SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Download to read offline
HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN
TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAPUNTO KEC. DURUKA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Wa Ode Rosmini
PSW.B.2013.IB.0100
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing 1 Pembimbing II
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST
Mengetahui
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab.Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Sartina, SST (…..……................…........…………)
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…..…...............…….………..........…)
3. Asrini, S.ST (….…...............…..………................ )
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab.Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : WAODE ROSMINI
Tempat tanggal lahir : Lapokainse, 13 Januari 1995
Suku/Bangsa : Muna
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
II. NAMA ORANG TUA
Ayah :La Ode Gambara
Ibu :Wa Ode Ando
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus SD Negeri MIN Lapokainse : Tamat tahun 2007
2. Lulus SMP Negeri MTSS Lapokainse: Tamat tahun 2010
3. Lulus SMA Negeri MAN Raha : Tamat tahun 2013
4. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subuhanahuwata’la yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahini
yang berjudul “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016”.Karya
tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna..
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, berbagai macam hambatan
dan kesulitan penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerja sama dari
berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan tersebut itu dapat penulis atasi. Oleh
karenanya perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepadaPembimbing I Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes dan Ibu
Asrini, SST sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah
diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunankarya tulis ilmiah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan propasal pada
masa mendatang.Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga amal baik dan
bantuan dari semua pihak mendapat pahala dari Allah SWT, “Amin”.
Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada berbagai pihak yang
langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Pendidikan
sowite Akbid Paramata Raha.
2. Bapak L. M Haerun K. S.Kep selaku Kepala Puskesmas Wapunto
3. Segenap Dosen dan StafAkbid Paramata Raha yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
4. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis kepada kedua orang tua
Ayahanda La Ode Gambara dan Wa Ode Ando yang begitu setia dan penuh
kesabaran dalam mendidik, berkorban moril dan materi, serta mencurahkan cinta,
kasih sayang dan doanya kepada penulis agar penulis menjadi pribadi yang lebih
baik.
5. Sahabat-sahabat angkatan V tahun 2013 atas kerja sama.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua pihak yang
telah banyak membantu dan mendoakan penulis, sehingga penulisan hasil penelitian
ini dapat terselesaikan.
Raha, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
DaftarIsi............................................................................................................ vii
Daftar Tabel .................................................................................................... ix
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Intisari .............................................................................................................. xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6
A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1. Kontrasepsi.............................................................................. 6
2. Metode Intra uterine Device (IUD)......................................... 8
3. Metode Operasi atau Sterilisasi............................................... 8
4. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal .......................................... 8
5. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal..................................... 14
6. Tekanan Darah ........................................................................ 15
B. Landasan Teori.............................................................................. 17
C. Kerangka Konsep .......................................................................... 18
D. Hipotesis Penelitan ....................................................................... 19
Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 20
B. Subjek Penelitian........................................................................... 20
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21
D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 22
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23
G. Cara Analisis Data......................................................................... 23
H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 26
B. Pembahasan................................................................................... 33
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36
A. Kesimpulan ................................................................................... 36
B. Saran ............................................................................................. 36
Daftar Pustaka................................................................................................ 37
Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII. 15
Tabel 2 Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
27
Tabel 3 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 28
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
28
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
29
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
30
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
30
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alat Kontrasepsi di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
31
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan DurukaKabupaten Muna Tahun
2016
32
Tabel 10 Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep 18
Ganbar 2 Rancangan Penelitian Cross sectional 20
INTISARI
Wa Ode Rosmini (PSW.B.2013.IB.0100) “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi
Hormonal DenganTekanan Darah di Puskesmas Wapunto KecamatanDuruka
Kabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh Rosminah Mansyarif dan Asrini.
.
Latar Belakang :Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini
disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor
angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System.Peningkatan atau
penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh.
Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam
arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah
yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah
gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil
metabolisme lainnya.
Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah cross sectionaldengan
jumlah populasi sebanyak202responden dan sampel sebanyak 69 responden dengan
tehnik simplerandom sampling.
Hasil : Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi hormonal
terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah dan 22
responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden
yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden (5,79%) yang
mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%) yang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah.Berdasarkan hasil didapatkan X2
hitung
3,4lebih kecil dari X2
tabel, 3,841 maka Ho di terima dan Ha di tolak.
Kesimpulan: Tidakada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap
tekanan darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016.
Kata kunci: Kontrasepsi hormonal, Tekanan Darah
Daftar Pustaka11 buku (2006-2013)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah
tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda
melahirkan, Terlalu sering melahirkan, terlalu tua melahirkan. Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu dan anak serta
perempuan. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah
Pasangan Usia Subur (PUS), yang lebih dititik beratkan pada Wanita Usia Subur
(WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun.
Namum demikian, terlepas dari berbagai keberhasilan dan keuntungan
Program KB ternyata kontrasepsi hormonal tidak terlepas dari berbagai
kekurangan terutama yangberhubungan dengan efeknyaterhadap kesehatan,
khususnya hormon yang terkandung dalam kontrasepsi tersebut bila digunakan
dalam jangka waktu yang lama ternyatadapat menimbulkan berbagaiefek
samping yang merugikansalah satunya adalah peningkatan tekanan
2
darah.Walaupun perubahan ini reversible,tetapi kadang-kadang menetap
meskipun obat telah dihentikan.
Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan
progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini
disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor
angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (Pangaribuan,
2013).
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di
dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya
darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah
suatu aliran darah yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi,
maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan
hasil-hasil metabolisme lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah,
antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi
atau tekanan darah rendah.Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi
perhatian di banyak Negara di dunia, karena hipertensi seringkali menjadi
penyakit tidak menular di banyak Negara.
Hasil pemantauan peserta KB aktif melalui mini survei BKKBN tahun 2005
menunjukkan bahwa prevalensi peserta KB di Indonesia adalah (66,2%). Dimana
penggunaan kontrasepsi pil sebesar (17%). Menurut Riskesdas 2010, penggunaan
kontrasepsi pil sebesar (12,8%). Sedangkan hasil Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012, pengguna kontrasepsi pil sebesar (14%).
3
Berdasarkan data dari BKKBN Sulawesi Tenggara dengan laju
pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2015 rata-rata sebesar (2,18%).
Sedangkan antara Tahun 2015-2020 turun sebesar (1,97%) pertahun. Untuk PUS
sebanyak 431.255 jiwa dari akseptor aktif tercatat sebanyak 324.069 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak 125.988 jiwa, atau sebesar
(38,87%), pil sebanyak 115.430 jiwa atau sebesar (14,02%) implan sebanyak
45.452 jiwa atau sebesar (14,02%) kondom sebanyak 19.160 jiwa atau sebesar
(5,91%) IUD sebanyak 9.394 jiwa atau sebesar (2,89%) MOW sebanyak 7.011
jiwa atau sebesar (2,16%) MOP sebanyak 1.634 jiwa atau sebesar (0,50%).
Penggunaan kontrasepsi hormonal di wilayah Kabupaten Muna kontrasepsi
Pil sebanyak 10.688 jiwa, suntik sebanyak 8.379 jiwa, implan sebanyak 1.932
jiwa,IUD sebanyak 429 jiwa.
Berdasarkan data sekunder yang di peroleh di Puskesmas Wapunto pada
tahun 2015tercatat pengguna akseptor aktif pil sebanyak 160orang, suntik
sebanyak268orang, pengguna Implan sebanyak 6 orang dan pada tahun 2016 pada
bulan Juli tercatat pengguna Akseptor aktif suntik 130 orang, pil 66 orang dan
implan 6 orang.
Adanya peningkatan penggunaan kontrasepsi hormonal dalam masyarakat,
tentu berpengaruh pada tekanan darah oleh karena kandungan dari kontrasepsi
hormonal tersebut.Dari permasalahan ini, peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kab.Muna Tahun 2016’’.
4
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian yang
akan dilakukan adalah ‘’Adakah hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kab. Muna Tahun 2016’’?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
peningkatan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dengan adanya penelitian ini nantinya akan sangat diharapkan sebagai
penambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah yang nantinya dapat diterapkan didunia kerja dan
kehidupan sehari-hari.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi
Puskesmas Wapunto guna perhatian lebih lanjut kepada pengguna
kontrasepsi hormonal hubungannya dengan tekanan darah pengguna.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan menjadi sumber bacaan bagi peneliti berikutnya dan
seluruh mahasiswa Akbid Paramata khususnya.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan menambah wawasan mengenai hubungan kontrasepsi hormonal
dengan tekanan darah. Dan nantinya dapat dijadikan referensi terhadap
pembuatan karya tulis selanjutnya.
d. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan
ilmu dan cakrawala pengetahuan diri terhadap kontrasepsi hormonal
dengan tekanan dan bidang penelitian lapangan sehingga nantinya dapat
bermanfaatbagi masyarakat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kontrasepsi
a. Defenisi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan,
upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Penggunaan kontrasepsi merupan suatu variabel yang mempengaruhi
fertilitas. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal sebagai berikut:
1) Dapat di percaya.
2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.
4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
5) Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
6) Mudah pelaksanaannya.
7) Murah harga sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masayarakat.
8) Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan
(Wiknjosastro, 2007).
7
b. Macam-macam Metoda Kontrasepsi
Macam-macam metode kontrasepsi yaitu sebagai berikut :
1) Kontrasepsi Sederhana
a) Kondom
Kondom adalah salah alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks,
berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya
tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang
membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik
(polietilen) (Niken, dkk, 2010).
b) Koitus Interuptus
Cara kerja koitus interuptus adalah dengan menarik penis yang
sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi guna mencegah sperma
masuk ke vagina (Meyliya, 2009).
c) Metode Kalender
Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender
merupakan salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama pada masa subur (Niken, dkk, 2010).
d) Diafragma
Diagram adalah kap berbentuk cembung terbuat dari terbuat dari
lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup servik (Arum, 2009).
8
e) Spermisida
Cara kerja spermisida adalah supositoria berbentuk busa, jeli, krem
atau bentuk lain yang mengandung surfaktan yang dapat
menghancurkan integritas membran sperma (Meyliya, 2009).
2. AKDR
AKDR merupakan kontrsepsi yang dimasukkan melalui serviks dan
dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai
liang vagina, hal ini dimasudkan agar keberadaanya bisa di periksa oleh
akseptor sendiri (Niken, dkk, 2008).
3. Metode Operasi atau Sterilisasi
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi
wanita sedangkan vasektomi pada kedua vas deferens pria yang
mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak dapat
menyebabkan kehamilan lagi (Wiknjosastro, 2007).
4. Metode Kontrasepsi Hormonal
