SlideShare a Scribd company logo
1 of 128
Download to read offline
1
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG
DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA
TANGGAL 4 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
HUSNI
2012.IB.0051
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
1
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG
DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA
TANGGAL 4 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
HUSNI
2012.IB.0051
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
1
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG
DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA
TANGGAL 4 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
HUSNI
2012.IB.0051
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
2
3
iii
4
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Husni
2. Nim : 2012. IB. 0051
3. Tempat/ tanggal lahir : Kulese, 20Oktober 1993
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Muna/ Indonesia
7. Alamat : Jl. Lumba-lumba (Lrg. Sinar Las) Raha Muna
Sultra
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah dan Ibu : Husein dan Wa Loe
2. Pekerjaan : Wiraswasta dan Wiraswasta
8. Alamat : Jl. Lumba-lumba (Lrg. Sinar Las) Raha Muna
Sultra
iv
5
C. PENDIDIKAN
1. TK : TK Latuhalak Ambon
2. SD : SD Negeri 26 Katobu 2000 - 2005
3. SMP : SLTP Negeri 2 Raha 2006 - 2008
4. SMA : SMA Negeri 2 Raha 2009 -2011
5. Sempat mengikuti penerimaan Casis Kowad TNI-AD di Kodam
Pattimura Ambon Pada tahun 2011 dan sejak tahun 2012 mengikuti
Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2015.
v
6
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini.
Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Intranatal pada Ny “Y” Dengan Anemia Sedang di BPS Arafat Tampo
Kab. Muna Tanggal 4April 2015 “.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan
Studi Kasus ini.
Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang
dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga
Studi Kasusini dapat diselesaikan, Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepadaIbu Rosminah
Mansyarif, S.Si.T., M.Kesselaku pembimbing I dan Bapak L.A Sukarna Parsan,
SKM., M.Kes selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan,
motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga.
vi
7
Dalam penyusunan Studi Kasus ini tidak terlepas pula dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, S.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Sowite Akademi
Kebidanan Paramata Raha.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus sebagai penguji Karya Tulis
Ilmiah.
4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna.
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan
keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti
pendidikan.
6. Ibu Rosdiana, S.ST selaku kepala BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna yang
telah memberi kesempatan melakukan penelitian studi kasus di BPS Arafat
Tampo Kabupaten Muna.
7. Terkhusus kepada ibundaku Wa.Loe dan ayahandaku Husein tercinta yang
telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi
maupun non materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan.
vii
8
8. Untuk kakak-kakakku tersayang yang selalu memberi dukungan untukku dan
selalu menyayangiku.
9. Untuk sahabat-sahabatku Serni,Indi,Liana,Mirda, Oma, dan warga Kostidak
lupa rekan-rekan Pencak Silat Kab.Muna Pelatih,Senior,Junior khususnya
wiwiek, kaondo, Nova kalian semua adalah sahabat terbaikku yang selalu
membuatku semangat dan selalu memberiku dukungan serta tidak lupasomeone
yang istimewah yang selalu memberi motifasi.
11.Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2012, serta pihak yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu trima kasih atas dorongan, semangat dan
kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan
bantuandan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua, amin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha , Juli 2015
Penulis
Viii
9
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….........i
Lembar Persetujuan ………………………………………………………...........ii
Lembar Pengesahan …………………………………………………………......iii
Riwayat Hidup ……………………………………………………………...........iv
Kata Pengantar ………………………………………………………………......vi
Daftar Isi …………………………………………………………………….......ix
Intisari.....................................................................................................................xi
Daftar Tabel …………………………………………………………………....xii
Daftar Gambar......................................................................................................xiii
Bab 1 Pendahuluan...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan........................................................................3
C. Tujuan Telaah...............................................................................................3
D. Manfaat Telaah.............................................................................................5
E. Metode Telaah..............................................................................................5
F. Sistematika Penulisan...................................................................................7
Bab II Tinjauan Pustaka.........................................................................................11
A. Telaah Pustaka...........................................................................................11
1. Intra natal care......................................................................................11
2. Anemia.................................................................................................16
3. Koagulopati..........................................................................................22
B. Konsep Manajemen Kebidanan.................................................................28
a. Pengertian.............................................................................................28
b. Pedoman...............................................................................................28
c. Prinsip-prinsip Manajemen Kebidanan................................................34
C. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan..................................................35
D. Pendokumentasian......................................................................................40
ix
10
Bab III Studi Kasus................................................................................................45
A. Pengumpulan Data Dasar...........................................................................45
B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual................................................51
C. Identifikasi Diagnosa dan Masala Potensial..............................................59
D. Menilai Perlunya Intervensi Segera, Konsultasi dan Kolaborasi...............60
E. Perencanaan Asuhan Kebidanan................................................................60
F. Implementasi..............................................................................................62
G. Evaluasi Keefektifan Asuhan.....................................................................64
H. Pendokumentasian......................................................................................91
Bab IV Pembahasan.............................................................................................101
Bab V Penutup.....................................................................................................109
A. Kesimpulan..............................................................................................109
B. Saran.........................................................................................................110
Daftar Pustaka......................................................................................................113
Lampiran-Lampiran
.
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara langsung,tidak
langsung berhubungan dengan anemia (Anonim, 2015).
Menurut data WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan
dengan anemia dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Kebanyakan anemia
dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Perlu diingat ada beberapa kondisi
yang menyebabkan defisiensi kalori-besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati
dan thalasemia (Saifuddin, 2009).
Frekuensi ibu bersalin dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,
5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang
kurang terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas merupakan prediposisi
anemia defisiensi ibu hamil, bersalin dan nifas di Indonesia (Saifuddin, 2009).
Persentase penyebab kematian ibu melahirkan, berdasarkan data tersebut
bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni, pendarahan,
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi yang sering kali ditemukan
(Anonim, 2015).
1
2
Data yang di peroleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna pada tahun 2013tercatat angka kejadian ibu bersalin dengan
anemia berkisar 89 orang. Pada tahun 2014 tercatat angka kejadian ibu bersalin
dengan anemia berkisar 231 orang sedangkan tahun 2015 dari bulan Januari
sampai April 12 orang (Dinas Kesehatan Kab.Muna, 2015).
Pada wilayah kerja Puskesmas Tampo Kabupaten Muna tidak ada data
yang mendukung yang diperoleh dari medical Record (Rekam Medis) di wilayah
kerja Puskesmas Tampo Kabupaten Muna, pada tahun 2013, tahun 2014 ibu
bersalin dengan anemia dari bulan januari sampai april tahun 2015 (Puskesmas
Tampo, 2015). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai ibu bersalin dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta
Afarat Tampo Kabupaten Muna Tahun 2015.
Salah satu komplikasi terbanyak pada persalinan adalah perdarahan
dengan anemia, persalinan dengan anemia dimana konsentrasi haemoglobin yang
menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam kasus kehilangan darah
apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus
yang merupakan penyebab langsung gangguan his primer, dan sekunder, janin
lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, partus
lama, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Atikah, 2009).
Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu
(28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor
kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh
3
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan: proporsinya berkisar antara kurang
dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup
setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat
kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah
kesehatan yang berkepanjangan (Anonim, 2015).
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Studi Kasus ini penulis membatasi yaitu ruang lingkup
pembahasan karya tulis ilmiah ini meliputi Manajemen dan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny.Y dengananemiasedang di Bidan Praktek
Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan ibubersalin pada Ny.Y dengananemia di Bidan Praktek Swasta Arafat
Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data dan menganalisa data sesuai dengan ibu
bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta
Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
b. Mampu merumuskan diagnosa/masalah aktual sesuai denganibu bersalin
pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat
Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
4
c. Mampu merumuskan diagnosa/masalah potensial sesuai dengan ibu
bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta
Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera sesuai dengan
ibubersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta
Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
e. Mampu menetukan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan ibu
bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta
Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.”
Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo
Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
g. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.”
Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo
Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
h. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai
dengan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan
Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
D. ManfaatTelaah
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitianini dapatmemberikaninformasi tentangrisikoAnemia sedang
terhadap kejadianperdarahan pada persalinan serta dapat digunakan sebagai
acuan untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan.
5
2. ManfaatPraktis
a. Pendidikan
Digunakan sebagai standar bacaan atau referensi dalam usaha
peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan anemia sedang.
b. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang.
c. Bagi Profesi
Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin dengan anemia sedang
sesuai dengan manajemen atau prosedur yang sudah ada.
E. Metode Telaah
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, berdasarkan teori ilmiah yang
dipadukan dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang
objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam
pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.Studi Kepustakaan
Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis
penelitian, didalamnya tersimpan bahan bacaan dan informasi yang dapat
mengarahkan kita dalam menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus
yang dibahas.
6
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan
komprehensif, data yang dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan
menggunakan metode:
a. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi
Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami
dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan, dan
lingkungannya.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai kebutuhan klien dengan
menggunakan format pengkajian dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjang hasil pengkajian data dan
hasil pemeriksaan fisik, untuk membantu menegakkan diagnosa.
3. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari bidan maupun sumber lain yang menunjang yaitu hasil
pemeriksaan diagnostik.
7
4. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang
menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen
pembimbing studi kasus.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang karya tulis
ilmiah ini, yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam
karya tulis ini dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah
yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terbagi
atas manfaat bagi institusi pendidikan, manfaat bagi instansi tempat
pengambilan kasus, dan manfaat bagi penulis, serta metode telaah yang terdiri
dari studi kepustakaan, studi kasus yaitu wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik, studi dokumentasi serta diskusi dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan:
a. Telaah Pustaka yang berisi acuan tentang persalinan meliputi klasifikasi,
sebab-sebab mulainya persalinan, tanda-tanda persalinan, factor-faktor
persalinan, tahapan persalinan. Tinjauan tentang anemia yang meliputi
etiologi, penyebab, penanganan umum, dan tinjauan anemia yang meliputi
tatalaksana anemia.
8
b. Konsep manajemen kebidanan meliputi pengertian manajemen kebidanan,
prinsip-prinsip manajemen kebidanan.
c. Langkah-langkah manajemen kebidanan.
d. Pendokumentasian meliputi definisi dokumentasi, dan unsur-unsur
pendokumentasiandi awali dengan data subyektif dan di akhiri dengan
planning.
3. Bab III Studi Kasus
Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan
masalah aktual, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, menilai perlunya
tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan dan evaluasi keefektifan asuhan serta pendokumentasian.
4. Bab IV Pembahasan
Pembahasan menjelaskan tentang hasil telaah yang dilakukan pada sasaran,
lalu membandingkannya dengan teori yang ada.Penjelasan harus dibuat bukan
hanya jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika hasil telaah
sesuai teori harus diberikan penjelasan, termasuk hal-hal yang mendukung
kondisi yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang
mekanisme mengapa hasilnya demikian. Dengan fokus pada aspek teoritik dan
aspek telaah.
9
5. Bab V Kesimpulan Dan Saran
Bab ini berisi tentang:
a. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam beberapa hal yaitu
manajemen kebidanan, pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitasi,
preventif dan promosi) dan ketepatan waktu yang digunakan.
b. Saran dan usul yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan
atau hal-hal yang dibutuhkan guna penurunan kematian ibu yang meliputi
saran bagi institusi pendidikan, saran bagi instansi tempat pengambilan
kasus, dan saran bagi penulis.
6. Daftar Pustaka
Pada daftar pustaka berisi tentang judul-judul buku yang di gunakan sebagai
dari kepustakaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, persalinan adalah
proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun janin(Sarwono, 2009).
Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18
jam tanpa ada faktor penyulit dan komplikasi baik ibu maupun janin.
(Yongki, dkk, 2012).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42)
minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Lilis, 2013).
10
11
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin(Saifuddin, 2009). Menurut Ina, dkk (2014)
persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Dari berbagai teori para ahli, penulis menyimpulkan bahwa persalinan
adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus.
Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 – 42 minggu) tanpa di sertai adanya penyulit.
a. Klasifikasi atau Jenis Persalinan
Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara persalinan dan
berdasarkan usia kehamilan.
1) Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan yaitu: persalinan normal
(spontan), persalinan buatan dan persalinan anjuran(Ina, dkk, 2014).
2) Jenis persalinan berdasarkan usia kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan yaitu: persalinan prematur, persalinan matur, persalinan
Postmatur (Serotinus) (Ina, dkk, 2014).
b. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar,
yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain:
dikemukakan faktor-faktor hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi(Ina, dkk, 2014).
12
c. Tanda-Tanda Persalinan
1) Kala 1
Pada kala pembukaan,his belum terlalu kuat,datangnya setiap 10-15
menit, dan tidak seberapa kuatatau menganggu ibu, sehingga ibu masih
dapat berjalan. Lambat laun his bertambah kuat, yaitu intervalnya
menjadi lebih pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama.
Lendir bercampur darah menjadi bertambah banyak. Lama kala 1 untuk
primipara adalah 12 jam, untuk multipara 8 jam.
2) Kala II
Tanda-tanda dimulainya persalinan kala II adalah :
a) His menjadi lebih kuat,yaitu kontraksi berlangsung selama 50-100
detik dengan interval setiap 2-3 menit.
b) Ketuban biasanya pecah dengan ditandai keluarnya cairan berwarna
kekuningan secara tiba-tiba dan banyak.
c) Ada perasaan ingin mengedan.
d) Ada tanda bahwa kepala janin sudah sampai di dasar panggul yaitu
dengan terlihat perineum menonjol, vulva membuka, dan anus
membuka.
3) Kala III dan Kala IV
Tanda-tanda di mulainya persalinan kala III ditandai dengan :
Uterus menjadi bundar, keluar darah tiba-tiba, tali pusat memanjang,
naiknya fundus uteri. Kala III diakhiri dengan kala IV persalinan, yaitu
sampai dengan 2 jam setelah bayi lahir.
13
d. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus): Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris,
fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi, kontraksi otot-otot dinding
perut, kontraksi diafragma dan ligamentous action terutama ligamentum
rotundum.
2) Faktor janin (passager)
Sikap janin (habitus), letak janin (situs), presentasi bagian terbawah janin
dan posisi janin.
3) Faktor jalan lahir (passage)
a) Bagian keras: Tulang-tulang panggul (rangka panggul).
b) Bagian lunak: Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
4) Penolong dan Psikologi Ibu
a) Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
b) Psikologis
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan di saat merasakan kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegahan hati, seolah-olah pada
saat itu benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati”. Faktor
14
psikologis meliputi: melibatkan psikologis ibu, emosi, persiapan
intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat dan
dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
Faktor penolong perslinan dan psikologis ibu sangat menetukan
apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan
lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah:
power, passage dan passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psikologis
ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan (Icesmi, dkk,
2013)
e. Tahapan persalinan
1) Kala I Persalian
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks
membuka lengkap (10 cm).
Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu: fase laten dimulai
sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan
serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm, dan
umumnya fase laten berlangsung selama 8 jam. Selanjutnya fase
aktifterdiridari: fase akselerasi, fase dilatasi maksimal, fase
deselerasi(Asrinah, 2010).
2) Kala II (Kala Pengeluaran)
Dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi yaitu
primipara: 2 jam dan multipara 1 jam.
15
3) Kala III (Kala Uri)
Dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban komplit. Dimana primipara5 – 30 menit (rata-rata 15
menit) sedangkan multipara 5 – 30 menit (rata-rata 15 menit)
4) Kala Pengawasan (Kala IV)
Dimulai sejak lahirnya plasenta dan selaput ketuban, sampai
keadaan ibu mulai stabil yaitu 1 – 2 jam setelah persalinan berlangsung.
2.Anemia
a. Pengertian
Menurut Sarwono (2009), anemia adalah suatu kondisi dimana
terdapat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Anemia secara
praktis didefinisikan senagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit
dibawah batas normal.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu
kelainan darah yang umumnya terjadi ketika kadar sel darah merah
(eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan
masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin, yang
membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh(Atikah, 2011).
Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1dan
ke-3 dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trimester 2.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim di sebut
16
Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah
18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 20 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Atikah, 2009).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
Hemoglobindibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr %
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Saifuddin, 2009).
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita
anemia, lebih sering disebut sebagai kurang darah, kadar sel darah merah
(Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena
kurangnya zat besi, asam folat, vitamin B12, tetapi yang sering terjadi
adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara
lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan
absorpsi usus, perdarahan akut maupun kronis dan meningkatnya kebutuhan
zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan dan masa
penyembuhan dari penyakit. Kebanyakan anemia dalam kehamilan
17
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduannya saling berinteraksi (Atikah, 2011).
Dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat
menyimpulkan bahwa anemia adalah suatu keadaan atau kondisi dimana
dalam darah terjadi penurunan kadar hemoglobin atau sel darah merah di
bawah nilai normal.
b.Klasifikasi
Secara umum, ada 3 jenis utama anemia yaitu anemia mikrositik,
anemia normositk, dan anemia makrositi. Berikutpenjelasan menurut ukuran
sel darah merah sebagai berikut :
Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia mikrositik.
Penyebab utama dari jenis ini defisiensi besi (besi tingkat rendah) anemia
dan thalassemia (kelainan bawaan hemoglobin). Sedangkan jika ukuran sel
darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam jumlah), ini disebut
anemia normositik, seperti anemia yang menyertai penyakit kronis atau
anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal. Selanjutnya, jika sel
darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia makrositik.
Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa dan anemia yang
berhubungan dengan alkoholisme.
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil
dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu Hb menurut Manuaba I (2010), Hb >
11 gr% tidak anemia (normal), Hb 9-10 gr% anemia ringan, Hb 7-8
gr%,anemia sedang dan Hb <7 gr% anemia berat.
18
Tabel1. Jenis Anemia SecaraUmum
Jenis Anemia Umum Penyebab Temuan Laboratorium
Normositik Perdarahan akut
Anemia sel sabit
Malaria
Anemia aplastik
Talasemia
Anemia akibat penyakit
kronis
Penurunan HCT
Penurunan Hemoglobin
MCV tidak berubah
MCHC tidak berubah
Zat besi normal
Feritin Normal
Mikrositik Defisiensi besi
Perdarahan kronis lambat
Anemia dalam kehamilan
Penurunan HCT
Penurunan hemoglobin
Penurunan statuszat besi
Penurunan feritin
Penurunan MCV
MCHC tuun atau tidak
berubah
Anemia megaloblastik Defisiensi asam folat
Defisiensi vitamin B
Penurunan HCT
Penurunan Hemoglobin
Peningkatan MCV
MCHC normal
Sumber: (Elizabeth,2008).
c. Tanda dan Gejala Anemia
Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa
hampirtanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit pada dasarnya yang
menonjol,ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan
gejala dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi,
berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system
neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar
limpa. Bila kadar Hb < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia
akan jelas (Rukiyah, 2011).
Anemia terdiri atas 3 jenis yaitu anemia ringan, sedang dan anemia
berat. Adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut:
1). Anemia ringan
19
Gejala anemia ringan yaitu kelelahan, penurunan energy, kelemahan, sesak
napas, palpitasi (rasa jantung balab atau pemukulan tidak teratur) dan
tampak pucat.
2). Anemia Sedang
Anemia sedang adalah dimana kadar hemoglobin berkisar antata
7 – 8 gr%. Pada anemia akan didapatkan keluhan yaitu cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang dan badan lemas.
