, yaitu penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Faring berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
3) Esofagus, yaitu tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan
menggunakan proses peristaltik
22. 11
4) Lambung, yaitu organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai.
5) Usus Halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
6) Usus Besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara
usus buntu dan rektum.
7) Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
8) Anus, yaitu lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh (Syaifuddin, 2006).
b. Fisiologi Sistem Pencernaan
Untuk melakukan fungsinya semua sel memerlukan nutrien,
nutrien harus diturunkan dari masukan makanan yang terdiri dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, serta serat selulosa
dan bahan sayuran lainnya yang tidak bernilai nutrisi.
Fungsi utama pencernaan dari saluran gastrointestinal yang
berhubungan dengan memberikan kebutuhan tubuh :
1) Memecahkan partikel makanan kedalam bentuk molekul untuk
dicerna.
2) Mengabsorbsi hasil pencernaan dalam bentuk molekul untuk
dicerna kedalam aliran darah.
23. 12
3) Mengeliminasi makanan yang tidak dicerna dan terabsorbsi dan
produk sisa lain dari tubuh (Syaifuddin, 2006).
Saat makanan didorong melalui saluran gastrointestinal,
makanan mengalami kontak dengan sekresi yang membantu dalam
pencernaan, penyerapan atau eliminasi dari saluran gastrointestinal.
Proses fisiologi pencernaan terdiri dari :
1) Pencernaan oral
Proses pencernaan dimulai dari aktivitas mengunyah, dimana
makanan dipecah kedalam partkel kecil yang dapat ditelan dan
dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makanan atau
bahkan melihat, mencium dan mencicipi makanan dapat
menyebabkan refleks saliva. Saliva diekskresi dalam mulut
melalui kelenjar saliva pada kecepatan kira-kira 1,5 liter setiap
hari (Syaifuddin, 2006).
2) Menelan
Setelah makanan dicerna di mulut maka makanan menjadi
sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi dan melalui
belakang mulut masuk ke dalam faring. Menelan dimulai
sebagai aktivitas volunter yang diatur oleh pusat penelan di
medulla oblongata dari sitem saraf pusat. Saat makanan ditelan
epiglotis bergerak manutup libang trakea dan mencegah aspirasi
makanan ke dalam paru-paru (Syaifuddin, 2006).
24. 13
3) Kerja lambung
Lambung menerima makanan dari esofagus melalui orifisium
kardiak dan bekerja sebagai penimbun sementara. Kontraksi otot
lambung mencampur makanan dengan getah lambung. Getah
lambung merupakan secret yang dikeluarkan oleh kelenjar
dalam lapisan mukosa lambung. Getah ini mengandung 0,4 %
asam hydroclorida (HCL) (Syaifuddin, 2006).
4) Kerja usus halus
Di duodenum terdapat getah pangkreas yang terdiri dari 3 jenis
enzim yaitu :
a) Amilase berfungsi sebagai pencerna hidrat arang menjadi
disakarida.
b) Lipase berfungsi memecah lemak menjadi gliserin dan asam
lemak.
c) Tripsin berfungsi mengubah protein dan pepton menjadi
golongan polipeptida (Syaifuddin, 2006).
Setelah makanan dicerna seluruhnya kemudian diabsorbsi di
dalam usus halus melalui 2 saluran yaitu pembuluh kapiler darah
dan saluran linfe di fili (Syaiffuddin, 2006).
Ada 2 tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus halus.
Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran gelombang
yang menggerakan isi usus ke belakang dan ke depan dalam
25. 14
gerak mengaduk. Peristaltik usus mendorong isi usus halus
tersebut ke arah kolon (Syaifuddin, 2006).
5) Kerja kolon
Dalam empat jam setelah makan materi sisa residu melewati
ileum terminalis dan dengan perlahan melewati bagian
proksimal kolon melalui katup ileosekal. Aktivitas peristaltik
yang lemah menggerakan isi kolon dengan perlahan sepanjang
saluran. Transport lambat ini memungkinkan reabsobsi efisien
terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari makanan akhirnya
mencapai dan mengembangkan anus, biasanya kira-kira 12 jam
(Syaifuddin, 2006).
6) Defekasi
Distensi rektum relatif menimbulkan kontraksi otot rektum dan
merilekskan spingter anal interna yang biasanya tertutup.
Spingter internal dikontrol oleh sistem saraf otonom, spingter
eksternal dibawah kontrol sadar dari corteks cerebral
(Syaifuddin, 2006).
3. Etiologi
Penyakit tifus disebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosa,
basil gram negative, berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob dan
tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia
melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama
infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat
26. 15
sedang sakit atau dalam pemulihan. Kuman ini dapat hidup dengan baik
sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih rendah sedikit,
namun mati pada suhu 700
C maupun oleh antiseptik (Muwarni, 2009).
4. Patofisiologis
Kuman salmonella msuk bersama makanan/minuman. Setelah
berada dalam usus halus kemudian mengadakan infasi kejaringan limfoit
usus halus (terutama plapeyer) dan jaringan limfoit mensentrika. Setelah
menyebabkan peradangan dan nekrose setempat, kuman lewat pembuluh
limfe masuk kealiran darah (terjadi bakteremi primer) menuju keorgan-
organ terutama hati dan limpha. Kuman yang tidak difagosif akan
berkembang biak dalam hati dan limpha sehingga organ tersebut
membesar disertai nyeri pada perabaan ( Muwarni, 2009).
Pada akhir masa inkubasi (5-9 hari) kuman kembali masuk dalam
darah (bakteremi sekunder) dan menyebar keseluruh tubuh terutama
dalam kelenjar limfoit usus halus, menimbulkan tukak berbentuk
lonjong. Pada masa bakteremi ini, kuman mengeluarkan endotoksin yang
mempunyai peran membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini
berkembang (Muwarni, 2009).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada penyakit thypoid
perforasi adalah panas yang makin lama makin tinggi, menggil, lesu,
sakit kepala, tidak nafsu makan, sakit perut, pinggang pegal dan berat
27. 16
tidak teratur. Selain itu, gejala yang paling menonjol adalah sakit perut
dan demam, bila tidak diobati akan naik secara cepat selama 7-10 hari,
lalu menetap tinggi selama 10 hari dan turun secara perlahan-lahan pada
minggu keempat. Pada kulit perut dan dada timbul bintik kecil berwarna
merah (Oswari, 2012).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kurtur empedu (positif) dalam darah pada minggu satu, dalam tinja
dalam minggu kedua dan urin pada minggu ketiga.
b. Reaksi widal (positif), titer zat anti terhadap antigen 0>1/160 atau
1/200.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Reanastonosis adalah penggabungan dua usus yang sehat setelah
usus yang sakit dipotong oleh dokter bedah. Anastonosis kontras
dengan kolostomy ketika ujung usus dialihkan secara permanen
atau disambung lagi pada operasi kemudian.
b. Perawatan
Penderita perlu dirawat di rumah sakit untuk diisolasi, observasi
dan pengobatan, harus istrahat 5-7 hari bebas panas dan
mobilisasi sewajarnya, sesuai kondisi, bila kesadaran menurun
harus diobservasi agar tidak terjadi aspirasi dan komplikasi yang
lain, diberikan makanan yang mengadung cukup cairan, kalori
dan tinggi protein (TKTP), jika perlu susu diberikan 2 kali sehari
28. 17
bila anak sadar dan nafsu makan baik, dapat diberikan makanan
lunak (Muwarni, 2009).
c. Pencegahan
Penyediaan air minum yang memenuhi syarat, perbaikan sanitasi,
imunisasi, mengobati karier dan pendidikan kesehatan masyarakat
(Muwarni, 2009).
d. Discharge Planning
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak, jelaskan
terapi yang diberikan ; dosis, efek samping, menjelaskan gejala-
gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan
mengatasi hal tersebut, tekankan untuk melakukan kontrol sesuai
waktu yang di tentukan (Muwarni, 2009).
8. Komplikasi
a. Di usus halus akan terjadi perdarahan usus, perforasi usus dan
peritonitis.
b. Di luar usus halus akan terjadi bronchitis yang terjadi pada akhir
minggu pertama dan bronkopneumonia, kasus yang berat bila
mana disertai infeksi sekunder seperti kolesis titis, thypoid
ensofalopati dengan gejala : kesadara menurun, kejang-kejang,
muntah, demam tinggi, meningitis dengan gejala : bayi tidak mau
menetek, kejang, letargi, sianosis, panas, diare, kelainan
neurologis (Muwarni, 2009).
29. 18
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu
pengkajian benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu
sebagaikmana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan
dari American Nursing Association (ANA) (Nursalam, 2013).
