SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG
PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2013 S.D 2015
Karya Tulis Ilmiah
Dianjurkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Ayu Fitriani
PSW.B.2013.IB.0058
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Ayu Fitriani
NIM : Psw.2013.IB.0058
Tempat / Tanggal Lahir : Bangkali, 07 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kelurahan Wamelai, Kec. Lawa, Kab. Muna Barat
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 2 Lawa 2001 – 2007
B. SMP : SMP Negeri 1 Lawa 2007 – 2010
C. SMA : SMA Negeri 1 Lawa 2010 – 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikanya tahun
2016.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada Sang
Maha Pencipta Allah SWT, karena rahmat dan ridhonya sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul ”Identifikasi faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 - 2015 dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Ibu Asmaidah, S.ST selaku Pembimbing I dan Ibu Fatmawati Desa
S.ST selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,
arahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha, sekaligus penguji Karya Tulis Ilmiah.
3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas yang telah membantu memberikan izin
serta kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
vi
5. Direktur dan Kepala Ruangan Delima RSUD Kabupaten Muna yang telah banyak
Membantu penulis dalam pemberian informasi untuk penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Orangtuaku Ayahanda La Ode Asma dan Ibunda Kotimin yang paling kucintai,
yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a
restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus serta Saudaraku satu-satunya
(Feren Handayani) yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling
kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.
7. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu persatu,
terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat - sahabatku terutama
kepada, Bijalmiah, Sarnia, Hasti, Herlinawati, Sarfi, Yusniar atas persahabatan yang
tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi
warna dalam persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun
penulisannya, Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Persetujuan............................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii
Riwayat Hidup ...................................................................................................... iv
Kata pengantar ..................................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................................. vii
Daftar Gambar....................................................................................................... ix
Intisari ............................................................................................................... x
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
A. TelaahPustaka.................................................................................. 6
1. Persalinan................................................................................... 6
2. Letak Sungsang ...................................................................... 17
B. LandasanTeori.................................................................................. 21
C. KerangkaKonsep............................................................................... 23
D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 23
Bab III Metode Penelitian ............................................................................... 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitan....................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 24
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... ... 24
E. Definisi Operasional........................................................................ 25
F. Instrumen Penelitian........................................................................ 26
G. Cara Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 26
H. Jalannya Penelitian .......................................................................... 27
viii
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 28
A. Hasil Penelitian................................................................................ 28
B. Pembahasan ..................................................................................... 32
Bab V Kesimpulan dan Saran............................................................................ 37
A. Kesimpulan...................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................ 37
Daftar Pustaka..................................................................................................... 45
Lampiran – Lampiran
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep…………………………………........................ 26
Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan umur ibu yang mengalami
letak sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015........................................ 36
x
INTISARI
Ayu Fitriani (Psw.2013.IB.0058) “Identifikas Faktor Risiko Penyebab Letak
Sungsang pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2013 - 2015”. di bawah bimbingan Asmaidah dan Fatmawati Desa
Latar belakang : Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna
tahun 2013 berjumlah 26 orang, tahun 2014 berjumlah 27 orang dan tahun 2015
berjumlah 7 orang.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling.
Hasil penelitian : Menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak
sungsang Panggul Sempit 21 kasus (35%), Berdasarkan hasil penelitian menyatakan
bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang paritas 9 kasus (15%),
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami
letak sungsang plasenta previa 6 kasus (10%), Berdasarkan hasil penelitian menyatakan
bahwa dari jumlah 60 ibu yang mengalami letak sungsang penyebab yang tidak
diketahui 24 kasus (40%).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor risiko ibu
bersalin letak sungsang berdasarkan panggul sempit sebesar (35%) dari 60 ibu
berdasarkan paritas yang berisiko sebesar (15%) dari 60 ibu berdasarkan plasenta previa
sebesar (10%) dan penyebab yang tidak diketahui terbanyak sebesar (40%).
Kata kunci : Ibu Bersalin, Letak Sungsang.
Daftar Pustaka : 10 Kepustakaan (2007 – 2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan
teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan
partus.
Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam
persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II atau kala
pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam setelah plasenta.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang
dapat mengakibatkan kejadian mortalitas dan morbiditas perinatal yakni : hipoksia,
trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital.
Penyebab letak sungsang yaitu multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda,
hidramnion, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, panggul sempit, kelainan uteri
dan kelainan bentuk uterus, implantasi plasenta dikornu fundus uteri (Sukarni, 2014).
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) Angka kematian ibu merupakan
salah satu target yang telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs)
kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian
wanita umur subur di sebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, serta nifas. WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari
585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Satriah Cahya Ariefin, 2012).
1
2
Mortalitas perinatal merupakan kematian perinatal 13 kali lebih tinggi dari pada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Gambaran ini di pengaruhi umur kehamilan,
berat janin, dan jenis presentasi bokong sebab utama kematian perinatal pada presentasi
bokong adalah hipoksia, Trauma persalinan, Prematuritas, dan kelainan kongenital.
Kelainan kongenital terdapat 6-18 pada presentasi bokong, di bandingkan 2-3 % pada
presentasi kepala (Satriah Cahya Ariefin, 2012).
Angka kematian maternal di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 228 dan pada
tahun 2012 berjumlah 359. Angka kematian maternal di Sulawesi Tenggara pada tahun
2013 berjumlah 79 orang, sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 65 orang. Angka
kematian maternal di Kabupaten Muna tahun 2015 berjumlah 13 orang.
Memasuki umur kandungan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit
untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun
semestinya di trimester ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya
lebih besar dari pada kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian
atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah
rahim. Menurut Utami Sri Rahayu, penyebab bayi Sungsang adalah Panggul Sempit,
Kelainan bawaan, Multiparitas, Hamil kembar, Hidramnion, Hidrosefalus, Plasenta
previa (Wahyudi K, 2007).
Kejadian presentasi bokong di temukan sekitar (3-4%) dari seluruh persalinan
tunggal. Insiden presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda :
(25%) pada gemelli janin pertama, dan (50%) pada janin kedua. Terjadinya letak
sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi
pada (25%) dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi
pada (7%) persalinan yang terjadi pada kehamilan trimester II dan terjadi pada (1-3%)
persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (Manuaba, 2007).
3
Data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna
tahun 2013 berjumlah 26 orang, tahun 2014 berjumlah 27 orang dan tahun 2015
berjumlah 7 orang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Identifikasi Faktor Risiko penyebab Letak Sungsang di
Rumah Sakit Umum Daerak Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Panggul
Sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ?
2. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Paritas
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015?
3. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Plasenta
Previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ?
4. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan
penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2013 s.d 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko ibu bersalin yang mengalami Letak Sungsang di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan
Panggul Sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d
2015.
4
b. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan
Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
c. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan
Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d
2015.
d. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan
Penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2013 s.d 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya
wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
Penelitian ini dapat memberikan informasi secara objektif tentang identifikasi
faktor risiko yang menyebabkan letak sungsang pada ibu bersalin.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Merupakan informasi yang berharga mengenai identifikasi faktor risiko yang
menyebabkan letak sungsang pada ibu bersalin.
c. Bagi Profesi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan
dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang identifikasi
faktor risiko yang menyebabkan letak sungsang pada Ibu bersalin.
5
d. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang paling berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan Normal
a. Pengertian
Secara umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan
sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin,
faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi
disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus.
Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala
pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau
masa 1 jam setelah plasenta.
b. Tahap Persalinan
Pembagian tahap persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1) Kala I
Kala I adalah kala pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Proses pembukaan serviks sebagai his dibagi dalam 2 fase :
a) Fase Laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
6
7
(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm.
(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari
4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lambat kembali dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primi maupun multigravida, tapi pada
multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek.
2) Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran janin yang dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 1,5-2 jam
pada primigravida dan 0,5-1 jam pada multigravida. Kala II adalah dimulainya
dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro,2011).
Kala II persalinan adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan
meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala
II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak pada vulva.
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit
lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi
tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya. (Wiknjosastro, 2011).
8
c. Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan
1) Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan
Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri.
Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi
normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak
disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama
kontraksi.
Sifat Khas : Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut
ke punggung bawah, Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti.
Beberapa dugaan penyebab antara lain : Pada saat kontraksi terjadi
kekurangan O₂ pada meometrium, Penekanan ganglion syaraf di serviks dan
uterus bagian bawah, Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks,
Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus.
Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi memberikan
dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :
a) Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk
beristirahat agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena
kontraksi yang kuat secara terus-menerus.
b) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit
selama kontraksi.
c) Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus
mengakibatkan konstraksi pembuluh darah plasenta sehinggah bila secara
terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia
dan kematian janin.
9
Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat
memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik.
Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik puncak dan turun.
Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus
meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat / lemah. Frekuensi dihitung
dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat
memeriksa durasi / lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara
pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena
bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang
akurat.
Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum
siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses
persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat
kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah
siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses
persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan,
didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang
profesional, dapat menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi, maka
selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak.
Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada
perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah
dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila
dipantau dengan monitor janin, kontraksi uterus yang paling kuat pada fase
kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.
10
2) Uterus
Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya
pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga
uterus bertambah panjang 5-10.
Terjadi perbedaan pada bagian uterus :
a) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi aka teraba
keras saat kontraksi.
b) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang
teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan
pemendekan segmen bawah uterus.
c) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran
cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus
inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis
yang dinamakan cincin bandel (Elisabeth, 2015).
d. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Diameter
kepala janin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Diameter bipariental yaitu jarak antara dua pariental (9,5)
2) Diameter suboccipito bregnatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput
ke bregma (ubun-ubun sebesar 9,5)
3) Diameter occipitofrontalis. Jarak dari oksiput ke sinsipital (11,5cm)
4) Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium (dahi) 12,5 cm
- 13,5 cm
11
5) Submentobregmatik yaitu jarak pertemuan leher dan rahang bawah ke
bregma 9,5 cm.
Adapun gerakan-gerakan janin dalam persalinan / gerakan cardinal adalah
sebagai berikut:
1) Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida dapat terjdi pada awal persalina. Engagement
adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul
dengan sutura sagitalis melintang / oblik didepan jalan lahir dan sedikit
fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk kedalam
panggul dengan sutura sagitalis dalam anterior posterior. Jika kepala
masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintag
dijalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini
disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat
juga dalam keadaan yang menunjukkan sutura sagitalis lebih dekat ke
promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua
macam asinklitismus. Asinklitismus posterior dan asinklitimus anterior.
a) Asinklitimus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati
simfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari pada tulang
parietal depan. Terjadi karena tulang parietal depan tertahan oleh
simfisis pubis sedangkan tulang parietal belakang dapat turun dengan
mudah karena adanya lengkung sacrum yang luas.
b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati
promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari pada tulang
parietal belakang.
12
Perubahan awal kepala janin dari asinklitismus posterior kedalam
keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena
sesuai dengan keadaan panggul dengan adanya lengkung sacrum. Engagement
dan penurunan kepala terjadi secara simultan / bersamaan, tetapi untuk
kepentingan pembelajaran dibahas secarah terpisah.
2) Penurunan kepala
a) Dimulai sebelum onset persalinan / inpartu. Penurunan kepala terjadi
bersamaan dengan mekanisme lainnya.
b) Kekutan yang mendukung yaitu tekanan cairan amnion, tekanan
langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, dan ekstensi
dan pelusuran badan janin atau tulang belakang janin (Cunningrum, GF,
2012)
c) Fleksi
(1) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi
kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar
panggul.
(2) Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter
oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi sub oksipitobregmatika 9
cm.
(3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin.
(4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada
ubun-ubun besar.
d) Rotasi dalam
(1) Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian
terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah
13
simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah
janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar
kedepan sampai berada dibawah simfisis. Gerakan ini adalah upaya
janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk
bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi
bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala
melewati hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul.
Pada pemeriksaan ubun-ubun kecil mengarah ke jam 12.
(2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu:
(a) bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada
letak fleksi.
(b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yg paling sedikit yang
disebelah depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus
levator ani kiri dan kanan.
e) Ekstensi
(1) Gerakan Ekstensi merupakan gerakan oksiput yang berhimpit
langsung pada mergo inferior simfisi pubis.
(2) Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala meyesuaikan dengan
cara Ekstensi agar dapat melaluinya. Pada saat kepala janin mencapai
dasar panggul tidak langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong
kebawah sehingga mendesak kejaringan perineum.
Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi, yaitu: Gaya dorong
dari fundus uteri kearah belakang, Tahanan dasar panggul dan
simpisis kearah depan.
14
Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah
Ekstensi.
Gerakan Ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan
pada perineum dan intruitus vagina. Ubun-ubun kecil semakin banyak
terlihat dan sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka
berangsur-angsur lahirlah ubun-ubun keci, ubun-ubun besar, dahi,
mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada saat kepala sudah lahir
seluruhnya, dagu bayi berada diatas anus ibu.
f) Rotasi luar
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putaran paksi luar dipengaruhi oleh
faktor - fakor panggul, sama seperti pada rotasi dalam.
(1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kearah pungggung
janin, bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum
kanan atau kiri, sedangkan muka janin meghadap salah satu paha ibu.
Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun
kecil akan berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun
kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan.
(2) Gerakan rotasi luar atau putaran paksi luar ini menjadikan diameter
biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior pintu
bawah panggul, satu bahu di anterior di belakang simfisis dan bahu
yang satunya dibagian posterior di belakang perineum.
(3) Sutura sagitalis kemali melintang
g) Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua
15
bahu lahir di susul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir
janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan
seluruhnya.
e. Tanda gejala kala II persalinan
Tanda gejala kala II terdiri dari : Adanya dorongan mengejan, Penonjolan pada
perineum, Vulva membuka, Anus membuka (Marmi, 2012).
Gejala utama Kala II :
1) His semakin kuat, dengan internal 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik.
2) Menjelang Kala II ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dan di ikuti keinginan
mengejan karena tertekannya pleksus franken houser.
4) Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi : Kepala membuka pintu, Sub occiput sebagai hipomoglion berturut-
turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka dan seluruh kepala janin.
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala pada punggung.
6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong
dengan jalan : Kepala dipegang pada os occiput dan dibawahi dagu, ditarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi, Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
16
3) Kala III
Kala III adalah Kala Uri yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta
sudah dapat diperkirakan tanda-tanda dibawah ini: Uterus menjadi bundar.
a) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
b) Tali pusat bertambah panjang.
c) Terjadi pendarahan kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV
Kala IV adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah
kematian ibu. Pemantauan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika
kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
Pemantauan pada Kala IV :
a) Periksa fundus : Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan, Setiap
30 menit pada jam kedua setelah persalinan, Masase fundus jika perlu untuk
menimbulkan kontraksi.
b) Periksa kelengkapan plasenta untuk memastikan tidak ada bagian-bagian
yang tersisa dalam uterus.
c) Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan.
d) Memperkirakan pengeluaran darah.
e) Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika
uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi.
f) Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
17
g) Periksa kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu
lebih sering.
h) Periksa kondisi bayi baru lahir : Apakah bayi bernafas dengan baik, Apakah
bayi kering dan hangat, Apakah bayi siap disusui / pemberian ASI
memuaskan.
2. Letak Sungsang
a. Pengertian
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang yaitu presentasi bokong murni (frank
breech), presentasi bokong sempurna (complete breech), presentasi bokong kaki
(footling breech). Pada presentasi bokong murni, akibat ekstraksi ke dua sendi
lutut, ke dua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba
bokong. Pada presentasi bokong sempurna, disamping bokong dapat diraba
kedua kaki. Pada presentasi bokong kaki, terjadi jika sebuah kaki mengalami
ekstensi pada panggul dan lutut (Kusmiyati, 2012).
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut-
turut lahir bagian-bagian yang makin lama makin besar di mulai dari lahirnya
bokong, bahu, kemudian kepala (Sukarni, 2014).
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur)
dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
Klasifikasi letak sungsang terdiri dari :
18
1) Letak bokong murni ; Presentasi bokong murni kedua kaki terangkat ke atas
dalam bahasa Inggris “ Frank Breech “. Bokong saja yang menjadi bagian
depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
2) Letak bokong kaki sempurna (presentasi bokong kaki) di samping bokong
teraba kaki dalam bahasa inggris “ Complete Breech “. Disebut letak bokong
kaki dan tangan menyilang sempurna atau tidak sempurna jika di samping
bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3) Letak kaki atau letak lutut bokong kaki tidak sempurna (Incomplete Breech)
