SlideShare a Scribd company logo
1 of 107
Download to read offline
1
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TINGKAT II DI PUSKESMAS DANA KEC. WATOPUTE
TANGGAL 10 S.D 15 MEI 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
ELVI
2012.IB.0045
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2015
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum
Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute
Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum
Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute
Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum
Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute
Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
ii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........)
2. Sartina, SST (…………........………….........)
3. Rosdiana, SST (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........)
2. Sartina, SST (…………........………….........)
3. Rosdiana, SST (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
3
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........)
2. Sartina, SST (…………........………….........)
3. Rosdiana, SST (…………........……….............)
Raha, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Sartina, SST Rosdiana, SST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
iii
4
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Elvi
2. Nim : 2012. IB. 0045
3. Tempat/ tanggal lahir : Raha, 31 Desember 1993
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia
7. Alamat : Jl. Poros Raha Masara Kel.Wali
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah dan Ibu : La Karampi dan Ny.Waode Ria
2. Pekerjaan : Petani dan Petani
C. Alamat : Jl. Poros Raha Masara Kel.Wali
D. PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri 8 Kontunaga
2. SMP : SMP Negeri 1 Kosambi
3. SMA : SMA Negeri 1 Kontunaga
4. Sejak tahun 2012 mengikuti pendidikan D III Kebidanan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang direncanakan selesai
tahun 2015.
iv
5
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Studi Kasus ini.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat di buat untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna dengan Judul “Manajemen dan pendokumentasian asuhan
kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di
Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.”
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan
kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Ibu Sartina, SST dan Ibu Rosdiana,SST selaku pembimbing atas kesediaannya
baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik
moril maupun materil yang begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas pula dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes selaku Pudir 1 di Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna sekaligus penguji pada Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Ibu Fatmawati,Am.Keb selaku kepala Puskesmas Dana Kabupaten Muna.
v
6
5. Seluruh jajaran Dosen dan para Staff Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama
mengikuti pendidikan dan penyusunan studi kasus ini.
6. Ayahanda La Karampi dan ibunda Ny.Waode Ria yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil dan doa dalam cintanya di setiap langkah
penulis. Kakak, adikku, sahabat-sahabatku serta keponakanku tersayang
beserta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan
spiritual kepada penulis.
7. Seluruh temanku tingkat III dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memotivasi selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna.
Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan
imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis, dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua, amin.
WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.
Raha , Juli 2015
vi
7
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Lembar Persetujuan................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii
Riwayat Hidup ....................................................................................................... iv
Kata Pengantar .........................................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................................ vii
Daftar Tabel.... ....................................................................................................... ix
Intisari................. .....................................................................................................x
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan ..........................................................................5
C. Tujuan Telaah.................................................................................................5
D. Manfaat Telaah ...............................................................................................7
E. Metode Telaah ................................................................................................8
F. Sistematika Penulisan.....................................................................................9
Bab II Tinjauan Pustaka .....................................................................................12
A. Telaah Pustaka..............................................................................................12
1. Kehamilan................................................................................................12
2. Hiperemesis Gravidarum .........................................................................29
3. Dehidrasi .................................................................................................37
B. Konsep Manajemen Kebidanan....................................................................40
1. Pedoman Penerapan ................................................................................40
2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan ...............................................40
C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan ................................................................48
1.Defenisi Dokumentasi ...............................................................................48
2. Unsur-Unsur Dekumentasi .......................................................................49
vii
8
Bab III Studi Kasus..............................................................................................51
A. Manajemen ...................................................................................................51
1. Pengumpulan Data Dasar.........................................................................51
2. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual....................................................56
3. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial................................................59
4. Menilai perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi dan Konsultasi..............60
5. Perencanaan Asuhan Kebidanan..............................................................61
6. Implementasi............................................................................................65
7. Evaluasi....................................................................................................68
B. Pendokumentasian........................................................................................69
C. Catatan Perkembangan .................................................................................73
Bab IV Pembahasan.............................................................................................80
A. Identifikasi Data Dasar .................................................................................80
B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual ........................................................83
C. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial.....................................................84
D. Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi dan Konsultasi................................84
E. Rencana Asuhan ...........................................................................................85
F. Implementasi.................................................................................................87
G. Evaluasi.........................................................................................................88
Bab V Kesimpulan dan Saran.............................................................................89
A. Kesimpulan...................................................................................................78
B. Saran .............................................................................................................90
Daftar Pustaka......................................................................................................91
Lampiran-lampiran
viii
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pemantauan Tumbuh Kembang Janin ( Nilai Normal ).........................29
ix
10
INTISARI
Elvi (2012.IB.0045) “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Ny.W dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Puskesmas Dana
Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna Mulai Tanggal 10
s.d 15 Mei 2015” di bawah bimbingan Sartina dan Rosdiana.