3). Anemia berat
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat
pada seseorang dapat mencakup denyut jantung cepat,tekanan darah
rendah,frekuensi pernapasan cepat,pucat dan kulit dingin, kulit kuning
disebut jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah, murmur
jantung, penyebab limpa dengan penyebab anemia tertentu, nyeri dada,
pusing atau kepala terasa ringan(terutama berdiri atau), kelelahan atau
kekurangan energy, sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi, sesak napas,
nyeri dada serta pingsann (Atikah, 2011).
Beberapa pasien dengan anemia tidak menunjukkan gejala.
Sedangkan anemia pada orang lain mungkin merasa: capek, mudah
kelelahan, tampak pucat, terjadi palpitasi/berdebar (rasa balab jantung)
dan menjadi sesak napas. Perlu dicatat bahwa jika anemia sudah berjalan
lama (anemia kronis), tubuh dapat menyesuaikan diri dengan kadar
oksigen rendah dan mungkin individu tidak merasa berbeda kecuali
anemia menjadi berat (Atikah, 2011).
20
Tabel2. Tandadan Gejala Anemia
Ringan Sedang Berat
10 – 12 g/dl 8 – 10 g/dl < 8 g/dl
Gejala :
1). Kelelahan
2). Penurunan jantung
meningkat
3). Detak jantung
meningkat
4). Ekstraksi O2 jaringan
meningkat
5). Dilatasi system vascular
Perifer
1). Fatig (merasa
lelah)
2). Sulit konsentrasi
3). Detak jantung >
100 kali/menit
4). Berdebar
5). Dispnoe pada
aktivitas
6). Pucat
1). Overwhelming
2). Fatig (merasa lelah)
3). Dizziness (pusing)
4). Jantung berdebar
5). Vertigo (perasaan berputar
6). Depresi, gangguan tidur
7). Dispnoe pada istirahat
Sumber : Purwita, (2008)
d. Penyebab Anemia.
Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme
utama tubuh yang menyebabkanya adalah :
1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah/lisis
sehingga terjadi anemia. Penghancuran darah yang berlebihan dapat
disebabkan oleh: masalah dengan sum-sum tulang (limfoma,
leukemiaatau muktiple myeloma), masalah dengan system kekebalan
tubuh yang menyebabkan kerusakan sel-sel darah (anemia hemolitik),
kemoterapi dan penyakit krois (AIDS).
Jenis-jenis anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah: anemia hemolitik, anemia sel sabit, thalasemia, glukosa-6-
folatdehidrogenase (G6PD), dan spherocytosis herediter.
21
2) Kehilangan darah
Kehilangan darah disebabkan oleh perdarahan (menstruasi dan
persalinan), penyakit (malaria), penyakit kronis (kanker), colitis
ulserativa atau rheumatoid arthritis dan kehilangan darah (misalnya dari
menstruasi berat atau borok lambung).
3) Penurunan produksi sel darah merah
Penurunan produksi sel daah merah dapat terjadi akibat: obat-
obatan/racun, diet yang rendah, vegetarian ketat, gagal ginjal, genetic
beberapa bentuk anemia seperti talasemia, kehamilan sarta operasi untuk
lambung atau usus mengurangi penyerapan zat besi, vitamin B12, atau
asam folat.
3. Koagulopati
a. Pengertian Koagulopati
Menurut Lilis (2013), koagulopati adalah gangguan pembekuan
darah atau perdarahan yang berlebihan dengan atau tanpa komplikasi
thrombosis samapai keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh
tes laboratorium. Pembekuan darah adalah proses yang mencegah
kehilangan darah dari badan melalui luka disebut hemostasis dan proses ini
terdiri dri tiga stadium yang bekerja bersama – sama. Adapun tahap
hemostasis sebagai berikut :
1) Spasme vaskular adalah penyempitan lumen pembuluh darah yang putus
untuk mengurangi aliran darah yang hilang.
2) Pembentukan sumbat trombosit adalah untuk menghentikan kebocoran
darah.
22
3) Pembekuan fibrin di sekitar sumbat trombosit dan retraksi fibrin yaitu
untuk merekat pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya
merapat.
Proses pembekuan darah (gambar 15.4) sangat kompleks dan
melibatkan beberapa faktor. Hasil akhir proses ini adalah pembentukan
bekuan fibrin (tak larut) dari fibrinogen (larut) dan proses ini dirangsang
oleh pembentukan trombin. Pembentukan trombin dirangsang oleh
pembentukan aktivator protrombin dan ada dua sistem yang
menghasilkan aktivator ini – sistim ekstrinsik dan sistem instrinsik.
Sistem ekstrinsik diransang oleh kerusakan jaringan dan segera
menyebabkan sejumlah kecil fibrin membentuk bekuan. Sistem intrinsik
memerlukan waktu beberapa menit untuk berfungsi tetapi sistim ini
menyebabkan fibrin membentuk bekuan dalam jumlah relatif besar.
Setelah bekuan terbentuk, ia akan di pecah oleh suatu enzim yang disebut
plasmin. Ini akan menyingkirkan bekuan untuk memulai proses
penyembuhan luka (Roger. W, 2002).
Gambar 15.4 Proses pembekuan darah
Sumber : Roger .W, (2002).
23
Faktor yang mempengaruhi pembekuan darah adalah protrombin di buat
oleh hati, dan vitamin K diperlukan untuk proses produksinya. Vitamin K larut
dalam lemak dan diperoleh dari sayur-sayuran hijau dan hati. Individu, yang
mengalami defisiensi vitamin K dalam diet, menunjukan kecenderungan
mengalami perdarahan karena vitamin ini disintesis dalam usus oleh kerja
bakteri. Vitamin ini dapat diabsorpsi dari usus ke dalam darah dengan bantuan
empedu. Apabila tidak terdapat empedu, seperti pada kasus ikterus tertentu,
bisa terjadi kekurangan protrombin sehingga kecenderungan perdarahan
meningkat. Heparin adalah protein normal yang terdapat di dalam darah
dibentuk di dalam hati, dan berfungsi mencegah terjadinya bekuan darah di,
dalam pembuluh. Karena itu ia disebut antikoagulan (Roger. W, 2002).
Koagulopati salah satu penyebab perdarahan dalam obstetric yang suka
diprediksi adalah adanya gannguan pembekuan darah. Hal ini berkaitan erat
dengan fungsi hemostatis. Hemostatis ialah proses penghentian aliran darah di
pembuluh darah yang cedera. Adapun syarat hemostatis normal terdiri dari:
pembuluh darah dan jaringan yang baik, trombosit harus normal baik jumlah
maupun kualitasnya serta faktor pembekuan darah harus adekuat (Desy, 2009).
b. Kelainan Koagulasi lainnya sebagai berikut:
1) Selain trombositopenia dan kelainan koagulasi heriditer yang relatif
jarang, terdapat kelainan koagulasi lain relatif jarang pada kehamilan
dan bermanifestasi sebagai pemanjangan PT atau Partial Tromboplastin
Time (PTT).
24
2) Koagulasi intravaskular diseminata atau Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC) relatif jarang pada kehamilan dan dapat disebabkan
oleh beberapa proses penyakit dasar. Beberapa di antaranya terkait
dengan penyakit infeksi yang tidak spesifik untuk kehamilan. Sejumlah
penyebab mungkin spesifik untuk kehamilan atau persalinan dan perlu
diketahui segera, seperti DIC karena abruptio placentae atau emboli
cairan ketuban. Jika penyebab perdarahan dan lokasi anatomik tidak
ditemukan, pasien yang mengalami perdarahan hebat setelah persalinan
perlu diperiksa status koagulasinya, termaksut PT, PTT dan kadar
fibrinogen.
3) Trombofilia dalam Kehamilan
Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu
pembentukan bekuan darah (trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena
kelebihan faktor - faktor pembekuan darah (prokoagulan) atau
kekurangan faktor - faktor yang menghambat pembekuan darah atau
memecah bekuan darah (fibrinolisis). Kedua bentuk bentuk trombofilia
ini telah terbukti berkaitan dengan berbagai peristiwa trombotik dalam
kehamilan.
4). Tromboemboli Vena dalam Kehamilan.
Risiko tromboemboli vena (VTE) kira-kira enam kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil serta merupakan
penyebab utama kematian pada perempuan dalam masa kehamilan dan
nifas. Faktor-faktor risiko terjadinya VTE pada ibu hamil meliputi
25
obstruksi aliran vena oleh uterus yang membesar, atonia vena karena
pengaruh hormonal, dan perubahan protrombotik didapat yang terjadi
pada protein-protein hemostatik.
5) Trombofilia Herediter
Risiko trombosis vena pada perempuan dengan trombofilia herediter
meningkat pada kehamilan, tetapi tidak semua penderita trombofilia
mengalami tromboemboli vena ketika hamil. Risiko terjadinya
tromboemboli bergantung pada jenis trombofilia dan ada tidaknya faktor-
faktor risiko lain (Sarwono, 2009).
c. Mekanisme koagulasi darah
Sebagai salah satu mekanisme alami dalam sistim sirkulasi darah,
koagulasi darah dapat terjadi kapan saja baik dalam skala kecil maupun
besar adanya jejas di dalam tubuh maupun di luar tubuh, dapat dilihat secara
kasat, mata atau tidak. Hakekat koagulasi darah di tempat jejas yang
menyebabkan terbukanya sistem vaskular tertutup adalah suatu upaya
pertahanan diri agar darah sebagai cairan ekstrasel tubuh dapat
dipertahankan volume maupun kandunganya. Hal ini dapat dimengerti
karena bila darah keluar dari sistem vaskular baik dalam bentuk pendarahan
eksternal maupun pendarahan internal, maka dpat timbul syok dan
kematian. Dengan koagulasi yang cepat di tempat jejas, bahaya syok dan
kematian dapat dicegah, keseimbangan air, elektrolit termaksut asam- basa
tubuh dapat dipertahankan. Namun ada kalanya koagulasi darah tidak harus
dimulai karena danya kerusakan pembuluh vaskular yang nyata tetapi
26
diawali oleh gangguan sistem vaskular baik akibat kelainan fungsi
penompang jantung, perubahan kandungan komponen darah maupun
perubahan integritas permukaan lumen pembuluh darah. Bila terjadi
perdarahan akibat luka atau kerusakan pembuluh darah, proses penghentian
pendarahan atau hemostasis segera terjadi dengan tiga mekanism yaitu
spasme vaskular adalah penyempitan lumen pembuluh darah yang putus
untuk mengurangi aliran darah yang hilang, pembentukan sumbat trombosit
adalah untuk menghentikan kebocoran darah, pembekuan fibrin di sekitar
sumbat trombosit dan retraksi fibrin yaitu untuk merekat pembuluh yang
putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat. Pada fase inilah terjadi
rangkaian reaksi biokimia yang dapat dikelompokan menjadi jalur reaksi
instrinsik dan jalur reaksi ekstrinsik untuk menghasilkan trombin.
Dari namanya, jalur reaksi ekstrinsik dimulai dengan elemen di luar
darah. Elemen ini adalah senyawa kimia Tromboplastin jaringan (Faktor
III), dikeluarkan pleh jaringan yang rusak. Faktor ini membuat reaksi
koagulasi dipersingkat dengan mengaktifkan faktor VII yang bergantung
pada adanya ion calsium. Kemudian faktor VII aktif akan mengaktifkan
faktor X yang juga bergantung pada adanya ion calsium. Faktor X aktif
inilah yang memiliki kemampuan mengubah protrombin menjadi trombin.
Berbeda dengan jalur reaksi ekrinsik, jalur reaks instrinsik berlangsung
relatif lambat dan melibatkan lebih banyak elemen koagulasi (Abdul, 2012).
27
B. Konsep Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-
langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur piker bidan dalam
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis (Astuti, 2012).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien(Dwiana, 2011).
Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun
1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian,
pemikiran, dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan bagi klien maupun tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan
bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses
manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja,
melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif dan aman dapat tercapai (Asrinah, 2010).
2. Pedoman Penerapan
Pedoman penerapan manajemen merupakan kumpulan ketentuan dasar
yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Penerapan
manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan
28
melalui suatu proses yang disebut langkah atau proses manajemen kebidanan.
Proses manajemen kebidanan dirulis oleh varney berdasarkan proses
manajemen kebidanan American Colle of Nurse Midwife (ACNM) yang pada
dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut varney.
Pedoman penerapan manajemen ini akan dibahas tentang tujuan
diberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang,
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang,
tanda gejala, kebutuhan – kebutuhan ibu bersalin dengan anemia, rencana
asuhan dan komplikasi yang terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang.
a. Tujuan asuhan
Tujuan dari asuhan persalianan normal antara lain: memberikan
dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan keluarga
selama persalinan dan kelahiran. Melakukan pengkajian, membuat
diagnosis, mencegah, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara
pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran.
Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri
untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu. Memberikan asuhan yang
adekuat pada ibu, sesuai dengan intervensi minimal tahap persalinannya.
Memperkecil risiki infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang
aman. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai
kemajuan, adanya penyulit, maupun intervensi yang akan dilakukan dalam
persalinan. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.
Membantu ibu dengan pemberian ASI dini (Ina, 2014).
29
Sedangkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang
adalah melakukan perawatan atau tindakan segera pemasangan cairan infus
RL diarahkan untuk mengatasi anemia sedang agar komplikasi yang akan
terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang dapat diatasi sedini
mungkin. Transfusi darah biasanya dilakukan untuk setiap anemia jika
gejala yang dialami cukup parah (misalnya sakit kepala ringan, kelelahan,
kelemahan) atau tanda-tanda gangguan kardiopulmonal (misalnya, dyspnea,
takikardi, tachypnea), maka keptusan tidak didasarkan pada kadar Hct
tersebut (Atikah, 2011).
b. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
1) Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortus, dan kelainan
congenital.
2) Trimester kedua: persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asphixia intrauterin sampai kematian,
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi,
IQ rendah, dekompensatio kordis-kematian ibu.
3) Saat Inpartu: anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus
yangmerupakan penyebab langsung gangguan his primerdan sekunder
serta atoni uteri, inersia uteri, partus lama, ibu cepat lelah, retensio
placenta, syok, janin lahir dengan anemia, persaliana dengan tindakan
tinggi, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
4) Pascapartus: ormon uteri menyebabkan perdarahan, retensio ormone
(placenta adhesive, placenta akreta, placenta inkreta, placenta prekreta),
30
perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis, gangguan
involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis,
gestosis) (Atikah, 2009).
c. Kebutuhan
1) Nutrisi
Diet yang dianjurkan adalah diet yang mengandung besi heme sebagai
hemoglobin, banyak ditemukan dalam daging, unggas dan ikan, ataupun
diet yang mengandung besi non-heme, garam besi ferro atau ferri, seperti
yang ditemukan dalam sumber – sumber non-hewani seperti makanan
nabati, suplemen dan fortikan. Diet yang mengandung pemacu
penyerapan zat besi seperti asam karbonat, dan hindari diet yang
mengandung pemacu penyerapan zat besi seperti asam askorbat, dan
hindari diet yang mengandung penghambat penyerapan zat besi seperti
phitat, polyphenol. Selain itu juga harus kaya dengan protein yang cukup
(bahan pangan hewani: daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan
sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin.Wanita
hamil dikatakan mengalami anrmia jika kadar Hb kurang dari 10%.
Pengawasan terhadap ibu hamil harus sudah mulai dilaksanakan pada
trimester I dan III, karena pengeceran mencapai puncaknya.
(Atikah, 2009).
2) Eliminasi
Kebutuhan eliminasi yang meliputi BAB, BAK, frekuensi, warna urin,
bau urin, konsistensi feses dan keluhan misalnya konstipasi warna feses
31
hitam. Pada penderita anemia ada efek samping dari pengobatan
biasanya terjadi konstipasi dan warna tinja hitam.
3) Kebersihan diri
Tujuan kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) untuk
mempertahankan perawatan diri baik dilakukan secara mandiri ataupun
dengan bantuan, membuat rasa nyaman dan rileksasi dapat
dilakukanuntuk mencegah infeksi dan mencegah gangguan sirkulasi
darah. Kebutuhan kebersihan diri pada penderita anemia tetap harus
diperhatiakn khususnya yang berhubungan dengan genitalia.
4) Istirahat
Kebutuhan istirahat da tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam
sehari apakah ada keluhan atau tidak. Dimana dengan istrahat yang cukup
dapat memulihkan kembali kekuatan fisik dan juga mental serta
mempercepat psoses penyembuhan anemia pada ibu.
d. Penddikan kesehatan
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas perlu diberikan
informasi mengenai nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola istirahat, dan
juga penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya,
pemberian informasi tentang layanan kesehatan (Wulanda, 2011).
e. Komplikasi
Untuk anemia defisiensi vitamin B12, mempengaruhi sel-sel yang
membentuk permukaan luar tubuh dan sel epitel. Untuk anemia defisiensi
asam folat, komplikasi parah yang mungkin terjadi: rambut yang mulai
32
memuti, peningkatan warna kulit (pigmen), infertilitas, memburuknya
penyakit jantung. Pada anemia defisiensi besi, biasanya tidak ada
komplikasi. Namun anemia defisiensi besi mungkin dapat kembali terjadi
(Atikah, 2011).
f. Obat-obatan
Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan
harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu
lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan
pemasangan infuse dan pemberian obat utorotonika. Beberapa jenis data
dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada
situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap
membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter spesialis obstetric
ginekologi.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus
persalinandengananemia perlu dilakukan tindakan segera dan kolaborasi
dengan dokter spesialis obstetric ginekologi untuk mencegah masalah
potensial sepertisyok dan kematian. Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan
yaitu kolaborasi dokter ahli kandungan tentang pemberian obat-obatan,
cairan dan penatalaksanaan perdarahan karena anemia (Atikah, 2011).
g. Perawatan
Sangat sedikit yang bisa dilakukan untuk mengobati anemia sendiri dan
pengobtan medis biasanya diperlukan. Adalah penting untuk terus
33
mengambil obat yang diresepkan untuk penyakit kronis lainnya (jangka
panjang). Jika alasan untuk anemia diketahui, maka langkah-langkah untuk
tetap di bawah kontrol sangat penting. Misalnya, jika anemia disebabkan
oleh tukak lambung, maka obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofin harus
dihindari, kecuali dinyatakan aman oleh dokter.
h. Peran Bidan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh harus
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan
kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi dan masih tetap
terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami
komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk
pelaksanaan tindakan segera/kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh
bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan
dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk
pengumpulan data pada kasus ibu bersalin dengan anemiasedang yaitu
melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen
a. Efisiensi
Bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang
perludengan menggunakan sarana sesedikit mungkin.
34
b. Efektifitas
Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai rasional dalam
mengambil keputusan. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau
lebih tindakan. Pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan
tentang perkembangan suatu kegiatan.
C. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan
kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap langkah, dapat
dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini sangat
bervariasi sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut sebagai
berikut:
1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu:
a. Data Subyektif
Data subyektif yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia
yaitu gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu
persalinan diantaranya yaitu pengeluran lendir campur darah dengan kapan,
berapa banyak, warnanya, nyeri/tidak, sifat his yang baik (Yongki, dkk,
2012). Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu bersalin
dengan anemia yaitu kelelahan, penurunan energi, sesak nafas, palpitasi
(rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur), tampak pucat, menurut
(Atikah, 2009) keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih
35
dalam batas normal (perlu di curigai anemia defisiensi), mengalami
malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise,
lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek
(pada anemia parah) pada ibu bersalin dengan anemia.
b. Data Obyektif
Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-tanda
vital pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada
pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada wajah dan
ekstermitas atas dan bawah di mana wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat,
mukosa bibir kering dan pucat serta kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku
jari kaki terlihat pucat.
