SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Download to read offline
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA
DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
WA IDA
PSW.IB.2013.0041
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…………………………………)
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes (………………………………...)
3. Yanti, S.ST (………………………………..)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Wa Ida
NIM : PSW.B.2013.IB.0041
Tempat / Tanggal Lahir : Waara, 20 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 4 Lohia 2001 – 2007
B. SMP : SMP Negeri 4 Lohia 2007– 2010
C. SMA : SMA 1 Lohia 2010– 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hanya karena Allah segala sesuatu terjadi,hanya dengan izin-Nya semua
yang kita impikan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedang Allah jua
yang menentukan hasilnya. Dengan izin Allah pula, penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini dapat diselesaikan.
Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan program D-III Kebidanan Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang
Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2014 s.d 2015 “ dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu sudah pantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Wa Ode Siti Asma, S.ST.,
M.Kes selaku pembimbing I dan Yanti, S.ST selaku pembimbing II atas segala
kesediaan, kesungguhan, dan kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya pada
kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada
vi
1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan selaku Penguji yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan koreksi dan masukan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
3. Direktur RSUD Kabupaten Muna, yang telah memberikan izin penelitian di
wilayah kerjanya serta memberikan data dan informasi yang diperlukan
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Kepala Ruangan Delima RSUD Kabupaten Mun, yang telah memberikan izin
untuk pengambilan data di Ruang Delima RSUD yang diperlukan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda La Patangi dan Ibunda Wa Limbona
yang tak henti-hentinya mendidik, membimbing, membiayai, dan mendoakan
penulis sejak kecil hingga saat ini, serta kelima saudaraku Sabirudin, La
Safiu, Indohasra, Wa Ani, dan Saidil Anwar , yang selalu menemani dalam
segala suka dan duka, memberi semangat, masukan, dan banyak membantu
dalam perkuliahan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
7. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan V khususnya
Lisnawati Kole, Inta Nugrahayu, Isna, erna yang selalu memberi semangat
dan dukungan, serta kebersamaan selama masa perkuliahan serta Taufiq
vii
Hanafing yang selama ini sudah bersedia menjadi tempat berkeluh kesahku
selama masa perkuliahan sampai penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna
baik dari segi materi maupun penulisannya karena “ Tak Ada Gading yang
Tak Retak. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini Akhirnya semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan dan
semoga kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan
diberikan balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa.
WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.
Raha, Agustus 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………i
Riwayat Hidup……………………………………………………………………...…ii
Inti Sari……………………………………………………………………………….iii
Lembar Persetujuan………………………………………………………………......iv
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………...v
Kata Pengantar………………………………………………………………….........vi
Daftar Isi……………………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………...……………………………………………3
C. Tujuan Penelitian……...………………………………………………….4
D. Manfaat Penelitian……….……………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….6
A. Telaah Pustaka………………………...…………………………………6
1. Kehamilan …………………………………………………………...6
2. Pre-eklamsia………………………………………………….…..…23
a. Etiologi…………………………………………………...……..25
b. Patofisiologi………………………………………………….....26
c. Gejala klinik………………………………………………….....31
d. Penanganan Preeklamsia…………………………………..........32
3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia……...…….36
B. Landasan Teori……...…..………………………………………………43
1. Kehamilan ……………………………………………...…………..43
2. Preeklamsia……………………………………………….….……..44
3. Umur Ibu…………………………………………………...……….44
4. Paritas……………………………………………………………….45
i
ii
iii
vi
C. Kerangka Konsep……………………………………………...………..46
D. Pertanyaan Penelitian…………...………………………………………46
BAB III METODE PENELITIAN……….……………………………………….47
A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………..……………47
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….47
C. Subyek Penelitian…………………...………………………………….47
D. Identifikasi Variabel Penelitian……………………...…………………48
E. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………..…48
F. Instrumen Penelitian…………………………………………..……….48
G. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………………48
H. Jalannya Penelitian………………….……………………………….…50
BAB V :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……...………………….51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………...…51
1. Letak Geografis………………………………………………….....51
2. Sejarah Singkat …………………………………………………….51
3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit………………….………….52
4. Lingkungan Fisik …………..………………………………………53
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan…………………………………..….53
6. Ketenagaan ……………………………………………………..….54
B. Hasil Penelitian………………………………………………………….55
C. Pembahasan………………………..……………………………………57
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..62
A.Kesimpulan…………………..………………………………………….62
B.Saran………………………………………………………………….....62
DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………………………..
Lampiran-lampiran
x
INTISARI
WA IDA (PSW.B.2013.IB.0041). Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang
Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dibawah bimbingan Wa Ode Siti
Asma dan Yanti.
Latar Belakang: Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian, dan di
Indonesia disamping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang
terdapat dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497
orang yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu
hamil sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi
jumlah keseluruhan preeklampsia pada ibu hamil sebanyak 45 orang dari 919 ibu
hamil yang memeriksakan kehamilanya.
Metode Penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, teknik
pengambilan sampel dalam penelitian tersebut total sampling
Hasil Penelitian : Berdasarkan Umur, penderita preeklamsia pada umur < 20 &
> 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), gravida 1 sebanyak 15 orang (33%),
penyebab faktor lain sebanyak 15 orang (33%), umur (tahun) < 20 & > 35 dan
gravida I sebanyak 2 orang (5%)
Kesimpulan : Penderita preeklamsia berdasarkan umur paling banyak ditemukan
pada kelompok ibu dengan umur < 20 dan > 35 tahun sebesar 29%, gravida 1
sebesar 33%, dan penyebab faktor lain sebesar 33%.
Kata Kunci : Ibu Hamil, Preeklamsia.
Daftar Pustaka : 12 kepustakaan (2007-2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan di atas
20 minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di
atas 140/90 mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam
air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi,
diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau di atas 40
tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.
Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih rendah
karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan mengencerkan
dan menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih banyak
mengalirkan oksigen dan sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan volume
darah juga sebagai persiapan untuk proses melahirkan (di mana si ibu akan
mengeluarkan banyak darah) sehingga kelak tidak kekurangan darah. Penyebab
pasti Preeklamsia hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas. Diduga karena
kondisi plasentanya, kekurangan oksigen atau ada gangguan di pembuluh darah.
Kondisi ini harus mendapat perhatian khusus, karena akibatnya bisa
membahayakan (Asniar 2013).
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti afrika Sub-Saharan 179.000
1
2
jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian
ibu di negara-negera Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaisya 29 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014)
Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal di Indonesia di
samping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun angka kematian ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia untuk periode 2008 sampai dengan
2012 ialah 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari
hasil SDKI 2007 yang besarnya 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian
preeklamsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case
Fatality Rate (CFR) preeklamsia mencapai 1,4% sampai 1,8%. Di Indonesia
frekuensi kejadian preeklamsia sekitar 3-10% (Suparman E, 2014).
Angka kematian ibu 2012 sulawesi tenggara sebesar 189 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Sulawes Tenggara yaitu
perdarahan (55,22%), eklamsia (28,42%), infeksi (11,29%), dan lain-lain
(5,06˚%). Penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan (antenatal care), dan nifas (post natal) yang memadai (Profil Dinkes
Propinsi Sultra, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara terdapat 6.631 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya pada periode
2013. Dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 29 (2.28%) yang menderita
3
Preeklamsia, dan kematian karena preeklamsia sebanyak 2 orang. Tahun 2014
terdapat 6.651 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya, dari jumlah ibu hamil
tersebut yang menderita preeklamsia meningkat menjadi 58 (1.14%) orang dan
kematian karena preeklamsia meningkat menjadi 3 orang. Pada tahun 2015
terdapat 4.958 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya. Dan mengalami
eklamsia dari jumlah ibu hamil tersebut yang menderita preeklamsia sebanyak 41
(1.20%) orang dan meninggal karena preeklamsia menurun menjadi 1 orang.
Tahun 2015 jumlah ibu hamil menurun 1.693 dari 6.651 ibu hamil dari tahun
sebelumnya disebabkan karena adanya pembagian wilayah Kabupaten Muna
dibagi menjadi dua wilayah yaitu Muna Induk dan Muna Barat (Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara 2013 s.d. 2015).
Peneliti melakukan penelitian sebagai data awal di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang terdapat
dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497 orang
yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu hamil
sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi
jumlah keseluruhan ibu hamil dengan yang mengalami preeklampsia tahun 2014
s.d. 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didapatkan penderita
preeklamsia sebanyak 45 orang dari 919 ibu hamil yang memeriksakan
kehamilanya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan judul Identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d.
2015.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi dalam penelitian
ini adalah berapa persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami Preeklamsia
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami
preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d. 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2014 s.d. 2015.
b. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d. 2015.
c. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015.s
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Dapat menambah wawasan dan informasi ilmiah dalam ilmu kebidanan
khususnya tentang gambaran factor resiko ibu hamil dengan preeklamsia serta
5
sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya dalam
ilmu kebidanan.
2. Praktis
a. Bagi Tempat Peneliti
Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil
tentang Preeklamsia
b. Bagi Institusi Kebidanan
Sebagai penambahan informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam
melakukan penelitian kebidan selanjutnya yang berkaitan dengan
preeklamsia .
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata kuliah
metode penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati.
Yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ
reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami
kehamilan (Mandriwati, 2007).
b. Proses Kehamilan
Secara medis, kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa dari pria. Sel telur yang dibuahiakan berkembang
jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai
menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender
rahim yang terletak dirongga rahim
c. Diagnosa Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
6
7
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), tanda-tanda
kehamilan dapat dibagi menjadi :
1) Tanda-tanda dugaan hamil adalah sebagai berikut :
a) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak
selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas-
batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.
c) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan
pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
8
d) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi
tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan
cloasma gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba
tampak menjadi lebih hitam.
e) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid (Hanifa, 2005).
f) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama (Hanifa, 2005).
g) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada
multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Hanifa,
2005).
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah sebagai berikut :
a) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain
didinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri
seakan-akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek pada
kehamilan). Pada kehamilan 6–8 minggu dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini (Hanifa, 2005).
b) Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata
hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus
9
dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya)
(Armi, 2006).
c) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi.
Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton
Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa
kehamilan bukan kehamilan ektopik (Armi, 2006).
d) Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-
konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus,
keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
e) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu (Hanifa, 2005).
3) Tanda-tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat atau teraba gerakan janin
c) Teraba bagian-bagian janin
d) Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat
dopler,
10
e) dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi untuk membantu membuat diagnosa
kehamilan sedini-dininya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
berdasarkan adanya khoriogonadotropin Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi, 2006).
d. Perubahan Fisiologis dan Psikologis
1) Perubahan Fisiologis Ibu
a) Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya
30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak,
dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin
(Manuaba, 2010).
b) Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
(Manuaba, 2010).
c) Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain
terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah
11
meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pada
jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan
pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat
stimulasi estrogen (Aprillia, 2010).
d) Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), pada
awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi
semakin lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat.