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pendidikan terakhir, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, nomor register dan diagnose medis.
b) Identitas orang tua
(1) Ayah
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,
alamat dan hubungan dengan klien.
(2) Ibu
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,
alamat dan hubungan dengan klien.
30. 19
c) Identitas saudara kandung
Mengkaji jumlah dan jenis kelamin dari saudara kandung
klien.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Keluhan utama, adalah keluhan yang dirasakan pasien
sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke rumah sakit
pada umumnya pasien dengan thypoid perforasi
mengeluh nyeri perut.
(2) Riwayat keluhan utama, yaitu kronologis dari penyakit
yang diderita saat ini, mulai awal hingga di bawah ke
rumah sakit.
b) Riwayat kesehatan dahulu merupakan penyakit yang
diderita klien yang berhubungan dengan penyakit saat ini
atau penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
mempengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Kaji adanya anggota keluarga/ lingkungan yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
(2) Genogram 3 generasi
d) Riwayat Imunisasi
Mengkaji adanya kelengkapan atau kurangnya riwayat
imunisasi klien.
31. 20
3) Riwayat tumbuh kembang anak
a) Pertumbuhan fisik
Yang perlu dikaji yaitu :
(1) Berat badan sebelum masuk rumah sakit
(2) Berat badan selama di rumah sakit
(3) Tinggi badan
(4) Waktu tumbuh gigi
b) Perkembangan tiap tahap (0-1 tahun).
(1) Usia anak saat berguling
(2) Usia anak pada saat duduk
(3) Senyum pertama kali kepada orang
c) Tumbuh kembang berdasarkan usia sekolah (6-12 tahun).
(1) Perkembangan motorik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan
spinalcord. Perkembangan motorik meliputi motorik
kasar dan motorik halus.
(2) Motorik kasar
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang mengunakan
otot-otot besar atau sebagian besar anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
32. 21
(3) Motorik halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih
(4) Perkembangan sensorik
Perkembangan sensorik yaitu kemampuan anak dalam
memenuhi aktivitasnya sehari-hari dalam berinteraksi
dan begaul dengan sesamanya tanpa mendapat
kesulitan yang berarti.
(5) Perkembangan sosial
Perkembangan social merupakan suatu proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok moral dan tradisi dan dapat meleburkan diri
menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
kerjasama
(6) Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya
kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat
komunikasi dengan cara lisan, tertulis maupun dengan
tanda-tanda dan isyrat.
4) Riwayat nutrisi
a) Pertama kali disusui
b) Lama pemberian ASI
33. 22
c) Waktu dan cara pemberian
d) Alasan pemberian susu formula, jumlah pemberian dan cara
pemberiannya
5) Riwayat psikososial
Kaji adanya kecemasan, gelisah, konsep diri dan koping klien
akibat penyakit, keprihatinan dan hospitalisasi.
6) Riwayat spiritual
Kaji tentang keyakinan atau presepsi klien terhadap penyakitnya
dihubungkan dengan agama yang dianutnya. Harapan klien
terhadap masa yang akan dating dan kegiatan keagamaan selam
klien sakit.
7) Riwayat hospitalisasi
Kaji adanya kecemasan klien terhadap tindakan perawatan rawat
inap selama di rumah sakit.
8) Pola aktivitas sahari-hari
a) Nutrisi
(1) Makan
(a) Sebelum sakit perlu adanya dikaji adanya diet
rendah serap, berasam dan pedas dan biji-bijian
(b) Setelah sakit kaji adanya intake nutrisi akibat
anoreksia, mual/ muntah akibat efek anastesi rasa
tak sedap pada mulut. Selain itu kaji konsumsi
34. 23
makanan tinggi protein dan vitamin C yang dapat
mempercepat penyembuhan luka.
(2) Minum
(a) Sebelum sakit kaji adanya kebiasaan sedikit minum
(b) Setelah operasi, kaji frekuensi dan jumlah intake
cairan yang masuk ke oral.
(3) Eliminasi
(a) BAB
Eliminasi sebelum oprasi, kaji adanya diare atau
konstipasi dan kebiasan menahan BAB. Kaji
adanya kontipasi post operasi akibat efek anestesi
yang menurunkan peristaltik usus.
(b) BAK
Kaji kebiasaan BAK klin apakan ada gangguan
selama proses perawatan.
(4) Istrahat tidur
Kaji kebiasaan istrahat klien sebelum sakit secara
kualitas dan kuantitas. Perlu dikaji adanya gangguan
istrahat tidur akibat nyeri yang dapat merangsang RAS
sehingga klien dalam keadaan waspada.
(5) Personal hygiene
Sebelum sakit perlu dikaji pola kebersihan diri klien
meliputi mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku.
35. 24
Kaji adanya penurunan kemampuan untuk kebersihan
diri klien akibat kelemahan dan nyeri yang meliputi
mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku.
(6) Aktivitas
Kaji aktivitas klien sehari hari sebelum sakit. pada klien
pots operasi umumnya mengalami penurunan aktivitas
akibat kemahan dan nyeri.
9) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran adalah kondisi dimana seseorang individu
memiliki kondisi penuh terhadap stimulus eksternal. Pada
post op Reanastonosis biasanya memiliki kesadaran penuh
dengan nilai tingkat kesadaran GCS 15.
b) Sistem pernapasan adalah sistem organ yang digunakan
untuk pertumbuhan gas. Pada klien dengan post operasi kaji
adanya penumpukan sekret dan pernapasan yang cepat dan
dangkal, suara napas dan ronchi dan rales dan peningkatan
respirasi akibat nyeri
c) Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat yang dari sel. Pada klien
dengan post op perlu dikaji adanya peningkatan nadi dan
tekanan darah, konjungtiva pucat, penurunan Hb dan
adanya hipotensi.
36. 25
d) Sistem pencernaan adalah suatu siuatu sistem organ yang
menerima makanan untuk dikaji energi. Pada klien dengan
post operasi ditemukan mulut kering dan distensi
abdomen.terdapat mual, muntah dan anoreksia, distensi
abdomen dan nyeri. Terdapat luka operasi dan drain
sehingga perlu dikaji keadaanya,adanya tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan, bengkak, panas, nyeri dan fungsio laesa.
e) Sistim perkemihan adalah suatu system tempat terjadinya
proses penyaringan darah. Pada klien post opersi mungkin
ditemukan adanya pemasangan kateter sesuai indikasi dan
penurunan jumlah urine output akibat adanya kekurangan
volume cairan.
f) Sistem muskuloskletal adalah suatu sistem yang terdiri dari
tulang, otot, kartilago, ligament dan tendon. Pada saat post
operasai mungkin ditemukan kelemahan, keterbatasan
moblisasi dan ketakutan untuk bergerak
g) Sistem integumen adalah sistem pelindung yang melapisi
tubuh dan terdiri atas kuku, rambut dan kulit beserta unsure-
unsur yang terkait seperti kelenjar minyak.
h) Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ
yang memproduksi dan mengatur hormon dalam aliran
darah dalam mengontrol banyak fungsi.
37. 26
i) Sistem pengindraan adalah organ akhir yang dikhususkan
untuk mengenali dan mengetahui objek tertentu.
j) Sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada
suatu organisme.
10) Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan atau menegakan
diagnosa yang akan dilakukan terhadap klien.
11) Terapi Medis
Kaji adanya riwayat alergi terhadap pemberian anti biotik
ataupun jenis obat-obatan yang lain.
b. Klasifikasi Data
Klasifikasi data adalah data-data klien atau keadaan tertentu
dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan
berdasarkan kriteria permasalahannya. Setelah data dikelompokan
maka perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan klien dan
memutuskannya (Nursalam, 2013).
c. Analisa Data
Analisa adalah proses sintesis untuk menentukan adanya
hubungan pada data dan menemukan pola dari fakta yang dilator
belakangi tingkat pengetahuan, Pengalaman dan konsep keperawatan
(Nursalam, 2013).
38. 27
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intevensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan (Nursalam, 2013).
Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan gangguan sistem
pencernaan post operasi Reanastonosis a/i thypoid perforasi menurut
Doenges, Moorhouse, Geissler, 2000 yaitu :
a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan atau
proses pembedahan
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang inadekuat
c) Devisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentan
gerak.
d) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
e) Gangguan kebutuhan istrahat tidur berhubungan dengan nyeri terus
menerus.
f) Ansientas berhubungan dengan kurang terpanjang informasi
g) Resiko informasi berhubungan dengan terdapat luka post op
necrotomy.
h) Resiko perubahan pola eliminasi ; konstipasi berhubungan dengan
fungsi usus belum normal.