Pemeriksaan penunjang persalinan dengan anemiayaitu pemeriksaan
laboratorium diantaranya pemeriksaan darah lengkap yang meliputi kadar
haemoglobin <11 gr%, LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya
infeksi(Atikah, 2012).
2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Langkah ini dikembangkan dari interpretasi data ke dalam masalah atau
diagnosa. Menurut Atikah (2009), diagnosa persalinan yaitu gravid para
abortus, usia kehamilan, keadaan janin baik/ tidak, presentase, masuk panggul
atau tidak, penurunan kepala, fase inpartu dengan anemiadimana konsentrasi
haemoglobin yang menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam
kasus kehilangan darah apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan
dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his
36
primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan
tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu
tindakan operatif(Atikah,2009).
3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Diagnosa potensial inpartu dengan anemia menurut Atikah (2009) sering
dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung
gangguan his primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan
tindakan tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu
tindakan operatif, terjadinya perdarahan pada kala selanjutnya berlangsung ke
syok serta kematian (Esti, 2010).
4. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan
harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu lakukan
penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda
vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infuse dan
pemberian obat utorotonika. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya
situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam
keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi
dokter spesialis obstetric ginekologi.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus persalinandengananemia
perlu dilakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah
masalah potensial sepertisyok dan kematian.
37
Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan yaitu kolaborasi dokter ahli
kandungan tentang pemberian obat-obatan, cairan dan penatalaksanaan
perdarahan karena anemia (Atikah, 2011).
5. Langkah V. Rencana Asuhan.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa – apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut. Pada
beberapa kasus, persalinandengan anemia agar tidak terjadi perdarahan perlu
perhatikan hal-hal berikut ini: dimana bidan harus bertindak segera dalam
rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu lakukan penilaian secara cepat
mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki
keadaan umum pasien dengan pemasangan infuse dan pemberian obat
utorotonika. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang
memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan
emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter.
Dalam kata lain asuhan terhadap klien tersebut sudah mencangkup setiap hal
yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kebidanan, setiap rencana asuhan
haruslah di setujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Oleh karena itu pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melakukannya.
38
6. Langkah VI. Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan kolaborasi
dengan dokter spesialis obstetric ginekologi, dan masih tetap terlibat dalam
penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang
bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi
dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat
mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada
pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus
perdarahanpersalinan dengan anemiasedang yaitu melaksanakan asuhan sesuai
rencana asuhan.
7. Langkah VII. Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang sudah
diberikan pada klien perdarahanpersalinan dengan anemia yaitu melaksanakan
evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi keadaan umum, tanda - tanda vital,
kontraksi, perdarahan, pemberian cairan input dan out put, dan pastikan untuk
tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan dan pemantauan.
39
C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
1. Definisi Dokumentasi
Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau
semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum.Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2010).
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti,2010).
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dantertulis.
Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini dihasilkan dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan. Metode SOAP dipakaiuntuk mendokumentasikan
asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan informasi yang
sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu
rencana asuhan (Asrinah, 2010).
2. Unsur-unsur Dokumentasi.
Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah.
Untuk mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan secara sistematis
maka dilakukanlah pendokumentasian dalam format SOAP, yakni:
S:Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
40
melalui anamneses, sebagai langkah 1 Varney. Yang ditemui pada kasus ibu
bersalin dengan anemia yaitu gejala dan tanda yang dapat mengarahkan
diagnosis adanya suatu persalinan diantaranya yaitu pengeluran lendir campur
darah dengan kapan, berapa banyak, warnanya, nyeri/tidak, sifat his yang baik
(Yongki, dkk, 2012). Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus
ibu bersalin dengan anemia yaitu menurut Saifuddin (2012), kelelahan,
penurunan energi, sesak nafas, palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan
tidak teratur), tampak pucat, menurut Atikah (2009) keluhan lemah, pucat,
mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu di curigai
anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) pada ibu bersalin dengan
anemia.
O:Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, sebagai langkah 1 Varney. Kemungkinan keluhan
utama yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia Pemeriksaan
umum dengan melihat keadaan umum pada pasien inpartu dengan anemia
selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan
inspeksi dan palpasi pada wajah dan ekstermitas atas dan bawah di mana
wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering dan pucat serta
kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki terlihat pucat. Pemeriksaan
penunjang persalinan dengan anemiayaitu Pemeriksaan laboratorium
41
diantaranya pemeriksaan darah lengkap yang meliputi kadar haemoglobin
<11 gr%, LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
(Atikah, 2012).
A:Assesment, menggambarkan hasil analisa dan interpretasi data subyektif
dan obyektif. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney. Menurut
Hidayat (2008), diagnosa persalinan yaitu gravid para abortus, usia
kehamilan, keadaan janin baik/ tidak, presentase, masuk panggul atau tidak,
penurunan kepala, fase, inpartu dengan anemiadimana konsentrasi
haemoglobin yang menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam
kasus kehilangan darah apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan
dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his
primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan
tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu
tindakan operatif(Atikah,2009).Diagnosa potensial inpartu dengan anemia
menurut Atikah (2009) sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang
merupakan penyebab langsung gangguan his primer,dan sekunder,janin lahir
dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah,
partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif, menurut
Esti (2010) yaitu terjadinya perdarahan pada kala selanjutnya berlangsung
ke syok serta kematian.
P :Planning, menggambarkan tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan
assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.Menurut Lilis (2013)
penangan perdarahan persalinan dengan anemia seabagi berikut:
42
Menjelaskan hasil pemeriksaan, melakukan informed consent, memberikan
oksigen jika perlu, memasang infus RL/Nacl 0,9%, mengosongkan kandung
kemih, melakukan tindakan sesuai dengan penyebab perdarahan, apabila
diperlukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi untuk
tindakan selanjutnya.
Selain itu tindakan yang direncakkan adalah melakukan massase fundus
uteri segera setelah lahirnya placenta, bersihkan bekuan darah dan/atau
selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks, pastikan kandung kemih
kosong dan jika penuh dapat di palpasi, lakukan kateterisasi dengan teknik
septic dan antiseptic, lakukan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama 5
menit, bila KBI tidak berhasil, sambil memberi ergometrin 0,2 mg intra
muscular (kontraindikasi hipertensi) atau misoprostol 600-1000 mcg, pasang
infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 cc RL + 20
unit dengan tetesan cepat /guyur. Jika tidak berhasil tidak berhasil, lakukan
KBI ulang sampai perdarahan terhenti 1 sampai 2 menit kolaborasi dengan
dokter spesialis obstetric ginekologi. (Lilis, 2013).Sedangkan menurut
Sarwono (2009). Perdarahanpersalinan dengan anemia yaitu melaksanakan
evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi keadaan umum, tanda - tanda
vital, kontraksi, perdarahan pemberian cairan input dan out put, dan
pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan dan
pemantauan.
43
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini diuraikan bagaimana penerapan manajemen kebidanan dimulai
dari pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi. Di dalam studi kasus ini
penulis hanya berfokus pada asuhan yang diberikan pada ibu yang berlangsung
pada tanggal 4April 2015, jam 23.50 WITANy. Y dalam keadaan inpartu kala I
fase aktif dengan keadaan umum baik, nyeri perut tembus belakang di sertai
pengeluran lendir campur darah, pusing-pusing bila lama berdiri dan beranjak dari
duduk, kadang merasa sesak nafas. Untuk lebih lanjutnya maka diuraikan sebagai
berikut :
A. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Kala I
a. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
1). Identitas Istri/ Suami
Nama : Ny. Y / Tn. M
Umur : 25 Thn/ 32 Thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMP
Pekerjaan : IRT / Swasta
Pernikahan : I / II
Lamanya menikah : ± 8 tahun.
Alamat : Jln palengkuta Tampo.
43
44
2). Data Biologis / Fisiologis.
a) Keadaan ibu sekarang.
Ibu mengatakan nyeri perut tembus sekarang, disertai pengeluaran
lendir campur darah.
b) Riwayat dan PersalinanSekarang.
(1) Ibu mengatakan hamil ke tiga,sudah pernah melahirkan dua kali,
dan tidakpernah keguguran.
(2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT) tanggal
28–06– 2015.
(3) Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih.
(4) Ibu mengatakan pergerakan janinnya mulai dirasakan pada umur
kehamilan 16 minggu sampai saat pemeriksaan disisi perut
sebelah kiri ibu.
(5) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama
hamil.
(6) Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri tekan pada perut
pada saat di palpasi.
(7) Ibu mengatakan nyeri perut tembus belakang, disertai
pengeluaran lendir campur darah dirasakan sejak tanggal 03 april
2015 jam 18.00 WITA.
(8) Pusing-pusing bila lama berdiri dan beranjak dari tempat duduk.
(9) Kadang merasa sesak nafas.
(10) Mengonsumsi tablet SF 1 x 1 pada malam hari tetapi terkadang
lupa dikonsumsi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
45
3) Riwayat Reproduksi.
a) Riwayat haid :
(1) Menarche : 15 tahun.
(2) Siklus haid : 28 – 30 hari.
(3) Durasi : 6 – 7 hari.
(4) Perlangsungan : normal.
(5) Gangguan haid : tidak ada.
b) Riwayat Obstetri
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.
Adapun riwayat kehamilan, persalinan dan nifas dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
No Kehamilan Persalinan Nifas
Thn Umur
kehamilan
Penolong JK BBL Perlangsungan perlangsungan Lama
menyusui
1 2008 39 minggu Bidan ♀ 3,5
kg
Normal Normal ± tahun
2 2010 39minggu Bidan ♂ 3 kg Normal Normal ± tahun
3 2015 40 minggu Kehamilan sekarang
4). Riwayat kesehatan yang lalu sampai sekarang.
a) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius misalnya
Jantung,diabetes, hipertensi, asma, ginjal, malaria dan lain- lain.
b) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis B, HIV/AIDS dan PMS lainnya.
c) Ibu mengatakn tidak ada riwayat ketergantungan terhadap rokok, obat
dan alcohol.
46
d) Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat –
obatan.
e) Ibu mengatakan tidak ada riwayat opname, operasi sesar, trauma dan
tranfusi darah.
5) Riwayat KB.
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi pil sebelum hamil
dan terjadi kehamilan karena lupa mengonsumsi kontrasepsi pil.
6) Riwayat Ginekologi.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma (tumor) atau
operasi ginekologi.
7) Riwayat Pemehuhan Kebutuhan Dasar.
Tabel 4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
No Kebutuhan Inpartu
Sebelum Sekarang
1 a. Makanan Nafsu makan ibu
berkurang, ibu hanya
menghabiskan
1/2porsi bubur pada
jam 00.05 WITA.
Jenis
Frekuensi
Masalah
Nasi,ikan, sayur, buah-
buahan, kadang ubi jalar.
2-3 x /hari teratur
Tidak ada.
b.Minum
Jenis
Frejuensi
Masalah
Air putih Ibu minum 200 cc
air putih 00.05
WITA.
7-8 gelas/hari.
Tidak ada.
2 Eliminasi Berlangsung normal
a. BAB
Frekueni
Warna/konsistensi
Masalah
2 x /hari
Kuning/lunak
Tidak ada
b. BAK Berlangsung normal
Frekuensi
Warna/ba
5-6 x/ hari
Kuning/khas amoniak
47
3 Pola Istirahat/Tidur
Tidur siang ± 2 jam Istirahat ibu
terganggu.Tidur malam ± 8 jam
4 Peronal Hygiene
Mandi 2 x /hari memakai sabun Ibu mengatakan
belum mandi dan
sebelum datang dii
BPS dudah
mengganti pakaian.
Rambut Keramas 2x seminggu
memakai shampo
Gigi dan mulut Menggosok gigi 2x
sehari pakai pasta gigi.
Kuku tangan dan
kaki
Kuku tangan di potong
bila panjang.
Genitalia dan anus Dibersihkan setiap kali
mandi dan setiap kali
BAB/BAK.
5 Aktifitas / olahraga
Aktifitas sehari-
hari
Kadang dibantu oleh
suami dan anak.
Tidak bisa
melakukan aktifitas/
kegiatan dalam
rumah.
Olahraga Berjalan kaki pada waktu
pagi hari.
8) Pemeriksaan Fisik:
a) Keadaan umum ibu baik, kesadaran kompesmetis dan keadaan emosi
stabil.
b) Tanda-tanda vital: tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 82×/menit,
pernapasan: 20 ×/menit, suhu: 37o
C.
c) Pemeriksaan head to toe (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi)
dimulai dari: wajah, ekspresi wajah tampak lemah, pucat dan ada
cloasma gravidarum. Mata, sklera putih dan konjungtiva
pucat.Leher,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
payudara, simetris kiri dan kanan, putting susu
menonjol,hyperpigmentasi pada aerola mammae, payudara tampak
membesar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan serta kolostrum
48
sudah ada bila dipencet.Abdomen, pembesaran perut sesuai umur
kehamilan, terdapat linea nigra, strie livide, tonus otot perut kendor, dan
tidak ada luka bekas operasi. Dilanjutkan pengukuran untuk menetukan
tafsiaran berat janin dan tinggi fundus uteri serta lingkar perut dalam
batas normal maka dilakukan pengukuran: tinggi fundus uteri: 31 cm,
lingkar perut: 87 cm, tafsiran berat janin: 3100 gram pemeriksaan
palpasi pada abdomen diantaranya: tidak ada nyeri tekan, leopold I:
teraba bokong, TFU 3 jari dibawah PX, leopold II: teraba punggung
kanan, leopold III: teraba kepala, leopold IV: kepala sudah masuk pintu
atas panggul, penurunan kepala: 0/5. dan menetukan kontraksi uterus
teratur (4 x dalam 10 menit lamanya 4 detik). Serta melakukan
auskultasi: DJJ: frekuensi 140 x/menit.
d). Genitalia / Vulva dan Anus
Tidak ada varices, tidak ada candiloma acuminata dan tidak
adahemoroid, dilanjutkan pemeriksaan dalam (VT) pada tanggal 05-04-
2015, jam: 00.05 WITA ditemukan hasil pemeriksaan sebagai berikiut:
Vagina elastis, porsio tipis, pembukaan 8 cm, ketuban pecah spontan,
presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan, molase (-),
penurunan kepala hodge III, kesan panggul normal ditandai dengan:
promontorium tidak teraba, linea inominata teraba sebagian, spina
iskhiadika tidak menonjol, Os. koksigeus melengkung, arkus pubis
membentuk segitiga tumpul, adanya pelepasan lender campur darah.
49
e). Ekstremitas atas dan bawah.
Dilakukan pemeriksaan pada extermitas atas yaitu simetris kiri dan
kanan pergerakan baik, tidak ada oedema telapak tangan dan kuku jari-
jari terlihat pucat dan terpasang infus pada punggung tangan kanan serta
ekstermitas bawah simetris kiri dan kanan, dan tidak ada varices, tidak
ada oedema serta kuku jari-jari kaki terlihat pucat.
2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Diagnosa :GIIIPIIA0, umur kehamilan 40 minggu, tunggal, hidup, keadaan
umum ibu baik dan janin baik dengan anemia sedang.
a. GIIIPIIA0
Dasar :
Data Subyektif : Ibu mengatakan kehamilan yang yang ke tiga, pernah
melahirkan dua kali, dan tidak pernah keguguran.
Data Obyektif : Ditemukan tonus otot perut kendor, terdapat linea nigra,
dan terdapat strie livide.
Analisis dan interprestasi :
Untuk menegakkan diagnosa maka petugas kesehatan khususnya
bidan melakukan pemeriksaan melalui amnanese dan pemeriksaan fisik
yaitu pemeriksaan inspeksi dan palpasi sehingga tidak ada kesenjangan
proses pemeriksaan berdasarkan teori yang ada dimana peningkatan hormon
estrogen, progesteron, dan somatotropin uterus mengalami hipertrofi dan
hyperplasia dan otot abdomen mengalami peregangan untuk mengimbangi
pembesaran uterus. Otot abdomen yang kendor menandakan pernah
50
mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya. Pada multigravida
sering timbul garis-garis memanjang atau serong di perut saat kehamilan
lanjut, warna garis- garis ini membiru dan disebut striae livide.
(Manuaba, 2010).
Pada kehamilan, pada perut ibu akan terbentuk garis dipertengahan
perutnya diantara umbilicus dan pubis, garis ini berwarna hitam kecoklatan
yang disebut dengan linea nigra. Sedangkan pada kehamilan – kehamilan
beriknya garis ini berubah menjadi putih yang disebut linea alba. Pigmentasi
yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah
persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya
hyperpigmentasi yang sama (Sarwono, 2009).
b. Umur kehamilan 40 minggu.
Dasar :
Data Subyektif : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 28-
06-2015 dan Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih.
Data Obyektif : 1) Tafsiran persalinan tanggal 04-04-2015.
2) Tanggal pengkajian 04-04-2015.
Analisis dan interprestasi :
Melalui amnanese yang sistematis dan pemeriksaan palpasi abdomen
pada klien dapat disimpulkan oleh petugas kesehatan khusunya bidan
berdasarkan teori jika hari pertama haid terakhir diketahui, maka
perhitungan tafsiran partus dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
neagle yaitu tanggal +7, bulan ke -3 dan tahun +1 atau tanggal +7, bulan +9
51
dan tahun tetap. Dan untuk menentukan umur kehamilan dapat dihitung dari
hari pertama haid terakhir, sampai tanggal kunjungan. Sedangkan pada
umur kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat-prosseus
xifoideus (Desy, 2009).
c. Tunggal
Dasar
Data Subyektif : -
Data Obyektif : Pada palpasi Leopold 1 teraba satu bagian yang bundar,
keras, dan melenting, pada palpasi leopold II teraba satu bagian yang
keras, datar dan memanjang seperti papan (punggung), pada palpasi
Leopold III teraba satu bagian yang bulat, lunak dan tidak melenting
(bokong), DJJ terdengar pada salah satu sisi perut ibu.
Analisis Dan Interprestasi
Melalui pemeriksaan fisik secara sistematis khususnya pemeriksaan
palpasi abdomen bidan dapat menentukan pembesaran perut sesuai dengan
umur kehamilan, teraba dua bagian besar janin pada lokasi yang berbeda,
bokong teraba di atas simfisis pubis dan kepala teraba di fundus uteri
menandakan bahwa janin tunggal (Sarwono, 2009).
d. Hidup
Dasar
Data Subyektif: Ibu mengatakan janinnya bergerak sejak umur kehamilan 4
bulan sampai sekarang.
Data Obyektif: Pergerakan janin (+) dan DJJ: 140x/menit.
52
Analisis Dan Interprestasi
Dalam menegakkan diagnosa apakah janin dalam kandungan hidup
dapat dilakukan melalui amnanese, pemeriksaan auskultasi menggunakan
lenek atau doptone cara tersebutlah yang digunakkan oleh bidan. Gerakan
janin bermula pada usia kehamilann 12 minggu tetapi baru dirasakan oleh
ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena di usia kehamilan tersebut,
dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin menjadi lebih kuat yang
menandakan janin hidup. Terabanya pergerakan janin dan terdengarnya DJJ
menandakan janin dalam keadaan hidup (Sarwono, 2009).
e. Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik.