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola
akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan
membesar dan cenderung menonjol keluar.
e) Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat
jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm
rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang
disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
12
f) Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi
rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan
peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan
perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010).
g) Sistem Pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), seiring
dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan
tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas
otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan
asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat
penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis
dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan
perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid
juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran
uterus.
h) Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin
13
lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah (Manuaba,
2010).
i) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae,
papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010).
j) Metabolisme
Menurut Manuaba (2010), perubahan metabolisme pada
kehamilan:
(1) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama
pada trimester ketiga.
(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi
darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
(3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur
ayam sehari.
(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
14
(5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
(a) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-
tukan tulang janin.
(b) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
(c) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
(d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat
terjadi retensi air.
(6) Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
2) Perubahan-Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
a) Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar harmon progesteron dan estrogen
dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan, ibu berharap untuk
tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil.
Kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya. Hasrat untuk
15
melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini
berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks
yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido
selama periode ini. Keadaan ini menciptakn kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak
wanita merasa butuh untuk dicinti dan merasakan kuat untuk
mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan. Semua ini merupakan bagian normal dari proses
kehamilan pada trimester pertama.
b) Perubahan psikologis trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan merasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu
besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas
dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
16
c) Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaanya akan timbulnya tanda dan gejala
akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau bayi yang akan
dilahirkanya tudak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan (Notoatmodjo, dkk, 2010)
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1) Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri
dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, Puskesmas,
Rumah Bersalin atau Poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu
hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
17
buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya
akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun
ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin.
Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan
kesulitan saat proses persalinan.
2) Faktor Psikologis
a) Stess
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan
atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak
tertangani dengan baik
b) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan
ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung
bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka
ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c) Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat
istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup
sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu
18
hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku
makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di pantang adat
padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting
adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses
kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak
awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik (Diah, 2014).
2. Preeklamsia
a. Definisi Preeklamsia
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umunya terjadi
dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro H, 2007). Hipertensi adalah
19
tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4 – 6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah tinggi ( ≥ 140/90
mmHg ) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan
tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis (WHO,
2013). Klasifikasi Preeklamsia adalah sebagai berikut
1) Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada
masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu pada penyakit trofoblas (Nugroho T, 2010).
2) Preeklamsia Berat/Eklamsia
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil
sudah dapat digolongkan preeklampsia berat :
a) tekanan darah 160/110 mmHg.
b) oliguria, urin kurang dari 400cc/24jam.
c) proteinuria lebih dari 0.3 gr/liter.
d) keluhan subyektif yaitu nyeri epigastrium, gangguan penglihatan,
nyeri kepala, oedem paru dan sianosis, serta gangguan kesadaran
(Manuaba, 2010).
Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit
digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/atau gejalah di bawah ini
ditemukan
20
(a) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110
mmHg atau lebih
(b) Proteinuria 5 gr, atau lebih dalam 24 jam/3 atau 4+ pada
pemeriksaan kualitatif
(c) Oliguria, air kencing 400 ml, atau kurang dalam 24 jam
(d) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah
epigastrium
(e) Edema paru-paru atau sianosis.
b. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab Preeklamsia dan eklamsia sampai
sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba
menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang
dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima
harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan
ganga, hidramnion, dan mola hidatidosa
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
4) Sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan
berikutnya
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
21
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai
sebabpPreeklamsia adalah iskemia plasenta. Akan tetepi, dengan teori ini
tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu.
Rupanya tidak hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang
menyebabkan preeklamsia dan eklamsia. Diantara faktor-faktor yang
ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang
akibat.
(c). Patofisiologi
Preeklamsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh
karena itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi patologik berasal dari
penderita eklamsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini
dengan biopsies hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-
patologik pada alat-alat itu pada Preeklamsia tidak banyak berbeda dari
pada yang ditemukan pada preeklamsia. Perlu dikemukakan disini bahwa
tidak ada perubahan hitopatologik yang khas pada preeklamsia dan
eklamsia. Perdarahan, dan thrombosis pembuluh darah kecil pada
penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan
tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola.
Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga
dalam pathogenesis kelainan-kelainan tersebut.
22
2) Perubahan anatomi patologik
a) Plasenta
Pada Preeklamsia terdapat spasmus arteriola spiralis desi dua
dengan akibat menurunya aliran darah ke plasenta. Perubahan
plasenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti
menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam
filli karena fibrosis, dan konfersi mesoderm menjadi jaringan
fibotik, dipercepat prosesnya pada Preeklamsia dan hipertensi.
b) Ginjal
Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Dan pada simpai
ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan-
perdaran kecil. Penyelidikan biopsie pada ginjal oleh Altchek dan
kawan-kawanya (1968) menunjukan pada Preeklamsia bahwa
kelainan gomerulus berupa :
(1) Hyperplasia sel-sel jukstaglomeruler
(2) Kelainan pada tubulus-tubulus Henle
(3) Spasmus pembuluh darah ke glomerulus
c) Hati
Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak
tempat-tempat perdarahan yang tidak teratur. Pada periksaan
mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi
lobules, disertai thrombosis pada pembuluh darah kecil terutama
disekitar vena porta.walaupun umumnya lokasi ialah periportal,
23
namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-tempat lain.
Dalam pada itu rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat
penyakit dan luas perubahan pada hati.
d) Otak
Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan
perdarahan.
e) Retina
Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada
arteriola-arteiola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena
tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat
edema pada diskus optikus dan retina.
f) Paru-paru
Paru-paru menunjukan berbagai tingkat edema dan perubahan
karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang
ditemukan abses paru-paru.
g) Jantung
Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklamsia jantung
biasanya mengalami perubahan degenerative pada miokardium.
Sering ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta
nekrosis dan perdarahan.
24
h) Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal dapat menunjukan kelainan berupa perdarahan
dan nekrosis dalam berbagai tingkat.
3) Perubahan fisiologi patologik
a) Perubahan pada plasenta dan uterus
Menurunya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan
fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin
terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat
janin sampai kematianya karena kekurangan oksigenasi. Kenaikan
tonus uterus dan kepekaan terhadap rangsangan sering di dapatkan
pada preeklamsia dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus
prematurus.
b) Perubahan pada ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke ginjal
menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus mengurang.
Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan
proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi garam dan air.
c) Perubahan pada retina
Pada preeklamsia tampak retina edema, spasmus setempat atau
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri jarang terlihat
perdarahan atau eksudat.
25
d) Perubahan pada paru-paru
Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita
Preeklamsia dan eklamsia. Komplikasi ini biasanya disebabkan
oleh dekompensasio kordis kiri.
e) Perubahan pada otak
McCall melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak
pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada
eklamsia. Walaupun demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian
oksigen pada preeklamsia tetap dalam batas normal. Pemakaian
oksigen oleh otak hanya menurun pada eklamsia.
f) Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyertai preeklamsia dan eklamsia tidak
diketahui sebabnya. Terjadi disini pergeseran cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, yang diikuti oleh
kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering
bertambahnya edema, menyebabkan volume darah
mengurang,viskositet darah meningkat, waktu peredaran darah tepi
lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian
tubuh mengurang, dengan akibat hipoksia. Dengan perbaikan
keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunya hematokrit
dapat dipakai sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan penyakit
dan tentang berhasilnya pengobatan. Jumlah air dan natrium dalam
badan lebih banyak pada penderita preeklamsia dari pada pada
26
wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun.
Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna
air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi
glomerulus menurun sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak
berubah (Winkjosastro H, 2007)
d. Gejala Klinik
1) Gejala Klinis Preeklamsia Ringan
a) Hipertensi: sistolik / diastolk 140/90 mmHg
b) Proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam
atau secara kualitatif positif 2 (+2).
c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah
atau tangan.
d) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda Preeklamsia
berat.
2) Gambaran Klinik Preeklamsia Berat
a) Tekanan darah sistolik atau sama 160 mmHg atau diastolic
lebih atau sama dengan 110 mmHg, tekanan darah ini tidak
menurun meskipun ibu hamil sudah rawat baring di rumah sakit.
b) Protein urin 5 graam atau lebih per 24 jam atau kualitatif positif
3 atau 4.
c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc per 24 jam
disertai dengan kenaikan kreatinin plasma.
d) Gangguan visus dan cerebral.
27
e) Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas abdomen.
f) Edema paru, syanosis.
g) Pertumbuhan janin intra uterin terlambat.
h) Adanya HELLP syndrome (Hemolisis Elevated Liver Function
Test and Low Platelet Count) (Nugroho, 2010).
Pada preeklamsia ringan gejala subjektif belum dijumpai, tetapi
pada preeklamsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala
terutama daerah frontalis, rasa nyeri didaerah epigastrium, penglihatan
menjadi kabur, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernapasan
sampai sianosis, dan terjadi gangguan kesadaran (Manuaba, 2007).
e. Penanganan Preeklamsia
1) Preeklamsia Ringan
Pada Preeklamsia ringan, penanganan simtomatis dan berobat jalan
dengan memberikan:
a) Sedative ringan (Phenobarbital 3x30 mg, valium 3x10 mg)
b) Obat penunjang (vitamin B kompleks, vitamin C atau vitamin E,
zat besi)
c) Nasehat (garam dalam makanan dikurangi, lebih banhyak istrahat,
baring kearah punggung janin, segera datang memeriksakan diri,
bila terdapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak,
atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada
epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-
berkurang, pengeluaran urin berkurang)
28
d) Jadwal periksaan hamil di percepat dan di perketat. Petunjuk untuk
segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memerhatikan hal berikut:
(1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
(2) Protein dalam urine 1 plus atau lebih
(3) Kenaikan berat badan 1,5 kg, atau lebih dalam seminggu
(4) Edema bertambah dengan mendadak
(5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
2) Penanganan Preeklamsia Berat/Eklamsia
Pengobatan eklamsia dengan perawatan di rumah sakit dilaksanakan
sebagai berikut:
a) Kamar isolasi untuk menghindari rangsangan dari luar (sinar atau
keributan), mengurangi menerima kunjungan, yang merawat
jumlahnya terbatas.
b) Pengobatan medis. Banyak pengobatan yang telah diperkenalkan
untuk dapat menghindari kejang berkelanjutan dan meningkatkan
vitalitas janin dalam kandungan
(1) System stroganoff: suntikan 100 mg luminal,1/2 jam kemudian
suntikan 10 cc magnesium sulfat 40% IM, selanjutnya tiap 3
jam berganti-ganti diberi luminal 50 mg, dan 10 cc magnesium
sulfat 40% IM
(2) sodium pentothal. Pemberian sodium pentothal dapat
menghilangkan kejang. Dosis awal penthotal antara 200 dan
300 mg, IV perlahan-lahan
29
