SlideShare a Scribd company logo
1 of 118
1
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ANEMIA BERAT
DI RUANG POLI KIA/KB PUSKESMAS WAKOBALU
KECAMATAN KABANGKA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Hubainalti
PSW.B.2012.IB.0050
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “S”
dengan Anemia Berat di Ruang Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu
Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna
2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Agustus 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sitti Arafah Thamrin, S. ST Fitria Ningsih,SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Sutriawati, SKM., M.Kes (..................................................)
2. Sitti Arafah Thamrin, S. ST (..................................................)
3. Fitria Ningsih, S. ST (..................................................)
Raha,Juli 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Sitti Arafah Thamrin, S. ST Fitria Ningsih, S. ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
iii
4
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Hubainalti
2. Tempat/ tanggal lahir : Holo, 26 Maret 1994
3. Agama : Islam
4. Suku/ Kebangsaan : Muna/ Indonesia
5. Alamat : Desa Kontukowuna, Kec. Kontukowuna
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah dan Ibu : La Bay dan Wa Ohu
2. Pekerjaan : PNS dan IRT
3. Alamat : Desa Kontukowuna, Kec. Kontukowuna
C. Pendidikan
1. TK PGRI kontukowuna Tahun 2000
2. SD Negeri 03 Kabangka Tahun 2006
3. SMP Negeri 02 Kabawo Tahun 2009
4. SMA Negeri 01 Kabangka Tahun 2012
5. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2012 dan
direncanakan selesai tahun 2015.
iv
5
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus dengan judul
“Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “S”
dengan Anemia Berat di Ruang Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kecamatan
Kabangka Kabupaten Muna 2015“. Adapun penyusunan Studi Kasus ini sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tidak henti
penulis haturkan pada Sutriawati, SKM., M.Kes selaku penguji, Sitti Arafah
Thamrin, S.ST selaku Pembimbing I dan Fitria Ningsih, S.ST selaku Pembimbing
II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, kesabaran,
petunjuk, pengarahan, dan dorongan baik moril, maupun materil yang begitu
sangat berharga.
Dalam penyusunan Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada
penulis untuk menyusun Studi Kasus ini serta mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan kepada
penulis untuk menyusun Studi Kasus ini serta mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Seluruh jajaran Dosen dan para staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
6
4. Orang tuaku Ayahanda La Bay dan Ibunda Wa Ohu yang paling kucintai dan
kusayangi, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun
material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Studi Kasus ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang
paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.
5. Sahabat-sahabatku tersayang dan tercinta Sri Astuti, Surawati, Nurfia, Siti
Nuriati, Husniati dan terkhusus Rayhan (Alfan Hutangkari) yang selalu
menghibur dan memberi semangat serta seluruh rekan-rekan tingkat III yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah berjuang bersama dan
memberikan bantuan, motivasi serta doa selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
6. Semua pihak yang turut membantu dalam terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Studi Kasus ini. Semoga Studi Kasus ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, maupun pihak lain yang
membutuhkannya.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Raha , Juli 2015
Penulis
vi
7
DAFTAR ISI
Halaman Judul
LembarPersetujuan……………………………………………………………. ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………….. iii
Riwayat Hidup………………………………………………………………….. iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………... v
Daftar Isi……………………………………………………………………….. vii
Daftar Tabel……………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN……………..………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan………………………………………… 4
C. Tujuan Telaah………………………………………………………... 4
D. Manfaat Telaah……………………………………………………… 6
E. Metode Telaah……………………………………………………….. 7
F. Sistimatika Penulisan………………………………………………... 8
Bab II Tinjauan Pustaka ……………………………………………………. 11
A. Telaah Pustaka……………………………………………………… 11
1. Kehamilan………………………………………………………. 11
2. Anemia Dalam Kehamilan……………………………………... 19
B. Konsep Manajemen Kebidanan……………………………………. 25
1. Pengertian Manajemen Kebidanan……………………………… 25
2. Pedoman Penerapan Manajemen Kebidanan…………………... 26
3. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan……………………… 55
4. Pendokumentasia………………………………………………... 60
Bab III Studi Kasus ………………………………………………………….. 63
A. Manajemen…………………………………………………………. 63
B. Pendokumentasian…………………………………………………. 80
C. Catatan Perkembangan…………………………………………….. 85
Bab IV Pembahasan………………………………………………………….. 91
Bab V Kesimpulan dan Saran.......................................................................... 97
Daftar Pustaka………………………………………………………………. 100
vii
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil per Hari………………………………45
Tabel 2. Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil………….55
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan adalah anemia.
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai yang normal. Penyebabnya bisa
karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi dan asam
folat (Rukiyah, 2010).
Anemia merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “ potential
danger to mother and child”( potensial membahayakan ibu dan anak), karena
itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2010).
Menurut WHO (World Health Organization), 20% dari 515.000 kematian
maternal di seluruh dunia disebabkan oleh anemia, dan penderita lebih banyak
wanita dibanding pria (Kemenkes RI, 2013).
Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, perkiraan prevalensi
anemia secara global sekitar 51%, terutama di negara berkembang dan pada
kelompok sosial ekonomi rendah. Secara keseluruhan anemia terjadi 45 % wanita
di negara berkembang dan 13 % di negara maju (Kemenkes RI, 2013).
Menurut WHO (World Health Organization) 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan. Anemia dalam
2
kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang
dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kematian yang
disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6% (Saifuddin, 2010).
Menurut laporan pembangunan pada tahun 2007 tercatat angka kematian ibu
di beberapa Negara ASEAN (Asosiation of East Asean Nation) seperti di
Vietnam18/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 55/100.000 kelahiran hidup,
Filiphina 26/100.000 kelahiran Hidup dan Singapura 3/100.000 kelahiran
hidup.Sedangkan kematian di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup
(Elyanaonna, 2013). Di Negara ASEAN pada tahun 2007 angka kejadian anemia
bervariasi, di Indonesia berkisar 70%, di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%,
Malaysia 30% dan Singapura 7% yang menderita Anemia (Elyanaonna,
2013).Anemia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil dan janin saat
melahirkan, karena pendarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia
merupakan yang tertinggi di ASEAN, yakni sekitar 307 dari 100 ribu
kelahiran. Negara-negara ASEAN lain, misalnya Malaysia, hanya 40-50 dari
sekitar 100 ribu kelahiran. ”Jadi kita 8 kali lebih tinggi (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu
hamil sebesar 40%, hal ini menunjukan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia.
Diperkirakan jika pada tahun 2012-2015 prevalensi anemia masih tetap di atas
40% maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan
perdarahan setelah melahirkan (Depkes RI, 2013)
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, terdapat 37,1%
3
ibu hamil dengan anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0
gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%)
dan pedesaan (37,8%) (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan hasil data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, Sulawesi
Tenggara termasuk Provinsi dengan prevalensi anemia sangat tinggi di Indonesia
selain Maluku Utara. Survey terakhir di Kota Kendari yang pernah dilakukan saat
masih tergabung dengan Kabupaten Kendari tahun 1993 oleh Puslitbang Gizi
Bogor bekerjasama dengan Kanwil Depkes Provinsi Sulawesi Tenggara dan
diperoleh hasil bahwa prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil mencapai
62,5%. Beberapa penelitian yang dilakukan di dua Puskes mas yang letaknya di
wilayah pesisir di Kota Kendari prevalensi anemia besi pada ibu hamil masih
diatas cut of point anemia, khusus di wilayah pesisir Abeli prevalensi anemia
mencapai 44,3%. Bertolak belakang dengan hal ini, biasanya wilayah pesisir
sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan sehingga sumber bahan
makanan kaya zat besi hewani melimpah, namun sayang prevalensi anemia masih
tinggi (Elyanaonna, 2013).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun
2012 kejadian anemia sebanyak 71 ibu hamil, Pada tahun 2013 kejadian anemia
sebanyak 89 ibu hamil dan pada tahun 2014 kejadian anemia sebanyak 231 ibu
hamil (anonim, 2015).
Berdasarkan data diatas, angka kejadian ibu hamil dengan anemia masih
cukup tinggi dan apabila anemia tidak segera ditangani dapat membawa pengaruh
buruk bagi ibu hamil, sehingga penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan
4
judul Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada
Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten
Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan Studi Kasus ini mencakup permasalahan
pada penerapan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu
Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
C. Tujuan Telaah
Tujuan telaah terbagi atas dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus tersebut, diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas
Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan identifikasi dan analisa data dasar pada Ny.S dengan
Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna
tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
5
b. Mampu merumuskan dan menegakkan diagnosa/masalah aktual pada
Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu
Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
c. Mampu merumuskan dan menegakkan diagnosa/masalah potensial pada
Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu
Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
d. Mampu menilai perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.S dengan
Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna
tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
e. Mampu menyusun rencana tindakan atau asuhan kebidanan Ny.S
dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten
Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
f. Mampu melaksanakan tindakan atau asuhan kebidanan yang telah disusun
pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu
Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
g. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan Ny.S dengan
Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna
tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
h. Mampu mendokumentasikan semua tindakan dalam asuhan kebidanan yang
telah dilaksanakan pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB
Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
6
D. Manfaat Telaah
Manfaat telaah terbagi atas dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Adapun kedua manfaat tersebut, diuraikan sebagai berikut :
1) Manfaat Teoretis
a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan dalam metodologi penelitian dalam
bidang pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu dalam kehamilan.
b. Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan acuan untuk penelitian
lebih lanjut tentang penyebab yang mendasari terjadinya anemia pada ibu
hamil serta menambah referensi studi kasus diperpustakaan Akademi
Kebidanan Paramata.
2) Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi profesi
Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
penentu kebijakan baik di Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, dalam
meny usun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan ibu
dan anak yang terkait dengan permasalahan anemia dalam kehamilan.
b. Manfaat bagi institusi
Sebagai tambahan literatur untuk meningkatkan pengetahuan bagi
mahasiswa akademi kebidanan dan digunakan standar bacaan atau referensi
dalam asuhan peningkatan asuhan kualitas pendidikan yang berkaitan
dengan anemia ringan pada ibu hamil.
7
c. Manfaat bagi penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian ujian akhir di jenjang
Pendidikan DIII Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Dan
merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang asuhan kebidanan
pada Ibu hamil dengan anemia.
E. Metode Telaah
Dalam penulisan studi kasus ini ada beberapa metode yang digunakan,
yakni sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Mempelajari berbagai literatur yang ada relevansinya dengan anemia pada ibu
hamil antara lain membaca buku dari berbagai sumber, mengakses data melalui
internet dan mempelajari studi kasus yang ada.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan
yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah
aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Anemia serta mendokumentasikan.
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a. Anamnesa/Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab pada klien.
8
b. Observasi
Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami
dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan
lingkungannya.
c. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada ibu meliputi
pemeriksaan : Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan
diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi dengan
menggunakan format pengkajian.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan Hb.
3. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari
catatan bidan maupun dari hasil pemeriksaan dan diagnostik lainnya yang
berkaitan dengan anemia ringan.
4. Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien
tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing studi kasus
9
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan studi kasus
ini terdiri dari :
1. Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang
terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Manfaat Telaah yang terdiri dari
manfaat bagi profesi kebidanan, manfaat bagi masyarakat, manfaat bagi
institusi dan manfaat bagi penulis. Metode Telaah yang terdiri dari studi
kepustakaan, studi kasus, studi dokumentasi dan diskusi, dan terakhir
sistematika penulisan.
2. Bab II. Tinjauan pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan :
a. Telaah Pustaka yang berisi tentang kehamilan meliputi pengertian,
fisiologi, diagnosis, ketidaknyamanan, pemeriksaan palpasi dan tehnik
leopold serta menentukan usia kehamilan. Dan tinjauan anemia dalam
kehamilan meliputi pengertian, penyebab, etiologi, klasifikasi, tanda dan
gejala, pengaruh, patofisiologi, diagnosa, komplikasi, penanganan dan
pencegahan anemia dalam kehamilan.
b. Konsep manjemen kebidanan meliputi pengertian manajemen kebidanan,
pedoman penerapan asuhan kebidananan antenatal terdiri dari tujuan
asuhan kehamilan, perubahan fisiologi dan psikologi pada kehamilan,
diagnosa, kebutuhan nutrisi ibu hamil, komunikasi informasi dan edukasi
10
(KIE) dalam pelayanan ANC, serta peran dan tanggung jawab bidan selama
masa kehamilan, Serta langkah-langkah manjemen kebidanan dan
pendokumentasian asuhan kebidanan.
3. Bab III. Studi kasus
Bab ini terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah
aktual, identifikasi diagnosa dan maalah potensial, menilai perlunya tindakan
segera dan kolaborasi, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan
kebidanan, evaluasi dan pendokumentasian.
4. Bab IV. Pembahasan
Bab ini diuraikan tentang kesamaan/kesenjangan yang dijumpai selama
melakukan studi kasus antara teori/konsep dan fakta yang telah didapatkan di
lahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus
anemia dalam kehamilan.
5. Bab V. Kesimpulan
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
a. Kesimpulan dari penulis, menjawab tujuan khusus penyusunan karya tulis
ilmiah. Keimpulan ini terbagi dalam beberapa hal yaitu manajemen
kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, keefektifan pemberian asuhan
kebidanan (kuratif, rehabilitatif, preventif an promotif) dan ketepatan waktu
yang digunakan.
b. Saran yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan terdiri dari
saran bagi penulis, saran bagi institusi tempat pengambilan kasus dan saran
11
bagi institusi terdiri dari saran bagi BPS Bulan Kelurahan Mangga kuning
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna serta saran bagi pendidikan.
6. Daftar Pustaka
Referensi yang digunakan pada studi kasus ini yaitu terdiri dari 22
kepustakaan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Ada beberapa teori pengertian kehamilan yang dikemukakan oleh
para ahli, yakni : Kehamilan adalah suatu periode yang dihitung sejak hari
pertama haid terkahir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati (Varney,
2007). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2009).
Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma
didalam ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium uterus
(Asrinah, 2010). Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Esti
Nugraheny, 2010).
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
13
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam
tubuh wanita yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan kemudian
akan diakhiri dengan proses persalinan (Anik Maryunani, 2010).
Dari berbagai teori para ahli penulis simpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu proses atau keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh
seorang wanita yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, yang
lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT).
b. Fisiologi kehamilan
Terdapat beberapa peristiwa pada terjadinya kehamilan dan peristiwa-
peristiwa tersebut merupakan mata rantai yang berkesinambungan dari
adanya proses kehamilan (fisiologi kehamilan), yakni :
1) Ovulasi
Adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20–35
tahun, hanya 420 ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadiovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel
germinal, oogonium, folikel primer, proses pematangan pertama. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de
Graaf yang menuju kepermukaan ovarium disertai pembentukan cairan
folikel.Desakan folikel de Graaf kepermukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi
folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat
14
mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel
rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga
faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju
uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan
gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang
telah dilepaskan segera di tangkap oleh fimbriae tuba. Proses
penangkapan ini disebut ovum pick up mekanisme. Ovum yang
tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk
pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi (Manuaba, 2010).
2) Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitiv tubulus, menjadi
spermatosis pertama, menjadi spermatosis kedua, menjadi spermatid,
akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai
hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel
interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses
mitosis. Padasetiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma
yang mengandung 40–60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan
ekor), ekor (panjang sekitar 10, kali kepala, mengandung energi sehingga
dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
15
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopi.Spermatozoa yang
masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010).
3) Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
seperti
di bawah ini:
a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate, yang mengandung persendian nutrisi.
b) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma
yang disebut vitelus.
c) Dalam perjalanan, korona radiate makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona
pelusida.
d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan
16
fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi.
Spermatozoa hidup selama tiga hari di dalam genitalia interna.
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta
mengikis korona radiate dan zona pelusida dengan proses enzimatik:
hialuronidase. Melalui “stomata”, spermatozoa memasuki ovum.
Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal di luar. Ke dua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu
dengan membentuk zigot (Manuaba, 2010).
4) Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma,
“vitelus”, membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang
dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleusnya
menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam
pasangan pembawa tanda dari pria-pria maupun wanita. Pada manusia,
terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom”
sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita
selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki 2 bentuk
kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom
X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila
kromosom seks Y bertemu sel ovum terjadi jenis kelamin laki-laki