adalah letak sungsang hanya satu kaki di samping bokong dimana selain
bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari :
a) Kedua kaki : Letak kaki sempurna
Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
b) Kedua lutut : Letak lutut sempurna
Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna (Norma Nita dan Dwi
Mustika, 2013).
b. Penyebab Bayi Sungsang.
1) Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah
posisinya menjadi sungsang.
2) Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar dari pada bagian
atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
3) Multiparitas. Ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah
sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga
minggu ke- 37 dan seterusnya.
4) Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan
terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang
19
lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar
yakni bokong janin berada di bagian bawah rahim.
5) Hidramnion. Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin
lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga.
6) Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan membuat janin
mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim.
7) Plasenta previa. Adanya plasenta yang menutupi jalan lahir dapat
mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari
tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim (Wahyudi K, 2007).
Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim.
Dengan demikian, tak perlu keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di
bawah umur kandungan 32 minggu. Pada umur kandungan ini, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari
yang posisinya sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi
sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan heran kalau pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih
tinggi.
Memasuki umur 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk
berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul.
Namun semestinya di trimester ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat
yang ukurannya lebih besar dari pada kepala akan menempati ruangan yang
lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam
ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim (Wahyudi K, 2007).
20
Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa
dan panggul sempit (Kusmiyati, 2012).
c. Diagnosis.
1) Anamnesis : Kehamilan terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak di bagian bawah.
2) Pemeriksaan luar : Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, Ballotemen
negatif, Teraba kepala di fundus uteri, Denyut jantung janin di temukan
setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus.
3) Pemeriksaan dalam : Setelah ketuban pecah teraba sakrum, kedua tuberositas
iskii, dan anus. Bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan
(Sudarti icesmi sukarni, 2014).
d. Prognosis
1) Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena di lakukan
tindakan, Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkena infeksi.
2) Bagi bayi
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan darah plasenta setelah
bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah tali pusat dan
supaya janin hidup, janin harus di lahirkan dalam waktu 8 menit (Norma
Nita dan Dwi Mustika, 2013).
21
e. Penatalaksanaan Letak Sungsang dalam Kehamilan
Asuhan yang di berikan ibu tentang letak sungsang oleh bidan adalah
dengan menyuruh ibu nungging tiap pagi. Mengingat bahaya-bahayanya,
sebaiknya persalinan dalam letak sungsang di hindarkan. Untuk itu bila pada
waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada
primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi
kepala (Wiknjosastro, 2011).
Versi atau pemutaran, merupakan tindakan untuk mengubah presentasi
janin secara artificial, baik melalui penggantian kutub yang satu dengan yang
lainnya pada letak longitudinal, atau konversi letak oblik atau letak lintang
menjadi longitudinal. Versi luar sebaliknya dilakukan pada kehamilan antara 34
dan 38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke-34 belum perlu
dilakukan, karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri,
sedangkan setelah minggu ke-38 versi luar sulit untuk berhasil karena janin
sudah besar dan jumlah air ketuban relative berkurang (Wiknjosastro,2011).
B. Landasan Teori
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan
teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan
partus (Wiknjosastro, 2011)
Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi
sungsang. Panggul ibu yang sempit menyulitkan saat kepala bayi hendak masuk ke
posisi lahir normal. Akibatnya, saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dengan bokong
berada di bawah. Panggul sempit bisa terjadi pada perempuan disebabkan beberapa
22
faktor, antara lain : bawaan lahir, ibu bertinggi badan kurang dari 145 cm, adanya
kerusakan panggul misalnya ibu memiliki riwayat patah tulang panggul atau ibu
mengalami penyakit tulang seperti TBC tulang atau polio, atau kelainan tulang belakang
(Wahyudi K, 2007).
Paritas adalah jumlah kelahiran yang telah dialami oleh ibu. Ibu yang telah
melahirkan banyak anak rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko
bila paritas >4, hubungan paritas dengan letak sungsang yaitu dimana ibu yang telah
melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin
berpeluang besar utuk berputar hingga minggu ke 37 minggu dan seterusnya yang
akhirnya menimbulkan kelainan letak sungsang. Pada grandemultipara sering
didapatkan perut gantung, akibat regangan uterus yang berulang-ulang karena
kehamilan dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus
menjadi jatuh kedepan, disebut perut gantung. Perut gantung dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan his karena posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga
bagian bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan
segmen bawah rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak seperti letak
sungsang (Supartini, 2012).
Plasenta Previa adalah Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula
menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus, sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas
rahim (Wahyudi K, 2007).
23
C. Kerangka Konsep
Keterangan:
= Variabel terikat
= Variabel bebas
= Hubungan antar variabel yang di teliti
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan
panggul sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d
2015 ?
2. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan
paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d 2015 ?
3. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan
plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d
2015 ?
4. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan
penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
periode 2013 s.d 2015 ?
Panggul Sempit
Paritas
Letak sungsangPlasenta previa
Penyebab yang tidak
di ketahui
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
di lakukan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu
kelompok subjektif tertentu, tanpa membuat kesimpulan yang bersifat sebab akibat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
2. Waktu
Waktu penelitian ini di laksanakan pada tanggal 7-9 bulan Juli 2016.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami letak sungsang
berdasarkan data di buku register Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna yaitu 60 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah semua ibu hamil dari tahun 2013 s.d 2015 yang
mengalami letak sungsang sebanyak 60 orang berdasarkan data di buku register
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel dependent dan variabel
independent.
1. Variabel dependent (Variabel terikat) : Letak sungsang
24
25
2. Variable independent (Variabel Bebas) : Panggul sempit, Paritas, Plasenta Previa dan
Penyebab yang tidak diketahui.
E. Variabel dan Defenisi Operasional
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
1. Panggul Sempit
Defenisi Operasional :
Yang di maksud panggul sempit dalam penelitian ini adalah Sempitnya ruang
panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang yang tercantum
dalam register ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
2. Paritas
Defenisi Operasional :
Yang dimaksud paritas dalam penelitian ini adalah jumlah kelahiran yang telah
dialami oleh ibu yang tercatat dalam buku register di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
3. Plasenta Previa
Defenisi Operasional :
Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan letak
sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin
berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim, yang tercatat
dalam buku register di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
26
4. Penyebab yang tidak diketahui
Defenisi Operasional :
Penyebab yang tidak diketahui adalah penyebab yang berdasarkan diagnosa dokter
yang hanya tertulis letak sungsang di buku register Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
F. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan checklist
dengan mengambil data dari Ruang Delima berdasarkan variabel yang diteliti.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul dari responden diolah secara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Coding, memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud
memudahkan dalam analisa data.
b. Editing, untuk memeriksa data yang telah dukumpulkan.
c. Skoring, memberi skor pada data yang telah dikumpulkan.
d. Tabulating, menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi setelah
dilakukan perhitungan secara manual.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat
secara deskriptif sederhana berupa presentasi.
Rumus yang digunakan adalah
= 100%
27
Keterangan:
f = Frekuensi
P = Presentasi
n = Jumlah sampel (Putri Ariani, A, 2014)
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus surat
pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha yang ditujukan kepada Kepala Badan
Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna. Kemudian mengantar surat tembusan
Kepada Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dan Kepala Ruangan
Kebidanan sebelum melakukan kegiatan penelitian dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua Jumlah ibu bersalin yang
mengalami letak sungsang yang tercantum dalam buku register.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis disajikan dalam
bentuk tabel.
4. Tahap Penyelesaian Laporan
Pada tahap ini di susun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara
terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini
mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut,
sebelah utara Jl. Basuki Rahmat, sebelah Timur Jl.Sultan Hasanudin, sebelah
selatan Jl. Laode Pandu, sebelah Barat Jl. Ir. Juanda
b. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu
mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua
orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke
negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari
Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter
Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu
Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama
dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang
dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan
dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai
28
29
oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan
masyarakat Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan
beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter
Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya
diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak
berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal
dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950
sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di
prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi
pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution.
Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu tahun masa
kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3
tahun sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai
salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi
mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
c. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.
30
d. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas / sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah Pelayanan
kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum,
poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut,
poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi rehabilitasi medik,
dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT, dan poliklinik
psikiatri. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,
perawatan bayi / perinatologi dan perawatan umum, ICU. Pelayanan medik
yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi.
e. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat
ini adalah 562 orang. Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna adalah sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan
sebanyak 38 orang dan terdapat 2 orang dokter ahli kandungan.
31