Dasar :
Data Subyektif : Ibu mengatakan pergerakan janinnya mulai dirasakan
padaumur kehamilan 16 minggu sampai sekarang disisi
perut sebelah kiri ibu.
Data Objektif : 1) Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis
2) Tanda – tanda vital meliputi: tekanan darah: 120/80
mmHg, nadi: 82 ×/menit, pernapasan: 20 ×/menit dan
suhu: 37o
C.
Analisis dan interprestasi:
Untuk menegakkan diagnosa keadaan umum ibu baik dapat dilakukan
melalui pemeriksaan tanda-tanda vital sebagi berikut percepatan atau
frekuensi pernapasan normal (eupnea) adalah, dewasa: 16 – 24 kali per
menit. Mengukur nadi bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien, ukuran
53
normal nadi adalah 60 – 100 kali per menit. Mengukur suhu tubuh bertujuan
untuk mengetahui keadaan pasien apakah suhu tubuhnya normal (36,5 –
37,5o
C) atau tidak normal (Yuni Kusmiati, 2010).
Sedangkan untuk menetukan kondisi denyut jantung janin dalam
kondisi normal bidan melakukannya melalui pemeriksaan auskultasi
didengar selama 1 menit penuh denyut jantung janin pada dasar
parameternya 120-160x/menit teratur kuat dan terdengar jelas
diinterprestasikan sebagai DJJ normal (Kurniawati, 2009).
f. Inpartu Kala I Fase Aktif
Dasar
Data Subyektif : 1). Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang sejak
tanggal 03 April 2015, jam: 18.00 WITA.
2).Ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir campur darah
sejak tanggal 03 April 2015, jam 18.00 WITA.
Data Obyektif : 1). Adanya pelepasan lendir campur darah.
2). hasil pemeriksaan dalam tanggal 5 April 2015, jam 00.05
WITA, vagina elastis, porsio tipis, pembukaan 8 cm,
ketuban pecah spontan, ubun – ubun kecil kiri depan, 1/5
H III, molase (0), kesan panggul normal, adanya pelepasan
lendir campur darah.
Analisis Dan Interprestasi
Dengan melakuan amnanese dan pemeriksaan dalam vagina dari hasil
pemeriksaan tersebut bidan dapat menegakan diagnosa inpartu kala 1 fase aktif
54
hal ini berdasarkan teori yang telah di kemukan oleh para ahli, adanya
pelepasan lendir campur darah (blood show) merupakan tanda persalinan yang
kan terjadi, biasanya dalam 24 jam sampai 48 jam (Ina, 2014).
g. Anemia Sedang
Anemia
Dasar
Data Subyektif:Ibu mengatakan merasa pusing bila lama berdiri dan
beranjak dari duduk dan kadang sesak nafas.
Data Obtektif: 1). Keadaan umum ibu tampak lemah
2). TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 8 x/menit, P: 24 x/menit
dan S: 37o
C.
3). Wajah tampakpucat, mata, sklera putih dan konjungtiva
pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat.
4). Pemeriksaan penunjang di BPS Arafat. Hb : 8 gr %.
Analisis dan Interprestasi
Pada Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-
tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada
pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan
penunjang persalinan dengan anemiayaitu pemeriksaan laboratorium sehingga
bidan dapat menegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan.
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukan anemia sedang pada
seseorang dapat mencakup perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan
tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah
55
jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan, denyut
jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernapasan cepat, pucat dan
kulit dingin, kulit kuning disebut jaudince jika anemia karena kerusakan sel
darah merah, murmur jantung, penyebab limpa dengan penyebab anemia
tertentu, nyeri dada, pusing atau kepala terasa ringan (terutama berdiri),
kelelahan atau kekurangan energi, sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi,
sesak napas, nyeri dada serta pingsan (Atikah, 2011). Sedangkan menurut Esti
(2010) anemia sedang adalah dimana kadar hemoglobin berkisar antata 7 – 8
gr%. Pada anemia akan didapatkan keluhan yaitu cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang dan badan lemas.
Tanda dan gejala anemia yaitu kelopak mata pucat, sering kelelahan,
sering mual, sakit kepala, ujung jari pucat, sesak napas, denyut jantung tidak
teratur, wajahpucat,rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh.
(Anonim, 2015)
Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil
dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu:Hb > 11 gr% tidak anemia (normal), Hb
9-10 gr% anemia ringan, Hb 7-8 gr% anemia sedang dan Hb <7 gr% anemia
berat (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut Atikah (2009) pengaruh anemia
pada kehamilan, persalinan, dan nifas adalah padahamil muda (trimester
pertama): abortus, missed abortus, dan kelainan congenital.Trimester kedua:
persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asphixia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio
56
kordis-kematian ibu.Saat Inpartu: anemia sering dikaitkan dengan kelelahan
uterus yangmerupakan penyebab langsung gangguan his primerdan sekunder
serta atoni uteri, inersia uteri, partus lama, ibu cepat lelah, retensio placenta,
syok, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif. Pascapartus: ormon uteri
menyebabkan perdarahan, retensio ormone (placenta adhesive, placenta akreta,
placenta inkreta, placenta prekreta), perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi
febris peurperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan,
infeksi peurperalis, gestosis).
3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Potensial terjadinya perdarahan pada kala III.
Dasar :
Data Subyektif : -
Data Obyektif : Ibu tampak lemah dan wajah tampakpucat, mata, sklera putih
dan konjungtiva pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat.
Analisis dan Interpretasi:
Pada pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-
tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia sedang selain itu di temukan
pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan
penunjanglaboratorium sehingga bidan dapat menegakkan diagnosa sesuai
hasil pemeriksaan yang dilakukan. Beberapa tanda-tanda yang mungkin
menunjukan anemia sedang pada seseorang dapat mencakup perubahan warna
tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah
57
marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui
saluran pencernaan, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi
pernapasan cepat, pucat dan kulit dingin, kulit kuning disebut jaudince jika
anemia karena kerusakan sel darah merah, murmur jantung, penyebab limpa
dengan penyebab anemia tertentu, nyeri dada pusing atau kepala terasa ringan
(terutama berdiri), kelelahan atau kekurangan energi, sakit kepala, tidak bisa
berkonsentrasi, sesak napas, nyeri dada serta pingsan (Atikah, 2011).
Tanda dan gejala anemia yaitu kelopak mata pucat, sering kelelahan,
sering mual, sakit kepala, ujung jari pucat, sesak napas, denyut jantung tidak
teratur, wajahpucat,rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh.
(Anonim, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi
karena beberapa sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 %
secara langsung,tidak langsung berhubungan dengan anemia(Anonim,2015).
4. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/kolaborasi.
5. Langkah V. Rencana Asuhan
a. Tujuan :
1) Kala I dapat berlangsung normal.
2) Kondisi ibu dan janin baik.
58
b. Kriteria :
1) Kala I berlangsung baik ditandai dengan kontraksi uterus baik, 4x /10
menitdengan durasi > 40 detik.
2) Kondisi ibu dan janin baik, ditandai dengan tanda-tanda vital ibu dalam
batas normal dan DJJ dalam batas normal di tandai dengan: tekanan
darah(100-120/70-80 mmHg), nadi (60-100 kali /menit), pernapasan:16-
24 kali / menit, suhu (36,50
C-37.50
C) dan DJJ (120-160 kali / menit).
c. Rencana tindakan:
1) Informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan pada
ibu.
Rasional : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
2) Minta persetujuan ibu sebelum melakukan semua tindakan.
Rasional : Agar ibu kooperatif terhadap setiap tindakan yang akan
dilakukan.
3) Infuse RL 500 ml terpasang diberikan secara bertahap dimulai dari 28
tetes/ menit.
Rasional : Untuk mencegah dehidrasi dan sebagai sumber asupan nutrisi
pengganti untuk ibu.
4) Observasi DJJ, nadi dan kontraksi uterus tiap (30 menit), pembukaan
serviks, penurunan bagianterendah janin, ketuban, molase, tekananan
darah (4 jam) dan suhu, serta volume urin (2 jam).
Rasional : Untuk menilai keadaan umum ibu dan bayi.
5) Ajarkan pada ibu teknik relaksasi dan pengaturan napas terutama
59
saat kontraksi
Rasional : Untuk memberi efek rileks bila ada his dan membantu ibu
untuk mengatasi rasa nyeri.
6) Ajarkan pada ibu cara mengedan dengan baik dan benar
Rasional: Agar pada saat ibu pada saat mengedan ibu telah mengetahui
caramengedan yang baik dan benar.
7) Anjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan jika
ingin buang air besar.
Rasional : Agar tidak menghambat kemajuan persalinan.
8) Anjurkan pada ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri
kepada tuhan.
Rasional : Agar ibu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada tuhan.
9) Anjurkan pada ibu untuk memilih pendamping persalinan
Rasional : Dapat memberikan motivasi pada ibu.
10)Siapkan alat persalinan
Rasional : Agar proses persalinan berjalan lancar.
11) Dokumentasikan kala I pada pencatatan dan partograf
Rasional : Memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis dan
rencana asuhanselanjutnya.
6. Langkah VI : Implementasi
Tanggal: 05-04-2015,Jam: 00.10 - 00.15 WITA
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan da asuhan yang akan diberikan pada
ibu.
60
Hasil : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
b. Meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan
Hasil : Ibu kooperatif.
c. Mengobservasi input dan output infuse RL 500 ml dan cairan telah diatur
dimulai dari 28 tetes/menit diberikansecara bertahap.
Hasil : Cairan di berikan 28 tetes/menit.
d. Mengobservasi DJJ,nadi dan kontraksi uterus tiap (30 menit), pembukaan
serviks, penurunan bagianterendah janin, ketuban, molase, tekananan
darah (4 jam) dan suhu, serta volume urin (2 jam) serta obat-obatan, cairan
infus dan hidrasi yang diberikan.
Hasil : Terlampir pada partograf pada gambar 1.
e. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat
kontraksi
Hasil : Ibu melakukan anjuran bidan
f. Mengajarkan pada ibu cara mengedan dengan baik dan benar
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
g. Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika ingin
buang air kecil.
Hasil : Ibu mengerti dengan anjuran bidan
h. Menganjurkan pada ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri
kepada tuhan.
Hasil : Ibu selalu berdoa dan istigfar.
61
i. Menganjurkan pada ibu untuk memilih pendamping persalinan
Hasil : Ibu mau didampingi keluarganya.
j. Menyiapkan alat persalinan
Hasil : Alat telah siap
1) Persiapan pelindung diri :
celemek, masker, kacamata, topi, sepatu boots
2) Dalambak partus :
2 pasang handscoen steril, 2 buah klem koher, 1 buah klem ½
koher, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah benang tali pusat, 1
buah benang pengikat tali pusat, kasa steril dan kapas DTT
secukupnya.
3) Diluar bak partus :
1 buah spuit steril, thermometer, nierbeken, pengisap
lender,tensi meter, steteskop, pengukur panjang badan,
betadine, larutan cklorin dan larutan DTT, timbangan bayi, 2
buah tempat sampah, 1 buah tempat plasenta, tempat pakaian
kotor.
4) Persiapan obat-obatan :
Oxitoksin, ergometrin, vitamin K, hepatitis B, cairan infuse 6-8
botol, infuset, persiapan ibu, alas bokong, baju dan sarung
bersih, celana dalam, baju.
5) Persipan pada bayi :
Sarung, handuk, sopok bayi dan baju, kaos kaki / tangan, topi.
62
6) Medokumentasikan kala I pada pencatatan dan partograf.
Hasil : telah didokumentasikan pada partograf.
7. Langkah VII. Evaluasi
Tanggal: 05-04-2015, jam: 00.15 - 00.20 WITA
a. Kala I berlangsung normal, ditandai dengan:
His adekuat 4 x / 10 menit, durasi 45 detik.
b. Tanda- tanda vital ibu ditandai :
Tekanan darah (120/80 mmHg), nadi (82 x / menit), suhu(370
C),
pernapasan (24 x /menit).
c. Denyut jantung janin 140 x / menit, terdengar jelas, kuat dan teratur.
d. Tanda gejala kala II : 1). Adanya dorongan ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
2). Adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau
vagina
3). Perineum menonjol
4). Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
5). Meningkatnya pengeluran lendir campur darah
2. Kala II
Langkah I : Indenfikasi Data Dasar
Tanggal: 05-04-2015, jam 01.20 WITA
a. Data Subyektif
1) Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ada tekanan pada anus.
2) Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran.
63
3) Ibu mengatakan sakit tambah kuat dan tembus belakang.
b. Data Obyektif
1) Keadaan umum ibu baik, ibu tampak ingin meneran, perineum menonjol,
vulvadan anus membuka.
2) Kontraksi uterus 5 x / 10 menit, lamanya 50 detik
3) Pemeriksaan dalam (VT):
Tanggal: 05-04-2015, jam 01.23 WITA
Dinding vagina elastis, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm,
ketuban (-), presentase kepala, posisi UUK kiri depan, penurunan 0/5
hoodge IV, molase (0), kesan panggul normal, adanya pelepasan lendir
campur darah.
Langkah II : dentifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik dengan anemia sedang.
Dasar :
Data subyektif : Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ada tekanan pada
anus, ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran,
ibumengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus
belakang.
Data Obyektif : a. Ibu tampak ingin meneran, perineum menonjol, vulva dan
anus membuka.
b. Pemeriksaan dalam (VT)
Tanggal: 05-04-2015, jam 01.23 WITA
64
Dinding vagina elastis, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-),
presentase kepala, penurunan kepala 0/5 hoodge IV, molase (0), kesan panggul
normal, adanya pelepasan lendir campur darah.
Analisis dan Interprestasi
Melalui pemantauan his atau kontraksi yang di lakukan oleh bidan maka
kita dapat mendapatkan hasil sebagai berikut:
a Dengan adanya his yang adekuat mengakibatkan Segmen Atas Rahim
(SAR) berkontraksi dan mendorong janin ke Segmen Bawah Rahim
(SBR) yang merupakan gerakan pasif dari janin.
b Serviks uterus yang tidak mengandung otot kontraktil berdilatasi sehingga
membentuk suatu saluran yang akan menerima bayi sampai mencapai
dasar panggul (dilatasi sempurna). Hal ini mengakibatkan tekanan yang
hebat pada otot dasar panggul dan bagian terendah janin menekan fleksus
syaraf (trans kenhanser) yang mengakibatkan rasa nyeri yang
bertambah(Manuaba, 2010).
c Kontraksi yang timbul disertai tekanan mengedan dari ibu yang
berlangsung secara refleks merupakan tanda kala II (Sarwono, 2009).
Langkah III : Antisipsi Diagnosa / Masalah Potensial
Potensial terjadinya perdarahan pada kala III.
Dasar :
Data Subyektif : Ibu mengatakan merasa pusing
Data Obyektif : Ibu tampak lemah dan wajah tampakpucat, mata, sklera putih
dan konjungtiva pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat.
65
Analisis dan Interpretasi:
Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-tanda vital
pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada pemeriksaan
khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada wajah dan ekstermitas atas dan
bawah di mana wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering
dan pucat serta kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki terlihat pucat
(Atikah, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara
langsung,tidak langsung berhubungan dengan anemia (Anonim,2015).
Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/kolaborasi
Langkah V : Rencana Tindakan
a. Tujuan :
Kala II berlangsung normal, keadaan ibu baik dan janin lahir selamat.
b. Kriteria
1) Bayi lahir dalam waktu 34 menit
2) Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), 5 x / 10 menit,
lamanya 50 detik.
c. Rencana tindakan
1) Dengar dan lihat tanda dan gejala kala II
Rasional : Dengan mendengar dan melihat tanda gejala kala II, pada
66
saat ada his ibu sudah dapat dianjurkan untuk meneran.
2) Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan
Rasional : Kelengkapan alat, bahan dan obat – obatan dapat
memperlancar proses persalinan.
3) Pemantauan pemberian cairan.
Rasional : mencegah dehidrasi dan sebagai penambah tenaga pada ibu
4) Siapkan ibu dan diri untuk menolong
Rasional : Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh
penolong dari kontaminasi cairan, lendir dan darah dari
pasien.
5) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan dengan
handuk bersih.
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi.
6) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
Rasional: Memakai sarung tangan merupakan upaya perlindungan diri
terhadap kontaminasi sumber infeksi.
7) Isap oxitoksin dengan spoit
Rasional: Menyiapkan oxitoksin untuk memudahkan penolong saat
melakukan tindakan penanganan manajemen aktif kala III.
8) Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi pada jalan lahir akibat
kuman yang berasal dari vulva dan perineum.
67
9) Lakukan pemeriksaan dalam.
Rasional : Untuk memastikan pembukaan lengkap,sehingga bisa
dilakukan amniotomi jika ketuban masih utuh dan
memastikantidakteraba bagian – bagian terkecil dari janin
serta tidak adapenumbungantali pusat.
10) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara merendam tangan didalam
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan cuci
kembali kedua tangan.
Rasional : Agar tidak terjadi kontak langsung dengan peralatan yang
telah terkontaminasi.
11) Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Rasional : Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat
ada his.
12) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
Rasional : Alas bokong berguna untuk menyokong perineum agar tidak
terjadi rupture.
13) Buka tutup partu set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua
tangan
Rasional : Tutup partus set telah di buka dan memakai sarung tangan
DTT pada kedua tangan.
14) Lahirkan kepala bayi setelah kepala bayi nampak 5-6 cm didepan vulva
dengan cara lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi
68
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan puncak
kepala supaya tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
Rasional : Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala
bayi secara bertahap dan hati-hati dapat mengurangi
reganganyangberlebihan (robekan) pada vagina dan
perenium.
15) Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi
Rasional: Lilitan tali pusat pada leher bayi dapat menghambat jalan
napasbayi dan proses lahirnya bayi. Oleh karena itu,jika ada
lilitan maka segera dilonggarkan.
16) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Rasional : Dengan terjadinya putaran paksi luar,maka kepala dengan
sendirinya bahu akan lahir searah dengan anterior dan
posterior.
17) Lahirkan bahu secara biparietal
Rasional : Melahirkan bahu dengan biparietaldapat mengurangi atau
mencegah terjadinya rupture.
18) Lahirkan badan bayi dengan sanggah susur
Rasional : Dengan sanggah susur maka lengan bayi tidak mengapak dan
mencegah terjadinya rupture.
19) Letakan dan mengeringkan bayi dengan segera dan menyelimuti bayi.
Rasional : Agar bayi tetap hangat.
69
20) Periksa apakah janin tunggal atau ganda.
Rasional : Untuk mengetahui janin tunggal atau kembar sehingga
memudahkan melakukan tindakan selanjutnya.
21) BerItahu ibu bahwa ia akan disuntik dan menyuntikan pada paha kanan.
Rasional : Dengan mengetahui tindakan yang akan di berikan ibu akan
menerima dan tidak kaget dan agar mempercepat kontraksi
uterus sehingga plasenta akan terlepas dan terjadi vasodilatasi
padapembuluh darah yang dapat mencegah perdarahan.
22) Jepit,potong dan ikat tali pusat
Rasional :Memutuskan hubungan plasenta dengan bayi serta
memudahkan petugas untuk melakukan tindakan selanjutnya
baikpada ibu maupun bayinya.
23) Tengkurapkan bayi di dada ibu serta menyelimuti ibu dan bayi
Rasional : Untuk melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi.
Langkah VI : Implementasi
Tanggal: 5-04-2015, jam:01.20-01.57 WITA
1. Mengenali tanda dan gejala kala II
Hasil : Adanya dorongan untuk meneran,tekanan pada
anus,perineummenonjol,dan vulva membuka.