(Manuaba, 2010).
17
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk
zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membela dirinya menjadi
dua dan seterusnya. Sama-sama dengan pembelahan inti, hasil konsepsi
terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh
ruangan dalam ovum yang disebut stadium morula. Selama pembelahan
sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang
kemungkinan berasal dari korona radiate yang menjadi sel trofoblas. Sel
trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone
korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum grafidarum
(Manuaba, 2010).
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan
yang mengandung cairan yang disebut blastula.Perkembangan dan
pertum buhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi
sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.Sementara itu, pada fase
sekresi, endometrium telah makin tebal dan makin banyak mengandung
glikogen yang disebut desidua.Sel trofoblas yang meliputi “primer vili
korealis” melakukan destruksi enzimatik–proteolitik, sehingga dapat
menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula
yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7
setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula kedalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman (Manuaba,
2010).
18
5) Pembentukan Plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang
tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan
tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari
primer vili korealis (Manuaba, 2010).
Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk
“entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan selain
membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal
plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk
sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, entoderm, dan mesoderm.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang
terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali
pusat (Manuaba, 2010).
c. Ketidaknyamanan pada kehamilan
Ketidaknyamanan pada kehamilan merupakan suatu perasaan yang
kurang ataupun tidak menyenangkan bagi kondisi fisik atau mental pada
ibu hamil.
Adapun ketidaknyamanan pada ibu hamil, yakni :
19
1) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I yaitu
mengidam, keputihan, rasa mual-muntah, pusing/sakit kepala, sering
buang air kecil dan kelelahan (Asrinah, 2010).
2) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester II yaitu
hemoroid, konstipasi, sakit kepala, bengkak pada wajah, tangan dan kaki,
gerakan janin berkurang, sesak napas, keputihan, nyeri punggung dan
varises (Asrinah, 2010).
3) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III yaitu
sakit kepala, napas sesak, sering BAK, edema dependen, kram kaki,
konstipasi, panas dalam perut, varises, keputihan dan hemoroid
(Asrinah, 2010).
d. Pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold
Pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold digunakan untuk
menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan. Terdiri dari
pemeriksaan menurut leopold I-IV (IManuaba, 2010). Pemeriksaan Leopold
dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang
dapat membedakan bagian melalui palpasi. Pemeriksaan Leopold terdiri dari
empat macam manuver, yakni :
1) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold I
Tujuan pemeriksaan :
a) Mengetahui tinggi findus uterus untuk memperkirakan usia
kehamilan.
20
b) Menentukan bagian-bagian janin yang berbeda difundus uteri
(Mufdlilah, 2009).
2) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold II
Tujuan pemeriksaan :
Mengetahui bagian-bagian janin yang berada bagian samping kanan dan
samping kiri (Mufdlilah, 2009).
3) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold III
Tujuan pemeriksaan :
a) Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah
uterus.
b) Mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian
bawah uterus sudah atau belum masuk pintu atas panggul ibu
(Mufdlilah, 2009).
4) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold IV
Tujuan pemeriksaan :
a) Memastikan apakah bagian terendah janin sudab benar-benar masuk
kepintu atas panggul atau belum.
b) Menentukan seberapa banyak terendah janin sudah memasuki kepintu
atas paggul (Mufdlilah, 2009).
e. Menentukan usia kehamilan
Untuk menetapkan usia kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1) Dengan menggunakan Rumus Neagle
21
Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan dapat diperkirakan
waktu kelahiran bayinya. Rumus ini terutama berlaku bagi wanita dengan
siklus menstruasi 28 hari (Desi Kurniawati, 2009).
2) Berdasarkan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
a) Rumus Barthlomew
Antara simpisis pubis dan pusat di bagi 4 bagian yang sama, tiap
bagian menunjukan kenaikan 1 bulan. Saat TFU tepat disimpisis pubis
= 2 bulan. Dan antara prosesus xifoideus dan pusat juga di bagi 4
bagian yang sama, tiap bagian menunjukan kenaikan 1 bulan. Pada
bulan ke 10 (40mgg) TFU kurang lebih sama dengan bulan ke 8
(32mgg) karena saat itu kepala sudah masuk.
b) Rumus McDonald
TFU diukur dengan pita penukur, kemudian dimasukkan rumus umur
kehamilan (bulan) = (2 x TFU) : 7
Umur kehamilan (minggu) = (8 x TFU) : 7 (Desi Kurniawati, 2009).
3) Quickening (persepsi gerakan janin pertama)
Pada kehamilan pertama (primigravida), gerakan janin mulai terasa
sesudah usia kehamilan 18-20 minggu. Pada kehamilan kedua dan
seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18
minggu (Desi Kurniawati, 2009).
4) Ultrasonografi (USG)
untuk menghitung usia kehamilan dengan jarak biparietal, jarak tulang
tiba dan panjang lingkaran abdomen janin (Desi Kurniawati, 2009).
22
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua
dan dua kali pada triwulan ketiga (Esti Nugraheni, 2010). Sedangkan
kunjungan antenatal dan pemeriksaan kunjungan antenatal diberi kode K yang
merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K 1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan satu kali
kunjungan antenatal pada umur kehamilan 16-18 minggu, satu kali pada umur
kehamilan 28 minggu, dan dua kali kunjungan pada umur kehamilan diatas
36-38 minggu (Esti Nugraheni, 2010).
Selanjutnya dapat dilakukan dipusat pelayanan dasar kebidanan (BPS,
RB, PUSKESMAS), yaitu setiap 4 minggu sekali sampai umur kehamilan 28
minggu, 2 minggu sekali pada umur kehamilan 28-36 minggu dan 1 minggu
sekali pada umur kehamilan 36-40 minggu (Esti Nugraheni, 2010).
Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10T” :
1) Timbang berat badan.
2) Ukur tinggi badan
3) Ukur tekanan darah.
4) Ukur tinggi fundus uteri.
5) Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
6) Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
7) Nilai status gizi
8) Tes terhadap penyakit menular seksual.
9) Tata laksana
23
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Esti Nugraheni, 2010).
f. Diagnosis kehamilan
Diagnosis pada kehamilan didasarkan pada kombinasi tanda praduga,
tanda tidak pasti, dan tanda pasti kehamilan. Adapun macam-macam dari
ketiga tanda-tanda tersebut, yakni :
1) Tanda dugaan kehamilan
Berikut ini adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan :
a) Amenorhea (Terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir
dengan perhitungan rumus Neagle, dapat ditentukan perkiraan
persalinan (Varney, 2007).
b) Mual dan Muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi
hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan
ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang
(Varney, 2007).
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu , keinginan yang
demikian disebut ngidam (Varney, 2007).
d) Sinkope atau Pingsan
24
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16
minggu (Varney, 2007).
e) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah
menghilang (Varney, 2007).
f) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang
menyebabkan kesulitan buang air besar (Varney, 2007).
g) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum),
pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba), dan sekitar
payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol,
kelenjar montgomery menonjol, pembuluh menifes sekitar payudara)
(Varney, 2007).
h) Epulis
Hypertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil (Varney,
2007).
i) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
25
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh daraitu terjadi di sekitar genitalia eksterna,
kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat
menghilang setelah persalinan (Varney, 2007).
j) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan
depo sit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar
dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama (Varney, 2007).
2) Tanda tidak pasti kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan oleh :
a) Rahim membesar sesuai tuanya kehamilan
b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwick,
tanda Piscaseck, kontraksi braxton hicks dan teraba ballotement.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positive. Tetapi sebagian
kemungkinan positif palsu (Varney, 2007).
3) Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin
c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat
kardiotokografi, alat doppler. Dolihat dengan ultrasonografi.
26
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi (Varney, 2007).
g. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh atau organ-
organ sistem reproduksi wanita, kebanyakan perubahan ini akan menghilang
setelah persalinan. Hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami
perubahan, terutama pada alat kandungan, dan juga organ lainnya (Anik
Maryunani, 2010).
1) Uterus
Dengan adanya kehamilan, maka uterus tumbuh membesar primer
maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen
menyebabkan hiperplasi jaringan dan progesteron berperan untuk
elatisitas/kelenturan uterus. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30
gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu). Taksiran
kasar besarnya uterus adalah sebagai berikut :
No. Umur Kehamilan
(UK)
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
1. Tidak hamil Sebesar telur ayam
2. 8 Minggu Sebesar telur bebek
3. 12 Minggu Sebesar telur angsa/3 jari atas simphisis pubis
4. 16 Minggu sebesar tinju orang dewasa/sebesar kepala
bayi (kurang lebih ½ pusat-/pertengahan
simfisis-pusat)
5. 20 Minggu kurang lebih pinggir bawah pusat.
6. 24 Minggu kurang lebih pinggir atas pusat.
27
7. 28 Minggu kurang lebih 3 jari di atas pusat.
8. 32 Minggu kurang lebih 1/2 prosessus xypoideus-pusat
(pertengahan pusat-PX).
9. 36 Minggu kurang lebih 1 jari di bawah prosessus
xypoideus.
10. 40 Minggu kurang lebih 3 jari di bawah prosessus
xypoideus
11. 36-42 Minggu kurang lebih 3-1 di bawah procesus
xyphoideus
Anik Maryunani, 2010).
2) Istmus uteri
Pada minggu-minggu pertama, istmus mengalami hipertrofi
menjadi lebih panjang dan lunak, sering disebut sebagai tanda hegar.
Pada minggu pertama, istmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak disebut tanda
hegar. Pada kehamilan trimester pertama, istmus memanjang dan kuat.
Pada kehamilan 16 minggu, istmus menjadi satu bagian dengan korpus.
Paa akhir kehamilan, yaitu di atas kehamilan 32 minggu istmus menjadi
segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapisan muskular tipi,
mudah ruptur, kontraksi minimal, lebih berbahaya jika kontraksi lemah
dapat menyebabkan ruptur, sehingga dapat mengancam jiwa janin dan
jiwa ibu (Anik Maryunani, 2010).
3) Serviks uteri
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi
estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda hegar), warna menjadi
kebiruan (livide). Serviks uteri lebih banyak jaringan ikatnya, hanya
28
kurang lebih 10% yang jaringan otot. Jaringan ikat ini banyak
menganung kolagen yang karena pengaruh estrogen menjadi lunak dan
terjadi hipervaskularisasi porsio, menyebabkan porsio berwarna bitu
(livide). Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak disebut
tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mucus, karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warna menjadi livid dan ini disebut tanda chadwick (Anik
Maryunani, 2010).
4) Vaskularisasi uterus
Aa. Uterina dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter, panjang
dan anak-anak cabangnya. Pembuluh balik (vena) mengembang dan
bertambah (Anik Maryunani, 2010).
5) Vagina/vulva
Pada vagina dan vulva terjadi pula hipervaskularasi/livide dikenal
sebagai tanda Chadwick. Warna merah kebiruan (tanda chadwick) pada
vagina dan vulva tersebut merupakan hipervaskularasi yang terjadi
akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Artinya, karena pengaruh
estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livide pada vagina dan portio serviks disebut tanda chadwick
(Anik Maryunani, 2010).
29
6) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum
ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi
ini akan diambil alih oleh plasenta (Anik Maryunani, 2010).
7) Endometrium
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim. Endometrium menjadi desidua.
Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas
lebih dari 4000 cc (Anik Maryunani, 2010).
8) Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang
akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih
hitam karena hiperpigmentasi (Anik Maryunani, 2010).
9) Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu dalam
kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,
30
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output
yang meninggi kira-kira 30% (Anik Maryunani, 2010).
10) Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh rasa sesak nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32
minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak (Anik
Maryunani, 2010).
11) Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot traktus
digestivus juga menurun. Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak
jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai
moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan
disebut hiperemesis gravidarum (Anik Maryunani, 2010).
12) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat
deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi
kebiru-biruan yang disebut striae livide (Anik Maryunani, 2010).
31
13) Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat
hingga 15-20 %. Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini
ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein yang diperlukan
sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat
kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi
nanti. (Anik Maryunani, 2010).
14) Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat
badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20
minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5
kg (Anik Maryunani, 2010).
15) Kelenjar endokrin
Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit, kelenjar hipofise : dapat
membesar terutama lobus anterior, kelenjar adrenal : tidak begitu
berpengaruh (Anik Maryunani, 2010).
16) Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Sirkulasi darah
ginjal meningkat menyebabkan wanita hamil sering mengalami poliuri
(banyak berkemih). Dalam keadaan normal, aktifitas ginjal meningkat
ketika berbaring dan menurun ketika berdiri, karena itu wanita hamil
sering merasa ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring./tidur.
32
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktifitas ginjal yang lebih besar
terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi
tekanan pada rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai
sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan
meningkatkan aktifitas ginjal dan curah jantung.(Anik Maryunani,
2010).
17) Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam
mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh
plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang
pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk
mempertahankan kehamilan. (Anik Maryunani, 2010).
h. Perubahan psikologis dalam kehamilan
Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita.
Kesehatan wanita sangat ditentukan oleh kesehatan jiwanya. Wanita lebih
cepat bereaksi terhadap setiap kondisi yang dihadapinya dibandingkan
dengan pria. Oleh karena itu, kematangan perkembangan emosional dan
psikoseksual sangat diperlukan bagi seseorang yang berkeinginan untuk
mempunyai anak. Kondisi ini akan mendukung kesanggupannya untuk
menyesuaikan diri selama proses kehamilan, persalinan dan menjadi ibu
(Mellyna Huliana, 2008).
33
Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam
menjalankan proses kehamilannya. Jangankan individu yang berbeda,
suasana emosional, fisik dan psikososial seseorang antara kehamilan
pertama dan kedua pun pasti berbeda (Mellyna Huliana, 2008).
Berikut ini akan diuraikan beberapa perubahan-perubahan psikologi
yang sering terjadi selama masa kehamilan :
1) Perubahan psikologi pada trimester I
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan
untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada trimester
pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama (Mellyna
Huliana, 2008).
2) Trimester II
Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan saat
ibu sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah
merasa baik ibu dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh
ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman karena hamil sudah berkurang (Mellyna Huliana, 2008).
3) Trimester III
Pada trimester ketiga disebut sebagai periode penantian. Pada periode ini
wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya. Trimester
III merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
34
sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi
(Mellyna Huliana, 2008).
b. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil
Salah satu persiapan yang dilakukan saat hamil adalah menjaga
asupan nutrisi, karena selama kehamilan janin di dalam tubuh ibu
berkembang dengan pesat. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh
kecukupan zat gizi ibu. Zat gizi kurang, pertumbuhan juga dapat terganggu
(Siti Misaroh, 2010).
Seorang ibu hamil harus memahami sumber-sumber protein terkaya
dengan kandungan asam amino yang sempurna, yakni protein hewani
seperti daging sapi, ayam dan ikan. Di samping itu juga ada sumber-sumber
protein nabati seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan dan
lainnya. Sekalipun tidak mengandung seluruh asam amino namun memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi (Siti Misaroh, 2012).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat
sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan
gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mamae),
volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang
dikonsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Mellyna
Huliana, 2008).
35
Secara normal ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan
sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu
hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan
Perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati,
sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan (Mellyna
Huliana, 2008).
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu
memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya.
Hendaknya, ibu hamil tidak mengikuti selera makan untuk dirinya sendiri.
Dalam hal ini, makanan yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Artinya dalam keadaan
hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri, tetapi ibu
hamil harus ingat bahwa ada individu lain yang ikut mengkonsumsi
makanan yang dimakannya. Dalam hal ini, jumlah makanan yang
dikonsumsi bukan berarti sebanyak 2 porsi, melainkan hanya ditambah
sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi. Hal ini untuk
menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan. Berat badan yang
berlebihan akan menimbulkan resiko yang cukup berat selama kehamilan,
bahkan pada proses persalinan. Berikut beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh ibu hamil untuk proses kehamilan yang sehat, yaitu :
konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur, hindari
makanan yang terlalu asin atau pedas,yang mengandung lemak cukup
36
tinggi, yang mengandung bahan zat pengawet dan zat pewarna dan hindari
merokok (Mellyna Huliana, 2008).
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu menu
yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan janinnya. Menu
makan yang seimbang harus mengandung unsur-unsur sumber tenaga,
pembangun, pengatur dan pelindung.
1) Sumber tenaga (sumber energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per
sehari atau sekitar 15% lebih banyak dari jumlah normalnya, yaitu sekitar
2.800-3.000 kalori dalam satu hari. Jumlah ini diperlukan untuk proses
pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru dan penghematan protein.
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Karbohidrat
dapat diperoleh dari beras, jagung dan lain-lain. Sumber lemak terdiri
dari lemak nabati dan hewani. sumber lemak nabati dapat diperoleh dari
minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin. Sumber lemak hewani
dapat diperoleh dari mentega, susu dan keju (Mellyna Huliana, 2008).
2) Sumber pembangun
Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan
protein yang dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Dari jumlah tersebut,
sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein
dibutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah jaringan tubuh ibu
(seperti payudara dan rahim) dan menambah unsur-unsur cairan darah,
37
terutama hemoglobin dan plasma. Selain itu, protein dibutuhkan pula
untuk membentuk cairan ketuban. Sumber protein dapat diperoleh dari
protein nabati dan hewani. Sumber protein hewani, antara lain ikan,
udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber
protein nabati, antara lain aneka kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Sumber protein yang paling lengkap adalah susu, telur dan keju (Mellyna
Huliana, 2008).
3) Sumber pengatur dan pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air,
vitamin dan mineral. Unsur-unsur tersebut dibutuhkan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses
metabolisme tubuh. Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh
dari berbagai jenis sayuran dan buahan. Jenis mineral yang dibutuhkan
oleh ibu hamil, antara lain zat kapur, zat besi, kalsium, vitamin A, dan
lain sebagainya Mellyna Huliana, 2008). Wanita hamil membutuhkan
sekitar 2485 kalori per hari, yang terdiri dari:
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber tenaga atau energi (1 gram karbohidrat =
4 kalori energi), kegunaan lainnya yaitu menjaga kesehatan jaringan saraf
dan penting dalam pembentukan sel darah merah. Kebutuhan : lebih
kurang 1292 kalori atau sama dengan 323 gram karbohidrat (sekitar 5
piring nasi), sumber : nasi, mie, roti dan sebagainya, anjuran :
38
konsumsilah 9 Porsi karbohidrat (1 porsi=1 potong roti atau setengah
cangkir sereal) setiap hari
hari (Siti Misaroh, 2010).
2) Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan
tubuh janin (asupan protein yang kurang dapat menghambat
pertumbuhan janin). Kebutuhan : 60 gram/hari, sumber : daging, ikan,
susu, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan, anjuran : konsumsilah 3
porsi protein setiap hari (1 porsi protein = 2 butir telur atau 200 gram
daging ayam atau ikan) (Siti Misaroh, 2010).
3) Lemak
Lemak digunakan antara lain sebagai cadangan energi tubuh saat ibu
kelak melahirkan (lemak merupakan zat gizi kaya energi, 1 gram lemak =
9 kalori), sebagai pelarut vitamin A, D, E, K, selain itu, asam lemak
antara lain asam lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk
perkembangan system saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak
bayi. Sumber lemak : daging, susu, telur, mentega, minyak tumbuhan dan
lain-lain, anjuran : konsumsilah kurang lebih 1 sendok makan zat lemak
setiap kali makan, guna menyediakan energi dan peningkatan
perkembangan otak janin (Siti Misaroh).
4) Vitamin dan mineral
Fungsi vitamin dan mineral antara lain :
39
a) Vitamin A : membantu pertumbuhan kulit, tulang dan gigi. Penting
untuk fungsi penglihatan yang normal.
b) Vitamin C : membantu pembentukan jaringan tubuh janin. Penting
dalam proses metabolisme tubuh.
c) Kalsium : membangun tulang dan gigi
d) Besi : membantu pembentukan sel-sel darah merah.
e) Asam folat : mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang.
Sumber vitamin dan mineral : sayuran, buah-buahan dan susu.
Anjuran : konsumsilah 4 porsi sayuran per hari (1 porsi=setengah
gelas, Sayuran matang atau 1 gelas sayuran mentah), 3 porsi buah-
buahan/hari
( 1 porsi = 1 butir apel ukuran sedang atau setengah gelas
stroberi). Jangan lupa lengkapi dengan segelas susu (Siti Misaroh,
2010).
Ibu hamil juga harus memahami sumber-sumber karbohidrat
seperti gandum, nasi, biji-bijian, berbagai jenis buah dan sayuran.
Sedangkan sumber vitamin adalah vitamin A, D, C, B1, B2, B6, B12, K
serta mineral yaitu kalsium, zat besi, yodium, fosfor, sodium dan
potasium (Mellyna Huliana, 2012).
40
Tabel 1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Per Hari
Jenis Makanan Jumlah yang dibutuhkan Jenis zat gizi
Sumber zat tenaga
(Karbohidrat)
10 porsi nasi/pengganti
2 sdm gula
4 sdm minyak goring
Karbohidrat
Sumber zat
pembangun dan
mineral
7 porsi terdiri dari :
2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr
1 porsi kacang hijau/merah
Protein, vitamin
Sumber zat pengatur
7 porsi terdiri dari :
4 porsi sayuran berwarna @
100 gr
3 porsi buah-buahan @ 100 gr
Vitamin dan
mineral
Susu 2-3 gelas
Karbohidrat,
lemak, protein,
vitamin dan
mineral
(Mellyna Huliana, 2008).
Menu makanan untuk ibu hamil misalnya :
1) Makanan pagi
a) Nasi 150 gram : 1 gelas
b) Telur 60 gram : 1 butir
c) Tempe 50 gram : 2 potong
41
d) Sayuran 50 gram :1/2 gelas
e) Minyak 5 gram : ½ sendok makan
f) Susu 200 cc :1 gelas
Pukul 10.00 WITA : Bubur kacang hijau 1 gelas
2) Makan siang atau sore
a) Nasi 200 gram : 1 ½ gelas
b) Ikan 50 gram : 1 potong
c) Tempe 50 gram : 2 potong
d) Sayuran 100 gram : 1 gelas
e) Pepaya 100 gram : 1 potong
f) Minyak 10 gram : 1 sendok makan
Pukul 16.00 WITA : Susu 1 gelas (Mellyna Huliana, 2008).
i. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam Pelayanan ANC
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam pelayanan ANC terpadu
antara lain :
1) Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit
kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang dengan beristirahat,
pandangan kabur, nyeri abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat, bengkak pada muka atau tangan, tekanan darah
meningkat lebih dari 140/90 mmHg dan gerakan janin kurang dari 10
kali dalam 24 jam (Asrinah, 2010).
2) Gizi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin Pada masa kehamilan dibutuhkan suplementasi tablet besi,
42
konsumsi garam beryodium, konsumsi makanan padat kalori dan kaya
zat besi serta pemberian makanan tambahan lainnya untuk
memenuhi peningkatan
peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan (Asrinah, 2010).
3) Personal Hygiene, selama kehamilan PH vagina menjadi asam,
akibatnya
vagina mudah terkena infeksi. Stimulasi esterogen menyebabkan adanya
flour albus (keputihan) dan uterus yang membesar menekan kandung
kemih mengakibatkan sering berkemih. Sehingga dianjurkan untuk
mandi teratur, dan menggunakan air hangat untuk membersihkan daerah
genitalia sehingga dapat mencegah iritasi vagina serta teknik pencucian
perianal dari depan ke belakang dan mengganti pakaian dalam setiap kali
basah/lembab (Asrinah, 2010).
4) Istirahat, agar ibu hamil tidak mudah lelah saat beraktivitas, ibu
diberitahu agar istirahat ± 1-2 jam pada siang hari dan ± 7-8 jam pada
malam hari (Asrinah, 2010).
5) Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang
longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara,
pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan
ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi
karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang (Asrinah, 2010).
43
6) Keikutsertaan ibu dalam kelas ibu hamil, setiap ibu hamil menggunakan
buku KIA, bertukar pengalaman diantara ibu hamil dan melakukan
senam hamil serta peningkatan kesehatan intelegensia pada
kehamilan(Brain Booster) yang meliputi berkomunikasi dengan janin,
musik untuk menstimulasi janin, dan nutrisi gizi seimbang untuk ibu
hamil (Asrinah, 2010).
7) Persiapan persalinan meliputi tabungan bersalin yang dipersiapkan
selama kehamilan agar saat bersalin dana yang dibutuhkan sudah
tersedia. Selain itu, tempat persalinan harus segera ditentuka.
Selanjutnya, transportasi rujukandisiapkan agar jika ibu bersalin
mengalami kegawat daruratan segera dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki penanganan kegawat daruratan. Selama
kehamilan, seorang ibu hamil juga harus menentukan penolong
persalinannya nanti seperti bidan atau dokter. Calon donor
darahdisiapkan pula sehingga bila ibu membutuhkan transfusi, pendonor
sudah tersedia, dan ibu harus menetukan pendamping persalinan yaitu
suami siap antar jaga (Asrinah, 2010).
j. Peran dan tanggung jawab bidan selama masa kehamilan
Peran bidan dalam memberikan asuhan kehamilan yaitu adalah
sebagai Pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Dalam pelayanan ibu
hamil, bidan memberi asuhan/pelayanan yang bersifat mandiri, kolaborasi,
dan rujukan, menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu
hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan,
44
melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada ibu hamil dan
mampu melakukan penelitian kebidanan (Zian Farodis, 2013).
Tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan yaitu
membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedaruratan yang mungkin terjadi, mendeteksi dan mengobati komplikasi
yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah
maupun tindakan obstetri, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu dengan memberikan pendidikan, suplemen, dan
imunisasi (Zian Farodis, 2013).
2) Anemia dalam kehamilan
a. Pengertian Anemia
Ada beberapa teori pengertian anemia yang dikemukakan oleh para ahli,
yakni:
Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht,konsentrasi Hb,
dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal (Sarwono, 2009). Anemia adalah
suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit, lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41%
pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita. Memungkinkan
terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan komponen eritrosit
(Mellyna Huliana, 2008)).
Secara umum seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi
hemoglobin (Hb) kurang dari dari 13,5 gr/dl atau hematokrit (Hct) kurang
dari 41% pada laki-laki, konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct
45
kurang dari36% pada perempuan. Seorang ibu hamil disebut Anemia bila
kadar Hb kurang dari 10 gr/dl, disebut anemia sedang jika Hb 7-8 gr/dl,
disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr/dl disebut anemia gravis
(Esti Nugraheny, 2010). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan
kadar Hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
g pada trimester 2 (Saifuddin, 2010).
Anemia dalam kehamilan merupakan suatu keadaan adanya
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai
normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel
darah merah (hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa
karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi,
asam folat dan vitamin B12. Tetapi sering terjadi apabila anemia karena
kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010).
Anemia defiiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritrosit tidak
cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-
mikrositer, kadar besi serum-serum iron, cadangan jenuh transferin
menurun, kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum
tulang serta ditempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali
(Rukiyah, 2010).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah bahkan
murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
46
mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia
(Manuaba, 2010).
Dari berbagai teori para ahli penulis simpulkan bahwa anemia adalah
suatu kondisi dimana penurunan jumlah sel darah merah dibawah nilai
normal yaitu Hb < 14 g/dl pada pria dan Hb < 12 g/dl pada wanita yang
disebabkan karena kurangnya jumlah asupan makanan yang bergizi untuk
pembentukan sel darah seperti kurangnya asam folat, vitamin B12 dan zat
besi sehingga anemia mudah terjadi pada manusia. Pada wanita hamil
mudah terkena anemia, umumnya anemia defisiensi besi yang disebabkan
karena kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan Fe untuk
eritropoesis tidak cukup untuk ditandai dengan gambaran sel darah merah
hipokrom-mikrosister.
b. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
1) Kurang gizi (malnutrisi)
2) Kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi
3) Penyerapan yang kurang baik (malabsorpsi)
4) Kehilangan darah banyak (seperti persalinan lalu dan haid sebelumnya).
5) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain (Mellyana Huliana, 2008).
47
c. Klasifikasi Anemia pada Kehamilan
ada beberapa tipe atau klasifiksi penyakit anemia yang sering diderita
selama kehamilan, yakni :
1) Anemia defisiensi besi
Merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan dan
berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan dengan
pertumbuhan janin yang cepat. Anemia defisiensi besi merupakan tahap
defisiensi yang paling parah., yang ditandai oleh penurunan cadangan
besi, konsentrasi besi serum dan saturasi transferin yang rendah dan
konsentrasi hemoglobin tau nilai hematokrit yang menurun. Pada
kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal
kejanin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan dan
laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara
drengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi (Sarwono, 2009).
2) Anemia megaloblastik
Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik karena malnutrisi dan
infeksi kronik (Esti Nugraheny, 2010).
3) Anemia hipoplasti
Disebabkan oleh hipofungsi sum-sum tulang, membentuk sel darah
merah baru (Esti Nugraheny, 2010).
48
4) Anemia hemolitik
Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya (Esti Nugraheny, 2010).
d. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron. Volume sel darah merah total dan massa hemoglobin
meningkat sekitar 20-30%, dimulai pada bulan ke 6 dan mencapai puncak
pada aterem, kembali normal 6 bulan setelah partus. Stimulasi peningkatan
300-350 ml massa sel merah ini dapat disebabkan oleh hubungan abtara
hormon maternal dan peningkatan eritropoitin selama kehamilan.
Peningkatan massa sel darah merah tidak cukup memadai untuk
mengimbangi peningkatan volume plasma yang sangat menyolok.
Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan
atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-
30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari
pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada
bulan ke 3-5 kehamilan dan selanjutnya sedikit meningkat pada aterem serta
49
kembali normal pada 6 minggu setelah partus. Besi serum menurun namun
tetap berada dalam batas normal selama kehamilan, TIBC meningkat 15%
pada waktu hamil (Siti Misaroh, 2010).
Cadangan besi wanita dewasa mengandung 2 gram, sekitar 60-70%
berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi dan 10-30% adalah besi
cadangan yang terutama terletak didalam hati, empedu dan sum-sum tulang.
Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk
mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat
besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg, sekitar 190
mg hilang selama melahirkan (Siti Misaroh, 2010).
Selama periode setelah melahirkan 0,5-1 mg besi perhari dibutuhkan
untuk laktasi, dengan demikian jika cadangan pada awalnya direduksi, maka
pasien hamil dengan mudah bisa mengalami kekurangan besi, dimana janin
bisa mengakumulasi besi bahkan dari ibu yang kekurangan besi. Kebutuhan
besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan diet normal,
walaupun ada penyerapan besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3-
2,6 mg/hari (Siti Misaroh, 2010).
e. Etiologi Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengeceran darah,
pertambahan Darah tidak sebanding dengan perubahan plasma
50
dankurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat
(Rukiyah, 2010).
Biasanya selama kehamilan, terjadi hyperplasia dari sumsum tulang,
dan meningkatkan massa RBC. Namun, peningkatan yang tidakproporsional
dalam hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi (hydremia
kehamilan). HCT menurun dari antara 38 dan 45% pada wanita sehat yang
tidak hamil sampai sekitar 34% selama kehamilan tunggal dan sampai 30%
selama akhir kehamilan multifetal. Jadi selama kehamilan, anemia
didefinisikan sebagai Hb 10 g/dl (HT < 30% (Atikah, 2011).
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu mengalami
hemodilusi (pengenceran) dengan penungkatan volume 30-40% yang
puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah
18-30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu selama hamil
sekitar 12 gr%, dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia
hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Manuaba, 2010).
f. Tanda dan Gejala Anemia
Beberapa gejala awal yang timbul pada penyakit anemia biasanya
tidak ada atau tidak spesifik, (misalnya kelelahan, kelemahan, Pusing,
dispnea ringan dengan tenaga). Gejala dan tanda lain mungkin termasuk
pucat, dan jika terjadi anemia berat akan mengalami takikardi atau hipotensi
(Atikah, 2011).
Banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi :
1) Merasa lelah atau lemah
51
2) Kulit pucat progresif dari kulit
3) Denyut jantung cepat
4) Sesak napas
5) Konsentrasi terganggu (Atikah, 2011).
g. Gejala Klinis Anemia pada kehamilan
Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa
hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang
menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan
gejala penyakit dasarnya (Rukiyah, 2010).
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-
kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular,
lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb
< 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas (Rukiyah,
2010).
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia
ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori
yaitu : normal > 11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/dl (Rukiyah, 2010).
h. Dampak Anemia dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin
Ada beberapa pengaruh anemia yang dapat terjadi pada kehamilan,
persalinan, nifas dan janin, yakni :
1) Dampak anemia terhadap kehamilan :
a) Dapat terjadi abortus.
b) Persalinan prematuritas.
52
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d) Mudah terjadi infeksi.
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)
f) Mola hidatidosa.
g) Hiperemisis gravidarum
h) Perdarahan antepartum
i) Ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba, 2010).
2) Bahaya anemia pada saat persalinan
a) Gangguan his-kekuatan mengejan
b) Kala satu dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
c) Kala dua lama
d) Retensio plasenta, dan perdarahan post partum
e) Perdarahan post partum sekunder (Manuaba, 2010).
3) Bahaya anemia pada Masa nifas
a) Terjadi subinvolusi uteri, menimbulkan perdarahan pospartum
b) Memudahkan infeksi puerperium
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan
e) Anemia kala nifas
f) Mudah terjadi infeksi mamae (Manuaba, 2010).
4) Bahaya terhadap janin
a) Abortus
b) Kematian janin intra uteri
53
c) Prematuritas
d) BBLR
e) Kelahiran dengan anemia
f) Cacat bawaan
g) Infeksi neonatorum
h) Intelegensia rendah (Manuaba, 2010).
i. Diagnosis Anemia pada kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan
dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih
hebat pada hamil muda (Manuaba, 2010).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut :
1) Hb 11 g% tidak anemia
2) Hb 9-10 g% anemia ringan
3) Hb 7-8 g% anemia sedang
4) Hb < 7 g% anemia berat (Manuaba, 2010).
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan,
yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa
sssebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan
pemberian prepssarat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di
puskesmas (Manuaba, 2010).
54
i. Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko menurut penelitian,
tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia.Anemia juga
menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.Resiko kematian
maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih
sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal,
sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah
(Rukiyah, 2010).
Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan, persalinan dan nifas. Anemia sangat berbahaya bagi ibu yang
sedang hamil. Penyakit anemia sering menyerang pada masa kehamilan.
Sebab pada saat hamil, kebutuhan ibu terhadap unsur-unsur makanan
semakin banyak, misal zat besi, folic acid dan protein. Jika kebutuhan ini
tidak tercukupi, ibu akan mengalami anemia. Sementara di sis lain, ibu yang
sedang hamil kadang lalai mengkonsumsi zat-zat ini khususnya zat besi dan
folic acid (yang pada umumnya disebabkan ketidaktahuan ibu terhadap
unsur-unsur zat besi dalam makanan) (Manuaba, 2010).
Anemia yang paling lazim dialami ibu hamil adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Ini tidak mengherankan sebab kekurangan protein
menyebabkan berkurangnya pembentukan hemoglobin dan pembentukan sel
55
darah merah. Sementara berkurangnya hemoglobin dalam darah
menyebabkan hilang atau berkurangnya unsur zat besi dalam
darah(Manuaba, 2010).
Kebutuhan janin terhadap zat besi ini bisa terpenuhi dengan
terpenuhinya zat besi pada makananyang dikonsumsi pada ibunya. Sebab
itu, jika ibu tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan, kondisi ini dapat membahayakan janin (Siti Misaroh, 2010).
Melihat fakta di atas, jika terjadi anemia, tidak ada pilihan selain
segera mengobatinya dengan cepat, utamanya demi menjaga kesehatan
janin. Sebab jika anemia ini berlangsung parah (kadar hemoglobin kurang
dari 50%), maka dimungkinkan akan terjadi keguguran atau janin akan lahir
prematu sebelum tumbuh sempurna, atau bahkan janin mati didalam rahim
sebagai akibat kurangnya pasokan oksigen dalam darah. Atau janin bisa
lahir dalam keadaan cacat. Ibu yang mengandung bisa mengalami
preklamsia, perdarahan pasca melahirkan atau demam yang tinggi (Siti
Misaroh, 2010).
Jenis anemia lain yang tidak kalah pentingnya adalah anemia karena
kekurangan folic acid. Dalam kondisi ini, ibu hamil biasanya mengeluhkan
gejala-gejala umum anemia seperti pusing, sulit bernapas dan jantung
berdebar- debar. Jika kondisinya parah, bisa terjadi pembengkakan hati dan
limpa (Siti Misaroh, 2010).
56
j. Penanganan dan Pencegahan Anemia
Penangulangan pada anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan
cara, tablet tambah darah sehari satu tablet/minimal 90 tablet selama hamil
serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari yang banyak mengandung
zat besi dan protein misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun
singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain (Esti Nugraheny,
2010).
Penanganan anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu, dapat
dilakukan dengan cara pemberian Ferrous sulfat, per oral 325 mg
sekali/hari. Satu tablet Ferrous sulfat diminum pada siang hari 325 mg.
Biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek
samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis
menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase
asupan. Sekitar 20% wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan,
beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi
(Atikah, 2011).
Beberapa nama dagang, misalnya IMFERON 100 mg IM setiap hari
dengan total lebih dari atau sama dengan 1000 mg selama 3 minggu. Hct
atau Hb diukur mingguan untuk menentukan respon. Jika suplemen zat besi
tidak efektif, harus dicurigai kekurangan folat yang terjadi bersamaan.
Neontaus dari ibu dengan anemia kekurangan zat besi biasanya memiliki
Hct normal tetapi simpanan besi total menurun dan kebutuhan untuk awal
suplemen zat besi (Atikah, 2011).
57
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat
besi.sebagian tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum
30 menit sebelum makan. Biasanya diberikan 1 tablet/hari, kadang diberikan
2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas , oleh
karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia
dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.
Adapun pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat
dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya
secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita
hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah
anemia yang mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan
berikutnya (Atikah, 2011).
Tabel 1.Tanda Kecukupan Gizi pada wanita Dewasa dan Ibu Hamil
Zat gizi Satuan Wanita Dewasa Ibu Hamil
Energi Kkal 2200 2485
Protein Gr 48 60
Vitamin A RE 500 700
Vitamin D Ug 5 15
Vitamin E Mg 8 18
Vitamin K Mg 65 130
Riboflavin Mg 1,2 1,4
Niacin Mg 9 9,1
Vitamin
B12
Mg 1,0 1,3
Asam Folat Ug 150 300
58
Piridoksin Mg 1,6 3,8
Vitamin C Mg 60 70
Kalsium Mg 500 900
Fosfor Mg 450 650
Zat Besi Mg 26 46
Seng Mg 15 20
Yodium Ug 150 175
Selenium Ug 55 70
(Siti Misaroh, 2010).
k. Makanan yang disarankan untuk ibu hamil dengan anemia
Makanan yang disarankan untuk ibu hamil yang mengalami
anemia yaitu daging merah, unggas, ikan, sayuran berdaun hijau gelap
seperti bayam, brokoli, sereal yang diperkaya zat besi, biji-bijian, kacang-
kacangan, tahu serta telur. Dianjurkan juga untuk mengonsumsi makanan
yang kaya akan vit.c sepeerti buah /jus jeruk, strowbwri, kiwi, tomat dan
paprika. Vit.c dianjurkan untuk dikonsumsi karena mampu mempermudah
penyerapan zat besi.
B. Konsep Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manejemen Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Titik Rahmawati, 2012).
59
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode guna menyelarasknan antara pikiran dan tindakan
dengan berpijak penuh pada teori ilmu pengetahuan, temuan-temuan, serta
keterampilan kebutuhan yang fokus utamanya dalam hal ini adalah klien (Zian
Farodis, 2013).
Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun
1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian,
pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan bagi klien maupun tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan
bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses
manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja,
melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif dan aman dapat tercapai (Asrinah, 2010).
2. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses manajemen Asuhan Kebidanan terdiri dari 7 langkah Varney
yaitu:
a. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data
subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
b. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
c. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
d. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
60
e. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai
bahan tindak lanjut.
3. Langkah-langkah manajemen kebidanan
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dan
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam
situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah bisa diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan
klien (Asrinah, 2010).
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah I. Identifikasi Data dan Analisa Data Dasar
Dalam mengumpulkan data subyektif dan data obyektif yang perlu
dikaji yaitu:
1) Data Subyektif
Identitas ibu dan suami (nama, umur, suku, agama, pendidikan,
pekerjaan, pernikahan, lama menikah dan alamat), riwayat kehamilan
sekarang (hamil ke berapa, pernah melahirkan berapa kali, pernah
keguguran atau tidak, tanggal hari pertama haid terakhir,umur kehamilan,
pergerakan janin, masalah yang didapat pada trimester pertama, tanda
bahaya kehamilan, keluhan yang dirasakan sekarang, pemberian tablet Fe
dan imunisasi TT), riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu,
61
riwayat kesehatan/penyakit sekarang dan lalu (riwayat reproduksi,
riwayat penyakit kronis, riwayat penyakit menular, riwayat transfusi
darah, riwayat opname, riwayat trauma, riwayat operasi, riwayat alergi
makanan dan obat-obatan, riwayat penyakit keturunan, riwayat keluarga
melahirkan kembar/cacat) dan yang terakhir riwayat biopsiko, sosial dan
ekonomi (riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, respon keluarga terhadap
kehamilannya, hubungan antara keluarga, yang mencari nafkah, dan
sebagainya).
Data subyektif yang diperoleh pada kasus ibu hamil dengan anemia
ringan yakni, dengan tanda dan gejala ibu merasa kelelahan, merasa
kelemahan, Pusing, dispnea ringan dengan tenaga. Gejala dan tanda lain
mungkin termasuk pucat, dan jika terjadi anemia berat akan mengalami
takikardi atau hipotensi menurut Atikah 2011.
2) Data Obyektif
Pemeriksaan umum pada ibu hamil dengan anemia ringan meliputi
gambaran keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi badan,
berat badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan fisik khusus, serta
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan kadar Hb.
b. Langkah II. Perumusan Diagnosa/Masalah Aktual
Langkah ini dikembangkan dari interprestasi data ke dalam masalah
atau diagnosa. Menurut Penny Simkin 2008, diagnosa kehamilan yaitu
gravid para abortus, umur kehamilan, letak punggung, letak kepala, kepala
sudah masuk pintu atas panggul atau belum, intra uterin, tunggal, hidup dan
62
keadaan ibu dan janin baik/tidak. Masalah yang mungkin terjadi pada ibu
hamil dengan anemia ringan dapat berupa keluhan utama atau keadaan
psikologis ibu.
c. Langkah III. Perumusan Diagnosa/Masalah Potensial
Diagnosa potensial pada anemia ringan yakni dapat menyebabkan
terjadinya status anemia meningkat, abortus, pertumbuhan janin terhambat,
kematian janin intra uterin, persalinan prematuritas, serta resiko bayi berat
lahir rendah (Manuaba, 2010).
d. Langkah IV. Pelaksanaan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Beberapa data memberikan indikasi adanya situasi emergensi dimana
bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu dan
janin. Tindakan segera yang dibutuhkan pada ibu hamil dengan anemia
ringan yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum
pasien, termaksud tanda-tanda vital terutama keluhan utama pasien,
kemudian lakukan pemeriksaan penunjang Hb sahli untuk mengetahui kadar
Hb pasien. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang
memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan
emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi
bidan/dokter.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus anemia berat yaitu
perlu dilakukan kolaborasi dengan bidan untuk mencegah masalah potensial
seperti terjadinya perdarahan, abortus, pertumbuhan janin terhambat,
kematian janin intra uterin, prematuritas, serta bayi berat lahir rendah.
63
Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan yaitu kolaborasi dengan bidan tentang
pemberian obat-obatan dan lain lain (Asrinah, 2010).
e. Langkah V. Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Penanganan anemia berat menurut Esti Nugraheny 2010 yakni, dapat
dilakukan dengan cara pemberian tablet tambah darah sehari satu
tablet/minimal 90 tablet selama hamil serta peningkatan kualitas makanan
sehari-hari yang banyak mengandung zat besi dan protein misalnya daging,
sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan
dan lain-lain.
Penanganan anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Atikah,
2011 yaitu, dapat dilakukan dengan cara pemberian Ferrous sulfat, per oral
325 mg sekali/hari. Satu tablet Ferrous sulfat diminum pada siang hari 325
mg. Biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek
samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis
menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase
asupan. Sekitar 20% wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan,
beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi.
Adapun pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat
dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya
secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita
hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah
anemia yang mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan
berikutnya (Atikah, 2011).
64
f. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini, rencana suhan yang menyeluruh dalam langkah
kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan
dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien
yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung
jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara
menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi
biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus anemia ringan yaitu
melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan (Asrinah, 2010).
g. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang
sudah diberikan. Pada kasus anemia ringan evaluasi yang di lakukan
meliputi evaluasi pada tanda-tanda vital, ibu mengerti dan bersedia
melakukan anjuran yang diberikan, serta bersedia diperiksa kembali kadar
Hb nya.
65
C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
a. Definisi Dokumentasi
Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan
otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hukum (Dama Yanti, 2011).
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan
yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan
lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Dama Yanti, 2011).
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan
yang lengkap dan akuratterhadap keadaan/kejadian yang dilahat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Dama Yanti,
2011).
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dantertulis.
Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini di hasilkan dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan dan dipakai untuk mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan informasi
yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi
suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010).
b. Unsur-unsur Dokumentasi
1) Data Subyektif
66
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamneses,sebagai langkah 1 Varney. Kemungkinan keluhan
yang ditemui pada kasus anemia ringan, keluhan utama anemia ringan
yaitu pusing, kelemahan, dan kelelahan Atikah, 2011).
2) Data Obyektif : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, sebagai langkah 1 Varney. Pada pasien
keadaan umum, kesadaran, serta mengukur tanda-tanda vital, tinggi
badan, berat badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan khusus, serta
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan kadar Hb.
3) Assesment : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interprestas data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi diagnosa
atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial dan
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi
dan rujukan. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney. Menurut
Simkin Penny (2008), diagnosa kehamilan yaitu gravid para abortus,
usia kehamilan, letak punggung, letak kepala, kepala sudah masuk atau
belum, intra uterin, tunggal, hidup, serta keadaan umum ibu dan janin
baik/tidak. Diagnosa potensial anemia ringan menurut Asrinah, 2010
anemia ringan dapat menyebabkan terjadinya status anemia meningkat,
abortus, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin intra uterin,
persalinan prematuritas, serta bayi berat lahir rendah.
4) Planning (P): menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan
evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7
67
Varney. Penanganan anemia berat menurut Esti Nugraheny 2010 yakni,
dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet tambah darah sehari satu
tablet/minimal 90 tablet selama hamil serta peningkatan kualitas
makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat besi dan protein
misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung,
kacang-kacangan dan lain-lain. Penanganan anemia defisiensi besi pada
kehamilan menurut Atikah 2011 yaitu, dapat dilakukan dengan cara
pemberian Ferrous sulfat, per oral 325 mg sekali/hari. Satu tablet Ferrous
sulfat diminum pada siang hari 325 mg. Biasanya cukup efektif.
Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran
pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis menghambat penyerapan
dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase asupan. Sekitar 20%
wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan, beberapa dari
mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi. Adapun
pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat dilakukan dengan
pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya secara oral 325
mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita hamil untuk
mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah anemia yang
mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan berikutnya
(Atikah, 2011).
68
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini membahas dan menguraikan tentang bagaimana penerapan
manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. S yang dimulai
dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, diagnosa
potensial, menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana
asuhan, pelaksanaan asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan serta
pendokumentasian yang dilakukan pada Ny. S di Poli KIA/KB Puskesmas
Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015 dengan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan.
A. Manajemen
1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah satu pengumpulan data dasar terbagi atas dua, yakni : anamnesa
dan pemeriksaan. Yang diuraikan, sebagai berikut :
a. Anamnesa
1. Identitas Istri/Suami
a) Nama : Ny.”S” / Tn.”H”
b) Umur : 21 tahun /21 tahun
c) Suku : Muna / Muna
d) Agama : Islam / Islam
e) Pendidikan : SMA/SMA
f) Pekerjaan : IRT/Swasta
69
g) Penghasilan : Rp.1.000.000,00/bulan
h) Lamanya menikah : ± 1 Tahun
i) Alamat : Desa Wakobalu Agung
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan kadang-kadang merasa pusing tiba-tiba, cepat
lelah dan mudah capek dalam melakukan aktifitas sehari-hari terasa
lemas, mata berkunang-kunang, mengalami mual muntah pada
kehamilan trimester I, kehamilan yang pertama tidak pernah keguguran,
Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 25-11-2014.
2) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Tidak ada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu karena ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertama.
3) Riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan lalu
Ibu mengatakan :
a) Riwayat Reproduksi, menarche pada usia 13 tahun, dengan siklus haid
28-30 hari, durasi haid 6-7 hari, perlangsungan normal dan tidak
terjadi dismenorhea apabila menstruasi.
b) Tidak ada riwayat penyakit seperti asma, jantung, ginjal, hipertensi,
malaria, anemia, DM, TBC, hepatitis, dll.
c) Tidak ada riwayat penyakit menular baik diri sendiri maupun dalam
keluarga seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, dll.
d) Tidak ada riwayat transfuse darah dan opname.
70
e) Tidak ada riwayat trauma dan operasi khususnya yang berhubungan
dengan alat reproduksi.
f) Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
g) Tidak ada riwayat penyakit keturunana seperti DM, hepatitis.
h) Tidak ada riwayat keluarga melahirkan kembar atau cacat.
4) Riwayat Biopsiko, sosial, ekonomi.
a) Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar terdiri dari :
No. Kebutuhan Sebelum Hamil PerubahanSelama
Hamil
1. Nutrisi Makan 3x/ hari,
minum 6-7 gelas/
hari
2x trimester pertama
dan sekarang sudah
membaik
2. Eliminasi
(BAB/BAK)
1x / 3-4x/ hari Tidak ada/ 5-6x
3. Kebersihan diri Mandi 2x, keramas
3x/ minggu, gosok
gigi 2x sehari
Tidak ada
4. Istrahat/ tidur Tidur siang  2 jam,
tidur malam  8 jam
Tidak pernah tidur siang
karena mual muntah
5. Aktivitas dan
olahraga
Dilakukan sendiri,
tidak olahraga
Dibantu keluarga
6. Rekreasi Nonton TV setiap
sore dan malam hari
Tidak ada
71
b) Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan bersama suami.
c) Ibu sangat senang dengan kehamilannya.
d) Ibu mengatakan keputusan dalam keluarganya diputuskan bersama.
e) Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
f) Ibu selalu berdoa agar persalinannya nanti berlangsung normal.
g) Ibu mengatakan tidak pernah menjadi akseptor KB.
h) Ibu mengatakan suami yang mencari nafkah untuk keluarga, ibu
bekerja dalam rumah dan tidak memiliki penghasilan sendiri.
i) Rencana persalinan di BPS dan biaya persalinan sudah dipesiapkan.
j) Pengahasilan keluarga ± RP 1000.000,-/bulan.
b. Pemeriksaan
Setelah dilakukan anmnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan yang meliputi
pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang.
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a) Keadaan umum ibu : Penampilan ibu tampak lemah
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tinggi badan : 152 cm
d) Berat badan sebelum hamil : 42 kg
e) Berat badan sekarang : 45 kg
f) Lingkar lengan atas : 21 cm
g) Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
72
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 37oC
2. Pemeriksaan fisik khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskuktasi dan Perkusi)
a. Kepala sampai Leher
(1) Rambut hitam, tidak rontok dan tidak ada benjolan.
(2) Wajah tampak pucat dan tidak ada cloasma gravidarum.
(3) Sklera tidak ikterus dan konjungtiva pucat.
(4) Bibir kering dan pucat, tidak ada sariawan dan ada caries gigi.
(5) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe serta
tidak ada pelebaran vena jugularis.
b. Payudara
Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areola mammae,
Putting susu menonjol kiri dan kanan., belum ada pengeluaran
kolostrum.
c. Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot perut kencang,
tidak ada luka bekas operasi, dan palpasi : Ballotement (+)
d) Ekstermitas Atas
Simetris kiri dan kanan, pergerakan baik, tidak ada kelainan, tidak ada
oedema, ujung-ujung jari tidak pucat.
e) Ekstermitas Bawah
73
Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada oedema, refleks
patella positif kiri dan kanan (+).
f) Pemeriksaan genitalia dan panggul tidak dilakukan.
3. Pemeriksaan Penunjang : Hb sahli 6 gr/dl.
Setelah dilakukan pengumpulan data, melalui anamnesa dari beberapa
hal dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat ditegakkan beberapa
diagnosa masalah aktual pada Ny. A, yang selanjutnya dibahas pada langkah
II.
2. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah dua identifikasi diagnosa/masalah aktual didapatkan diagnosa
pada Ny.S, yakni :
GI P0 A0, diduga umur kehamilan 18 minggu 4 hari, ballotement, keadaan janin
baik, dan ibu dengan anemia berat.
a. G1P0A0
1) Dasar
a) Data subyektif
b) Data Obyektif
: Ibu mengatakan hamil pertama, tidak pernah
keguguran
Tonus otot perut kencang
2) Analisis dan interprestasi
Tonus otot perut kencang karena belum pernah mengalami peregangan
sebelumnya.
b. umur kehamilan 18 minggu 4 hari
1) Dasar
74
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
:
:
Ibu mengatakan : hamil ±5 bulan, hari
pertama haid terakhirnya (HPHT) tanggal
25-11-2014
Tinggi fundus uteri : 3 jari bawah pusat,
Tafsiran persalinan tanggal 01-09-2015
2) Analisis dan interprestasi
Tujuan leopod I adalah menentukan usia kehamilan , tinggi fundus
uteri dan bagian yang terdapat pada fundus . Dengan mengetahui tinggi
fundus uteri maka kita dapat menentukan umur kehamilan (Mufdlilah,
2009).
Rumus neagle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir
(HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama
berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada
hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan
berlangsung selama 288 hari. Penggunaan rumus ini adalah dengan
menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian
mengurangi bulan dengan 3 sertamenambahkan 1 pada tahunnya
(Desy Kurniawati, 2009).
c. Ballotement
1) Dasar
a) Data Subyektif : -
75
b) Data Obyektif : Palpasi abdomen : Ballotement
2) Analisis dan interprestasi
Pada pemeriksaan palpasi abdomen belum teraba bagian-bagian janin.
d. Keadaan umum janin baik
1) Dasar
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
:
:
Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan
janinnya dan pergerakan janinnya sering
dirasakan.
-
2) Analisis dan interprestasi
Salah satu tanda menandakan janin dalam keadaan baik yaitu
adalah sering dirasakannya pergerakan janin.
e. Ibu dengan anemia berat
1) Dasar
a) Data Subyektif
b) Data Obyektif
:
:
Ibu kadang-kadang merasa pusing tiba-tiba,
cepat lelah dan mudah capek apabila melakukan
aktifitas sehari-hari dan pekerjaan berat.
Wajah tampak pucat, konjungtiva pucat, serta
bibir pucat dan kering serta Pemeriksaan Hb
sahli : 6 gr %/dl.
2) Analisis dan Interpretasi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III, <10,5 gr% pada
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil
Manajemen Anemia Ibu Hamil