(3) magnesium sulfat. Magnesium sulfat mempunyai efek
menurungkan tekanan darah, mengurangi sensitivitas saraf
pada sinapsis meningkatkan dieresis, merusak sirkulasi
iskemia plasenta, sehingga menurungkan gejala klinis
eklamsia. Dosis pemberian larutan MgSO4 40%
(4) Intramuscular (8 g daerah gluteal kanan kiri, 4 g interval 6
jam)
(5) Intravena (10 cc magnesium sulfat 40% intravena perlahan-
lahan, diikuti intramuscular 8 g). syarat pemberian
magnesium sulfat adalah refleks patella masih positif,
pernapasan tidak kurang dari 16 per menit, dieresis minimal
600 cc/24 jam. Antidotum untuk magnesium sulfat adalah 1 g
kalsium klorida atau glukonas kalsikus.
(6) Diazepam valium. Diazepam atau valium dipergunakan
sebagai pengobatan eklamsia, karena mudah didapat dan
murah. Dosis maksimal diazepam adalah 120 mg/24 jam.
Metode pemberian valium: pasang infuse glukosa 5% dosis
awal diberikan 20 mg/intravena. Dosis ikutan dalam glukosa
5% 10 sampai 20 mg dengan 20 tetesan/menit. Observasi yang
dilakukan: kesadaran penderita, keadaan janin dalam rahim,
kejang-kejang, dieresis, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
(7) Litik koktil. Litik koktil terdiri dari petidin 100 mg,
klorpromazih 100 mg, dan prometazin 50 mg yang dilarutkan
30
dalam 500 cc glukosa 5% diberikan intravena dengan
memerhatikan tekanan darah, nadi, dan kejang. Observasi
pengobatan dilakukan setiap 5 menit, karena takanan darah
dapat menurun mendadak.
(a) Pengawasan dalam pengobatan. Observasi dalam
pengobatan eklamsia sangat penting karena sewaktu-
waktu dapat terjadi komplikasi yang memberatkan
pemerintah dan janin dalam kandungan. Observasi tanda
vital dilakukan setiap 30 menit terhadap pernapasan dan
ronki basal, suhu, dan serangan kejang. Dalam keadaan
koma: tidur terlentang, kepala miring kesamping, siapkan
pengisap lendir, dan berikan O2 untuk ibu dan janinnya.
Dalam keadaan serangan kejang: damping pasien agar
tidak jatuh, sediakan spatel lidah untuk menghindari
gigitan lidah, ukur jumlah cairan yang masuk dalam 24
jam 2000 cc. Nutrisi pasien koma: glukosa 10%
,menghindari metabolism lemak dan protein, pemberian
asam amino dengan aminofusin, pemberian B kompleks,
dan vitamin C. Pada pengobatan yang berhasil, dijumpai
perbaikan dieresis makin bertambah, tekanan darah
menurun, nadi membaik, kesadaran membaik, kejang
berkurang. Pada kegagalan pengobatan dapat dijumpai
gejala kejang lebih dari 12 kali, suhu meningkat diatas
31
39ºC, kesadaran makin menurun, nadi meningkat diatas
100 kali per menit
(b) Tindakan kebidanan. Penderita preeklamsia berat dan
eklamsia tidak tahan terhadap perdarahan dan trauma
persalinan, sehingga perlu dipikirkan agar persalinan
dengan trauma minimal. Pemilihan persalinan bergantung
pada beberapa faktor paritas penderita, usia anak terkecil,
dan usia penderita. Keadaan serviks: pembukaan, arah
serviks, kekakuan serviks. Keadaan janin intrauterine:
ketuban belum pecah, jumlah air ketuban, warna air
ketuban, tanda asfeksia intrauterine. Tempat pertolongan
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas cukup, obat
tersedia, tenaga terlatih dan anastesi (Manuaba, 2007).
3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia.
a. Usia
1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)
Kehamilan terlalu muda adalah hamil pada usia < 20 tahun.
Pada usia <20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan
dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan
serta perkembangan fisik ibu terhambat.
32
2) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)
Kehamilan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi
kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya
otot, syaraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih
dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung (BKKBN, 2007).
Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun
perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju
preeklampsia/eklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah,
kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri
dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu
hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan,
kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang
kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan
tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan
berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup
mandiri mengejar karier sehingga akan terlambat menikah dan hamil
diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap mereka perlu juga
diperhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres pekerjaan,
hipertensi dapat menjadi pemicu preeklampsia/eklamsia, diabetes
melitus, perdarahan antepartum, abortus, persalinan premature,
kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang janin dalam rahim
(Asniar, 2015)
33
b. Gravida
Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus,
molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang
ibu (sumarah dkk, 2008). Insiden reeklamsia 7-12% terjadi pada primi
gravida, sedangkan untuk multigravida insiden preeklamsia 5-8%. Hal ini
pada primigravida disebabkan karena baru pertama kali terpajan vili
korealis. Dimana vili korealis mengandung desi dua yang banyak sel dan
apa bila diaktifkan banyak mengeluarkan zat yang merugikan yang mana
zat-zat itu sebagai mediator untuk memicu cedera sel endotel akibat cedera
itu bisa terjadi preeklamsia (Cunningham, 2005).
c. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar yaitu suatu kehamilan dimana terdapat dua atau
lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan kembar dapat memberikan
risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin (Joseph & nugroho, 2010).
Wanita dengan kehamilan kembar berisiko tinggi mengalami preeklamsia.
Hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan massa plasenta dan produksi
hormone. Oleh karena itu akan sangat membantu jika ibu dan anggota
keluarganya dilibatkan dalam mengamati gejala yang berhubungan dengan
preeklamsia (Varney, 2007).
d. Molahidatidosa
Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetis tidak
normal, yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta.
Perkembangan jaringan plasenta abnormal yang pesat menyebabkan kadar
34
hormone B-Hcg menjadi sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi yang akan menimbulkan preeklamsia (Varney, 2007).
e. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi merupakan pendapatan keluarga yang dapat
menunjang kebutuhan hidup keluarga. Sosial ekonomi berhubungan
dengan kejadian preeklamsia, dimana dengan pendapatan rendah
mempengaruhi terjadinya preeklamsia, karena jika pendapatan rendah
seorang ibu tidak menyiapkan makanan yang mengandung kalsium
sehingga untuk memproduksi makanan yang mengandung kalsium
berkurang dan ibu mengalami kekurangan kalsium yang dapat
menyebabkan hipertensi (Winkjosastro, 2007).
f. Riwayat Preeklamsia
Preeklamsia atau sering disebut dengan Toksemia Gravidarum atau
keracunan kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian paling
sering pada ibu hamil. Gejala yang dapat ditemukan pada penderita
preeklamsia yaitu tekanan darah yang meningkat, pembengkakan pada
tungkai dan ditemukanya protein dalam air seni. Bila keadaan ini tidak
diatasi, maka penderita akan jatuh kedalam keadaan eklamsia yang
berakibat kejang, suatu kondisi yang dapat membahayakan jiwa ibu
maupun janin dalam kandungan. Ibu dengan riwayat preeklamsia
sebelumnya berisiko mengalami preeklamsia pada kehamilan selanjutnya
(Winkjosastro, 2007).
35
g. Diabetes Melitus
Diabetes tejadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak cukup.
Insulin adalah hormone yang yang diproduksi oleh sel beta pulau
langerhans didalam pancreas. Fungsi insulin adalah mengangkut glukosa
kedalam sel bergantung pada jumlah glukosa yang masuk, yang kemudian
diubah menjadi energi. Pada diabetes, tidak terjadi kekurangan glukosa
didalam darah, melainkan glukosa tak dapat diangkut kedalam sel tanpa
persediaan insulin yang cukup. Keadaan ini pada akhirnya akan
menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia menimbulkan banyak efek
merugikan pada kehamilan. Untuk diabetes tipe I dan II, dengan control
glikemia yang jarang, peningkatan kadar koten dan glukosa terbukti
bersifat teratogenik sehingga menyebabkan anomaly konginetal, seperti
defek jantung, defek system saraf pusat, sindro menurun kaudal. Kematian
pembuluh darah pada diabetes tipe I menyebabkan penurunan aliran darah
ke uterus dan plasenta sehingga meningkatkan infusiensi uteroplasenta,
yang mengakibatkan IUGR dan efek-efek lain. Pada sejumlah besar wanita
juga ditemukan hipertensi dan preeklamsia (Varney, 2007).
4. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik
lahir hidup maupun lahir mati. Paritas adalah jumlah kehamilan yang
dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang
atau sebelumnya. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup diluar rahim dengan usia kehamilan 28 minggu
(Pusdiknakes, 2006). Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah
36
anak yang dimiliki oleh seorang wanita. Faktor paritas memiliki pengaruh
terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu
yang pertama kali mengalami masa kehamilan. Klasifikasi Paritas adalah
sebagai berikut:
a. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). Primigravida adalah
seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali
hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda.
Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35
tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada usia diatas 35 tahun
disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam kehamilan
risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat
terancam. Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang
dijumpai dari pada primigravida tua. Dikarenakan pada primigravida muda
dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada primigravida tua risiko
kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena preeklampsia/
eklampsia (Manuaba, 2007)
b. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali (Prawirohardjo, 2009).
37
c. Grandemultipara
Grande Multipara adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan
lebih dari 4 kali. Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan
risiko tinggi. Ibu hamil dengan risiko tinggi memiliki bahaya yang lebih
besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila di bandingkan dengan
ibu hamil normal. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan segera.
Pada primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering
mengalami stres dalam menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjadi
pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan Corticotropic-
Releasing Hormone (CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian
menyebabkan peningkatan kotisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan
tubuh untuk berespons terhadap semua stressor dengan meningkatkan
respons simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan
curah jantung dan mempertahankan tekanan darah (Corwin, 2001).
Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah
jantung dan resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume
darah meningkat secara dratis. Pada wanita sehat, peningkatan volume
darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas vaskular terhadap
hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan
resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan
darah rendah. Pada wanita dengan preeklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi
penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut,
38
sehingga peningkatan besar volume darah langsung meningkatkan curah
jantung dan tekanan darah (Corwin, 2007).
B. Landasan Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan
perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003).
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan (Maulana, 2008). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).
2. Preeklamsia
Preeklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh
kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari
laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam
dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat (Dewi, 2009).
a. Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
39
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas
b. Preeklamsia Berat
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini dkk, 2009).
3. Umur Ibu
Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut
Bobak (2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35
tahun. Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun,
keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan
meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan
eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2006),
rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal
ini menurut Rochjati (2006) disebabkan karena tenjadinya perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini
menurut Potter (2006), juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat
cenderung meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
4. Graviditas
Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya
preeklamsia. Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi
pada primigravida dari pada multigravida. Berdasarkan teori immunologik
40
yang disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan
pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak
sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan
penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi
(plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
preeklamsia.
41
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel Independen (variabel bebas)
= Variabel Dependen (variabel terikat)
= Hubungan
D. Jalanya Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
s.d. 2015 ?
2. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun
2014 s.d. 2015 ?
3. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ?
Umur
Gravida Preeklamsia
Faktor lain
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui persentase faktor risiko
ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Raha
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami
preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d.
2015 sebanyak 45 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 45 orang yang mengalami preeklampsia.
47
43
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel dependent dan variabel Independen
a. variabel dependen (variabel terikat) : Preeklamsia.
b. variabel independent (variabel bebas) : umur, gravida, dan penyebab lain.
E. Variabel dan Definisi Operasional
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai sekarang yang
dapat dilihat melalui medical record, dengan kategori:
a .< 20 dan > 35 tahun : Berisiko
b. 20 – 35 tahun : Tidak Berisiko
c. Faktor lain : Penyebabnya Tidak Diketahui
Skala: Nominal
2. Gravida
Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus,
molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang ibu
(sumarah dkk, 2008) dengan kategori :
a. Gravida 1 : Berisiko
b. Gravida ≥ 1 : Tidak Berisiko
Skala: Nominal
3. Faktor lain
Faktor lain yang dimaksud adalah penyebabnya tidak diketahui.
44
F. Instrumen penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan cheek list
dengan mengambil data rekam medic berdasarkan variabel yang diteliti.
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing
Dilakukan pengecekan akan kelengkapan data pada format kuesioner
terkumpul, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan,
bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data, maka
dilakukan pendataan ulang.
b. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk
mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
kesimpulan kemudian data dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian
dilakukan pembahasan dengan menggunakan kepustakaan yang ada. Persentase
data diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai
45
Berikut:P = 100%
Keterangan :
P: Persentase yang dicari
f: Frekuensi setiap variabel yang diteliti