Macam-macam kontrasepsi hormonal ialah kontrasepsi oral terdiri atas
dua yaitu kombinasi dan progestin, kontrasepsi suntikan/injeksi terdiri atas
dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin, serta alat kontrasepsi
bawah kulit (AKBK) atau implan (Niken, dkk 2008).
5. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal
a. Kontrasepsi Pil
Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan
progesteron yang biasa oleh wanita disebut dengan pil sedangkan yang
hanya berisi progestin biasa disebut dengan mini pil.
9
1) Pil Kombinasi
Pil kombinasi berisi hormon estrogen dan progesteron. Pil ini
mencegah kehamilan dengan cara:
a) Menghambat ovulasi.
b) Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi.
c) Membuat serviks tidak dapat ditembus oleh sperma.
Kerugian:
1) Perlu diminum secara teratur, secara cermat, dan konsisten.
2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS)
dan HIV.
3) Peningkatan resiko gangguan sirkulasi.
4) Efek pada kanker payudara.
5) Tidak cocok untuk perokok berusia diatas 35 tahun.
Keutungan:
1) Dapat diandalkan dan reversible.
2) Mengurangi resiko anemia.
3) Menurunkan kista ovarium.
4) Penyakit radang panggul lebih sedikit.
5) Kehamilan ektopik lebih sedikit.
b) Mini Pil
Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang kurang digunakan secara
luas karena hanya mengandung progestin saja dan tidak mengandung
estrogen. Efektifitas mini pil tergantung pada kemampuan wanita
minum pil setiap malam. Mekanisme kerja mini pil sebagai berikut:
10
1) Mencegah tejadinya ovulasi dari beberapa siklus.
2) Perubahan dalam motilitas tuba.
3) Perubahan dalam fungsi corpus luteum.
4) Perubahan lendir serviks yang mengganggu mortilitas atau daya
hidup spermatozoa.
Keuntungan :
1) Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan
tromboembolik.
2) Dapat diberikan pada wanita menyusui.
3) Cocok untuk wanita dengan keluhan efek samping yang
disebabkan oleh estrogen (sakit kepala,hipertensi, nyeri tungkai
bawah, cloasma,BB bertambah dan mual).
Kerugian:
1) Mini pil kurang efektif dalam mecegah kehamilan dibandingkan
pil kombinasi.
2) Karena tidak mengandung estrogen mini pil menambah insiden
dari perdarahan bercak (spotting), perdarahan menyerupai haid.
(Sukarni, 2013).
b. Kontasepsi Suntik
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB yaitu suntikan
progertin dan kombinasi
1) Suntikan progestin
Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya
mengandungprogestin dan banyak di pakai sekarang ini adalah Depo
11
Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) atau Depo provera, diberikan
sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara
intramuscular di daerah bokong dan Norethindrone enanthare (NET-
EN) atau Noristerat: Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8
minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali suntikan
pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu
a) Cara Kerja:
(1) Mencegah ovulasi
(2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
(3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga kurang
baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Arum, 2009).
b) Efek Samping :
(1) Adanya gangguan haid, berupa:
(a) Siklus haid memenjang atau memendek.
(b) Perdarahan bayak atau sedikit.
(c) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak.
(d) Tidak haid sama sekali.
(2) Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estroge
sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina,
menurunkanlibido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan
meningkatnyaresiko osteoporosis (Niken, dkk, 2008).
12
2) Suntikan Kombinasi
Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran Indonesia
adalahkombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
estradiolsipinoat yang diberikan secara injeksi intramuskular sebulan
sekali(Cyclofem).
a) Cara Kerja:
(1) Menekan ovulasi.
(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu.
(3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
b) Keuntungan Kontrasepsi
(1) Sangat efektif, (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahunpertama.
(2) Resiko terhadap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil.
(3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
(4) Tidak perlu dilakukan periksa dalam.
(5) Jangka panjang.
c) Efek Samping
(1) Efek samping yang timbul sama perdarahan tidak teratur,
terjadi
(2) mengalami siklus menstruasi.
13
(3) Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan
payudara,
(4) peningkatan tekanan darah, timbul jerawat, dan peningkatan
berat
(5) badan Amenorea, mual/pusing/muntah, perdarahan/perdarahan
bercak(spotting), perubahan suasana hati, penurunan libido
(Arum, 2009).
c. Kontrasepsi Implant
1) Indikasi pemasangan Implant
a) Pemakaian KB ang jangka waktu lama.
b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara
kelahirannya tidak terlalu dekat.
c) Tidak dapat mamakai jenis KB yang lain.
2) Kontra indikasi pemasangan implant
a) Hamil atau diduga hamil, perdarahan vagina tanpa sebab.
b) Wanita dalam usia produktif
c) Telah atau memiliki anak.
d) Menginginkan kontrasepi jangka panjang.
e) Menyusui dan membutuh kontrasepsi.
f) Pasca keguguran.
3) Efek samping
a) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan.
b) Sakit kepala.
c) Mual.
14
d) Muntah
e) Perubahan mood.
f) Perubahan berat badan.
g) Jerawat.
h) Nyeri dan nyeri tekan pada payudara.
i) Rambut rontok.
j) Vaginalis (Sukarni, 2013)
k) Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
6. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
Efek samping samping komponen kontrasepsi hormonal paling sering
adalah gangguan haid, mual mungkin timbul pada awal penggunaan,
peningkatan tekanan darah, rasa sakit dikelenjar mammae, gangguan
toleransi glukosa pada diabetes, tromboemboli. Komponen progestin dapat
menyebabkan sakit kepala. Gangguan kardiovaskuler umumnya lebih
sering terjadi pada wanita usia lebih dari 35 tahun, perokok atau
mempunyai faktor risiko misal obesitas, diabetes yang terapinya kurang
baik atau hipertensi.
7. Tekanan Darah
a. Definisi
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah kedinding arteri saat
darah dipompa keluar dari jantung (Palmer, 2007).
15
b. Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-
rata dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan
(Asari, 2014).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan
darah
Tekanan darah sistolik
(mmHg)
Tekanan darah
diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan < 80
Prehipertensi 120 –139 Atau 80 – 89
Hipertensi tahap I 140 –159 Atau 90 – 99
Hipertensi tahap II > 160 Atau >100
c. Pengukuran Tekanan Darah
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah
sphygmomanometer dan stethoscope yang telah dikalibrasi dengan tepat.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini:
1) Beritahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan.
2) Siapkan alat dan bahan, secara ergometris.
3) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih.
4) Atur posisi pasien senyaman mungkin (duduk atau tidur).
5) Buka lengan baju atau gulung keatas.
6) Letakkan lengan sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal bantal
atau buku. Telapak tangan menghadap keatas. Pastikan lengan atas
bebas dari pakaian untuk mencegah kontriksi dan memudahkan utnuk
memasang manset, agar pengukuran lebih akurat.
16
7) Lakukan palpasi arteri, menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari
tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian paha dengan siku.
8) Pasang manset ± 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah
baldder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkar
lengan atas dan kaitkan ujungnya.
9) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa agar pemeriksa
lebih akurat.
10) Gunakan stetoskop agar suara terdengar jelas dan bersih.
11) Pasang stetoskop dengan meletakkan bel atau diagfragma dari
stetoskop diatas arteri bracialis, untuk mendapatkan suara yng
maksimal.
12) Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalo pompa bola
manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan sistol.
13) Buka katup untuk mengeluarkan udara.
14) Buka manset dengan lengan pasien, beritahu hasil pemeriksaan
kepada pasien.
15) Rapikan pasien.
16) Bereskan alat dan cuci tangan.
17) Dokumentasi (Kusmiyati, 2011).
17
A. Landasan Teori
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah
tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Salah satu metode kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi pil .Pil
kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan
progesteron, dan pil hanya progesteron yang berisi hormon
progesteron.Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga
dapat meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi
jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur
Renin Angiotensin System(Pangaribuan, 2013).
Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil
adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil
yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga
akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit
jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi (Sukarni, 2013).
Berdasarkan penyebabnya, peningkatan tekanan darah dibagi dua golongan
yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi
sekunder yang diketahui penyebabnya seperti gangguan ginjal, gangguan hormon,
dan sebagainya.Untuk itu, hipertensi esensial lebih menuntut perhatian dalam
18
upaya pencegahan dan pengobatanya.Hal ini disebabkan penderita hipertensi
esensial pada umumnya tidak merasakan adanya gejala.
B. Kerangka Konsep
Berbagai jenis kontrasepsi hormonal yaitu Pil, Suntik, dan Implant menjadi
pilihan utama bagi ibu yang ingin mengatur jarak kelahiran atau yang belum
menginginkan kelahiran. Melihat kandungan dari kontrasepsi hormonal yang
dapat meningkatkan tekanan darah, dimana salah satu faktor resiko peningkatan
tekanan darah adalah akibat dari kerja hormon estrogen dan juga progesteron
maka hal tersebut patut di perhatikan. Adapun kerangka konsep penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut:
Variabel Dependen (Bebas)
Variabel Independen (Terikat)
Gambar 1 . Kerangka Konsep Penelitian
Ibu pengguna
Kontrasepsi Hormonal :
1.Pil
2.Suntik
3.Implant
Peningkatan
Tekanan Darah
19
C. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitin ini yaitu :
1. Ha: Ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan
tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan duruka
Kabupaten Muna.
2. Ho: Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan
peningkatan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan duruka Kabupaten Muna.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan metode penelitian survey analitik dengan
pendekatan Cross Sectional.Cross sectional adalah jenis penelitian yang
mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
(Notoatmodjo, 2010).
Gambar. 2 Rancangan Penelitian Cross Sectional
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan kelompok subjek, populasi terbatas bila
jumlahnya dapat dihitung, sedangkan bila jumlahnya tidak terhitung disebut
Populasi
Faktor risiko (+) Faktor risiko (-)
Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-)
Sampel
69
=231
21
populasi tak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalahsemua pasangan usia
subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang tercatat dalam buku
register Puskesmas yaitu sebanyak 202 orang.
2. Sampel
Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel
dalam penelitian ini menggunakan tehnik random sampling.sedangkan teknik
penarikan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagai
berikut :
N
n =
N.d2
+ 1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2
= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
N 202 202
n = = = = 69 Responden
N.d2
+ 1 (202).0,12
+1 3,02
Adapun jumlah sampel dari penelitian ini yaitu sebanyak 69 responden
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juli s.d 17 Juli tahun 2016. Dan
lokasi Penelitian bertempat di Puskesmas Wapunto.
22
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel independent (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas penelitian ini adalah ibu
pengguna kontrasepsi hormonal.
2. Variabel dependent (Terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.Pada penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah tekanan darah ibu pemakai kontrasepsi hormonal.
E. Defenisi Operasional
1. Pengguna Kontrasepsi
Yang dimaksud dengan pengguna kontrasepsi hormonal dalam penelitian ini
adalah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal baik
kontrasepsi Pil, suntik, dan Implant. Dan diukur menggunakan lembar
observasi yang telah peneliti sediakan.
Ya : Jika menggunakan kontrasepsi hormonal
Tidak : Jika tidak menggunakan kontrasepsi hormonal
2. Peningkatan tekanan darah
Yang dimaksud dengan meningkatnya tekanan darah pada penelitian ini
adalah terjadinya perbedaan ukuran tekanan darah responden setelah
beberapa waktu menggunakan kontrasepsi hormonal. Tekanan darah adalah
desakan darah yang dialami oleh responden yang di ukur dengan
menggunakan tensimeter dinyatakan dengan satuan mmHg .
23
Kriteria Obyektif :
Tidak Meningkat : < 120 mmHg dan Diastol < 80
Meningkat : Bila sistolik >120mmHg dan diastole > 80 mmHg
F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Hal ini didasarkan karena pada awal penelitian kualitatif permasalahannya
belum jelas dan pasti, sehingga peneliti sebagai instrumen dapat menyesuaikan
diri terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan/semua aspek keadaan
yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Selain itu, hanya manusia sebagai
instrument yang dapat berhubungan dengan informan dan mampu memahami
kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan, sehingga peneliti berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis univariat dilakukan secara
deskriptif dari masing-masing variabel dengan tabel distribusi frekuensi di
sertai penjelasan
P = x 100%
Keterangan :
P = Persentase
f = data yang ada
n = total sampel
24
2. Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mencari atau melihat hubungan variabel
terikat dengan menggunakan uji statistik .Uji statistik dengan tingkat
kemaknaan/kepercayaan (α) 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
Square dengan rumus :
= ∑
(0 − )
Keterangan:
X2
= chi square (hubungan variabel dependen dan variabel independen
∑ = jumlah data
0 = frekuensi yang diobservasi
E = frekuensi yang diharapkan dihitung (nilai sampel)
Penilaian :
1) Apabila x2
hitung > x2
tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
artinya ada hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen
2) Apabila X2
hitung < X2
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen.
25
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin
penelitian kepada institusi dena melaporkan sebelum memulai kegiatan
pengumpulan data dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh
dilapangan dengan menggunakan teknik simplerandom Sampling.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis, dan disajikan secara
analitik dalam bentuk narasi dan tabel.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini di paparkan sebagai tahap akhir penulisan.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Puskesmas Wapunto terletak di Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna, Kecamatan Duruka merupakan salah satu kecamatan dari 33