39. 28
3. Perencanaan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah,menguranggi atau menggoreksi masalah-masalah yang telah
diidentifikasi pada diagnosis keperawatan. Tahap ini dimulai setelah
menemukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi (Nursalam, 2013).
Diagnosa keperawatan tersebut di atas dapat dibuat suatu
perencanaan keperawatan dengan susunan sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan terputusanya kontinuitas jaringan atau
prosedur pembedahan.
Tujuan :
1) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
nyeri akan teratasi.
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
nyeri berkurang.
Kriteria :
1) Klien mengatakan nyeri hilang
2) Wajah tidak meringgis lagi
3) Klien Nampak rileks
Intervensi :
1) Atur klien pada posisi yang sama
2) Ajarkan tekhnik relaksasi (Nafas dalam)
3) Beri analgetik sesuai program
40. 29
Rasional :
1) Posisi yang nyaman dapat merespon klien sehingga nyeri dapat
berkurang
2) Relaksasi mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga
menurunkan ambang nyeri terhadap klien
3) Analgetik bekerja menurunkan nyeri
4) Respon nyeri dapat di jadikan data untuk intervensi selanjutnya
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang inadekuat
Tujuan :
1) Setelah diberi tindakan keperawatan selama beberapa hari
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2) Setelah diberi tindakan keperawatan selama beberapa hari
asupan nutrisi meningkat.
Kriteria :
1) Porsi makan dihabiskan
2) Klien tidak lemah lagi
Intervensi :
1) Pantau status nutrisi dan penyebab terjadinya intake yang
kurang
2) Beri makan dalam porsi sedikit tapi sering
3) Beri makan dalam keadaan hangat
41. 30
4) Beri penjelasan pada klien tentang pentingnya asupan makanan
bagi tubuh
Rasional :
1) Indikator untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan
dan member gambaran sejauh mana tingkat adaptasi terhadap
klien.
2) Porsi sedikit tapi sering dapat memenuhi kebutuhan nutrisi klien
dan menggurangi kerja usus.
3) Makanan yang hangat dapat meningkatkan nafsu makan
4) Klien paham tentang asupan nutrisi
c. Devisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentan
gerak.
Tujuan :
1) Setelah di berikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
kebutuhan ADL terpenuhi.
2) Setelah diberikan tindakan keperrawan selama beberapa hari
kebutuhan ADL berangsur terpenuhi
Kriteria :
1) Klien dapat memenuhi kebutuhan ADL yang ringan
Intervensi :
1) Opservasi tingkat pemenuhan kebutuhan ADL klien
2) Bantu klien dalam melakukan aktivitas
42. 31
3) Beri penjelasan pada keluarga klien untuk membantu dalam
memenuhi kebutuhan ADL klien
Rasional :
1) Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya
2) Untuk memenuhi kebutuhan ADL klien
3) Keluarga merupan orang terdekat dan di percaya oleh klien
untuk memenuhi kebutuhanya
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
Tujuan :
1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama beberapa hari
gangguan mobilitas fisik teratasi
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
gangguan mobilitas fisik berangsur teratasi
Kriteria :
1) Klien dapat menggetakan anggota badanya
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
2) Anjurkan keluarga untuk memotifasi klien untuk bergerak
secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuan klien
3) Berikan HE tentang pentingnya mobilisasi
Rasional :
1) Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk mengetahui sejauh
mana klien dapat melakukan aktivitas.
43. 32
2) Mencegah terjadinya kekakuan otot.
3) HE tentang pentingnya mobilisasi dapat menambah pengetahuan
bagi klien maupun keluarga
e. Gangguan kebutuhan istrahat tidur berhubungan dengan nyeri terus
menerus
Tujuan :
1) Setelah di berikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
klien dapat beristrahat dengan tenang
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
istrahat tidur klien terpenuhi
Kriteria :
1) Klien dapat tidur dengan nyenyak
2) Klien tidak mudah terbangun
3) Konjungtiva tidak anemis
Intervensi :
1) Kaji pola tidur klien
2) Hindarkan prosedur yang kurang penting selama periode tidur
3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
4) Beri HE pada klien tentang manfaat istrahat dan tidur
Rasional :
1) Menggetahui kebutuhan tidur klien sebagai pedoman untuk
intervensi selanjutnya.
44. 33
2) Dengan tindakan yang tidak penting dapat mengganggu
ketenangan tidur klien sehingga klien mudah terbanggun.
3) Lingkungan yang tenang dan nyaman memberikan kemudahan
pada klien untuk tidur dan istrahat.
4) Istrahat dan tidur dapat memulihkan stamina hingga proses
penyembuhan dapat berlangsung dengan baik
f. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajang informasi
Tujuan :
1) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
ansietas teratasi.
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
ansietas berangsur-angsur hilang
Kriteria :
1) Klien Nampak rileks
Interverensi :
1) Kaji tingkat kecemasan klien
2) Beri penjelasan pada klien tentang kondisinya
3) Beri kesempatan pada klien untuk menggungkapkan
perasaannya
Rasional :
1) Mengkaji tingkat kecemasan klien untuk mengetahui sejauh
mana kecemasan klien tentang keadaanya dan sebagai data dasar
untuk intervensi selanjutnya.
45. 34
2) Penjelasan pada klien tentang kondisinya dapat menambah
pengetahuan dan mengguranggi kecemasan klien.
3) Kesempatan yang diberikan pada klien untuk menggungkapkan
perasaanya itu untuk mengurangi kecemasan klien
g. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post op
reanostonosis.
Tujuan :
1) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
tidak terjadi infeksi
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Kriteria :
1) Tidak ada pembengkakan
2) Tidak ada kemerahan
3) Suhu 36-370
C
Intervensi :
1) Pantau adanya tanda-tanda infeksi
2) Ganti balutan dengan tehknik steril setiap hari
3) Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan dan amati
adanya tanda-tanda inflamasi
4) Beri antibiotik sesuai program
46. 35
Rasional :
1) Adanya suhu meningkat, edema, menunjukkan terjadinya
infeksi.
2) Perawatan luka dengan tehnik steril setiap hari mencegah
mikroba pathogen masuk pada area pembedahan sehingga
tingkat penyembuhan dapat maksimal.
3) Deteksi dini perkembangan infeksi kemungkinan untuk dapat
melakukan tindakan segera.
4) Antibiotik mencegah pertumbuhan mikroorganisme sehingga
mempercepat penyembuhan luka.
h. Resiko perubahan pola eliminasi ; konstipasi perhubungan dengan
fungsi usus belum normal.
Tujuan :
1) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
pola eliminasi teratasi.
2) Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari
pola eliminasi berangsur-angsur teratas.
Kriteria :
1) Klien bisa BAB dengan lancer
2) Peristaltik usus normal
Intervensi :
1) Auskultasi bising usus
47. 36
2) Beri informasi yang tepat tentang pentingnya makanan tinggi
serat seperti buah-buahan, sayuran dan peningkatan intake
cairan.
3) Anjuran klien untuk melakukan mobilisasi dini
4) Beri pelunak feses sesuai program
Rasional:
1) Kembalinya fungsi gastrointestinal mungkin terlambat oleh efek
depresan dari anastesi, ileus paralitik, adanya bunyi abnormal
menunjukkan terjadinya komplikasi.
2) Makanan berserat akan meransang eliminasi dan mencegah
terjadinya konstipasi.
3) Mobilitasi diri dapat mengencangkan otot-otot abdomen dan
memperbaiki mobilitas abdomen sehingga meningkatkan
peristaltik usus dan menggeluarkan feses
4) Perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan-lahan.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditunjukkan pada Narsing Orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam,
2013).
48. 37
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan beberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai. Meskipun
tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi
yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang
diobservasi sudah sesuai. Diagnosa juga perlu dievaluasi dan hal
keakuratanya. Tujuan dan intervensi dievaluasi untuk menentukan
apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif atau tidak (Nursalam,
2013).
49. 38
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : An. R
Umur : 12 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Kp. Karang Mulya
Tanggal Masuk : 09 Februari 2016
Tanggal Operasi : 13 Februari
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2016
Diagnosa Medis : Thypoid Perforasi
No. Rekam Medik : 0001450569
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Yn. I
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
50. 39
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Karang Mulya
Hubungan dengan klien : Ibu klien
c) Identitas Saudara Kandung
Tabel 2. Identitas Saudara Kandung Anak R Usia Sekolah (12
Tahun).
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1 Tn. A 16 Tahun Saudara Sehat
2 An. W 14 Tahun Saudara Sehat
3 An. R 12 Tahun Saudara Sakit
4 An. N 8 Tahun Saudara Sehat
Sumber : Data Pengkajian di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning
Lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, Tanggal 15
Februari – 17 Februari 2016.