n: Jumlah sampel (Notoatmojo, 2010).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus izin
penelitiabn kepada instasi dan melapor kepada Kepala Ruangan Kebidanan
Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua jumlah ibu hamil yang
mengalami preeklamsia yang tercantum dalam buku register.
3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dan disajikan secara
deskriptif.
4. Tahap Laporan
Pada tahap ini disusun laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna terletak di Ibu
kota Kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir No. 6 Kelurahan Raha 1 Kota
Raha. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum. RSUD Kabupaten Muna memiliki batas-batas yaitu sebelah utara
berbatasan dengan jalan Basuki Rahmat, sebelah timur berbatasan dengan jalan
Sultan Hasanuddin, sebelah selatan berbatasan dengan jalan La Ode Pulu, dan
sebelah barat berbatasan dengan jalan Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
RSUD Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh
mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri tersebut hanya
dibantu oleh seorang asistenya dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu
mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau
diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo.
Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa.
Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen
School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung
selama 7 tahun. Kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan
Belanda bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya
pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang
47
sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan
kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan
Repoblik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan
beliau diganti oleh dokter kebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter
Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaanya
diserahkan pada kedua asistenya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak
berlangsung lama, beliau memimpin hanya satu tahun lamanya. Pada tahun
1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia.
Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai
dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai
oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama
selama Rumah Sakit tersebut didirikan. Tahun 1965-1970 RSUD Kabupaten
Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinanya
berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu masa kepemimpinan RSUD
Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini RSUD Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah
Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan mahasiswa Akademi
Kebidanan Paramata serta institusi kesehatan lainya.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
mengacu pada perda No. 34 tahun 2008 tentang pembajaran, fungsi dan tata
48
kerja Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan
serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
4. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha. Bangunan yang ada mempunyai tingkat
aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsinya
sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan Rumah
Sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non
medis, dan kelompok kegiatan administrasi.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten Muna terdirii
dari pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan kesehatan
rawat jalan antara lain Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, Poliklinik
gigi, Poliklinik umum, Poliklinik kesehatan anak, Poliklinik penyakit dalam,
Poliklinik bedah, Poliklinik neurologi, selain itu terdapat beberapa instalasi
seperi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan perawatan intensif (ICU) yang terdiri
dari 4 tidur, Instalasi laboratorium klinik, Instalasi radiologi dan Instalasi
farmasi/apotik, pelayanan fisioterapi, rontgen, dan Instalasi gizi.
selain beberapa instalasi tersebut juga tersedia ambulansi serta perawatan dan
pengantaran jenazah.
49
Sedangkan pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan
kandungan, perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum. Kamar bersalin
ini terdiri dari 12 tempat tidur. Perawatan umum terdiri dari perawatan kelas 1
(mawar) yang terdiri dari 8 tempat tidur, perawatan kelas 11 (anggrek dan
melati) terdiri dari 18 tempat tidur dan perawtan kelas 111 (flamboyan dan
kamboja) terdiri dari 28 tempat tidur selain itu terdapat juga kelas utama (VIP)
yang terdiri dari 4 tempat tidur.Total tempat tidur yang berfungsi adalah 75
tempat tidur, jumlah ini diambil berdasarkan hasil sensus harian RSUD
Kabupaten Muna pada tanggal 31 Desember 2011.
6. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 529 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah
bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 127
orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 39 orang dan terdapat 2
dokter ahli kandungan.
50
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna mengenai penyebab terjadinya preeklamsia sebanyak 45 orang.
Data sekunder yang diperoleh dari register di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan
kalkulator yang disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya akan dinarasikan.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Penderita Preeklamsia Berdasarkan Umur, Gravida, dan faktor
lain di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d 2015
Faktor Risiko Preeklamsia Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Umur (tahun) < 20 & > 35 13 29
2. Gravida 1 15 33
3. Umur (tahun) <20 dan 35, dan gravida I 2 5
4. Faktor lain 15 33
Jumlah (n) 45 100
Sumber: Data Sekunder Tahun 2014 s.d 2015
Tabel 1. Menunjukan bahwa faktor risiko preeklamsia sebagian besar
terdapat pada umur < 20 dan > 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), dan gravida
sebagian besar terjadi pada gravida 1 sejumlah 15 orang (33%), 1 orang dua
masalah yang dialami sebanyak 2 orang (5%), dan faktor lain sebanyak 15 orang
(33%).
51
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di
lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2014 s.d 2015 mengenai "Identifikasi Faktor Resiko Ibu Hamil yang Mengalami
Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015" dari teori – teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori.
Adapun jumlah sampelnya yaitu 45 orang.
Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu umur ibu, gravida dan faktor lain.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari ruang kebidanan. Peneliti akan membahas tentang Identifikasi
Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015. Untuk mendapatkan
persentase penyebab terjadinya preeklamsia yaitu sebagai berikut:
Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut Bobak
(2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35 tahun.
Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat
reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan
terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia.
Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2003), rentan
terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini
disebabkan karena tenjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan
jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini menurut Potter (2006), juga
diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan
52
usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko
terjadinya preeklamsia.
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan kasus
preeklamsia paling banyak pada ibu dengan umur <20 & > 35 tahun yaitu 13
orang dengan persentase 29%, sedangkan kelompok ibu dengan umur 20 dan
diatas 35 tahun yaitu sebanyak 5 orang (11%). Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa kejadian preeklamsia berdasarkan umur paling banyak pada umur <20 &
>35 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan teori, bahwa
menurut Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat reproduksi belum
siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan
kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun
atau lebih, menurut Rochjati (2006), rentan terjadinya berbagai penyakit dalam
bentuk hipertensi, dan eklamsia. Tetapi bukan berarti teori-teori tersebut tidak
benar karena kasus preeklamsia bukan hanya disebabkan oleh faktor umur namun
banyak faktor yang menyebabkan preeklamsia antara lain gravida, kehamilan
kembar, mola hidatidosa, diabetes mellitus, sosial ekonomi dan riwayat
preeklamsia. Namun demikian semua umur baik 20 sampai 35 tahun ataupun
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun tetap berisiko mengalami preeklamsia
karena usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadjiko Y
(2014) berdasarkan buku laporan Ruang G1 Kebidanan di RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo bahwa distribusi responden berdasarkan kelompok
umur yang paling banyak yaitu pada umur >35 tahun sebanyak 14 responden
53
(42.4%), dan umur 20-35 tahun sebanyak 12 responden (36.4%), sedangkan pada
kelompok umur terkecil pada usia <21 tahun yaitu 7 responden (21.2%).
Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklamsia.
Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi pada
primigravida daripada multigravida. Berdasarkan teori immunologik yang
disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama
terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak sempurna.
Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi pembentukan
“Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan penting dalam
modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau
terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia.
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tanpak bahwa
penderita preeklamsia paling banyak terdapat pada gravida 1 yaitu berjumblah 15
orang dengan persentase 33% dibandingkan dengan gravida > 1 berjumblah 10
orang dengan persentase 22%. Penelitian ini sejalan dengan teori sebelumnya
bahwa frekuensi preeklamsia lebih tinggi terjadi pada primigravida daripada
multigravida karena menurut Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen
tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama
terjadi pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang
berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil
konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
preeklamsia.
54
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati
Artikasari di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sejalan dengan hasil penelitiasn
sebelunya yaitu berdasarkan hasil uji analisis chi square dengan tingkat
kepercyaan 95% menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan (Р < 0,05)
antara primigravida dengan angka kejadian preeklamasi/eklamsia dengan nilai
Ratio Prevalinsi [RP] 1.458. Hal ini berarti pada primigravida mempunyai faktor
risiko 1,458 kali lebih besar untuk terkena preeklamsia dibanding ibu tidak
primigravida.
Hasil penelitian dari Ruang Delima yang diambil dari buku register
berdasarkan variabel yang diteliti tahun 2014 s.d 2015 yang mengalami
preeklamsia berdasarkan umur, gravida, dan faktor lain yang tidak diketahui
penyebabnya sebanyak 45 sampel dimana dari 45 sampel tersebut terdapat 1 orang
2 masalah yang dialami yaitu umur < 20 dan >35 tahun dan gravida I sebanyak 2
orang (5%).
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan
kasus preeklamsia paling banyak terdapat pada penyebab faktor lain yang tidak
diketahui penyebabnya yang mana dari variabel umur 20-35 tahun sebanyak 5
orang (11%), dan pada gravida > I sebanyak 10 orang (22%), sehingga jumlah
keseluruhan 15 orang (33%). Sebagaimana teori yang dibahas sebelumnya bahwa
faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklamsia pada ibu hamil bukan hanya
faktor umur dan gravida melainkan ada banyak faktor lain seperti kehamilan
kembar, molahidatodosa, diabetes militus, sosial ekonomi, dan riwayat
preeklamsia.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penderita
preeklamsia di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 adalah sebagai
berikut :
1. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada ibu hami yang
berumur <20 & 35 tahun (29%,)
2. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada gravida 1
sebesar 33%.
3. Faktor risiko penderita preeklamsia sebagian besar terjadi pada penyebab faktor
lain yang tidak diketahui penyebabnya sebesar 33%.
B. Saran
1. Bagi Pelayanan kesehatan
Diharapkan petugas bidan profesi di Ruang Delima selalu meningkatkan
pengetahuan dalam pendeteksian preeklamsia.
2. Bagi pihak RSUD Kabupaten Muna
Diharapkan pada pihak RSUD mempersiapkan obat-obatan penanganan
preeklamsia lebih awal sebelum ada pasien masuk di Ruang Delima
55
DAFTAR PUSTAKA
Asniar (2013) Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklamsia. Available at
http:// Jurnal asniar. /2013/08/KTI-preeklampsia.html Diakses tanggal 02 Juli
2016
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2014) Pofil Dinas Kesehatan Sulawesi
Tenggara. Diakses tanggal 19 Agustus 2017
Hadjiko Y (2014) hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklamsia.
Diakses Tanggal 11 juli 2016
Jurnal Bidandiah (2012) Konsep Dasar Kehamilan. Available at http://jurnal
bidandiah. 2012/04/-materi-konsep-dasar-kehamilan-lengkap.html Diakses
tanggal 02 Agustus 2016
Manuaba C. I. A, dkk, (2010) Ilmu Kebidanasn, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : Kedokteran EGC
Nugroho T. (2010) Buku Ajar Obstetrik. Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, dkk, (2010) Makalah Kebidanan Kehamilan. Available at http//:Bidan
Kebidanan. /2014/09/. Diakses tanggal 28 oktober 2016
Sujiyatini, dkk, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sunarti W (2013) Teknologi Pendidikan Komplikasi Kehamilan dan
Penatalaksanaanya. Stikes Karya Husada Para-Kediri Laporan Penelitian.
Available at http://windisunarti. /2013/02 Diakses tanggal 02 Juli 2016
Suparman E (2014) Karakteristik Penderita Preeklamsia Diakses Tanggal 20 juli
2016
WHO (2013) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Unicef Usaid
Wiknjosastro. H (2007) Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
No Nama (Inisial) Umur (Tahun) Gravida
< 20 20-35 > 35 1 ≥ 1
1 Ny. SA √ √
2 Ny. MS √ √
3 Ny. WM √ √
4 Ny. SL √ √
5 Ny. WE √ √
6 Ny. ES √ √
7 Ny. WS √ √
8 Ny. NM √ √
9 Ny. RS √ √
10 Ny. WI √ √
11 Ny. WN √ √
12 Ny. SS √ √
13 Ny. TA √ √
14 Ny. YS √ √
15 Ny. NI √ √
16 Ny. WA √ √
17 Ny. YN √ √
18 Ny. MS √ √
19 Ny. RS √ √
20 Ny. Ayu √ √
21 Ny. JM √ √
22 Ny. SI √ √
23 Ny. HN √ √
24 Ny. SJ √ √
25 Ny. WM √ √
26 Ny. WS √ √
27 Ny. IW √ √
28 Ny. YL √ √
29 Ny. SU √ √
30 Ny. WU √ √
31 Ny. WK √ √
32 Ny. ME √ √
33 Ny. AS √ √
34 Ny. NR √ √
35 Ny. RH √ √
36 Ny. KS √ √
37 Ny. ST √ √
38 Ny. HM √ √
39 Ny. HL √ √
40 Ny. WH √ √
41 Ny. WF √ √
42 Ny. WL √ √
43 Ny. WD √ √
44 Ny. NY √ √
45 Ny. RLS √ √
Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
No.
Register
Nama Umur (tahun) Gravida
255701 Ny. Samsia 36 I
258101 Ny. Musrifa 23 I
257901 Ny. Wd. Masria 42 V
254702 Ny. Salina 27 II
202034 Ny. Wa Eti 19 I
260903 Ny. Eko Satina 23 I
263703 Ny. Wd. Siana 41 V
207937 Ny. Nurmida 38 V
286701 Ny. Ratna Sukadam 31 III
288501 Ny. Wa Inti 37 VI
280662 Ny. Wd. Normal 39 V
286802 Ny. St. Sakfiah 40 IV
280301 Ny. Tomia 40 V
282901 Ny. Yunengsih 21 I
283001 Ny. Nani 31 IV
293901 Ny. Wa Emi 30 III
294301 Ny. Yuliana 25 I
294401 Ny. Marni Susanti 22 I
298301 Ny. Rusti 23 I
298901 Ny. Ayu 20 I
290302 Ny. Jamaeda 31 V
290802 Ny. Samuni 32 II
297002 Ny. Heni 21 I
303600 Ny. Salma 30 II
304000 Ny. Wd. Moose 38 V
313901 Ny. Wa Asi 20 I
314201 Ny. Indrawati 26 I
316801 Ny. Yuliana 40 VI
319001 Ny. Sumiati 40 IV
323602 Ny. Wa Muni 24 III
324402 Ny. Wd. Kila 20 I
340901 Ny. Melewarman 26 I
347901 Ny. Asrida 21 III
352602 Ny. Nurina 20 I
360303 Ny. Rahaena 33 II
362603 Ny. Kasma 27 III
101270 Ny. Sulastri 26 I
372502 Ny. Halmona 33 III
372502 Ny. Halmina 41 III
379503 Ny. Wa Halipa 34 I
336403 Ny. Wa Malfia 40 VII
353502 Ny. Wa Lipo 30 III
330403 Wd. Riodiana 32 II
319901 Ny. Nurhayati 31 II
324002 Ny. Rosnal 39 IV

