SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
Download to read offline
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFEKSI TALI PUSAT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARIGI KAB. MUNA
TANGGAL 24 S.D 28 APRIL 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Ice Musnawati
2012.IB.0052
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat
di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna
Tanggal 24 s.d 28 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat
di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna
Tanggal 24 s.d 28 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat
di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna
Tanggal 24 s.d 28 April 2015
Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI :
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............)
2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....)
3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur AkbidParamataRaha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI :
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............)
2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....)
3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur AkbidParamataRaha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI :
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............)
2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....)
3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST
Mengetahui,
Direktur AkbidParamataRaha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Ice Musnawati
2. Nim : 2012. IB.0052
3. Tempat dan tanggal lahir : Warambe, 26 juni 1994
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku / Kebangsaan : Muna / Indonesia
7. Alamat : Desa Labulu-bulu
B. Identitas Orang tua
1. Nama Ayah/ Ibu : Abdul Salam/ Wa Ambe
2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT
3. Alamat : Desa Labulu-bulu
C. Pendidikan
1. SD Negeri 24 Parigi Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Parigi Tamat Tahun 2009
3. SMA Negeri 1 Parigi Tamat Tahun 2012
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2012 sampai sekarang.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Manajemen dan Pendokumentasian Pada
Bayi Ny. M Dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten
Muna Tahun 2015” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih
banyak kekurangan dan kekeliruan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
masukan dari berbagai pihak guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Seiring dengan
penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes, selaku pembimbing I dan Asmaidah,
SST selaku pembimbing II, dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya dalam
memberikan bimbingan dan dorongan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
Tak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dalam bentuk ucapan terima
kasih yang tak terhingga atas doa dan motivasi dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungannya dalam bentuk apapun, diantaranya kepada :
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna.
3. Bidan Suriati, Amd. Keb, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
menyelesaikan studi kasus ini.
4. Orang tuaku yang tercinta, ayahanda Abdul Salam dan Ibuku Wa Ambe serta
saudaraku Nida rahmawati dan Nurul yang telah memberikan dukungan hingga
terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
v
5. Seluruh Keluargaku tercinta atas dukungan dan dorongannya untuk menyelesaikan
kuliah ini.
6. Seluruh teman-temanku di Akbid paramata yang telah memotivasi dan mendukung
saya agar selalu optimis.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Raha, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................i
Lembar Persetujuan .....................................................................................................ii
Lembar Pengesahan ....................................................................................................iii
Riwayat Hidup ............................................................................................................iv
Kata Pengantar ............................................................................................................v
Daftar Isi .....................................................................................................................vi
Moto dan Persembahan ..............................................................................................vii
Intisari ........................................................................................................................viii
Bab I : Pendahuluan ..............................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan ...............................................................4
C. Tujuan Telaah ......................................................................................4
D. Manfaat Telaah ....................................................................................5
E. Metode Telaah .....................................................................................6
F. Sistematika Penulisan .........................................................................7
Bab II : Tinjauan Pustaka .......................................................................8
A. Telaah Pustaka ....................................................................................8
B. Konsep Manajemen Kebidanan .........................................................26
Bab III : Studi Kasus ...............................................................................42
A. Pengumpulan Data Dasar ..................................................................39
B. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual ............................................43
C. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial ........................................45
D. Tindakan Segera/ Kolaborasi ............................................................45
E. Rencana Asuhan Kebidananan .........................................................46
F. Implementasi Asuhan Kebidanan ......................................................48
G. Evaluasi Keefektifan Asuhan ............................................................49
H. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan ....................................50
Bab IV : Pembahasan ..............................................................................58
Bab V : Penutup .....................................................................................64
vi
A. Kesimpulan ......................................................................................64
B. Saran ................................................................................................65
Daftar Pustaka .................................................................................................66
Lampiran-lampiran
MOTO DAN PERSEMBAHAN
A. Moto
1. Hidup itu adil, ada senang ada sedih. Ada memberi ada menerima, sebab
hidup itu terus berputar.
2. Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan
beramallah untuk akhiratmu seakan-akan besok kau akan tiada.
3. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan penentu masa depan, keajaiban
berasal dari Allah, tetesan air mata seorang ibu merupakan do’a menuju
kesuksesan menjadi seorang bidan.
B. Persembahan
1. Terimah kasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan
jalan keluar disetiap kesulitan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda (Abdul Salam) dan ibunda (Wa
Ambe) yang selalu memberi doa dan motivasi baik moril maupun material,
Terimakasih atas kasih sayang yang tak terhingga yang kalian berikan kepada
saya, keikhlasan dan ketulusan kalian dalam membesarkanku, maafkan aku
atas semua keikhlafanku selama ini, Do’a dan senyum kalian adalah pelita
hatiku. Semoga persembahan ini akan menjadi awal untuk saya untuk
memenuhi harapan kalian.
3. Adik saya tercinta Nida Rahmawati dan Nurul terimakasih atas dukungan
Do’a dan kasih sayang yang kalian berikan selama ini, saya sayang kalian
semua dan semoga kita semua bisa membahagiakan ayah dan ibu.
4. Teman-teman seperjuangan DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupetan Muna
angkatan 2012. Khusunya kepada sahabat saya Nurfia, Titi lestari, Risnawati
yang selalu membantu memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam
menyelaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepada yang lebih terkhusus, Almamaterku tercinta.
vii
INTISARI
ICE MUSNAWATI (2012.IB.0052)“Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan pada Bayi Ny “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja
Puskesmas Parigi Kabupaten Muna mulai Tanggal 24-28 April 2015” dibawah
bimbingan Wa Ode Siti Asma dan Asmaidah.
Latar Belakang : Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali
pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa
neonatal.Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai
komplikasi.
Tujuan Telaah : Dapat melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Ny “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas
Parigi Kabupaten Muna Tanggal 24 s.d 28 April 2015.
Metode Telaah : Studi kasus ini menggunakan metode studi kepustakaan, Studi kasus,
dan Studi Dokumentasi.
Hasil Studi Kasus : Setelah melaksanakan asuhan mulai dari tanggal 24 s.d 28 April
2015 didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi,
tidak terjadi tetanus neonatorum.
Kesimpulan dan Saran : Pada studi kasus ini dimulai dari : pengkajian interprestasi data,
diagnosa potensial, perlunya tindakan kolaborasi/segera, rencana tindakan, pelaksanaan
sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan yang berarti dan semua permasalahan
teratasi.
Kata Kunci : Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat.
Daftar Pustaka : 19 ( 2008-2014 ).
vii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012).
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi berusia 0-1 bulan. neonatus dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu neonatus dini (bayi berusia 0-7 hari) dan neonatus lanjut
(bayi berusia 7-28 hari) (Lyndon, 2014).
Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat.
Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal.
Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi
(Lyndon, 2014). Umumnya Tali Pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan
luka sembuh dalam 15 hari. Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk
kuman dan infeksi yang dapat menyebabkan sepsis (Wafi, 2011).
Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat setelah
lahir dengan menggunakan betadine, popok yang telah basah segera diganti untuk
menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana
plastik dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja.
Menurut WHO,setiap tahunnya, sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari
seluruh kematian balita,sebanyak 38% meninggal pada masa BBL(IACMEG, 2005).
1
Kematian BBL di Indonesia terutama disebabkan oleh prematuritas (32%), asfiksia
(30%), infeksi (22%), kelainan kongenital (7%), lain-lain (9%) (WHO, 2007).
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalammenentukan
derajat kesehatan anak.Setiap tahun kematian bayi baru lahiratau neonatal mencapai
37% dari semua kematian pada anak balita.Setiaphari 8.000 bayi baru lahir di dunia
meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian
bayi, sekitar 75% terjadipada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai45%
kematiantersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi.
Penyebabutama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir
prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% serta 23% lain merupakan bayi lahirdengan
Asfiksia dan trauma. Asfiksia lahir menempati penyebab kematianbayi ke 3 di dunia
dalam periode awal kehidupan (World Health Organization (WHO),2012).
Angka kematian bayi dan balita untuk periode lima tahun (2008–2012)
berdasarkan Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 lebih rendah dari
pada hasil SDKI 2007. Angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32/1000
kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40/1000 kelahiran hidup dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada neonatus (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia,
2012).Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) AngkaKematian Bayi (AKB)
turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk mencapai target
tersebut perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja sama antara tenaga
kesehatan (Depkes RI, 2010).
Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010–2012 cenderung
berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi 587 dari 42.624 kelahiran atau
2
sekitar 1,37%, tertinggi terjadi di Kabupaten Kolaka 6,5%, menyusul Kabupaten
Bombana 3% dan Buton 2,7% sedangkan untuk Kabupaten Muna berada pada urutan
kesembilan yaitu 1,13%. Tahun 2011 jumlah kematian bayi mengalami peningkatan
yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166 kematian dari 42.540 kelahiran atau
sekitar 2,7%. Kematian Bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Buton Utara
3,8%, disusul Kabupaten Bombana 3,7% dan Kabupaten Muna berada pada urutan
ketiga yaitu 3,5%. Tahun 2012 jumlah kematian bayi mengalami penurunan yang
cukup signifikan yaitu 693 kematian dari 46.049 kelahiran atau sekitar 1,5% , jumlah
tertinggi terjadi di Buton Utara 3,5%, menyusul Konawe Utara 2,5% dan Bombana
2,4%, sedangkan untuk Kabupaten Muna sendiri berada pada urutan keempat yaitu
2,1% (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012).
Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna pada tahun 2012 tidak ada data infeksi tali pusat dari 5802 kelahiran,
Pada tahun 2013 angka kejadian infeksi tali pusat 4 orang (0,06%) dari 5946
kelahiran. Pada tahun 2014 angka kejadian infeksi tali pusat 2 orang (0,03%) dari
5714 kelahiran.
Berdasarkan data dari puskesmas Parigi Kab.Muna jumlah bayi baru lahir
pada tahun 2012 sebanyak 118 orang dan tidak ada data infeksi tali pusat. Pada tahun
2013 jumlah kelahiran 120 orang, bayi dengan infeksi tali pusat 1 orang (0,83%). Pada
tahun 2014 jumlah kelahiran 120 orang dan tidak ada data infeksi tali pusat (Data
profil Puskesmas Parigi Kab.Muna).
Dengan melihat masih adanya angka kejadian akibat infeksi tali pusat, maka
penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi
3
Ny.”M”dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab.Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah Asuhan kebidanan
pada bayi Ny.“M” di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24
s.d 28 April 2015.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan
Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal
24 s.d 28 April 2015 sesuai dengan pendekatan asuhan kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan dan menganalisis data dasar pada bayi Ny. “M”
dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015.
b. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah aktual pada bayi Ny. “M”
dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015.
c. Mampu mengantisipasi diagnosa atau masalah Potensial pada bayi Ny.“M”
dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015.
d. Mampu mengantisipasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada bayi Ny.
“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten
4
Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015.
e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan
Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015.
f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan
Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna
tanggal 24 s.d 28 April 2015.
g. Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi
Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015.
h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada
bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi
Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015.
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat praktis
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian Akhir Pendidikan
DIII Kebidanan Paramata Raha.
b. Sebagai pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan penulis dalam memberikan perawatan kepada klien dengan
kasus Bayi Infeksi Tali Pusat.
c. Sebagai sumber informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan acuan bagi penulis Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.
2. Manfaat Bagi Institusi
5
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa Diploma
III Kebidanan Paramata Raha, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.
3. Manfaat bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahan
pengalaman yang sangat berharga dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada
Bayi Infeksi Tali Pusat dan dapat memperluas wawasan keilmuan sebagai sarana
pengembangan diri melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah.
E. Metode Telaah
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini metode yang digunakan adalah:
1. Studi Kepustakaaan
Penulis mempelajari berbagai literatur yang ada relevansinya dengan infeksi tali
pusat antara lain :membaca buku dari berbagai sumber, mengakses data melalui
internet dan mempelajari karya tulis yang ada.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan metode pendekatan proses asuhan kebidanan yang meliputi
7 langkah yaitu : identifikasi dan analisa data, identifikasi diagnosa/masalah aktual,
identifikasi diagnosa masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan
kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan
kebidanan dan evaluasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Anamnese
Melakukan Tanya jawab pada kedua orang tua bayi serta bidan untuk memper-
oleh informasi secara aktual.
6
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki yang
meliputi pemeriksaan secara inspeksi dan palpasi.
c. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan keadaan
bayi yang bersumber dari catatanbidan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan studi kasus ini yaitu :
1. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan
telaah, manfaat telaah, metode telaah dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka terdiri dari bayi baru lahir, infeksi tali pusat dan
manajemen kebidanan.
3. Bab III Studi Kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa/
masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial,tindakan segra/kolaborasi,r
encana asuhan kebidanan, implementasi asuhan kebidanan, evaluasi keefektifan
asuhan, pendokumentasian hasil asuhan.
4. Bab IV Pembahasan, menguraikan tetang kesejangan antara teori dan fakta yang
telah didapatkan dilahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi
infeksi tali pusat.
5. Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran, selain itu dalam pembuatan studi
kasus ini dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang barusia 0-1 bulan (biasanya 28
hari). Neonatus dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu neonatus dini (bayi
berusia 0-7 hari) dan neonatus lanjut (bayi berusia 7-28 hari). Bayi adalah anak
yang berusia 1 bulan-1tahun (Lyndon, 2014).
b. Perubahan Pada Bayi
1) Masa neonatal (0-28 hari)
Adaptasi pada masa ini terjadi adaptasi berbagai sistem organ tubuh seperti
aktivitas pernapasan, Penyesuaian denyut jantung, Pergerakan bayi,
Pengeluaran mekonium dan defekasi. Namun beberapa fungsi organ yang
lain belum sempurna misanya, ginjal, hati dan sistem kekebalan tubuh.
2) Masa bayi (1-12 bulan)
Pertumbuhan berat badan yang didukung dengan asupan gizi yang baik,
pergerakan aktif (Lyndon, 2014).
c. Ciri-Ciri Bayi Normal
Bayi normal memiliki ciri-ciri yakni bayi menyusu 5-10 kali dalam sehari,
buang air besar 5 atau 6 kali sehari, buang air kecil 7-10 kali sehari, sering tidur,
dan bergerak aktif (Marmi, 2012).
8
d. Penanganan Bayi normal
1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 kali (paling sedikit setiap 4 jam)
mulai dari hari pertama.
2) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok
dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan
terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi).
4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
5) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
6) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu (marmi,
2012).
e. Bayi yang Bermasalah
Masalah-masalah yang terjadi pada bayi yaitu : Bercak mongol, Hemangioma,
Ikterik, Muntah dan gumoh, Oral trucsh, Diaperash, Seborreah, Bisulan,
Miliriasis, Diare (wafi, 2011).
1) Bercak mongol
Bercak mongol adalah pembukaan pigmen gelap/bercak biru keunguan
seperti memar pada bagian bawah belakang/didaerah pinggang bawah dan
bokong bayi. Penatalaksanaan bidan hanya Memberikan konseling pada ibu
tentang bercak mongol karena Tidak memerlukan tindakan khusus dan
biasanya bercak mongol menghilang dengan sendirinya.
2) Hemangioma
Hemangioma adalah area menonjol, sembab, berwarna merah tua atau
9
terang seperti stowberry yang dibentuk oleh penumpukan pembuluh darah.
Ada 2 cara pengobatannya yaitu :
a) Cara konservatif, jika hemagioma stowberry sering tidak diterapi.
b) Cara aktif, dengan pembedahan, radiasi, dan pemberian antibiotik.
3) Ikterus
Ikterus fisiologis pada bayi adalah warna kuning yang ditemukan pada hari
ke-3 sampai ke-14 tidak disertai tanda gejala ikterus patologi. Ikterus
patologi apabila ditemukan kuning pada dua hari pertama setelah lahir atau
pada hari ke-14 disertai bayi kurang bulan, tinja pucat, daerah lutut dan siku
tampak sekali warna kekuningannya. Tindakan dan pengobatan untuk
mengatasi masalah ikterus fisiologis dengan mengajarkan ibu dan keluarga
cara menyinari bayi dengan cahaya matahari yaitu:
a) Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi jam 07.00-08.00 selama 2
sampai 4 hari.
b) Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap kecahaya
matahari.
c) Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang,
15 menit bayi dalam posisi telungkup.
d) Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi tidak memakai
pakaian (telanjang).
e) Lakukan perawatan dasar pada bayi muda.
f) Beri penjelasan ibu kapan sebaiknya bayi dibawa kepetugas kesehatan.
g) Beri penjelasan ibu kapan kunjungan ulang, setelah hari ke-7.
10
Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus patologi
yaitu:
a) Pertahankan agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak turun.
b) Anjurkan ibu agar menjaga bayi agar tetap hangat.
c) Ambil sampel darah dari ibu sebanyak 2,5 ml, bila kekuningan
ditemukan pada dua hari pertama kelahiran bayi.
d) Lakukan rujukan segera.