kecamatan yang ada di Kabupaten Muna, berjarak 8 km dari kota Raha Ibu
kota Kabupaten Muna dan Wapunto sebagai ibu kota Kecamatan.
Kecamatan Duruka memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Kecamatan Katobu
2) Sebelah Selatan : Kecamatan Lohia
3) Sebelah Timur : Selat Buton
4) Sebelah Barat : Kecamatan Kontunaga
Luas wilayah Kecamatan Duruka adalah 11,52 km2
atau sekitar 0,24% dari
luas daratan Kabupaten Muna. Secara administratif Kecamatan Duruka
terdiri dari dua kelurahan dan lima desa. Dari 7 desa/kelurahan yang ada,
Desa Banggai adalah desa terluas dengan luas 2,65 km2
(23%), sedangkan
wilayah terkecil adalah Kelurahan Palangga dan Desa Ghonsume masing-
masing seluas 1,00 km2
(8,68%) dari luas Kecamatan Duruka.
b. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Duruka menurut hasil susenas tahun
2010 tercatat 11,701 jiwa mempunyai konstribusi 4,17% dari jumlah
27
penduduk Kabupaten Muna. Dari 11,701 penduduk Kecamatan Duruka
terdapt laki-laki 5.946 jiwa dan perempuan 5.755 . disamping itu tercatat
jumlah rumah tangga 2.431, dengan demikian rata-rata jumlah jiwa dalam
rumah tangga adalah4 orang. Dengan luas wilayah 11,52 km2
berarti
kepadatan penduduk 901 jiwa/Km2
(Profil Puskesmas Wapunto).
c. Ketenagaan
Jenis tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wapunto seperti pada tabel.
Tabel 2. Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
No. Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2015 %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Dokter Gigi
Dokter Umum
SKM
Apoteker
Farmasi
Sanitarian
Nutrisioner
Analis Kesehatan
Perawat
Bidan Desa
1
1
5
2
1
5
2
-
28
11
1,78
1,78
8,92
3,57
1,78
8,92
3,57
-
50,00
19,64
Jumlah 56 100
Sumber : Data Primer, 2016
d. Fasilitas kesehatan
Jenis sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wapunto adalah
se:bagai berikut:
28
Tabel 3. Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun
2015
No
.
Desa/Kelurahan Puskesmas/
pustu
Bakesra Pos obat
desa
Toko
obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Banggai
Lasunapa
Ghonsume
Wapunto
Ghonebalano
Lagasa
Palangga
-
-
-
1
-
1
-
1
-
1
-
1
-
-
1
1
1
1
1
1
1
-
-
-
1
-
-
-
Jumlah 2 3 7 1
Sumber : Data Primer, 2016
2. Karakteristik Responden
a. Umur
Distribusi responden menurut umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 4berikut.
Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) %
1. 20-35 Tahun 28 41,18
2. 36-40 Tahun 31 44,92
3. 41-45 Tahun 5 7,25
4. 46-50Tahun 5 7,25
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan responden terbanyak berumur
36-40 sebanyak 30 responden (44,92%), umur antara 20-35 tahun
29
sebanyak 28responden(41,18%),5responden (7,25%) berumur 41-45tahun,
umur 46-50 tahunsebanyak5 responden (7,25%).
b. Pendidikan
Distribusi responden menurut pendidikan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 5berikut.
Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) %
1. Pendidikan Dasar 25 36,23
2. Pendidikan
Menengah
42 60,23
3. Perguruan tinggi 2 2,89
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden terbanyak
pada pendidikan menengah sebanyak 42 responden (60,86%), pendidikan
dasar sebanyak 25 responden (36,23%) dan perguruan tinggi sebanyak2
responden (2,89%).
c. Pekerjaan
Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada gambar berikut.
Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 6.
30
Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Pekerjaan Frekuensi (f) %
1. IRT 67 97,10
2. PNS 2 2,89
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden terbanyak ibu
bekerja sebagai IRT sebanyak 67 responden (97,10%), dan PNS sebanyak
2 responden (2,89%).
d. Lama Penggunaan
Distribusi responden berdasarkan lama penggunaan di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Lama Penggunaan Frekuensi (f) %
1. <2 Tahun 14 20,28
2. >2 Tahun 55 79,71
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa responden terbanyak
padaibu yang menggunakan kontrasepsi selama >2 tahun sebanyak 55
orang (79,71%), dan ibu yang menggunakan kontrasepsi selama <2 tahun
sebanyak 14 orang (20,28%).
e. Analisis Univariat
31
1) Pemakaian Kontrasepsi
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemakaian kontrasepsi di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanAlat Kontrasepsi
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2016
No Kontrasepsi Frekuensi (f) %
1. Hormonal 62 89,85
2. Metode Sederhana 7 10,14
Jumlah (n) 69 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa respondenyang
memakai kontrasepsi hormonal sebanyak 62 orang (89,85%), dan
responden yang memakai kontrasepsi metode sederhana sebanyak 7
orang (10,14%).
2) Peningkatan Tekanan Darah
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
dapat dilihat Tabel 9.
32
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016
No Peningkatan Tekanan Darah Frekuensi (f) %
1. Meningkat 42 60,86
2. Tidak Meningkat 27 39,13
Jumlah (n) 69 100
Berdasarkan Tabel 9, responden yang mengalami peningatan
tekanan darah sebanyak 42 responden (60,86%), dan yang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 27 responden
(39,13%).
f. Analisis Bivariat
Analisis hubungan pemakaian kontrasepsi dengan tekanan darah
maka diperoleh hasil Tabel 10.
Tabel 10.Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah
di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2016
Kontrasepsi
Tekanan Darah
Jumlah X2
Meningkat Tidak
Meningkat
F % f % n % Hit. Tab.
Hormonal 40 57,59 22 31,88 62 89,85
3,4 3,841Metode Sederhana 2 5,79 5 7,24 7 10,14
Jumlah (n) 42 63,38 27 39,12 69 100
Tabel 10, menunjukkan bahwa dari 62 responden menggunakan
kontrasepsi hormonal terdapat 40 responden (57,59%) yang mengalami
peningkatan tekanan darah dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami
tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden menggunakan metode
33
sederhana terdapat 2 responden (5,79%) mengalami peningkatan tekanan
darah dan 5 responden (7,24%) tidak mengalami peningkatan tekanan
darah.
Berdasarkan hasil didapatkan X2
= 3,4, Oleh karena X2
hitung lebih
kecil dariX2
tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan
tidak ada hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan
darah.
B. Pembahasan
Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO)
adalah tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran.
Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat
meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi
jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur
Renin Angiotensin System (Pangaribuan, 2013)
Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi
hormonal terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah
dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7
responden yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden
(5,79%) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%)
yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah.
34
Berdasarkan hasil didapatkan X2
= 3,4, Oleh karena X2
hitung lebihh kecil
dari X2
tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan tidak ada
hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah.
Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bawa efek samping yang paling
ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil adalah timbulnya penyakit pada
sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35
tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko
terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit
serebrovaskuler, serta hipertensi.
Hal ini disebabkan karena pada wanita yang memakai kontrasepsi hormonal
dapat menyebabkan terjadinya perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah
disebabkan adanya pengaruh hormon gonadotropin dan ptogesteron. Sehingga
dapat memompa jantung lebih kuat, arteri besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku dalam bersikulasi sehingga dapat meyebabkan tekanan darah
menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya aktivitas memompa jantung berkurang
dan arteri mengalami pelebaran dalam bersikulasi, maka dapat menyebabkan
tekanan darah menjadi menurun.
Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Milawati (2012) “Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi HormonalTerhadap
Peningkatan Tekanan Darah WanitaAkseptor Kb Hormonal Di Puskesmas
KecamatanWonogiri Kabupaten Wonogiri’’ hasil Penelitian bahwa perhitungan
Ratio Prevalensi KB suntik menunjukkan bahwa KB suntiksebagai faktor resiko
meningkatkan tekanan darah 4,82 kali daripada kontrasepsiIUD, sedangkan Ratio
35
Prevalensi KB oral menunjukkan bahwa KB oral sebagaifaktor resiko
meningkatkan tekanan darah 3,91 kali daripada kontrasepsi IUD.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah di
Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan bagi Bidan harus
meberikan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ibu yang akan
menggunakan kontrasepsi mulai dari macam-macam kontrasepsi, kontraindikasi,
indikasi dan efek samping yang akan terjadi sebelum menggunakan kontrasepsi
serta memberikan kesempatan kepada ibu untuk memilih kontrasepsi sesuai
dengan keinginan ibu dan menanyakan keluhan setiap kali kunjungan setelah
menggunakan kontrasepsi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Asari, Nika Putri. (2014). Proportion In Error (PRE) Dalam Mengukur Asosiasi
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Kejadian Hipertensi.
Universitas Negri Yogyakarta.
Arum, Dyah Noviwati, dan Sujiyatini. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB
Terkini. Jogjakarta: Nuha Medika.
Milawati, Alfiana. (2012). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Wanita Akseptor KB Hormonal.
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Meyliya, Eny dan Esty Wahyuningsih. (2009). Buku Saku Kebidanan/ Constance
Sincliar. Jakarta: EGC
Niken, Meilani, Nanik, Setiyawati, Dwiani, Estiwidani, dan Suherni. (2010).
Pelayanan Keluarga berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Pangaribuan, lamrian, dan Dina Bisa Lolong. (2013). Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Pil Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49
Tahun Di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013).
Palmer, Anna. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Sukarni, Icemi, dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yuni, Kusmiyati (2011). Penuntun Prktikum Asuhan kehamilan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Wiknjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP.
Master Tabel
Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kontrasepsi
Lama Pengunaan Tekanan darah
Hormonal Non Hormonal Naik Tidak
1. Ny. S 49 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun - 
2. Ny. H 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
3. Ny. M 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
4. Ny. N 32 Tahun SMP IRT  - > 2Tahun  -
5. Ny. N 33 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun - 
6. Ny. H 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
7. Ny. M 40 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun  -
8. Ny. N 31 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
9. Ny. R 31 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun - 
10. Ny. H 49 Tahun S1 PNS -  >2 Tahun - 
11. Ny. A 39 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun - 
12. Ny. M 47 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun  -
13. Ny. M 35 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
14. Ny. N 40 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
15. Ny. R 47 Tahun SMP IRT  - > 2 Tahun  -
16. Ny. R 31 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
17. Ny. S 37 Tahun SMP IRT  - <2 Tahun - 
18. Ny. S 39 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
19. Ny. J 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
20. Ny. A 34 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
21. Ny. J 36 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
22. Ny. N 34 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
23. Ny. H 34 Tahun SMP IRT  - <2 Tahun - 
24. Ny. A 39 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun - 
25. Ny. L 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
26. Ny. F 32 Tahun S1 PNS -  >2 Tahun - 
27. Ny. P 27 Tahun SD IRT  - <2 Tahun - 
28. Ny. B 40 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
29. Ny. S 40 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
30. Ny.U 45 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
31. Ny. J 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
32. Ny. I 30 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
33. Ny. M 36 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
34. Ny. O 36 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  -
35. Ny. S 39 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
36. Ny. A 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
37. Ny. W 42 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
38. Ny. E 28 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun - 
39. Ny. R 30 Tahun SMP IRT  - < 2 Tahun  -
40. Ny. S 31 Tahun SMP IRT  - < 2 Tahun  -
41. Ny. O 29 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  -
42. Ny. R 36 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
43. Ny. D 37 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun  -
44. Ny. M 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
45. Ny. R 42 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
46. Ny. D 38 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun - 
47. Ny. A 43 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
48. Ny. A 41 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
49. Ny. O 39 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
50. Ny. H 36 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
51. Ny. B 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
52. Ny. D 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
53. Ny. D 36 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun - 
54. Ny. N 37 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun - 
55. Ny. E 33 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  -
56. Ny. W 36 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun - 
57. Ny. R 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
58. Ny. S 39 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
59. Ny. D 27 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
60. Ny. O 48 Tahun SD IRT -  >2 Tahun - 
61. Ny. M 35 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
62. Ny. R 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
63. Ny. D 29 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun - 
64. Ny. D 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
65. Ny. S 38 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
66. Ny. A 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
67. Ny. R 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  -
68. Ny. H 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
69. Ny. M 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -
Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah
Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah
Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah

More Related Content

What's hot (12)

Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
Kti novita sari
Kti novita sariKti novita sari
Kti novita sari
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Kti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedahKti wa ode sitti nurbaedah
Kti wa ode sitti nurbaedah
 
Kti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullahKti wa ode aulia nurfatullah
Kti wa ode aulia nurfatullah
 
Kti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawatiKti mira fadlyawati
Kti mira fadlyawati
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
Kti wa liati
Kti wa liatiKti wa liati
Kti wa liati
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
Kti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawatiKti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawati
 

Viewers also liked (17)

буковина
буковинабуковина
буковина
 
hoja de vida contadora
hoja de vida contadorahoja de vida contadora
hoja de vida contadora
 
Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
твоє тіло
твоє тілотвоє тіло
твоє тіло
 
Breana Dennis Resume
Breana Dennis ResumeBreana Dennis Resume
Breana Dennis Resume
 
Aplasta y moldea
Aplasta y moldeaAplasta y moldea
Aplasta y moldea
 
Antitrust & Competition Law Firm in Tirana Albania l Practices l CLO Legal So...
Antitrust & Competition Law Firm in Tirana Albania l Practices l CLO Legal So...Antitrust & Competition Law Firm in Tirana Albania l Practices l CLO Legal So...
Antitrust & Competition Law Firm in Tirana Albania l Practices l CLO Legal So...
 