More Related Content

What's hot (14)

Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
Kti akbid ayu andiani achdania. j 2 AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...
 
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015Kti irman akbid paramata raha 2015
Kti irman akbid paramata raha 2015
 
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramataKti nur fitrianingsih akbid paramata
Kti nur fitrianingsih akbid paramata
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togalaKti wa ode eminur fatmawati togala
Kti wa ode eminur fatmawati togala
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Kti novensky e.m
Kti novensky e.mKti novensky e.m
Kti novensky e.m
 
Kti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata rahaKti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata raha
 

Similar to Manajemen Anemia Ibu Hamil

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...Warnet Raha
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataWarnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata rahaKti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata rahaWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...Warnet Raha
 
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015 Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015 Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...Warnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...Warnet Raha
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
 

Similar to Manajemen Anemia Ibu Hamil (20)

Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
Kti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramataKti fatmawati akbid paramata
Kti fatmawati akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
Kti wa ida
Kti wa idaKti wa ida
Kti wa ida
 
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA DI RUANG DELI...
 
Kti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramataKti titi lestari akbid paramata
Kti titi lestari akbid paramata
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
Kti dahlia
Kti dahliaKti dahlia
Kti dahlia
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...
 
Kti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata rahaKti minarni akbid paramata raha
Kti minarni akbid paramata raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL DENGAN ANEMIA BERAT...
 
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015 Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015
Kti wa ode oma abdid paramata raha 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALI...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Manajemen Anemia Ibu Hamil