4) Muntah dan Gumoh
Muntah adalah mengeluarkan susu yang telah diminum dalam jumlah kecil.
Muntah pada bayi harus diwaspadai apabila muntah nyemprot setiap saat
tanpa memandang cara pemberian minum, setiap kali sehabis minum ASI
dimuntahkan serta muntah berwarna hijau atau bercampur darah. Gumoh
adalah bayi sering meludah dalam jumlah kecil ketika setelah menyusu,
seringkali disertai sendawa.
Penanganan umum :
a) Jika bayi tersedak dan muntahsegera setelah menelan, kemungkinan
bayi mengalami atresia esofagus fistula trakheoesofageal akan
membutuhkan tindakan bedah segera. Rujuk bayi kefasilitas yang
memadai.
b) Jika bayi tampak sakit berat (misalnya layu atau letargi), berat badan
kurang dari 2500 gram pasang jalur intravena dan berikan cairan dosis
rumatan.
11
5) Oral Trush
Oral Trush adalah bercak putih yang terdapat didalam mulut bayi.
Penanganannya yaitu :
a) Membersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang dibungkus dengan
kain bersih dan telah dicelupkan dalam air hangat bergaram.
b) Olesi bercak putih dalm mulut bayi dengan larutan nistatin oral dan
Gentian Violet 0,25-0,5% tiga sampai empatkali sehari. Lanjutkan
pemberian sampai dua hari setelah lesi menghilang.
c) Menganjurkan pada ibu untuk mengolesi payudaranya dengan krim
nistatin atau Gentian Violet 0,5% setiap kali setelah menyusui selama
bayi diobati.
6) Diaper Rush
Diaper Rush atau ruam popok adalah ruam merah terang disebabkan oleh
iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang berlangsung lama dibagian
mana saja dibawah popok anak yang disebabkan oleh bakteri.
Pengobatan utama pada Diaper Rush yaitu :
a) Sering mengganti popok pada bayi.
b) Kulit bayi dicuci dengan lembut.
c) Oleskan salep pelindung seperti seng, jel petroleum, salep vitamin A
dan D. Krim anti jamur nistatin atau Gentian Violet 0,5% kemungkinan
diperlukan jika dokter mendiagnosis infeksi candida. Lanjutkan
pemberian sampai 3 hari setelah lesi menghilang.
12
7) Seborrhoe
Seborrhoe adalah scaling berwarna merah dan kuning, ruam berkulit keras
yang terjadi pada kepala bayi dan kadang kala pada lipatan kulit.
Pengobatan Seborrhoe dengan cara :
a) Keramas secara teratur dan mengusapkan minyak mineral kedalam
kepala.
b) Jika Seborrhoe tidak mereda berikan krim kortikosteroid.
8) Bisulan
Bisulan adalah infeksi pada kulit dengan gejala kulit merah, bengkak pada
jaringan subkutan manapun. Bengkan disertai nyeri tekan (bayi menangis
bila disentuh)serta bengakak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai
pada hari ke-3 atau lebih.
Penanganannya yaitu:
a) Jika terdapat daerah yang fluktuasi, insisi abses dan alirkan pus. Ambil
spesimen pus menggunakan kapas steril, kirim kelaboratorium untuk
pemeriksaan kultur dan sensitivitas. Tutup luka dengan kompres steril,
ganti kompres dua kali sehari sampai sembuh.
b) Berikan kloksasilin atau linkomisin per oral dan nilai keadaan bayi
sekali sehari untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
c) Jika selulitis mulai membaik pada hari ke-5 pengobatan. Lanjutkan
kroksasilin untuk melengkapi 10 hari pengobatan.
d) Jika tidak membaik setelah 5 hari pengobatan ganti antibiotik sesuai
hasil kultur berikan selama 10 hari berikutnya.
13
e) Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotik dihentikan.
9) Miliriasis
Miliriasis adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung,
dapat pula muncul didagu dan dahi akibat sumbatan kelenjar minyak.
Miliriasis tidak memerlukan pengobatan.
10) Diare
Diare adalah buang air besar yang sering yang disebabkan oleh virus
gastroenteritis. Tindakan utama yang diberikan yaitu pemberian cairan dan
elektrolit.
a. Infeksi Tali Pusat
a. Pengertian Omfalitis
Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat.
Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa
neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai
komplikasi. Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil
apus pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola
kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014).
Umumnya Tali Pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka
sembuh dalam 15 hari. Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk
kuman dan infeksi yang dapat menyebabkan sepsis. Pengenalan secara dini
infeksi tali pusat sangat penting untuk mencegah sepsis (Wafi, 2011).
Tali Pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi
yang baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di
14
potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal
pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi
Staphylococcus aereus. Pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan
pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema (Musbikin,
2010). Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati
(hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat
ganda.
b. Etiologi
Infeksi Tali Pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan
oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2011). Merupakan hasil dari klostrodium
tetani (Kapitaselekta, 2010) bersifat anaerob, berbentuk spora selama diluar
tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel
darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang
bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Infeksi Tali Pusat pada bayi
baru lahir adalah sebagai berikut :
1) Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal
kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan.
Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran
pernafasan dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya
infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya,
15
upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di
minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam
air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlam
bat proses pengeringan tali pusat. Dan masih banyak penyebab lain yang
dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi pada tali pusat seperti
penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada alat-
alat yang digunakan pada saat menolong persalinan dan khususnya pada
saat pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan
terjadinya infeksi (Lyndon, 2014).
2) Faktor Maternal
Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi
kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui
sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosial – ekonomi rendah mungkin nutrisinya
buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih
banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih. Status paritas
(wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20
tahun atua lebih dari 30 tahun.
a) Kurangnya perawatan prenatal.
b) Ketuban pecah dini (KPD)
c) Prosedur selama persalinan.
3) Faktor Neonatatal
a) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan
16
faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan
lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui
plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah
lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan
hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan
kulit. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak,
kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.
b) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik,
khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan
IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali
pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen
terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap
lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan
antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin,
menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.
c) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki
empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.
4) Faktor Lingkungan
a) Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering
memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah
sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi
parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang
17
luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan
resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik
spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga
menyebabkan resisten berlipat ganda.
c) Kadang-kadang diruang perawatan terhadap epidemi penyebaran
mikroorganisme yang berasal dari petugas (infeksi nosokomial), paling
sering akibat kontak tangan. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan
pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah
sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal
ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik.
Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih
berbahaya dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau
dewasa. Ini merupakan alasan mengapa bayi harus dirawat dengan ketat
bila dicurigai mengalami infeksi.
d) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan
dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya
didominasi oleh E.colli.
e) Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara, yaitu :
Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari
ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk dalam tubuh bayi
melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang
18
dapat menembus plasenta antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo,
koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini,
antara lain malaria, sipilis, dan toksoplasma.
Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan
terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan
amnion. Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman
melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat
persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi akan terinhalasi oleh bayi
dan masuk dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius,
kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain cara tersebut
diatas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port deentre
lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman.
Beberapa kuman yang melalui jalan lahir ini adalah Herpes genetalis,
Candida albican dan N.gonorrea.
Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah
kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di
luar rahim(misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea,
infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi
lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
5) Proses persalinan
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis,
terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan
19
tidak diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas
dari masih adanya tradisi yang berlaku di masyarakat.
6) Faktor tradisi
Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan atau
serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya
potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi
abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan
karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan
terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum
ini cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari
setelah persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal
dunia (Mieke, 2010).
Organisme aerob yang umum menyebabkan omfalitis antara lain:
(Lyndon, 2014).
a) Staphylococcus aureus (paling umum)
b) Streptokokus grup A
c) Escherichia coli
d) Klebsiella
e) Proteus
Sebanyak sepertiga kasus omfalitis berhubungan dengan infeksi
dari organisme anaerobik yang disebabkan oleh :
a) Bacteroides fragilis
b) Peptostreptococcus
20
c) Clostridium perfringens
c. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu tali pusat berwana merah, bengkak,
keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2011). Manifestasi kebanyakan infeksi
Staphylococcus pada neonatus adalah tidak spesifik, bakteremia tanpa
kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai tanda, berkisar dari
yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress pernafasan, apnea,
bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi, adanya perfusi
yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal umum. Infeksi spesifik
yang disebabkan oleh Staphylococcus aereus meliputi pneumonia, efusi pleural,
meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan osteomielitis (Wahab, 2010).
Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan
mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat
merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat
menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses
yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada
umbilikus (Prawirohardjo,2011). Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah
bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali
pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali
pusat (Sean, 2012).
d. Klasifikasi infeksi
Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat diklasikasikan menjadi 3
yaitu :
21
1) Infeksi bakteri sistemik yaitu bayi tampak mengantuk/letargi atau tidak sadar,
kejang disertai satu tanda infeksi, gangguan napas, malas minum, bagian
tubuh merah dan mengeras, ubun-ubun cembung, suhu lebih dari 370
C dan
teraba panas, suhu kurang dari 360
C dan teraba dingin.
2) Infeksi lokal berat yaitu apabila ditemukan nanah di daerah mata, telinga, tali
pusat atau umbilikus kemerahan dan meluas sampai ke kulit perut, bernanah
serta ada kerusakan kulit.
3) Infeksi bakteri lokal yaitu apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah
sedikit, daerah tali pusat dan umbilikus kemerahan, berbau busuk dan terjadi
sedikit kerusakan kulit (Wafi, 2011).
e. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis terjadinya infeksi tali pusat yaitu
tali pusat merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2014).
f. Komplikasi infeksi tali pusat pada bayi
1) Meningitis
2) Hipoglikemia, asidosis metabolic
3) Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intracranial
4) Ikterus
g. Pencegahan dan Penanganan
1) Pencegahan
Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat
setelah lahir dengan menggunakan betadine, basitrasin, atau perak sulfadiazin.
Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka
22
harus selalu di bersihkan agar tetap kering dan bersih dan jangan mengoleskan
salep apapun atau zat lain disekitar tali pusat. Mengoleskan alkohol atau iodine
povidon masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan
tali pusat lembab/basah (Marmi, 2012). Untuk penggantian popok, sebaiknya
popok yang telah basah segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area
tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana plastik dan bila bayi
menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2010).
Pencegahan pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan
perawatan tali pusat yang baik. Jika ditempat perawatan bayi banyak
penyebab infeksi dengan Staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat
dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan tincture jodii.
b) Tangkai tali pusat/pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat
dapat diolesi dengan triple-dye (triple-dye ini adalah campuran brilliant
green 2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang
dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula
digantikan dengan merkurokrom.
c) Tali pusat cukup ditutupi dengan kassa steril dan diganti setiap hari
(Prawirohardjo, 2008).
h. Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit
diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai
pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan
23
basitrasin. Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras
argenti 3% (Prawirohardjo, 2010).
Berikut adalah klasifikasi infeksi dan penanganannya, antara lain :
1) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Cara penanganannya :
a) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari
tangan.
b) Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai
tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan
saja bila memungkinkan.
c) Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain
kassa yang bersih.
d) Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm,
obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas (Wafi, 2011).
2) Infeksi tali pusat berat atau meluas
Cara penanganannya :
a) Bayi harus dirawat di rumah sakit.
b) Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensivitasis.
c) Jika ditemukan infeksi bakteri yang berat, beri ampicillin atau penicillin
24
dan gentamisin.
d) Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin
(jika ada) sebagai pengganti penicillin jika pustula atau abses kulit meluas.
peoral sekurangnya-kurangnya 10 hari
e) Jika tidak membaik dalam 2-3 hari, ganti antibiotik dengan sefalosporin
generasi ke-3 (sefataksim) maka rujuk bayi ke fasilitas yang lebih lengkap
(World Health Organization, 2014).
i. Perawatan umum tali pusat pada bayi baru lahir
Perawatan yang dilakukan pada tali pusat untuk mencegah infeksi.
Mencegah dan mengidentifikasi perdarahan infeksi secara dini. Hal- hal yang
dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan dan abu dapur karena
akan menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing
bayi karena air kencing tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi
pada tali pusat bayi. Memakaikan popok sekali pakai sebaiknya di bawah pusat.
Merawat tali pusat dengan prinsip bersih dan kering. Jadi, saat
memandikan bayi, tali pusat juga digosok dengan air dan sabun lalu dikeringkan
dengan handuk bersih terutama daerah tali pusat yang masih berwarna putih di
bagian pangkalnya (tali pusat yang bermuara ke perut bayi). Bagian pangkal ini
bisa dibersihkan dengan cotton budpovidone yodine) dan biarkan terbuka
sehingga cepat mengering, atau dibungkus dengan kasa kering yang steril.
Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
25
B. Konsep Manajemen Kebidanan
Pengertian manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang-orang. Manajemen sering pulaa diartikan sebagai pengaturan atau pengelolaan
sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal (Lyndon, 2014).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah
ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien
(Lyndon, 2014).
Langkah–langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :Pertama
pengumpulan data dasar, kedua identifikasi diagnosa/masalah aktual, ketiga
identifikasi diagnosa/masalah potensial, keempat rencana tindakan, kelima
pelaksanaan tindakan, keenam implementasi hasil tindakan, ketujuh mengevaluasi
keefektifan hasil tindakan. Proses manajemen kebidanan merupakan proses yang terus
menerus. Bilalangkah kelima telah dilakukan, dan kemudian timbul masalah baru atau
langkahkeempat tidak tepat, maka proses kembali ke langkah pertama (Marini, 2012).
1. Pedoman Penerapan
Pedoman manajemen asuhan kebidanan ini disusun untuk memberikan
arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan sistematis dalam mengenai
kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
baru lahir serta balita disetiap tatanan pelayanan kesehatan. Sehingga pada saat
26
memberikan pelayanan seorang bidan dapat memberikan tindakan antisipatif,
tindakan emergency dan tindakan komprehensif dengan cepat dan tepat. Pada
pedoman ini dijelaskan pula bagaimana cara mendokumentasikan asuhan
kebidanan yang sudah dilakukan bidan pada status pasien atau rekam medik.
Penerapan manajemen kebidanan dalam proses bentuk kegiatan praktik
kebidanan, dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau
proses manajemen kebidanan.
a. Tujuan asuhan pada bayi
Tujuan asuhan pada bayi adalah melakukan pengumpulan data dan
pengkajian bayi baru lahir umur 2-6 hari. Selanjutnya menjelaskan
penampilan dan prilaku bayi baru lahir (Sudarti, 2010).
b. Perubahan pada bayi
1) Masa neonatal (0-28 hari)
Adaptasi pada masa ini terjadi adaptasi berbagai sistem organ tubuh
seperti aktivitas pernapasan, Penyesuaian denyut jantung, Pergerakan bayi,
Pengeluaran mekonium dan defekasi. Namun beberapa fungsi organ yang
lain belum sempurna misanya, ginjal, hati dan sistem kekebalan tubuh.
2) Masa bayi (1-12 bulan)
Pertumbuhan berat badan yang didukung dengan asupan gizi yang baik,
pergerakan aktif (Wafi, 2014).
c. Pemeriksaan fisik pada bayi
Pemeriksaan pada bayi baru lahir dapat di lakukan sebagai berikut:
1) Pengkajian fisik
28
27
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur
perawatan bayi segera setelah bayi lahir. Berikut ini adalah prosedur
perawatan bayi segera setelah lahir :
a) Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat
persalinan dan riwayat keluarga.
b) Melakukan perawatan tali pusat setiap hari.
c) Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda-tanda vital
d) Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang
diturunkan dari ibu misalnya hepaitits B aktif, langsung di berikan
vaksinasi pada bayi.
2) Pengukuran anthopometri
a) Penimbangan berat badan dengan meletakkan kain atau kertas
pelindung dan atur skala penimbngan. Hasil timbangan dikurangi berat
alas dan pembungkus bayi.
b) Pengukuran panjang badan dengan meletakkan bayi di tempat yang
datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau
badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak
lentur.