More Related Content

What's hot

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata Warnet Raha
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (12)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti sarfi akbid paramata raha
Kti sarfi akbid paramata rahaKti sarfi akbid paramata raha
Kti sarfi akbid paramata raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
 
Kti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramataKti husni akbid paramata
Kti husni akbid paramata
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata
 
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramataKti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
Karya tulis ilmiah wa hara
Karya tulis  ilmiah wa haraKarya tulis  ilmiah wa hara
Karya tulis ilmiah wa hara
 
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
 

Viewers also liked

Cronograma do encontro da ssvp com os crismandos
Cronograma do encontro da ssvp com os crismandosCronograma do encontro da ssvp com os crismandos
Cronograma do encontro da ssvp com os crismandosWender Santos
 
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVries
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVriesSavor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVries
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVriesJanet DeVries
 
Report gps bireun
Report gps bireunReport gps bireun
Report gps bireunKunto Adji
 
Effective commn
Effective commnEffective commn
Effective commnDivya Tadi
 
デザパタ勉強会(基礎編)
デザパタ勉強会(基礎編)デザパタ勉強会(基礎編)
デザパタ勉強会(基礎編)kaz3391
 
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 Workshop
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 WorkshopThe Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 Workshop
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 WorkshopSamantha Starmer
 
Systemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus ErythematosusSystemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus ErythematosusDr Raj Thorat
 
Illegal immigration in az
Illegal immigration in azIllegal immigration in az
Illegal immigration in azEnglish107
 
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 
G07 biology of bone repair
G07 biology of bone repairG07 biology of bone repair
G07 biology of bone repairClaudiu Cucu
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiaaswari_putra
 

Viewers also liked (20)

Eklamsia lengkap
Eklamsia lengkapEklamsia lengkap
Eklamsia lengkap
 
Cronograma do encontro da ssvp com os crismandos
Cronograma do encontro da ssvp com os crismandosCronograma do encontro da ssvp com os crismandos
Cronograma do encontro da ssvp com os crismandos
 
Kinder book quinn
Kinder book quinnKinder book quinn
Kinder book quinn
 
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVries
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVriesSavor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVries
Savor the Flavor: A Taste of Latino Cuisine by Janet DeVries
 
Report gps bireun
Report gps bireunReport gps bireun
Report gps bireun
 
Effective commn
Effective commnEffective commn
Effective commn
 
Ciències
CiènciesCiències
Ciències
 
A Retailer's Guide To PPC Marketing
A Retailer's Guide To PPC MarketingA Retailer's Guide To PPC Marketing
A Retailer's Guide To PPC Marketing
 
Prof
ProfProf
Prof
 
デザパタ勉強会(基礎編)
デザパタ勉強会(基礎編)デザパタ勉強会(基礎編)
デザパタ勉強会(基礎編)
 
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 Workshop
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 WorkshopThe Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 Workshop
The Future of Design isn't Just the Web - WebVisions 2011 Workshop
 
El anciano de iglesia al cuidado de la grey de dios
El anciano de iglesia al cuidado de la grey de diosEl anciano de iglesia al cuidado de la grey de dios
El anciano de iglesia al cuidado de la grey de dios
 
Systemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus ErythematosusSystemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus Erythematosus
 
Illegal immigration in az
Illegal immigration in azIllegal immigration in az
Illegal immigration in az
 
Modul 2 kb 1
Modul 2   kb 1Modul 2   kb 1
Modul 2 kb 1
 
Right way to write
Right way to writeRight way to write
Right way to write
 
Calendário Paroquial PNSSC 2016
Calendário Paroquial PNSSC 2016Calendário Paroquial PNSSC 2016
Calendário Paroquial PNSSC 2016
 
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT...
 
G07 biology of bone repair
G07 biology of bone repairG07 biology of bone repair
G07 biology of bone repair
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
 

Similar to Kti wa ida

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
 

Similar to Kti wa ida (20)

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
 
Kti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata rahaKti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata raha
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
Kti sarnia
Kti sarniaKti sarnia
Kti sarnia
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togalaKti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togala
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Kti wa ida