El imperio bizantino
El imperio bizantinoEl imperio bizantino
El imperio bizantino
 
Зіропад
Зіропад Зіропад
Зіропад
 
Pixar
PixarPixar
Pixar
 
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
 
anamorfismes
anamorfismesanamorfismes
anamorfismes
 
Cadena de frio
Cadena de frioCadena de frio
Cadena de frio
 
Cadena de frio
Cadena de frioCadena de frio
Cadena de frio
 
Clothes
ClothesClothes
Clothes
 
14 nguyen tac thanh cong
14 nguyen tac thanh cong14 nguyen tac thanh cong
14 nguyen tac thanh cong
 
Dvhnn nang luc-nckh
Dvhnn nang luc-nckhDvhnn nang luc-nckh
Dvhnn nang luc-nckh
 

Similar to Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...Warnet Raha
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...Warnet Raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...Warnet Raha
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...Warnet Raha
 

Similar to Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah (20)

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT PESERTA KB TERHADA...
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)Kti wa ode isnawati (2)
Kti wa ode isnawati (2)
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBURYANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KE...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti sitti mayansari
Kti sitti mayansariKti sitti mayansari
Kti sitti mayansari
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
 
Kti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata rahaKti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata raha
 
Kti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata rahaKti arni akbid paramata raha
Kti arni akbid paramata raha
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
IDENTIFIKASI AKSEPTOR KB IMPLANT YANG MENGALAMI EFEK SAMPING DI DESA BANGUNSA...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMILTENTANG TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KA...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI DI WILAY...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...
 
Kti yusniar
Kti yusniarKti yusniar
Kti yusniar
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Kontrasepsi Hormonal dan Tekanan Darah