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Raba sepanjang garis sutura fontanel, apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,
moulding yang buruk atau hidrosefalus. Periksa adanya trauma
kelahiran dan perhatikan adanya kelainan kongenital.
b) Muka
Wajah harus tampak simetris, terkadang wajah bayi tampak asimetris
hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauterin.
c) Mata
Ukuran,bentuk (stabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan,
kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak
pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtifa.
d) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, periksa adanya sekret dan adanya
pernapasan cuping hidung.
e) Leher
Periksa adanya trauma leher, lakukan perabaan untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan, periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis.
f) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, pada bayi yang cukup
bulan, puting susu sudah berbentuk dengan baik dan simetris, dan
payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
g) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas, jka perut sangat cekung kemungkinan
29
terdapat hernia diafragmatika, abdomen yang membuncit kemungkinan
hepatosplenomegali/tumor, jika perut kembung kemungkinan adanya
enterokolis vesikalis dan omfalokel.
h) Genitalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm, periksa
posisi lubang uretra, hipospedia dan epispedia, skrotum dilapisi untuk
memastikan jumlah testis. Pada bayi perempuan yang cukup bulan
labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina.
i) Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara
umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon/ obstruksi
saluran pencernaan.
j) Ekstremitas atas dan bawah
Periksa kesimetrisan, jumlah jari, gerakan, periksa adanya paronisia
pada kuku tangan yang dapat terinfeksi dan periksa adanya
polidaktili/sidaktili pada jari kaki.
k) Kulit
Periksa adanya ruam dan bercak/tanda lahir, pembengkakan, verniks
kaseosa dan lanugo (Marni, 2012)
4) Pemeriksaan Refleks
a) Refleks hisap
30
Benda menyentuh bibir di sertai refleks menelan. Tekanan pada mulut
bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan
cepat yang dapat dilihat pada waktu bayi menyusu.
b) Refleks rooting
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi dan bayi menolehkan
kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.
c) Refleks genggam
Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle,
normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan
bayi di tekan, bayi mengepalkan tinjunya.
d) Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba
digerakan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
e) Refleks tonik otot leher
Bila kepala bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi, lengan dan
kakinya akan berinteraksi pada sisi tersebut dan lengan yang
berlawanan dan kaki fleksi.
d. Penanganan pada bayi
1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 kali (paling sedikit setiap 4
jam) mulai dari hari pertama.
2) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil
popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu
31
panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi).
4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
5) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
6) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
(marmi, 2012).
e. Tanda bahaya pada bayi
Beberapa tanda bahaya bayi baru lahir perlu diwaspadai serta dideteksi lebih
dini untuk segera diberi penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi.
Tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut antara lain tidak mau minum dan
banyak muntah, kejang, teraba demam, teraba dingin, terdapat banyak nanah
dimata, pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan berbau busuk, mekonium
tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran atau feses berwarna hijau,
berlendir atau berdarah, urine tidak keluar dalam 24 jam (Lyndon, 2014).
f. Peran bidan
Menurut Marni (2012) bidan perperan dalam asuhan terhadap bayi dan balita
terutama dalam hal :
1) Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2) Penyuluhan kesehatan pada keluarga seperti pemberian makanan bayi,
cara pemberian ASI pada bayi, cara menyusui bayi yang baik, hal-hal
yang dapat mempengaruhi produksi ASI, saat pergantian ASI dengan susu
buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan, menghentikan
pemberian ASI, pemeriksaan rutin/berkala, imunisasi.
32
3) Bidan berperan dalam pemberian ASI dengan memberikan konseling pada
ibu mengenai biarkan bayi memperoleh kolostrum saat menyusu,
hindarkan pemberian makanan lain selain ASI sampai bayi berumur 6
bulan, cara menyusui yang benar, tanda bayi cukup ASI dan memberikan
dukungan psikologi.
4) Bidan berperan dalam pemantauan BAB dan BAK yaitu mengobservasi
frekuensi, konsistensi dan warna, mengganti popok bila bayi BAB/BAK
dan cara mengobservasi frekuensi, konsistensi dan warna.
2. Langkah–Langkah Manajemen
Proses Asuhan Kebidanan (Varney, 2007)
a. Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
Dalam pengumpulan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu:
1) Data subyektif (S)
Ibu mengatakan selama hamil 1 kali mendapat suntikan imunisasi TT
(Tetanus Toksoid) yaitu pada umur kehamilan 7 bulan, persalinannya
ditolong oleh bidan dan sekitar tali pusat bayinya dioleskan ramuan.
2) Data obyektif (O)
Berdasarkan teori untuk mendiagnosa kasus infeksi tali pusat diperlukan
data obyektif yang meliputi kulit bayi ikterus, konjungtiva pucat, tampak
tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan berbau
busuk,
b. Langkah II : Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
33
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan intreprestasi yang benar atas dasar-
dasar yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau
masalah adalah pengolahan data satu dengan yang lainnya sehingga
tergambar fakta. Bayi di katakan infeksi tali pusat di lihat dari tali pusatnya
berwarna merah, basah, terbungkus kain kassa dan berbau busuk timbul
akibat dari pemberian ramuan pada sekitar tali pusat (Sudarti dan Fauziah,
2013).
c. LangkahIII: Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial.
Diagnosa masalah potensial terjadi berdasarkan atas diagnosa masalah aktual
yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat. Diagnosa potensial
kemungkinan terjadi pada kasus bayi baru lahir dengan infeksi tali pusat.
Apabila tindakan infeksi tali pusat tidak berhasil maka akan mengakibatkan
tetanus neonatorum.
d. Langkah IV : Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi.
Beberapa data yang ada memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana
bidan harus segera bertindak dalam rangka menyelamatkan nyawa bayi.
Tindakan segera yang di butuhkan pada bayi baru lahir dengan infeksi tali
pusat yaitu membersihkan tali pusat menggunakan antiseptik secara cepat
pada bayi dan melakukan kolaborasi dengan bidan tentang tindakan dan
perawatan selanjutnya.
e. Langkah V : Rencana asuhan.
Penanganan infeksi tali pusat :
1) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
34
membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari
tangan.
2) Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya
klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai
tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan
saja bila memungkinkan.
3) Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain
kassa yang bersih.
4) Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm,
obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas (Wafi, 2011).
f. Langkah VI : Implementasi.
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelma harus
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi ini bidanmelakukannya tindakan
dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi,maka
seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan
perawatan yang menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektifdapat
mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus bayi baru lahir
dengan infeksi tali pusat yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana.
35
g. Langkah VII: Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukanevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan
didalamdiagnosa dan masalah(Varney,2007).
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Menurut Tungpalan (1983) dalam marni (2012) mengatakan bahwa
dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau
merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang
dianggap berharga dan penting.
Dokumentasi asuhan kebidanan dalam pelayan kebidanan adalah bagian
dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi
asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi
status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta
respon pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi
kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinik pasien yang
menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan
dilaksanakan. Disamping itu catatn juga dapat digunakan sebagai wahana
komunikasi dan koordinasi antar profesi yang dapat dipergunakan untuk
mengungkap suatu fakta actual untuk dipertanggung jawabkan.
Dokumentasi asuhan kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan
kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan
35
keterampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang
mutlak bagi setiap tenaga kesehatan agar mampu membuat dokumentasi
kebidanan secara baik dan benar.
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langka-langkah
dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan merupakan alur pikir dalam pemecahan masalah dan
mengambil keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar,
sederhana, jelas dan logis sebagai pendokumentasian.
Metode pendokumentasian SOAP merupakan inti sari dari proses pikir
dalam manajemen kebidanan yang menggambarkan tentang perkembangan klien
(progress note), (Mirnawati, 2011).
a. Data Subjektif
Data ataufakta yang merupakaninformasitermasukbiodata,
mencakupnama, umur, tempattinggal, pekerjaan, status perkawinan,
pendidikansertakeluhan-keluhan yang
diperolehdarihasilwawancaralangsungpadapasienataukeluargadantenagakeseha
tanlainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperolehdaripemeriksaanfisikmencakupinspeksi, palpasi,
perkusi,auskultasi,sertapemeriksaanpenunjangsepertipemeriksaanlaboratorium.
c. Asessment/Diagnosa
Merupakankeputusan yang ditegakkandarihasilperumusanmasalah
36
yangmencakupmasalahdanprediksiterhadapkondisitersebut.kan pelaksananya.
Penegakandiagnosa kebidanandijadikansebagaidasartindakan
dalamupaya penanggulangan ancamankeselamatanpasien.
d. Planning/Perencanaan
Rencanakegiatanmencakuplangkah-langkah yang
akandilakukanolehbidandalammelakukaninterfensiuntukmemecahkanmasalahp
asien/klien(Wafi, 2011).
.
37
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam
asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M”dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Puskesmas
Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28April 2015, diawali dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
A. Manajemen
1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
a. Anamnese
1) Identitas Bayi
Nama : Bayi “ M “
Tgl lahir /Jam : 22April 2015, Pukul 04.30 wita.
Anak Ke : Dua
Umur : 3 Hari
Jenis Kelamin : ( Perempuan )
2) Identitas Orang Tua
Nama : Ny. M / Tn. F
Umur : 24 Tahun / 28 Tahun
Suku : Muna/ Muna
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SD/ SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Pernikahan ke : 1 / 1
38
Lama menikah : ± 3 tahun.
Alamat : Desa Parigi
b. Data Biologis / Fisiologis
1) Keadaan bayi sekarang :
Ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-04-2015, jam : 04.30 wita, hari
pertama haid terakhir 18 juli 2014, Tali pusat bayinya berwarna merah,
basah, keluar cairan dan berbau busuk, Tali pusat bayinya dioleskan
ramuan.
2) Riwayat kesehatan yang lalu/sekang
a) Ibu tidak pernah mengalami penyakit kronik seperti hipertensi, malaria,
DM, jantung dan TBC.
b) Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan dan tidak
pernah merokok, dan minum alkohol.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit menular seperti
hepatitis B, TBC.
b) Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit keturunan seperti
diabetes melitus.
4) Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan melahirkan anak pertama tahun 2012, selama 9 bulan
10 hari, tempat dirumah ibu, penolong bidan, jenis persalinan normal
berat bayinya 2800 gram, panjang badan 46 cm, jenis kelamin
39
perempuan, lama menyususi 2 tahun, tidak ada masalah pada masa
nifas.
b) Riwayat kehamilan/persalinan sekarang
Ibu mengatakan anak yang kedua dan tidak pernah keguguran, hari
pertama haid terakhir tanggal 18-07-2014, tafsiran persalinan tanggal
25-04-2015, melahirkan tanggal 22-04-2015, dengan umur kehamilan
39 minggu 5 hari. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 2 kali selam hamil
pada bidan setempat dan tidak pernah memeriksakan pada dokter ahli
kandungan. Selama hamil tidak pernah mengalami pengeluaran darah
dari jalan lahir dan sakit kepala yang disertai penglihatan kabur.
5) Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a) Nutrisi / cairan
(1) Kemampuan menghisap dan menelan bayi baik.
(2) Pemberian ASI kepada bayi diberikan setiap 2 jam.
b) Eliminasi
(1) BAB: Lancar, warna kuning emas, popok diganti setiap hari.
(2) BAK: Lancar, warna kuning, popok diganti tiap hari.
c) Personal Hyegiene
(1) Bayi tampak bersih.
(2) Tali pusat tampak kemerahan, basah dan terbungkus kain kasa.
d) Tidur / Istirahat
(1) Bayi bangun tiap kali lapar, BAB, dan BAK.
(2) Tidak ada kesulitan tidur.
40
41
e) Riwayat Sosial, Psikologi, dan Spiritual Orang Tua.
(1) Biaya perawatan ditanggung oleh orang tua bayi.
(2) Emosional orang tua terkendali dan stabil.
(3) Orang tua dan keluarga selalu mendoakan kesehatan dan
keselamatanbayinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.
(5) Ibu melahirkan tanggal 22 April 2015 Pukul 04.30 wita.
(6) Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayinya.
(7) Ibu cemas dengan keadaan tali pusat bayinya yang berbau busuk
dan berwarna kemerahan.
c. Pemeriksaan Fisik umum
1) Keadaan umum bayi baik.
2) Tanda-tanda Vital.
Suhu : 37,2 ºC.
Pernapasan : 42 x/ menit.
Laju Jantung : 130 x / menit.
3) Jenis kelamin perempuan
d. Pemeriksaan fisik khusus
1) Kepala: Rambut tebal dan hitam, tidak terdapat caput suksa daneum, tidak
terdapat cepal hematom, dan sutura belum tertutup.
2) Mata: Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, Sclera tidak
ikterus.
3) Hidung: simetris kiri dan kanan, tidak ada secret.
41
4) Telinga: simetris kiri dan kanan, daun telinga lunak, tidak ada secret.
5) Mulut dan bibir: refleks menghisap bayi baik, keadaan bibir merah muda
dan basah, kidak terdapat kelainan.
6) Leher: tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
7) Dada: simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi pada tulang dada.
8) Abdomen: tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkuskain
kasa, dan berbau busuk, dan dibubuhi dengan ramuan.
9) Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, terdapat lubang uretra,
terdapat lubang pada anus.
10) Ekstremitas ata dan bawah: Tangan simetris kiri kanan, Jumlah jari-jari
tangan lengkap kiri dan kanan, Kaki simetris kiri kanan, jumlah jari-jari
tangan lengkap kiri dan kanan.
11) Kulit: Integritas kulit normal, kencang, elastis dan tidak berkeriput.
12) Pemeriksaan Refleks
a) Refleks sucking (menghisap) : ada
b) Refleks rooting (menelan) : ada
c) Refleks graps (menggenggem): ada
d) Refleks moro (kaget) : ada
e) Refleks batuk dan bersin : ada
2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Diagnosa : Bayi umur 3 hari dengan Infeksi tali pusat.
a. Bayi umur 3 hari.
Dasar :
42
Data Subjektif :
1) Hari Pertama Haid Terakhir : 18-07-2014
2) Bayi lahir tanggal 22 April 2015, Pukul 04.30 WITA.
Data Objektif :
1) Tafsiran Persalinan : 25-04-2015
2) Umur Kehamilan : 39 minggu 5 hari
Analisis dan interprestasi :
Cukup bulan (term infart) jika masa gestasi 259 sampai 294 hari (37-42
minggu) (Marni, 2012 : 04).
b. Infeksi Tali Pusat
Dasar :
Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan tali pusat bayinya di oleskan ramuan sejak 1 hari setelah
bayi lahir.
Data Obyektif :
1) Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan
berbau busuk.
Analisa dan Interpretasi data :
1) Infeksi tali pusat dapat terjadi karena pada saat pemotongan tali pusat
menggunakan alat yang tidak benar-benar bersih dan pada saat
perawatannya tidak dijaga kebersihannya. tali pusat harus dibersihkan
apabila kain pembungkus/ kasa kotor atau basah. Apabila tidak
dibersihkan akan mengakibatkan kuman berkembangbiak dan terjadi
43
Tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian pada neonatus.
2) Tanda-tanda dari infeksi tali pusat yaitu daerah sekitar tali pusat berwarna
kemerahan dan berbau busuk, suhu tubuh bayi meningkat diatas 37,5,
susah menetek, dan sesak napas(Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal 2010,Prawirohardjo).
3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa /Masalah Potensial
a. Potensial terjadinya tetanus Neonatorum.
Data Subjektif :
1) Bayi lahir tanggal 22-04-2015, pukul : 04.30 wita
Data Objektif :
1) Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan
berbau busuk.
Analisa dan Interpretasi data :
1) Penyakit Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus ( bayi berusia kurang 1 bulan ) yang disebabkan oleh clostridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin ( racun ) dan menyerang
sistem saraf pusat.
2) Spora kuman tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk
satu-satunya, yaitu tali pusat yang dapat terjadi pada saat perawatannya
sebelum puput ( terlepasnya tali pusat ), (Wafi, 2014).
4. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/ kolaborasi.
5. Langkah V. Rencana Asuhan
44
a. Tujuan :
1) Infeksi dapat teratasi.
2) Tetanus neonatorum tidak terjadi.
b. Kriteria :
1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda VitalS : 36,5 –
37,50
C, P: 40 – 60 x/menit , LJ : 120 – 160 x/menit, Tali pusat bayi tidak
berbau busuk, dan tidakberwarna kemerahan.
2) Bayi dalam keadaan baik.
c. Rencana Asuhan
1) Umum
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Rasional : Mencegah kemungkinan terjadi kontaminasi dengan kuman
sehingga tidak terjadi infeksi nosokomial.
b) Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi.
Rasional: Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi
bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini masalah untuk
menentukan tindakan selanjutnya.
c) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali
pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk.
Rasional : Agar keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif
serta memberi dukungan dengan tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya.
2) Infeksi tali pusat
45
a) Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon
2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat
dengan kain kassa yang bersih.
Rasional: Dengan membersihkan pada tali pusat bayi dapat
mencegah timbulnya infeksi pada tali pusat.
b) Ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah.
Rasional: Dengan mengganti kain kasa setiap kali kotor dan basah akan
mencegah terjadinya perkembangbiakan bakteri yang
menyebabkan infeksi pada tali pusat.
3) Health Edukation
a) Anjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah
dengan pakaian yang kering dan tidak lembab.
Rasional: Pakaian yang basah dapat menyebabkan terjadinya hipotermi
secara konduksi.
b) Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand
Rasional: Rangsangan oleh hisapan bayi akan merangsang hipofise
posterior untuk mengeluarkan hormone oxytocin untuk
sekresi ASI dan hipofise anterior untuk mengeluarkan
hormon prolaktin untuk produksi ASI. ASI eksklusif ( 0 – 6
bulan ) dapat memberikan kebutuhan energi dan zat gizi yang
dapat terpenuhi dengan pemberian ASI saja.
c) Beri HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene.
46
Rasional: Dengan mengetahui pentingnya personal hyegien pada bayi,
ibu dapat sesering mungkin memperhatikan kebersihan
bayinya.
d) Anjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat
bayinya.
Rasional : Dengan tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat dapat
mencegah timbulnya infeksi.