2) Karakteristik Umur Responden
Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015
Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang
Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40
tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun
terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan
responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%).
3) Analisis Data
Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang
pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus
kejadian letak sungsang pada ibu bersalin.
Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis
univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam
48,3 %
31
2) Karakteristik Umur Responden
Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015
Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang
Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40
tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun
terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan
responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%).
3) Analisis Data
Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang
pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus
kejadian letak sungsang pada ibu bersalin.
Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis
univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam
8,3 %
35 %
48,3 %
8,3 %
31
2) Karakteristik Umur Responden
Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015
Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang
Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40
tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun
terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan
responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%).
3) Analisis Data
Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang
pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus
kejadian letak sungsang pada ibu bersalin.
Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil
pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis
univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam
<_ 20 Tahun
21-30 Tahun
31-40 Tahun
> 40 Tahun
32
bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pengolahan data diuraikan dianalisi secara
univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi.
1) Faktor risiko ibu bersalin letak sungsang
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor risiko Ibu bersalin Letak
Sungsang berdasarkan Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa dan tidak
diketahui penyebab di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang pada Ibu Bersalin
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2013 s.d 2015
No Faktor Risiko Penyebab Letak
Sungsang
Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Panggul Sempit 15 25 %
Paritas >4 9 15 %
Plasenta Previa 6 10 %
2. Panggul Sempit + Plasenta Previa
Panggul Sempit + Paritas
1
5
1,66 %
8,3 %
3. Paritas + Plasenta Previa 0 0
4. Penyebab yang tidak diketahui 24 40 %
Jumlah 60 100%
Sumber : Data Sekunder Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, 2013 s.d
2015
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami
letak sungsang dengan Panggul Sempit 21 orang (35%), Paritas 9 orang (15%),
plasenta previa sebanyak 6 orang (10%) dan penyebab tidak diketahui 24 orang
(40%)
B. Pembahasan
1. Panggul Sempit
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang
mengalami letak sungsang yang disebabkan oleh Panggul Sempit 21 kasus (35%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2010) Chepalopelvik
33
Disproportion adalah ketidak seimbangan antara janin dengan ukuran panggul.
Istilah ini termasuk panggul sempit yaitu berkurangnya ukuran tulang panggul
sekitar 1 cm dari ukurannya yang normal Kelainan-kelainan yang terjadi seperti
Cephalopelvic Disproportion harus terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya
kala 1 memanjang dan terjadi kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada
pemeriksaan dalam pervaginam atau abdomen.
Selain itu berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007)
sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
Panggul ibu yang sempit menyulitkan saat kepala bayi hendak masuk ke posisi lahir
normal. Akibatnya, saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dengan bokong berada
di bawah. Panggul sempit bisa terjadi pada perempuan disebabkan beberapa faktor,
antara lain : bawaan lahir, ibu bertinggi badan kurang dari 145 cm, adanya
kerusakan panggul misalnya ibu memiliki riwayat patah tulang panggul atau ibu
mengalami penyakit tulang seperti TBC tulang atau polio, atau kelainan tulang
belakang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian clara (2012) di Rumah Sakit
Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo bahwa Faktor risiko ibu bersalin
Letak Sungsang berdasarkan Panggul Sempit hanya sebagian kecil yakni 9,09% dari
33 ibu bersalin.
2. Paritas
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang
mengalami letak sungsang yang disebabkan oleh paritas berisiko hanya 9 kasus
(15%). Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Supartini (2012) paritas adalah
jumlah kelahiran yang telah dialami oleh ibu. Ibu yang telah melahirkan banyak
anak rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk
34
berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko bila paritas
>4, hubungan paritas dengan letak sungsang yaitu dimana ibu yang telah melahirkan
banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang
besar untuk berputar hingga minggu ke 37 minggu dan seterusnya yang akhirnya
menimbulkan kelainan letak sungsang. Pada grandemultipara sering didapatkan
perut gantung, akibat regangan uterus yang berulang-ulang karena kehamilan dan
longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus menjadi jatuh
kedepan, disebut perut gantung. Perut gantung dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan his karena posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga bagian
bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan
segmen bawah rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak seperti letak
sungsang.
Selain itu penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(Maria, 2007 ) yang mengatakan bahwa kehamilan letak sungsang sering terjadi
pada ibu multigravida atau yang telah melahirkan banyak anak karena rahimnya
sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga
minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko bila paritas ≥ 4, dan paritas
dikatakan tidak beresiko bila paritas 1-3.
Namun berdasarkan hasil penelitian yang didapat tidak sesuai dengan teori
yang dikemukakan dari kedua teori tersebut, hasil yang didapat oleh peneliti bahwa
bukan hanya paritas >4 yang memiliki risiko untuk terjadinya letak sungsang tetapi
dapat juga terjadi pada persalinan dengan paritas < 4. Hal ini disebabkan ada faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya persalinan letak sungsang pada ibu yaitu pada
data terdapat ibu dengan paritas < 4 terdapat faktor Plasenta previa dan Panggul
Sempit didalamnya yang biasa menyebabkan terjadinya persalinan Letak Sungsang.
35
Karena berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007) Plasenta Previa
adalah Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan
Letak Sungsang karena Plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus,
sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emi
Sutrisminah (2013) bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan Letak
Sungsang adalah Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa serta hidramnion.
3. Plasenta Previa
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang
mengalami letak sungsang yang di sebabkan oleh Plasenta Previa 6 kasus (10%).
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007) Plasenta Previa adalah
Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan letak
sungsang karena Plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin
berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim. Letak janin
bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Dengan demikian, tak perlu
keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di bawah umur kandungan 32 minggu.
Pada umur kandungan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin
masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya sungsang lantas berputar menjadi
melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan
heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi
lebih tinggi.
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Wahyudi (2007) memasuki
umur 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian
terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester
ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari pada
36
kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim.
Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emi
Sutrisminah (2013) bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan Letak
Sungsang adalah Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa serta hidramnion.
Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Kusmiyati (2012) bahwa
Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah
multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa dan panggul
sempit.
4. Penyebab yang tidak diketahui
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ditemukan
beberapa faktor penyebab letak sungsang yang tidak diketahui berjumlah 24 orang.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Panggul sempit merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 sebesar
(35%).
2. Paritas merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 yang berisiko sebesar
(15%).
3. Plasenta Previa merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 sebesar (10%).
4. Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2013 s.d 2015 yang tidak diketahui sebesar (40%).
B. Saran
1. Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan utamanya pada ibu bersalin, diharapkan
pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur agar
mendapatkan informasi sedini mungkin.
2. Ibu hamil khususnya ibu hamil dengan umur kehamilan ≥ 32 minggu yang
terdiagnosa letak sungsang dianjurkan agar persalinan dilakukan di rumah sakit.
3. Penelitian selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih
lanjut tentang faktor risiko penyebab dengan letak sungsang.
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati Y, (2012). Penuntun Praktikum Asuhan Persalinan. Yogyakarta : Fitramaya.
Kuswanti, I & Melina, F. (2014). Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(Anggota IKAPI).
Marmi, 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Norma Nita D & Mustika D. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Satria, Cahya Ariefin. (2012). KTI Letak Sunsang. DIV Kebidanan.
(http://www.kuliahd3kebidanan.blogspot.com diakses tanggal 30 Mei 2012).
Sukarni, I & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Supartini, MS. (2012). Hubungan antara usia dan paritas dengan letak sungsang pada
ibu bersalin.Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
(http://www.scribd.com/doc/ 12863508/Letak Sungsang-lengkap di akses
tanggal 1 April 2012).
Walyani, Elisabeth Siwi (2015) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal. Yogyakarta : PT Pustaka Baru.
Wiknjosastro, (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wahyudi K & Indiarti MT. (2007), Buku Babon Kehamilan. Yogyakarta : Indoliterasi
Lampiran. 2
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA
TAHUN 2013 s.d 2015
No Nama Umur Alamat
Paritas
>4
Panggul
Sempit
Plasenta
Previa
Yang
Tidak
diketahui
1 Ny. M 35 Wamponiki √
2 Ny. H 34 Jln Madesabara √
3 Ny. SH 37 Desa Wapuale √
4 Ny. I 25 Laiworu √ √
5 Ny. WA 26 Lailangga √
6 Ny. O 18 Ds.Wakobaluagung √
7 Ny. H 35 Wapunto √
8 Ny. WO 36 Ds.Sawerigadi √
9 Ny. S 38 Bangkali √
10 Ny. H 26 Ds. Mabolu √
11 Ny. H 25 Ds. Dana √
12 Ny. N 32 Ds. Lakarinta √
13 Ny. S 37 Waale-ale √ √
14 Ny. A 28 Ds. Loghia √
15 Ny. P 36 Ds. Marobea √
16 Ny. WS 31 Kel. Dana √
17 Ny. R 22 Tondasi √
18 Ny. H 31 Ds. Marobea √
19 Ny. M 31 Ds. Moasi √
20 Ny. WL 24 Ds. Sawerigadi √
21 Ny. WS 28 Ds. Labunti √
22 Ny. WA 32 Wakorambu √
23 Ny. A 23 Lorong Kanoil √
24 Ny. R 34 Kontunaga √
25 Ny. S 25 Kusambi √
26 Ny. Y 21 Lagasa √
27 Ny. A 23 Wapunto √
28 Ny. M 30 Loghia √
29 Ny. S 25 Tampo √
30 Ny. S 28 Ds. Labone √
31 Ny. F 32 Ds. Ghifano √
32 Ny. WR 34 Ds. Lamaeo √
33 Ny. Sl 29 Ds.Pure √
34 Ny. I 32 Ds. Lakawoghe √
35 Ny. R 25 Mantobua √
36 Ny. N 30 Wadolao √
37 Ny. H 29 Btn Laende √
38 Ny. H 40 Jln Agus Salim √
39 Ny. A 23 Laende √
40 Ny. I 29 Tampo √
41 Ny. N 32 Laino √
42 Ny. A 19 Lagasa √
43 Ny. R 36 Lapoka √
44 Ny. A 36 Lohia √
45 Ny. H 24 Lambiku √
46 Ny. WZ 33 Bakealu √
47 Ny. H 19 Latawe √
48 Ny. E 18 Tampo √
49 Ny. W 38 Lapokainse √ √
50 Ny. A 21 Liabalano √
51 Ny. W 27 Mantobua √
52 Ny. E 17 Paru Rajaya √
53 Ny. A 24 Maligano √
54 Ny. H 45 Bangkali √
55 Ny. R 34 Sawerigadi √
56 Ny. W 34 Masura √
57 Ny. N 38 Tanjung Batu √ √
58 Ny. M 37 Kolese √ √
59 Ny. WS 38 Laimpi √ √
60 Ny. R 35 Labone √
Lampiran. 4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah dianjurkan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
disuatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Ayu Fitriani