Latar Belakang : Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan
keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada
kehamilan trimester I. gejala tersebut kurang lebih terjadi 20 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 14 minggu.
Tujuan Telaah : Dapat melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di
Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna Mulai
Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015.
Metode Telaah : Studi kasus ini menggunakan metode studi kepustakaan, Studi
kasus, Studi Dokumentasi dan Diskusi.
Hasil Studi Kasus : Setelah melaksanakan asuhan selama 5 hari, dari tanggal 10
sampai tanggal 15 Mei 2015 didapatkan hasil keadaan umum ibu baik,
pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi,tidak terjadi mual muntah, tidak terjadi
dehidrasi.
Kesimpulan dan Saran : Pada studi kasus ini dimulai dari : pengkajian
interprestasi data, diagnosa potensial, perlunya tindakan kolaborasi/segera,
rencana tindakan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan
yang berarti dan semua permasalahan teratasi.
Kata Kunci : Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
Daftar Pustaka : 20 ( 1998-2015)
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi karena bersatunya ovum
(sel telur) dan sperma (sel mani) yang disebut dengan pembuahan (konsepsi) dan
selanjutnya ovum yang telah dibuahi tersebut menuju ke rahim dan melakukan
nidasi (implantasi) (Manuaba, 1998).
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).
Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen dan progesterone
mempunyai peranan penting.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai
enam bulan dan triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan
(Saifuddin, 2002).
Komplikasi kehamilan terdiri dari perdarahan hamil muda dimana
dengan keamilan ektopik terganggu,mola hidatidosa,abortus,hiperemesis
gravidarum, anemia,kehamilan dengan asma,kehamilan dengan diabetes
melitus.Sedangkan perdarahan hamil tua dimana plasenta previa,solusio
plasenta,vasa previa.
1
2
Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan
ibu dan tumbuh kembang janin adalah Hyperemesis Gravidarum dimana kejadian
ini dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan, mual dan muntah
merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I
sekitar 60 – 80 % pada primigravida dan 40 – 60 % pada multi gravida
(Wiknjosastro, 2006. Hal 275).
Hiperemesis gravidarum yang tidak teratasi dapat mengancam
kehidupan klien,namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti
abortus,berat badan lahir rendah,kelahiran prematur,malformasi pada bayi baru
lahir.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa
hamil. Muntah yang membahayakan di bedakan dari morning sicknes normal
yang umum dialami wanita hamil karena intesitasnya melebihi muntah normal
dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan.Tanda gejala hiperemesis
gravidarum adalah: Muntah hebat,nafsu makan buruk,asupan makanan
buruk,penurunan berat badan,dehidrasi,ketidakseimbangan elektrolik,respon
berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar,muntah yang tidak dapat
diatasi dengan tindakan untuk mengatasi morning sicknes,asidosis yang
disebabkan kelaparan (Helen Varney,2007).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah persisten pada ibu hamil
sehingga mengakibatkan penurunan berat badan > 5% dari berat badan sebelum
hamil dan ketonuria (karena gangguan metabolisme) menurut Desi Kurniati,2009.