6. Langkah VI. Implementasi
Tanggal 24 April 2015 Pukul 08.00-09.00 wita
a. Umum
1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Hasil : Tangan telah dibersihkan.
2) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi.
Hasil : Keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali
pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk.
Hasil : Keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif serta memberi
dukungan dengan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
b. Infeksi tali pusat
1) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon
2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan
kain kassa yang bersih.
Hasil : Tali pusat telah dibersihkan.
48
2) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah.
Hasil : Kain kassa yang kotor dan basah telah diganti dengan dengan kain
yang kering dan bersih.
c. Health Edukation
1) Menganjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah
dengan pakaian yang kering dan tidak lembab.
Hasil : Pakaian yang basah telah diganti dengan pakaian yang bersih.
2) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on demand kepada
bayinya.
3) Memberi HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene.
Hasil : Ibu mengerti tentang pentingnya personal hygiene dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan petugas.
4) Menganjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat
bayinya.
Hasil : Dengan tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat dapat mencegah
timbulnya infeksi.
7. LANGKAH VII. Evaluasi
Tanggal 24 April 2015 Pukul 09.00-09.30 wita
a. Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk.
b. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the Mand.
49
B. Pendokumentasian
Setelah diuraikan tentang penerapan manajemen asuhan kebidanan pada bayi
Ny.”M” dengan Infeksi Tali Pusat tanggal 24 s.d 28 April 2015 dalam manajemen
asuhan kebidanan maka langkah berikutnya melakukan pendokumentasian, yang
diawali dengan data subyektif, obyektif, assesment dan diakhiri dengan planning.
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan hamil yang kedua, melahirkan satu kali dan tidak pernah
keguguran, HPHT tanggal 18 juli 2014, melahirkan tanggal 22 April 2015, Pukul
04.30 WITA, tali pusat bayinya dioleskan ramuan sejak 1 hari setelah melahirkan.
2. Data Obyektif (O)
a. Pemeriksaan Umum
Tafsiran persalinan tanggal 25-04-2015, umur kehamilan 39 minggu 5 hari,
keadaan umum bayi baik, jenis kelamin perempuan, Berat badan lahir : 3000
gram, Panjang badan bayi : 48 cm.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
S : 37,2 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130 x / menit.
c. Pemeriksaan Fisik khusus
Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkuskain kasa, dan berbau
busuk, Refleks mengisapbayi baik.
3. Assesment (A)
Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat, Potensial terjadinya tetanus neonatorum
50
dan tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/kolaborasi.
4. Planning (P)
Tanggal : 24-04-2015 Pukul: 09.00-09.30 wita
a. Umum
1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, Keadaan umum bayi
baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali
pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk,
Keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif serta memberi
dukungan dengan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
b. Infeksi tali pusat
1) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon
2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan
kain kassa yang bersih, tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan
berbau busuk.
2) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, Kain
kassa yang kotor dan basah telah diganti dengan dengan kain yang kering dan
bersih.
c. Health Education
1) Menganjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah
dengan pakaian yang kering dan tidak lembab, Pakaian yang basah telah
diganti dengan pakaian yang bersih.
51
2) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand,
Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on demand kepada bayinya.
3) Memberi HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene, Ibu mengerti
tentang pentingnya personal hygiene dan bersedia melakukan anjuran yang
diberikan petugas.
4) Menganjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat
bayinya, ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan.
d. Follow UP
1) Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk.
2) Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the
Mand.
C. Catatan Perkembangan
Berdasarkan kasus yang dialami oleh bayi Ny.”M”, dari asuhan kebidanan
yang dilakukan sebelumnya, untuk menunjukan asuhan tersebut maka akan dilakukan
pencatatan perkembangan. Dalam perkembangan ini penulis melakukan pemantauan
hingga keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi normal.
1. Kunjungan pertama
Tanggal : 25-04-2015 Pukul : 07.40-08.00 wita
a. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan tali pusat bayinya dioleskan ramuan sejak 1 hari setelah
melahirkan.
b. Data Obyektif (O)
52
KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37,2 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130 x / menit,
Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah, terbungkus kain kassa dan
berbau busuk, refleks menghisap bayi baik.
c. Assesment (A)
Bayi umur 4 hari dengan Infeksi tali pusat, potensial terjadinya tetanus
neonatorum dan tidak ada data yang mendukung adanya tindakan
segera/kolaborasi.
d. Planning (P)
Tanggal : 25-04-2015 Pukul: 08.00-08.20 wita
1) Umum
a) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi
baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2) Infeksi tali pusat
a) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon
2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat
dengan kain kassa yang bersih, Tali pusat bayi masih basah, berwarna
kemerahan dan berbau busuk.
b) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah,
Kain kasa yang kotor dan basah telah diganti dengan kain kasa yang
kering dan bersih.
3) Health Education
a) Mengganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab,
Pakaian bayi yang basah telah diganti dengan pakaian yang kering.
53
54
b) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand, Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on Demand
kepada bayinya.
c) Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan ramuan pada tali pusat
bayinya, Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan.
e. Follow UP
1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal.
2) Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk.
3) Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the
Mand.
2. Kunjungan kedua
Tanggal : 26 April 2015 Pukul: 07.40- 08.00 wita
a. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah tidak dioleskan ramuan.
b. Data Obyektif (O)
KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130x / menit,
sekitar tali pusat berwarna kemerahan, sudah mulai kering, terbungkus kain
kassa dan sudah tidak berbau busuk.
c. Assesment (A)
Bayi umur 5 hari dengan Infeksi tali pusat, tidak ada data yang mendukung
diagnosa potensial.
d. Planning (P)
55
Tanggal : 26-04-2015 Pukul : 08.00-08.20 wita
1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi
baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon
2,5% .
3) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah,
Kain kasa yang kotor dan basah telah diganti dengan kain kasa yang kering
dan bersih.
4) Mengganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab,
Pakaian bayi yang basah telah diganti dengan pakaian yang kering.
e. Follow UP
1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal.
2) Tali pusat berwarna kemerahan, sudah mulai kering, terbungkus kain kassa
dan sudah tidak berbau busuk.
3. Kunjungan ketiga
Tanggal : 27-04-2015 Pukul : 07.40-08.00 wita
a. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan tali pusat bayinya kering, masih berwarna merah pada sekitar
tali pusat dan tidak berbau busuk.
b. Data Obyektif (O)
KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37 ºC, P : 42 x/ menit, LJ: 130 x / menit,
sekitar tali pusat berwarna kemerahan, sudah kering, dan tidak berbau busuk.
56
c. Assesment (A)
Bayi umur 6 hari dengan Infeksi tali pusat, tidak ada data yang mendukung
diagnosa potensial.
d. Planning (P)
Tanggal : 27-04-2015 Pukul: 08.00- 08.20 wita
1) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya dan
menjaga tali pusat bayinya agar tetap kering, ibu mengerti dan mau
mengikuti anjura bidan.
2) Menganjurkan pada ibu untuk memandikan bayinya, ibu mengerti.
3) Menganjurkan kepada ibu untuk membawa bayinya keposyandu agar
mendapat imunisasi lengkap, ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran
bidan.
e. Follow UP
1) Tidak terjadi tetanus neonatorum.
2) Tali pusat sudah kering.
4. Kunjungan keempat
Tanggal : 28 April 2015 Pukul: 07.40-08.00 wita
a. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah terlepas dan masih berwarna merah
pada sekitar tali pusat dan tidak berbau busuk.
b. Data Obyektif (O)
57
KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 36,8 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130x /
menit, tali pusat sudah terlepas dan sekitar tali pusat masih berwarna
kemerahan dan tidak berbau busuk.
c. Assesment (A)
Bayi umur 7 hari dengan Infeksi tali pusat,tidak ada data yang mendukung
diagnosa potensial.
d. Planning (P)
Tanggal : 28-04-2015 Pukul : 08.00-08.20 wita
1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi
baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2) Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan bayinya walaupun tali
pusatnya sudah terlepas, ibu mengerti.
Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.”M” pada tanggal 24 s.d 28
April 2015 diperoleh meliputi infeksi tali pusat teratasi yang ditandai dengan tali
pusat sudah terlepas, tidak bau dan warna kulit disekitar tali pusat sedikit merah,
tanda-tanda vital normal, tidak terjadi tetanus neonatorum.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan studi kasus yang telah dipilih oleh
penulis, berdasarkan dengan manajemen kebidanan varney mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi. Selain itu juga penulis akan menguraikan tentang ada
tidaknya kesenjangan antara teori yang ada dan praktek yang penulis temukan
dilapangan.
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada BayiNy.“M“Dengan Infeksi Tali Pusat
di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28April 2015.
A. Pengumpulan Data Dasar
Pengkajian merupakan tahap awal yang digunakan sebagai landasan dalam
proses asuhan kebidanan, tahap ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan dan
analisa data atau fakta yang dikumpulkan dari beberapa data subyektif dan obyektif.
Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, studi kasus dan
studi kepustakaan. Pengkajian ini dibuat teliti dan sistematis, sehingga dapat diketahui
diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang ada dan akhirnya dapat diberikan
asuhan kebidanan terhadap masalah tersebut. Data yang diambil penulis terfokus pada
masalah yang dialami oleh bayi Ny.”M”
Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat.
Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal.
Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai
komplikasi.Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil apus
pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang
sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014). Tanda-tanda infeksi tali pusat
yaitu tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi,
2011).
Setelah dilakukan pengkajian pada bayi Ny.”M”, melalui wawancara/
anamneses penulis mendapatkan Ny.”M” mengatakan sekitar tali pusat bayinya
58
59
dioleskan ramuan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, penulis menemukan tali pusat
berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk. Berdasarkan tanda dan
gejala yang ditemukan pada kasus bayi Ny.”M” tinjauan pustaka dan kasus memiliki
kesamaan.
B. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Aktual
Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan
berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan
diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk
mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan
ancaman keselamatan hidup klien.
Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah mengumpulkan data, maka
dikembangkan ke dalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau
diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata yang dapat diambil
melalui data subyektif dan obyektif.
Menurut teori, Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada
pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar
masa neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai
komplikasi. Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil pus
omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang
sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014). Tanda-tanda infeksi tali pusat
yaitu tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi,
2011).
60
Berdasarkan adanya tanda-tanda utama yaitu tali pusat berwarna merah,
bengkak, keluar nanah dan berbau busuk, dengan membersihkan tali dengan iodium
povidon sedangkan pada kasus bayi Ny. “M” diperoleh diagnosa/masalah aktual yaitu
Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat. Dengan demikian diagnosa/masalah aktual
yang telah didentifikasi pada bayi Ny.“M”dengan kasus infeksi tali pusat menunjukan
adanya persamaan dari tinjauan pustaka.
C. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Diagnosa masalah potensial terjadi berdasarkan atas diagnosa masalah aktual
yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat. Diagnosa potensial kemungkinan
terjadi pada kasusbayi Ny. “M” dengan infeksi tali pusat yaitu tetanus neonatorum
menurut (Wafi, 2011).Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny. “M” di
lahan praktek dapat diidentifikasikan masalah potensial yaitu potensial terjadi tetanus
neonatorum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan manajemen asuhan
kebidanan pada studi kasus bayi Ny. “M” tampak ada persamaan dan tidak ditemukan
adanya kesenjangan.
D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Berdasarkan data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana
harus menyelamatkan jiwa klien. Tindakan tersebut berupa kolaborasi dengan tenaga
kesehatan yang lebih professional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien
ataupun konsultasi dengan dokter.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny.Mtidak perlu ada
tindakan segera/ kolaborasi.
E. Perencanaan Tindakan
61
Rencana tindakan asuhan kebidanan menurut varney, bahwa rencana
tindakan. Olehnya itu sebelum melakukan tindakan harus didiskusikan dengan klien
ataupun keluarga. Semua tindakan yang diambil harus berdasakan rasional dan
relevan yang diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
terlebih dahulu.
Menurut Wafi (2011). Penangan Infeksi tali pusat meliputi :
1. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas.
Cara penanganannya :
a. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan
tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.
b. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksi
din atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi
pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.
c. Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya
gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.
d. Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati
seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.
2. Infeksi tali pusat berat atau meluas
Cara penanganannya :
a. Bayi harus dirawat di rumah sakit.
b. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasis.
c. Jika ditemukan infeksi bakteri yang berat, beri ampicillin atau penicillin dan
gentamisin
61
d. Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin (jika
ada) sebagai pengganti penicillin jika pustula atau abses kulit meluas. peoral
sekurangnya-kurangnya 10 hari
e. Jika tidak membaik dalam 2-3 hari, ganti antibiotik dengan sefalosporin generasi
ke-3 (sefataksim) maka rujuk bayi ke fasilitas yang lebih lengkap (World Health
Organization, 2014).
Rencana asuhan kebidanan dikembangkan berdasarkan intervensi dan rasional
sesuai dengan masalah aktual dan potensial pada kasus yang didapat maka rencana
asuhannya meliputi cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, pantau keadaan
umum dan tanda-tanda vital bayi, bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik
iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat.
Anjurkan ibu melakukan ini kapan aja bila memungkinkan, ganti kain kasa
pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, ganti pakaian bayi yang basah
dengan yang kering dan tidak lembab, anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI
eksklusif secara on demand. Dengan demikian ada kesesuaian antara teori dan kasus
yang ada.
F. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “M” didasarkan atas
perencanaan yang telah ditetapkan pada rencana asuhan kebidanan. Dimana penulis
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yaitu cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi, pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, bersihkan
tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari
sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan ibu melakukan ini kapan aja bila
62
memungkinkan, ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah,
gganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab, anjurkan pada
ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan permasalahan karena hal ini dibantu
oleh ibu keluarga oleh ibu keluarga bayi Ny. “M” yang bekerja sama dalam perawatan
bayinya serta mau menerima saran dan asuhan kebidanan yang diberikan.
G. Evaluasi Keefektifan Asuhan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan dimana
pada tahap ini dinilai adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah
yang dihadapi bayi Ny. “M” dalam evaluasi yang telah diberikan.
Setelah melaksanakan asuhan mulai tanggal 24 s.d 28 April 2015 didapatkan
infeksi tali pusat teratasi, tidak terjadi tetanus neonatorum, keadaan umum bayi baik.
Hasil pembahasan kasus bayi bayi Ny. “M” Bayi umur 3 hari dengan infeksi
tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna terdapat tidak adanya
kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. “M” dengan Infeksi
Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna Tahun 2015”. Maka
penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut sebagai berikut :
1. Didapatkan hasil dari pengkajian terhadap Bayi Ny.”M” yaitu bayi lahir tanggal 22
April 2015, nampak tali pusat berwarna merah, bengkak, keluar nanah dan bau
busuk.
2. Didapatkan diagnosa masalah aktual pada Bayi Ny.”M” yaitu “Bayi umur 3 hari
dengan infeksi tali pusat”.
3. Didapatkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi apabila masalah pada bayi
Ny.“M” tidak teratasi maka akan terjadi tetanus neonatorum.
4. Melaksanakan antisipasi tindakan segera pada bayi Ny “M” yaitu membersihkan
tali pusat dengan iodium povidon.
5. Didapatkan rencana asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi Ny.”M” dengan
infeksi tali pusat yaitu mencuci tangan, bersihkan tali pusat menggunakan larutan
antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi
pada tali pusat.
6. Tindakan asuhan kebidanan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
7. Hasil evaluasi terhadap Bayi Ny.”M” yaitu infeksi talipusat teratasi, tidak terjadi
tetanus neonatorum, Keadaan Umum bayi baik.
8. Dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
64
63
Diharapkan dengan disusunnya studi kasus ini keefektifan proses belajar
dapat ditingkatkan. Serta lebih meningkatkan kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan mahasiswa dalam hal penanganan kasus infeksi tali pusat. Serta kedepan
dapat menerapkan dan mengaplikasikan hasil dari studi yang telah didapat pada lahan
kerja. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi sumber ilmu dan bacaan yang dapat
memberi informasi terbaru serta menjadi sumber referensi yang dapat digunakan
sebagai pelengkap dalam pembuatan studi kasus pada semester akhir berikutnya.
2. Bagi Penulis
praktekDiharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan
infeksi tali pusat dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teori yang di
dapat di bangku kuliah dan di lahan.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih
meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada
kasus infeksi tali pusat dan dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat lebih
meningkatakan kualitas pelayanan secara komprehensif khususnya dalam menangani
bayi baru lahir dengan asfiksia, sehingga Angka Kematian Bayi (AKB) dapat
diturunkan.
DAFTAR PUSTAKA
Catatan dan Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2015.
Data Profil Puskesmas Parigi tahun 2015
Depkes RI, http://digilib. stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=423. Diakses
tanggal 18 agustus 2015, jam 10.00 wita.
Kapitaselekta, (2010)https://www.google.com/search?q=buku+kapitaselekta+2010+te
ntang+infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Lyndon, S,.(2014). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tanggerang Selatan. Binarupa
Aksara.