  • 1. 1 MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ANEMIA BERAT DI RUANG POLI KIA/KB PUSKESMAS WAKOBALU KECAMATAN KABANGKA KABUPATEN MUNA TAHUN 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Hubainalti PSW.B.2012.IB.0050 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. 2 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “S” dengan Anemia Berat di Ruang Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Agustus 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sitti Arafah Thamrin, S. ST Fitria Ningsih,SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Sutriawati, SKM., M.Kes (..................................................) 2. Sitti Arafah Thamrin, S. ST (..................................................) 3. Fitria Ningsih, S. ST (..................................................) Raha,Juli 2014 Pembimbing I Pembimbing II Sitti Arafah Thamrin, S. ST Fitria Ningsih, S. ST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes. iii
  • 4. 4 RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama : Hubainalti 2. Tempat/ tanggal lahir : Holo, 26 Maret 1994 3. Agama : Islam 4. Suku/ Kebangsaan : Muna/ Indonesia 5. Alamat : Desa Kontukowuna, Kec. Kontukowuna B. Identitas Orang Tua 1. Nama Ayah dan Ibu : La Bay dan Wa Ohu 2. Pekerjaan : PNS dan IRT 3. Alamat : Desa Kontukowuna, Kec. Kontukowuna C. Pendidikan 1. TK PGRI kontukowuna Tahun 2000 2. SD Negeri 03 Kabangka Tahun 2006 3. SMP Negeri 02 Kabawo Tahun 2009 4. SMA Negeri 01 Kabangka Tahun 2012 5. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2012 dan direncanakan selesai tahun 2015. iv
  • 5. 5 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus dengan judul “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “S” dengan Anemia Berat di Ruang Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna 2015“. Adapun penyusunan Studi Kasus ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tidak henti penulis haturkan pada Sutriawati, SKM., M.Kes selaku penguji, Sitti Arafah Thamrin, S.ST selaku Pembimbing I dan Fitria Ningsih, S.ST selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, kesabaran, petunjuk, pengarahan, dan dorongan baik moril, maupun materil yang begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada: 1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Studi Kasus ini serta mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha, yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan kepada penulis untuk menyusun Studi Kasus ini serta mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Seluruh jajaran Dosen dan para staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. v
  • 6. 6 4. Orang tuaku Ayahanda La Bay dan Ibunda Wa Ohu yang paling kucintai dan kusayangi, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Studi Kasus ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya. 5. Sahabat-sahabatku tersayang dan tercinta Sri Astuti, Surawati, Nurfia, Siti Nuriati, Husniati dan terkhusus Rayhan (Alfan Hutangkari) yang selalu menghibur dan memberi semangat serta seluruh rekan-rekan tingkat III yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah berjuang bersama dan memberikan bantuan, motivasi serta doa selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 6. Semua pihak yang turut membantu dalam terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Studi Kasus ini. Semoga Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, maupun pihak lain yang membutuhkannya. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Raha , Juli 2015 Penulis vi
  • 7. 7 DAFTAR ISI Halaman Judul LembarPersetujuan……………………………………………………………. ii Lembar Pengesahan…………………………………………………………….. iii Riwayat Hidup………………………………………………………………….. iv Kata Pengantar…………………………………………………………………... v Daftar Isi……………………………………………………………………….. vii Daftar Tabel……………………………………………………………………. viii BAB I PENDAHULUAN……………..………………………………………... 1 A. Latar Belakang………………………………………………………. 1 B. Ruang Lingkup Pembahasan………………………………………… 4 C. Tujuan Telaah………………………………………………………... 4 D. Manfaat Telaah……………………………………………………… 6 E. Metode Telaah……………………………………………………….. 7 F. Sistimatika Penulisan………………………………………………... 8 Bab II Tinjauan Pustaka ……………………………………………………. 11 A. Telaah Pustaka……………………………………………………… 11 1. Kehamilan………………………………………………………. 11 2. Anemia Dalam Kehamilan……………………………………... 19 B. Konsep Manajemen Kebidanan……………………………………. 25 1. Pengertian Manajemen Kebidanan……………………………… 25 2. Pedoman Penerapan Manajemen Kebidanan…………………... 26 3. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan……………………… 55 4. Pendokumentasia………………………………………………... 60 Bab III Studi Kasus ………………………………………………………….. 63 A. Manajemen…………………………………………………………. 63 B. Pendokumentasian…………………………………………………. 80 C. Catatan Perkembangan…………………………………………….. 85 Bab IV Pembahasan………………………………………………………….. 91 Bab V Kesimpulan dan Saran.......................................................................... 97 Daftar Pustaka………………………………………………………………. 100 vii
  • 8. 8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil per Hari………………………………45 Tabel 2. Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil………….55 viii
  • 9. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan adalah anemia. Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai yang normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi dan asam folat (Rukiyah, 2010). Anemia merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “ potential danger to mother and child”( potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2010). Menurut WHO (World Health Organization), 20% dari 515.000 kematian maternal di seluruh dunia disebabkan oleh anemia, dan penderita lebih banyak wanita dibanding pria (Kemenkes RI, 2013). Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosial ekonomi rendah. Secara keseluruhan anemia terjadi 45 % wanita di negara berkembang dan 13 % di negara maju (Kemenkes RI, 2013). Menurut WHO (World Health Organization) 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan. Anemia dalam
  • 10. 2 kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata kematian yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar 72,6% (Saifuddin, 2010). Menurut laporan pembangunan pada tahun 2007 tercatat angka kematian ibu di beberapa Negara ASEAN (Asosiation of East Asean Nation) seperti di Vietnam18/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 55/100.000 kelahiran hidup, Filiphina 26/100.000 kelahiran Hidup dan Singapura 3/100.000 kelahiran hidup.Sedangkan kematian di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup (Elyanaonna, 2013). Di Negara ASEAN pada tahun 2007 angka kejadian anemia bervariasi, di Indonesia berkisar 70%, di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%, Malaysia 30% dan Singapura 7% yang menderita Anemia (Elyanaonna, 2013).Anemia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil dan janin saat melahirkan, karena pendarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yakni sekitar 307 dari 100 ribu kelahiran. Negara-negara ASEAN lain, misalnya Malaysia, hanya 40-50 dari sekitar 100 ribu kelahiran. ”Jadi kita 8 kali lebih tinggi (Depkes RI, 2013). Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, hal ini menunjukan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan jika pada tahun 2012-2015 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan (Depkes RI, 2013) Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, terdapat 37,1%
  • 11. 3 ibu hamil dengan anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, Sulawesi Tenggara termasuk Provinsi dengan prevalensi anemia sangat tinggi di Indonesia selain Maluku Utara. Survey terakhir di Kota Kendari yang pernah dilakukan saat masih tergabung dengan Kabupaten Kendari tahun 1993 oleh Puslitbang Gizi Bogor bekerjasama dengan Kanwil Depkes Provinsi Sulawesi Tenggara dan diperoleh hasil bahwa prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil mencapai 62,5%. Beberapa penelitian yang dilakukan di dua Puskes mas yang letaknya di wilayah pesisir di Kota Kendari prevalensi anemia besi pada ibu hamil masih diatas cut of point anemia, khusus di wilayah pesisir Abeli prevalensi anemia mencapai 44,3%. Bertolak belakang dengan hal ini, biasanya wilayah pesisir sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan sehingga sumber bahan makanan kaya zat besi hewani melimpah, namun sayang prevalensi anemia masih tinggi (Elyanaonna, 2013). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2012 kejadian anemia sebanyak 71 ibu hamil, Pada tahun 2013 kejadian anemia sebanyak 89 ibu hamil dan pada tahun 2014 kejadian anemia sebanyak 231 ibu hamil (anonim, 2015). Berdasarkan data diatas, angka kejadian ibu hamil dengan anemia masih cukup tinggi dan apabila anemia tidak segera ditangani dapat membawa pengaruh buruk bagi ibu hamil, sehingga penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan
  • 12. 4 judul Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. B. Ruang Lingkup Pembahasan Adapun ruang lingkup pembahasan Studi Kasus ini mencakup permasalahan pada penerapan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. C. Tujuan Telaah Tujuan telaah terbagi atas dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus tersebut, diuraikan sebagai berikut : 1. Tujuan umum Mampu melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. 2. Tujuan khusus a. Mampu melaksanakan identifikasi dan analisa data dasar pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
  • 13. 5 b. Mampu merumuskan dan menegakkan diagnosa/masalah aktual pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. c. Mampu merumuskan dan menegakkan diagnosa/masalah potensial pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. d. Mampu menilai perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. e. Mampu menyusun rencana tindakan atau asuhan kebidanan Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. f. Mampu melaksanakan tindakan atau asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. g. Mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015. h. Mampu mendokumentasikan semua tindakan dalam asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada Ny.S dengan Anemia Berat di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015.
  • 14. 6 D. Manfaat Telaah Manfaat telaah terbagi atas dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun kedua manfaat tersebut, diuraikan sebagai berikut : 1) Manfaat Teoretis a. Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dalam metodologi penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu dalam kehamilan. b. Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang penyebab yang mendasari terjadinya anemia pada ibu hamil serta menambah referensi studi kasus diperpustakaan Akademi Kebidanan Paramata. 2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi profesi Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penentu kebijakan baik di Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, dalam meny usun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesehatan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan anemia dalam kehamilan. b. Manfaat bagi institusi Sebagai tambahan literatur untuk meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa akademi kebidanan dan digunakan standar bacaan atau referensi dalam asuhan peningkatan asuhan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan anemia ringan pada ibu hamil.
  • 15. 7 c. Manfaat bagi penulis Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian ujian akhir di jenjang Pendidikan DIII Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Dan merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan anemia. E. Metode Telaah Dalam penulisan studi kasus ini ada beberapa metode yang digunakan, yakni sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Mempelajari berbagai literatur yang ada relevansinya dengan anemia pada ibu hamil antara lain membaca buku dari berbagai sumber, mengakses data melalui internet dan mempelajari studi kasus yang ada. 2. Studi Kasus Dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Anemia serta mendokumentasikan. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Anamnesa/Wawancara Penulis melakukan tanya jawab pada klien.
  • 16. 8 b. Observasi Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya. c. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada ibu meliputi pemeriksaan : Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan indikasi dengan menggunakan format pengkajian. d. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan Hb. 3. Studi Dokumentasi Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari catatan bidan maupun dari hasil pemeriksaan dan diagnostik lainnya yang berkaitan dengan anemia ringan. 4. Diskusi Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing studi kasus
  • 17. 9 F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini terdiri dari : 1. Bab I. Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Manfaat Telaah yang terdiri dari manfaat bagi profesi kebidanan, manfaat bagi masyarakat, manfaat bagi institusi dan manfaat bagi penulis. Metode Telaah yang terdiri dari studi kepustakaan, studi kasus, studi dokumentasi dan diskusi, dan terakhir sistematika penulisan. 2. Bab II. Tinjauan pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan : a. Telaah Pustaka yang berisi tentang kehamilan meliputi pengertian, fisiologi, diagnosis, ketidaknyamanan, pemeriksaan palpasi dan tehnik leopold serta menentukan usia kehamilan. Dan tinjauan anemia dalam kehamilan meliputi pengertian, penyebab, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, pengaruh, patofisiologi, diagnosa, komplikasi, penanganan dan pencegahan anemia dalam kehamilan. b. Konsep manjemen kebidanan meliputi pengertian manajemen kebidanan, pedoman penerapan asuhan kebidananan antenatal terdiri dari tujuan asuhan kehamilan, perubahan fisiologi dan psikologi pada kehamilan, diagnosa, kebutuhan nutrisi ibu hamil, komunikasi informasi dan edukasi
  • 18. 10 (KIE) dalam pelayanan ANC, serta peran dan tanggung jawab bidan selama masa kehamilan, Serta langkah-langkah manjemen kebidanan dan pendokumentasian asuhan kebidanan. 3. Bab III. Studi kasus Bab ini terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi diagnosa dan maalah potensial, menilai perlunya tindakan segera dan kolaborasi, perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi dan pendokumentasian. 4. Bab IV. Pembahasan Bab ini diuraikan tentang kesamaan/kesenjangan yang dijumpai selama melakukan studi kasus antara teori/konsep dan fakta yang telah didapatkan di lahan praktek pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus anemia dalam kehamilan. 5. Bab V. Kesimpulan Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. a. Kesimpulan dari penulis, menjawab tujuan khusus penyusunan karya tulis ilmiah. Keimpulan ini terbagi dalam beberapa hal yaitu manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney, keefektifan pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitatif, preventif an promotif) dan ketepatan waktu yang digunakan. b. Saran yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan terdiri dari saran bagi penulis, saran bagi institusi tempat pengambilan kasus dan saran
  • 19. 11 bagi institusi terdiri dari saran bagi BPS Bulan Kelurahan Mangga kuning Kecamatan Katobu Kabupaten Muna serta saran bagi pendidikan. 6. Daftar Pustaka Referensi yang digunakan pada studi kasus ini yaitu terdiri dari 22 kepustakaan.
  • 20. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian kehamilan Ada beberapa teori pengertian kehamilan yang dikemukakan oleh para ahli, yakni : Kehamilan adalah suatu periode yang dihitung sejak hari pertama haid terkahir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati (Varney, 2007). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2009). Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma didalam ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium uterus (Asrinah, 2010). Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Esti Nugraheny, 2010). Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
  • 21. 13 Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh wanita yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan (Anik Maryunani, 2010). Dari berbagai teori para ahli penulis simpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses atau keadaan dimana janin dikandung didalam tubuh seorang wanita yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, yang lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). b. Fisiologi kehamilan Terdapat beberapa peristiwa pada terjadinya kehamilan dan peristiwa- peristiwa tersebut merupakan mata rantai yang berkesinambungan dari adanya proses kehamilan (fisiologi kehamilan), yakni : 1) Ovulasi Adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20–35 tahun, hanya 420 ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadiovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal, oogonium, folikel primer, proses pematangan pertama. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju kepermukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.Desakan folikel de Graaf kepermukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat
  • 22. 14 mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera di tangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mekanisme. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi (Manuaba, 2010). 2) Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitiv tubulus, menjadi spermatosis pertama, menjadi spermatosis kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Padasetiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40–60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10, kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
  • 23. 15 hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopi.Spermatozoa yang masuk kedalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010). 3) Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti di bawah ini: a) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang mengandung persendian nutrisi. b) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus. c) Dalam perjalanan, korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida. d) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba. e) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan
  • 24. 16 fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Spermatozoa hidup selama tiga hari di dalam genitalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiate dan zona pelusida dengan proses enzimatik: hialuronidase. Melalui “stomata”, spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar. Ke dua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (Manuaba, 2010). 4) Proses Nidasi atau Implantasi Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma, “vitelus”, membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pria-pria maupun wanita. Pada manusia, terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki memiliki 2 bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum terjadi jenis kelamin laki-laki (Manuaba, 2010).
  • 25. 17 Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya. Sama-sama dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang disebut stadium morula. Selama pembelahan sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiate yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum grafidarum (Manuaba, 2010). Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.Perkembangan dan pertum buhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.Sementara itu, pada fase sekresi, endometrium telah makin tebal dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua.Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik–proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula kedalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman (Manuaba, 2010).
  • 26. 18 5) Pembentukan Plasenta Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis (Manuaba, 2010). Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan selain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, entoderm, dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat (Manuaba, 2010). c. Ketidaknyamanan pada kehamilan Ketidaknyamanan pada kehamilan merupakan suatu perasaan yang kurang ataupun tidak menyenangkan bagi kondisi fisik atau mental pada ibu hamil. Adapun ketidaknyamanan pada ibu hamil, yakni :
  • 27. 19 1) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I yaitu mengidam, keputihan, rasa mual-muntah, pusing/sakit kepala, sering buang air kecil dan kelelahan (Asrinah, 2010). 2) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester II yaitu hemoroid, konstipasi, sakit kepala, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, gerakan janin berkurang, sesak napas, keputihan, nyeri punggung dan varises (Asrinah, 2010). 3) Ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III yaitu sakit kepala, napas sesak, sering BAK, edema dependen, kram kaki, konstipasi, panas dalam perut, varises, keputihan dan hemoroid (Asrinah, 2010). d. Pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold Pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold digunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan. Terdiri dari pemeriksaan menurut leopold I-IV (IManuaba, 2010). Pemeriksaan Leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan bagian melalui palpasi. Pemeriksaan Leopold terdiri dari empat macam manuver, yakni : 1) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold I Tujuan pemeriksaan : a) Mengetahui tinggi findus uterus untuk memperkirakan usia kehamilan.
  • 28. 20 b) Menentukan bagian-bagian janin yang berbeda difundus uteri (Mufdlilah, 2009). 2) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold II Tujuan pemeriksaan : Mengetahui bagian-bagian janin yang berada bagian samping kanan dan samping kiri (Mufdlilah, 2009). 3) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold III Tujuan pemeriksaan : a) Menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus. b) Mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk pintu atas panggul ibu (Mufdlilah, 2009). 4) Tehnik pemeriksaan palpasi Leopold IV Tujuan pemeriksaan : a) Memastikan apakah bagian terendah janin sudab benar-benar masuk kepintu atas panggul atau belum. b) Menentukan seberapa banyak terendah janin sudah memasuki kepintu atas paggul (Mufdlilah, 2009). e. Menentukan usia kehamilan Untuk menetapkan usia kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1) Dengan menggunakan Rumus Neagle
  • 29. 21 Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan dapat diperkirakan waktu kelahiran bayinya. Rumus ini terutama berlaku bagi wanita dengan siklus menstruasi 28 hari (Desi Kurniawati, 2009). 2) Berdasarkan TFU (Tinggi Fundus Uteri) a) Rumus Barthlomew Antara simpisis pubis dan pusat di bagi 4 bagian yang sama, tiap bagian menunjukan kenaikan 1 bulan. Saat TFU tepat disimpisis pubis = 2 bulan. Dan antara prosesus xifoideus dan pusat juga di bagi 4 bagian yang sama, tiap bagian menunjukan kenaikan 1 bulan. Pada bulan ke 10 (40mgg) TFU kurang lebih sama dengan bulan ke 8 (32mgg) karena saat itu kepala sudah masuk. b) Rumus McDonald TFU diukur dengan pita penukur, kemudian dimasukkan rumus umur kehamilan (bulan) = (2 x TFU) : 7 Umur kehamilan (minggu) = (8 x TFU) : 7 (Desi Kurniawati, 2009). 3) Quickening (persepsi gerakan janin pertama) Pada kehamilan pertama (primigravida), gerakan janin mulai terasa sesudah usia kehamilan 18-20 minggu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu (Desi Kurniawati, 2009). 4) Ultrasonografi (USG) untuk menghitung usia kehamilan dengan jarak biparietal, jarak tulang tiba dan panjang lingkaran abdomen janin (Desi Kurniawati, 2009).
  • 30. 22 Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga (Esti Nugraheni, 2010). Sedangkan kunjungan antenatal dan pemeriksaan kunjungan antenatal diberi kode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K 1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan satu kali kunjungan antenatal pada umur kehamilan 16-18 minggu, satu kali pada umur kehamilan 28 minggu, dan dua kali kunjungan pada umur kehamilan diatas 36-38 minggu (Esti Nugraheni, 2010). Selanjutnya dapat dilakukan dipusat pelayanan dasar kebidanan (BPS, RB, PUSKESMAS), yaitu setiap 4 minggu sekali sampai umur kehamilan 28 minggu, 2 minggu sekali pada umur kehamilan 28-36 minggu dan 1 minggu sekali pada umur kehamilan 36-40 minggu (Esti Nugraheni, 2010). Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10T” : 1) Timbang berat badan. 2) Ukur tinggi badan 3) Ukur tekanan darah. 4) Ukur tinggi fundus uteri. 5) Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap. 6) Pemberian tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. 7) Nilai status gizi 8) Tes terhadap penyakit menular seksual. 9) Tata laksana
  • 31. 23 10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Esti Nugraheni, 2010). f. Diagnosis kehamilan Diagnosis pada kehamilan didasarkan pada kombinasi tanda praduga, tanda tidak pasti, dan tanda pasti kehamilan. Adapun macam-macam dari ketiga tanda-tanda tersebut, yakni : 1) Tanda dugaan kehamilan Berikut ini adalah tanda-tanda dugaan adanya kehamilan : a) Amenorhea (Terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus Neagle, dapat ditentukan perkiraan persalinan (Varney, 2007). b) Mual dan Muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang (Varney, 2007). c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu , keinginan yang demikian disebut ngidam (Varney, 2007). d) Sinkope atau Pingsan