2. Memastikan kesiapan alat
Hasil : Obat dan alat siap pakai.
3. Menyiapkan diri untuk menolong
Hasil : Sudah memakai celemek
70
4. Mencuci tangan dengan air mengalir lalu keringkan dengan handuk kering
Hasil : Sudah mencuci tangan menggunakan air mengalir dan
mengeringkandengan handuk kering.
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakkan untuk
pemeriksaan dalam.
Hasil : Telah memakai sarung tangan DTT.
6. Mengisap oxsitosin dengan spoit
Hasil : Satu tangan mengambil spoit lalu mengisap oxitosin
kemudianmeletakkan spoit tersebut kedalam bak partus..
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas DTT
Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan.
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Hasil : Pembukaan sudah lengkap.
9. Melakukan dekontaminasi dengan merendam tangan di dalam larutan
klorin 0,5% kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik dan mencuci
tangan kembali kedua tangan.
Hasil : Sarung tangan telah didekontaminasi dalam larutan clorin 0,5 %lalu
membukanya secara terbalik.
10. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti.
11. Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
Hasil : Kain telah diletakkan dibawah bokong ibu.
71
12. Membuka tutup partus set untuk memastikan kelengkapan alat sertaa
memakai sarung tangan DTT.
Hasil :Alat lengkap dan sarung tangan DTT telah dipakai pada
keduatangan.
13. Melahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva 5 – 6 cm
dengan cara melindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan puncak kepala supaya
tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
Hasil : Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum dilindungi
dengansatu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain
menahanposisi defleksi.
14. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi.
Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat.
15. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara sempurna.
16. Melahirkan bahu secara biparietal
Hasil : Kedua bahu telah lahir
17. Melahirkan badan bayi dengan sangah susur
Hasil : Bayi lahir jam 01.57WITA.
18. Meletakan dan mengeringkan bayi dengan segera dan menyelimuti bayi.
Hasil : Bayi telah bersih dan kering dan handuknya langsung diganti.
19. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan janin tunggal atau kembar.
Hasil : Teraba tunggal.
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata

More Related Content

What's hot

What's hot (14)

Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
Kti wa ode rosmini
Kti wa ode rosminiKti wa ode rosmini
Kti wa ode rosmini
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Kaver kti akbid
Kaver kti akbidKaver kti akbid
Kaver kti akbid
 

Similar to Kti husni akbid paramata

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...Warnet Raha
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...Warnet Raha
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataWarnet Raha
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...Warnet Raha
 

Similar to Kti husni akbid paramata (20)

Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
 
Kti ayu fitriani
Kti ayu fitrianiKti ayu fitriani
Kti ayu fitriani
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Kti husni akbid paramata

  • 1. 1 MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA TANGGAL 4 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: HUSNI 2012.IB.0051 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015 1 MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA TANGGAL 4 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: HUSNI 2012.IB.0051 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015 1 MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ANEMIA SEDANG DI BPS ARAFAT TAMPO KABUPATEN MUNA TANGGAL 4 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: HUSNI 2012.IB.0051 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. 2
  • 4. 4 RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI 1. Nama : Husni 2. Nim : 2012. IB. 0051 3. Tempat/ tanggal lahir : Kulese, 20Oktober 1993 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Suku/Kebangsaan : Muna/ Indonesia 7. Alamat : Jl. Lumba-lumba (Lrg. Sinar Las) Raha Muna Sultra B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah dan Ibu : Husein dan Wa Loe 2. Pekerjaan : Wiraswasta dan Wiraswasta 8. Alamat : Jl. Lumba-lumba (Lrg. Sinar Las) Raha Muna Sultra iv
  • 5. 5 C. PENDIDIKAN 1. TK : TK Latuhalak Ambon 2. SD : SD Negeri 26 Katobu 2000 - 2005 3. SMP : SLTP Negeri 2 Raha 2006 - 2008 4. SMA : SMA Negeri 2 Raha 2009 -2011 5. Sempat mengikuti penerimaan Casis Kowad TNI-AD di Kodam Pattimura Ambon Pada tahun 2011 dan sejak tahun 2012 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2015. v
  • 6. 6 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny “Y” Dengan Anemia Sedang di BPS Arafat Tampo Kab. Muna Tanggal 4April 2015 “. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan Studi Kasus ini. Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Studi Kasusini dapat diselesaikan, Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepadaIbu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kesselaku pembimbing I dan Bapak L.A Sukarna Parsan, SKM., M.Kes selaku pembimbing II atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan moril begitu sangat berharga. vi
  • 7. 7 Dalam penyusunan Studi Kasus ini tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak La Ode Muhlisi, S.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Ibu Wa Ode Siti Asma, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus sebagai penguji Karya Tulis Ilmiah. 4. Ibu Sartina, S.ST selaku Pudir III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 5. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan. 6. Ibu Rosdiana, S.ST selaku kepala BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna yang telah memberi kesempatan melakukan penelitian studi kasus di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna. 7. Terkhusus kepada ibundaku Wa.Loe dan ayahandaku Husein tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, motifasi, doa dan pengorbanan materi maupun non materi yang diberikan kepadaku selama mengikuti pendidikan. vii
  • 8. 8 8. Untuk kakak-kakakku tersayang yang selalu memberi dukungan untukku dan selalu menyayangiku. 9. Untuk sahabat-sahabatku Serni,Indi,Liana,Mirda, Oma, dan warga Kostidak lupa rekan-rekan Pencak Silat Kab.Muna Pelatih,Senior,Junior khususnya wiwiek, kaondo, Nova kalian semua adalah sahabat terbaikku yang selalu membuatku semangat dan selalu memberiku dukungan serta tidak lupasomeone yang istimewah yang selalu memberi motifasi. 11.Untuk rekan-rekan seperjuangan dalam mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Angkatan 2012, serta pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu trima kasih atas dorongan, semangat dan kebersamaannya selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuandan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, amin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Raha , Juli 2015 Penulis Viii
  • 9. 9 DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………….........i Lembar Persetujuan ………………………………………………………...........ii Lembar Pengesahan …………………………………………………………......iii Riwayat Hidup ……………………………………………………………...........iv Kata Pengantar ………………………………………………………………......vi Daftar Isi …………………………………………………………………….......ix Intisari.....................................................................................................................xi Daftar Tabel …………………………………………………………………....xii Daftar Gambar......................................................................................................xiii Bab 1 Pendahuluan...................................................................................................1 A. Latar Belakang.............................................................................................1 B. Ruang Lingkup Pembahasan........................................................................3 C. Tujuan Telaah...............................................................................................3 D. Manfaat Telaah.............................................................................................5 E. Metode Telaah..............................................................................................5 F. Sistematika Penulisan...................................................................................7 Bab II Tinjauan Pustaka.........................................................................................11 A. Telaah Pustaka...........................................................................................11 1. Intra natal care......................................................................................11 2. Anemia.................................................................................................16 3. Koagulopati..........................................................................................22 B. Konsep Manajemen Kebidanan.................................................................28 a. Pengertian.............................................................................................28 b. Pedoman...............................................................................................28 c. Prinsip-prinsip Manajemen Kebidanan................................................34 C. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan..................................................35 D. Pendokumentasian......................................................................................40 ix
  • 10. 10 Bab III Studi Kasus................................................................................................45 A. Pengumpulan Data Dasar...........................................................................45 B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual................................................51 C. Identifikasi Diagnosa dan Masala Potensial..............................................59 D. Menilai Perlunya Intervensi Segera, Konsultasi dan Kolaborasi...............60 E. Perencanaan Asuhan Kebidanan................................................................60 F. Implementasi..............................................................................................62 G. Evaluasi Keefektifan Asuhan.....................................................................64 H. Pendokumentasian......................................................................................91 Bab IV Pembahasan.............................................................................................101 Bab V Penutup.....................................................................................................109 A. Kesimpulan..............................................................................................109 B. Saran.........................................................................................................110 Daftar Pustaka......................................................................................................113 Lampiran-Lampiran . x
  • 11. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LatarBelakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara langsung,tidak langsung berhubungan dengan anemia (Anonim, 2015). Menurut data WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Perlu diingat ada beberapa kondisi yang menyebabkan defisiensi kalori-besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan thalasemia (Saifuddin, 2009). Frekuensi ibu bersalin dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63, 5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas merupakan prediposisi anemia defisiensi ibu hamil, bersalin dan nifas di Indonesia (Saifuddin, 2009). Persentase penyebab kematian ibu melahirkan, berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni, pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi yang sering kali ditemukan (Anonim, 2015). 1
  • 12. 2 Data yang di peroleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2013tercatat angka kejadian ibu bersalin dengan anemia berkisar 89 orang. Pada tahun 2014 tercatat angka kejadian ibu bersalin dengan anemia berkisar 231 orang sedangkan tahun 2015 dari bulan Januari sampai April 12 orang (Dinas Kesehatan Kab.Muna, 2015). Pada wilayah kerja Puskesmas Tampo Kabupaten Muna tidak ada data yang mendukung yang diperoleh dari medical Record (Rekam Medis) di wilayah kerja Puskesmas Tampo Kabupaten Muna, pada tahun 2013, tahun 2014 ibu bersalin dengan anemia dari bulan januari sampai april tahun 2015 (Puskesmas Tampo, 2015). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ibu bersalin dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Afarat Tampo Kabupaten Muna Tahun 2015. Salah satu komplikasi terbanyak pada persalinan adalah perdarahan dengan anemia, persalinan dengan anemia dimana konsentrasi haemoglobin yang menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam kasus kehilangan darah apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his primer, dan sekunder, janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, partus lama, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Atikah, 2009). Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh
  • 13. 3 kematian ibu disebabkan oleh pendarahan: proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Anonim, 2015). B. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan Studi Kasus ini penulis membatasi yaitu ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini meliputi Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny.Y dengananemiasedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. C. Tujuan Telaah 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ibubersalin pada Ny.Y dengananemia di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengumpulkan data dan menganalisa data sesuai dengan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. b. Mampu merumuskan diagnosa/masalah aktual sesuai denganibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015.
  • 14. 4 c. Mampu merumuskan diagnosa/masalah potensial sesuai dengan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera sesuai dengan ibubersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. e. Mampu menetukan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. g. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. h. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan ibu bersalin pada Ny.” Y” dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat Tampo Kabupaten Muna Tanggal 4 April 2015. D. ManfaatTelaah 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitianini dapatmemberikaninformasi tentangrisikoAnemia sedang terhadap kejadianperdarahan pada persalinan serta dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan.
  • 15. 5 2. ManfaatPraktis a. Pendidikan Digunakan sebagai standar bacaan atau referensi dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang. b. Bagi Penulis Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang. c. Bagi Profesi Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin dengan anemia sedang sesuai dengan manajemen atau prosedur yang sudah ada. E. Metode Telaah Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1.Studi Kepustakaan Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis penelitian, didalamnya tersimpan bahan bacaan dan informasi yang dapat mengarahkan kita dalam menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus yang dibahas.
  • 16. 6 2. Studi Kasus Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif, data yang dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode: a. Wawancara Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. b. Observasi Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan, dan lingkungannya. c. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. d. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai kebutuhan klien dengan menggunakan format pengkajian dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjang hasil pengkajian data dan hasil pemeriksaan fisik, untuk membantu menegakkan diagnosa. 3. Studi Dokumentasi Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari bidan maupun sumber lain yang menunjang yaitu hasil pemeriksaan diagnostik.
  • 17. 7 4. Diskusi Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing studi kasus. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang karya tulis ilmiah ini, yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya tulis ini dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terbagi atas manfaat bagi institusi pendidikan, manfaat bagi instansi tempat pengambilan kasus, dan manfaat bagi penulis, serta metode telaah yang terdiri dari studi kepustakaan, studi kasus yaitu wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi serta diskusi dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan: a. Telaah Pustaka yang berisi acuan tentang persalinan meliputi klasifikasi, sebab-sebab mulainya persalinan, tanda-tanda persalinan, factor-faktor persalinan, tahapan persalinan. Tinjauan tentang anemia yang meliputi etiologi, penyebab, penanganan umum, dan tinjauan anemia yang meliputi tatalaksana anemia.
  • 18. 8 b. Konsep manajemen kebidanan meliputi pengertian manajemen kebidanan, prinsip-prinsip manajemen kebidanan. c. Langkah-langkah manajemen kebidanan. d. Pendokumentasian meliputi definisi dokumentasi, dan unsur-unsur pendokumentasiandi awali dengan data subyektif dan di akhiri dengan planning. 3. Bab III Studi Kasus Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi keefektifan asuhan serta pendokumentasian. 4. Bab IV Pembahasan Pembahasan menjelaskan tentang hasil telaah yang dilakukan pada sasaran, lalu membandingkannya dengan teori yang ada.Penjelasan harus dibuat bukan hanya jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika hasil telaah sesuai teori harus diberikan penjelasan, termasuk hal-hal yang mendukung kondisi yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang mekanisme mengapa hasilnya demikian. Dengan fokus pada aspek teoritik dan aspek telaah.
  • 19. 9 5. Bab V Kesimpulan Dan Saran Bab ini berisi tentang: a. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam beberapa hal yaitu manajemen kebidanan, pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitasi, preventif dan promosi) dan ketepatan waktu yang digunakan. b. Saran dan usul yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan atau hal-hal yang dibutuhkan guna penurunan kematian ibu yang meliputi saran bagi institusi pendidikan, saran bagi instansi tempat pengambilan kasus, dan saran bagi penulis. 6. Daftar Pustaka Pada daftar pustaka berisi tentang judul-judul buku yang di gunakan sebagai dari kepustakaan.
  • 20. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Persalinan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin(Sarwono, 2009). Persalinan atau kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi karena cukup bulan (36-42 minggu) dan bersifat spontan kurang dari 18 jam tanpa ada faktor penyulit dan komplikasi baik ibu maupun janin. (Yongki, dkk, 2012). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42) minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Lilis, 2013). 10
  • 21. 11 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin(Saifuddin, 2009). Menurut Ina, dkk (2014) persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Dari berbagai teori para ahli, penulis menyimpulkan bahwa persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 – 42 minggu) tanpa di sertai adanya penyulit. a. Klasifikasi atau Jenis Persalinan Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara persalinan dan berdasarkan usia kehamilan. 1) Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan yaitu: persalinan normal (spontan), persalinan buatan dan persalinan anjuran(Ina, dkk, 2014). 2) Jenis persalinan berdasarkan usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan yaitu: persalinan prematur, persalinan matur, persalinan Postmatur (Serotinus) (Ina, dkk, 2014). b. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain: dikemukakan faktor-faktor hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi(Ina, dkk, 2014).
  • 22. 12 c. Tanda-Tanda Persalinan 1) Kala 1 Pada kala pembukaan,his belum terlalu kuat,datangnya setiap 10-15 menit, dan tidak seberapa kuatatau menganggu ibu, sehingga ibu masih dapat berjalan. Lambat laun his bertambah kuat, yaitu intervalnya menjadi lebih pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama. Lendir bercampur darah menjadi bertambah banyak. Lama kala 1 untuk primipara adalah 12 jam, untuk multipara 8 jam. 2) Kala II Tanda-tanda dimulainya persalinan kala II adalah : a) His menjadi lebih kuat,yaitu kontraksi berlangsung selama 50-100 detik dengan interval setiap 2-3 menit. b) Ketuban biasanya pecah dengan ditandai keluarnya cairan berwarna kekuningan secara tiba-tiba dan banyak. c) Ada perasaan ingin mengedan. d) Ada tanda bahwa kepala janin sudah sampai di dasar panggul yaitu dengan terlihat perineum menonjol, vulva membuka, dan anus membuka. 3) Kala III dan Kala IV Tanda-tanda di mulainya persalinan kala III ditandai dengan : Uterus menjadi bundar, keluar darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, naiknya fundus uteri. Kala III diakhiri dengan kala IV persalinan, yaitu sampai dengan 2 jam setelah bayi lahir.
  • 23. 13 d. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan 1) Kekuatan mendorong janin keluar (power) His (kontraksi uterus): Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi, kontraksi otot-otot dinding perut, kontraksi diafragma dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum. 2) Faktor janin (passager) Sikap janin (habitus), letak janin (situs), presentasi bagian terbawah janin dan posisi janin. 3) Faktor jalan lahir (passage) a) Bagian keras: Tulang-tulang panggul (rangka panggul). b) Bagian lunak: Otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. 4) Penolong dan Psikologi Ibu a) Penolong Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. b) Psikologis Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan di saat merasakan kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegahan hati, seolah-olah pada saat itu benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati”. Faktor
  • 24. 14 psikologis meliputi: melibatkan psikologis ibu, emosi, persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu. Faktor penolong perslinan dan psikologis ibu sangat menetukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah: power, passage dan passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psikologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan (Icesmi, dkk, 2013) e. Tahapan persalinan 1) Kala I Persalian Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu: fase laten dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm, dan umumnya fase laten berlangsung selama 8 jam. Selanjutnya fase aktifterdiridari: fase akselerasi, fase dilatasi maksimal, fase deselerasi(Asrinah, 2010). 2) Kala II (Kala Pengeluaran) Dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi yaitu primipara: 2 jam dan multipara 1 jam.
  • 25. 15 3) Kala III (Kala Uri) Dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban komplit. Dimana primipara5 – 30 menit (rata-rata 15 menit) sedangkan multipara 5 – 30 menit (rata-rata 15 menit) 4) Kala Pengawasan (Kala IV) Dimulai sejak lahirnya plasenta dan selaput ketuban, sampai keadaan ibu mulai stabil yaitu 1 – 2 jam setelah persalinan berlangsung. 2.Anemia a. Pengertian Menurut Sarwono (2009), anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Anemia secara praktis didefinisikan senagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah batas normal. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umumnya terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin, yang membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh(Atikah, 2011). Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1dan ke-3 dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trimester 2. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim di sebut
  • 26. 16 Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 20 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Atikah, 2009). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobindibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2009). Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut sebagai kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat besi, asam folat, vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorpsi usus, perdarahan akut maupun kronis dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit. Kebanyakan anemia dalam kehamilan
  • 27. 17 disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Atikah, 2011). Dari teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa anemia adalah suatu keadaan atau kondisi dimana dalam darah terjadi penurunan kadar hemoglobin atau sel darah merah di bawah nilai normal. b.Klasifikasi Secara umum, ada 3 jenis utama anemia yaitu anemia mikrositik, anemia normositk, dan anemia makrositi. Berikutpenjelasan menurut ukuran sel darah merah sebagai berikut : Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia mikrositik. Penyebab utama dari jenis ini defisiensi besi (besi tingkat rendah) anemia dan thalassemia (kelainan bawaan hemoglobin). Sedangkan jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam jumlah), ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang menyertai penyakit kronis atau anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal. Selanjutnya, jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia makrositik. Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa dan anemia yang berhubungan dengan alkoholisme. Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu Hb menurut Manuaba I (2010), Hb > 11 gr% tidak anemia (normal), Hb 9-10 gr% anemia ringan, Hb 7-8 gr%,anemia sedang dan Hb <7 gr% anemia berat.