More Related Content

What's hot (13)

Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramataKti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata Kti kiki andriani  (iii a)  akbid paramata
Kti kiki andriani (iii a) akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN  PADABAYINY“H”DENGANBBLR  PRE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...
 
Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata Kti hubainalti akbid paramata
Kti hubainalti akbid paramata
 
Kti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksanKti mudmainna aksan
Kti mudmainna aksan
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
Kti muslyaninsi
Kti muslyaninsiKti muslyaninsi
Kti muslyaninsi
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 

Viewers also liked (12)

казка лисичка
казка лисичка казка лисичка
казка лисичка
 
CVR Exercise from Alegria Partners
CVR Exercise from Alegria PartnersCVR Exercise from Alegria Partners
CVR Exercise from Alegria Partners
 
Ejemplo de un reportaje
Ejemplo de un reportajeEjemplo de un reportaje
Ejemplo de un reportaje
 
SFK-NY 2009 Success for Kids or too Successful to Succeed
SFK-NY 2009 Success for Kids or too Successful to SucceedSFK-NY 2009 Success for Kids or too Successful to Succeed
SFK-NY 2009 Success for Kids or too Successful to Succeed
 
Ciudades para la gente
Ciudades para la genteCiudades para la gente
Ciudades para la gente
 
Video juegos
Video juegosVideo juegos
Video juegos
 
Slide bài giảng Nvsp chuong 1
Slide bài giảng Nvsp chuong 1Slide bài giảng Nvsp chuong 1
Slide bài giảng Nvsp chuong 1
 
Hoc dai-hoc-nhu-the-nao
Hoc dai-hoc-nhu-the-naoHoc dai-hoc-nhu-the-nao
Hoc dai-hoc-nhu-the-nao
 
El docente de ayer
El docente de ayerEl docente de ayer
El docente de ayer
 
край де варто жити
край де варто житикрай де варто жити
край де варто жити
 
Programacion en pascal
Programacion en pascalProgramacion en pascal
Programacion en pascal
 
Fiestas y Celbraciones Paises Hispanos
Fiestas y Celbraciones Paises HispanosFiestas y Celbraciones Paises Hispanos
Fiestas y Celbraciones Paises Hispanos
 

Similar to Kti ayu fitriani

IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...Warnet Raha
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...Warnet Raha
 

Similar to Kti ayu fitriani (20)

Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PLASENTA PREVIA PADA IBU HAMIL DI RUANG DELIMA RSUD ...
 
Kti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata rahaKti yunianti akbid paramata raha
Kti yunianti akbid paramata raha
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti wa liati
Kti wa liatiKti wa liati
Kti wa liati
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
 
Kti yusniar
Kti yusniarKti yusniar
Kti yusniar
 
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDA...
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
 
Kaver kti akbid
Kaver kti akbidKaver kti akbid
Kaver kti akbid
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Kti ayu fitriani