  • 32. 24 Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu (Varney, 2007). e) Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang (Varney, 2007). f) Konstipasi atau Obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar (Varney, 2007). g) Pigmentasi kulit Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh menifes sekitar payudara) (Varney, 2007). h) Epulis Hypertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil (Varney, 2007). i) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
  • 33. 25 Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh daraitu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan (Varney, 2007). j) Payudara tegang Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan depo sit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Varney, 2007). 2) Tanda tidak pasti kehamilan Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan oleh : a) Rahim membesar sesuai tuanya kehamilan b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwick, tanda Piscaseck, kontraksi braxton hicks dan teraba ballotement. c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positive. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu (Varney, 2007). 3) Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui : a) Gerakan janin dalam rahim b) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat doppler. Dolihat dengan ultrasonografi.
  • 34. 26 Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (Varney, 2007). g. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh atau organ- organ sistem reproduksi wanita, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Hampir seluruh tubuh wanita hamil mengalami perubahan, terutama pada alat kandungan, dan juga organ lainnya (Anik Maryunani, 2010). 1) Uterus Dengan adanya kehamilan, maka uterus tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan dan progesteron berperan untuk elatisitas/kelenturan uterus. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu). Taksiran kasar besarnya uterus adalah sebagai berikut : No. Umur Kehamilan (UK) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 1. Tidak hamil Sebesar telur ayam 2. 8 Minggu Sebesar telur bebek 3. 12 Minggu Sebesar telur angsa/3 jari atas simphisis pubis 4. 16 Minggu sebesar tinju orang dewasa/sebesar kepala bayi (kurang lebih ½ pusat-/pertengahan simfisis-pusat) 5. 20 Minggu kurang lebih pinggir bawah pusat. 6. 24 Minggu kurang lebih pinggir atas pusat.
  • 35. 27 7. 28 Minggu kurang lebih 3 jari di atas pusat. 8. 32 Minggu kurang lebih 1/2 prosessus xypoideus-pusat (pertengahan pusat-PX). 9. 36 Minggu kurang lebih 1 jari di bawah prosessus xypoideus. 10. 40 Minggu kurang lebih 3 jari di bawah prosessus xypoideus 11. 36-42 Minggu kurang lebih 3-1 di bawah procesus xyphoideus Anik Maryunani, 2010). 2) Istmus uteri Pada minggu-minggu pertama, istmus mengalami hipertrofi menjadi lebih panjang dan lunak, sering disebut sebagai tanda hegar. Pada minggu pertama, istmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak disebut tanda hegar. Pada kehamilan trimester pertama, istmus memanjang dan kuat. Pada kehamilan 16 minggu, istmus menjadi satu bagian dengan korpus. Paa akhir kehamilan, yaitu di atas kehamilan 32 minggu istmus menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapisan muskular tipi, mudah ruptur, kontraksi minimal, lebih berbahaya jika kontraksi lemah dapat menyebabkan ruptur, sehingga dapat mengancam jiwa janin dan jiwa ibu (Anik Maryunani, 2010). 3) Serviks uteri Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda hegar), warna menjadi kebiruan (livide). Serviks uteri lebih banyak jaringan ikatnya, hanya
  • 36. 28 kurang lebih 10% yang jaringan otot. Jaringan ikat ini banyak menganung kolagen yang karena pengaruh estrogen menjadi lunak dan terjadi hipervaskularisasi porsio, menyebabkan porsio berwarna bitu (livide). Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak disebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warna menjadi livid dan ini disebut tanda chadwick (Anik Maryunani, 2010). 4) Vaskularisasi uterus Aa. Uterina dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh balik (vena) mengembang dan bertambah (Anik Maryunani, 2010). 5) Vagina/vulva Pada vagina dan vulva terjadi pula hipervaskularasi/livide dikenal sebagai tanda Chadwick. Warna merah kebiruan (tanda chadwick) pada vagina dan vulva tersebut merupakan hipervaskularasi yang terjadi akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Artinya, karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livide pada vagina dan portio serviks disebut tanda chadwick (Anik Maryunani, 2010).
  • 37. 29 6) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta (Anik Maryunani, 2010). 7) Endometrium Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc (Anik Maryunani, 2010). 8) Payudara Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi (Anik Maryunani, 2010). 9) Sistem Sirkulasi Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh- pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%,
  • 38. 30 dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30% (Anik Maryunani, 2010). 10) Sistem Respirasi Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak (Anik Maryunani, 2010). 11) Traktus Digestivus Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot traktus digestivus juga menurun. Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum (Anik Maryunani, 2010). 12) Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan yang disebut striae livide (Anik Maryunani, 2010).
  • 39. 31 13) Metabolisme dalam Kehamilan Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %. Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester akhir. Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti. (Anik Maryunani, 2010). 14) Kenaikan Berat Badan Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg (Anik Maryunani, 2010). 15) Kelenjar endokrin Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit, kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior, kelenjar adrenal : tidak begitu berpengaruh (Anik Maryunani, 2010). 16) Sistem urinaria Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Sirkulasi darah ginjal meningkat menyebabkan wanita hamil sering mengalami poliuri (banyak berkemih). Dalam keadaan normal, aktifitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring./tidur.
  • 40. 32 Pada akhir kehamilan, peningkatan aktifitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan pada rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktifitas ginjal dan curah jantung.(Anik Maryunani, 2010). 17) Hormon Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. (Anik Maryunani, 2010). h. Perubahan psikologis dalam kehamilan Kehamilan merupakan peristiwa penting bagi seorang wanita. Kesehatan wanita sangat ditentukan oleh kesehatan jiwanya. Wanita lebih cepat bereaksi terhadap setiap kondisi yang dihadapinya dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu, kematangan perkembangan emosional dan psikoseksual sangat diperlukan bagi seseorang yang berkeinginan untuk mempunyai anak. Kondisi ini akan mendukung kesanggupannya untuk menyesuaikan diri selama proses kehamilan, persalinan dan menjadi ibu (Mellyna Huliana, 2008).
  • 41. 33 Setiap wanita memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam menjalankan proses kehamilannya. Jangankan individu yang berbeda, suasana emosional, fisik dan psikososial seseorang antara kehamilan pertama dan kedua pun pasti berbeda (Mellyna Huliana, 2008). Berikut ini akan diuraikan beberapa perubahan-perubahan psikologi yang sering terjadi selama masa kehamilan : 1) Perubahan psikologi pada trimester I Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama (Mellyna Huliana, 2008). 2) Trimester II Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan saat ibu sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik ibu dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang (Mellyna Huliana, 2008). 3) Trimester III Pada trimester ketiga disebut sebagai periode penantian. Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya. Trimester III merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
  • 42. 34 sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi (Mellyna Huliana, 2008). b. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Salah satu persiapan yang dilakukan saat hamil adalah menjaga asupan nutrisi, karena selama kehamilan janin di dalam tubuh ibu berkembang dengan pesat. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh kecukupan zat gizi ibu. Zat gizi kurang, pertumbuhan juga dapat terganggu (Siti Misaroh, 2010). Seorang ibu hamil harus memahami sumber-sumber protein terkaya dengan kandungan asam amino yang sempurna, yakni protein hewani seperti daging sapi, ayam dan ikan. Di samping itu juga ada sumber-sumber protein nabati seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan dan lainnya. Sekalipun tidak mengandung seluruh asam amino namun memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Siti Misaroh, 2012). Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mamae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya (Mellyna Huliana, 2008).
  • 43. 35 Secara normal ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan Perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan (Mellyna Huliana, 2008). Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Hendaknya, ibu hamil tidak mengikuti selera makan untuk dirinya sendiri. Dalam hal ini, makanan yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Artinya dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri, tetapi ibu hamil harus ingat bahwa ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang dimakannya. Dalam hal ini, jumlah makanan yang dikonsumsi bukan berarti sebanyak 2 porsi, melainkan hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah makanan yang biasa dikonsumsi. Hal ini untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan. Berat badan yang berlebihan akan menimbulkan resiko yang cukup berat selama kehamilan, bahkan pada proses persalinan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil untuk proses kehamilan yang sehat, yaitu : konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur, hindari makanan yang terlalu asin atau pedas,yang mengandung lemak cukup
  • 44. 36 tinggi, yang mengandung bahan zat pengawet dan zat pewarna dan hindari merokok (Mellyna Huliana, 2008). Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu menu yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dan janinnya. Menu makan yang seimbang harus mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. 1) Sumber tenaga (sumber energi) Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per sehari atau sekitar 15% lebih banyak dari jumlah normalnya, yaitu sekitar 2.800-3.000 kalori dalam satu hari. Jumlah ini diperlukan untuk proses pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru dan penghematan protein. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung dan lain-lain. Sumber lemak terdiri dari lemak nabati dan hewani. sumber lemak nabati dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin. Sumber lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu dan keju (Mellyna Huliana, 2008). 2) Sumber pembangun Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein dibutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah jaringan tubuh ibu (seperti payudara dan rahim) dan menambah unsur-unsur cairan darah,
  • 45. 37 terutama hemoglobin dan plasma. Selain itu, protein dibutuhkan pula untuk membentuk cairan ketuban. Sumber protein dapat diperoleh dari protein nabati dan hewani. Sumber protein hewani, antara lain ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati, antara lain aneka kacang-kacangan, tahu dan tempe. Sumber protein yang paling lengkap adalah susu, telur dan keju (Mellyna Huliana, 2008). 3) Sumber pengatur dan pelindung Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin dan mineral. Unsur-unsur tersebut dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh. Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buahan. Jenis mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil, antara lain zat kapur, zat besi, kalsium, vitamin A, dan lain sebagainya Mellyna Huliana, 2008). Wanita hamil membutuhkan sekitar 2485 kalori per hari, yang terdiri dari: 1) Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber tenaga atau energi (1 gram karbohidrat = 4 kalori energi), kegunaan lainnya yaitu menjaga kesehatan jaringan saraf dan penting dalam pembentukan sel darah merah. Kebutuhan : lebih kurang 1292 kalori atau sama dengan 323 gram karbohidrat (sekitar 5 piring nasi), sumber : nasi, mie, roti dan sebagainya, anjuran :
  • 46. 38 konsumsilah 9 Porsi karbohidrat (1 porsi=1 potong roti atau setengah cangkir sereal) setiap hari hari (Siti Misaroh, 2010). 2) Protein Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan tubuh janin (asupan protein yang kurang dapat menghambat pertumbuhan janin). Kebutuhan : 60 gram/hari, sumber : daging, ikan, susu, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan, anjuran : konsumsilah 3 porsi protein setiap hari (1 porsi protein = 2 butir telur atau 200 gram daging ayam atau ikan) (Siti Misaroh, 2010). 3) Lemak Lemak digunakan antara lain sebagai cadangan energi tubuh saat ibu kelak melahirkan (lemak merupakan zat gizi kaya energi, 1 gram lemak = 9 kalori), sebagai pelarut vitamin A, D, E, K, selain itu, asam lemak antara lain asam lemak omega 3 dan 6 juga diperlukan untuk perkembangan system saraf, fungsi penglihatan dan pertumbuhan otak bayi. Sumber lemak : daging, susu, telur, mentega, minyak tumbuhan dan lain-lain, anjuran : konsumsilah kurang lebih 1 sendok makan zat lemak setiap kali makan, guna menyediakan energi dan peningkatan perkembangan otak janin (Siti Misaroh). 4) Vitamin dan mineral Fungsi vitamin dan mineral antara lain :
  • 47. 39 a) Vitamin A : membantu pertumbuhan kulit, tulang dan gigi. Penting untuk fungsi penglihatan yang normal. b) Vitamin C : membantu pembentukan jaringan tubuh janin. Penting dalam proses metabolisme tubuh. c) Kalsium : membangun tulang dan gigi d) Besi : membantu pembentukan sel-sel darah merah. e) Asam folat : mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang. Sumber vitamin dan mineral : sayuran, buah-buahan dan susu. Anjuran : konsumsilah 4 porsi sayuran per hari (1 porsi=setengah gelas, Sayuran matang atau 1 gelas sayuran mentah), 3 porsi buah- buahan/hari ( 1 porsi = 1 butir apel ukuran sedang atau setengah gelas stroberi). Jangan lupa lengkapi dengan segelas susu (Siti Misaroh, 2010). Ibu hamil juga harus memahami sumber-sumber karbohidrat seperti gandum, nasi, biji-bijian, berbagai jenis buah dan sayuran. Sedangkan sumber vitamin adalah vitamin A, D, C, B1, B2, B6, B12, K serta mineral yaitu kalsium, zat besi, yodium, fosfor, sodium dan potasium (Mellyna Huliana, 2012).
  • 48. 40 Tabel 1. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Per Hari Jenis Makanan Jumlah yang dibutuhkan Jenis zat gizi Sumber zat tenaga (Karbohidrat) 10 porsi nasi/pengganti 2 sdm gula 4 sdm minyak goring Karbohidrat Sumber zat pembangun dan mineral 7 porsi terdiri dari : 2 ptg ikan/daging, @ 50 gr 3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr 1 porsi kacang hijau/merah Protein, vitamin Sumber zat pengatur 7 porsi terdiri dari : 4 porsi sayuran berwarna @ 100 gr 3 porsi buah-buahan @ 100 gr Vitamin dan mineral Susu 2-3 gelas Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral (Mellyna Huliana, 2008). Menu makanan untuk ibu hamil misalnya : 1) Makanan pagi a) Nasi 150 gram : 1 gelas b) Telur 60 gram : 1 butir c) Tempe 50 gram : 2 potong
  • 49. 41 d) Sayuran 50 gram :1/2 gelas e) Minyak 5 gram : ½ sendok makan f) Susu 200 cc :1 gelas Pukul 10.00 WITA : Bubur kacang hijau 1 gelas 2) Makan siang atau sore a) Nasi 200 gram : 1 ½ gelas b) Ikan 50 gram : 1 potong c) Tempe 50 gram : 2 potong d) Sayuran 100 gram : 1 gelas e) Pepaya 100 gram : 1 potong f) Minyak 10 gram : 1 sendok makan Pukul 16.00 WITA : Susu 1 gelas (Mellyna Huliana, 2008). i. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam Pelayanan ANC Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam pelayanan ANC terpadu antara lain : 1) Tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang dengan beristirahat, pandangan kabur, nyeri abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, bengkak pada muka atau tangan, tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg dan gerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24 jam (Asrinah, 2010). 2) Gizi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin Pada masa kehamilan dibutuhkan suplementasi tablet besi,
  • 50. 42 konsumsi garam beryodium, konsumsi makanan padat kalori dan kaya zat besi serta pemberian makanan tambahan lainnya untuk memenuhi peningkatan peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan (Asrinah, 2010). 3) Personal Hygiene, selama kehamilan PH vagina menjadi asam, akibatnya vagina mudah terkena infeksi. Stimulasi esterogen menyebabkan adanya flour albus (keputihan) dan uterus yang membesar menekan kandung kemih mengakibatkan sering berkemih. Sehingga dianjurkan untuk mandi teratur, dan menggunakan air hangat untuk membersihkan daerah genitalia sehingga dapat mencegah iritasi vagina serta teknik pencucian perianal dari depan ke belakang dan mengganti pakaian dalam setiap kali basah/lembab (Asrinah, 2010). 4) Istirahat, agar ibu hamil tidak mudah lelah saat beraktivitas, ibu diberitahu agar istirahat ± 1-2 jam pada siang hari dan ± 7-8 jam pada malam hari (Asrinah, 2010). 5) Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun, sehingga menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara, pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang (Asrinah, 2010).
  • 51. 43 6) Keikutsertaan ibu dalam kelas ibu hamil, setiap ibu hamil menggunakan buku KIA, bertukar pengalaman diantara ibu hamil dan melakukan senam hamil serta peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan(Brain Booster) yang meliputi berkomunikasi dengan janin, musik untuk menstimulasi janin, dan nutrisi gizi seimbang untuk ibu hamil (Asrinah, 2010). 7) Persiapan persalinan meliputi tabungan bersalin yang dipersiapkan selama kehamilan agar saat bersalin dana yang dibutuhkan sudah tersedia. Selain itu, tempat persalinan harus segera ditentuka. Selanjutnya, transportasi rujukandisiapkan agar jika ibu bersalin mengalami kegawat daruratan segera dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki penanganan kegawat daruratan. Selama kehamilan, seorang ibu hamil juga harus menentukan penolong persalinannya nanti seperti bidan atau dokter. Calon donor darahdisiapkan pula sehingga bila ibu membutuhkan transfusi, pendonor sudah tersedia, dan ibu harus menetukan pendamping persalinan yaitu suami siap antar jaga (Asrinah, 2010). j. Peran dan tanggung jawab bidan selama masa kehamilan Peran bidan dalam memberikan asuhan kehamilan yaitu adalah sebagai Pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Dalam pelayanan ibu hamil, bidan memberi asuhan/pelayanan yang bersifat mandiri, kolaborasi, dan rujukan, menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan,
  • 52. 44 melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada ibu hamil dan mampu melakukan penelitian kebidanan (Zian Farodis, 2013). Tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan yaitu membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi, mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetri, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dengan memberikan pendidikan, suplemen, dan imunisasi (Zian Farodis, 2013). 2) Anemia dalam kehamilan a. Pengertian Anemia Ada beberapa teori pengertian anemia yang dikemukakan oleh para ahli, yakni: Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht,konsentrasi Hb, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal (Sarwono, 2009). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit, lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita. Memungkinkan terjadinya penurunan kuantitas hemoglobin, penurunan komponen eritrosit (Mellyna Huliana, 2008)). Secara umum seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) kurang dari dari 13,5 gr/dl atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct
  • 53. 45 kurang dari36% pada perempuan. Seorang ibu hamil disebut Anemia bila kadar Hb kurang dari 10 gr/dl, disebut anemia sedang jika Hb 7-8 gr/dl, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr/dl disebut anemia gravis (Esti Nugraheny, 2010). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g pada trimester 2 (Saifuddin, 2010). Anemia dalam kehamilan merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi sering terjadi apabila anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah, 2010). Anemia defiiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritrosit tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom- mikrositer, kadar besi serum-serum iron, cadangan jenuh transferin menurun, kapasitas besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Rukiyah, 2010). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
  • 54. 46 mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Manuaba, 2010). Dari berbagai teori para ahli penulis simpulkan bahwa anemia adalah suatu kondisi dimana penurunan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yaitu Hb < 14 g/dl pada pria dan Hb < 12 g/dl pada wanita yang disebabkan karena kurangnya jumlah asupan makanan yang bergizi untuk pembentukan sel darah seperti kurangnya asam folat, vitamin B12 dan zat besi sehingga anemia mudah terjadi pada manusia. Pada wanita hamil mudah terkena anemia, umumnya anemia defisiensi besi yang disebabkan karena kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan Fe untuk eritropoesis tidak cukup untuk ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrosister. b. Penyebab Anemia Anemia umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yakni : 1) Kurang gizi (malnutrisi) 2) Kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi 3) Penyerapan yang kurang baik (malabsorpsi) 4) Kehilangan darah banyak (seperti persalinan lalu dan haid sebelumnya). 5) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain (Mellyana Huliana, 2008).
  • 55. 47 c. Klasifikasi Anemia pada Kehamilan ada beberapa tipe atau klasifiksi penyakit anemia yang sering diderita selama kehamilan, yakni : 1) Anemia defisiensi besi Merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan dengan pertumbuhan janin yang cepat. Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi yang paling parah., yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum dan saturasi transferin yang rendah dan konsentrasi hemoglobin tau nilai hematokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal kejanin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara drengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi (Sarwono, 2009). 2) Anemia megaloblastik Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik karena malnutrisi dan infeksi kronik (Esti Nugraheny, 2010). 3) Anemia hipoplasti Disebabkan oleh hipofungsi sum-sum tulang, membentuk sel darah merah baru (Esti Nugraheny, 2010).
  • 56. 48 4) Anemia hemolitik Disebabkan oleh penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya (Esti Nugraheny, 2010). d. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Volume sel darah merah total dan massa hemoglobin meningkat sekitar 20-30%, dimulai pada bulan ke 6 dan mencapai puncak pada aterem, kembali normal 6 bulan setelah partus. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel merah ini dapat disebabkan oleh hubungan abtara hormon maternal dan peningkatan eritropoitin selama kehamilan. Peningkatan massa sel darah merah tidak cukup memadai untuk mengimbangi peningkatan volume plasma yang sangat menyolok. Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20- 30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan dan selanjutnya sedikit meningkat pada aterem serta
  • 57. 49 kembali normal pada 6 minggu setelah partus. Besi serum menurun namun tetap berada dalam batas normal selama kehamilan, TIBC meningkat 15% pada waktu hamil (Siti Misaroh, 2010). Cadangan besi wanita dewasa mengandung 2 gram, sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi dan 10-30% adalah besi cadangan yang terutama terletak didalam hati, empedu dan sum-sum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari : 1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan. 2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg. 3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg, sekitar 190 mg hilang selama melahirkan (Siti Misaroh, 2010). Selama periode setelah melahirkan 0,5-1 mg besi perhari dibutuhkan untuk laktasi, dengan demikian jika cadangan pada awalnya direduksi, maka pasien hamil dengan mudah bisa mengalami kekurangan besi, dimana janin bisa mengakumulasi besi bahkan dari ibu yang kekurangan besi. Kebutuhan besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan diet normal, walaupun ada penyerapan besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3- 2,6 mg/hari (Siti Misaroh, 2010). e. Etiologi Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengeceran darah, pertambahan Darah tidak sebanding dengan perubahan plasma