Marmi, (2012) Rahardjo, K., (2012). Asuhan neonatus, Bayi, Balita Dan
AnakPrasekolah., Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Mirnawati, (2011). https://www.google.co.id/search?q= buku+ mirna+ wati+ 2011+
Metode+pendokumentasian. Diakses tanggal 18/08/2015 jam 21.00 wita.
Mieke, (2011) https://www.google.com/search?q=buku+mieke+2011+tentang+infeksi
+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Musbikin, (2010) https://www.google.com/search?q= buku+ musbikin+ 2010+
tentang+ infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Prawihardjo, (2011) https://www.google.com/search?q=buku+prawihardjo+2011+tent
ang+infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Prawihardjo, (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. Bina
Pustaka.
Prawihardjo,(2008) https://www.google.com/search?q=buku+prawihardjo+2008+tent
ang+ infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Profil Kesehatan Privinsi Sulawesi Tenggara(2012), (http://www.depkes.go.id/downlo
ads/PROFIL KES PROVINSI 2012/27 pdf). Diakses tanggal 18/08/2015, jam
21.00 wita.
Sudarti (2014). Kehamilan Persalinan Nifas Dan Neonatus Resiko Tinggi,
Yogyakarta.
Sudarti dan Fauziah(2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dan Kegawatan.
Yogyakarta.
Sean (2012).https://www.google.com/search?q=buku+sean+2012+tentang+infeksi+tal
i+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8
Varney, H.,Kriebs, J.M.,Gegor, L.C.,(2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4.
Jakarta. EGC.
WHO, (2014). Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit
WHO,(2012). http://digillib.unimus.ac.id/download.php?id=7069. Diakses tanggal
08/08/2015 jam 20.00 wita.
66
MANAJEMEN INFEKSI TALI
MANAJEMEN INFEKSI TALI
MANAJEMEN INFEKSI TALI
MANAJEMEN INFEKSI TALI

More Related Content

What's hot (14)

Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap nyAsuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
Asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap ny
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
Anshella citra angelita
Anshella citra angelitaAnshella citra angelita
Anshella citra angelita
 
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti wa ode rosmini
Kti wa ode rosminiKti wa ode rosmini
Kti wa ode rosmini
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY. “H” DENGA...
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
Kti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramataKti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramata
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 

Similar to MANAJEMEN INFEKSI TALI

Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataWarnet Raha
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...Warnet Raha
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataWarnet Raha
 

Similar to MANAJEMEN INFEKSI TALI (20)

Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPERE...
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramata
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

MANAJEMEN INFEKSI TALI

  • 1. MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFEKSI TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARIGI KAB. MUNA TANGGAL 24 S.D 28 APRIL 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Ice Musnawati 2012.IB.0052 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna Tanggal 24 s.d 28 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna Tanggal 24 s.d 28 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN KaryaTulisIlmiah Manajemendan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab. Muna Tanggal 24 s.d 28 April 2015 Telah disetujuiuntuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI : 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............) 2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....) 3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur AkbidParamataRaha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI : 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............) 2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....) 3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur AkbidParamataRaha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI : 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (………............…………............) 2. Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes (…………........………........…....) 3. Asmaidah, SST (…………........…….…...............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, SST., M. Kes Asmaidah, SST Mengetahui, Direktur AkbidParamataRaha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii
  • 4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama : Ice Musnawati 2. Nim : 2012. IB.0052 3. Tempat dan tanggal lahir : Warambe, 26 juni 1994 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Suku / Kebangsaan : Muna / Indonesia 7. Alamat : Desa Labulu-bulu B. Identitas Orang tua 1. Nama Ayah/ Ibu : Abdul Salam/ Wa Ambe 2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT 3. Alamat : Desa Labulu-bulu C. Pendidikan 1. SD Negeri 24 Parigi Tamat Tahun 2006 2. SMP Negeri 1 Parigi Tamat Tahun 2009 3. SMA Negeri 1 Parigi Tamat Tahun 2012 4. Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2012 sampai sekarang. iv
  • 5. KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Manajemen dan Pendokumentasian Pada Bayi Ny. M Dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna Tahun 2015” dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih banyak kekurangan dan kekeliruan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan masukan dari berbagai pihak guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Seiring dengan penulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes, selaku pembimbing I dan Asmaidah, SST selaku pembimbing II, dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan dorongan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dalam bentuk ucapan terima kasih yang tak terhingga atas doa dan motivasi dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungannya dalam bentuk apapun, diantaranya kepada : 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Bidan Suriati, Amd. Keb, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini. 4. Orang tuaku yang tercinta, ayahanda Abdul Salam dan Ibuku Wa Ambe serta saudaraku Nida rahmawati dan Nurul yang telah memberikan dukungan hingga terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. v
  • 6. 5. Seluruh Keluargaku tercinta atas dukungan dan dorongannya untuk menyelesaikan kuliah ini. 6. Seluruh teman-temanku di Akbid paramata yang telah memotivasi dan mendukung saya agar selalu optimis. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Raha, Juli 2015 Penulis
  • 7. DAFTAR ISI Halaman Judul .............................................................................................................i Lembar Persetujuan .....................................................................................................ii Lembar Pengesahan ....................................................................................................iii Riwayat Hidup ............................................................................................................iv Kata Pengantar ............................................................................................................v Daftar Isi .....................................................................................................................vi Moto dan Persembahan ..............................................................................................vii Intisari ........................................................................................................................viii Bab I : Pendahuluan ..............................................................................1 A. Latar Belakang .....................................................................................1 B. Ruang Lingkup Pembahasan ...............................................................4 C. Tujuan Telaah ......................................................................................4 D. Manfaat Telaah ....................................................................................5 E. Metode Telaah .....................................................................................6 F. Sistematika Penulisan .........................................................................7 Bab II : Tinjauan Pustaka .......................................................................8 A. Telaah Pustaka ....................................................................................8 B. Konsep Manajemen Kebidanan .........................................................26 Bab III : Studi Kasus ...............................................................................42 A. Pengumpulan Data Dasar ..................................................................39 B. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual ............................................43 C. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial ........................................45 D. Tindakan Segera/ Kolaborasi ............................................................45 E. Rencana Asuhan Kebidananan .........................................................46 F. Implementasi Asuhan Kebidanan ......................................................48 G. Evaluasi Keefektifan Asuhan ............................................................49 H. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan ....................................50 Bab IV : Pembahasan ..............................................................................58 Bab V : Penutup .....................................................................................64 vi
  • 8. A. Kesimpulan ......................................................................................64 B. Saran ................................................................................................65 Daftar Pustaka .................................................................................................66 Lampiran-lampiran
  • 9. MOTO DAN PERSEMBAHAN A. Moto 1. Hidup itu adil, ada senang ada sedih. Ada memberi ada menerima, sebab hidup itu terus berputar. 2. Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan besok kau akan tiada. 3. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan penentu masa depan, keajaiban berasal dari Allah, tetesan air mata seorang ibu merupakan do’a menuju kesuksesan menjadi seorang bidan. B. Persembahan 1. Terimah kasih kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan jalan keluar disetiap kesulitan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda (Abdul Salam) dan ibunda (Wa Ambe) yang selalu memberi doa dan motivasi baik moril maupun material, Terimakasih atas kasih sayang yang tak terhingga yang kalian berikan kepada saya, keikhlasan dan ketulusan kalian dalam membesarkanku, maafkan aku atas semua keikhlafanku selama ini, Do’a dan senyum kalian adalah pelita hatiku. Semoga persembahan ini akan menjadi awal untuk saya untuk memenuhi harapan kalian. 3. Adik saya tercinta Nida Rahmawati dan Nurul terimakasih atas dukungan Do’a dan kasih sayang yang kalian berikan selama ini, saya sayang kalian semua dan semoga kita semua bisa membahagiakan ayah dan ibu. 4. Teman-teman seperjuangan DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupetan Muna angkatan 2012. Khusunya kepada sahabat saya Nurfia, Titi lestari, Risnawati yang selalu membantu memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Kepada yang lebih terkhusus, Almamaterku tercinta. vii
  • 10. INTISARI ICE MUSNAWATI (2012.IB.0052)“Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna mulai Tanggal 24-28 April 2015” dibawah bimbingan Wa Ode Siti Asma dan Asmaidah. Latar Belakang : Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal.Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi. Tujuan Telaah : Dapat melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna Tanggal 24 s.d 28 April 2015. Metode Telaah : Studi kasus ini menggunakan metode studi kepustakaan, Studi kasus, dan Studi Dokumentasi. Hasil Studi Kasus : Setelah melaksanakan asuhan mulai dari tanggal 24 s.d 28 April 2015 didapatkan hasil keadaan umum bayi baik, pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak terjadi tetanus neonatorum. Kesimpulan dan Saran : Pada studi kasus ini dimulai dari : pengkajian interprestasi data, diagnosa potensial, perlunya tindakan kolaborasi/segera, rencana tindakan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan yang berarti dan semua permasalahan teratasi. Kata Kunci : Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat. Daftar Pustaka : 19 ( 2008-2014 ). vii ii
  • 11. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012). Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi berusia 0-1 bulan. neonatus dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu neonatus dini (bayi berusia 0-7 hari) dan neonatus lanjut (bayi berusia 7-28 hari) (Lyndon, 2014). Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi (Lyndon, 2014). Umumnya Tali Pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari. Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk kuman dan infeksi yang dapat menyebabkan sepsis (Wafi, 2011). Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat setelah lahir dengan menggunakan betadine, popok yang telah basah segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana plastik dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja. Menurut WHO,setiap tahunnya, sekitar 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian balita,sebanyak 38% meninggal pada masa BBL(IACMEG, 2005). 1
  • 12. Kematian BBL di Indonesia terutama disebabkan oleh prematuritas (32%), asfiksia (30%), infeksi (22%), kelainan kongenital (7%), lain-lain (9%) (WHO, 2007). Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalammenentukan derajat kesehatan anak.Setiap tahun kematian bayi baru lahiratau neonatal mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita.Setiaphari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadipada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai45% kematiantersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebabutama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% serta 23% lain merupakan bayi lahirdengan Asfiksia dan trauma. Asfiksia lahir menempati penyebab kematianbayi ke 3 di dunia dalam periode awal kehidupan (World Health Organization (WHO),2012). Angka kematian bayi dan balita untuk periode lima tahun (2008–2012) berdasarkan Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 lebih rendah dari pada hasil SDKI 2007. Angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32/1000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40/1000 kelahiran hidup dan mayoritas kematian bayi terjadi pada neonatus (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012).Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) AngkaKematian Bayi (AKB) turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk mencapai target tersebut perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja sama antara tenaga kesehatan (Depkes RI, 2010). Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010–2012 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi 587 dari 42.624 kelahiran atau 2
  • 13. sekitar 1,37%, tertinggi terjadi di Kabupaten Kolaka 6,5%, menyusul Kabupaten Bombana 3% dan Buton 2,7% sedangkan untuk Kabupaten Muna berada pada urutan kesembilan yaitu 1,13%. Tahun 2011 jumlah kematian bayi mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166 kematian dari 42.540 kelahiran atau sekitar 2,7%. Kematian Bayi yang tertinggi pada tahun 2011 terdapat di Buton Utara 3,8%, disusul Kabupaten Bombana 3,7% dan Kabupaten Muna berada pada urutan ketiga yaitu 3,5%. Tahun 2012 jumlah kematian bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 693 kematian dari 46.049 kelahiran atau sekitar 1,5% , jumlah tertinggi terjadi di Buton Utara 3,5%, menyusul Konawe Utara 2,5% dan Bombana 2,4%, sedangkan untuk Kabupaten Muna sendiri berada pada urutan keempat yaitu 2,1% (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012). Data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2012 tidak ada data infeksi tali pusat dari 5802 kelahiran, Pada tahun 2013 angka kejadian infeksi tali pusat 4 orang (0,06%) dari 5946 kelahiran. Pada tahun 2014 angka kejadian infeksi tali pusat 2 orang (0,03%) dari 5714 kelahiran. Berdasarkan data dari puskesmas Parigi Kab.Muna jumlah bayi baru lahir pada tahun 2012 sebanyak 118 orang dan tidak ada data infeksi tali pusat. Pada tahun 2013 jumlah kelahiran 120 orang, bayi dengan infeksi tali pusat 1 orang (0,83%). Pada tahun 2014 jumlah kelahiran 120 orang dan tidak ada data infeksi tali pusat (Data profil Puskesmas Parigi Kab.Muna). Dengan melihat masih adanya angka kejadian akibat infeksi tali pusat, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Bayi 3
  • 14. Ny.”M”dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kab.Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015”. B. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah Asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M” di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. C. Tujuan Telaah 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015 sesuai dengan pendekatan asuhan kebidanan. 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengumpulkan dan menganalisis data dasar pada bayi Ny. “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. b. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah aktual pada bayi Ny. “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. c. Mampu mengantisipasi diagnosa atau masalah Potensial pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. d. Mampu mengantisipasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada bayi Ny. “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten 4
  • 15. Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. g. Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. h. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada bayi Ny.“M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28 April 2015. D. Manfaat Telaah 1. Manfaat praktis a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian Akhir Pendidikan DIII Kebidanan Paramata Raha. b. Sebagai pengalaman berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan penulis dalam memberikan perawatan kepada klien dengan kasus Bayi Infeksi Tali Pusat. c. Sebagai sumber informasi dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi penulis Karya Tulis Ilmiah selanjutnya. 2. Manfaat Bagi Institusi 5
  • 16. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa Diploma III Kebidanan Paramata Raha, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. 3. Manfaat bagi penulis Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahan pengalaman yang sangat berharga dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Infeksi Tali Pusat dan dapat memperluas wawasan keilmuan sebagai sarana pengembangan diri melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah. E. Metode Telaah Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini metode yang digunakan adalah: 1. Studi Kepustakaaan Penulis mempelajari berbagai literatur yang ada relevansinya dengan infeksi tali pusat antara lain :membaca buku dari berbagai sumber, mengakses data melalui internet dan mempelajari karya tulis yang ada. 2. Studi Kasus Dengan menggunakan metode pendekatan proses asuhan kebidanan yang meliputi 7 langkah yaitu : identifikasi dan analisa data, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Anamnese Melakukan Tanya jawab pada kedua orang tua bayi serta bidan untuk memper- oleh informasi secara aktual. 6
  • 17. b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki yang meliputi pemeriksaan secara inspeksi dan palpasi. c. Studi Dokumentasi Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan keadaan bayi yang bersumber dari catatanbidan. F. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penyusunan studi kasus ini yaitu : 1. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah, manfaat telaah, metode telaah dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka terdiri dari bayi baru lahir, infeksi tali pusat dan manajemen kebidanan. 3. Bab III Studi Kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa/ masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial,tindakan segra/kolaborasi,r encana asuhan kebidanan, implementasi asuhan kebidanan, evaluasi keefektifan asuhan, pendokumentasian hasil asuhan. 4. Bab IV Pembahasan, menguraikan tetang kesejangan antara teori dan fakta yang telah didapatkan dilahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi infeksi tali pusat. 5. Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran, selain itu dalam pembuatan studi kasus ini dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran. 7