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Keluhan utama : nyeri pada abdomen sebelah kiri
(2) Riwayat keluhan utama, yaitu pada saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 15 Februari 2016, klien
mengatakan merasa nyeri pada abdomen sebelah kiri
sejak 2 hari yang lalu yang disebabkan karena adanya
luka sayatan bekas operasi, nyeri dirasakan hilang
timbul selama 1-2 menit, skala nyeri 4 (0-10), nyeri
bertambah berat pada saat klien bergerak dan berkurang
pada saat klien istrahat.
51. 40
b) Riwayat kesehatan dahulu
(1) Ibu klien mengatakan 2 tahun yang lalu anaknya pernah
operasi apendisitis.
(2) Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami
kecelakaan.
(3) Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai
riwayat alergi baik makanan, minuman maupun obat-
obatan.
c) Riwayat kesehatan keluarga
(1) Ibu klien mengatakan tidak ada yang menderita
penyakit menular dalam keluarga.
(2) Genogram 3 generasi
Bagan 1. Genogram 3 generasi
Keterangan :
: Laki-laki ? : Umur tidak diketahui
: Perempuan X : Sudah meninggal
: Garis keturunan : Klien
? ? ? ?
X 40 thn
? ?
12 thn 8 bln
x xx x
16 thn 14 thn
52. 41
: tinggal serumah
3) Riwayat imunisasi
Tabel 3. Riwayat Imunisasi Anak R Usia Sekolah (12 Tahun).
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Dosis Reaksi setelah pemberian
1 BCG 2 Bulan 0,5 cc Kemerahan
2 DPT (I, II, III) 3 Bulan 0,5 cc Panas
3 POLIO (I, II, III) 4 Bulan 2 Tetes Diare
4 Hepatitis 15 Hari 0,5 cc Tidak ada
5 Campak 5 Bulan 0,5 cc Kemerahan
Sumber : Data Pengkajian di Ruang Bedah Anak Gedung Kemuning Lantai
II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, Tanggal 15 Februari – 17
Februari 2016.
4) Riwayat tumbuh kembang anak
a) Pertumbuhan fisik
(1) Berat badan : 8 kg
(2) Tinggi badan : 72 cm
(3) Waktu tumbuh gigi : 6 bulan
b) Perkembangan tiap tahap (0-1 tahun)
(1) Berguling : Umur 5 bulan
(2) Duduk : Umur 6 bulan
(3) Berdiri : Umur 1,1 tahun
(4) Berjalan : Umur 1,2 tahun
(5) Senyum kepada orang lain : Umur 4 bulan
(6) Bicara pertama kali : Umur 1 tahun dengan
menyebut nama mama.
53. 42
5) Riwayat nutrisi
a) Pemberian ASI
(1) Pertama kali disusui pada saat lahir hingga umur 6
bulan
(2) Pertama diberikan ASI dengan frekuensi 6-7x/ hari.
(3) Asi diberikan dengan cara berbaring dengan posisi
digendong.
b) Pemberian susu formula
Ibu klien mengatakan anaknya minum susu formula sejak
umur 6 bulan.
c) Pemberian makanan tambahan
(1) Pemberian makanan berupa bubur bayi dan diberikan
pertama kali pada usia 7 bulan.
(2) Jenis bubur adalah bubur dari produk
6) Data psikososial
a) Klien tinggal bersama orang tua.
b) Kehidupan perekonomian orang tua baik.
c) Hubungan antara anggota keluarga baik.
d) Klien diasuh oleh kedua orang tuanya.
e) Ibu klien mengatakan merasa cemas dengan kondisi
anaknya yang tidak ada perubahan.
f) Wajah ibu klien terlihat cemas.
54. 43
7) Data spiritual
a) Klien sudah melakukan sholat 5 waktu, namun selama sakit
klien meninggalkannya.
b) Anggota keluarga mendukung kesembuhan klien.
8) Riwayat hospitalisasi
a) Orang tua
(1) Ibu klien mengatakan merasa cemas dengan kondisi
luka yang terdapat pada anaknya.
(2) Ibu klien mengatakan adanya bekas luka operasi pada
abdomen bagian kiri klien.
b) Anak
(1) Klien merasa ketakutan saat perawat masuk dan
memberikan obat injeksi intravena.
9) Pola aktivitas sehari-hari
Tabel 4. Pola Aktivita Sehari-hari Anak R Usia Sekolah (12 Tahun)
No Jenis aktifitas Sebelum sakit Setelah sakit
1 Nutrisi
a. Makanan
Jenis makanan
Frekuensi
Selera makan
Porsi makan
Keluhan
b. Minuman
Jenis minuman
Frekuensi
Cara
Keluhan
Nasi, ikan, sayur dan buah.
3 kali sehari
Baik
Dihabiskan
Tidak ada
Air putih dan susu
4-5 kali sehari
Melakukan sendiri
Tidak ada.
Bubur dan telur
3 kali sehari
Tidak baik
Tidak dihabiskan (1
/2
porsi)
Tidak ada nafsu
makan
Air putih dan susu
4-5 kali sekari
Melakukan sendiri
Tidak ada
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Kosistensi
1-2 kali sehari
Lembek
1 kali sehari
Lembek
55. 44
Warna
keluhan
b. BAK
Frekuensi
Bau
Warna
Keluhan
Kuning
Tidak ada
3-4 kali sehari
Khas amoniak
Jernih
Tidak ada
Kuning
Tidak ada
3-4 kali sehari
Khas amoniak
Jernih
Tidak ada
3 Israhat Tidur
a. Jam tidur
Siang
Malam
b. Pola tidur
c. Kebiasaan sebelum tidur
d. Keluhan
12.00-14.00 wib
20.00-06.00 wib
Teratur
Nonton TV
Tidak ada
08.00 – 11.00
Tidak menentu
Tidak teratur
Main game
Susah tidur
4 Personal Hygiene
a. Mandi
Cara
Frekuensi
Alat mandi
b. Cuci rambut
Frekuensi
Alat
c. Gosok gigi
Frekuensi
Alat
Basuh seluruh tubuh
3 kali sehari
Air, sabun dan shampo
Setiap kali mandi
Air dan shampo.
3 kali sehari
Sikat gigi dan odol
Was lab
1 kali sehari
Was lap dan air
Belum pernah
-
Belum pernah
Belum pernah
5 Aktivitas Bermain dengan teman Segala aktivitas klien
dibantu oleh keluarga
dan perawat.
Sumber : Data pengkajian di Ruang Bedah Anak RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung, tanggal 15 Februari - 17 Februari 2016.
10) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : lemah
b) Kesadaran : Composmentis GCS 15 (E4, V6, M5)
c) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Pernapasan : 24x/ menit
Nadi : 110x/ menit
Suhu : 37,2o
C
56. 45
d) Sistem pernapasan
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat
pengeluaran secret, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, pergerakan dada
simetris kiri dan kanan, bunyi napas vesikuler dan tidak ada
bunyi napas tambahan, tidak ada nyeri tekan pada daerah
dada.
e) Sistem pencernaan
Bibir merah muda, mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, gigi
nampak bersih, lidah bersih tidak ada masalah menelan,
abdomen bentuk datar, nampak ada bekas luka sayat pada
abdomen kiri bawah dengan ukuran 3 cm, keadaan luka
masih basah dan nampak ada balutan pada lika bekas
operasi.
f) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak edema dan
tidak ada nyeri tekan.
g) Sistem kardiovaskuler
Konjung tiva merah muda, bunyi jantung S1, S2 (lup, dup),
tidak ada bunyi jantung tambahan,CRT <2 detik.
57. 46
h) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak lembab, kulit
tampak bersih, penyebaran rambut merata, tidak ada
ketombe, akral teraba hangat.
i) Sistem pengindraan
Mata simetris kiri dan kanan, kelopak mata dapat membuka
dan menutup, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,
dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke bawah, dapat
membedakan bau seperti minyak telon dan kopi, telinga
simetris dan kanan.
j) Sistem muskoloskeletal
(1) Ekstremitas atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, tampak terpasang infus
RL 16 tpm pada tangan kanan, kekuatan otot 5/5 (kiri
dan kanan)
(2) Ekstermitas bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan kekuatan otot 5/5 (kiri
dan kanan).
k) Sistem imun
Keadaan umum klien lemah, dengan tanda-tanda vital
Tekanan darah 110/60 mmHg, Pernapasan 24x/ menit, Nadi
110x/ menit, Suhu 37,20
C.