  • 1. IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: WA IDA PSW.IB.2013.0041 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
  • 3. iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…………………………………) 2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes (………………………………...) 3. Yanti, S.ST (………………………………..) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : Wa Ida NIM : PSW.B.2013.IB.0041 Tempat / Tanggal Lahir : Waara, 20 Juni 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna II. PENDIDIKAN A. SD : SD Negeri 4 Lohia 2001 – 2007 B. SMP : SMP Negeri 4 Lohia 2007– 2010 C. SMA : SMA 1 Lohia 2010– 2013 D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Hanya karena Allah segala sesuatu terjadi,hanya dengan izin-Nya semua yang kita impikan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedang Allah jua yang menentukan hasilnya. Dengan izin Allah pula, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program D-III Kebidanan Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul “Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 “ dapat selesai tepat waktu. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah pantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku pembimbing I dan Yanti, S.ST selaku pembimbing II atas segala kesediaan, kesungguhan, dan kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
  • 6. vi 1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan selaku Penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan koreksi dan masukan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. 3. Direktur RSUD Kabupaten Muna, yang telah memberikan izin penelitian di wilayah kerjanya serta memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 4. Kepala Ruangan Delima RSUD Kabupaten Mun, yang telah memberikan izin untuk pengambilan data di Ruang Delima RSUD yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 5. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda La Patangi dan Ibunda Wa Limbona yang tak henti-hentinya mendidik, membimbing, membiayai, dan mendoakan penulis sejak kecil hingga saat ini, serta kelima saudaraku Sabirudin, La Safiu, Indohasra, Wa Ani, dan Saidil Anwar , yang selalu menemani dalam segala suka dan duka, memberi semangat, masukan, dan banyak membantu dalam perkuliahan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 7. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan V khususnya Lisnawati Kole, Inta Nugrahayu, Isna, erna yang selalu memberi semangat dan dukungan, serta kebersamaan selama masa perkuliahan serta Taufiq
  • 7. vii Hanafing yang selama ini sudah bersedia menjadi tempat berkeluh kesahku selama masa perkuliahan sampai penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya karena “ Tak Ada Gading yang Tak Retak. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan dan semoga kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa. WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. Raha, Agustus 2016 Penulis
  • 8. v DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………………………i Riwayat Hidup……………………………………………………………………...…ii Inti Sari……………………………………………………………………………….iii Lembar Persetujuan………………………………………………………………......iv Lembar Pengesahan…………………………………………………………………...v Kata Pengantar………………………………………………………………….........vi Daftar Isi……………………………………………………………………………..vii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………1 A. Latar Belakang……………………………………………………………1 B. Rumusan Masalah…………...……………………………………………3 C. Tujuan Penelitian……...………………………………………………….4 D. Manfaat Penelitian……….……………………………………………….4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….6 A. Telaah Pustaka………………………...…………………………………6 1. Kehamilan …………………………………………………………...6 2. Pre-eklamsia………………………………………………….…..…23 a. Etiologi…………………………………………………...……..25 b. Patofisiologi………………………………………………….....26 c. Gejala klinik………………………………………………….....31 d. Penanganan Preeklamsia…………………………………..........32 3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia……...…….36 B. Landasan Teori……...…..………………………………………………43 1. Kehamilan ……………………………………………...…………..43 2. Preeklamsia……………………………………………….….……..44 3. Umur Ibu…………………………………………………...……….44 4. Paritas……………………………………………………………….45 i ii iii
  • 9. vi C. Kerangka Konsep……………………………………………...………..46 D. Pertanyaan Penelitian…………...………………………………………46 BAB III METODE PENELITIAN……….……………………………………….47 A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………..……………47 B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….47 C. Subyek Penelitian…………………...………………………………….47 D. Identifikasi Variabel Penelitian……………………...…………………48 E. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………..…48 F. Instrumen Penelitian…………………………………………..……….48 G. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………………48 H. Jalannya Penelitian………………….……………………………….…50 BAB V :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……...………………….51 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………...…51 1. Letak Geografis………………………………………………….....51 2. Sejarah Singkat …………………………………………………….51 3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit………………….………….52 4. Lingkungan Fisik …………..………………………………………53 5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan…………………………………..….53 6. Ketenagaan ……………………………………………………..….54 B. Hasil Penelitian………………………………………………………….55 C. Pembahasan………………………..……………………………………57 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..62 A.Kesimpulan…………………..………………………………………….62 B.Saran………………………………………………………………….....62 DAFTAR PUSTAKA………...……………………………………………………….. Lampiran-lampiran
  • 10. x INTISARI WA IDA (PSW.B.2013.IB.0041). Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dibawah bimbingan Wa Ode Siti Asma dan Yanti. Latar Belakang: Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian, dan di Indonesia disamping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang terdapat dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497 orang yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu hamil sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi jumlah keseluruhan preeklampsia pada ibu hamil sebanyak 45 orang dari 919 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya. Metode Penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dalam penelitian tersebut total sampling Hasil Penelitian : Berdasarkan Umur, penderita preeklamsia pada umur < 20 & > 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), gravida 1 sebanyak 15 orang (33%), penyebab faktor lain sebanyak 15 orang (33%), umur (tahun) < 20 & > 35 dan gravida I sebanyak 2 orang (5%) Kesimpulan : Penderita preeklamsia berdasarkan umur paling banyak ditemukan pada kelompok ibu dengan umur < 20 dan > 35 tahun sebesar 29%, gravida 1 sebesar 33%, dan penyebab faktor lain sebesar 33%. Kata Kunci : Ibu Hamil, Preeklamsia. Daftar Pustaka : 12 kepustakaan (2007-2015)
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklamsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan di atas 20 minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90 mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi, diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau di atas 40 tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia. Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih rendah karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan mengencerkan dan menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih banyak mengalirkan oksigen dan sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan volume darah juga sebagai persiapan untuk proses melahirkan (di mana si ibu akan mengeluarkan banyak darah) sehingga kelak tidak kekurangan darah. Penyebab pasti Preeklamsia hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas. Diduga karena kondisi plasentanya, kekurangan oksigen atau ada gangguan di pembuluh darah. Kondisi ini harus mendapat perhatian khusus, karena akibatnya bisa membahayakan (Asniar 2013). Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti afrika Sub-Saharan 179.000 1
  • 12. 2 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negera Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaisya 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014) Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal di Indonesia di samping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia untuk periode 2008 sampai dengan 2012 ialah 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari hasil SDKI 2007 yang besarnya 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian preeklamsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case Fatality Rate (CFR) preeklamsia mencapai 1,4% sampai 1,8%. Di Indonesia frekuensi kejadian preeklamsia sekitar 3-10% (Suparman E, 2014). Angka kematian ibu 2012 sulawesi tenggara sebesar 189 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Sulawes Tenggara yaitu perdarahan (55,22%), eklamsia (28,42%), infeksi (11,29%), dan lain-lain (5,06˚%). Penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care), dan nifas (post natal) yang memadai (Profil Dinkes Propinsi Sultra, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara terdapat 6.631 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya pada periode 2013. Dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 29 (2.28%) yang menderita
  • 13. 3 Preeklamsia, dan kematian karena preeklamsia sebanyak 2 orang. Tahun 2014 terdapat 6.651 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya, dari jumlah ibu hamil tersebut yang menderita preeklamsia meningkat menjadi 58 (1.14%) orang dan kematian karena preeklamsia meningkat menjadi 3 orang. Pada tahun 2015 terdapat 4.958 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya. Dan mengalami eklamsia dari jumlah ibu hamil tersebut yang menderita preeklamsia sebanyak 41 (1.20%) orang dan meninggal karena preeklamsia menurun menjadi 1 orang. Tahun 2015 jumlah ibu hamil menurun 1.693 dari 6.651 ibu hamil dari tahun sebelumnya disebabkan karena adanya pembagian wilayah Kabupaten Muna dibagi menjadi dua wilayah yaitu Muna Induk dan Muna Barat (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara 2013 s.d. 2015). Peneliti melakukan penelitian sebagai data awal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang terdapat dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497 orang yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu hamil sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi jumlah keseluruhan ibu hamil dengan yang mengalami preeklampsia tahun 2014 s.d. 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didapatkan penderita preeklamsia sebanyak 45 orang dari 919 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015.
  • 14. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi dalam penelitian ini adalah berapa persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami Preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d. 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d. 2015. b. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d. 2015. c. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015.s D. Manfaat Penelitian 1. Teoretis Dapat menambah wawasan dan informasi ilmiah dalam ilmu kebidanan khususnya tentang gambaran factor resiko ibu hamil dengan preeklamsia serta
  • 15. 5 sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya dalam ilmu kebidanan. 2. Praktis a. Bagi Tempat Peneliti Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang Preeklamsia b. Bagi Institusi Kebidanan Sebagai penambahan informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam melakukan penelitian kebidan selanjutnya yang berkaitan dengan preeklamsia . c. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata kuliah metode penelitian.
  • 16. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka 1. Kehamilan a. Definisi Kehamilan Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006). Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007). b. Proses Kehamilan Secara medis, kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pria. Sel telur yang dibuahiakan berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender rahim yang terletak dirongga rahim c. Diagnosa Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 6
  • 17. 7 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), tanda-tanda kehamilan dapat dibagi menjadi : 1) Tanda-tanda dugaan hamil adalah sebagai berikut : a) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. b) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas- batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut hiperemesis gravidarum. c) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
  • 18. 8 d) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak menjadi lebih hitam. e) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid (Hanifa, 2005). f) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan pertama (Hanifa, 2005). g) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Hanifa, 2005). 2) Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah sebagai berikut : a) Tanda hegar Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain didinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6–8 minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini (Hanifa, 2005). b) Tanda piskacek Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus
  • 19. 9 dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya) (Armi, 2006). c) Tanda Braxton hicks Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik (Armi, 2006). d) Tanda ballotement Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong- konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005). e) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu (Hanifa, 2005). 3) Tanda-tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut : a) Gerakan janin dalam rahim b) Terlihat atau teraba gerakan janin c) Teraba bagian-bagian janin d) Denyut jantung janin Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler,
  • 20. 10 e) dilihat dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi untuk membantu membuat diagnosa kehamilan sedini-dininya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan berdasarkan adanya khoriogonadotropin Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi, 2006). d. Perubahan Fisiologis dan Psikologis 1) Perubahan Fisiologis Ibu a) Uterus Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010). b) Ovarium Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2010). c) Vagina dan Perineum Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah
  • 21. 11 meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pada jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010). d) Payudara Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar. e) Sirlukasi Darah Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
  • 22. 12 f) Sistem Respirasi Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010). g) Sistem Pencernaan Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus. h) Sistem Perkemihan Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin
  • 23. 13 lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010). i) Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010). j) Metabolisme Menurut Manuaba (2010), perubahan metabolisme pada kehamilan: (1) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga. (2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. (3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. (4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
  • 24. 14 (5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: (a) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben- tukan tulang janin. (b) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari. (c) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari. (d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. (6) Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu. 2) Perubahan-Perubahan Psikologis dalam Kehamilan a) Perubahan psikologis trimester I Segera setelah konsepsi kadar harmon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil. Kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya. Hasrat untuk
  • 25. 15 melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakn kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicinti dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama. b) Perubahan psikologis trimester II Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan merasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
  • 26. 16 c) Perubahan psikologis trimester III Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaanya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau bayi yang akan dilahirkanya tudak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan (Notoatmodjo, dkk, 2010) e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi. 1) Faktor Fisik Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, Puskesmas, Rumah Bersalin atau Poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
  • 27. 17 buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan. 2) Faktor Psikologis a) Stess Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik b) Dukungan keluarga Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. c) Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu
  • 28. 18 hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik (Diah, 2014). 2. Preeklamsia a. Definisi Preeklamsia Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umunya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro H, 2007). Hipertensi adalah
  • 29. 19 tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4 – 6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah tinggi ( ≥ 140/90 mmHg ) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis (WHO, 2013). Klasifikasi Preeklamsia adalah sebagai berikut 1) Preeklamsia Ringan Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas (Nugroho T, 2010). 2) Preeklamsia Berat/Eklamsia Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah dapat digolongkan preeklampsia berat : a) tekanan darah 160/110 mmHg. b) oliguria, urin kurang dari 400cc/24jam. c) proteinuria lebih dari 0.3 gr/liter. d) keluhan subyektif yaitu nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedem paru dan sianosis, serta gangguan kesadaran (Manuaba, 2010). Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/atau gejalah di bawah ini ditemukan