  • 18. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Bayi Baru Lahir a. Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang barusia 0-1 bulan (biasanya 28 hari). Neonatus dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu neonatus dini (bayi berusia 0-7 hari) dan neonatus lanjut (bayi berusia 7-28 hari). Bayi adalah anak yang berusia 1 bulan-1tahun (Lyndon, 2014). b. Perubahan Pada Bayi 1) Masa neonatal (0-28 hari) Adaptasi pada masa ini terjadi adaptasi berbagai sistem organ tubuh seperti aktivitas pernapasan, Penyesuaian denyut jantung, Pergerakan bayi, Pengeluaran mekonium dan defekasi. Namun beberapa fungsi organ yang lain belum sempurna misanya, ginjal, hati dan sistem kekebalan tubuh. 2) Masa bayi (1-12 bulan) Pertumbuhan berat badan yang didukung dengan asupan gizi yang baik, pergerakan aktif (Lyndon, 2014). c. Ciri-Ciri Bayi Normal Bayi normal memiliki ciri-ciri yakni bayi menyusu 5-10 kali dalam sehari, buang air besar 5 atau 6 kali sehari, buang air kecil 7-10 kali sehari, sering tidur, dan bergerak aktif (Marmi, 2012). 8
  • 19. d. Penanganan Bayi normal 1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 kali (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama. 2) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu. 3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi). 4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. 5) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi. 6) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu (marmi, 2012). e. Bayi yang Bermasalah Masalah-masalah yang terjadi pada bayi yaitu : Bercak mongol, Hemangioma, Ikterik, Muntah dan gumoh, Oral trucsh, Diaperash, Seborreah, Bisulan, Miliriasis, Diare (wafi, 2011). 1) Bercak mongol Bercak mongol adalah pembukaan pigmen gelap/bercak biru keunguan seperti memar pada bagian bawah belakang/didaerah pinggang bawah dan bokong bayi. Penatalaksanaan bidan hanya Memberikan konseling pada ibu tentang bercak mongol karena Tidak memerlukan tindakan khusus dan biasanya bercak mongol menghilang dengan sendirinya. 2) Hemangioma Hemangioma adalah area menonjol, sembab, berwarna merah tua atau 9
  • 20. terang seperti stowberry yang dibentuk oleh penumpukan pembuluh darah. Ada 2 cara pengobatannya yaitu : a) Cara konservatif, jika hemagioma stowberry sering tidak diterapi. b) Cara aktif, dengan pembedahan, radiasi, dan pemberian antibiotik. 3) Ikterus Ikterus fisiologis pada bayi adalah warna kuning yang ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-14 tidak disertai tanda gejala ikterus patologi. Ikterus patologi apabila ditemukan kuning pada dua hari pertama setelah lahir atau pada hari ke-14 disertai bayi kurang bulan, tinja pucat, daerah lutut dan siku tampak sekali warna kekuningannya. Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus fisiologis dengan mengajarkan ibu dan keluarga cara menyinari bayi dengan cahaya matahari yaitu: a) Sinari bayi dengan cahaya matahari pagi jam 07.00-08.00 selama 2 sampai 4 hari. b) Atur posisi kepala bayi agar wajah tidak langsung menghadap kecahaya matahari. c) Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang, 15 menit bayi dalam posisi telungkup. d) Lakukan penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi tidak memakai pakaian (telanjang). e) Lakukan perawatan dasar pada bayi muda. f) Beri penjelasan ibu kapan sebaiknya bayi dibawa kepetugas kesehatan. g) Beri penjelasan ibu kapan kunjungan ulang, setelah hari ke-7. 10
  • 21. Tindakan dan pengobatan untuk mengatasi masalah ikterus patologi yaitu: a) Pertahankan agar kadar gula darah tetap stabil dan tidak turun. b) Anjurkan ibu agar menjaga bayi agar tetap hangat. c) Ambil sampel darah dari ibu sebanyak 2,5 ml, bila kekuningan ditemukan pada dua hari pertama kelahiran bayi. d) Lakukan rujukan segera. 4) Muntah dan Gumoh Muntah adalah mengeluarkan susu yang telah diminum dalam jumlah kecil. Muntah pada bayi harus diwaspadai apabila muntah nyemprot setiap saat tanpa memandang cara pemberian minum, setiap kali sehabis minum ASI dimuntahkan serta muntah berwarna hijau atau bercampur darah. Gumoh adalah bayi sering meludah dalam jumlah kecil ketika setelah menyusu, seringkali disertai sendawa. Penanganan umum : a) Jika bayi tersedak dan muntahsegera setelah menelan, kemungkinan bayi mengalami atresia esofagus fistula trakheoesofageal akan membutuhkan tindakan bedah segera. Rujuk bayi kefasilitas yang memadai. b) Jika bayi tampak sakit berat (misalnya layu atau letargi), berat badan kurang dari 2500 gram pasang jalur intravena dan berikan cairan dosis rumatan. 11
  • 22. 5) Oral Trush Oral Trush adalah bercak putih yang terdapat didalam mulut bayi. Penanganannya yaitu : a) Membersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang dibungkus dengan kain bersih dan telah dicelupkan dalam air hangat bergaram. b) Olesi bercak putih dalm mulut bayi dengan larutan nistatin oral dan Gentian Violet 0,25-0,5% tiga sampai empatkali sehari. Lanjutkan pemberian sampai dua hari setelah lesi menghilang. c) Menganjurkan pada ibu untuk mengolesi payudaranya dengan krim nistatin atau Gentian Violet 0,5% setiap kali setelah menyusui selama bayi diobati. 6) Diaper Rush Diaper Rush atau ruam popok adalah ruam merah terang disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang berlangsung lama dibagian mana saja dibawah popok anak yang disebabkan oleh bakteri. Pengobatan utama pada Diaper Rush yaitu : a) Sering mengganti popok pada bayi. b) Kulit bayi dicuci dengan lembut. c) Oleskan salep pelindung seperti seng, jel petroleum, salep vitamin A dan D. Krim anti jamur nistatin atau Gentian Violet 0,5% kemungkinan diperlukan jika dokter mendiagnosis infeksi candida. Lanjutkan pemberian sampai 3 hari setelah lesi menghilang. 12
  • 23. 7) Seborrhoe Seborrhoe adalah scaling berwarna merah dan kuning, ruam berkulit keras yang terjadi pada kepala bayi dan kadang kala pada lipatan kulit. Pengobatan Seborrhoe dengan cara : a) Keramas secara teratur dan mengusapkan minyak mineral kedalam kepala. b) Jika Seborrhoe tidak mereda berikan krim kortikosteroid. 8) Bisulan Bisulan adalah infeksi pada kulit dengan gejala kulit merah, bengkak pada jaringan subkutan manapun. Bengkan disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh)serta bengakak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih. Penanganannya yaitu: a) Jika terdapat daerah yang fluktuasi, insisi abses dan alirkan pus. Ambil spesimen pus menggunakan kapas steril, kirim kelaboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas. Tutup luka dengan kompres steril, ganti kompres dua kali sehari sampai sembuh. b) Berikan kloksasilin atau linkomisin per oral dan nilai keadaan bayi sekali sehari untuk melihat tanda-tanda perbaikan. c) Jika selulitis mulai membaik pada hari ke-5 pengobatan. Lanjutkan kroksasilin untuk melengkapi 10 hari pengobatan. d) Jika tidak membaik setelah 5 hari pengobatan ganti antibiotik sesuai hasil kultur berikan selama 10 hari berikutnya. 13
  • 24. e) Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotik dihentikan. 9) Miliriasis Miliriasis adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung, dapat pula muncul didagu dan dahi akibat sumbatan kelenjar minyak. Miliriasis tidak memerlukan pengobatan. 10) Diare Diare adalah buang air besar yang sering yang disebabkan oleh virus gastroenteritis. Tindakan utama yang diberikan yaitu pemberian cairan dan elektrolit. a. Infeksi Tali Pusat a. Pengertian Omfalitis Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi. Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014). Umumnya Tali Pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari. Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk kuman dan infeksi yang dapat menyebabkan sepsis. Pengenalan secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk mencegah sepsis (Wafi, 2011). Tali Pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di 14
  • 25. potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus. Pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema (Musbikin, 2010). Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. b. Etiologi Infeksi Tali Pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2011). Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2010) bersifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Infeksi Tali Pusat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut : 1) Faktor kuman Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, 15
  • 26. upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlam bat proses pengeringan tali pusat. Dan masih banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi pada tali pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada alat- alat yang digunakan pada saat menolong persalinan dan khususnya pada saat pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya infeksi (Lyndon, 2014). 2) Faktor Maternal Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosial – ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahun. a) Kurangnya perawatan prenatal. b) Ketuban pecah dini (KPD) c) Prosedur selama persalinan. 3) Faktor Neonatatal a) Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan 16
  • 27. faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah. b) Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi. c) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan. 4) Faktor Lingkungan a) Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang 17
  • 28. luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi. b) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda. c) Kadang-kadang diruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang berasal dari petugas (infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik. Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih berbahaya dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Ini merupakan alasan mengapa bayi harus dirawat dengan ketat bila dicurigai mengalami infeksi. d) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli. e) Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara, yaitu : Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk dalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang 18
  • 29. dapat menembus plasenta antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini, antara lain malaria, sipilis, dan toksoplasma. Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi akan terinhalasi oleh bayi dan masuk dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain cara tersebut diatas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port deentre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman. Beberapa kuman yang melalui jalan lahir ini adalah Herpes genetalis, Candida albican dan N.gonorrea. Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim(misal melalui alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus. 5) Proses persalinan Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan 19
  • 30. tidak diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang berlaku di masyarakat. 6) Faktor tradisi Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan atau serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia (Mieke, 2010). Organisme aerob yang umum menyebabkan omfalitis antara lain: (Lyndon, 2014). a) Staphylococcus aureus (paling umum) b) Streptokokus grup A c) Escherichia coli d) Klebsiella e) Proteus Sebanyak sepertiga kasus omfalitis berhubungan dengan infeksi dari organisme anaerobik yang disebabkan oleh : a) Bacteroides fragilis b) Peptostreptococcus 20
  • 31. c) Clostridium perfringens c. Tanda dan Gejala Tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2011). Manifestasi kebanyakan infeksi Staphylococcus pada neonatus adalah tidak spesifik, bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai tanda, berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi, adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal umum. Infeksi spesifik yang disebabkan oleh Staphylococcus aereus meliputi pneumonia, efusi pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan osteomielitis (Wahab, 2010). Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo,2011). Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2012). d. Klasifikasi infeksi Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat diklasikasikan menjadi 3 yaitu : 21
  • 32. 1) Infeksi bakteri sistemik yaitu bayi tampak mengantuk/letargi atau tidak sadar, kejang disertai satu tanda infeksi, gangguan napas, malas minum, bagian tubuh merah dan mengeras, ubun-ubun cembung, suhu lebih dari 370 C dan teraba panas, suhu kurang dari 360 C dan teraba dingin. 2) Infeksi lokal berat yaitu apabila ditemukan nanah di daerah mata, telinga, tali pusat atau umbilikus kemerahan dan meluas sampai ke kulit perut, bernanah serta ada kerusakan kulit. 3) Infeksi bakteri lokal yaitu apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah sedikit, daerah tali pusat dan umbilikus kemerahan, berbau busuk dan terjadi sedikit kerusakan kulit (Wafi, 2011). e. Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis terjadinya infeksi tali pusat yaitu tali pusat merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2014). f. Komplikasi infeksi tali pusat pada bayi 1) Meningitis 2) Hipoglikemia, asidosis metabolic 3) Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intracranial 4) Ikterus g. Pencegahan dan Penanganan 1) Pencegahan Pencegahan omfalitis dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat setelah lahir dengan menggunakan betadine, basitrasin, atau perak sulfadiazin. Agar bagian tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka 22
  • 33. harus selalu di bersihkan agar tetap kering dan bersih dan jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain disekitar tali pusat. Mengoleskan alkohol atau iodine povidon masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat lembab/basah (Marmi, 2012). Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana plastik dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2010). Pencegahan pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik. Jika ditempat perawatan bayi banyak penyebab infeksi dengan Staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut: a) Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan tincture jodii. b) Tangkai tali pusat/pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat dapat diolesi dengan triple-dye (triple-dye ini adalah campuran brilliant green 2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom. c) Tali pusat cukup ditutupi dengan kassa steril dan diganti setiap hari (Prawirohardjo, 2008). h. Penanganan Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan 23
  • 34. basitrasin. Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3% (Prawirohardjo, 2010). Berikut adalah klasifikasi infeksi dan penanganannya, antara lain : 1) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas Cara penanganannya : a) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan. b) Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. c) Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih. d) Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas (Wafi, 2011). 2) Infeksi tali pusat berat atau meluas Cara penanganannya : a) Bayi harus dirawat di rumah sakit. b) Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasis. c) Jika ditemukan infeksi bakteri yang berat, beri ampicillin atau penicillin 24
  • 35. dan gentamisin. d) Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin (jika ada) sebagai pengganti penicillin jika pustula atau abses kulit meluas. peoral sekurangnya-kurangnya 10 hari e) Jika tidak membaik dalam 2-3 hari, ganti antibiotik dengan sefalosporin generasi ke-3 (sefataksim) maka rujuk bayi ke fasilitas yang lebih lengkap (World Health Organization, 2014). i. Perawatan umum tali pusat pada bayi baru lahir Perawatan yang dilakukan pada tali pusat untuk mencegah infeksi. Mencegah dan mengidentifikasi perdarahan infeksi secara dini. Hal- hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan dan abu dapur karena akan menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada tali pusat bayi. Memakaikan popok sekali pakai sebaiknya di bawah pusat. Merawat tali pusat dengan prinsip bersih dan kering. Jadi, saat memandikan bayi, tali pusat juga digosok dengan air dan sabun lalu dikeringkan dengan handuk bersih terutama daerah tali pusat yang masih berwarna putih di bagian pangkalnya (tali pusat yang bermuara ke perut bayi). Bagian pangkal ini bisa dibersihkan dengan cotton budpovidone yodine) dan biarkan terbuka sehingga cepat mengering, atau dibungkus dengan kasa kering yang steril. Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. 25
  • 36. B. Konsep Manajemen Kebidanan Pengertian manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang. Manajemen sering pulaa diartikan sebagai pengaturan atau pengelolaan sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal (Lyndon, 2014). Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien (Lyndon, 2014). Langkah–langkah manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :Pertama pengumpulan data dasar, kedua identifikasi diagnosa/masalah aktual, ketiga identifikasi diagnosa/masalah potensial, keempat rencana tindakan, kelima pelaksanaan tindakan, keenam implementasi hasil tindakan, ketujuh mengevaluasi keefektifan hasil tindakan. Proses manajemen kebidanan merupakan proses yang terus menerus. Bilalangkah kelima telah dilakukan, dan kemudian timbul masalah baru atau langkahkeempat tidak tepat, maka proses kembali ke langkah pertama (Marini, 2012). 1. Pedoman Penerapan Pedoman manajemen asuhan kebidanan ini disusun untuk memberikan arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan sistematis dalam mengenai kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta balita disetiap tatanan pelayanan kesehatan. Sehingga pada saat 26
  • 37. memberikan pelayanan seorang bidan dapat memberikan tindakan antisipatif, tindakan emergency dan tindakan komprehensif dengan cepat dan tepat. Pada pedoman ini dijelaskan pula bagaimana cara mendokumentasikan asuhan kebidanan yang sudah dilakukan bidan pada status pasien atau rekam medik. Penerapan manajemen kebidanan dalam proses bentuk kegiatan praktik kebidanan, dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan. a. Tujuan asuhan pada bayi Tujuan asuhan pada bayi adalah melakukan pengumpulan data dan pengkajian bayi baru lahir umur 2-6 hari. Selanjutnya menjelaskan penampilan dan prilaku bayi baru lahir (Sudarti, 2010). b. Perubahan pada bayi 1) Masa neonatal (0-28 hari) Adaptasi pada masa ini terjadi adaptasi berbagai sistem organ tubuh seperti aktivitas pernapasan, Penyesuaian denyut jantung, Pergerakan bayi, Pengeluaran mekonium dan defekasi. Namun beberapa fungsi organ yang lain belum sempurna misanya, ginjal, hati dan sistem kekebalan tubuh. 2) Masa bayi (1-12 bulan) Pertumbuhan berat badan yang didukung dengan asupan gizi yang baik, pergerakan aktif (Wafi, 2014). c. Pemeriksaan fisik pada bayi Pemeriksaan pada bayi baru lahir dapat di lakukan sebagai berikut: 1) Pengkajian fisik 28 27
  • 38. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah bayi lahir. Berikut ini adalah prosedur perawatan bayi segera setelah lahir : a) Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan dan riwayat keluarga. b) Melakukan perawatan tali pusat setiap hari. c) Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda-tanda vital d) Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang diturunkan dari ibu misalnya hepaitits B aktif, langsung di berikan vaksinasi pada bayi. 2) Pengukuran anthopometri a) Penimbangan berat badan dengan meletakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbngan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. b) Pengukuran panjang badan dengan meletakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki atau badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. 3) Pemeriksaan fisik a) Kepala Raba sepanjang garis sutura fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,