  • 28. 18 Tabel1. Jenis Anemia SecaraUmum Jenis Anemia Umum Penyebab Temuan Laboratorium Normositik Perdarahan akut Anemia sel sabit Malaria Anemia aplastik Talasemia Anemia akibat penyakit kronis Penurunan HCT Penurunan Hemoglobin MCV tidak berubah MCHC tidak berubah Zat besi normal Feritin Normal Mikrositik Defisiensi besi Perdarahan kronis lambat Anemia dalam kehamilan Penurunan HCT Penurunan hemoglobin Penurunan statuszat besi Penurunan feritin Penurunan MCV MCHC tuun atau tidak berubah Anemia megaloblastik Defisiensi asam folat Defisiensi vitamin B Penurunan HCT Penurunan Hemoglobin Peningkatan MCV MCHC normal Sumber: (Elizabeth,2008). c. Tanda dan Gejala Anemia Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampirtanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit pada dasarnya yang menonjol,ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas (Rukiyah, 2011). Anemia terdiri atas 3 jenis yaitu anemia ringan, sedang dan anemia berat. Adapun tanda dan gejalanya sebagai berikut: 1). Anemia ringan
  • 29. 19 Gejala anemia ringan yaitu kelelahan, penurunan energy, kelemahan, sesak napas, palpitasi (rasa jantung balab atau pemukulan tidak teratur) dan tampak pucat. 2). Anemia Sedang Anemia sedang adalah dimana kadar hemoglobin berkisar antata 7 – 8 gr%. Pada anemia akan didapatkan keluhan yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan badan lemas. 3). Anemia berat Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat pada seseorang dapat mencakup denyut jantung cepat,tekanan darah rendah,frekuensi pernapasan cepat,pucat dan kulit dingin, kulit kuning disebut jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah, murmur jantung, penyebab limpa dengan penyebab anemia tertentu, nyeri dada, pusing atau kepala terasa ringan(terutama berdiri atau), kelelahan atau kekurangan energy, sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi, sesak napas, nyeri dada serta pingsann (Atikah, 2011). Beberapa pasien dengan anemia tidak menunjukkan gejala. Sedangkan anemia pada orang lain mungkin merasa: capek, mudah kelelahan, tampak pucat, terjadi palpitasi/berdebar (rasa balab jantung) dan menjadi sesak napas. Perlu dicatat bahwa jika anemia sudah berjalan lama (anemia kronis), tubuh dapat menyesuaikan diri dengan kadar oksigen rendah dan mungkin individu tidak merasa berbeda kecuali anemia menjadi berat (Atikah, 2011).
  • 30. 20 Tabel2. Tandadan Gejala Anemia Ringan Sedang Berat 10 – 12 g/dl 8 – 10 g/dl < 8 g/dl Gejala : 1). Kelelahan 2). Penurunan jantung meningkat 3). Detak jantung meningkat 4). Ekstraksi O2 jaringan meningkat 5). Dilatasi system vascular Perifer 1). Fatig (merasa lelah) 2). Sulit konsentrasi 3). Detak jantung > 100 kali/menit 4). Berdebar 5). Dispnoe pada aktivitas 6). Pucat 1). Overwhelming 2). Fatig (merasa lelah) 3). Dizziness (pusing) 4). Jantung berdebar 5). Vertigo (perasaan berputar 6). Depresi, gangguan tidur 7). Dispnoe pada istirahat Sumber : Purwita, (2008) d. Penyebab Anemia. Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme utama tubuh yang menyebabkanya adalah : 1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Sel darah yang usianya muda biasanya gampang pecah/lisis sehingga terjadi anemia. Penghancuran darah yang berlebihan dapat disebabkan oleh: masalah dengan sum-sum tulang (limfoma, leukemiaatau muktiple myeloma), masalah dengan system kekebalan tubuh yang menyebabkan kerusakan sel-sel darah (anemia hemolitik), kemoterapi dan penyakit krois (AIDS). Jenis-jenis anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah: anemia hemolitik, anemia sel sabit, thalasemia, glukosa-6- folatdehidrogenase (G6PD), dan spherocytosis herediter.
  • 31. 21 2) Kehilangan darah Kehilangan darah disebabkan oleh perdarahan (menstruasi dan persalinan), penyakit (malaria), penyakit kronis (kanker), colitis ulserativa atau rheumatoid arthritis dan kehilangan darah (misalnya dari menstruasi berat atau borok lambung). 3) Penurunan produksi sel darah merah Penurunan produksi sel daah merah dapat terjadi akibat: obat- obatan/racun, diet yang rendah, vegetarian ketat, gagal ginjal, genetic beberapa bentuk anemia seperti talasemia, kehamilan sarta operasi untuk lambung atau usus mengurangi penyerapan zat besi, vitamin B12, atau asam folat. 3. Koagulopati a. Pengertian Koagulopati Menurut Lilis (2013), koagulopati adalah gangguan pembekuan darah atau perdarahan yang berlebihan dengan atau tanpa komplikasi thrombosis samapai keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh tes laboratorium. Pembekuan darah adalah proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut hemostasis dan proses ini terdiri dri tiga stadium yang bekerja bersama – sama. Adapun tahap hemostasis sebagai berikut : 1) Spasme vaskular adalah penyempitan lumen pembuluh darah yang putus untuk mengurangi aliran darah yang hilang. 2) Pembentukan sumbat trombosit adalah untuk menghentikan kebocoran darah.
  • 32. 22 3) Pembekuan fibrin di sekitar sumbat trombosit dan retraksi fibrin yaitu untuk merekat pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat. Proses pembekuan darah (gambar 15.4) sangat kompleks dan melibatkan beberapa faktor. Hasil akhir proses ini adalah pembentukan bekuan fibrin (tak larut) dari fibrinogen (larut) dan proses ini dirangsang oleh pembentukan trombin. Pembentukan trombin dirangsang oleh pembentukan aktivator protrombin dan ada dua sistem yang menghasilkan aktivator ini – sistim ekstrinsik dan sistem instrinsik. Sistem ekstrinsik diransang oleh kerusakan jaringan dan segera menyebabkan sejumlah kecil fibrin membentuk bekuan. Sistem intrinsik memerlukan waktu beberapa menit untuk berfungsi tetapi sistim ini menyebabkan fibrin membentuk bekuan dalam jumlah relatif besar. Setelah bekuan terbentuk, ia akan di pecah oleh suatu enzim yang disebut plasmin. Ini akan menyingkirkan bekuan untuk memulai proses penyembuhan luka (Roger. W, 2002). Gambar 15.4 Proses pembekuan darah Sumber : Roger .W, (2002).
  • 33. 23 Faktor yang mempengaruhi pembekuan darah adalah protrombin di buat oleh hati, dan vitamin K diperlukan untuk proses produksinya. Vitamin K larut dalam lemak dan diperoleh dari sayur-sayuran hijau dan hati. Individu, yang mengalami defisiensi vitamin K dalam diet, menunjukan kecenderungan mengalami perdarahan karena vitamin ini disintesis dalam usus oleh kerja bakteri. Vitamin ini dapat diabsorpsi dari usus ke dalam darah dengan bantuan empedu. Apabila tidak terdapat empedu, seperti pada kasus ikterus tertentu, bisa terjadi kekurangan protrombin sehingga kecenderungan perdarahan meningkat. Heparin adalah protein normal yang terdapat di dalam darah dibentuk di dalam hati, dan berfungsi mencegah terjadinya bekuan darah di, dalam pembuluh. Karena itu ia disebut antikoagulan (Roger. W, 2002). Koagulopati salah satu penyebab perdarahan dalam obstetric yang suka diprediksi adalah adanya gannguan pembekuan darah. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi hemostatis. Hemostatis ialah proses penghentian aliran darah di pembuluh darah yang cedera. Adapun syarat hemostatis normal terdiri dari: pembuluh darah dan jaringan yang baik, trombosit harus normal baik jumlah maupun kualitasnya serta faktor pembekuan darah harus adekuat (Desy, 2009). b. Kelainan Koagulasi lainnya sebagai berikut: 1) Selain trombositopenia dan kelainan koagulasi heriditer yang relatif jarang, terdapat kelainan koagulasi lain relatif jarang pada kehamilan dan bermanifestasi sebagai pemanjangan PT atau Partial Tromboplastin Time (PTT).
  • 34. 24 2) Koagulasi intravaskular diseminata atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) relatif jarang pada kehamilan dan dapat disebabkan oleh beberapa proses penyakit dasar. Beberapa di antaranya terkait dengan penyakit infeksi yang tidak spesifik untuk kehamilan. Sejumlah penyebab mungkin spesifik untuk kehamilan atau persalinan dan perlu diketahui segera, seperti DIC karena abruptio placentae atau emboli cairan ketuban. Jika penyebab perdarahan dan lokasi anatomik tidak ditemukan, pasien yang mengalami perdarahan hebat setelah persalinan perlu diperiksa status koagulasinya, termaksut PT, PTT dan kadar fibrinogen. 3) Trombofilia dalam Kehamilan Trombofilia adalah sekelompok kelainan pada darah yang memicu pembentukan bekuan darah (trombosis). Keadaan ini dapat terjadi karena kelebihan faktor - faktor pembekuan darah (prokoagulan) atau kekurangan faktor - faktor yang menghambat pembekuan darah atau memecah bekuan darah (fibrinolisis). Kedua bentuk bentuk trombofilia ini telah terbukti berkaitan dengan berbagai peristiwa trombotik dalam kehamilan. 4). Tromboemboli Vena dalam Kehamilan. Risiko tromboemboli vena (VTE) kira-kira enam kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil serta merupakan penyebab utama kematian pada perempuan dalam masa kehamilan dan nifas. Faktor-faktor risiko terjadinya VTE pada ibu hamil meliputi
  • 35. 25 obstruksi aliran vena oleh uterus yang membesar, atonia vena karena pengaruh hormonal, dan perubahan protrombotik didapat yang terjadi pada protein-protein hemostatik. 5) Trombofilia Herediter Risiko trombosis vena pada perempuan dengan trombofilia herediter meningkat pada kehamilan, tetapi tidak semua penderita trombofilia mengalami tromboemboli vena ketika hamil. Risiko terjadinya tromboemboli bergantung pada jenis trombofilia dan ada tidaknya faktor- faktor risiko lain (Sarwono, 2009). c. Mekanisme koagulasi darah Sebagai salah satu mekanisme alami dalam sistim sirkulasi darah, koagulasi darah dapat terjadi kapan saja baik dalam skala kecil maupun besar adanya jejas di dalam tubuh maupun di luar tubuh, dapat dilihat secara kasat, mata atau tidak. Hakekat koagulasi darah di tempat jejas yang menyebabkan terbukanya sistem vaskular tertutup adalah suatu upaya pertahanan diri agar darah sebagai cairan ekstrasel tubuh dapat dipertahankan volume maupun kandunganya. Hal ini dapat dimengerti karena bila darah keluar dari sistem vaskular baik dalam bentuk pendarahan eksternal maupun pendarahan internal, maka dpat timbul syok dan kematian. Dengan koagulasi yang cepat di tempat jejas, bahaya syok dan kematian dapat dicegah, keseimbangan air, elektrolit termaksut asam- basa tubuh dapat dipertahankan. Namun ada kalanya koagulasi darah tidak harus dimulai karena danya kerusakan pembuluh vaskular yang nyata tetapi
  • 36. 26 diawali oleh gangguan sistem vaskular baik akibat kelainan fungsi penompang jantung, perubahan kandungan komponen darah maupun perubahan integritas permukaan lumen pembuluh darah. Bila terjadi perdarahan akibat luka atau kerusakan pembuluh darah, proses penghentian pendarahan atau hemostasis segera terjadi dengan tiga mekanism yaitu spasme vaskular adalah penyempitan lumen pembuluh darah yang putus untuk mengurangi aliran darah yang hilang, pembentukan sumbat trombosit adalah untuk menghentikan kebocoran darah, pembekuan fibrin di sekitar sumbat trombosit dan retraksi fibrin yaitu untuk merekat pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat. Pada fase inilah terjadi rangkaian reaksi biokimia yang dapat dikelompokan menjadi jalur reaksi instrinsik dan jalur reaksi ekstrinsik untuk menghasilkan trombin. Dari namanya, jalur reaksi ekstrinsik dimulai dengan elemen di luar darah. Elemen ini adalah senyawa kimia Tromboplastin jaringan (Faktor III), dikeluarkan pleh jaringan yang rusak. Faktor ini membuat reaksi koagulasi dipersingkat dengan mengaktifkan faktor VII yang bergantung pada adanya ion calsium. Kemudian faktor VII aktif akan mengaktifkan faktor X yang juga bergantung pada adanya ion calsium. Faktor X aktif inilah yang memiliki kemampuan mengubah protrombin menjadi trombin. Berbeda dengan jalur reaksi ekrinsik, jalur reaks instrinsik berlangsung relatif lambat dan melibatkan lebih banyak elemen koagulasi (Abdul, 2012).
  • 37. 27 B. Konsep Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah- langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur piker bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis (Astuti, 2012). Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien(Dwiana, 2011). Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian, pemikiran, dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan bagi klien maupun tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja, melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai (Asrinah, 2010). 2. Pedoman Penerapan Pedoman penerapan manajemen merupakan kumpulan ketentuan dasar yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan
  • 38. 28 melalui suatu proses yang disebut langkah atau proses manajemen kebidanan. Proses manajemen kebidanan dirulis oleh varney berdasarkan proses manajemen kebidanan American Colle of Nurse Midwife (ACNM) yang pada dasar pemikirannya sama dengan proses manajemen menurut varney. Pedoman penerapan manajemen ini akan dibahas tentang tujuan diberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang, perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang, tanda gejala, kebutuhan – kebutuhan ibu bersalin dengan anemia, rencana asuhan dan komplikasi yang terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang. a. Tujuan asuhan Tujuan dari asuhan persalianan normal antara lain: memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada ibu dan keluarga selama persalinan dan kelahiran. Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran. Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani sendiri untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu. Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu, sesuai dengan intervensi minimal tahap persalinannya. Memperkecil risiki infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya penyulit, maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini (Ina, 2014).
  • 39. 29 Sedangkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan anemia sedang adalah melakukan perawatan atau tindakan segera pemasangan cairan infus RL diarahkan untuk mengatasi anemia sedang agar komplikasi yang akan terjadi pada ibu bersalin dengan anemia sedang dapat diatasi sedini mungkin. Transfusi darah biasanya dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah (misalnya sakit kepala ringan, kelelahan, kelemahan) atau tanda-tanda gangguan kardiopulmonal (misalnya, dyspnea, takikardi, tachypnea), maka keptusan tidak didasarkan pada kadar Hct tersebut (Atikah, 2011). b. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan, Persalinan, dan Nifas 1) Hamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortus, dan kelainan congenital. 2) Trimester kedua: persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphixia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio kordis-kematian ibu. 3) Saat Inpartu: anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yangmerupakan penyebab langsung gangguan his primerdan sekunder serta atoni uteri, inersia uteri, partus lama, ibu cepat lelah, retensio placenta, syok, janin lahir dengan anemia, persaliana dengan tindakan tinggi, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif. 4) Pascapartus: ormon uteri menyebabkan perdarahan, retensio ormone (placenta adhesive, placenta akreta, placenta inkreta, placenta prekreta),
  • 40. 30 perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis, gestosis) (Atikah, 2009). c. Kebutuhan 1) Nutrisi Diet yang dianjurkan adalah diet yang mengandung besi heme sebagai hemoglobin, banyak ditemukan dalam daging, unggas dan ikan, ataupun diet yang mengandung besi non-heme, garam besi ferro atau ferri, seperti yang ditemukan dalam sumber – sumber non-hewani seperti makanan nabati, suplemen dan fortikan. Diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besi seperti asam karbonat, dan hindari diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besi seperti asam askorbat, dan hindari diet yang mengandung penghambat penyerapan zat besi seperti phitat, polyphenol. Selain itu juga harus kaya dengan protein yang cukup (bahan pangan hewani: daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin.Wanita hamil dikatakan mengalami anrmia jika kadar Hb kurang dari 10%. Pengawasan terhadap ibu hamil harus sudah mulai dilaksanakan pada trimester I dan III, karena pengeceran mencapai puncaknya. (Atikah, 2009). 2) Eliminasi Kebutuhan eliminasi yang meliputi BAB, BAK, frekuensi, warna urin, bau urin, konsistensi feses dan keluhan misalnya konstipasi warna feses
  • 41. 31 hitam. Pada penderita anemia ada efek samping dari pengobatan biasanya terjadi konstipasi dan warna tinja hitam. 3) Kebersihan diri Tujuan kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) untuk mempertahankan perawatan diri baik dilakukan secara mandiri ataupun dengan bantuan, membuat rasa nyaman dan rileksasi dapat dilakukanuntuk mencegah infeksi dan mencegah gangguan sirkulasi darah. Kebutuhan kebersihan diri pada penderita anemia tetap harus diperhatiakn khususnya yang berhubungan dengan genitalia. 4) Istirahat Kebutuhan istirahat da tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam sehari apakah ada keluhan atau tidak. Dimana dengan istrahat yang cukup dapat memulihkan kembali kekuatan fisik dan juga mental serta mempercepat psoses penyembuhan anemia pada ibu. d. Penddikan kesehatan Pendidikan kesehatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas perlu diberikan informasi mengenai nutrisi, eliminasi, personal hygiene, pola istirahat, dan juga penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, pemberian informasi tentang layanan kesehatan (Wulanda, 2011). e. Komplikasi Untuk anemia defisiensi vitamin B12, mempengaruhi sel-sel yang membentuk permukaan luar tubuh dan sel epitel. Untuk anemia defisiensi asam folat, komplikasi parah yang mungkin terjadi: rambut yang mulai
  • 42. 32 memuti, peningkatan warna kulit (pigmen), infertilitas, memburuknya penyakit jantung. Pada anemia defisiensi besi, biasanya tidak ada komplikasi. Namun anemia defisiensi besi mungkin dapat kembali terjadi (Atikah, 2011). f. Obat-obatan Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infuse dan pemberian obat utorotonika. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter spesialis obstetric ginekologi. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus persalinandengananemia perlu dilakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi untuk mencegah masalah potensial sepertisyok dan kematian. Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan yaitu kolaborasi dokter ahli kandungan tentang pemberian obat-obatan, cairan dan penatalaksanaan perdarahan karena anemia (Atikah, 2011). g. Perawatan Sangat sedikit yang bisa dilakukan untuk mengobati anemia sendiri dan pengobtan medis biasanya diperlukan. Adalah penting untuk terus
  • 43. 33 mengambil obat yang diresepkan untuk penyakit kronis lainnya (jangka panjang). Jika alasan untuk anemia diketahui, maka langkah-langkah untuk tetap di bawah kontrol sangat penting. Misalnya, jika anemia disebabkan oleh tukak lambung, maka obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofin harus dihindari, kecuali dinyatakan aman oleh dokter. h. Peran Bidan Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan segera/kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus ibu bersalin dengan anemiasedang yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan. 3. Prinsip-Prinsip Manajemen a. Efisiensi Bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perludengan menggunakan sarana sesedikit mungkin.