  • 1. HUBUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS WAPUNTO KEC. DURUKA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Wa Ode Rosmini PSW.B.2013.IB.0100 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing 1 Pembimbing II Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST Mengetahui Direktur Akbid Paramata Raha Kab.Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN Karya tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Sartina, SST (…..……................…........…………) 2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…..…...............…….………..........…) 3. Asrini, S.ST (….…...............…..………................ ) Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes Asrini, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kab.Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
  • 4. RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS Nama : WAODE ROSMINI Tempat tanggal lahir : Lapokainse, 13 Januari 1995 Suku/Bangsa : Muna Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam II. NAMA ORANG TUA Ayah :La Ode Gambara Ibu :Wa Ode Ando III. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Lulus SD Negeri MIN Lapokainse : Tamat tahun 2007 2. Lulus SMP Negeri MTSS Lapokainse: Tamat tahun 2010 3. Lulus SMA Negeri MAN Raha : Tamat tahun 2013 4. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.
  • 5. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subuhanahuwata’la yang telah memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahini yang berjudul “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016”.Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.. Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini, berbagai macam hambatan dan kesulitan penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan tersebut itu dapat penulis atasi. Oleh karenanya perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi- tingginya kepadaPembimbing I Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes dan Ibu Asrini, SST sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunankarya tulis ilmiah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan propasal pada masa mendatang.Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Semoga amal baik dan bantuan dari semua pihak mendapat pahala dari Allah SWT, “Amin”.
  • 6. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada: 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Pendidikan sowite Akbid Paramata Raha. 2. Bapak L. M Haerun K. S.Kep selaku Kepala Puskesmas Wapunto 3. Segenap Dosen dan StafAkbid Paramata Raha yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan. 4. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis kepada kedua orang tua Ayahanda La Ode Gambara dan Wa Ode Ando yang begitu setia dan penuh kesabaran dalam mendidik, berkorban moril dan materi, serta mencurahkan cinta, kasih sayang dan doanya kepada penulis agar penulis menjadi pribadi yang lebih baik. 5. Sahabat-sahabat angkatan V tahun 2013 atas kerja sama. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah banyak membantu dan mendoakan penulis, sehingga penulisan hasil penelitian ini dapat terselesaikan. Raha, Agustus 2016 Penulis
  • 7. DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. i Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii Riwayat Hidup ................................................................................................. iv Kata Pengantar ................................................................................................. v DaftarIsi............................................................................................................ vii Daftar Tabel .................................................................................................... ix Daftar Gambar.................................................................................................. x Intisari .............................................................................................................. xi Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4 Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 6 A. Telaah Pustaka............................................................................... 6 1. Kontrasepsi.............................................................................. 6 2. Metode Intra uterine Device (IUD)......................................... 8 3. Metode Operasi atau Sterilisasi............................................... 8 4. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal .......................................... 8 5. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal..................................... 14 6. Tekanan Darah ........................................................................ 15 B. Landasan Teori.............................................................................. 17 C. Kerangka Konsep .......................................................................... 18 D. Hipotesis Penelitan ....................................................................... 19 Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 20 B. Subjek Penelitian........................................................................... 20 C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 21 D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 22 E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 22 F. Instrumen Penelitian...................................................................... 23 G. Cara Analisis Data......................................................................... 23 H. Jalannya Penelitian........................................................................ 25 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 26 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 26 B. Pembahasan................................................................................... 33
  • 8. Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 36 A. Kesimpulan ................................................................................... 36 B. Saran ............................................................................................. 36 Daftar Pustaka................................................................................................ 37 Lampiran-lampiran
  • 9. DAFTAR TABEL Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII. 15 Tabel 2 Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 27 Tabel 3 Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 28 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 28 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 29 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 30 Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 30 Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 31 Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan DurukaKabupaten Muna Tahun 2016 32 Tabel 10 Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 32
  • 10. DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Konsep 18 Ganbar 2 Rancangan Penelitian Cross sectional 20
  • 11. INTISARI Wa Ode Rosmini (PSW.B.2013.IB.0100) “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal DenganTekanan Darah di Puskesmas Wapunto KecamatanDuruka Kabupaten Muna Tahun 2016”, dibimbing oleh Rosminah Mansyarif dan Asrini. . Latar Belakang :Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System.Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah cross sectionaldengan jumlah populasi sebanyak202responden dan sampel sebanyak 69 responden dengan tehnik simplerandom sampling. Hasil : Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi hormonal terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden (5,79%) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%) yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah.Berdasarkan hasil didapatkan X2 hitung 3,4lebih kecil dari X2 tabel, 3,841 maka Ho di terima dan Ha di tolak. Kesimpulan: Tidakada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. Kata kunci: Kontrasepsi hormonal, Tekanan Darah Daftar Pustaka11 buku (2006-2013)
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T : Terlalu muda melahirkan, Terlalu sering melahirkan, terlalu tua melahirkan. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan keselamatan ibu dan anak serta perempuan. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS), yang lebih dititik beratkan pada Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Namum demikian, terlepas dari berbagai keberhasilan dan keuntungan Program KB ternyata kontrasepsi hormonal tidak terlepas dari berbagai kekurangan terutama yangberhubungan dengan efeknyaterhadap kesehatan, khususnya hormon yang terkandung dalam kontrasepsi tersebut bila digunakan dalam jangka waktu yang lama ternyatadapat menimbulkan berbagaiefek samping yang merugikansalah satunya adalah peningkatan tekanan
  • 13. 2 darah.Walaupun perubahan ini reversible,tetapi kadang-kadang menetap meskipun obat telah dihentikan. Penggunaan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.Hal ini disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (Pangaribuan, 2013). Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah.Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian di banyak Negara di dunia, karena hipertensi seringkali menjadi penyakit tidak menular di banyak Negara. Hasil pemantauan peserta KB aktif melalui mini survei BKKBN tahun 2005 menunjukkan bahwa prevalensi peserta KB di Indonesia adalah (66,2%). Dimana penggunaan kontrasepsi pil sebesar (17%). Menurut Riskesdas 2010, penggunaan kontrasepsi pil sebesar (12,8%). Sedangkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, pengguna kontrasepsi pil sebesar (14%).
  • 14. 3 Berdasarkan data dari BKKBN Sulawesi Tenggara dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2015 rata-rata sebesar (2,18%). Sedangkan antara Tahun 2015-2020 turun sebesar (1,97%) pertahun. Untuk PUS sebanyak 431.255 jiwa dari akseptor aktif tercatat sebanyak 324.069 peserta yang menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak 125.988 jiwa, atau sebesar (38,87%), pil sebanyak 115.430 jiwa atau sebesar (14,02%) implan sebanyak 45.452 jiwa atau sebesar (14,02%) kondom sebanyak 19.160 jiwa atau sebesar (5,91%) IUD sebanyak 9.394 jiwa atau sebesar (2,89%) MOW sebanyak 7.011 jiwa atau sebesar (2,16%) MOP sebanyak 1.634 jiwa atau sebesar (0,50%). Penggunaan kontrasepsi hormonal di wilayah Kabupaten Muna kontrasepsi Pil sebanyak 10.688 jiwa, suntik sebanyak 8.379 jiwa, implan sebanyak 1.932 jiwa,IUD sebanyak 429 jiwa. Berdasarkan data sekunder yang di peroleh di Puskesmas Wapunto pada tahun 2015tercatat pengguna akseptor aktif pil sebanyak 160orang, suntik sebanyak268orang, pengguna Implan sebanyak 6 orang dan pada tahun 2016 pada bulan Juli tercatat pengguna Akseptor aktif suntik 130 orang, pil 66 orang dan implan 6 orang. Adanya peningkatan penggunaan kontrasepsi hormonal dalam masyarakat, tentu berpengaruh pada tekanan darah oleh karena kandungan dari kontrasepsi hormonal tersebut.Dari permasalahan ini, peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kab.Muna Tahun 2016’’.
  • 15. 4 B. Rumusan Masalah Dari Latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan adalah ‘’Adakah hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kab. Muna Tahun 2016’’? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus Mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan peningkatan tekanan darah di Wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Dengan adanya penelitian ini nantinya akan sangat diharapkan sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan terhadap kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah yang nantinya dapat diterapkan didunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
  • 16. 5 2. Manfaat Praktis a. Bagi Instansi Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi Puskesmas Wapunto guna perhatian lebih lanjut kepada pengguna kontrasepsi hormonal hubungannya dengan tekanan darah pengguna. b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan menjadi sumber bacaan bagi peneliti berikutnya dan seluruh mahasiswa Akbid Paramata khususnya. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan mengenai hubungan kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah. Dan nantinya dapat dijadikan referensi terhadap pembuatan karya tulis selanjutnya. d. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga dalam memperluas wawasan ilmu dan cakrawala pengetahuan diri terhadap kontrasepsi hormonal dengan tekanan dan bidang penelitian lapangan sehingga nantinya dapat bermanfaatbagi masyarakat.
  • 17. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Kontrasepsi a. Defenisi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupan suatu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Syarat-syarat kontrasepsi yang ideal sebagai berikut: 1) Dapat di percaya. 2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan. 3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan. 4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus. 5) Tidak memerlukan motivasi terus-menerus. 6) Mudah pelaksanaannya. 7) Murah harga sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masayarakat. 8) Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan (Wiknjosastro, 2007).
  • 18. 7 b. Macam-macam Metoda Kontrasepsi Macam-macam metode kontrasepsi yaitu sebagai berikut : 1) Kontrasepsi Sederhana a) Kondom Kondom adalah salah alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik (polietilen) (Niken, dkk, 2010). b) Koitus Interuptus Cara kerja koitus interuptus adalah dengan menarik penis yang sedang ereksi dari vagina sebelum ejakulasi guna mencegah sperma masuk ke vagina (Meyliya, 2009). c) Metode Kalender Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara/metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama pada masa subur (Niken, dkk, 2010). d) Diafragma Diagram adalah kap berbentuk cembung terbuat dari terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup servik (Arum, 2009).
  • 19. 8 e) Spermisida Cara kerja spermisida adalah supositoria berbentuk busa, jeli, krem atau bentuk lain yang mengandung surfaktan yang dapat menghancurkan integritas membran sperma (Meyliya, 2009). 2. AKDR AKDR merupakan kontrsepsi yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai liang vagina, hal ini dimasudkan agar keberadaanya bisa di periksa oleh akseptor sendiri (Niken, dkk, 2008). 3. Metode Operasi atau Sterilisasi Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi wanita sedangkan vasektomi pada kedua vas deferens pria yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak dapat menyebabkan kehamilan lagi (Wiknjosastro, 2007). 4. Metode Kontrasepsi Hormonal Macam-macam kontrasepsi hormonal ialah kontrasepsi oral terdiri atas dua yaitu kombinasi dan progestin, kontrasepsi suntikan/injeksi terdiri atas dua yaitu suntikan kombinasi dan suntikan progestin, serta alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau implan (Niken, dkk 2008). 5. Klasifikasi Kontrasepsi Hormonal a. Kontrasepsi Pil Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan progesteron yang biasa oleh wanita disebut dengan pil sedangkan yang hanya berisi progestin biasa disebut dengan mini pil.