58. 47
11) Pemeriksaan penunjang tanggal 13 Februari 2016
a) Hb : 12 gr/dl (11,5 gr – 13,5 gr/dl).
b) Ht : 39 % (34% - 40 %)
c) Leukosit : 12.700 /mm3
(5.500 /mm3 – 15.500 /mm3
).
d) Trombosit : 519.000 mm3
(150.000 /mm3
– 450.000 /mm3
).
e) GDS : 90 mg/dl (<140 mg/dl).
f) SGOT / SGPT : 29/13 (<37 / <41).
12) Terapi medis
a) Terpasang infuse makro RL 16 tpm
b) Paracetamol 500 mg/ 6-8 jam/ iv (jika suhu > 380
C)
c) Ranitidin 25 mg/ 12 jam/ iv
d) Metronidazole 150 mg/ 12 jam/ iv
b. Klasifikasi Data
1) Data Subyektif (DS) :
a) Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen bagian kiri
bawah bekas luka operasi.
b) Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul.
c) Klien mengeluh tidak ada nafsu makan.
d) Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas dengan mandiri.
2) Data Obyektif (DO)
a) Wajah klien nampak meringis sambil memegang perutnya
yang sakit.
b) Skala nyeri 4 (0-10).
59. 48
c) Nampak terpasang balutan pada bekas luka operasi.
d) Tampak luka masih basah.
e) Leukosit 12.700 mm3
f) Porsi makan tidak dihabiskan (1/2 porsi).
g) IMT
BB / TB x 100
25 / 125 x 100 = 20 kg
(18 kg – 25 kg)
h) Tampak semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
i) Klien nampak terbaring di atas tempat tidur.
c. Analisa Data
Tabel 5. Analisa Data Anak R Usia Sekolah (12 Tahun).
No Symptom Etiologi Problem
1 DS:
a. Klien mengatakan nyeri
pada abdomen kiri bawah
bekas luak operasi
b. Klien mengatakan nyeri
hilang timbul.
DO:
a. Wajah klien nampa
meringis sambil
memegang perutnya yang
sakit.
b. Skala nyeri 4 (0-10)
Post op reanastonosis
Terputusnya kontinuitas
jaringan
Merangsang area sensorik
Pelepasan mediator kimia
(bradikinin, sistamin,
serotonin dan
prostaglandin)
Merangsang saraf perifer
Impuls diteruskan ke
korteks serebri
Nyeri akut
60. 49
Nyeri dipresepsikan
2 DS :-
DO :
a. Nampak terpasang balutan
pada luka bekas operasi.
b. Tampak luka masih basah
c. Leukosit 12.700 mm3
Post op reanastonosis
Keadaan luka yang masih
basah
Media yang baik untuk
berkembangnya bakteri
mikroorganisme penyebab
infeksi
Resiko infeksi
Resiko infeksi
3 DS :
a. Klien mengatakan tidak
bisa melakukan
aktivitasnya dengan
mandiri
DO :
a. Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
b. Klien nampak terbaring di
atas tempat tidur
Post op reanastonosis
Adanya faktor penyebeb
Kelemahan otot yang
progresiv
Ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas
Mobilitas terhambat
Hambatan
mobilitas fisik
4 DS :
a. Klien mengatakan tidak
nafsu makan
DO :
a. Porsi makan klien tidak
dihabiskan (1
/2 porsi)
b. IMT
BB / TB x 100
25 / 125 x 100 = 20 kg
(18 kg – 25 kg)
Post op reanastonosis
Menyebabkan gangguan
pada nervus IX (gloso
faringeus)
Kesulitan menelan
Intake nutrisi kurang
adekuat
Resiko tinggi perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko tinggi
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
61. 50
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ditandai
dengan :
DS :
1) Klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen kiri bawah bekas
luka operasi
2) Klien mengatakan nyeri dirasakn hilang timbul
DO :
1) Wajah klien tampak meringis sambil memegang perutnya yang
sakit.
2) Skala nyeri 4 (0-10).
b. Resiko infeksi berhubungan dengan keadaan luka yang masih basah
ditandai dengan :
DS : -
DO :
1) Nampak terpasang balutan pada luka bekas operasi.
2) Keadaan luka masih basah.
3) Leukosit 12.700 mm3
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka pada
abdomen.
DS :
1) Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas dengan mandiri.
62. 51
DO :
1) Tampak semua aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
2) Klien nampak terbaring di atas tempat tidur
d. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
DS :
1) Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
DO :
1) Tampak porsi makan tidak dihabiskan (1
/2 porsi).
2) IMT
BB / TB x 100
25 / 125 x 100 = 20 kg
(18 kg – 25 kg).
63. 52
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : An. R Diagnosa Medik : Thypoid perforasi
Umur : 12 Tahun Ruang : Bedah Anak
Alamat : Kp. Karang Mulya
Tabel 6. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut yang berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan, yang
ditandai dengan :
DS :
a. Klien mengeluh nyeri pada abdomen
kiri bawah bekas luka operasi.
b. klien mengatakan nyeri hilang timbul.
DO :
a. Wajah klien nampak meringis sambil
memegang perutnya yang sakit.
b. Skala nyeri 4 (0-10).
Setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan selama 3 hari
di harapkan nyeri teratasi dengan
criteria hasil :
a. Ekspresi klien nampak tenang.
b. Nyeri 0 (0-10).
1. Kaji skala nyeri.
2. Perhatikan lokasi, karakter
atau intensitas nyeri.
3. Ajarkan tekhnik relaksasi
dan distraksi.
4. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai terapi.
1. Mengevaluasi
efektivitasnya tindakan
mengurangi nyeri.
2. Untuk mengetahui
perkembangan nyeri dan
lokasi pusat nyeri.
3. Untuk mengalihkan
perhatian atau nyeri yang
dirasakan.
4. Analgetik mampu
mengurangi rasa nyeri.
2 Resiko infeksi berhubungan dengan
keadaan luka yang masi basah, ditandai
dengan :
DS :-
DO :
a. Nampak terpasang balutan pada luka
Setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan selama 3
hari, dapat mempercepat
penyembuhan kulit klien, dengan
criteria hasil :
a. Suhu tubuh normal (360
C-
37,50
C.
1. Kaji tanda-tanda infeksi.
2. Beri HE kepada keluarga
untuk mencegah infeksi.
3. Gunakan alat steril dalam
perawatan luka
1. Untuk menentukan
intervensi selanjutnya
2. Agar keluarga mengetahui
cara untuk mencegah
infeksi
3. Untuk menjaga terjadinya
infeksi
64. 53
bekas operasi.
b. keadaan luka masih basah.
c. leukosit 12.700 mm3
b. Infeksi terkontrol dengan
leukosit dalam batas normal
(5.500 mm3
– 15.000 mm3
).
3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya luka pada abdomen,
ditandai dengan :
DS :-
DO :
a. Nampak terpasang balutan pada luka
bekas operasi.
b. Keadaan luka masih basah.
c. Leukosit 12.700 mm3
Setelah dilakukan tindakan
asuhan keperawatan selama 3
hari, dapat mempercepat
penyembuhan kulit klien, dengan
criteria hasil :
a. Mampu melakukan aktivitas
dengan mandiri
b. Tidak ada hambatan dalam
mobilisasi.
1. Kaji tingkat kemampuan
klien.
2. Pertahankan istrahat
ditempat tidur dalam posisi
yang ditentukan.
3. Ajarkan dan latihan rentang
gerak aktif pasif dan posisi
pada ekstremitas yang sakit.
4. Ubah posisi sesering
mungkin untuk mencegah
kelelahan.
1. Mengetahui sejauh mana
klien dapat beraktivitas.
2. Agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam gerak.
3. Untuk mencegah
kekakuan pada sendi
klien.
4. Mengubah posisi agar
klien tidak cepat lelah atau
bosan.
4 Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, ditandai dengan
DS :
a. Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan.
DO :
a. Tampak porsi makan tidak dihabiskan
b. IMT
BB / TB x 100
25 / 125 x 100 = 20 kg
(18 kg – 25 kg).
Setelah dilakukan tindakan
asuhan kepetawatan selama 3 hari
dapat mencegah terjadinya resiko
infeksi, dengan criteria hasil :
a. Nafsu makan membaik.
b. Porsi makan dihabiskan.
1. Kaji pola nutrisi klien.
2. Kaji makanan yang disukai
dan tidak disukai klien.
3. Anjurkan klien makan
dalam porsi kecil namun
sering.
1. Untuk mengetahui pola
nutrisi klien.
2. Untuk pemberian makan
tambahan yang bernilai
gizi.
3. Agar nutrisi klien
terpenuhi.