  • 44. 34 b. Efektifitas Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai rasional dalam mengambil keputusan. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih tindakan. Pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan. C. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap langkah, dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini sangat bervariasi sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut: 1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu: a. Data Subyektif Data subyektif yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia yaitu gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu persalinan diantaranya yaitu pengeluran lendir campur darah dengan kapan, berapa banyak, warnanya, nyeri/tidak, sifat his yang baik (Yongki, dkk, 2012). Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia yaitu kelelahan, penurunan energi, sesak nafas, palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur), tampak pucat, menurut (Atikah, 2009) keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih
  • 45. 35 dalam batas normal (perlu di curigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) pada ibu bersalin dengan anemia. b. Data Obyektif Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada wajah dan ekstermitas atas dan bawah di mana wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering dan pucat serta kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki terlihat pucat. Pemeriksaan penunjang persalinan dengan anemiayaitu pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah lengkap yang meliputi kadar haemoglobin <11 gr%, LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi(Atikah, 2012). 2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Langkah ini dikembangkan dari interpretasi data ke dalam masalah atau diagnosa. Menurut Atikah (2009), diagnosa persalinan yaitu gravid para abortus, usia kehamilan, keadaan janin baik/ tidak, presentase, masuk panggul atau tidak, penurunan kepala, fase inpartu dengan anemiadimana konsentrasi haemoglobin yang menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam kasus kehilangan darah apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his
  • 46. 36 primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif(Atikah,2009). 3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial Diagnosa potensial inpartu dengan anemia menurut Atikah (2009) sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif, terjadinya perdarahan pada kala selanjutnya berlangsung ke syok serta kematian (Esti, 2010). 4. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infuse dan pemberian obat utorotonika. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter spesialis obstetric ginekologi. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus persalinandengananemia perlu dilakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah masalah potensial sepertisyok dan kematian.
  • 47. 37 Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan yaitu kolaborasi dokter ahli kandungan tentang pemberian obat-obatan, cairan dan penatalaksanaan perdarahan karena anemia (Atikah, 2011). 5. Langkah V. Rencana Asuhan. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa – apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut. Pada beberapa kasus, persalinandengan anemia agar tidak terjadi perdarahan perlu perhatikan hal-hal berikut ini: dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infuse dan pemberian obat utorotonika. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter. Dalam kata lain asuhan terhadap klien tersebut sudah mencangkup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kebidanan, setiap rencana asuhan haruslah di setujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melakukannya.
  • 48. 38 6. Langkah VI. Implementasi Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus perdarahanpersalinan dengan anemiasedang yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan. 7. Langkah VII. Evaluasi Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan pada klien perdarahanpersalinan dengan anemia yaitu melaksanakan evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi keadaan umum, tanda - tanda vital, kontraksi, perdarahan, pemberian cairan input dan out put, dan pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan dan pemantauan.
  • 49. 39 C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan 1. Definisi Dokumentasi Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum.Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2010). Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti,2010). SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dantertulis. Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini dihasilkan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Metode SOAP dipakaiuntuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010). 2. Unsur-unsur Dokumentasi. Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Untuk mendokumentasikan tindakan yang telah dilaksanakan secara sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian dalam format SOAP, yakni: S:Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
  • 50. 40 melalui anamneses, sebagai langkah 1 Varney. Yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia yaitu gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu persalinan diantaranya yaitu pengeluran lendir campur darah dengan kapan, berapa banyak, warnanya, nyeri/tidak, sifat his yang baik (Yongki, dkk, 2012). Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia yaitu menurut Saifuddin (2012), kelelahan, penurunan energi, sesak nafas, palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur), tampak pucat, menurut Atikah (2009) keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu di curigai anemia defisiensi), mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) pada ibu bersalin dengan anemia. O:Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, sebagai langkah 1 Varney. Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu bersalin dengan anemia Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada wajah dan ekstermitas atas dan bawah di mana wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering dan pucat serta kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki terlihat pucat. Pemeriksaan penunjang persalinan dengan anemiayaitu Pemeriksaan laboratorium
  • 51. 41 diantaranya pemeriksaan darah lengkap yang meliputi kadar haemoglobin <11 gr%, LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi. (Atikah, 2012). A:Assesment, menggambarkan hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney. Menurut Hidayat (2008), diagnosa persalinan yaitu gravid para abortus, usia kehamilan, keadaan janin baik/ tidak, presentase, masuk panggul atau tidak, penurunan kepala, fase, inpartu dengan anemiadimana konsentrasi haemoglobin yang menurun (dibawah 10 gram%) cenderung rawan dalam kasus kehilangan darah apapun. Bagaimanapun juga anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif(Atikah,2009).Diagnosa potensial inpartu dengan anemia menurut Atikah (2009) sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yang merupakan penyebab langsung gangguan his primer,dan sekunder,janin lahir dengan anemia,persalinan dengan tindakan tinggi,ibu cepat lelah, partuslama,gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif, menurut Esti (2010) yaitu terjadinya perdarahan pada kala selanjutnya berlangsung ke syok serta kematian. P :Planning, menggambarkan tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.Menurut Lilis (2013) penangan perdarahan persalinan dengan anemia seabagi berikut:
  • 52. 42 Menjelaskan hasil pemeriksaan, melakukan informed consent, memberikan oksigen jika perlu, memasang infus RL/Nacl 0,9%, mengosongkan kandung kemih, melakukan tindakan sesuai dengan penyebab perdarahan, apabila diperlukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi untuk tindakan selanjutnya. Selain itu tindakan yang direncakkan adalah melakukan massase fundus uteri segera setelah lahirnya placenta, bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks, pastikan kandung kemih kosong dan jika penuh dapat di palpasi, lakukan kateterisasi dengan teknik septic dan antiseptic, lakukan Kompresi Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit, bila KBI tidak berhasil, sambil memberi ergometrin 0,2 mg intra muscular (kontraindikasi hipertensi) atau misoprostol 600-1000 mcg, pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 cc RL + 20 unit dengan tetesan cepat /guyur. Jika tidak berhasil tidak berhasil, lakukan KBI ulang sampai perdarahan terhenti 1 sampai 2 menit kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric ginekologi. (Lilis, 2013).Sedangkan menurut Sarwono (2009). Perdarahanpersalinan dengan anemia yaitu melaksanakan evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi keadaan umum, tanda - tanda vital, kontraksi, perdarahan pemberian cairan input dan out put, dan pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan dan pemantauan.
  • 53. 43 BAB III STUDI KASUS Pada bab ini diuraikan bagaimana penerapan manajemen kebidanan dimulai dari pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi. Di dalam studi kasus ini penulis hanya berfokus pada asuhan yang diberikan pada ibu yang berlangsung pada tanggal 4April 2015, jam 23.50 WITANy. Y dalam keadaan inpartu kala I fase aktif dengan keadaan umum baik, nyeri perut tembus belakang di sertai pengeluran lendir campur darah, pusing-pusing bila lama berdiri dan beranjak dari duduk, kadang merasa sesak nafas. Untuk lebih lanjutnya maka diuraikan sebagai berikut : A. Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Kala I a. Langkah I. Identifikasi Data Dasar 1). Identitas Istri/ Suami Nama : Ny. Y / Tn. M Umur : 25 Thn/ 32 Thn Suku : Muna / Muna Agama : Islam / Islam Pendidikan : SMA / SMP Pekerjaan : IRT / Swasta Pernikahan : I / II Lamanya menikah : ± 8 tahun. Alamat : Jln palengkuta Tampo. 43
  • 54. 44 2). Data Biologis / Fisiologis. a) Keadaan ibu sekarang. Ibu mengatakan nyeri perut tembus sekarang, disertai pengeluaran lendir campur darah. b) Riwayat dan PersalinanSekarang. (1) Ibu mengatakan hamil ke tiga,sudah pernah melahirkan dua kali, dan tidakpernah keguguran. (2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT) tanggal 28–06– 2015. (3) Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih. (4) Ibu mengatakan pergerakan janinnya mulai dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu sampai saat pemeriksaan disisi perut sebelah kiri ibu. (5) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil. (6) Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri tekan pada perut pada saat di palpasi. (7) Ibu mengatakan nyeri perut tembus belakang, disertai pengeluaran lendir campur darah dirasakan sejak tanggal 03 april 2015 jam 18.00 WITA. (8) Pusing-pusing bila lama berdiri dan beranjak dari tempat duduk. (9) Kadang merasa sesak nafas. (10) Mengonsumsi tablet SF 1 x 1 pada malam hari tetapi terkadang lupa dikonsumsi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
  • 55. 45 3) Riwayat Reproduksi. a) Riwayat haid : (1) Menarche : 15 tahun. (2) Siklus haid : 28 – 30 hari. (3) Durasi : 6 – 7 hari. (4) Perlangsungan : normal. (5) Gangguan haid : tidak ada. b) Riwayat Obstetri Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Adapun riwayat kehamilan, persalinan dan nifas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas No Kehamilan Persalinan Nifas Thn Umur kehamilan Penolong JK BBL Perlangsungan perlangsungan Lama menyusui 1 2008 39 minggu Bidan ♀ 3,5 kg Normal Normal ± tahun 2 2010 39minggu Bidan ♂ 3 kg Normal Normal ± tahun 3 2015 40 minggu Kehamilan sekarang 4). Riwayat kesehatan yang lalu sampai sekarang. a) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius misalnya Jantung,diabetes, hipertensi, asma, ginjal, malaria dan lain- lain. b) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, HIV/AIDS dan PMS lainnya. c) Ibu mengatakn tidak ada riwayat ketergantungan terhadap rokok, obat dan alcohol.
  • 56. 46 d) Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat – obatan. e) Ibu mengatakan tidak ada riwayat opname, operasi sesar, trauma dan tranfusi darah. 5) Riwayat KB. Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi pil sebelum hamil dan terjadi kehamilan karena lupa mengonsumsi kontrasepsi pil. 6) Riwayat Ginekologi. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma (tumor) atau operasi ginekologi. 7) Riwayat Pemehuhan Kebutuhan Dasar. Tabel 4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar No Kebutuhan Inpartu Sebelum Sekarang 1 a. Makanan Nafsu makan ibu berkurang, ibu hanya menghabiskan 1/2porsi bubur pada jam 00.05 WITA. Jenis Frekuensi Masalah Nasi,ikan, sayur, buah- buahan, kadang ubi jalar. 2-3 x /hari teratur Tidak ada. b.Minum Jenis Frejuensi Masalah Air putih Ibu minum 200 cc air putih 00.05 WITA. 7-8 gelas/hari. Tidak ada. 2 Eliminasi Berlangsung normal a. BAB Frekueni Warna/konsistensi Masalah 2 x /hari Kuning/lunak Tidak ada b. BAK Berlangsung normal Frekuensi Warna/ba 5-6 x/ hari Kuning/khas amoniak
  • 57. 47 3 Pola Istirahat/Tidur Tidur siang ± 2 jam Istirahat ibu terganggu.Tidur malam ± 8 jam 4 Peronal Hygiene Mandi 2 x /hari memakai sabun Ibu mengatakan belum mandi dan sebelum datang dii BPS dudah mengganti pakaian. Rambut Keramas 2x seminggu memakai shampo Gigi dan mulut Menggosok gigi 2x sehari pakai pasta gigi. Kuku tangan dan kaki Kuku tangan di potong bila panjang. Genitalia dan anus Dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali BAB/BAK. 5 Aktifitas / olahraga Aktifitas sehari- hari Kadang dibantu oleh suami dan anak. Tidak bisa melakukan aktifitas/ kegiatan dalam rumah. Olahraga Berjalan kaki pada waktu pagi hari. 8) Pemeriksaan Fisik: a) Keadaan umum ibu baik, kesadaran kompesmetis dan keadaan emosi stabil. b) Tanda-tanda vital: tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 82×/menit, pernapasan: 20 ×/menit, suhu: 37o C. c) Pemeriksaan head to toe (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) dimulai dari: wajah, ekspresi wajah tampak lemah, pucat dan ada cloasma gravidarum. Mata, sklera putih dan konjungtiva pucat.Leher,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena jugularis. payudara, simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,hyperpigmentasi pada aerola mammae, payudara tampak membesar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan serta kolostrum
  • 58. 48 sudah ada bila dipencet.Abdomen, pembesaran perut sesuai umur kehamilan, terdapat linea nigra, strie livide, tonus otot perut kendor, dan tidak ada luka bekas operasi. Dilanjutkan pengukuran untuk menetukan tafsiaran berat janin dan tinggi fundus uteri serta lingkar perut dalam batas normal maka dilakukan pengukuran: tinggi fundus uteri: 31 cm, lingkar perut: 87 cm, tafsiran berat janin: 3100 gram pemeriksaan palpasi pada abdomen diantaranya: tidak ada nyeri tekan, leopold I: teraba bokong, TFU 3 jari dibawah PX, leopold II: teraba punggung kanan, leopold III: teraba kepala, leopold IV: kepala sudah masuk pintu atas panggul, penurunan kepala: 0/5. dan menetukan kontraksi uterus teratur (4 x dalam 10 menit lamanya 4 detik). Serta melakukan auskultasi: DJJ: frekuensi 140 x/menit. d). Genitalia / Vulva dan Anus Tidak ada varices, tidak ada candiloma acuminata dan tidak adahemoroid, dilanjutkan pemeriksaan dalam (VT) pada tanggal 05-04- 2015, jam: 00.05 WITA ditemukan hasil pemeriksaan sebagai berikiut: Vagina elastis, porsio tipis, pembukaan 8 cm, ketuban pecah spontan, presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan, molase (-), penurunan kepala hodge III, kesan panggul normal ditandai dengan: promontorium tidak teraba, linea inominata teraba sebagian, spina iskhiadika tidak menonjol, Os. koksigeus melengkung, arkus pubis membentuk segitiga tumpul, adanya pelepasan lender campur darah.
  • 59. 49 e). Ekstremitas atas dan bawah. Dilakukan pemeriksaan pada extermitas atas yaitu simetris kiri dan kanan pergerakan baik, tidak ada oedema telapak tangan dan kuku jari- jari terlihat pucat dan terpasang infus pada punggung tangan kanan serta ekstermitas bawah simetris kiri dan kanan, dan tidak ada varices, tidak ada oedema serta kuku jari-jari kaki terlihat pucat. 2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual Diagnosa :GIIIPIIA0, umur kehamilan 40 minggu, tunggal, hidup, keadaan umum ibu baik dan janin baik dengan anemia sedang. a. GIIIPIIA0 Dasar : Data Subyektif : Ibu mengatakan kehamilan yang yang ke tiga, pernah melahirkan dua kali, dan tidak pernah keguguran. Data Obyektif : Ditemukan tonus otot perut kendor, terdapat linea nigra, dan terdapat strie livide. Analisis dan interprestasi : Untuk menegakkan diagnosa maka petugas kesehatan khususnya bidan melakukan pemeriksaan melalui amnanese dan pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan inspeksi dan palpasi sehingga tidak ada kesenjangan proses pemeriksaan berdasarkan teori yang ada dimana peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan somatotropin uterus mengalami hipertrofi dan hyperplasia dan otot abdomen mengalami peregangan untuk mengimbangi pembesaran uterus. Otot abdomen yang kendor menandakan pernah
  • 60. 50 mengalami peregangan pada kehamilan sebelumnya. Pada multigravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong di perut saat kehamilan lanjut, warna garis- garis ini membiru dan disebut striae livide. (Manuaba, 2010). Pada kehamilan, pada perut ibu akan terbentuk garis dipertengahan perutnya diantara umbilicus dan pubis, garis ini berwarna hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Sedangkan pada kehamilan – kehamilan beriknya garis ini berubah menjadi putih yang disebut linea alba. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya hyperpigmentasi yang sama (Sarwono, 2009). b. Umur kehamilan 40 minggu. Dasar : Data Subyektif : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 28- 06-2015 dan Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih. Data Obyektif : 1) Tafsiran persalinan tanggal 04-04-2015. 2) Tanggal pengkajian 04-04-2015. Analisis dan interprestasi : Melalui amnanese yang sistematis dan pemeriksaan palpasi abdomen pada klien dapat disimpulkan oleh petugas kesehatan khusunya bidan berdasarkan teori jika hari pertama haid terakhir diketahui, maka perhitungan tafsiran partus dapat dilakukan dengan menggunakan rumus neagle yaitu tanggal +7, bulan ke -3 dan tahun +1 atau tanggal +7, bulan +9
  • 61. 51 dan tahun tetap. Dan untuk menentukan umur kehamilan dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir, sampai tanggal kunjungan. Sedangkan pada umur kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri pertengahan pusat-prosseus xifoideus (Desy, 2009). c. Tunggal Dasar Data Subyektif : - Data Obyektif : Pada palpasi Leopold 1 teraba satu bagian yang bundar, keras, dan melenting, pada palpasi leopold II teraba satu bagian yang keras, datar dan memanjang seperti papan (punggung), pada palpasi Leopold III teraba satu bagian yang bulat, lunak dan tidak melenting (bokong), DJJ terdengar pada salah satu sisi perut ibu. Analisis Dan Interprestasi Melalui pemeriksaan fisik secara sistematis khususnya pemeriksaan palpasi abdomen bidan dapat menentukan pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, teraba dua bagian besar janin pada lokasi yang berbeda, bokong teraba di atas simfisis pubis dan kepala teraba di fundus uteri menandakan bahwa janin tunggal (Sarwono, 2009). d. Hidup Dasar Data Subyektif: Ibu mengatakan janinnya bergerak sejak umur kehamilan 4 bulan sampai sekarang. Data Obyektif: Pergerakan janin (+) dan DJJ: 140x/menit.