  • 39. moulding yang buruk atau hidrosefalus. Periksa adanya trauma kelahiran dan perhatikan adanya kelainan kongenital. b) Muka Wajah harus tampak simetris, terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauterin. c) Mata Ukuran,bentuk (stabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtifa. d) Hidung Kaji bentuk dan lebar hidung, periksa adanya sekret dan adanya pernapasan cuping hidung. e) Leher Periksa adanya trauma leher, lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan, periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. f) Dada Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, pada bayi yang cukup bulan, puting susu sudah berbentuk dengan baik dan simetris, dan payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal. g) Abdomen Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas, jka perut sangat cekung kemungkinan 29
  • 40. terdapat hernia diafragmatika, abdomen yang membuncit kemungkinan hepatosplenomegali/tumor, jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolis vesikalis dan omfalokel. h) Genitalia Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm, periksa posisi lubang uretra, hipospedia dan epispedia, skrotum dilapisi untuk memastikan jumlah testis. Pada bayi perempuan yang cukup bulan labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra terpisah dengan lubang vagina. i) Anus dan rectum Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrome, megakolon/ obstruksi saluran pencernaan. j) Ekstremitas atas dan bawah Periksa kesimetrisan, jumlah jari, gerakan, periksa adanya paronisia pada kuku tangan yang dapat terinfeksi dan periksa adanya polidaktili/sidaktili pada jari kaki. k) Kulit Periksa adanya ruam dan bercak/tanda lahir, pembengkakan, verniks kaseosa dan lanugo (Marni, 2012) 4) Pemeriksaan Refleks a) Refleks hisap 30
  • 41. Benda menyentuh bibir di sertai refleks menelan. Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat yang dapat dilihat pada waktu bayi menyusu. b) Refleks rooting Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi dan bayi menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya. c) Refleks genggam Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan bayi di tekan, bayi mengepalkan tinjunya. d) Refleks moro Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan. e) Refleks tonik otot leher Bila kepala bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi, lengan dan kakinya akan berinteraksi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi. d. Penanganan pada bayi 1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 kali (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama. 2) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu. 3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu 31
  • 42. panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi). 4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. 5) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi. 6) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu (marmi, 2012). e. Tanda bahaya pada bayi Beberapa tanda bahaya bayi baru lahir perlu diwaspadai serta dideteksi lebih dini untuk segera diberi penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut antara lain tidak mau minum dan banyak muntah, kejang, teraba demam, teraba dingin, terdapat banyak nanah dimata, pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan berbau busuk, mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran atau feses berwarna hijau, berlendir atau berdarah, urine tidak keluar dalam 24 jam (Lyndon, 2014). f. Peran bidan Menurut Marni (2012) bidan perperan dalam asuhan terhadap bayi dan balita terutama dalam hal : 1) Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak. 2) Penyuluhan kesehatan pada keluarga seperti pemberian makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, cara menyusui bayi yang baik, hal-hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI, saat pergantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat makanan tambahan, menghentikan pemberian ASI, pemeriksaan rutin/berkala, imunisasi. 32
  • 43. 3) Bidan berperan dalam pemberian ASI dengan memberikan konseling pada ibu mengenai biarkan bayi memperoleh kolostrum saat menyusu, hindarkan pemberian makanan lain selain ASI sampai bayi berumur 6 bulan, cara menyusui yang benar, tanda bayi cukup ASI dan memberikan dukungan psikologi. 4) Bidan berperan dalam pemantauan BAB dan BAK yaitu mengobservasi frekuensi, konsistensi dan warna, mengganti popok bila bayi BAB/BAK dan cara mengobservasi frekuensi, konsistensi dan warna. 2. Langkah–Langkah Manajemen Proses Asuhan Kebidanan (Varney, 2007) a. Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar Dalam pengumpulan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu: 1) Data subyektif (S) Ibu mengatakan selama hamil 1 kali mendapat suntikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) yaitu pada umur kehamilan 7 bulan, persalinannya ditolong oleh bidan dan sekitar tali pusat bayinya dioleskan ramuan. 2) Data obyektif (O) Berdasarkan teori untuk mendiagnosa kasus infeksi tali pusat diperlukan data obyektif yang meliputi kulit bayi ikterus, konjungtiva pucat, tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan berbau busuk, b. Langkah II : Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau 33
  • 44. masalah dan kebutuhan klien berdasarkan intreprestasi yang benar atas dasar- dasar yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data satu dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta. Bayi di katakan infeksi tali pusat di lihat dari tali pusatnya berwarna merah, basah, terbungkus kain kassa dan berbau busuk timbul akibat dari pemberian ramuan pada sekitar tali pusat (Sudarti dan Fauziah, 2013). c. LangkahIII: Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial. Diagnosa masalah potensial terjadi berdasarkan atas diagnosa masalah aktual yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat. Diagnosa potensial kemungkinan terjadi pada kasus bayi baru lahir dengan infeksi tali pusat. Apabila tindakan infeksi tali pusat tidak berhasil maka akan mengakibatkan tetanus neonatorum. d. Langkah IV : Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi. Beberapa data yang ada memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus segera bertindak dalam rangka menyelamatkan nyawa bayi. Tindakan segera yang di butuhkan pada bayi baru lahir dengan infeksi tali pusat yaitu membersihkan tali pusat menggunakan antiseptik secara cepat pada bayi dan melakukan kolaborasi dengan bidan tentang tindakan dan perawatan selanjutnya. e. Langkah V : Rencana asuhan. Penanganan infeksi tali pusat : 1) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau 34
  • 45. membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan. 2) Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. 3) Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih. 4) Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas (Wafi, 2011). f. Langkah VI : Implementasi. Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dalam langkah kelma harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi ini bidanmelakukannya tindakan dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi,maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perawatan yang menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektifdapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus bayi baru lahir dengan infeksi tali pusat yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana. 35
  • 46. g. Langkah VII: Mengevaluasi Pada langkah ini dilakukanevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalamdiagnosa dan masalah(Varney,2007). 3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Tungpalan (1983) dalam marni (2012) mengatakan bahwa dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Dokumentasi asuhan kebidanan dalam pelayan kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi asuhan kepada pasien. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan kebidanan serta respon pasien terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinik pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatn juga dapat digunakan sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta actual untuk dipertanggung jawabkan. Dokumentasi asuhan kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan 35
  • 47. keterampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap tenaga kesehatan agar mampu membuat dokumentasi kebidanan secara baik dan benar. Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langka-langkah dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga langkah-langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis sebagai pendokumentasian. Metode pendokumentasian SOAP merupakan inti sari dari proses pikir dalam manajemen kebidanan yang menggambarkan tentang perkembangan klien (progress note), (Mirnawati, 2011). a. Data Subjektif Data ataufakta yang merupakaninformasitermasukbiodata, mencakupnama, umur, tempattinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikansertakeluhan-keluhan yang diperolehdarihasilwawancaralangsungpadapasienataukeluargadantenagakeseha tanlainnya. b. Data Objektif Data yang diperolehdaripemeriksaanfisikmencakupinspeksi, palpasi, perkusi,auskultasi,sertapemeriksaanpenunjangsepertipemeriksaanlaboratorium. c. Asessment/Diagnosa Merupakankeputusan yang ditegakkandarihasilperumusanmasalah 36
  • 48. yangmencakupmasalahdanprediksiterhadapkondisitersebut.kan pelaksananya. Penegakandiagnosa kebidanandijadikansebagaidasartindakan dalamupaya penanggulangan ancamankeselamatanpasien. d. Planning/Perencanaan Rencanakegiatanmencakuplangkah-langkah yang akandilakukanolehbidandalammelakukaninterfensiuntukmemecahkanmasalahp asien/klien(Wafi, 2011). . 37
  • 49. BAB III STUDI KASUS Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam asuhan kebidanan pada bayi Ny.“M”dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28April 2015, diawali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. A. Manajemen 1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar a. Anamnese 1) Identitas Bayi Nama : Bayi “ M “ Tgl lahir /Jam : 22April 2015, Pukul 04.30 wita. Anak Ke : Dua Umur : 3 Hari Jenis Kelamin : ( Perempuan ) 2) Identitas Orang Tua Nama : Ny. M / Tn. F Umur : 24 Tahun / 28 Tahun Suku : Muna/ Muna Agama : Islam/ Islam Pendidikan : SD/ SMP Pekerjaan : IRT / Wiraswasta Pernikahan ke : 1 / 1 38
  • 50. Lama menikah : ± 3 tahun. Alamat : Desa Parigi b. Data Biologis / Fisiologis 1) Keadaan bayi sekarang : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-04-2015, jam : 04.30 wita, hari pertama haid terakhir 18 juli 2014, Tali pusat bayinya berwarna merah, basah, keluar cairan dan berbau busuk, Tali pusat bayinya dioleskan ramuan. 2) Riwayat kesehatan yang lalu/sekang a) Ibu tidak pernah mengalami penyakit kronik seperti hipertensi, malaria, DM, jantung dan TBC. b) Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan dan tidak pernah merokok, dan minum alkohol. 3) Riwayat kesehatan keluarga a) Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit menular seperti hepatitis B, TBC. b) Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit keturunan seperti diabetes melitus. 4) Riwayat Obstetri a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan melahirkan anak pertama tahun 2012, selama 9 bulan 10 hari, tempat dirumah ibu, penolong bidan, jenis persalinan normal berat bayinya 2800 gram, panjang badan 46 cm, jenis kelamin 39
  • 51. perempuan, lama menyususi 2 tahun, tidak ada masalah pada masa nifas. b) Riwayat kehamilan/persalinan sekarang Ibu mengatakan anak yang kedua dan tidak pernah keguguran, hari pertama haid terakhir tanggal 18-07-2014, tafsiran persalinan tanggal 25-04-2015, melahirkan tanggal 22-04-2015, dengan umur kehamilan 39 minggu 5 hari. Pemeriksaan kehamilan dilakukan 2 kali selam hamil pada bidan setempat dan tidak pernah memeriksakan pada dokter ahli kandungan. Selama hamil tidak pernah mengalami pengeluaran darah dari jalan lahir dan sakit kepala yang disertai penglihatan kabur. 5) Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar a) Nutrisi / cairan (1) Kemampuan menghisap dan menelan bayi baik. (2) Pemberian ASI kepada bayi diberikan setiap 2 jam. b) Eliminasi (1) BAB: Lancar, warna kuning emas, popok diganti setiap hari. (2) BAK: Lancar, warna kuning, popok diganti tiap hari. c) Personal Hyegiene (1) Bayi tampak bersih. (2) Tali pusat tampak kemerahan, basah dan terbungkus kain kasa. d) Tidur / Istirahat (1) Bayi bangun tiap kali lapar, BAB, dan BAK. (2) Tidak ada kesulitan tidur. 40 41
  • 52. e) Riwayat Sosial, Psikologi, dan Spiritual Orang Tua. (1) Biaya perawatan ditanggung oleh orang tua bayi. (2) Emosional orang tua terkendali dan stabil. (3) Orang tua dan keluarga selalu mendoakan kesehatan dan keselamatanbayinya kepada Tuhan Yang Maha Esa. (4) Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya. (5) Ibu melahirkan tanggal 22 April 2015 Pukul 04.30 wita. (6) Ibu bersedia memberikan ASI kepada bayinya. (7) Ibu cemas dengan keadaan tali pusat bayinya yang berbau busuk dan berwarna kemerahan. c. Pemeriksaan Fisik umum 1) Keadaan umum bayi baik. 2) Tanda-tanda Vital. Suhu : 37,2 ºC. Pernapasan : 42 x/ menit. Laju Jantung : 130 x / menit. 3) Jenis kelamin perempuan d. Pemeriksaan fisik khusus 1) Kepala: Rambut tebal dan hitam, tidak terdapat caput suksa daneum, tidak terdapat cepal hematom, dan sutura belum tertutup. 2) Mata: Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, Sclera tidak ikterus. 3) Hidung: simetris kiri dan kanan, tidak ada secret. 41
  • 53. 4) Telinga: simetris kiri dan kanan, daun telinga lunak, tidak ada secret. 5) Mulut dan bibir: refleks menghisap bayi baik, keadaan bibir merah muda dan basah, kidak terdapat kelainan. 6) Leher: tidak ada nyeri tekan dan benjolan. 7) Dada: simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi pada tulang dada. 8) Abdomen: tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkuskain kasa, dan berbau busuk, dan dibubuhi dengan ramuan. 9) Genitalia: labia mayora menutupi labia minora, terdapat lubang uretra, terdapat lubang pada anus. 10) Ekstremitas ata dan bawah: Tangan simetris kiri kanan, Jumlah jari-jari tangan lengkap kiri dan kanan, Kaki simetris kiri kanan, jumlah jari-jari tangan lengkap kiri dan kanan. 11) Kulit: Integritas kulit normal, kencang, elastis dan tidak berkeriput. 12) Pemeriksaan Refleks a) Refleks sucking (menghisap) : ada b) Refleks rooting (menelan) : ada c) Refleks graps (menggenggem): ada d) Refleks moro (kaget) : ada e) Refleks batuk dan bersin : ada 2. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual Diagnosa : Bayi umur 3 hari dengan Infeksi tali pusat. a. Bayi umur 3 hari. Dasar : 42
  • 54. Data Subjektif : 1) Hari Pertama Haid Terakhir : 18-07-2014 2) Bayi lahir tanggal 22 April 2015, Pukul 04.30 WITA. Data Objektif : 1) Tafsiran Persalinan : 25-04-2015 2) Umur Kehamilan : 39 minggu 5 hari Analisis dan interprestasi : Cukup bulan (term infart) jika masa gestasi 259 sampai 294 hari (37-42 minggu) (Marni, 2012 : 04). b. Infeksi Tali Pusat Dasar : Data Subyektif : 1) Ibu mengatakan tali pusat bayinya di oleskan ramuan sejak 1 hari setelah bayi lahir. Data Obyektif : 1) Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan berbau busuk. Analisa dan Interpretasi data : 1) Infeksi tali pusat dapat terjadi karena pada saat pemotongan tali pusat menggunakan alat yang tidak benar-benar bersih dan pada saat perawatannya tidak dijaga kebersihannya. tali pusat harus dibersihkan apabila kain pembungkus/ kasa kotor atau basah. Apabila tidak dibersihkan akan mengakibatkan kuman berkembangbiak dan terjadi 43
  • 55. Tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan kematian pada neonatus. 2) Tanda-tanda dari infeksi tali pusat yaitu daerah sekitar tali pusat berwarna kemerahan dan berbau busuk, suhu tubuh bayi meningkat diatas 37,5, susah menetek, dan sesak napas(Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 2010,Prawirohardjo). 3. Langkah III. Identifikasi Diagnosa /Masalah Potensial a. Potensial terjadinya tetanus Neonatorum. Data Subjektif : 1) Bayi lahir tanggal 22-04-2015, pukul : 04.30 wita Data Objektif : 1) Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkus kain kasa, dan berbau busuk. Analisa dan Interpretasi data : 1) Penyakit Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus ( bayi berusia kurang 1 bulan ) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin ( racun ) dan menyerang sistem saraf pusat. 2) Spora kuman tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya, yaitu tali pusat yang dapat terjadi pada saat perawatannya sebelum puput ( terlepasnya tali pusat ), (Wafi, 2014). 4. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/ kolaborasi. 5. Langkah V. Rencana Asuhan 44
  • 56. a. Tujuan : 1) Infeksi dapat teratasi. 2) Tetanus neonatorum tidak terjadi. b. Kriteria : 1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda VitalS : 36,5 – 37,50 C, P: 40 – 60 x/menit , LJ : 120 – 160 x/menit, Tali pusat bayi tidak berbau busuk, dan tidakberwarna kemerahan. 2) Bayi dalam keadaan baik. c. Rencana Asuhan 1) Umum a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Rasional : Mencegah kemungkinan terjadi kontaminasi dengan kuman sehingga tidak terjadi infeksi nosokomial. b) Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi. Rasional: Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini masalah untuk menentukan tindakan selanjutnya. c) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk. Rasional : Agar keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif serta memberi dukungan dengan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. 2) Infeksi tali pusat 45
  • 57. a) Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan kain kassa yang bersih. Rasional: Dengan membersihkan pada tali pusat bayi dapat mencegah timbulnya infeksi pada tali pusat. b) Ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah. Rasional: Dengan mengganti kain kasa setiap kali kotor dan basah akan mencegah terjadinya perkembangbiakan bakteri yang menyebabkan infeksi pada tali pusat. 3) Health Edukation a) Anjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah dengan pakaian yang kering dan tidak lembab. Rasional: Pakaian yang basah dapat menyebabkan terjadinya hipotermi secara konduksi. b) Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand Rasional: Rangsangan oleh hisapan bayi akan merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan hormone oxytocin untuk sekresi ASI dan hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin untuk produksi ASI. ASI eksklusif ( 0 – 6 bulan ) dapat memberikan kebutuhan energi dan zat gizi yang dapat terpenuhi dengan pemberian ASI saja. c) Beri HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene. 46
  • 58. Rasional: Dengan mengetahui pentingnya personal hyegien pada bayi, ibu dapat sesering mungkin memperhatikan kebersihan bayinya. d) Anjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat bayinya. Rasional : Dengan tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat dapat mencegah timbulnya infeksi. 6. Langkah VI. Implementasi Tanggal 24 April 2015 Pukul 08.00-09.00 wita a. Umum 1) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Hasil : Tangan telah dibersihkan. 2) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi. Hasil : Keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. 3) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk. Hasil : Keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif serta memberi dukungan dengan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. b. Infeksi tali pusat 1) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan kain kassa yang bersih. Hasil : Tali pusat telah dibersihkan. 48
  • 59. 2) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah. Hasil : Kain kassa yang kotor dan basah telah diganti dengan dengan kain yang kering dan bersih. c. Health Edukation 1) Menganjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah dengan pakaian yang kering dan tidak lembab. Hasil : Pakaian yang basah telah diganti dengan pakaian yang bersih. 2) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on demand kepada bayinya. 3) Memberi HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene. Hasil : Ibu mengerti tentang pentingnya personal hygiene dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan petugas. 4) Menganjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat bayinya. Hasil : Dengan tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat dapat mencegah timbulnya infeksi. 7. LANGKAH VII. Evaluasi Tanggal 24 April 2015 Pukul 09.00-09.30 wita a. Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk. b. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the Mand. 49