  • 20. 9 1) Pil Kombinasi Pil kombinasi berisi hormon estrogen dan progesteron. Pil ini mencegah kehamilan dengan cara: a) Menghambat ovulasi. b) Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi. c) Membuat serviks tidak dapat ditembus oleh sperma. Kerugian: 1) Perlu diminum secara teratur, secara cermat, dan konsisten. 2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan HIV. 3) Peningkatan resiko gangguan sirkulasi. 4) Efek pada kanker payudara. 5) Tidak cocok untuk perokok berusia diatas 35 tahun. Keutungan: 1) Dapat diandalkan dan reversible. 2) Mengurangi resiko anemia. 3) Menurunkan kista ovarium. 4) Penyakit radang panggul lebih sedikit. 5) Kehamilan ektopik lebih sedikit. b) Mini Pil Mini pil merupakan alat kontrasepsi yang kurang digunakan secara luas karena hanya mengandung progestin saja dan tidak mengandung estrogen. Efektifitas mini pil tergantung pada kemampuan wanita minum pil setiap malam. Mekanisme kerja mini pil sebagai berikut:
  • 21. 10 1) Mencegah tejadinya ovulasi dari beberapa siklus. 2) Perubahan dalam motilitas tuba. 3) Perubahan dalam fungsi corpus luteum. 4) Perubahan lendir serviks yang mengganggu mortilitas atau daya hidup spermatozoa. Keuntungan : 1) Dapat diberikan pada wanita yang menderita keadaan tromboembolik. 2) Dapat diberikan pada wanita menyusui. 3) Cocok untuk wanita dengan keluhan efek samping yang disebabkan oleh estrogen (sakit kepala,hipertensi, nyeri tungkai bawah, cloasma,BB bertambah dan mual). Kerugian: 1) Mini pil kurang efektif dalam mecegah kehamilan dibandingkan pil kombinasi. 2) Karena tidak mengandung estrogen mini pil menambah insiden dari perdarahan bercak (spotting), perdarahan menyerupai haid. (Sukarni, 2013). b. Kontasepsi Suntik Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB yaitu suntikan progertin dan kombinasi 1) Suntikan progestin Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang hanya mengandungprogestin dan banyak di pakai sekarang ini adalah Depo
  • 22. 11 Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) atau Depo provera, diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara intramuscular di daerah bokong dan Norethindrone enanthare (NET- EN) atau Noristerat: Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu a) Cara Kerja: (1) Mencegah ovulasi (2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. (3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. (4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Arum, 2009). b) Efek Samping : (1) Adanya gangguan haid, berupa: (a) Siklus haid memenjang atau memendek. (b) Perdarahan bayak atau sedikit. (c) Perdarahan tidak teratur ataupun perdarahan bercak. (d) Tidak haid sama sekali. (2) Pada penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estroge sehingga dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkanlibido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnyaresiko osteoporosis (Niken, dkk, 2008).
  • 23. 12 2) Suntikan Kombinasi Suntikan kombinasi yang beredar di pasaran Indonesia adalahkombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiolsipinoat yang diberikan secara injeksi intramuskular sebulan sekali(Cyclofem). a) Cara Kerja: (1) Menekan ovulasi. (2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu. (3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu. (4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba. b) Keuntungan Kontrasepsi (1) Sangat efektif, (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahunpertama. (2) Resiko terhadap kesehatan kecil, efek samping sangat kecil. (3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri. (4) Tidak perlu dilakukan periksa dalam. (5) Jangka panjang. c) Efek Samping (1) Efek samping yang timbul sama perdarahan tidak teratur, terjadi (2) mengalami siklus menstruasi.
  • 24. 13 (3) Efek samping lain yang sering muncul adalah nyeri tekan payudara, (4) peningkatan tekanan darah, timbul jerawat, dan peningkatan berat (5) badan Amenorea, mual/pusing/muntah, perdarahan/perdarahan bercak(spotting), perubahan suasana hati, penurunan libido (Arum, 2009). c. Kontrasepsi Implant 1) Indikasi pemasangan Implant a) Pemakaian KB ang jangka waktu lama. b) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat. c) Tidak dapat mamakai jenis KB yang lain. 2) Kontra indikasi pemasangan implant a) Hamil atau diduga hamil, perdarahan vagina tanpa sebab. b) Wanita dalam usia produktif c) Telah atau memiliki anak. d) Menginginkan kontrasepi jangka panjang. e) Menyusui dan membutuh kontrasepsi. f) Pasca keguguran. 3) Efek samping a) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan. b) Sakit kepala. c) Mual.
  • 25. 14 d) Muntah e) Perubahan mood. f) Perubahan berat badan. g) Jerawat. h) Nyeri dan nyeri tekan pada payudara. i) Rambut rontok. j) Vaginalis (Sukarni, 2013) k) Efek Samping Kontrasepsi Hormonal 6. Efek Samping Kontrasepsi Hormonal Efek samping samping komponen kontrasepsi hormonal paling sering adalah gangguan haid, mual mungkin timbul pada awal penggunaan, peningkatan tekanan darah, rasa sakit dikelenjar mammae, gangguan toleransi glukosa pada diabetes, tromboemboli. Komponen progestin dapat menyebabkan sakit kepala. Gangguan kardiovaskuler umumnya lebih sering terjadi pada wanita usia lebih dari 35 tahun, perokok atau mempunyai faktor risiko misal obesitas, diabetes yang terapinya kurang baik atau hipertensi. 7. Tekanan Darah a. Definisi Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah kedinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung (Palmer, 2007).
  • 26. 15 b. Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata- rata dua kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan (Asari, 2014). Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik (mmHg) Tekanan darah diastolik (mmHg) Normal <120 Dan < 80 Prehipertensi 120 –139 Atau 80 – 89 Hipertensi tahap I 140 –159 Atau 90 – 99 Hipertensi tahap II > 160 Atau >100 c. Pengukuran Tekanan Darah Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer dan stethoscope yang telah dikalibrasi dengan tepat. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini: 1) Beritahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan. 2) Siapkan alat dan bahan, secara ergometris. 3) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih. 4) Atur posisi pasien senyaman mungkin (duduk atau tidur). 5) Buka lengan baju atau gulung keatas. 6) Letakkan lengan sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal bantal atau buku. Telapak tangan menghadap keatas. Pastikan lengan atas bebas dari pakaian untuk mencegah kontriksi dan memudahkan utnuk memasang manset, agar pengukuran lebih akurat.
  • 27. 16 7) Lakukan palpasi arteri, menggunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian paha dengan siku. 8) Pasang manset ± 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah baldder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkar lengan atas dan kaitkan ujungnya. 9) Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa agar pemeriksa lebih akurat. 10) Gunakan stetoskop agar suara terdengar jelas dan bersih. 11) Pasang stetoskop dengan meletakkan bel atau diagfragma dari stetoskop diatas arteri bracialis, untuk mendapatkan suara yng maksimal. 12) Tutup katup dengan mengunci sampai rapat, lalo pompa bola manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan sistol. 13) Buka katup untuk mengeluarkan udara. 14) Buka manset dengan lengan pasien, beritahu hasil pemeriksaan kepada pasien. 15) Rapikan pasien. 16) Bereskan alat dan cuci tangan. 17) Dokumentasi (Kusmiyati, 2011).
  • 28. 17 A. Landasan Teori Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran. Salah satu metode kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi pil .Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormon estrogen dan progesteron, dan pil hanya progesteron yang berisi hormon progesteron.Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System(Pangaribuan, 2013). Efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi (Sukarni, 2013). Berdasarkan penyebabnya, peningkatan tekanan darah dibagi dua golongan yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang diketahui penyebabnya seperti gangguan ginjal, gangguan hormon, dan sebagainya.Untuk itu, hipertensi esensial lebih menuntut perhatian dalam
  • 29. 18 upaya pencegahan dan pengobatanya.Hal ini disebabkan penderita hipertensi esensial pada umumnya tidak merasakan adanya gejala. B. Kerangka Konsep Berbagai jenis kontrasepsi hormonal yaitu Pil, Suntik, dan Implant menjadi pilihan utama bagi ibu yang ingin mengatur jarak kelahiran atau yang belum menginginkan kelahiran. Melihat kandungan dari kontrasepsi hormonal yang dapat meningkatkan tekanan darah, dimana salah satu faktor resiko peningkatan tekanan darah adalah akibat dari kerja hormon estrogen dan juga progesteron maka hal tersebut patut di perhatikan. Adapun kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Variabel Dependen (Bebas) Variabel Independen (Terikat) Gambar 1 . Kerangka Konsep Penelitian Ibu pengguna Kontrasepsi Hormonal : 1.Pil 2.Suntik 3.Implant Peningkatan Tekanan Darah
  • 30. 19 C. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitin ini yaitu : 1. Ha: Ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan duruka Kabupaten Muna. 2. Ho: Tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan tekanan darah di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan duruka Kabupaten Muna.
  • 31. 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Cross sectional adalah jenis penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, (Notoatmodjo, 2010). Gambar. 2 Rancangan Penelitian Cross Sectional B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan kelompok subjek, populasi terbatas bila jumlahnya dapat dihitung, sedangkan bila jumlahnya tidak terhitung disebut Populasi Faktor risiko (+) Faktor risiko (-) Efek (+) Efek (-) Efek (+) Efek (-) Sampel 69 =231
  • 32. 21 populasi tak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalahsemua pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang tercatat dalam buku register Puskesmas yaitu sebanyak 202 orang. 2. Sampel Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik random sampling.sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagai berikut : N n = N.d2 + 1 Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : N 202 202 n = = = = 69 Responden N.d2 + 1 (202).0,12 +1 3,02 Adapun jumlah sampel dari penelitian ini yaitu sebanyak 69 responden C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juli s.d 17 Juli tahun 2016. Dan lokasi Penelitian bertempat di Puskesmas Wapunto.
  • 33. 22 D. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel independent (Bebas) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Adapun variabel bebas penelitian ini adalah ibu pengguna kontrasepsi hormonal. 2. Variabel dependent (Terikat) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah tekanan darah ibu pemakai kontrasepsi hormonal. E. Defenisi Operasional 1. Pengguna Kontrasepsi Yang dimaksud dengan pengguna kontrasepsi hormonal dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal baik kontrasepsi Pil, suntik, dan Implant. Dan diukur menggunakan lembar observasi yang telah peneliti sediakan. Ya : Jika menggunakan kontrasepsi hormonal Tidak : Jika tidak menggunakan kontrasepsi hormonal 2. Peningkatan tekanan darah Yang dimaksud dengan meningkatnya tekanan darah pada penelitian ini adalah terjadinya perbedaan ukuran tekanan darah responden setelah beberapa waktu menggunakan kontrasepsi hormonal. Tekanan darah adalah desakan darah yang dialami oleh responden yang di ukur dengan menggunakan tensimeter dinyatakan dengan satuan mmHg .
  • 34. 23 Kriteria Obyektif : Tidak Meningkat : < 120 mmHg dan Diastol < 80 Meningkat : Bila sistolik >120mmHg dan diastole > 80 mmHg F. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Hal ini didasarkan karena pada awal penelitian kualitatif permasalahannya belum jelas dan pasti, sehingga peneliti sebagai instrumen dapat menyesuaikan diri terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan/semua aspek keadaan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Selain itu, hanya manusia sebagai instrument yang dapat berhubungan dengan informan dan mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan, sehingga peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. G. Analisis Data 1. Analisis Univariat Dalam penelitian ini menggunakan Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing variabel dengan tabel distribusi frekuensi di sertai penjelasan P = x 100% Keterangan : P = Persentase f = data yang ada n = total sampel
  • 35. 24 2. Analisa Bivariat Analisis ini digunakan untuk mencari atau melihat hubungan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik .Uji statistik dengan tingkat kemaknaan/kepercayaan (α) 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah Chi- Square dengan rumus : = ∑ (0 − ) Keterangan: X2 = chi square (hubungan variabel dependen dan variabel independen ∑ = jumlah data 0 = frekuensi yang diobservasi E = frekuensi yang diharapkan dihitung (nilai sampel) Penilaian : 1) Apabila x2 hitung > x2 tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen 2) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
  • 36. 25 H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus izin penelitian kepada institusi dena melaporkan sebelum memulai kegiatan pengumpulan data dilapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua hasil dari data yang diperoleh dilapangan dengan menggunakan teknik simplerandom Sampling. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis, dan disajikan secara analitik dalam bentuk narasi dan tabel. 4. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini di paparkan sebagai tahap akhir penulisan.
  • 37. 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Puskesmas Wapunto terletak di Kecamatan Duruka Kabupaten Muna, Kecamatan Duruka merupakan salah satu kecamatan dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Muna, berjarak 8 km dari kota Raha Ibu kota Kabupaten Muna dan Wapunto sebagai ibu kota Kecamatan. Kecamatan Duruka memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara : Kecamatan Katobu 2) Sebelah Selatan : Kecamatan Lohia 3) Sebelah Timur : Selat Buton 4) Sebelah Barat : Kecamatan Kontunaga Luas wilayah Kecamatan Duruka adalah 11,52 km2 atau sekitar 0,24% dari luas daratan Kabupaten Muna. Secara administratif Kecamatan Duruka terdiri dari dua kelurahan dan lima desa. Dari 7 desa/kelurahan yang ada, Desa Banggai adalah desa terluas dengan luas 2,65 km2 (23%), sedangkan wilayah terkecil adalah Kelurahan Palangga dan Desa Ghonsume masing- masing seluas 1,00 km2 (8,68%) dari luas Kecamatan Duruka. b. Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Duruka menurut hasil susenas tahun 2010 tercatat 11,701 jiwa mempunyai konstribusi 4,17% dari jumlah