  • 62. 52 Analisis Dan Interprestasi Dalam menegakkan diagnosa apakah janin dalam kandungan hidup dapat dilakukan melalui amnanese, pemeriksaan auskultasi menggunakan lenek atau doptone cara tersebutlah yang digunakkan oleh bidan. Gerakan janin bermula pada usia kehamilann 12 minggu tetapi baru dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena di usia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin menjadi lebih kuat yang menandakan janin hidup. Terabanya pergerakan janin dan terdengarnya DJJ menandakan janin dalam keadaan hidup (Sarwono, 2009). e. Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik. Dasar : Data Subyektif : Ibu mengatakan pergerakan janinnya mulai dirasakan padaumur kehamilan 16 minggu sampai sekarang disisi perut sebelah kiri ibu. Data Objektif : 1) Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis 2) Tanda – tanda vital meliputi: tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 82 ×/menit, pernapasan: 20 ×/menit dan suhu: 37o C. Analisis dan interprestasi: Untuk menegakkan diagnosa keadaan umum ibu baik dapat dilakukan melalui pemeriksaan tanda-tanda vital sebagi berikut percepatan atau frekuensi pernapasan normal (eupnea) adalah, dewasa: 16 – 24 kali per menit. Mengukur nadi bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien, ukuran
  • 63. 53 normal nadi adalah 60 – 100 kali per menit. Mengukur suhu tubuh bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah suhu tubuhnya normal (36,5 – 37,5o C) atau tidak normal (Yuni Kusmiati, 2010). Sedangkan untuk menetukan kondisi denyut jantung janin dalam kondisi normal bidan melakukannya melalui pemeriksaan auskultasi didengar selama 1 menit penuh denyut jantung janin pada dasar parameternya 120-160x/menit teratur kuat dan terdengar jelas diinterprestasikan sebagai DJJ normal (Kurniawati, 2009). f. Inpartu Kala I Fase Aktif Dasar Data Subyektif : 1). Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang sejak tanggal 03 April 2015, jam: 18.00 WITA. 2).Ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir campur darah sejak tanggal 03 April 2015, jam 18.00 WITA. Data Obyektif : 1). Adanya pelepasan lendir campur darah. 2). hasil pemeriksaan dalam tanggal 5 April 2015, jam 00.05 WITA, vagina elastis, porsio tipis, pembukaan 8 cm, ketuban pecah spontan, ubun – ubun kecil kiri depan, 1/5 H III, molase (0), kesan panggul normal, adanya pelepasan lendir campur darah. Analisis Dan Interprestasi Dengan melakuan amnanese dan pemeriksaan dalam vagina dari hasil pemeriksaan tersebut bidan dapat menegakan diagnosa inpartu kala 1 fase aktif
  • 64. 54 hal ini berdasarkan teori yang telah di kemukan oleh para ahli, adanya pelepasan lendir campur darah (blood show) merupakan tanda persalinan yang kan terjadi, biasanya dalam 24 jam sampai 48 jam (Ina, 2014). g. Anemia Sedang Anemia Dasar Data Subyektif:Ibu mengatakan merasa pusing bila lama berdiri dan beranjak dari duduk dan kadang sesak nafas. Data Obtektif: 1). Keadaan umum ibu tampak lemah 2). TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 8 x/menit, P: 24 x/menit dan S: 37o C. 3). Wajah tampakpucat, mata, sklera putih dan konjungtiva pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat. 4). Pemeriksaan penunjang di BPS Arafat. Hb : 8 gr %. Analisis dan Interprestasi Pada Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda- tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan penunjang persalinan dengan anemiayaitu pemeriksaan laboratorium sehingga bidan dapat menegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan. Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukan anemia sedang pada seseorang dapat mencakup perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah
  • 65. 55 jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernapasan cepat, pucat dan kulit dingin, kulit kuning disebut jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah, murmur jantung, penyebab limpa dengan penyebab anemia tertentu, nyeri dada, pusing atau kepala terasa ringan (terutama berdiri), kelelahan atau kekurangan energi, sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi, sesak napas, nyeri dada serta pingsan (Atikah, 2011). Sedangkan menurut Esti (2010) anemia sedang adalah dimana kadar hemoglobin berkisar antata 7 – 8 gr%. Pada anemia akan didapatkan keluhan yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan badan lemas. Tanda dan gejala anemia yaitu kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, sakit kepala, ujung jari pucat, sesak napas, denyut jantung tidak teratur, wajahpucat,rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh. (Anonim, 2015) Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu:Hb > 11 gr% tidak anemia (normal), Hb 9-10 gr% anemia ringan, Hb 7-8 gr% anemia sedang dan Hb <7 gr% anemia berat (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut Atikah (2009) pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, dan nifas adalah padahamil muda (trimester pertama): abortus, missed abortus, dan kelainan congenital.Trimester kedua: persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphixia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio
  • 66. 56 kordis-kematian ibu.Saat Inpartu: anemia sering dikaitkan dengan kelelahan uterus yangmerupakan penyebab langsung gangguan his primerdan sekunder serta atoni uteri, inersia uteri, partus lama, ibu cepat lelah, retensio placenta, syok, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif. Pascapartus: ormon uteri menyebabkan perdarahan, retensio ormone (placenta adhesive, placenta akreta, placenta inkreta, placenta prekreta), perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi peurperalis, gestosis). 3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial Potensial terjadinya perdarahan pada kala III. Dasar : Data Subyektif : - Data Obyektif : Ibu tampak lemah dan wajah tampakpucat, mata, sklera putih dan konjungtiva pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat. Analisis dan Interpretasi: Pada pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda- tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia sedang selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan penunjanglaboratorium sehingga bidan dapat menegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan. Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukan anemia sedang pada seseorang dapat mencakup perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk, berwarna merah
  • 67. 57 marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran pencernaan, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernapasan cepat, pucat dan kulit dingin, kulit kuning disebut jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah, murmur jantung, penyebab limpa dengan penyebab anemia tertentu, nyeri dada pusing atau kepala terasa ringan (terutama berdiri), kelelahan atau kekurangan energi, sakit kepala, tidak bisa berkonsentrasi, sesak napas, nyeri dada serta pingsan (Atikah, 2011). Tanda dan gejala anemia yaitu kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, sakit kepala, ujung jari pucat, sesak napas, denyut jantung tidak teratur, wajahpucat,rambut rontok, menurunnya kekebalan tubuh. (Anonim, 2015). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara langsung,tidak langsung berhubungan dengan anemia(Anonim,2015). 4. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/kolaborasi. 5. Langkah V. Rencana Asuhan a. Tujuan : 1) Kala I dapat berlangsung normal. 2) Kondisi ibu dan janin baik.
  • 68. 58 b. Kriteria : 1) Kala I berlangsung baik ditandai dengan kontraksi uterus baik, 4x /10 menitdengan durasi > 40 detik. 2) Kondisi ibu dan janin baik, ditandai dengan tanda-tanda vital ibu dalam batas normal dan DJJ dalam batas normal di tandai dengan: tekanan darah(100-120/70-80 mmHg), nadi (60-100 kali /menit), pernapasan:16- 24 kali / menit, suhu (36,50 C-37.50 C) dan DJJ (120-160 kali / menit). c. Rencana tindakan: 1) Informasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan pada ibu. Rasional : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan. 2) Minta persetujuan ibu sebelum melakukan semua tindakan. Rasional : Agar ibu kooperatif terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. 3) Infuse RL 500 ml terpasang diberikan secara bertahap dimulai dari 28 tetes/ menit. Rasional : Untuk mencegah dehidrasi dan sebagai sumber asupan nutrisi pengganti untuk ibu. 4) Observasi DJJ, nadi dan kontraksi uterus tiap (30 menit), pembukaan serviks, penurunan bagianterendah janin, ketuban, molase, tekananan darah (4 jam) dan suhu, serta volume urin (2 jam). Rasional : Untuk menilai keadaan umum ibu dan bayi. 5) Ajarkan pada ibu teknik relaksasi dan pengaturan napas terutama
  • 69. 59 saat kontraksi Rasional : Untuk memberi efek rileks bila ada his dan membantu ibu untuk mengatasi rasa nyeri. 6) Ajarkan pada ibu cara mengedan dengan baik dan benar Rasional: Agar pada saat ibu pada saat mengedan ibu telah mengetahui caramengedan yang baik dan benar. 7) Anjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan jika ingin buang air besar. Rasional : Agar tidak menghambat kemajuan persalinan. 8) Anjurkan pada ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada tuhan. Rasional : Agar ibu selalu mengingat dan mendekatkan diri pada tuhan. 9) Anjurkan pada ibu untuk memilih pendamping persalinan Rasional : Dapat memberikan motivasi pada ibu. 10)Siapkan alat persalinan Rasional : Agar proses persalinan berjalan lancar. 11) Dokumentasikan kala I pada pencatatan dan partograf Rasional : Memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis dan rencana asuhanselanjutnya. 6. Langkah VI : Implementasi Tanggal: 05-04-2015,Jam: 00.10 - 00.15 WITA a. Menginformasikan hasil pemeriksaan da asuhan yang akan diberikan pada ibu.
  • 70. 60 Hasil : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan. b. Meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan Hasil : Ibu kooperatif. c. Mengobservasi input dan output infuse RL 500 ml dan cairan telah diatur dimulai dari 28 tetes/menit diberikansecara bertahap. Hasil : Cairan di berikan 28 tetes/menit. d. Mengobservasi DJJ,nadi dan kontraksi uterus tiap (30 menit), pembukaan serviks, penurunan bagianterendah janin, ketuban, molase, tekananan darah (4 jam) dan suhu, serta volume urin (2 jam) serta obat-obatan, cairan infus dan hidrasi yang diberikan. Hasil : Terlampir pada partograf pada gambar 1. e. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dan pengaturan napas terutama saat kontraksi Hasil : Ibu melakukan anjuran bidan f. Mengajarkan pada ibu cara mengedan dengan baik dan benar Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan g. Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika ingin buang air kecil. Hasil : Ibu mengerti dengan anjuran bidan h. Menganjurkan pada ibu untuk selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada tuhan. Hasil : Ibu selalu berdoa dan istigfar.
  • 71. 61 i. Menganjurkan pada ibu untuk memilih pendamping persalinan Hasil : Ibu mau didampingi keluarganya. j. Menyiapkan alat persalinan Hasil : Alat telah siap 1) Persiapan pelindung diri : celemek, masker, kacamata, topi, sepatu boots 2) Dalambak partus : 2 pasang handscoen steril, 2 buah klem koher, 1 buah klem ½ koher, 1 buah gunting tali pusat, 1 buah benang tali pusat, 1 buah benang pengikat tali pusat, kasa steril dan kapas DTT secukupnya. 3) Diluar bak partus : 1 buah spuit steril, thermometer, nierbeken, pengisap lender,tensi meter, steteskop, pengukur panjang badan, betadine, larutan cklorin dan larutan DTT, timbangan bayi, 2 buah tempat sampah, 1 buah tempat plasenta, tempat pakaian kotor. 4) Persiapan obat-obatan : Oxitoksin, ergometrin, vitamin K, hepatitis B, cairan infuse 6-8 botol, infuset, persiapan ibu, alas bokong, baju dan sarung bersih, celana dalam, baju. 5) Persipan pada bayi : Sarung, handuk, sopok bayi dan baju, kaos kaki / tangan, topi.
  • 72. 62 6) Medokumentasikan kala I pada pencatatan dan partograf. Hasil : telah didokumentasikan pada partograf. 7. Langkah VII. Evaluasi Tanggal: 05-04-2015, jam: 00.15 - 00.20 WITA a. Kala I berlangsung normal, ditandai dengan: His adekuat 4 x / 10 menit, durasi 45 detik. b. Tanda- tanda vital ibu ditandai : Tekanan darah (120/80 mmHg), nadi (82 x / menit), suhu(370 C), pernapasan (24 x /menit). c. Denyut jantung janin 140 x / menit, terdengar jelas, kuat dan teratur. d. Tanda gejala kala II : 1). Adanya dorongan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. 2). Adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vagina 3). Perineum menonjol 4). Vulva-vagina dan sfingter ani membuka 5). Meningkatnya pengeluran lendir campur darah 2. Kala II Langkah I : Indenfikasi Data Dasar Tanggal: 05-04-2015, jam 01.20 WITA a. Data Subyektif 1) Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ada tekanan pada anus. 2) Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran.
  • 73. 63 3) Ibu mengatakan sakit tambah kuat dan tembus belakang. b. Data Obyektif 1) Keadaan umum ibu baik, ibu tampak ingin meneran, perineum menonjol, vulvadan anus membuka. 2) Kontraksi uterus 5 x / 10 menit, lamanya 50 detik 3) Pemeriksaan dalam (VT): Tanggal: 05-04-2015, jam 01.23 WITA Dinding vagina elastis, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-), presentase kepala, posisi UUK kiri depan, penurunan 0/5 hoodge IV, molase (0), kesan panggul normal, adanya pelepasan lendir campur darah. Langkah II : dentifikasi Diagnosa / Masalah Aktual Inpartu kala II, keadaan ibu dan janin baik dengan anemia sedang. Dasar : Data subyektif : Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ada tekanan pada anus, ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran, ibumengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus belakang. Data Obyektif : a. Ibu tampak ingin meneran, perineum menonjol, vulva dan anus membuka. b. Pemeriksaan dalam (VT) Tanggal: 05-04-2015, jam 01.23 WITA
  • 74. 64 Dinding vagina elastis, porsio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-), presentase kepala, penurunan kepala 0/5 hoodge IV, molase (0), kesan panggul normal, adanya pelepasan lendir campur darah. Analisis dan Interprestasi Melalui pemantauan his atau kontraksi yang di lakukan oleh bidan maka kita dapat mendapatkan hasil sebagai berikut: a Dengan adanya his yang adekuat mengakibatkan Segmen Atas Rahim (SAR) berkontraksi dan mendorong janin ke Segmen Bawah Rahim (SBR) yang merupakan gerakan pasif dari janin. b Serviks uterus yang tidak mengandung otot kontraktil berdilatasi sehingga membentuk suatu saluran yang akan menerima bayi sampai mencapai dasar panggul (dilatasi sempurna). Hal ini mengakibatkan tekanan yang hebat pada otot dasar panggul dan bagian terendah janin menekan fleksus syaraf (trans kenhanser) yang mengakibatkan rasa nyeri yang bertambah(Manuaba, 2010). c Kontraksi yang timbul disertai tekanan mengedan dari ibu yang berlangsung secara refleks merupakan tanda kala II (Sarwono, 2009). Langkah III : Antisipsi Diagnosa / Masalah Potensial Potensial terjadinya perdarahan pada kala III. Dasar : Data Subyektif : Ibu mengatakan merasa pusing Data Obyektif : Ibu tampak lemah dan wajah tampakpucat, mata, sklera putih dan konjungtiva pucat serta ujung-ujung jari tampak pucat.
  • 75. 65 Analisis dan Interpretasi: Pemeriksaan umum dengan melihat keadaan umum dan tanda-tanda vital pada pasien inpartu dengan anemia selain itu di temukan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi pada wajah dan ekstermitas atas dan bawah di mana wajah terlihat pucat, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering dan pucat serta kuku-kuku jari tangan dan kuku-kuku jari kaki terlihat pucat (Atikah, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya karena anemia. Kematian ibu 15-20 % secara langsung,tidak langsung berhubungan dengan anemia (Anonim,2015). Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/kolaborasi Langkah V : Rencana Tindakan a. Tujuan : Kala II berlangsung normal, keadaan ibu baik dan janin lahir selamat. b. Kriteria 1) Bayi lahir dalam waktu 34 menit 2) Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), 5 x / 10 menit, lamanya 50 detik. c. Rencana tindakan 1) Dengar dan lihat tanda dan gejala kala II Rasional : Dengan mendengar dan melihat tanda gejala kala II, pada
  • 76. 66 saat ada his ibu sudah dapat dianjurkan untuk meneran. 2) Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan Rasional : Kelengkapan alat, bahan dan obat – obatan dapat memperlancar proses persalinan. 3) Pemantauan pemberian cairan. Rasional : mencegah dehidrasi dan sebagai penambah tenaga pada ibu 4) Siapkan ibu dan diri untuk menolong Rasional : Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh penolong dari kontaminasi cairan, lendir dan darah dari pasien. 5) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan dengan handuk bersih. Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi. 6) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam. Rasional: Memakai sarung tangan merupakan upaya perlindungan diri terhadap kontaminasi sumber infeksi. 7) Isap oxitoksin dengan spoit Rasional: Menyiapkan oxitoksin untuk memudahkan penolong saat melakukan tindakan penanganan manajemen aktif kala III. 8) Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi pada jalan lahir akibat kuman yang berasal dari vulva dan perineum.
  • 77. 67 9) Lakukan pemeriksaan dalam. Rasional : Untuk memastikan pembukaan lengkap,sehingga bisa dilakukan amniotomi jika ketuban masih utuh dan memastikantidakteraba bagian – bagian terkecil dari janin serta tidak adapenumbungantali pusat. 10) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara merendam tangan didalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan cuci kembali kedua tangan. Rasional : Agar tidak terjadi kontak langsung dengan peralatan yang telah terkontaminasi. 11) Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap Rasional : Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat ada his. 12) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu Rasional : Alas bokong berguna untuk menyokong perineum agar tidak terjadi rupture. 13) Buka tutup partu set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan Rasional : Tutup partus set telah di buka dan memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan. 14) Lahirkan kepala bayi setelah kepala bayi nampak 5-6 cm didepan vulva dengan cara lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi
  • 78. 68 dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan puncak kepala supaya tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. Rasional : Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara bertahap dan hati-hati dapat mengurangi reganganyangberlebihan (robekan) pada vagina dan perenium. 15) Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi Rasional: Lilitan tali pusat pada leher bayi dapat menghambat jalan napasbayi dan proses lahirnya bayi. Oleh karena itu,jika ada lilitan maka segera dilonggarkan. 16) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Rasional : Dengan terjadinya putaran paksi luar,maka kepala dengan sendirinya bahu akan lahir searah dengan anterior dan posterior. 17) Lahirkan bahu secara biparietal Rasional : Melahirkan bahu dengan biparietaldapat mengurangi atau mencegah terjadinya rupture. 18) Lahirkan badan bayi dengan sanggah susur Rasional : Dengan sanggah susur maka lengan bayi tidak mengapak dan mencegah terjadinya rupture. 19) Letakan dan mengeringkan bayi dengan segera dan menyelimuti bayi. Rasional : Agar bayi tetap hangat.
  • 79. 69 20) Periksa apakah janin tunggal atau ganda. Rasional : Untuk mengetahui janin tunggal atau kembar sehingga memudahkan melakukan tindakan selanjutnya. 21) BerItahu ibu bahwa ia akan disuntik dan menyuntikan pada paha kanan. Rasional : Dengan mengetahui tindakan yang akan di berikan ibu akan menerima dan tidak kaget dan agar mempercepat kontraksi uterus sehingga plasenta akan terlepas dan terjadi vasodilatasi padapembuluh darah yang dapat mencegah perdarahan. 22) Jepit,potong dan ikat tali pusat Rasional :Memutuskan hubungan plasenta dengan bayi serta memudahkan petugas untuk melakukan tindakan selanjutnya baikpada ibu maupun bayinya. 23) Tengkurapkan bayi di dada ibu serta menyelimuti ibu dan bayi Rasional : Untuk melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi. Langkah VI : Implementasi Tanggal: 5-04-2015, jam:01.20-01.57 WITA 1. Mengenali tanda dan gejala kala II Hasil : Adanya dorongan untuk meneran,tekanan pada anus,perineummenonjol,dan vulva membuka. 2. Memastikan kesiapan alat Hasil : Obat dan alat siap pakai. 3. Menyiapkan diri untuk menolong Hasil : Sudah memakai celemek
  • 80. 70 4. Mencuci tangan dengan air mengalir lalu keringkan dengan handuk kering Hasil : Sudah mencuci tangan menggunakan air mengalir dan mengeringkandengan handuk kering. 5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan di gunakkan untuk pemeriksaan dalam. Hasil : Telah memakai sarung tangan DTT. 6. Mengisap oxsitosin dengan spoit Hasil : Satu tangan mengambil spoit lalu mengisap oxitosin kemudianmeletakkan spoit tersebut kedalam bak partus.. 7. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas DTT Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan. 8. Melakukan pemeriksaan dalam Hasil : Pembukaan sudah lengkap. 9. Melakukan dekontaminasi dengan merendam tangan di dalam larutan klorin 0,5% kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik dan mencuci tangan kembali kedua tangan. Hasil : Sarung tangan telah didekontaminasi dalam larutan clorin 0,5 %lalu membukanya secara terbalik. 10. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti. 11. Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu Hasil : Kain telah diletakkan dibawah bokong ibu.
  • 81. 71 12. Membuka tutup partus set untuk memastikan kelengkapan alat sertaa memakai sarung tangan DTT. Hasil :Alat lengkap dan sarung tangan DTT telah dipakai pada keduatangan. 13. Melahirkan kepala bayi setelah kepala bayi membuka vulva 5 – 6 cm dengan cara melindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan puncak kepala supaya tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. Hasil : Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum dilindungi dengansatu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain menahanposisi defleksi. 14. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi. Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat. 15. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara sempurna. 16. Melahirkan bahu secara biparietal Hasil : Kedua bahu telah lahir 17. Melahirkan badan bayi dengan sangah susur Hasil : Bayi lahir jam 01.57WITA. 18. Meletakan dan mengeringkan bayi dengan segera dan menyelimuti bayi. Hasil : Bayi telah bersih dan kering dan handuknya langsung diganti. 19. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan janin tunggal atau kembar. Hasil : Teraba tunggal.