  • 1. IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA TAHUN 2013 S.D 2015 Karya Tulis Ilmiah Dianjurkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Ayu Fitriani PSW.B.2013.IB.0058 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2.
  • 3.
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : Ayu Fitriani NIM : Psw.2013.IB.0058 Tempat / Tanggal Lahir : Bangkali, 07 Juni 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : Kelurahan Wamelai, Kec. Lawa, Kab. Muna Barat II. PENDIDIKAN A. SD : SD Negeri 2 Lawa 2001 – 2007 B. SMP : SMP Negeri 1 Lawa 2007 – 2010 C. SMA : SMA Negeri 1 Lawa 2010 – 2013 D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikanya tahun 2016.
  • 5. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena rahmat dan ridhonya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Identifikasi faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 - 2015 dapat selesai tepat pada waktunya. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis haturkan kepada Ibu Asmaidah, S.ST selaku Pembimbing I dan Ibu Fatmawati Desa S.ST selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, arahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha, sekaligus penguji Karya Tulis Ilmiah. 3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas yang telah membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian ini.
  • 6. vi 5. Direktur dan Kepala Ruangan Delima RSUD Kabupaten Muna yang telah banyak Membantu penulis dalam pemberian informasi untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Orangtuaku Ayahanda La Ode Asma dan Ibunda Kotimin yang paling kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus serta Saudaraku satu-satunya (Feren Handayani) yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya. 7. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat - sahabatku terutama kepada, Bijalmiah, Sarnia, Hasti, Herlinawati, Sarfi, Yusniar atas persahabatan yang tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku, terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya, Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Raha, Juli 2016 Penyusun
  • 7. vii DAFTAR ISI Halaman Judul ...................................................................................................... i Lembar Persetujuan............................................................................................... ii Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii Riwayat Hidup ...................................................................................................... iv Kata pengantar ..................................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................................. vii Daftar Gambar....................................................................................................... ix Intisari ............................................................................................................... x Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4 Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6 A. TelaahPustaka.................................................................................. 6 1. Persalinan................................................................................... 6 2. Letak Sungsang ...................................................................... 17 B. LandasanTeori.................................................................................. 21 C. KerangkaKonsep............................................................................... 23 D. Pertanyaan Penelitian........................................................................ 23 Bab III Metode Penelitian ............................................................................... 24 A. Jenis dan Rancangan Penelitan....................................................... 24 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24 C. Subjek Penelitian ............................................................................. 24 D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... ... 24 E. Definisi Operasional........................................................................ 25 F. Instrumen Penelitian........................................................................ 26 G. Cara Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 26 H. Jalannya Penelitian .......................................................................... 27
  • 8. viii Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 28 A. Hasil Penelitian................................................................................ 28 B. Pembahasan ..................................................................................... 32 Bab V Kesimpulan dan Saran............................................................................ 37 A. Kesimpulan...................................................................................... 37 B. Saran ................................................................................................ 37 Daftar Pustaka..................................................................................................... 45 Lampiran – Lampiran
  • 9. ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Konsep…………………………………........................ 26 Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan umur ibu yang mengalami letak sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015........................................ 36
  • 10. x INTISARI Ayu Fitriani (Psw.2013.IB.0058) “Identifikas Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 - 2015”. di bawah bimbingan Asmaidah dan Fatmawati Desa Latar belakang : Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna tahun 2013 berjumlah 26 orang, tahun 2014 berjumlah 27 orang dan tahun 2015 berjumlah 7 orang. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian : Menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang Panggul Sempit 21 kasus (35%), Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang paritas 9 kasus (15%), Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang plasenta previa 6 kasus (10%), Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 ibu yang mengalami letak sungsang penyebab yang tidak diketahui 24 kasus (40%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan panggul sempit sebesar (35%) dari 60 ibu berdasarkan paritas yang berisiko sebesar (15%) dari 60 ibu berdasarkan plasenta previa sebesar (10%) dan penyebab yang tidak diketahui terbanyak sebesar (40%). Kata kunci : Ibu Bersalin, Letak Sungsang. Daftar Pustaka : 10 Kepustakaan (2007 – 2015)
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus. Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam setelah plasenta. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang dapat mengakibatkan kejadian mortalitas dan morbiditas perinatal yakni : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Penyebab letak sungsang yaitu multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, panggul sempit, kelainan uteri dan kelainan bentuk uterus, implantasi plasenta dikornu fundus uteri (Sukarni, 2014). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) Angka kematian ibu merupakan salah satu target yang telah di tentukan dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita umur subur di sebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, serta nifas. WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Satriah Cahya Ariefin, 2012). 1
  • 12. 2 Mortalitas perinatal merupakan kematian perinatal 13 kali lebih tinggi dari pada kematian perinatal pada presentasi kepala. Gambaran ini di pengaruhi umur kehamilan, berat janin, dan jenis presentasi bokong sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, Trauma persalinan, Prematuritas, dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18 pada presentasi bokong, di bandingkan 2-3 % pada presentasi kepala (Satriah Cahya Ariefin, 2012). Angka kematian maternal di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 228 dan pada tahun 2012 berjumlah 359. Angka kematian maternal di Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 berjumlah 79 orang, sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 65 orang. Angka kematian maternal di Kabupaten Muna tahun 2015 berjumlah 13 orang. Memasuki umur kandungan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari pada kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Menurut Utami Sri Rahayu, penyebab bayi Sungsang adalah Panggul Sempit, Kelainan bawaan, Multiparitas, Hamil kembar, Hidramnion, Hidrosefalus, Plasenta previa (Wahyudi K, 2007). Kejadian presentasi bokong di temukan sekitar (3-4%) dari seluruh persalinan tunggal. Insiden presentasi bokong meningkat pada kehamilan ganda : (25%) pada gemelli janin pertama, dan (50%) pada janin kedua. Terjadinya letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada (25%) dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada (7%) persalinan yang terjadi pada kehamilan trimester II dan terjadi pada (1-3%) persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (Manuaba, 2007).
  • 13. 3 Data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Kabupaten Muna tahun 2013 berjumlah 26 orang, tahun 2014 berjumlah 27 orang dan tahun 2015 berjumlah 7 orang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Identifikasi Faktor Risiko penyebab Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerak Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Panggul Sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ? 2. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015? 3. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ? 4. Bagaimana identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor risiko ibu bersalin yang mengalami Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Panggul Sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.
  • 14. 4 b. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. c. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. d. Mengetahui identifikasi faktor risiko ibu bersalin letak sungsang berdasarkan Penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Penelitian ini dapat memberikan informasi secara objektif tentang identifikasi faktor risiko yang menyebabkan letak sungsang pada ibu bersalin. b. Bagi Institusi Pendidikan Merupakan informasi yang berharga mengenai identifikasi faktor risiko yang menyebabkan letak sungsang pada ibu bersalin. c. Bagi Profesi Kebidanan Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang identifikasi faktor risiko yang menyebabkan letak sungsang pada Ibu bersalin.
  • 15. 5 d. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman yang paling berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
  • 16. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Persalinan Normal a. Pengertian Secara umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus. Persalinan dimulai (Inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam setelah plasenta. b. Tahap Persalinan Pembagian tahap persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu : 1) Kala I Kala I adalah kala pembukaan serviks yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Proses pembukaan serviks sebagai his dibagi dalam 2 fase : a) Fase Laten, berlangsung selama 8 jam. Pembukaan sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu : 6
  • 17. 7 (1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm. (2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. (3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primi maupun multigravida, tapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek. 2) Kala II Kala II adalah kala pengeluaran janin yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini biasanya berlangsung 1,5-2 jam pada primigravida dan 0,5-1 jam pada multigravida. Kala II adalah dimulainya dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Wiknjosastro,2011). Kala II persalinan adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir uterus dengan kekuatan hisnya di tambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 Jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak pada vulva. Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya. (Wiknjosastro, 2011).
  • 18. 8 c. Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan 1) Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Persalinan Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifatnya tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan kontraksi satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf intrinsic, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi maupun lama kontraksi. Sifat Khas : Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah, Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti. Beberapa dugaan penyebab antara lain : Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O₂ pada meometrium, Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah, Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks, Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus. Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu : a) Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara terus-menerus. b) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi. c) Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan konstraksi pembuluh darah plasenta sehinggah bila secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin.
  • 19. 9 Pada awal persalinan kontraksi uterus selama 15-20 detik. Pada saat memasuki fase aktif, kontraksi terjadi selama 45-90 detik rata-rata 60 detik. Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase, yaitu fase naik puncak dan turun. Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama, intensitas kuat / lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai muncul kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi / lama kontraksi, perlu diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin saja kurang akurat. Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang belum siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan, didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang profesional, dapat menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi, maka selama kontraksi yang kuat tidak akan berteriak. Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang lemah akan mudah dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah dilakukan. Bila dipantau dengan monitor janin, kontraksi uterus yang paling kuat pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.
  • 20. 10 2) Uterus Perubahan Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10. Terjadi perbedaan pada bagian uterus : a) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi aka teraba keras saat kontraksi. b) Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus. c) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandel (Elisabeth, 2015). d. Mekanisme Persalinan Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Diameter kepala janin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Diameter bipariental yaitu jarak antara dua pariental (9,5) 2) Diameter suboccipito bregnatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput ke bregma (ubun-ubun sebesar 9,5) 3) Diameter occipitofrontalis. Jarak dari oksiput ke sinsipital (11,5cm) 4) Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium (dahi) 12,5 cm - 13,5 cm