  • 38. 27 penduduk Kabupaten Muna. Dari 11,701 penduduk Kecamatan Duruka terdapt laki-laki 5.946 jiwa dan perempuan 5.755 . disamping itu tercatat jumlah rumah tangga 2.431, dengan demikian rata-rata jumlah jiwa dalam rumah tangga adalah4 orang. Dengan luas wilayah 11,52 km2 berarti kepadatan penduduk 901 jiwa/Km2 (Profil Puskesmas Wapunto). c. Ketenagaan Jenis tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wapunto seperti pada tabel. Tabel 2. Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 No. Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2015 % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dokter Gigi Dokter Umum SKM Apoteker Farmasi Sanitarian Nutrisioner Analis Kesehatan Perawat Bidan Desa 1 1 5 2 1 5 2 - 28 11 1,78 1,78 8,92 3,57 1,78 8,92 3,57 - 50,00 19,64 Jumlah 56 100 Sumber : Data Primer, 2016 d. Fasilitas kesehatan Jenis sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Wapunto adalah se:bagai berikut:
  • 39. 28 Tabel 3. Distribusi Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Wapunto Tahun 2015 No . Desa/Kelurahan Puskesmas/ pustu Bakesra Pos obat desa Toko obat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Banggai Lasunapa Ghonsume Wapunto Ghonebalano Lagasa Palangga - - - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 - - - Jumlah 2 3 7 1 Sumber : Data Primer, 2016 2. Karakteristik Responden a. Umur Distribusi responden menurut umur di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 4berikut. Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan umur di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Pendidikan Frekuensi (f) % 1. 20-35 Tahun 28 41,18 2. 36-40 Tahun 31 44,92 3. 41-45 Tahun 5 7,25 4. 46-50Tahun 5 7,25 Jumlah (n) 69 100 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan responden terbanyak berumur 36-40 sebanyak 30 responden (44,92%), umur antara 20-35 tahun
  • 40. 29 sebanyak 28responden(41,18%),5responden (7,25%) berumur 41-45tahun, umur 46-50 tahunsebanyak5 responden (7,25%). b. Pendidikan Distribusi responden menurut pendidikan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 5berikut. Tabel 5.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Pendidikan Frekuensi (f) % 1. Pendidikan Dasar 25 36,23 2. Pendidikan Menengah 42 60,23 3. Perguruan tinggi 2 2,89 Jumlah (n) 69 100 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden terbanyak pada pendidikan menengah sebanyak 42 responden (60,86%), pendidikan dasar sebanyak 25 responden (36,23%) dan perguruan tinggi sebanyak2 responden (2,89%). c. Pekerjaan Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada gambar berikut. Distribusi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 6.
  • 41. 30 Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Pekerjaan Frekuensi (f) % 1. IRT 67 97,10 2. PNS 2 2,89 Jumlah (n) 69 100 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa responden terbanyak ibu bekerja sebagai IRT sebanyak 67 responden (97,10%), dan PNS sebanyak 2 responden (2,89%). d. Lama Penggunaan Distribusi responden berdasarkan lama penggunaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dilihat pada Tabel 7. Tabel 7.Distribusi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Lama Penggunaan Frekuensi (f) % 1. <2 Tahun 14 20,28 2. >2 Tahun 55 79,71 Jumlah (n) 69 100 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa responden terbanyak padaibu yang menggunakan kontrasepsi selama >2 tahun sebanyak 55 orang (79,71%), dan ibu yang menggunakan kontrasepsi selama <2 tahun sebanyak 14 orang (20,28%). e. Analisis Univariat
  • 42. 31 1) Pemakaian Kontrasepsi Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemakaian kontrasepsi di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 dilihat pada Tabel 8. Tabel 8.Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanAlat Kontrasepsi di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Kontrasepsi Frekuensi (f) % 1. Hormonal 62 89,85 2. Metode Sederhana 7 10,14 Jumlah (n) 69 100 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa respondenyang memakai kontrasepsi hormonal sebanyak 62 orang (89,85%), dan responden yang memakai kontrasepsi metode sederhana sebanyak 7 orang (10,14%). 2) Peningkatan Tekanan Darah Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat Tabel 9.
  • 43. 32 Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Peningkatan Tekanan Darah Frekuensi (f) % 1. Meningkat 42 60,86 2. Tidak Meningkat 27 39,13 Jumlah (n) 69 100 Berdasarkan Tabel 9, responden yang mengalami peningatan tekanan darah sebanyak 42 responden (60,86%), dan yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 27 responden (39,13%). f. Analisis Bivariat Analisis hubungan pemakaian kontrasepsi dengan tekanan darah maka diperoleh hasil Tabel 10. Tabel 10.Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 Kontrasepsi Tekanan Darah Jumlah X2 Meningkat Tidak Meningkat F % f % n % Hit. Tab. Hormonal 40 57,59 22 31,88 62 89,85 3,4 3,841Metode Sederhana 2 5,79 5 7,24 7 10,14 Jumlah (n) 42 63,38 27 39,12 69 100 Tabel 10, menunjukkan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi hormonal terdapat 40 responden (57,59%) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden menggunakan metode
  • 44. 33 sederhana terdapat 2 responden (5,79%) mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%) tidak mengalami peningkatan tekanan darah. Berdasarkan hasil didapatkan X2 = 3,4, Oleh karena X2 hitung lebih kecil dariX2 tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah. B. Pembahasan Keluarga berencana (KB) menurut Worl Health Organization (WHO) adalah tindakan individu atau yang membantu suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah kelahiran. Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan tekanan darah sehingga dapat meningkatkan pula risiko stroke. Kontrasepsi hormonal akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah yang dihubungkan dengan hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System (Pangaribuan, 2013) Hasil Penelitan bahwa dari 62 responden menggunakan kontrasepsi hormonal terdapat 40 responden (57,59%) mengalamipeningkatan tekanan darah dan 22 responden (31,88%) tidak mengalami tekanan darah. Sedangkan dari 7 responden yang menggunakan kontrasepsi non hormonal terdapat 2 responden (5,79%) yang mengalami peningkatan tekanan darah dan 5 responden (7,24%) yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah.
  • 45. 34 Berdasarkan hasil didapatkan X2 = 3,4, Oleh karena X2 hitung lebihh kecil dari X2 tabel, maka Ho di terima dan Ha di tolak. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah. Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori bawa efek samping yang paling ditakuti pada pemakaian kontrasepsi hormonal pil adalah timbulnya penyakit pada sistem kardiovaskuler, terutama pada pemakai pil yang berumur lebih dari 35 tahun dan perokok. Pemakaian pil kontrasepsi juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit-penyakit tromboemboli, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler, serta hipertensi. Hal ini disebabkan karena pada wanita yang memakai kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan terjadinya perubahan tekanan darah. Perubahan tekanan darah disebabkan adanya pengaruh hormon gonadotropin dan ptogesteron. Sehingga dapat memompa jantung lebih kuat, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersikulasi sehingga dapat meyebabkan tekanan darah menjadi meningkat. Begitu pula sebaliknya aktivitas memompa jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam bersikulasi, maka dapat menyebabkan tekanan darah menjadi menurun. Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Milawati (2012) “Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi HormonalTerhadap Peningkatan Tekanan Darah WanitaAkseptor Kb Hormonal Di Puskesmas KecamatanWonogiri Kabupaten Wonogiri’’ hasil Penelitian bahwa perhitungan Ratio Prevalensi KB suntik menunjukkan bahwa KB suntiksebagai faktor resiko meningkatkan tekanan darah 4,82 kali daripada kontrasepsiIUD, sedangkan Ratio
  • 46. 35 Prevalensi KB oral menunjukkan bahwa KB oral sebagaifaktor resiko meningkatkan tekanan darah 3,91 kali daripada kontrasepsi IUD.
  • 47. 36 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap tekanan darah di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016. B. Saran Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan bagi Bidan harus meberikan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ibu yang akan menggunakan kontrasepsi mulai dari macam-macam kontrasepsi, kontraindikasi, indikasi dan efek samping yang akan terjadi sebelum menggunakan kontrasepsi serta memberikan kesempatan kepada ibu untuk memilih kontrasepsi sesuai dengan keinginan ibu dan menanyakan keluhan setiap kali kunjungan setelah menggunakan kontrasepsi.
  • 48. 37 DAFTAR PUSTAKA Asari, Nika Putri. (2014). Proportion In Error (PRE) Dalam Mengukur Asosiasi Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Kejadian Hipertensi. Universitas Negri Yogyakarta. Arum, Dyah Noviwati, dan Sujiyatini. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta: Nuha Medika. Milawati, Alfiana. (2012). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Wanita Akseptor KB Hormonal. Universitas Muhamadiyah Surakarta. Meyliya, Eny dan Esty Wahyuningsih. (2009). Buku Saku Kebidanan/ Constance Sincliar. Jakarta: EGC Niken, Meilani, Nanik, Setiyawati, Dwiani, Estiwidani, dan Suherni. (2010). Pelayanan Keluarga berencana. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Pangaribuan, lamrian, dan Dina Bisa Lolong. (2013). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49 Tahun Di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013). Palmer, Anna. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga. Sukarni, Icemi, dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika Yuni, Kusmiyati (2011). Penuntun Prktikum Asuhan kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya. Wiknjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP.
  • 49.
  • 50. Master Tabel Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2016 No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Kontrasepsi Lama Pengunaan Tekanan darah Hormonal Non Hormonal Naik Tidak 1. Ny. S 49 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun -  2. Ny. H 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 3. Ny. M 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 4. Ny. N 32 Tahun SMP IRT  - > 2Tahun  - 5. Ny. N 33 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun -  6. Ny. H 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 7. Ny. M 40 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun  - 8. Ny. N 31 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 9. Ny. R 31 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun -  10. Ny. H 49 Tahun S1 PNS -  >2 Tahun -  11. Ny. A 39 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun -  12. Ny. M 47 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun  - 13. Ny. M 35 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  14. Ny. N 40 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 15. Ny. R 47 Tahun SMP IRT  - > 2 Tahun  - 16. Ny. R 31 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  17. Ny. S 37 Tahun SMP IRT  - <2 Tahun -  18. Ny. S 39 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 19. Ny. J 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 20. Ny. A 34 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 21. Ny. J 36 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  -
  • 51. 22. Ny. N 34 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 23. Ny. H 34 Tahun SMP IRT  - <2 Tahun -  24. Ny. A 39 Tahun SMA IRT  - <2 Tahun -  25. Ny. L 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  26. Ny. F 32 Tahun S1 PNS -  >2 Tahun -  27. Ny. P 27 Tahun SD IRT  - <2 Tahun -  28. Ny. B 40 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 29. Ny. S 40 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 30. Ny.U 45 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  31. Ny. J 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 32. Ny. I 30 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  33. Ny. M 36 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 34. Ny. O 36 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  - 35. Ny. S 39 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  36. Ny. A 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 37. Ny. W 42 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 38. Ny. E 28 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun -  39. Ny. R 30 Tahun SMP IRT  - < 2 Tahun  - 40. Ny. S 31 Tahun SMP IRT  - < 2 Tahun  - 41. Ny. O 29 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  - 42. Ny. R 36 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 43. Ny. D 37 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun  - 44. Ny. M 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 45. Ny. R 42 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 46. Ny. D 38 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun -  47. Ny. A 43 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 48. Ny. A 41 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 49. Ny. O 39 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun  - 50. Ny. H 36 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun - 
  • 52. 51. Ny. B 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 52. Ny. D 28 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 53. Ny. D 36 Tahun SMA IRT -  >2 Tahun -  54. Ny. N 37 Tahun SMP IRT  - >2 Tahun -  55. Ny. E 33 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun  - 56. Ny. W 36 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun -  57. Ny. R 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  58. Ny. S 39 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 59. Ny. D 27 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 60. Ny. O 48 Tahun SD IRT -  >2 Tahun -  61. Ny. M 35 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 62. Ny. R 29 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 63. Ny. D 29 Tahun SMA IRT  - < 2 Tahun -  64. Ny. D 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 65. Ny. S 38 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  - 66. Ny. A 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  67. Ny. R 40 Tahun SD IRT  - >2 Tahun  - 68. Ny. H 37 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun -  69. Ny. M 32 Tahun SMA IRT  - >2 Tahun  -