  • 30. 20 (a) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110 mmHg atau lebih (b) Proteinuria 5 gr, atau lebih dalam 24 jam/3 atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif (c) Oliguria, air kencing 400 ml, atau kurang dalam 24 jam (d) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium (e) Edema paru-paru atau sianosis. b. Etiologi Apa yang menjadi penyebab Preeklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: 1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganga, hidramnion, dan mola hidatidosa 2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan 3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus 4) Sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya 5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
  • 31. 21 Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebabpPreeklamsia adalah iskemia plasenta. Akan tetepi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang menyebabkan preeklamsia dan eklamsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. (c). Patofisiologi Preeklamsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi patologik berasal dari penderita eklamsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsies hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi- patologik pada alat-alat itu pada Preeklamsia tidak banyak berbeda dari pada yang ditemukan pada preeklamsia. Perlu dikemukakan disini bahwa tidak ada perubahan hitopatologik yang khas pada preeklamsia dan eklamsia. Perdarahan, dan thrombosis pembuluh darah kecil pada penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam pathogenesis kelainan-kelainan tersebut.
  • 32. 22 2) Perubahan anatomi patologik a) Plasenta Pada Preeklamsia terdapat spasmus arteriola spiralis desi dua dengan akibat menurunya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam filli karena fibrosis, dan konfersi mesoderm menjadi jaringan fibotik, dipercepat prosesnya pada Preeklamsia dan hipertensi. b) Ginjal Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Dan pada simpai ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan- perdaran kecil. Penyelidikan biopsie pada ginjal oleh Altchek dan kawan-kawanya (1968) menunjukan pada Preeklamsia bahwa kelainan gomerulus berupa : (1) Hyperplasia sel-sel jukstaglomeruler (2) Kelainan pada tubulus-tubulus Henle (3) Spasmus pembuluh darah ke glomerulus c) Hati Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat perdarahan yang tidak teratur. Pada periksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobules, disertai thrombosis pada pembuluh darah kecil terutama disekitar vena porta.walaupun umumnya lokasi ialah periportal,
  • 33. 23 namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-tempat lain. Dalam pada itu rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat penyakit dan luas perubahan pada hati. d) Otak Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan. e) Retina Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada arteriola-arteiola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina. f) Paru-paru Paru-paru menunjukan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru. g) Jantung Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklamsia jantung biasanya mengalami perubahan degenerative pada miokardium. Sering ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta nekrosis dan perdarahan.
  • 34. 24 h) Kelenjar adrenal Kelenjar adrenal dapat menunjukan kelainan berupa perdarahan dan nekrosis dalam berbagai tingkat. 3) Perubahan fisiologi patologik a) Perubahan pada plasenta dan uterus Menurunya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat janin sampai kematianya karena kekurangan oksigenasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap rangsangan sering di dapatkan pada preeklamsia dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus prematurus. b) Perubahan pada ginjal Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus mengurang. Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi garam dan air. c) Perubahan pada retina Pada preeklamsia tampak retina edema, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat.
  • 35. 25 d) Perubahan pada paru-paru Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita Preeklamsia dan eklamsia. Komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri. e) Perubahan pada otak McCall melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada eklamsia. Walaupun demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian oksigen pada preeklamsia tetap dalam batas normal. Pemakaian oksigen oleh otak hanya menurun pada eklamsia. f) Metabolisme air dan elektrolit Hemokonsentrasi yang menyertai preeklamsia dan eklamsia tidak diketahui sebabnya. Terjadi disini pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, yang diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah mengurang,viskositet darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh mengurang, dengan akibat hipoksia. Dengan perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunya hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan penyakit dan tentang berhasilnya pengobatan. Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita preeklamsia dari pada pada
  • 36. 26 wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun. Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah (Winkjosastro H, 2007) d. Gejala Klinik 1) Gejala Klinis Preeklamsia Ringan a) Hipertensi: sistolik / diastolk 140/90 mmHg b) Proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2). c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan. d) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda Preeklamsia berat. 2) Gambaran Klinik Preeklamsia Berat a) Tekanan darah sistolik atau sama 160 mmHg atau diastolic lebih atau sama dengan 110 mmHg, tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah rawat baring di rumah sakit. b) Protein urin 5 graam atau lebih per 24 jam atau kualitatif positif 3 atau 4. c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc per 24 jam disertai dengan kenaikan kreatinin plasma. d) Gangguan visus dan cerebral.
  • 37. 27 e) Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas abdomen. f) Edema paru, syanosis. g) Pertumbuhan janin intra uterin terlambat. h) Adanya HELLP syndrome (Hemolisis Elevated Liver Function Test and Low Platelet Count) (Nugroho, 2010). Pada preeklamsia ringan gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada preeklamsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala terutama daerah frontalis, rasa nyeri didaerah epigastrium, penglihatan menjadi kabur, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernapasan sampai sianosis, dan terjadi gangguan kesadaran (Manuaba, 2007). e. Penanganan Preeklamsia 1) Preeklamsia Ringan Pada Preeklamsia ringan, penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan: a) Sedative ringan (Phenobarbital 3x30 mg, valium 3x10 mg) b) Obat penunjang (vitamin B kompleks, vitamin C atau vitamin E, zat besi) c) Nasehat (garam dalam makanan dikurangi, lebih banhyak istrahat, baring kearah punggung janin, segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak, atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah- berkurang, pengeluaran urin berkurang)
  • 38. 28 d) Jadwal periksaan hamil di percepat dan di perketat. Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memerhatikan hal berikut: (1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih (2) Protein dalam urine 1 plus atau lebih (3) Kenaikan berat badan 1,5 kg, atau lebih dalam seminggu (4) Edema bertambah dengan mendadak (5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif. 2) Penanganan Preeklamsia Berat/Eklamsia Pengobatan eklamsia dengan perawatan di rumah sakit dilaksanakan sebagai berikut: a) Kamar isolasi untuk menghindari rangsangan dari luar (sinar atau keributan), mengurangi menerima kunjungan, yang merawat jumlahnya terbatas. b) Pengobatan medis. Banyak pengobatan yang telah diperkenalkan untuk dapat menghindari kejang berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan (1) System stroganoff: suntikan 100 mg luminal,1/2 jam kemudian suntikan 10 cc magnesium sulfat 40% IM, selanjutnya tiap 3 jam berganti-ganti diberi luminal 50 mg, dan 10 cc magnesium sulfat 40% IM (2) sodium pentothal. Pemberian sodium pentothal dapat menghilangkan kejang. Dosis awal penthotal antara 200 dan 300 mg, IV perlahan-lahan
  • 39. 29 (3) magnesium sulfat. Magnesium sulfat mempunyai efek menurungkan tekanan darah, mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis meningkatkan dieresis, merusak sirkulasi iskemia plasenta, sehingga menurungkan gejala klinis eklamsia. Dosis pemberian larutan MgSO4 40% (4) Intramuscular (8 g daerah gluteal kanan kiri, 4 g interval 6 jam) (5) Intravena (10 cc magnesium sulfat 40% intravena perlahan- lahan, diikuti intramuscular 8 g). syarat pemberian magnesium sulfat adalah refleks patella masih positif, pernapasan tidak kurang dari 16 per menit, dieresis minimal 600 cc/24 jam. Antidotum untuk magnesium sulfat adalah 1 g kalsium klorida atau glukonas kalsikus. (6) Diazepam valium. Diazepam atau valium dipergunakan sebagai pengobatan eklamsia, karena mudah didapat dan murah. Dosis maksimal diazepam adalah 120 mg/24 jam. Metode pemberian valium: pasang infuse glukosa 5% dosis awal diberikan 20 mg/intravena. Dosis ikutan dalam glukosa 5% 10 sampai 20 mg dengan 20 tetesan/menit. Observasi yang dilakukan: kesadaran penderita, keadaan janin dalam rahim, kejang-kejang, dieresis, tekanan darah, nadi, dan pernapasan. (7) Litik koktil. Litik koktil terdiri dari petidin 100 mg, klorpromazih 100 mg, dan prometazin 50 mg yang dilarutkan
  • 40. 30 dalam 500 cc glukosa 5% diberikan intravena dengan memerhatikan tekanan darah, nadi, dan kejang. Observasi pengobatan dilakukan setiap 5 menit, karena takanan darah dapat menurun mendadak. (a) Pengawasan dalam pengobatan. Observasi dalam pengobatan eklamsia sangat penting karena sewaktu- waktu dapat terjadi komplikasi yang memberatkan pemerintah dan janin dalam kandungan. Observasi tanda vital dilakukan setiap 30 menit terhadap pernapasan dan ronki basal, suhu, dan serangan kejang. Dalam keadaan koma: tidur terlentang, kepala miring kesamping, siapkan pengisap lendir, dan berikan O2 untuk ibu dan janinnya. Dalam keadaan serangan kejang: damping pasien agar tidak jatuh, sediakan spatel lidah untuk menghindari gigitan lidah, ukur jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam 2000 cc. Nutrisi pasien koma: glukosa 10% ,menghindari metabolism lemak dan protein, pemberian asam amino dengan aminofusin, pemberian B kompleks, dan vitamin C. Pada pengobatan yang berhasil, dijumpai perbaikan dieresis makin bertambah, tekanan darah menurun, nadi membaik, kesadaran membaik, kejang berkurang. Pada kegagalan pengobatan dapat dijumpai gejala kejang lebih dari 12 kali, suhu meningkat diatas
  • 41. 31 39ºC, kesadaran makin menurun, nadi meningkat diatas 100 kali per menit (b) Tindakan kebidanan. Penderita preeklamsia berat dan eklamsia tidak tahan terhadap perdarahan dan trauma persalinan, sehingga perlu dipikirkan agar persalinan dengan trauma minimal. Pemilihan persalinan bergantung pada beberapa faktor paritas penderita, usia anak terkecil, dan usia penderita. Keadaan serviks: pembukaan, arah serviks, kekakuan serviks. Keadaan janin intrauterine: ketuban belum pecah, jumlah air ketuban, warna air ketuban, tanda asfeksia intrauterine. Tempat pertolongan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas cukup, obat tersedia, tenaga terlatih dan anastesi (Manuaba, 2007). 3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia. a. Usia 1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil) Kehamilan terlalu muda adalah hamil pada usia < 20 tahun. Pada usia <20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat.
  • 42. 32 2) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil) Kehamilan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot, syaraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung (BKKBN, 2007). Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju preeklampsia/eklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup mandiri mengejar karier sehingga akan terlambat menikah dan hamil diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap mereka perlu juga diperhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres pekerjaan, hipertensi dapat menjadi pemicu preeklampsia/eklamsia, diabetes melitus, perdarahan antepartum, abortus, persalinan premature, kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang janin dalam rahim (Asniar, 2015)
  • 43. 33 b. Gravida Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus, molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang ibu (sumarah dkk, 2008). Insiden reeklamsia 7-12% terjadi pada primi gravida, sedangkan untuk multigravida insiden preeklamsia 5-8%. Hal ini pada primigravida disebabkan karena baru pertama kali terpajan vili korealis. Dimana vili korealis mengandung desi dua yang banyak sel dan apa bila diaktifkan banyak mengeluarkan zat yang merugikan yang mana zat-zat itu sebagai mediator untuk memicu cedera sel endotel akibat cedera itu bisa terjadi preeklamsia (Cunningham, 2005). c. Kehamilan Kembar Kehamilan kembar yaitu suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan kembar dapat memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin (Joseph & nugroho, 2010). Wanita dengan kehamilan kembar berisiko tinggi mengalami preeklamsia. Hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan massa plasenta dan produksi hormone. Oleh karena itu akan sangat membantu jika ibu dan anggota keluarganya dilibatkan dalam mengamati gejala yang berhubungan dengan preeklamsia (Varney, 2007). d. Molahidatidosa Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetis tidak normal, yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Perkembangan jaringan plasenta abnormal yang pesat menyebabkan kadar
  • 44. 34 hormone B-Hcg menjadi sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yang akan menimbulkan preeklamsia (Varney, 2007). e. Sosial Ekonomi Sosial ekonomi merupakan pendapatan keluarga yang dapat menunjang kebutuhan hidup keluarga. Sosial ekonomi berhubungan dengan kejadian preeklamsia, dimana dengan pendapatan rendah mempengaruhi terjadinya preeklamsia, karena jika pendapatan rendah seorang ibu tidak menyiapkan makanan yang mengandung kalsium sehingga untuk memproduksi makanan yang mengandung kalsium berkurang dan ibu mengalami kekurangan kalsium yang dapat menyebabkan hipertensi (Winkjosastro, 2007). f. Riwayat Preeklamsia Preeklamsia atau sering disebut dengan Toksemia Gravidarum atau keracunan kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian paling sering pada ibu hamil. Gejala yang dapat ditemukan pada penderita preeklamsia yaitu tekanan darah yang meningkat, pembengkakan pada tungkai dan ditemukanya protein dalam air seni. Bila keadaan ini tidak diatasi, maka penderita akan jatuh kedalam keadaan eklamsia yang berakibat kejang, suatu kondisi yang dapat membahayakan jiwa ibu maupun janin dalam kandungan. Ibu dengan riwayat preeklamsia sebelumnya berisiko mengalami preeklamsia pada kehamilan selanjutnya (Winkjosastro, 2007).
  • 45. 35 g. Diabetes Melitus Diabetes tejadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak cukup. Insulin adalah hormone yang yang diproduksi oleh sel beta pulau langerhans didalam pancreas. Fungsi insulin adalah mengangkut glukosa kedalam sel bergantung pada jumlah glukosa yang masuk, yang kemudian diubah menjadi energi. Pada diabetes, tidak terjadi kekurangan glukosa didalam darah, melainkan glukosa tak dapat diangkut kedalam sel tanpa persediaan insulin yang cukup. Keadaan ini pada akhirnya akan menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia menimbulkan banyak efek merugikan pada kehamilan. Untuk diabetes tipe I dan II, dengan control glikemia yang jarang, peningkatan kadar koten dan glukosa terbukti bersifat teratogenik sehingga menyebabkan anomaly konginetal, seperti defek jantung, defek system saraf pusat, sindro menurun kaudal. Kematian pembuluh darah pada diabetes tipe I menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus dan plasenta sehingga meningkatkan infusiensi uteroplasenta, yang mengakibatkan IUGR dan efek-efek lain. Pada sejumlah besar wanita juga ditemukan hipertensi dan preeklamsia (Varney, 2007). 4. Paritas Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas adalah jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang atau sebelumnya. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim dengan usia kehamilan 28 minggu (Pusdiknakes, 2006). Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah
  • 46. 36 anak yang dimiliki oleh seorang wanita. Faktor paritas memiliki pengaruh terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali mengalami masa kehamilan. Klasifikasi Paritas adalah sebagai berikut: a. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua. Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena preeklampsia/ eklampsia (Manuaba, 2007) b. Multipara Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).
  • 47. 37 c. Grandemultipara Grande Multipara adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan lebih dari 4 kali. Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan risiko tinggi. Ibu hamil dengan risiko tinggi memiliki bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila di bandingkan dengan ibu hamil normal. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan segera. Pada primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjadi pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan Corticotropic- Releasing Hormone (CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kotisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan tubuh untuk berespons terhadap semua stressor dengan meningkatkan respons simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan curah jantung dan mempertahankan tekanan darah (Corwin, 2001). Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah jantung dan resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume darah meningkat secara dratis. Pada wanita sehat, peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas vaskular terhadap hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan preeklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut,