  • 60. B. Pendokumentasian Setelah diuraikan tentang penerapan manajemen asuhan kebidanan pada bayi Ny.”M” dengan Infeksi Tali Pusat tanggal 24 s.d 28 April 2015 dalam manajemen asuhan kebidanan maka langkah berikutnya melakukan pendokumentasian, yang diawali dengan data subyektif, obyektif, assesment dan diakhiri dengan planning. 1. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan hamil yang kedua, melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran, HPHT tanggal 18 juli 2014, melahirkan tanggal 22 April 2015, Pukul 04.30 WITA, tali pusat bayinya dioleskan ramuan sejak 1 hari setelah melahirkan. 2. Data Obyektif (O) a. Pemeriksaan Umum Tafsiran persalinan tanggal 25-04-2015, umur kehamilan 39 minggu 5 hari, keadaan umum bayi baik, jenis kelamin perempuan, Berat badan lahir : 3000 gram, Panjang badan bayi : 48 cm. b. Pemeriksaan tanda-tanda vital S : 37,2 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130 x / menit. c. Pemeriksaan Fisik khusus Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah,terbungkuskain kasa, dan berbau busuk, Refleks mengisapbayi baik. 3. Assesment (A) Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat, Potensial terjadinya tetanus neonatorum 50
  • 61. dan tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/kolaborasi. 4. Planning (P) Tanggal : 24-04-2015 Pukul: 09.00-09.30 wita a. Umum 1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, Keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya infeksi tali pusat meliputi tali pusat berwarna kemerahan, basah, dan berbau busuk, Keluarga mengetahui keadaan bayinya dan koperatif serta memberi dukungan dengan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. b. Infeksi tali pusat 1) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan kain kassa yang bersih, tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk. 2) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, Kain kassa yang kotor dan basah telah diganti dengan dengan kain yang kering dan bersih. c. Health Education 1) Menganjurkan pada ibu untuk selalu menngganti pakaian bayi yang basah dengan pakaian yang kering dan tidak lembab, Pakaian yang basah telah diganti dengan pakaian yang bersih. 51
  • 62. 2) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand, Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on demand kepada bayinya. 3) Memberi HE pada ibu tentang pentingnya personal hyegiene, Ibu mengerti tentang pentingnya personal hygiene dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan petugas. 4) Menganjurkan pada ibu untuk tidak mengoleskan ramuan pada tali pusat bayinya, ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan. d. Follow UP 1) Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk. 2) Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the Mand. C. Catatan Perkembangan Berdasarkan kasus yang dialami oleh bayi Ny.”M”, dari asuhan kebidanan yang dilakukan sebelumnya, untuk menunjukan asuhan tersebut maka akan dilakukan pencatatan perkembangan. Dalam perkembangan ini penulis melakukan pemantauan hingga keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi normal. 1. Kunjungan pertama Tanggal : 25-04-2015 Pukul : 07.40-08.00 wita a. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan tali pusat bayinya dioleskan ramuan sejak 1 hari setelah melahirkan. b. Data Obyektif (O) 52
  • 63. KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37,2 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130 x / menit, Tampak tali pusat berwarna kemerahan, basah, terbungkus kain kassa dan berbau busuk, refleks menghisap bayi baik. c. Assesment (A) Bayi umur 4 hari dengan Infeksi tali pusat, potensial terjadinya tetanus neonatorum dan tidak ada data yang mendukung adanya tindakan segera/kolaborasi. d. Planning (P) Tanggal : 25-04-2015 Pukul: 08.00-08.20 wita 1) Umum a) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Infeksi tali pusat a) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan kain kassa yang bersih, Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk. b) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, Kain kasa yang kotor dan basah telah diganti dengan kain kasa yang kering dan bersih. 3) Health Education a) Mengganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab, Pakaian bayi yang basah telah diganti dengan pakaian yang kering. 53 54
  • 64. b) Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand, Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif secara on Demand kepada bayinya. c) Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan ramuan pada tali pusat bayinya, Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan. e. Follow UP 1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Tali pusat bayi masih basah, berwarna kemerahan dan berbau busuk. 3) Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dengan pemberian ASI secara On the Mand. 2. Kunjungan kedua Tanggal : 26 April 2015 Pukul: 07.40- 08.00 wita a. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah tidak dioleskan ramuan. b. Data Obyektif (O) KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130x / menit, sekitar tali pusat berwarna kemerahan, sudah mulai kering, terbungkus kain kassa dan sudah tidak berbau busuk. c. Assesment (A) Bayi umur 5 hari dengan Infeksi tali pusat, tidak ada data yang mendukung diagnosa potensial. d. Planning (P) 55
  • 65. Tanggal : 26-04-2015 Pukul : 08.00-08.20 wita 1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Membersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% . 3) Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, Kain kasa yang kotor dan basah telah diganti dengan kain kasa yang kering dan bersih. 4) Mengganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab, Pakaian bayi yang basah telah diganti dengan pakaian yang kering. e. Follow UP 1) Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Tali pusat berwarna kemerahan, sudah mulai kering, terbungkus kain kassa dan sudah tidak berbau busuk. 3. Kunjungan ketiga Tanggal : 27-04-2015 Pukul : 07.40-08.00 wita a. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan tali pusat bayinya kering, masih berwarna merah pada sekitar tali pusat dan tidak berbau busuk. b. Data Obyektif (O) KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 37 ºC, P : 42 x/ menit, LJ: 130 x / menit, sekitar tali pusat berwarna kemerahan, sudah kering, dan tidak berbau busuk. 56
  • 66. c. Assesment (A) Bayi umur 6 hari dengan Infeksi tali pusat, tidak ada data yang mendukung diagnosa potensial. d. Planning (P) Tanggal : 27-04-2015 Pukul: 08.00- 08.20 wita 1) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya dan menjaga tali pusat bayinya agar tetap kering, ibu mengerti dan mau mengikuti anjura bidan. 2) Menganjurkan pada ibu untuk memandikan bayinya, ibu mengerti. 3) Menganjurkan kepada ibu untuk membawa bayinya keposyandu agar mendapat imunisasi lengkap, ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan. e. Follow UP 1) Tidak terjadi tetanus neonatorum. 2) Tali pusat sudah kering. 4. Kunjungan keempat Tanggal : 28 April 2015 Pukul: 07.40-08.00 wita a. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah terlepas dan masih berwarna merah pada sekitar tali pusat dan tidak berbau busuk. b. Data Obyektif (O) 57
  • 67. KU bayi baik, tanda-tanda vital: S: 36,8 ºC, P : 42 x/ menit, LJ : 130x / menit, tali pusat sudah terlepas dan sekitar tali pusat masih berwarna kemerahan dan tidak berbau busuk. c. Assesment (A) Bayi umur 7 hari dengan Infeksi tali pusat,tidak ada data yang mendukung diagnosa potensial. d. Planning (P) Tanggal : 28-04-2015 Pukul : 08.00-08.20 wita 1) Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, keadaan umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. 2) Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan bayinya walaupun tali pusatnya sudah terlepas, ibu mengerti. Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.”M” pada tanggal 24 s.d 28 April 2015 diperoleh meliputi infeksi tali pusat teratasi yang ditandai dengan tali pusat sudah terlepas, tidak bau dan warna kulit disekitar tali pusat sedikit merah, tanda-tanda vital normal, tidak terjadi tetanus neonatorum. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan studi kasus yang telah dipilih oleh penulis, berdasarkan dengan manajemen kebidanan varney mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Selain itu juga penulis akan menguraikan tentang ada
  • 68. tidaknya kesenjangan antara teori yang ada dan praktek yang penulis temukan dilapangan. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada BayiNy.“M“Dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna tanggal 24 s.d 28April 2015. A. Pengumpulan Data Dasar Pengkajian merupakan tahap awal yang digunakan sebagai landasan dalam proses asuhan kebidanan, tahap ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisa data atau fakta yang dikumpulkan dari beberapa data subyektif dan obyektif. Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, studi kasus dan studi kepustakaan. Pengkajian ini dibuat teliti dan sistematis, sehingga dapat diketahui diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang ada dan akhirnya dapat diberikan asuhan kebidanan terhadap masalah tersebut. Data yang diambil penulis terfokus pada masalah yang dialami oleh bayi Ny.”M” Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi.Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014). Tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2011). Setelah dilakukan pengkajian pada bayi Ny.”M”, melalui wawancara/ anamneses penulis mendapatkan Ny.”M” mengatakan sekitar tali pusat bayinya 58 59
  • 69. dioleskan ramuan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, penulis menemukan tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk. Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada kasus bayi Ny.”M” tinjauan pustaka dan kasus memiliki kesamaan. B. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Aktual Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien. Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah mengumpulkan data, maka dikembangkan ke dalam identifikasi data yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Masalah aktual merupakan masalah yang nampak nyata yang dapat diambil melalui data subyektif dan obyektif. Menurut teori, Omfalitis adalah Infeksi pada Tali Pusat, terutama pada pangkal tali pusat. Kondisi ini terutama terjadi pada neonatus dan jarang terjadi di luar masa neonatal. Infeksi dapat meluas hingga vena porta dan menyebabkan berbagai komplikasi. Omfalitis dapat ditandai dengan kulit kemerahan disertai pus. Hasil pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir (Lyndon, 2014). Tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu tali pusat berwana merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk (Wafi, 2011). 60
  • 70. Berdasarkan adanya tanda-tanda utama yaitu tali pusat berwarna merah, bengkak, keluar nanah dan berbau busuk, dengan membersihkan tali dengan iodium povidon sedangkan pada kasus bayi Ny. “M” diperoleh diagnosa/masalah aktual yaitu Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat. Dengan demikian diagnosa/masalah aktual yang telah didentifikasi pada bayi Ny.“M”dengan kasus infeksi tali pusat menunjukan adanya persamaan dari tinjauan pustaka. C. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial Diagnosa masalah potensial terjadi berdasarkan atas diagnosa masalah aktual yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat. Diagnosa potensial kemungkinan terjadi pada kasusbayi Ny. “M” dengan infeksi tali pusat yaitu tetanus neonatorum menurut (Wafi, 2011).Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny. “M” di lahan praktek dapat diidentifikasikan masalah potensial yaitu potensial terjadi tetanus neonatorum. Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus bayi Ny. “M” tampak ada persamaan dan tidak ditemukan adanya kesenjangan. D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Berdasarkan data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien. Tindakan tersebut berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien ataupun konsultasi dengan dokter. Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny.Mtidak perlu ada tindakan segera/ kolaborasi. E. Perencanaan Tindakan 61
  • 71. Rencana tindakan asuhan kebidanan menurut varney, bahwa rencana tindakan. Olehnya itu sebelum melakukan tindakan harus didiskusikan dengan klien ataupun keluarga. Semua tindakan yang diambil harus berdasakan rasional dan relevan yang diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa terlebih dahulu. Menurut Wafi (2011). Penangan Infeksi tali pusat meliputi : 1. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas. Cara penanganannya : a. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan. b. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksi din atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. c. Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih. d. Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas. 2. Infeksi tali pusat berat atau meluas Cara penanganannya : a. Bayi harus dirawat di rumah sakit. b. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasis. c. Jika ditemukan infeksi bakteri yang berat, beri ampicillin atau penicillin dan gentamisin 61
  • 72. d. Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti Kloksasilin (jika ada) sebagai pengganti penicillin jika pustula atau abses kulit meluas. peoral sekurangnya-kurangnya 10 hari e. Jika tidak membaik dalam 2-3 hari, ganti antibiotik dengan sefalosporin generasi ke-3 (sefataksim) maka rujuk bayi ke fasilitas yang lebih lengkap (World Health Organization, 2014). Rencana asuhan kebidanan dikembangkan berdasarkan intervensi dan rasional sesuai dengan masalah aktual dan potensial pada kasus yang didapat maka rencana asuhannya meliputi cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan ibu melakukan ini kapan aja bila memungkinkan, ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, ganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab, anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand. Dengan demikian ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada. F. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “M” didasarkan atas perencanaan yang telah ditetapkan pada rencana asuhan kebidanan. Dimana penulis melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yaitu cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi, bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan ibu melakukan ini kapan aja bila 62
  • 73. memungkinkan, ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basah, gganti pakaian bayi yang basah dengan yang kering dan tidak lembab, anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on demand. Pada tahap ini penulis tidak menemukan permasalahan karena hal ini dibantu oleh ibu keluarga oleh ibu keluarga bayi Ny. “M” yang bekerja sama dalam perawatan bayinya serta mau menerima saran dan asuhan kebidanan yang diberikan. G. Evaluasi Keefektifan Asuhan Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan dimana pada tahap ini dinilai adanya kemajuan dan keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi bayi Ny. “M” dalam evaluasi yang telah diberikan. Setelah melaksanakan asuhan mulai tanggal 24 s.d 28 April 2015 didapatkan infeksi tali pusat teratasi, tidak terjadi tetanus neonatorum, keadaan umum bayi baik. Hasil pembahasan kasus bayi bayi Ny. “M” Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna terdapat tidak adanya kesenjangan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
  • 74. Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. “M” dengan Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Parigi Kabupaten Muna Tahun 2015”. Maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut sebagai berikut : 1. Didapatkan hasil dari pengkajian terhadap Bayi Ny.”M” yaitu bayi lahir tanggal 22 April 2015, nampak tali pusat berwarna merah, bengkak, keluar nanah dan bau busuk. 2. Didapatkan diagnosa masalah aktual pada Bayi Ny.”M” yaitu “Bayi umur 3 hari dengan infeksi tali pusat”. 3. Didapatkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi apabila masalah pada bayi Ny.“M” tidak teratasi maka akan terjadi tetanus neonatorum. 4. Melaksanakan antisipasi tindakan segera pada bayi Ny “M” yaitu membersihkan tali pusat dengan iodium povidon. 5. Didapatkan rencana asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi Ny.”M” dengan infeksi tali pusat yaitu mencuci tangan, bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik iodium povidon 2,5% delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. 6. Tindakan asuhan kebidanan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. 7. Hasil evaluasi terhadap Bayi Ny.”M” yaitu infeksi talipusat teratasi, tidak terjadi tetanus neonatorum, Keadaan Umum bayi baik. 8. Dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP. B. SARAN 1. Bagi Institusi Pendidikan 64 63
  • 75. Diharapkan dengan disusunnya studi kasus ini keefektifan proses belajar dapat ditingkatkan. Serta lebih meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam hal penanganan kasus infeksi tali pusat. Serta kedepan dapat menerapkan dan mengaplikasikan hasil dari studi yang telah didapat pada lahan kerja. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi sumber ilmu dan bacaan yang dapat memberi informasi terbaru serta menjadi sumber referensi yang dapat digunakan sebagai pelengkap dalam pembuatan studi kasus pada semester akhir berikutnya. 2. Bagi Penulis praktekDiharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan infeksi tali pusat dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat di bangku kuliah dan di lahan. 3. Bagi Lahan Praktik Diharapkan Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada kasus infeksi tali pusat dan dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat lebih meningkatakan kualitas pelayanan secara komprehensif khususnya dalam menangani bayi baru lahir dengan asfiksia, sehingga Angka Kematian Bayi (AKB) dapat diturunkan.
  • 76. DAFTAR PUSTAKA Catatan dan Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2015. Data Profil Puskesmas Parigi tahun 2015 Depkes RI, http://digilib. stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=423. Diakses tanggal 18 agustus 2015, jam 10.00 wita. Kapitaselekta, (2010)https://www.google.com/search?q=buku+kapitaselekta+2010+te ntang+infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Lyndon, S,.(2014). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tanggerang Selatan. Binarupa Aksara. Marmi, (2012) Rahardjo, K., (2012). Asuhan neonatus, Bayi, Balita Dan AnakPrasekolah., Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Mirnawati, (2011). https://www.google.co.id/search?q= buku+ mirna+ wati+ 2011+ Metode+pendokumentasian. Diakses tanggal 18/08/2015 jam 21.00 wita. Mieke, (2011) https://www.google.com/search?q=buku+mieke+2011+tentang+infeksi +tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Musbikin, (2010) https://www.google.com/search?q= buku+ musbikin+ 2010+ tentang+ infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Prawihardjo, (2011) https://www.google.com/search?q=buku+prawihardjo+2011+tent ang+infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Prawihardjo, (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. Bina Pustaka. Prawihardjo,(2008) https://www.google.com/search?q=buku+prawihardjo+2008+tent ang+ infeksi+tali+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Profil Kesehatan Privinsi Sulawesi Tenggara(2012), (http://www.depkes.go.id/downlo ads/PROFIL KES PROVINSI 2012/27 pdf). Diakses tanggal 18/08/2015, jam 21.00 wita. Sudarti (2014). Kehamilan Persalinan Nifas Dan Neonatus Resiko Tinggi, Yogyakarta. Sudarti dan Fauziah(2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dan Kegawatan. Yogyakarta.
  • 77. Sean (2012).https://www.google.com/search?q=buku+sean+2012+tentang+infeksi+tal i+pusat&ie=utf-8&oe=utf-8 Varney, H.,Kriebs, J.M.,Gegor, L.C.,(2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta. EGC. WHO, (2014). Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO,(2012). http://digillib.unimus.ac.id/download.php?id=7069. Diakses tanggal 08/08/2015 jam 20.00 wita. 66