  • 58. 50 dankurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat (Rukiyah, 2010). Biasanya selama kehamilan, terjadi hyperplasia dari sumsum tulang, dan meningkatkan massa RBC. Namun, peningkatan yang tidakproporsional dalam hasil volume plasma menyebabkan hemodilusi (hydremia kehamilan). HCT menurun dari antara 38 dan 45% pada wanita sehat yang tidak hamil sampai sekitar 34% selama kehamilan tunggal dan sampai 30% selama akhir kehamilan multifetal. Jadi selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai Hb 10 g/dl (HT < 30% (Atikah, 2011). Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan penungkatan volume 30-40% yang puncaknya pada kehamilan 32-34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18-30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu selama hamil sekitar 12 gr%, dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Manuaba, 2010). f. Tanda dan Gejala Anemia Beberapa gejala awal yang timbul pada penyakit anemia biasanya tidak ada atau tidak spesifik, (misalnya kelelahan, kelemahan, Pusing, dispnea ringan dengan tenaga). Gejala dan tanda lain mungkin termasuk pucat, dan jika terjadi anemia berat akan mengalami takikardi atau hipotensi (Atikah, 2011). Banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi : 1) Merasa lelah atau lemah
  • 59. 51 2) Kulit pucat progresif dari kulit 3) Denyut jantung cepat 4) Sesak napas 5) Konsentrasi terganggu (Atikah, 2011). g. Gejala Klinis Anemia pada kehamilan Manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya (Rukiyah, 2010). Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas (Rukiyah, 2010). Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu : normal > 11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat < 8 gr/dl (Rukiyah, 2010). h. Dampak Anemia dalam Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin Ada beberapa pengaruh anemia yang dapat terjadi pada kehamilan, persalinan, nifas dan janin, yakni : 1) Dampak anemia terhadap kehamilan : a) Dapat terjadi abortus. b) Persalinan prematuritas.
  • 60. 52 c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim. d) Mudah terjadi infeksi. e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %) f) Mola hidatidosa. g) Hiperemisis gravidarum h) Perdarahan antepartum i) Ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba, 2010). 2) Bahaya anemia pada saat persalinan a) Gangguan his-kekuatan mengejan b) Kala satu dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar c) Kala dua lama d) Retensio plasenta, dan perdarahan post partum e) Perdarahan post partum sekunder (Manuaba, 2010). 3) Bahaya anemia pada Masa nifas a) Terjadi subinvolusi uteri, menimbulkan perdarahan pospartum b) Memudahkan infeksi puerperium c) Pengeluaran ASI berkurang d) Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan e) Anemia kala nifas f) Mudah terjadi infeksi mamae (Manuaba, 2010). 4) Bahaya terhadap janin a) Abortus b) Kematian janin intra uteri
  • 61. 53 c) Prematuritas d) BBLR e) Kelahiran dengan anemia f) Cacat bawaan g) Infeksi neonatorum h) Intelegensia rendah (Manuaba, 2010). i. Diagnosis Anemia pada kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Manuaba, 2010). Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut : 1) Hb 11 g% tidak anemia 2) Hb 9-10 g% anemia ringan 3) Hb 7-8 g% anemia sedang 4) Hb < 7 g% anemia berat (Manuaba, 2010). Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sssebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian prepssarat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2010).
  • 62. 54 i. Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia.Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Rukiyah, 2010). Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Anemia sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Penyakit anemia sering menyerang pada masa kehamilan. Sebab pada saat hamil, kebutuhan ibu terhadap unsur-unsur makanan semakin banyak, misal zat besi, folic acid dan protein. Jika kebutuhan ini tidak tercukupi, ibu akan mengalami anemia. Sementara di sis lain, ibu yang sedang hamil kadang lalai mengkonsumsi zat-zat ini khususnya zat besi dan folic acid (yang pada umumnya disebabkan ketidaktahuan ibu terhadap unsur-unsur zat besi dalam makanan) (Manuaba, 2010). Anemia yang paling lazim dialami ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi. Ini tidak mengherankan sebab kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan hemoglobin dan pembentukan sel
  • 63. 55 darah merah. Sementara berkurangnya hemoglobin dalam darah menyebabkan hilang atau berkurangnya unsur zat besi dalam darah(Manuaba, 2010). Kebutuhan janin terhadap zat besi ini bisa terpenuhi dengan terpenuhinya zat besi pada makananyang dikonsumsi pada ibunya. Sebab itu, jika ibu tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memenuhi kebutuhan, kondisi ini dapat membahayakan janin (Siti Misaroh, 2010). Melihat fakta di atas, jika terjadi anemia, tidak ada pilihan selain segera mengobatinya dengan cepat, utamanya demi menjaga kesehatan janin. Sebab jika anemia ini berlangsung parah (kadar hemoglobin kurang dari 50%), maka dimungkinkan akan terjadi keguguran atau janin akan lahir prematu sebelum tumbuh sempurna, atau bahkan janin mati didalam rahim sebagai akibat kurangnya pasokan oksigen dalam darah. Atau janin bisa lahir dalam keadaan cacat. Ibu yang mengandung bisa mengalami preklamsia, perdarahan pasca melahirkan atau demam yang tinggi (Siti Misaroh, 2010). Jenis anemia lain yang tidak kalah pentingnya adalah anemia karena kekurangan folic acid. Dalam kondisi ini, ibu hamil biasanya mengeluhkan gejala-gejala umum anemia seperti pusing, sulit bernapas dan jantung berdebar- debar. Jika kondisinya parah, bisa terjadi pembengkakan hati dan limpa (Siti Misaroh, 2010).
  • 64. 56 j. Penanganan dan Pencegahan Anemia Penangulangan pada anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara, tablet tambah darah sehari satu tablet/minimal 90 tablet selama hamil serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat besi dan protein misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain (Esti Nugraheny, 2010). Penanganan anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu, dapat dilakukan dengan cara pemberian Ferrous sulfat, per oral 325 mg sekali/hari. Satu tablet Ferrous sulfat diminum pada siang hari 325 mg. Biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase asupan. Sekitar 20% wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan, beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi (Atikah, 2011). Beberapa nama dagang, misalnya IMFERON 100 mg IM setiap hari dengan total lebih dari atau sama dengan 1000 mg selama 3 minggu. Hct atau Hb diukur mingguan untuk menentukan respon. Jika suplemen zat besi tidak efektif, harus dicurigai kekurangan folat yang terjadi bersamaan. Neontaus dari ibu dengan anemia kekurangan zat besi biasanya memiliki Hct normal tetapi simpanan besi total menurun dan kebutuhan untuk awal suplemen zat besi (Atikah, 2011).
  • 65. 57 Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.sebagian tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya diberikan 1 tablet/hari, kadang diberikan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas , oleh karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Adapun pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah anemia yang mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan berikutnya (Atikah, 2011). Tabel 1.Tanda Kecukupan Gizi pada wanita Dewasa dan Ibu Hamil Zat gizi Satuan Wanita Dewasa Ibu Hamil Energi Kkal 2200 2485 Protein Gr 48 60 Vitamin A RE 500 700 Vitamin D Ug 5 15 Vitamin E Mg 8 18 Vitamin K Mg 65 130 Riboflavin Mg 1,2 1,4 Niacin Mg 9 9,1 Vitamin B12 Mg 1,0 1,3 Asam Folat Ug 150 300
  • 66. 58 Piridoksin Mg 1,6 3,8 Vitamin C Mg 60 70 Kalsium Mg 500 900 Fosfor Mg 450 650 Zat Besi Mg 26 46 Seng Mg 15 20 Yodium Ug 150 175 Selenium Ug 55 70 (Siti Misaroh, 2010). k. Makanan yang disarankan untuk ibu hamil dengan anemia Makanan yang disarankan untuk ibu hamil yang mengalami anemia yaitu daging merah, unggas, ikan, sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam, brokoli, sereal yang diperkaya zat besi, biji-bijian, kacang- kacangan, tahu serta telur. Dianjurkan juga untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vit.c sepeerti buah /jus jeruk, strowbwri, kiwi, tomat dan paprika. Vit.c dianjurkan untuk dikonsumsi karena mampu mempermudah penyerapan zat besi. B. Konsep Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manejemen Kebidanan Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Titik Rahmawati, 2012).
  • 67. 59 Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode guna menyelarasknan antara pikiran dan tindakan dengan berpijak penuh pada teori ilmu pengetahuan, temuan-temuan, serta keterampilan kebutuhan yang fokus utamanya dalam hal ini adalah klien (Zian Farodis, 2013). Varney menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian, pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan bagi klien maupun tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja, melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai (Asrinah, 2010). 2. Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan Proses manajemen Asuhan Kebidanan terdiri dari 7 langkah Varney yaitu: a. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat. b. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul (potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan. c. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan. d. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
  • 68. 60 e. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut. 3. Langkah-langkah manajemen kebidanan Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah bisa diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien (Asrinah, 2010). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Langkah I. Identifikasi Data dan Analisa Data Dasar Dalam mengumpulkan data subyektif dan data obyektif yang perlu dikaji yaitu: 1) Data Subyektif Identitas ibu dan suami (nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, lama menikah dan alamat), riwayat kehamilan sekarang (hamil ke berapa, pernah melahirkan berapa kali, pernah keguguran atau tidak, tanggal hari pertama haid terakhir,umur kehamilan, pergerakan janin, masalah yang didapat pada trimester pertama, tanda bahaya kehamilan, keluhan yang dirasakan sekarang, pemberian tablet Fe dan imunisasi TT), riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu,
  • 69. 61 riwayat kesehatan/penyakit sekarang dan lalu (riwayat reproduksi, riwayat penyakit kronis, riwayat penyakit menular, riwayat transfusi darah, riwayat opname, riwayat trauma, riwayat operasi, riwayat alergi makanan dan obat-obatan, riwayat penyakit keturunan, riwayat keluarga melahirkan kembar/cacat) dan yang terakhir riwayat biopsiko, sosial dan ekonomi (riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, respon keluarga terhadap kehamilannya, hubungan antara keluarga, yang mencari nafkah, dan sebagainya). Data subyektif yang diperoleh pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan yakni, dengan tanda dan gejala ibu merasa kelelahan, merasa kelemahan, Pusing, dispnea ringan dengan tenaga. Gejala dan tanda lain mungkin termasuk pucat, dan jika terjadi anemia berat akan mengalami takikardi atau hipotensi menurut Atikah 2011. 2) Data Obyektif Pemeriksaan umum pada ibu hamil dengan anemia ringan meliputi gambaran keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan fisik khusus, serta pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan kadar Hb. b. Langkah II. Perumusan Diagnosa/Masalah Aktual Langkah ini dikembangkan dari interprestasi data ke dalam masalah atau diagnosa. Menurut Penny Simkin 2008, diagnosa kehamilan yaitu gravid para abortus, umur kehamilan, letak punggung, letak kepala, kepala sudah masuk pintu atas panggul atau belum, intra uterin, tunggal, hidup dan
  • 70. 62 keadaan ibu dan janin baik/tidak. Masalah yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan anemia ringan dapat berupa keluhan utama atau keadaan psikologis ibu. c. Langkah III. Perumusan Diagnosa/Masalah Potensial Diagnosa potensial pada anemia ringan yakni dapat menyebabkan terjadinya status anemia meningkat, abortus, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin intra uterin, persalinan prematuritas, serta resiko bayi berat lahir rendah (Manuaba, 2010). d. Langkah IV. Pelaksanaan Tindakan Segera dan Kolaborasi Beberapa data memberikan indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Tindakan segera yang dibutuhkan pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termaksud tanda-tanda vital terutama keluhan utama pasien, kemudian lakukan pemeriksaan penunjang Hb sahli untuk mengetahui kadar Hb pasien. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera. Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi bidan/dokter. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus anemia berat yaitu perlu dilakukan kolaborasi dengan bidan untuk mencegah masalah potensial seperti terjadinya perdarahan, abortus, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin intra uterin, prematuritas, serta bayi berat lahir rendah.
  • 71. 63 Tindakan kolaborasi yang dibutuhkan yaitu kolaborasi dengan bidan tentang pemberian obat-obatan dan lain lain (Asrinah, 2010). e. Langkah V. Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Penanganan anemia berat menurut Esti Nugraheny 2010 yakni, dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet tambah darah sehari satu tablet/minimal 90 tablet selama hamil serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat besi dan protein misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain. Penanganan anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Atikah, 2011 yaitu, dapat dilakukan dengan cara pemberian Ferrous sulfat, per oral 325 mg sekali/hari. Satu tablet Ferrous sulfat diminum pada siang hari 325 mg. Biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase asupan. Sekitar 20% wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan, beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi. Adapun pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah anemia yang mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan berikutnya (Atikah, 2011).
  • 72. 64 f. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan Pada langkah ini, rencana suhan yang menyeluruh dalam langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang mengalami komplikasi, maka seorang bidan yang memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan kolaborasi dan perawatan secara menyeluruh bagi pasien. Implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan meningkatnya kualitas pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus anemia ringan yaitu melaksanakan asuhan sesuai rencana asuhan (Asrinah, 2010). g. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan. Pada kasus anemia ringan evaluasi yang di lakukan meliputi evaluasi pada tanda-tanda vital, ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan, serta bersedia diperiksa kembali kadar Hb nya.
  • 73. 65 C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan a. Definisi Dokumentasi Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Dama Yanti, 2011). Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Dama Yanti, 2011). Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akuratterhadap keadaan/kejadian yang dilahat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Dama Yanti, 2011). SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dantertulis. Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini di hasilkan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dan dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010). b. Unsur-unsur Dokumentasi 1) Data Subyektif
  • 74. 66 menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamneses,sebagai langkah 1 Varney. Kemungkinan keluhan yang ditemui pada kasus anemia ringan, keluhan utama anemia ringan yaitu pusing, kelemahan, dan kelelahan Atikah, 2011). 2) Data Obyektif : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, sebagai langkah 1 Varney. Pada pasien keadaan umum, kesadaran, serta mengukur tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan khusus, serta pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan kadar Hb. 3) Assesment : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestas data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi diagnosa atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial dan perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi dan rujukan. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney. Menurut Simkin Penny (2008), diagnosa kehamilan yaitu gravid para abortus, usia kehamilan, letak punggung, letak kepala, kepala sudah masuk atau belum, intra uterin, tunggal, hidup, serta keadaan umum ibu dan janin baik/tidak. Diagnosa potensial anemia ringan menurut Asrinah, 2010 anemia ringan dapat menyebabkan terjadinya status anemia meningkat, abortus, pertumbuhan janin terhambat, kematian janin intra uterin, persalinan prematuritas, serta bayi berat lahir rendah. 4) Planning (P): menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7
  • 75. 67 Varney. Penanganan anemia berat menurut Esti Nugraheny 2010 yakni, dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet tambah darah sehari satu tablet/minimal 90 tablet selama hamil serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat besi dan protein misalnya daging, sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, kangkung, kacang-kacangan dan lain-lain. Penanganan anemia defisiensi besi pada kehamilan menurut Atikah 2011 yaitu, dapat dilakukan dengan cara pemberian Ferrous sulfat, per oral 325 mg sekali/hari. Satu tablet Ferrous sulfat diminum pada siang hari 325 mg. Biasanya cukup efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada saluran pencernaan, terutama sembelit dan satu dosis menghambat penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase asupan. Sekitar 20% wanita hamil, tidak cukup menyerap zat besi tambahan, beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral, biasanya dekstran besi. Adapun pencegahan pada anemia defisiensi besi yaitu, dapat dilakukan dengan pemberian suplementasi zat besi (ferro sulfat biasanya secara oral 325 mg sekali/hari) biasanya diberikan secara rutin pada wanita hamil untuk mencegah penipisan simpanan besi tubuh dan mencegah anemia yang mungkin timbul dari pendarahan abnormal atau kehamilan berikutnya (Atikah, 2011).
  • 76. 68 BAB III STUDI KASUS Pada bab ini membahas dan menguraikan tentang bagaimana penerapan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. S yang dimulai dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, diagnosa potensial, menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan serta pendokumentasian yang dilakukan pada Ny. S di Poli KIA/KB Puskesmas Wakobalu Kabupaten Muna tanggal 04 April s.d. 18 April 2015 dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan. A. Manajemen 1. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar Pada langkah satu pengumpulan data dasar terbagi atas dua, yakni : anamnesa dan pemeriksaan. Yang diuraikan, sebagai berikut : a. Anamnesa 1. Identitas Istri/Suami a) Nama : Ny.”S” / Tn.”H” b) Umur : 21 tahun /21 tahun c) Suku : Muna / Muna d) Agama : Islam / Islam e) Pendidikan : SMA/SMA f) Pekerjaan : IRT/Swasta
  • 77. 69 g) Penghasilan : Rp.1.000.000,00/bulan h) Lamanya menikah : ± 1 Tahun i) Alamat : Desa Wakobalu Agung 1) Riwayat Kehamilan Sekarang Ibu mengatakan kadang-kadang merasa pusing tiba-tiba, cepat lelah dan mudah capek dalam melakukan aktifitas sehari-hari terasa lemas, mata berkunang-kunang, mengalami mual muntah pada kehamilan trimester I, kehamilan yang pertama tidak pernah keguguran, Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 25-11-2014. 2) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Tidak ada riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu karena ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama. 3) Riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan lalu Ibu mengatakan : a) Riwayat Reproduksi, menarche pada usia 13 tahun, dengan siklus haid 28-30 hari, durasi haid 6-7 hari, perlangsungan normal dan tidak terjadi dismenorhea apabila menstruasi. b) Tidak ada riwayat penyakit seperti asma, jantung, ginjal, hipertensi, malaria, anemia, DM, TBC, hepatitis, dll. c) Tidak ada riwayat penyakit menular baik diri sendiri maupun dalam keluarga seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, dll. d) Tidak ada riwayat transfuse darah dan opname.
  • 78. 70 e) Tidak ada riwayat trauma dan operasi khususnya yang berhubungan dengan alat reproduksi. f) Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan. g) Tidak ada riwayat penyakit keturunana seperti DM, hepatitis. h) Tidak ada riwayat keluarga melahirkan kembar atau cacat. 4) Riwayat Biopsiko, sosial, ekonomi. a) Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar terdiri dari : No. Kebutuhan Sebelum Hamil PerubahanSelama Hamil 1. Nutrisi Makan 3x/ hari, minum 6-7 gelas/ hari 2x trimester pertama dan sekarang sudah membaik 2. Eliminasi (BAB/BAK) 1x / 3-4x/ hari Tidak ada/ 5-6x 3. Kebersihan diri Mandi 2x, keramas 3x/ minggu, gosok gigi 2x sehari Tidak ada 4. Istrahat/ tidur Tidur siang  2 jam, tidur malam  8 jam Tidak pernah tidur siang karena mual muntah 5. Aktivitas dan olahraga Dilakukan sendiri, tidak olahraga Dibantu keluarga 6. Rekreasi Nonton TV setiap sore dan malam hari Tidak ada
  • 79. 71 b) Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan bersama suami. c) Ibu sangat senang dengan kehamilannya. d) Ibu mengatakan keputusan dalam keluarganya diputuskan bersama. e) Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik. f) Ibu selalu berdoa agar persalinannya nanti berlangsung normal. g) Ibu mengatakan tidak pernah menjadi akseptor KB. h) Ibu mengatakan suami yang mencari nafkah untuk keluarga, ibu bekerja dalam rumah dan tidak memiliki penghasilan sendiri. i) Rencana persalinan di BPS dan biaya persalinan sudah dipesiapkan. j) Pengahasilan keluarga ± RP 1000.000,-/bulan. b. Pemeriksaan Setelah dilakukan anmnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan penunjang. 1. Pemeriksaan Fisik Umum a) Keadaan umum ibu : Penampilan ibu tampak lemah b) Kesadaran : Composmentis c) Tinggi badan : 152 cm d) Berat badan sebelum hamil : 42 kg e) Berat badan sekarang : 45 kg f) Lingkar lengan atas : 21 cm g) Tanda-tanda vital a. Tekanan darah : 90/70 mmHg b. Nadi : 80 kali/menit
  • 80. 72 c. Pernapasan : 20 kali/menit d. Suhu : 37oC 2. Pemeriksaan fisik khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskuktasi dan Perkusi) a. Kepala sampai Leher (1) Rambut hitam, tidak rontok dan tidak ada benjolan. (2) Wajah tampak pucat dan tidak ada cloasma gravidarum. (3) Sklera tidak ikterus dan konjungtiva pucat. (4) Bibir kering dan pucat, tidak ada sariawan dan ada caries gigi. (5) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembuluh limfe serta tidak ada pelebaran vena jugularis. b. Payudara Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areola mammae, Putting susu menonjol kiri dan kanan., belum ada pengeluaran kolostrum. c. Abdomen Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tonus otot perut kencang, tidak ada luka bekas operasi, dan palpasi : Ballotement (+) d) Ekstermitas Atas Simetris kiri dan kanan, pergerakan baik, tidak ada kelainan, tidak ada oedema, ujung-ujung jari tidak pucat. e) Ekstermitas Bawah
  • 81. 73 Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada oedema, refleks patella positif kiri dan kanan (+). f) Pemeriksaan genitalia dan panggul tidak dilakukan. 3. Pemeriksaan Penunjang : Hb sahli 6 gr/dl. Setelah dilakukan pengumpulan data, melalui anamnesa dari beberapa hal dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosa masalah aktual pada Ny. A, yang selanjutnya dibahas pada langkah II. 2. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Pada langkah dua identifikasi diagnosa/masalah aktual didapatkan diagnosa pada Ny.S, yakni : GI P0 A0, diduga umur kehamilan 18 minggu 4 hari, ballotement, keadaan janin baik, dan ibu dengan anemia berat. a. G1P0A0 1) Dasar a) Data subyektif b) Data Obyektif : Ibu mengatakan hamil pertama, tidak pernah keguguran Tonus otot perut kencang 2) Analisis dan interprestasi Tonus otot perut kencang karena belum pernah mengalami peregangan sebelumnya. b. umur kehamilan 18 minggu 4 hari 1) Dasar
  • 82. 74 a) Data Subyektif b) Data Obyektif : : Ibu mengatakan : hamil ±5 bulan, hari pertama haid terakhirnya (HPHT) tanggal 25-11-2014 Tinggi fundus uteri : 3 jari bawah pusat, Tafsiran persalinan tanggal 01-09-2015 2) Analisis dan interprestasi Tujuan leopod I adalah menentukan usia kehamilan , tinggi fundus uteri dan bagian yang terdapat pada fundus . Dengan mengetahui tinggi fundus uteri maka kita dapat menentukan umur kehamilan (Mufdlilah, 2009). Rumus neagle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 sertamenambahkan 1 pada tahunnya (Desy Kurniawati, 2009). c. Ballotement 1) Dasar a) Data Subyektif : -
  • 83. 75 b) Data Obyektif : Palpasi abdomen : Ballotement 2) Analisis dan interprestasi Pada pemeriksaan palpasi abdomen belum teraba bagian-bagian janin. d. Keadaan umum janin baik 1) Dasar a) Data Subyektif b) Data Obyektif : : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janinnya dan pergerakan janinnya sering dirasakan. - 2) Analisis dan interprestasi Salah satu tanda menandakan janin dalam keadaan baik yaitu adalah sering dirasakannya pergerakan janin. e. Ibu dengan anemia berat 1) Dasar a) Data Subyektif b) Data Obyektif : : Ibu kadang-kadang merasa pusing tiba-tiba, cepat lelah dan mudah capek apabila melakukan aktifitas sehari-hari dan pekerjaan berat. Wajah tampak pucat, konjungtiva pucat, serta bibir pucat dan kering serta Pemeriksaan Hb sahli : 6 gr %/dl. 2) Analisis dan Interpretasi Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III, <10,5 gr% pada