65. 54
4. Implemetasi dan Evaluasi
Tabel 7. Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa
Keperawata
Hari / Tgl Jam Implementasi Hari / tgl Jam Evaluasi Paraf
1 1 Senin
15/02/2016
08.00
08.10
08.20
08.30
1. Mengkaji skala nyeri
Hasil : skala 4 (0-10).
2. Memperhatikan karakter
atau lokasi nyeri.
Hasil : lokasi nyeri pada
luka post op dengan sifat
hilang timbu
3. Mengajarkan tekhnik
relaksasi dan distraksi
Hasil : klien melalukan
relaksasi dengan cara
menarik napas dalam
lewat hidung dan
menghembuskannya
melalui mulut.
Sedangkan distraksi
melakukannya dengan
cara main game.
4. Berkolaborasi pemberian
analgetik sesuai terapi
Hasil : injeksi santagesik
½ ampul / iv
Senin
15/02/2016
08.00
08.30
S : Klien mengatakan masih nyeri
pada abdomen kiri bekas luka
operasi.
O :
a. Klien nampak meringis
b. Skala nyeri 4 (0-10)
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,4
66. 55
2 2 Senin
15/02/2016
08.40
08.50
09.00
1. Mengkaji tanda-tanda
infeksi
Hasil :
keadaan luka masih
basah
2. Memberi HE kepada
keluarga mengenai cara
untuk mencegah infeksi
Hasil :
Keluarga mengerti
dengan penjelasan
perawat.
3. mengguankan alat steril
dalam perawatan luka
Hasil :
Alat-alat yang digunakan
dalam keadaan steril.
Senin
15/02/2016
08.40
09.00
S : -
O :
1. Nampak terpasang balutan
pada luka bekas operasi
2. Nampak luka masih basah
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2 ,3
3 3 Senin
15/02/2016
09.10
09.20
09.30
09.40
1. Mengkaji tingkat
kemampuan klien
Hail : klien tidak bisa
berakvitas dan hanya
berbaring di tempat tidur.
2. Mempertahankan istrahat
ditempat tidur dalam
posisi yang ditentukan
Hasil : klien berbaring
ditempat tidur.
3. Mengajarkan dan melatih
rentang gerak aktif dan
Pasif.
Hasil : klien kooperatif.
4. mengubah posisi sesering
mungkin
Hasil : klien mengikuti
Senin
15/02/2016
09.10
09.40
S : Klien mengatakan belum bias
bergerak aktif
O : Nampak aktivitas klien
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3
67. 56
intruksi perawat.
4 4 Senin
15/02/2016
09.50
10.00
10.10
1. Kaji pola nutrisi klien.
Hasil :
Pemenuhan nutrisi klien
kurang baik.
2. Kaji makanan yang
disukai dan tidak disukai
klien.
Hasil :
Klien belum diizinkan
untuk mengkonsumsi
makanan tambahan.
3. Anjurkan klien makan
dalam porsi kecil namun
sering.
Hasil :
Porsi tidak dihabiskan.
Senin
15/02/2016
09.50
10.20
S : Klien mengatakan tidak ada
nafsu makan.
O : porsi makan tidak dihabiskan
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
68. 61
B. Pembahasan
Pada pembahasan akan diulas mengenai kesenjangan antara tinjauan
teoritis dan tinjauan dan tinjauan kasus. Kesenjangan yang ditemukan akan
dibahas berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu tahap pengkajian,
tahap pencernaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan juga
dokumentasi keperawatan, sesuai dengan asuhan keperawatan anak R usia
sekolah (12 tahun) dengan Post Op Reanastonosis a/i Thypoid Perforasi di
Ruang Bedah anak Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung.
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dengan tujuan memperoleh data-data untuk menentukan masalah
keperawatan yang tepat. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dan
observasi guna mendapatkan data subjektif dan data objektif yang akurat.
Selama tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup
berarti karena klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerja sama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Hanya masalah waktu yang terlalu
pendek yang menjadi hambatan penulis saat pengkajian.
Berdasarkan tinjauan teoritis data yang ditemukan pada anak
dengan gangguan sistem pencernaan : Post Op Reanastonosis a/i Thypoid
Perforasi adalah terdapat nyeri, demam, defisit perawatan diri. Setelah
dilakukan pengkajian pada anak R ditemukan data sebagai berikut : klien
mengatakan nyeri, klien mengatakan tidak nafsu makan, klien
69. 62
mengatakan gatal pada daerah luka bekas operasi, klien mengatakan luka
bekas operasi masih basah. Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan
karena setiap manusia dapat memberikan respon baik bio, psiko, sosial
dan spritual terhadap stimulus yang berbeda-beda sehingga gejala dan
karakteristik yang didapatkan berbeda pula.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tinjauan teori diagnosa keperawatan Anak R dengan
gangguan sistem pencernaan : Post Op Reanastonosis a/i Thypoid
Perforasi adalah sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan atau
proses pembedahan.
b. Perusahaan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang inadekuat.
c. Devisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentan
gerak.
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi.
e. Gangguan kebutuhan istrahat tidur berhubungan dengan nyeri terus
menerus.
f. Ansietas berhubungan dengan kurang terpajang informasi.
g. Resiko infeksi berhubungan dengan terdapat luka Post Op
Hemicolectomy.
h. Resiko perubahan pola eliminasi : konstipasi berhubungan dengan
fungsi usus belum normal.
70. 63
Sedangkan pada saat dilakukan pengkajian pada Anak R usia
seolah (12 tahun) ditemukan data dengan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan keadaan luka yang masih basah
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka pada
abdomen.
d. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Berdasarkan perbandingan antara diagnosa keperawatan yang ada
diteori dengan diagnosa keperawatan pada kasus adalah : diagnosa yang
ditemukan dalam kasus tetapi tidak ditemukan didalam teori adalah :
tidak ada. Sedangkan diagnosa yang ditemukan dalam teori tetapi tidak
ditemukan dalam kasus adalah : Devisit perawatan diri berhubungan
dengan keterbatasan rentan gerak, gangguan kebutuhan istrahat tidur
berhubungan dengan nyeri terus menerus, ansietas berhubungan dengan
kurang terpajang informasi, resiko perubahan pola eliminasi : Konstipasi
berhubungan dengan fungsi usus belum normal. Diagnosa ini tidak
diangkat oleh penulis dikarenakan pada saat dilakukan pengkajian tidak
ada data yang menunjang diagnosa tersebut.
3. Intervensi
Dalam tahap ini penulis menerapkan perencanaan dengan baik
sesuai dengan keadaan klien yang diambil dari beberapa referensi. Dalam
71. 64
penyusunan perencanaan tidak semua intervensi yang ada dalam teori
terdapat dalam kasus, kesenjangan ini terjadi karena tidak semua
diagnosa keperawatan yang ada dalam teori muncul dalam kasus, dan
juga intervensi yang ada dalam teori tidak semua dapat dipersiapkan
dirumah sakit tempat penulis praktek. Tetapi untuk diagnosa yang ada
pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya tidak ada perbedaan
karena perencanaan pada kasus penulis berpatokan pada tinjauan teoritis,
sedangkan diagnosa yang muncul pada kasus dan tidak ada pada teori,
penulis membuat intervensi berdasarkan tinjauan teoritis yang
berhubungan dengan masalah yang dialami pada klien.
4. Implementasi
Pada tahap ini, pada dasarnya penulis melaksanakan tindakan
berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ini merupakan realisasi
dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan ini
mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung
berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja sama yang baik antara
perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap
tindakan. Selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari perawat
pembimbing. Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam proses
pelaksanaan adalah kurangnya sarana dan prasarana yang terdapat di
ruangan. Meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana, namun
setiap intervensi yang telah disusun dapat diimplementasikan kepada
klien.
72. 65
Dalam teori, pelaksanaan adalah pengolahan dan perwujudan dari
rencana yang meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan,
melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan-ketentuan
rumah sakit serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
yang telah ditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalah yang
dihadapi klien. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena semua perencanaan dalam kasus yang disusun telah
dilaksanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Setelah
mengimplementasikan asuhan keperawatan anak yang telah
direncanakan selama 3 hari yang dimulai tanggal 15 Februari sampai
dengan 17 Februari 2016 . Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang
ada yaitu terdiri dari 4 diagnosa dan semua diagnosa dapat teratasi
dengan baik.
73. 66
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Bedah Anak Gedung
Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
dari tanggal 15 Februari sampai 17 Februari 2016 dengan mengacu pada
tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan:
1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah wawancara, observasi partisipasi, pemeriksaan
fisik, studi dokumentasi, studi kepustakaan.
2. Tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori ada dalam
kasus, begitu pula sebaliknya. Di mana diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori tidak ada dalam kasus pada dasarnya penulis berpatokan pada
teoritis sedangkan diagnosa yang muncul dalam kasus tidak ada dalam
teori penulis berpatokan pada data yang didapatkan saat pengkajian
langsung terhadap klien.
3. Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus.
Tetapi untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada
prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya
74. 67
penulis berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang
muncul pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan
keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
4. Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga
memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta
bimbingan dari perawat pembimbing.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3 hari semua diagnosa dapat teratasi dengan
baik.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan pada Anak R Usia Sekolah (12 Tahun) Dengan Gangguan
sistem pencernaan : Thypoid Perforasi, penulis menyarankan :
1. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di
rumah sakit dalam langkah-langkah mengambil kebijakan dalam rangka
75. 68
meningkatkan pelayanan keperawatan pada Klien Anak dengan Post Op
Reanastonosis POD II a/i Thypoid perforasi.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan Ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
3. Terhadap Profesi Keperawatan
Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya
asuhan keperawatan pada Klien Anak dengan Post Op Reanastonosis
POD II a/i Thypoid Perforasi.
4. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma
III Keperawatan. Dan yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan
evaluasi tentang penetapan konsep keperawatan yang didapatkan selama
pendidikan kedalam praktek keperawatan secara nyata.
76. 55
5. Catatan Perkembangan
Tabel 20. Catatan Perkembangan.
No No. Dx Hari / tgl Jam Catatan perkembangan
1 I Rabu
16/02/2016
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
08.50
S : Klien mengatakan masih merasa nyeri padapada
kaki kiri
O :
1. Ekspresi wajah klien nampak meringis
2. Skala nyeri 5 (0-10).
A : Tujuan belum tercapai.
P : Pertahankan intervensi.
I :
1. Mengobservasi tanda- tanda vital dan
tingkat nyeri
Hasil :
N : 100 x / menit
S : 36, 40
C
P : 22 X / menit
2. Mempertahankan lokasi, karakter atau
intensitas nyeri
Hasil : nyeri pada kaki kiri seperti ditusuk-
tusuk
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan
distraksi
Hasil : klien melakukan relaksasi dengan
cara menarik napas dalam dari hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
Sedangkan distraksi klien melakukannya
dengan bermain game
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
terapi
Hasil : inj. santagesik 1/2 ampul / iv
E : Masalah belum teratasi
2 II Rabu
16/02/2016
09.00
09.10
09.20
09.30
S : Klien mengatakan kulitnya belum sembuh total
O : Tekstur kulit nampak tidak merata
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
I :
1. Mengkaji atau mencatat, warna luka, dan
perhatikan jaringan necrotic
Hasil : warna luka kemerahan
2. Pertahankan penutupan luka sesuai
indikasi
Hasil : penutup luka menggunakan
membrane cillicon
3. Evaluasi warna kulit dan perhatikan ada
77. 56
09.40
tidaknya penyembuhan
Hasil : warna kulit kemerahan ada jaringan
nekrotik
E : Masalah belum teratasi
3 III Rabu
16/02/2016
09.50
10.00
10.10
10.20
10.30
10.40
S : Klien mengatakan belum bisa bergerak aktif
O : Nampak aktivitas klien dibantu keluarga dan
perawat.
A : Tujuan belum tercapai
P : Pertahankan intervensi
I :
1. Mengkaji tingkat kemampuan klien
Hasil : klien hanya bias berbaring diatas
tempat tidur
2. Mempertahankan istrahat di tempat tidur
dengan posisi yang ditentukan.
Hasil : posisi semi fowler
3. Mengajarkan dan melatih rentang gerak
aktif- pasif.
Hasil : klien mengikuti intruksi perawat
dengan baik
4. Mengubah posisi klien sesering mungkin
Hasil : tiap 2 jam sekali posisi klien dirubah,
E : Masalah belum teratasi
4 IV Rabu
16/02/2016
10.50
11.00
11.10
11.20
11.30
11.40
S : -
O : Verban nampak kotor
A : Tujuan belum tercapai
P : Pertahankan intervensi intervensi
I :
1. Memantau TTV
Hasil :
N : 100 x/ menit
S : 36, 40
C
P : 22x/ menit
2. Memantau tanda – tanda infeksi
Hasil : kulit kemerahan
3. Membatasi pengunjung
Hasil : keluarga klien mengikuti saran dari
perawat untuk mengurangi pengunjung
4. Memberikan antibiotic sesuai indikasi
Hasil : inj. ceftriaxone 500 mg/ iv
E . : Masalah belum teratasi
78. 57
5 I Kamis
17/02/2016
08.00
08.10
08.20
08.30
08.40
08.50
S : Klien mengatakan masih merasa nyeri pada kaki
kiri.
O :
1. Ekspresi wajah klien nampak meringis
2. Skala nyeri 5 (0-10).
A : Tujuan belum tercapai
P : Pertahankan intervensi
I :
1. Mengobservasi tanda- tanda vital dan
tingkat nyeri
Hasil : skala nyeri 3 (0-10)
N : 100 x/menit
S : 36,40
C
P : 22 x/ menit
2. Mempertahankan lokasi, karakter atau
intensitas nyeri.
Hasil : lokasi nyeri di kaki kiri, sperti
tertusuk-tusuk.
3. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi
Hasil : klien melakukan relaksasi dengan
cara menarik napas dalam dari hidung dan
menghembuskannya melalui mulut.
Sedangkan distraksi klien melakukannya
dengan cara klien menonton TV
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai terapi
Hasil : santagesik
E : Masalah belum teratasi
6 II Kamis
17/02/2016
09.00
09.10
09.20
09.30
09.40
S : Klien mengatakan tekstur kulitnya belum
merata
O : Tekstur kulit nampak tidak merata
A : Tujuan belum tercapai
P : Pertahankan intervensi
I :
1. Mengkaji atau mencatat warna luka dan
perhatikan jaringan necrotic
Hasil : luka kemerahan,
2. Pertahankan penutupan luka sesuai indikasi
Hasil : penutup luka menggunakan
membrane csillicon.
3. Evaluasi warna kulit dan perhatikan ada
tidaknya penyembuhan
Hasil : luka tertutup verban
E : Masalah belum teratasi
79. 58
7 III Kamis
17/02/2016
09.50
10.00
10.10
10.20
10.30
10.40
S : Klien mengatakan belum bisa menggerakkan
tangan kanannya.
O : Nampak aktivitas klien dibantu keluarga dan
perawat.
A : Tujuan belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
I :
1. Mengkaji tingkat kemampuan klien
Hasil : klien hanya berbaring ditempat tidur
2. Mempertahankan istrahat di tempat tidur
dengan posisi yang ditentukan.
Hasil : posisi semi fowler
3. Mengajarkan dan melatih rentang gerak
aktif- pasif.
Hasil : klien mengikuti intruksi perawat
4. Mengubah posisi klien sesering mungkin
Hasil mengubah posisi klien tiap 2 jam
sekali
E : Masalah belum teratasi
8 IV Kamis
17/02/2016
10.50
11.00
11.10
11.20
11.30
11.40
S : -
O : Verban nampak kotor
A : Tujuan belum tercapai
P : Pertahankan intervensi intervensi
I :
1. Memantau TTV
N : 85 x /menit
S : 36,60
C
P : 20x /menit
2. Memantau tanda – tanda infeksi
Hasil : luka nampak kemerahan
3. Membatasi pengunjung
Hasil : keluarga klien kooperatif
4. Memberikan antibiotic sesuai indikasi
Hasil : ceftriaxone.
E . : Masalah belum teratasi
80. DAFTAR PUSTAKA
Ariani, T.A, (2013). Sistem neurobehaviour. Salemba Medika : Jakarta.
Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta.
Corwin, E.J. (2009). Buku saku patofisiologi, ed 3. EGC : Jakarta.
Depkes RI. (2006). Profil Kesehatan dan Data-data Kesehatan Provsu.
http://www.depkes.go.id/en/profit/prov%20sumut.com./2006/06/05.
Doenges, M.E, Moorhouse, M.F, Geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan
keperawatan, ed 3. EGC : Jakarta.
Mansjoer. (2008). Dokumentasi keperawatan, Trans Info Media : Jakarta.
Muwarni. A, (2009). Perawatan pasien penyakit dalam. Mitra cendikia :
Jogjakarta.
Noer, M.S. (2006). Penanganan luka bakar akut. Air Langga University Press.
Nurarif, A.H dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
nanda NIC-NOC, jilid 1. Mediaction : Jakarta.