  • 21. 11 5) Submentobregmatik yaitu jarak pertemuan leher dan rahang bawah ke bregma 9,5 cm. Adapun gerakan-gerakan janin dalam persalinan / gerakan cardinal adalah sebagai berikut: 1) Engagement Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida dapat terjdi pada awal persalina. Engagement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang / oblik didepan jalan lahir dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk kedalam panggul dengan sutura sagitalis dalam anterior posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintag dijalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan yang menunjukkan sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus. Asinklitismus posterior dan asinklitimus anterior. a) Asinklitimus posterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari pada tulang parietal depan. Terjadi karena tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis sedangkan tulang parietal belakang dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung sacrum yang luas. b) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari pada tulang parietal belakang.
  • 22. 12 Perubahan awal kepala janin dari asinklitismus posterior kedalam keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena sesuai dengan keadaan panggul dengan adanya lengkung sacrum. Engagement dan penurunan kepala terjadi secara simultan / bersamaan, tetapi untuk kepentingan pembelajaran dibahas secarah terpisah. 2) Penurunan kepala a) Dimulai sebelum onset persalinan / inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya. b) Kekutan yang mendukung yaitu tekanan cairan amnion, tekanan langsung fundus pada bokong, kontraksi otot-otot abdomen, dan ekstensi dan pelusuran badan janin atau tulang belakang janin (Cunningrum, GF, 2012) c) Fleksi (1) Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul. (2) Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipitofrontalis 12 cm berubah menjadi sub oksipitobregmatika 9 cm. (3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin. (4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba dari pada ubun-ubun besar. d) Rotasi dalam (1) Rotasi dalam atau putaran paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah
  • 23. 13 simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar kedepan sampai berada dibawah simfisis. Gerakan ini adalah upaya janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan ubun-ubun kecil mengarah ke jam 12. (2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu: (a) bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi. (b) Bagian belakang kepala mencari tahanan yg paling sedikit yang disebelah depan atas yaitu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan. e) Ekstensi (1) Gerakan Ekstensi merupakan gerakan oksiput yang berhimpit langsung pada mergo inferior simfisi pubis. (2) Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala meyesuaikan dengan cara Ekstensi agar dapat melaluinya. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul tidak langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong kebawah sehingga mendesak kejaringan perineum. Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi, yaitu: Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang, Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.
  • 24. 14 Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah Ekstensi. Gerakan Ekstensi ini mengakibatkan bertambahnya penegangan pada perineum dan intruitus vagina. Ubun-ubun kecil semakin banyak terlihat dan sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka berangsur-angsur lahirlah ubun-ubun keci, ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada saat kepala sudah lahir seluruhnya, dagu bayi berada diatas anus ibu. f) Rotasi luar Terjadinya gerakan rotasi luar atau putaran paksi luar dipengaruhi oleh faktor - fakor panggul, sama seperti pada rotasi dalam. (1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kearah pungggung janin, bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin meghadap salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan. (2) Gerakan rotasi luar atau putaran paksi luar ini menjadikan diameter biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, satu bahu di anterior di belakang simfisis dan bahu yang satunya dibagian posterior di belakang perineum. (3) Sutura sagitalis kemali melintang g) Ekspulsi Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua
  • 25. 15 bahu lahir di susul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan seluruhnya. e. Tanda gejala kala II persalinan Tanda gejala kala II terdiri dari : Adanya dorongan mengejan, Penonjolan pada perineum, Vulva membuka, Anus membuka (Marmi, 2012). Gejala utama Kala II : 1) His semakin kuat, dengan internal 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik. 2) Menjelang Kala II ketuban pecah ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. 3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dan di ikuti keinginan mengejan karena tertekannya pleksus franken houser. 4) Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi : Kepala membuka pintu, Sub occiput sebagai hipomoglion berturut- turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka dan seluruh kepala janin. 5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung. 6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di tolong dengan jalan : Kepala dipegang pada os occiput dan dibawahi dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
  • 26. 16 3) Kala III Kala III adalah Kala Uri yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak boleh lebih dari 30 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan tanda-tanda dibawah ini: Uterus menjadi bundar. a) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim. b) Tali pusat bertambah panjang. c) Terjadi pendarahan kira-kira 100-200 cc. 4) Kala IV Kala IV adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Masa post partum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu. Pemantauan ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering. Pemantauan pada Kala IV : a) Periksa fundus : Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan, Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi. b) Periksa kelengkapan plasenta untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang tersisa dalam uterus. c) Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan. d) Memperkirakan pengeluaran darah. e) Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus, jika uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak lebih dari menstruasi. f) Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
  • 27. 17 g) Periksa kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu lebih sering. h) Periksa kondisi bayi baru lahir : Apakah bayi bernafas dengan baik, Apakah bayi kering dan hangat, Apakah bayi siap disusui / pemberian ASI memuaskan. 2. Letak Sungsang a. Pengertian Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang yaitu presentasi bokong murni (frank breech), presentasi bokong sempurna (complete breech), presentasi bokong kaki (footling breech). Pada presentasi bokong murni, akibat ekstraksi ke dua sendi lutut, ke dua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Pada presentasi bokong sempurna, disamping bokong dapat diraba kedua kaki. Pada presentasi bokong kaki, terjadi jika sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut (Kusmiyati, 2012). Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. Pada letak sungsang, berturut- turut lahir bagian-bagian yang makin lama makin besar di mulai dari lahirnya bokong, bahu, kemudian kepala (Sukarni, 2014). Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah. Klasifikasi letak sungsang terdiri dari :
  • 28. 18 1) Letak bokong murni ; Presentasi bokong murni kedua kaki terangkat ke atas dalam bahasa Inggris “ Frank Breech “. Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas. 2) Letak bokong kaki sempurna (presentasi bokong kaki) di samping bokong teraba kaki dalam bahasa inggris “ Complete Breech “. Disebut letak bokong kaki dan tangan menyilang sempurna atau tidak sempurna jika di samping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja. 3) Letak kaki atau letak lutut bokong kaki tidak sempurna (Incomplete Breech) adalah letak sungsang hanya satu kaki di samping bokong dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dari : a) Kedua kaki : Letak kaki sempurna Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna b) Kedua lutut : Letak lutut sempurna Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna (Norma Nita dan Dwi Mustika, 2013). b. Penyebab Bayi Sungsang. 1) Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. 2) Kelainan bawaan. Jika bagian bawah rahim lebih besar dari pada bagian atasnya, maka janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang. 3) Multiparitas. Ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke- 37 dan seterusnya. 4) Hamil kembar. Adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang
  • 29. 19 lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar yakni bokong janin berada di bagian bawah rahim. 5) Hidramnion. Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. 6) Hidrosefalus. Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. 7) Plasenta previa. Adanya plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Akibatnya, janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni di bagian atas rahim (Wahyudi K, 2007). Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Dengan demikian, tak perlu keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di bawah umur kandungan 32 minggu. Pada umur kandungan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi. Memasuki umur 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari pada kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim (Wahyudi K, 2007).
  • 30. 20 Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa dan panggul sempit (Kusmiyati, 2012). c. Diagnosis. 1) Anamnesis : Kehamilan terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. 2) Pemeriksaan luar : Dibagian bawah uterus tidak teraba kepala, Ballotemen negatif, Teraba kepala di fundus uteri, Denyut jantung janin di temukan setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada umbilikus. 3) Pemeriksaan dalam : Setelah ketuban pecah teraba sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila teraba bagian kecil bedakan apakah kaki atau tangan (Sudarti icesmi sukarni, 2014). d. Prognosis 1) Bagi ibu Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena di lakukan tindakan, Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi. 2) Bagi bayi Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah tali pusat dan supaya janin hidup, janin harus di lahirkan dalam waktu 8 menit (Norma Nita dan Dwi Mustika, 2013).
  • 31. 21 e. Penatalaksanaan Letak Sungsang dalam Kehamilan Asuhan yang di berikan ibu tentang letak sungsang oleh bidan adalah dengan menyuruh ibu nungging tiap pagi. Mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang di hindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala (Wiknjosastro, 2011). Versi atau pemutaran, merupakan tindakan untuk mengubah presentasi janin secara artificial, baik melalui penggantian kutub yang satu dengan yang lainnya pada letak longitudinal, atau konversi letak oblik atau letak lintang menjadi longitudinal. Versi luar sebaliknya dilakukan pada kehamilan antara 34 dan 38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke-34 belum perlu dilakukan, karena kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke-38 versi luar sulit untuk berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative berkurang (Wiknjosastro,2011). B. Landasan Teori Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus (Wiknjosastro, 2011) Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. Panggul ibu yang sempit menyulitkan saat kepala bayi hendak masuk ke posisi lahir normal. Akibatnya, saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dengan bokong berada di bawah. Panggul sempit bisa terjadi pada perempuan disebabkan beberapa
  • 32. 22 faktor, antara lain : bawaan lahir, ibu bertinggi badan kurang dari 145 cm, adanya kerusakan panggul misalnya ibu memiliki riwayat patah tulang panggul atau ibu mengalami penyakit tulang seperti TBC tulang atau polio, atau kelainan tulang belakang (Wahyudi K, 2007). Paritas adalah jumlah kelahiran yang telah dialami oleh ibu. Ibu yang telah melahirkan banyak anak rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko bila paritas >4, hubungan paritas dengan letak sungsang yaitu dimana ibu yang telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar utuk berputar hingga minggu ke 37 minggu dan seterusnya yang akhirnya menimbulkan kelainan letak sungsang. Pada grandemultipara sering didapatkan perut gantung, akibat regangan uterus yang berulang-ulang karena kehamilan dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus menjadi jatuh kedepan, disebut perut gantung. Perut gantung dapat mengakibatkan terjadinya gangguan his karena posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga bagian bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan segmen bawah rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak seperti letak sungsang (Supartini, 2012). Plasenta Previa adalah Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim (Wahyudi K, 2007).
  • 33. 23 C. Kerangka Konsep Keterangan: = Variabel terikat = Variabel bebas = Hubungan antar variabel yang di teliti Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan panggul sempit di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d 2015 ? 2. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d 2015 ? 3. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan plasenta previa di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d 2015 ? 4. Bagaimana faktor risiko penyebab letak sungsang pada ibu bersalin berdasarkan penyebab yang tidak diketahui di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna periode 2013 s.d 2015 ? Panggul Sempit Paritas Letak sungsangPlasenta previa Penyebab yang tidak di ketahui
  • 34. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang di lakukan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjektif tertentu, tanpa membuat kesimpulan yang bersifat sebab akibat. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna 2. Waktu Waktu penelitian ini di laksanakan pada tanggal 7-9 bulan Juli 2016. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami letak sungsang berdasarkan data di buku register Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu 60 orang. 2. Sampel Sampel penelitian ini adalah semua ibu hamil dari tahun 2013 s.d 2015 yang mengalami letak sungsang sebanyak 60 orang berdasarkan data di buku register Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. D. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel dependent dan variabel independent. 1. Variabel dependent (Variabel terikat) : Letak sungsang 24
  • 35. 25 2. Variable independent (Variabel Bebas) : Panggul sempit, Paritas, Plasenta Previa dan Penyebab yang tidak diketahui. E. Variabel dan Defenisi Operasional Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. 1. Panggul Sempit Defenisi Operasional : Yang di maksud panggul sempit dalam penelitian ini adalah Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang yang tercantum dalam register ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. 2. Paritas Defenisi Operasional : Yang dimaksud paritas dalam penelitian ini adalah jumlah kelahiran yang telah dialami oleh ibu yang tercatat dalam buku register di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. 3. Plasenta Previa Defenisi Operasional : Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim, yang tercatat dalam buku register di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.