  • 48. 38 sehingga peningkatan besar volume darah langsung meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2007). B. Landasan Teori 1. Kehamilan Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003). Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008). 2. Preeklamsia Preeklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat (Dewi, 2009). a. Preeklamsia Ringan Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan /atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
  • 49. 39 persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas b. Preeklamsia Berat Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini dkk, 2009). 3. Umur Ibu Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut Bobak (2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35 tahun. Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2006), rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini menurut Rochjati (2006) disebabkan karena tenjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini menurut Potter (2006), juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia. 4. Graviditas Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklamsia. Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi pada primigravida dari pada multigravida. Berdasarkan teori immunologik
  • 50. 40 yang disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia.
  • 51. 41 C. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan : = Variabel Independen (variabel bebas) = Variabel Dependen (variabel terikat) = Hubungan D. Jalanya Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 ? 2. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 ? 3. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 ? Umur Gravida Preeklamsia Faktor lain
  • 52. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Raha Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. C. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 sebanyak 45 orang. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang yang mengalami preeklampsia. 47
  • 53. 43 D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel dependent dan variabel Independen a. variabel dependen (variabel terikat) : Preeklamsia. b. variabel independent (variabel bebas) : umur, gravida, dan penyebab lain. E. Variabel dan Definisi Operasional 1. Umur Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai sekarang yang dapat dilihat melalui medical record, dengan kategori: a .< 20 dan > 35 tahun : Berisiko b. 20 – 35 tahun : Tidak Berisiko c. Faktor lain : Penyebabnya Tidak Diketahui Skala: Nominal 2. Gravida Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus, molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang ibu (sumarah dkk, 2008) dengan kategori : a. Gravida 1 : Berisiko b. Gravida ≥ 1 : Tidak Berisiko Skala: Nominal 3. Faktor lain Faktor lain yang dimaksud adalah penyebabnya tidak diketahui.
  • 54. 44 F. Instrumen penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan cheek list dengan mengambil data rekam medic berdasarkan variabel yang diteliti. G. Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing Dilakukan pengecekan akan kelengkapan data pada format kuesioner terkumpul, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data, maka dilakukan pendataan ulang. b. Coding Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data ke dalam tabel. c. Tabulating Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan kesimpulan kemudian data dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi. 2. Analisa Data Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan pembahasan dengan menggunakan kepustakaan yang ada. Persentase data diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai
  • 55. 45 Berikut:P = 100% Keterangan : P: Persentase yang dicari f: Frekuensi setiap variabel yang diteliti n: Jumlah sampel (Notoatmojo, 2010). H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus izin penelitiabn kepada instasi dan melapor kepada Kepala Ruangan Kebidanan Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua jumlah ibu hamil yang mengalami preeklamsia yang tercantum dalam buku register. 3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dan disajikan secara deskriptif. 4. Tahap Laporan Pada tahap ini disusun laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
  • 56. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna terletak di Ibu kota Kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir No. 6 Kelurahan Raha 1 Kota Raha. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum. RSUD Kabupaten Muna memiliki batas-batas yaitu sebelah utara berbatasan dengan jalan Basuki Rahmat, sebelah timur berbatasan dengan jalan Sultan Hasanuddin, sebelah selatan berbatasan dengan jalan La Ode Pulu, dan sebelah barat berbatasan dengan jalan Ir. Juanda 2. Sejarah Singkat RSUD Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri tersebut hanya dibantu oleh seorang asistenya dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama 7 tahun. Kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang
  • 57. 47 sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan Repoblik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan beliau diganti oleh dokter kebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaanya diserahkan pada kedua asistenya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau memimpin hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah Sakit tersebut didirikan. Tahun 1965-1970 RSUD Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinanya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu masa kepemimpinan RSUD Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini RSUD Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata serta institusi kesehatan lainya. 3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna mengacu pada perda No. 34 tahun 2008 tentang pembajaran, fungsi dan tata
  • 58. 48 kerja Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. 4. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha. Bangunan yang ada mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan Rumah Sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan administrasi. 5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten Muna terdirii dari pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan kesehatan rawat jalan antara lain Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, Poliklinik gigi, Poliklinik umum, Poliklinik kesehatan anak, Poliklinik penyakit dalam, Poliklinik bedah, Poliklinik neurologi, selain itu terdapat beberapa instalasi seperi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan perawatan intensif (ICU) yang terdiri dari 4 tidur, Instalasi laboratorium klinik, Instalasi radiologi dan Instalasi farmasi/apotik, pelayanan fisioterapi, rontgen, dan Instalasi gizi. selain beberapa instalasi tersebut juga tersedia ambulansi serta perawatan dan pengantaran jenazah.
  • 59. 49 Sedangkan pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum. Kamar bersalin ini terdiri dari 12 tempat tidur. Perawatan umum terdiri dari perawatan kelas 1 (mawar) yang terdiri dari 8 tempat tidur, perawatan kelas 11 (anggrek dan melati) terdiri dari 18 tempat tidur dan perawtan kelas 111 (flamboyan dan kamboja) terdiri dari 28 tempat tidur selain itu terdapat juga kelas utama (VIP) yang terdiri dari 4 tempat tidur.Total tempat tidur yang berfungsi adalah 75 tempat tidur, jumlah ini diambil berdasarkan hasil sensus harian RSUD Kabupaten Muna pada tanggal 31 Desember 2011. 6. Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 529 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 127 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 39 orang dan terdapat 2 dokter ahli kandungan.
  • 60. 50 B. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna mengenai penyebab terjadinya preeklamsia sebanyak 45 orang. Data sekunder yang diperoleh dari register di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan kalkulator yang disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya akan dinarasikan. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Penderita Preeklamsia Berdasarkan Umur, Gravida, dan faktor lain di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 Faktor Risiko Preeklamsia Frekuensi (f) Persentase (%) 1. Umur (tahun) < 20 & > 35 13 29 2. Gravida 1 15 33 3. Umur (tahun) <20 dan 35, dan gravida I 2 5 4. Faktor lain 15 33 Jumlah (n) 45 100 Sumber: Data Sekunder Tahun 2014 s.d 2015 Tabel 1. Menunjukan bahwa faktor risiko preeklamsia sebagian besar terdapat pada umur < 20 dan > 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), dan gravida sebagian besar terjadi pada gravida 1 sejumlah 15 orang (33%), 1 orang dua masalah yang dialami sebanyak 2 orang (5%), dan faktor lain sebanyak 15 orang (33%).
  • 61. 51 C. Pembahasan Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 mengenai "Identifikasi Faktor Resiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015" dari teori – teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori. Adapun jumlah sampelnya yaitu 45 orang. Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu umur ibu, gravida dan faktor lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari ruang kebidanan. Peneliti akan membahas tentang Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015. Untuk mendapatkan persentase penyebab terjadinya preeklamsia yaitu sebagai berikut: Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut Bobak (2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35 tahun. Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2003), rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini disebabkan karena tenjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini menurut Potter (2006), juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan
  • 62. 52 usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia. Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan kasus preeklamsia paling banyak pada ibu dengan umur <20 & > 35 tahun yaitu 13 orang dengan persentase 29%, sedangkan kelompok ibu dengan umur 20 dan diatas 35 tahun yaitu sebanyak 5 orang (11%). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian preeklamsia berdasarkan umur paling banyak pada umur <20 & >35 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan teori, bahwa menurut Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2006), rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Tetapi bukan berarti teori-teori tersebut tidak benar karena kasus preeklamsia bukan hanya disebabkan oleh faktor umur namun banyak faktor yang menyebabkan preeklamsia antara lain gravida, kehamilan kembar, mola hidatidosa, diabetes mellitus, sosial ekonomi dan riwayat preeklamsia. Namun demikian semua umur baik 20 sampai 35 tahun ataupun dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun tetap berisiko mengalami preeklamsia karena usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadjiko Y (2014) berdasarkan buku laporan Ruang G1 Kebidanan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo bahwa distribusi responden berdasarkan kelompok umur yang paling banyak yaitu pada umur >35 tahun sebanyak 14 responden
  • 63. 53 (42.4%), dan umur 20-35 tahun sebanyak 12 responden (36.4%), sedangkan pada kelompok umur terkecil pada usia <21 tahun yaitu 7 responden (21.2%). Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklamsia. Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi pada primigravida daripada multigravida. Berdasarkan teori immunologik yang disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia. Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tanpak bahwa penderita preeklamsia paling banyak terdapat pada gravida 1 yaitu berjumblah 15 orang dengan persentase 33% dibandingkan dengan gravida > 1 berjumblah 10 orang dengan persentase 22%. Penelitian ini sejalan dengan teori sebelumnya bahwa frekuensi preeklamsia lebih tinggi terjadi pada primigravida daripada multigravida karena menurut Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia.
  • 64. 54 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati Artikasari di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sejalan dengan hasil penelitiasn sebelunya yaitu berdasarkan hasil uji analisis chi square dengan tingkat kepercyaan 95% menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan (Р < 0,05) antara primigravida dengan angka kejadian preeklamasi/eklamsia dengan nilai Ratio Prevalinsi [RP] 1.458. Hal ini berarti pada primigravida mempunyai faktor risiko 1,458 kali lebih besar untuk terkena preeklamsia dibanding ibu tidak primigravida. Hasil penelitian dari Ruang Delima yang diambil dari buku register berdasarkan variabel yang diteliti tahun 2014 s.d 2015 yang mengalami preeklamsia berdasarkan umur, gravida, dan faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak 45 sampel dimana dari 45 sampel tersebut terdapat 1 orang 2 masalah yang dialami yaitu umur < 20 dan >35 tahun dan gravida I sebanyak 2 orang (5%). Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan kasus preeklamsia paling banyak terdapat pada penyebab faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya yang mana dari variabel umur 20-35 tahun sebanyak 5 orang (11%), dan pada gravida > I sebanyak 10 orang (22%), sehingga jumlah keseluruhan 15 orang (33%). Sebagaimana teori yang dibahas sebelumnya bahwa faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklamsia pada ibu hamil bukan hanya faktor umur dan gravida melainkan ada banyak faktor lain seperti kehamilan kembar, molahidatodosa, diabetes militus, sosial ekonomi, dan riwayat preeklamsia.
  • 65. 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penderita preeklamsia di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 adalah sebagai berikut : 1. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada ibu hami yang berumur <20 & 35 tahun (29%,) 2. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada gravida 1 sebesar 33%. 3. Faktor risiko penderita preeklamsia sebagian besar terjadi pada penyebab faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya sebesar 33%. B. Saran 1. Bagi Pelayanan kesehatan Diharapkan petugas bidan profesi di Ruang Delima selalu meningkatkan pengetahuan dalam pendeteksian preeklamsia. 2. Bagi pihak RSUD Kabupaten Muna Diharapkan pada pihak RSUD mempersiapkan obat-obatan penanganan preeklamsia lebih awal sebelum ada pasien masuk di Ruang Delima
  • 66. 55 DAFTAR PUSTAKA Asniar (2013) Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklamsia. Available at http:// Jurnal asniar. /2013/08/KTI-preeklampsia.html Diakses tanggal 02 Juli 2016 Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2014) Pofil Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. Diakses tanggal 19 Agustus 2017 Hadjiko Y (2014) hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Diakses Tanggal 11 juli 2016 Jurnal Bidandiah (2012) Konsep Dasar Kehamilan. Available at http://jurnal bidandiah. 2012/04/-materi-konsep-dasar-kehamilan-lengkap.html Diakses tanggal 02 Agustus 2016 Manuaba C. I. A, dkk, (2010) Ilmu Kebidanasn, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : Kedokteran EGC Nugroho T. (2010) Buku Ajar Obstetrik. Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, dkk, (2010) Makalah Kebidanan Kehamilan. Available at http//:Bidan Kebidanan. /2014/09/. Diakses tanggal 28 oktober 2016 Sujiyatini, dkk, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Sunarti W (2013) Teknologi Pendidikan Komplikasi Kehamilan dan Penatalaksanaanya. Stikes Karya Husada Para-Kediri Laporan Penelitian. Available at http://windisunarti. /2013/02 Diakses tanggal 02 Juli 2016 Suparman E (2014) Karakteristik Penderita Preeklamsia Diakses Tanggal 20 juli 2016 WHO (2013) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Unicef Usaid Wiknjosastro. H (2007) Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  • 67.
  • 68. Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 No Nama (Inisial) Umur (Tahun) Gravida < 20 20-35 > 35 1 ≥ 1 1 Ny. SA √ √ 2 Ny. MS √ √ 3 Ny. WM √ √ 4 Ny. SL √ √ 5 Ny. WE √ √ 6 Ny. ES √ √ 7 Ny. WS √ √ 8 Ny. NM √ √ 9 Ny. RS √ √ 10 Ny. WI √ √ 11 Ny. WN √ √ 12 Ny. SS √ √ 13 Ny. TA √ √ 14 Ny. YS √ √ 15 Ny. NI √ √ 16 Ny. WA √ √ 17 Ny. YN √ √ 18 Ny. MS √ √ 19 Ny. RS √ √ 20 Ny. Ayu √ √ 21 Ny. JM √ √ 22 Ny. SI √ √ 23 Ny. HN √ √ 24 Ny. SJ √ √ 25 Ny. WM √ √ 26 Ny. WS √ √ 27 Ny. IW √ √ 28 Ny. YL √ √ 29 Ny. SU √ √ 30 Ny. WU √ √ 31 Ny. WK √ √ 32 Ny. ME √ √ 33 Ny. AS √ √
  • 69. 34 Ny. NR √ √ 35 Ny. RH √ √ 36 Ny. KS √ √ 37 Ny. ST √ √ 38 Ny. HM √ √ 39 Ny. HL √ √ 40 Ny. WH √ √ 41 Ny. WF √ √ 42 Ny. WL √ √ 43 Ny. WD √ √ 44 Ny. NY √ √ 45 Ny. RLS √ √
  • 70. Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 No. Register Nama Umur (tahun) Gravida 255701 Ny. Samsia 36 I 258101 Ny. Musrifa 23 I 257901 Ny. Wd. Masria 42 V 254702 Ny. Salina 27 II 202034 Ny. Wa Eti 19 I 260903 Ny. Eko Satina 23 I 263703 Ny. Wd. Siana 41 V 207937 Ny. Nurmida 38 V 286701 Ny. Ratna Sukadam 31 III 288501 Ny. Wa Inti 37 VI 280662 Ny. Wd. Normal 39 V 286802 Ny. St. Sakfiah 40 IV 280301 Ny. Tomia 40 V 282901 Ny. Yunengsih 21 I 283001 Ny. Nani 31 IV 293901 Ny. Wa Emi 30 III 294301 Ny. Yuliana 25 I 294401 Ny. Marni Susanti 22 I 298301 Ny. Rusti 23 I 298901 Ny. Ayu 20 I 290302 Ny. Jamaeda 31 V 290802 Ny. Samuni 32 II 297002 Ny. Heni 21 I 303600 Ny. Salma 30 II 304000 Ny. Wd. Moose 38 V 313901 Ny. Wa Asi 20 I 314201 Ny. Indrawati 26 I 316801 Ny. Yuliana 40 VI 319001 Ny. Sumiati 40 IV 323602 Ny. Wa Muni 24 III 324402 Ny. Wd. Kila 20 I 340901 Ny. Melewarman 26 I 347901 Ny. Asrida 21 III 352602 Ny. Nurina 20 I
  • 71. 360303 Ny. Rahaena 33 II 362603 Ny. Kasma 27 III 101270 Ny. Sulastri 26 I 372502 Ny. Halmona 33 III 372502 Ny. Halmina 41 III 379503 Ny. Wa Halipa 34 I 336403 Ny. Wa Malfia 40 VII 353502 Ny. Wa Lipo 30 III 330403 Wd. Riodiana 32 II 319901 Ny. Nurhayati 31 II 324002 Ny. Rosnal 39 IV