Nursalam, M. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, ed 2. Salemba
Medika : Jakarta.
Oswari. (2012). Proses keperawatan dan pemeriksaan fisik. Salemba medika :
Jakarta.
Syaifuddin, H, (2006). Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, ed 3.
EGC : Jakarta.
Wilkins, L.W, (2011). Nursing memehami berbagai macam penyakit, ed 1. PT
Indeks : Jakarta.
81. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SATPEL)
”PEMENUHAN NUTRISI”
Oleh :
IRMAWATI BUDIMAN
13.13.1065
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2016
82. BAB I
PENDAHULUAN
1. Mata Ajaran : Pendidikan Kesehatan
2. Pokok bahasan : Typoid Perforasi
3. Sub Pokok Bahasan : Pemenuhan Nutrisi
4. Sasaran : Keluarga An. R dengan anak usia
sekolah
5. Lokasi : Ruang Bedah Anak
6. Waktu : Kamis 18 Februari 2016 (15 menit)
7. Latarbelakang masalah : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
8. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti serangkaian penyuluhan kesehatan sasaran
mampu mengetahui pentingnya kebutuhan nutrisi
9. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit sasaran dapat :
a. Menjelaskan pengertian Nutrisi
b. Menjelaskan tujuan pemenuhan nutrisi
c. Menjelaskan zat gisi yang terkandung dalam makanan
d. Menjelaskan cara pemenuhan nutrisi yang baik pada anak
e. Menjelaskan apa saja kerugian bila nutrisi tidak terpenuhi
10. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
83. 11.Kegiatan
a. Persiapan pembelajaran
1. Menyiapkan materi, media, tempat
2. Kontrak waktu dengan klien
b. Kegiatan
No Kegiatan penyuluh Kegiatan klien dan keluarga
1 Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Member informasi konsen
Menjawab salam pengajar
Memberikan persetujuan
2 Isi
Memberikan penjelasan
dalam bentuk ceramah :
a. Pengertian nutrisi
b. Tujuan pemenuhan nutrisi
c. Zat gizi yang terkandung
dalam makanan
d. Cara pemenuhan nutrisi
yang baik pada anak
e. Apa saja kerugian bila
nutrisi tidak terpenuhi
Mendengarkan penjelasan
secara seksama
3 Penutup
a. Memberikan kesempatan
pada klien selama 5 menit
untuk bertanya
b. Menjawab pertanyaan klien
dan keluarga klien
c. Mengucapkan terima kasih
d. Mengucapkan salam penutup
- Mengajukan pertanyaan
- Mendengarkan jawaban
- Menjawab salam
12.Media
Leaflet
13.Evaluasi
Formatif / lisan
85. BAB II
PEMBAHASAN
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh baik untuk mempertahankan
keseimbangan metabolism ataupun sebagia pembangun.
B. TUJUAN PEMENUHAN NUTRISI
1. Utuk memenuhi kebutuhan perbaikan jaringan
2. Untuk memenuhi zat-zat besi dalam tubuh
C. ZAT GIZI YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Air
D. CARA PEMENUHAN NUTRISI YANG BAIK PADA ANAK
1. Cuci tangan sebelum makan
2. Hindari makanan yang sudah terkontaminasi oleh serangga
seperti lalat
3. Makan dengan teratur dan porsi yang sesuai
4. Makan makanan yang bergizi
5. Istrahat yang cukup minimal 8 jam dalam sehari
86. E. APA SAJA KERUGIAN JIKA NUTRISI TIDAK
TERPENUHI
1. Resiko buruk bagi tubuh
2. Penurunna berat badan
3. Terlambatnya proses tumbuh kembang anak
4. Memeprlambat proses berfikir
87.
88.
89. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A 2015
Nama Mahasiswa : IRMA WATI BUDIMAN
NIM : 13.13.1065
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada klien anak “R” usia sekolah
(12 Tahun) dengan Post Op Reanostomosis POD II
atas indikasi Thypoid Perforasi di Ruang bedah anak
Gedung Kemuning lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung.
Nama Pembimbing : Yataba, S.Kep. Ns , M.Kes
No. Hari / Tgl Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 Senin /
09-05-2016
Judul
BAB I
- Perbaiki penulisan judul
- Pembuatan data statistic
kejadian Thypoid Perforasi
- Perbaiki Penulisan tanda baca
- Perbaiki sistematika penulisan
- Untuk manfaat di pilih sesuai
dengan buku panduan
2 Selasa
10-05-2016
Judul
BAB I
- Perbaiki jarak logo dan judul
- Tambahkan beberapa paragraph
di latar belakang
- Judul table di bold
- Tambahkan referensi
pernyataan di latar belakang
3 Rabu /
12-05-2016
Judul
BAB I
- Gunakan F12 dan jadikan 4
baris
- Perbaiki di tujuan
- Perbaiki tanda baca
4 Jumat /
14/05/2016
Judul
Bab I
Bab II
- Perbaiki tulisan yang miring di
jadikan lurus
- Jarak spasi di judul gunakan 3
spasi
90. 5 Rabu /
18-05-2016
Bab I - ACC
- Perbaiki redaksi judulnya
sesuaikan sistematika penulisan
tambahkan referensi yang jelas
- Untuk tinjauan teoritis
keperawatan lihat di konsep
keperawatan
- Tambahkan beberapa system
yang belum ada
6 Sabtu /
21-06-2016
Bab II - ACC
- Lanjut BAB IIIa
7 Jumat /
03-07-2016
Bab III a - Perbaiki rata-rata yang belum
lengkap
8 Rabu /
08 Juni 2016
Bab III a - Pengetikan dalam table
gunakan satu spasi
- Lengkapi data yang belum
akurat
9
10
Kamis /
9 Juni 2016
Jumat/
10 Juni 2016
Bab III A
Bab III B
Bab IV
- ACC
- ACC
- ACC
Buat Kelengkapan KTI
Siap Ujian Sidang KTI
Raha, Juni 2016
Pembimbing
Yataba, S.Kep. Ns , M.Kes
91. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
LEMBAR PERBAIKAN UJIAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A 2015/2016
Nama Mahasiswa : IRMA WATI BUDIMAN
NIM : 13.13.1065
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada klien anak “R” usia sekolah
(12 Tahun) dengan Post Op Reanostomosis POD II
atas indikasi Thypoid Perforasi di Ruang bedah anak
Gedung Kemuning lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung.
Nama Penguji I : Yataba, S.Kep. Ns , M.Kes
No. Hari / Tgl Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 11/06/2016 Perbaiki Pengetikan yang masih
salah
Raha, 11 Juni 2016
Penguji I
Yataba, S.Kep. Ns , M.Kes
92. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
LEMBAR PERBAIKAN UJIAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A 2015/2016
Nama Mahasiswa : IRMA WATI BUDIMAN
NIM : 13.13.1065
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada klien anak “R” usia sekolah
(12 Tahun) dengan Post Op Reanostomosis POD II
atas indikasi Thypoid Perforasi di Ruang bedah anak
Gedung Kemuning lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung.
Nama Penguji II : Musriani, S.Kep. Ns , M.Kes
No. Hari / Tgl Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 11/06/2016 - Cara pengetikan
- Spasi
- Data-data yang kurang
harus ditambahkan
- Perhatikan daftar pustaka
Raha, 11 Juni 2016
Penguji II
Musriani, S.Kep. Ns , M.Kes
93. PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954
LEMBAR PERBAIKAN UJIAN SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
UJIAN AKHIR PROGRAM (UAP) T.A 2015/2016
Nama Mahasiswa : IRMA WATI BUDIMAN
NIM : 13.13.1065
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada klien anak “R” usia sekolah
(12 Tahun) dengan Post Op Reanostomosis POD II
atas indikasi Thypoid Perforasi di Ruang bedah anak
Gedung Kemuning lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung.
Nama Penguji III : Mursalin, SKM, M.Kes
No. Hari / Tgl Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan
Uraian Perbaikan Paraf
1 11/06/2016 - Cara pengetikan dan
tanda baca
- Koreksi kembali
kasifikasi data
- BAB I Perbaiki
Raha, 11 Juni 2016
Penguji III
Mursalin, SKM, M.Kes
94. DAFTAR RIWATAT HIDUP
1. IDENTITAS
Nama : IRMA WATI BUDIMAN
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Raha, 15 Februari 1992
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis / Indonesia
Alamat : Motewe
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
SDN 6 Napabalano : Lulus Tahun 2005
SMP Negeri 8 Raha : Lulus Tahun 2008
SMA Negeri Khusus Raha : Lulus Tahun 2011
Akper Pemkab Muna : Tahun 2013 sampai sekarang