  • 36. 26 4. Penyebab yang tidak diketahui Defenisi Operasional : Penyebab yang tidak diketahui adalah penyebab yang berdasarkan diagnosa dokter yang hanya tertulis letak sungsang di buku register Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. F. Intrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan checklist dengan mengambil data dari Ruang Delima berdasarkan variabel yang diteliti. G. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah dikumpul dari responden diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Coding, memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud memudahkan dalam analisa data. b. Editing, untuk memeriksa data yang telah dukumpulkan. c. Skoring, memberi skor pada data yang telah dikumpulkan. d. Tabulating, menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi setelah dilakukan perhitungan secara manual. 2. Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi. Rumus yang digunakan adalah = 100%
  • 37. 27 Keterangan: f = Frekuensi P = Presentasi n = Jumlah sampel (Putri Ariani, A, 2014) H. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus surat pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha yang ditujukan kepada Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna. Kemudian mengantar surat tembusan Kepada Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dan Kepala Ruangan Kebidanan sebelum melakukan kegiatan penelitian dilapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua Jumlah ibu bersalin yang mengalami letak sungsang yang tercantum dalam buku register. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis disajikan dalam bentuk tabel. 4. Tahap Penyelesaian Laporan Pada tahap ini di susun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian.
  • 38. 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut, sebelah utara Jl. Basuki Rahmat, sebelah Timur Jl.Sultan Hasanudin, sebelah selatan Jl. Laode Pandu, sebelah Barat Jl. Ir. Juanda b. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri berkebangsaan belanda hanya dibantu oleh seorang asistennya dan dua orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo. Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter jawa. Beliau tamatan dari sekolah belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai 28
  • 39. 29 oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan Republik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Cian berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan pada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia. Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang di prakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama selama Rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu tahun masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Muna dan Mahasiswa Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. c. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.
  • 40. 30 d. Fasilitas pelayanan kesehatan Fasilitas / sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT, dan poliklinik psikiatri. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi / perinatologi dan perawatan umum, ICU. Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. e. Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 562 orang. Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2 orang dokter ahli kandungan.
  • 41. 31 2) Karakteristik Umur Responden Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut. Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015 Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%). 3) Analisis Data Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam 48,3 % 31 2) Karakteristik Umur Responden Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut. Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015 Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%). 3) Analisis Data Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam 8,3 % 35 % 48,3 % 8,3 % 31 2) Karakteristik Umur Responden Distribusi responden menurut umur di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dilihat pada grafik berikut. Sumber: Data Sekunder 2013 s.d 2015 Gambar 2.Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu yang Mengalami Letak Sungsang di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015. Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berumur antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 29 responden (48,33%), selanjutnya umur 21-30 tahun terdapat 21 responden (35%), umur >40 tahun terdapat 5 responden (8,33%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebanyak 5 responden (8,33%). 3) Analisis Data Data sekunder register di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015, terdapat 60 kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan kasus kejadian letak sungsang pada ibu bersalin. Data yang diperoleh dengan cara manual dan komputerisasi, selanjutnya hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data terdiri atas analisis univariat. Analisis univariat untuk mendeskripsikan masing-masing variabel dalam <_ 20 Tahun 21-30 Tahun 31-40 Tahun > 40 Tahun
  • 42. 32 bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pengolahan data diuraikan dianalisi secara univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi. 1) Faktor risiko ibu bersalin letak sungsang Hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor risiko Ibu bersalin Letak Sungsang berdasarkan Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa dan tidak diketahui penyebab di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 No Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang Frekuensi (F) Persentase (%) 1. Panggul Sempit 15 25 % Paritas >4 9 15 % Plasenta Previa 6 10 % 2. Panggul Sempit + Plasenta Previa Panggul Sempit + Paritas 1 5 1,66 % 8,3 % 3. Paritas + Plasenta Previa 0 0 4. Penyebab yang tidak diketahui 24 40 % Jumlah 60 100% Sumber : Data Sekunder Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna, 2013 s.d 2015 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang dengan Panggul Sempit 21 orang (35%), Paritas 9 orang (15%), plasenta previa sebanyak 6 orang (10%) dan penyebab tidak diketahui 24 orang (40%) B. Pembahasan 1. Panggul Sempit Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang yang disebabkan oleh Panggul Sempit 21 kasus (35%). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2010) Chepalopelvik
  • 43. 33 Disproportion adalah ketidak seimbangan antara janin dengan ukuran panggul. Istilah ini termasuk panggul sempit yaitu berkurangnya ukuran tulang panggul sekitar 1 cm dari ukurannya yang normal Kelainan-kelainan yang terjadi seperti Cephalopelvic Disproportion harus terdeteksi selama persalinan, dimana biasanya kala 1 memanjang dan terjadi kelainan pada penurunan kepala, dapat diperiksa pada pemeriksaan dalam pervaginam atau abdomen. Selain itu berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007) sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. Panggul ibu yang sempit menyulitkan saat kepala bayi hendak masuk ke posisi lahir normal. Akibatnya, saat ia bergerak lagi posisi bisa berputar dengan bokong berada di bawah. Panggul sempit bisa terjadi pada perempuan disebabkan beberapa faktor, antara lain : bawaan lahir, ibu bertinggi badan kurang dari 145 cm, adanya kerusakan panggul misalnya ibu memiliki riwayat patah tulang panggul atau ibu mengalami penyakit tulang seperti TBC tulang atau polio, atau kelainan tulang belakang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian clara (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo bahwa Faktor risiko ibu bersalin Letak Sungsang berdasarkan Panggul Sempit hanya sebagian kecil yakni 9,09% dari 33 ibu bersalin. 2. Paritas Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang yang disebabkan oleh paritas berisiko hanya 9 kasus (15%). Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Supartini (2012) paritas adalah jumlah kelahiran yang telah dialami oleh ibu. Ibu yang telah melahirkan banyak anak rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk
  • 44. 34 berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko bila paritas >4, hubungan paritas dengan letak sungsang yaitu dimana ibu yang telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke 37 minggu dan seterusnya yang akhirnya menimbulkan kelainan letak sungsang. Pada grandemultipara sering didapatkan perut gantung, akibat regangan uterus yang berulang-ulang karena kehamilan dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus menjadi jatuh kedepan, disebut perut gantung. Perut gantung dapat mengakibatkan terjadinya gangguan his karena posisi uterus yang menggantung kedepan sehingga bagian bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan segmen bawah rahim. Akhirnya janin dapat mengalami kelainan letak seperti letak sungsang. Selain itu penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Maria, 2007 ) yang mengatakan bahwa kehamilan letak sungsang sering terjadi pada ibu multigravida atau yang telah melahirkan banyak anak karena rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya. Paritas dikatakan berisiko bila paritas ≥ 4, dan paritas dikatakan tidak beresiko bila paritas 1-3. Namun berdasarkan hasil penelitian yang didapat tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan dari kedua teori tersebut, hasil yang didapat oleh peneliti bahwa bukan hanya paritas >4 yang memiliki risiko untuk terjadinya letak sungsang tetapi dapat juga terjadi pada persalinan dengan paritas < 4. Hal ini disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya persalinan letak sungsang pada ibu yaitu pada data terdapat ibu dengan paritas < 4 terdapat faktor Plasenta previa dan Panggul Sempit didalamnya yang biasa menyebabkan terjadinya persalinan Letak Sungsang.
  • 45. 35 Karena berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007) Plasenta Previa adalah Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan Letak Sungsang karena Plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emi Sutrisminah (2013) bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan Letak Sungsang adalah Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa serta hidramnion. 3. Plasenta Previa Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa dari jumlah 60 Ibu yang mengalami letak sungsang yang di sebabkan oleh Plasenta Previa 6 kasus (10%). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2007) Plasenta Previa adalah Plasenta yang tertanam dan menutupi jalan lahir dapat pula menyebabkan letak sungsang karena Plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas rahim. Letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Dengan demikian, tak perlu keburu khawatir jika posisi sungsang terjadi di bawah umur kandungan 32 minggu. Pada umur kandungan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari yang posisinya sungsang lantas berputar menjadi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Jangan heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi. Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Wahyudi (2007) memasuki umur 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ke tiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari pada
  • 46. 36 kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emi Sutrisminah (2013) bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan Letak Sungsang adalah Panggul Sempit, Paritas, Plasenta Previa serta hidramnion. Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Kusmiyati (2012) bahwa Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa dan panggul sempit. 4. Penyebab yang tidak diketahui Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 ditemukan beberapa faktor penyebab letak sungsang yang tidak diketahui berjumlah 24 orang.
  • 47. 37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1. Panggul sempit merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 sebesar (35%). 2. Paritas merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 yang berisiko sebesar (15%). 3. Plasenta Previa merupakan faktor risiko penyebab Ibu Bersalin Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 sebesar (10%). 4. Faktor Risiko Penyebab Letak Sungsang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 yang tidak diketahui sebesar (40%). B. Saran 1. Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan utamanya pada ibu bersalin, diharapkan pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur agar mendapatkan informasi sedini mungkin. 2. Ibu hamil khususnya ibu hamil dengan umur kehamilan ≥ 32 minggu yang terdiagnosa letak sungsang dianjurkan agar persalinan dilakukan di rumah sakit. 3. Penelitian selanjutnya di harapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut tentang faktor risiko penyebab dengan letak sungsang. 37
  • 48. 38 DAFTAR PUSTAKA Kusmiyati Y, (2012). Penuntun Praktikum Asuhan Persalinan. Yogyakarta : Fitramaya. Kuswanti, I & Melina, F. (2014). Askeb II Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). Marmi, 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Norma Nita D & Mustika D. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika. Satria, Cahya Ariefin. (2012). KTI Letak Sunsang. DIV Kebidanan. (http://www.kuliahd3kebidanan.blogspot.com diakses tanggal 30 Mei 2012). Sukarni, I & Sudarti. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta : Nuha Medika. Supartini, MS. (2012). Hubungan antara usia dan paritas dengan letak sungsang pada ibu bersalin.Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. (http://www.scribd.com/doc/ 12863508/Letak Sungsang-lengkap di akses tanggal 1 April 2012). Walyani, Elisabeth Siwi (2015) Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Yogyakarta : PT Pustaka Baru. Wiknjosastro, (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wahyudi K & Indiarti MT. (2007), Buku Babon Kehamilan. Yogyakarta : Indoliterasi
  • 49.
  • 50. Lampiran. 2 MASTER TABEL IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PENYEBAB LETAK SUNGSANG PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. MUNA TAHUN 2013 s.d 2015 No Nama Umur Alamat Paritas >4 Panggul Sempit Plasenta Previa Yang Tidak diketahui 1 Ny. M 35 Wamponiki √ 2 Ny. H 34 Jln Madesabara √ 3 Ny. SH 37 Desa Wapuale √ 4 Ny. I 25 Laiworu √ √ 5 Ny. WA 26 Lailangga √ 6 Ny. O 18 Ds.Wakobaluagung √ 7 Ny. H 35 Wapunto √ 8 Ny. WO 36 Ds.Sawerigadi √ 9 Ny. S 38 Bangkali √ 10 Ny. H 26 Ds. Mabolu √ 11 Ny. H 25 Ds. Dana √ 12 Ny. N 32 Ds. Lakarinta √ 13 Ny. S 37 Waale-ale √ √ 14 Ny. A 28 Ds. Loghia √ 15 Ny. P 36 Ds. Marobea √ 16 Ny. WS 31 Kel. Dana √ 17 Ny. R 22 Tondasi √ 18 Ny. H 31 Ds. Marobea √ 19 Ny. M 31 Ds. Moasi √ 20 Ny. WL 24 Ds. Sawerigadi √ 21 Ny. WS 28 Ds. Labunti √
  • 51. 22 Ny. WA 32 Wakorambu √ 23 Ny. A 23 Lorong Kanoil √ 24 Ny. R 34 Kontunaga √ 25 Ny. S 25 Kusambi √ 26 Ny. Y 21 Lagasa √ 27 Ny. A 23 Wapunto √ 28 Ny. M 30 Loghia √ 29 Ny. S 25 Tampo √ 30 Ny. S 28 Ds. Labone √ 31 Ny. F 32 Ds. Ghifano √ 32 Ny. WR 34 Ds. Lamaeo √ 33 Ny. Sl 29 Ds.Pure √ 34 Ny. I 32 Ds. Lakawoghe √ 35 Ny. R 25 Mantobua √ 36 Ny. N 30 Wadolao √ 37 Ny. H 29 Btn Laende √ 38 Ny. H 40 Jln Agus Salim √ 39 Ny. A 23 Laende √ 40 Ny. I 29 Tampo √ 41 Ny. N 32 Laino √ 42 Ny. A 19 Lagasa √ 43 Ny. R 36 Lapoka √ 44 Ny. A 36 Lohia √ 45 Ny. H 24 Lambiku √ 46 Ny. WZ 33 Bakealu √ 47 Ny. H 19 Latawe √ 48 Ny. E 18 Tampo √ 49 Ny. W 38 Lapokainse √ √ 50 Ny. A 21 Liabalano √
  • 52. 51 Ny. W 27 Mantobua √ 52 Ny. E 17 Paru Rajaya √ 53 Ny. A 24 Maligano √ 54 Ny. H 45 Bangkali √ 55 Ny. R 34 Sawerigadi √ 56 Ny. W 34 Masura √ 57 Ny. N 38 Tanjung Batu √ √ 58 Ny. M 37 Kolese √ √ 59 Ny. WS 38 Laimpi √ √ 60 Ny. R 35 Labone √
  • 53. Lampiran. 4 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah dianjurkan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Ayu Fitriani