3
Hiperemesis gravidarum adalah rasa mual dan muntah serta perasaanya
yang tidak enak yang dialami oleh ibu pada awal masa kehamilannya sampai
sekitar trimester 2 (umur kehamilan 20 minggu),secara berlebihan ,dalam waktu
yang lama ,pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk
( Proverawati,2009).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah terus menerus ,makan sangat
kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari
(dr.Taufan Nugroho,2010).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu,muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari,berat badan menurun ,dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin bukan
karena penyakit seperti appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Joseph HK,2010).
Hiperemesis gravidarum dibedakan 3 tingkatan yaitu Tingkat 1.Muntah
terus-menerus timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,berat badan
menurun,nyeri epigastrium,muntah pertama keluar makanan,lendir dan sedikit
empedu kemudian hanya lendir,cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistol menurun .Mata
cekung dan lidah kering ,turgor kulit berkurang dan urin masih normal.Tingkat2
.Gejala lebih berat ,segala yang di makan dan diminum dimuntahkan ,haus
hebat,nadi cepat lebih100-140 kali per menit,tekanan darah sistol kurang 80
mmHg,apatis,kulit pucat,lidah kotor,kadang ikterus ada,aseton ada,bilirubin
ada,dan berat badan cepat menurun. Tinkat 3.Gangguan kesadaran (delirium-
4
koma),muntah berkurang atau berhenti,sianosis,gangguan jantung,bilirubin ada
,dan proteinuria (Joseph HK,2010).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil , yang menyebabkan dehidrasi,ketidakseimbangan
elektrolik,atau defesiensi nutrisi,dan kehilangan berat badan (Eni Nur
Rahmawati).
Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012,
sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak
99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-
negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran(WHO, 2012) (Anonim (2012).
Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat kebidanan dan
kandungan Subdirektorat Kesehatan Keluarga dari 325 Kabupaten/Kota
menunjukan bahwa pada tahun 2003 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan
hiperemesis gravidarum berat yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan
kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi dengan presentase tertinggi
adalah provinsi Sulawesi Tenggara (96,53%) dan di Yogyakarta (76,60%)
sedangkan yang terendah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera
Selatan (3,81%).
Data mengenai kematian Hyperemesis Gravidarum yang diperoleh dari
pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2012
5
tercatat angka kejadian hiperemesis gravidarum berjumlah 12 orang dan tahun
2013 tercatat angka kejadian hiperemesis gravidarum berjumlah 12 orang dan
pada tahun 2014 tercatat angka kejadian hyperemesis gravidarum berjumlah 13
orang dan tahun 2015 dari bulan Januari sampai agustus bejumlah 3 orang
kejadian hiperemesis gravidarum (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2015).
Berdasarkan data yang ada, maka penulis tertarik untuk memaparkan
permasalahan yang dituangkan dalam Studi Kasus melalui penelitian dengan judul
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.”W”
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang Iingkup pembahasan studi kasus ini meliputi Manajemen dan
pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10
Mei s.d. 15 Mei 2015.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum.
Mampu melaksanakan Manajemen dan pendokumentasian asuhan
kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di
Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
6
2. Tujuan Khusus.
a. Mampu melaksanakan pengkajian dan analisa data sesuai dengan kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
b. Mampu merumuskan diagnosa / masalah aktual sesuai dengan kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
c. Mampu menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah potensial sesuai
dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas
Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera sesuai dengan
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana
Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
g. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana
Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
7
h. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana
Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus
dapat dijadikan acuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
1) Bidan
Untuk menambahkan informasi dan referensi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat
II, memberikan konseling untuk pencegahan terjadinya hiperemesis
gravidarum tingkat II pada ibu hamil sehingga tercipta pelayanan yang
bermutu tinggi
2) Pendidikan
Digunakan sebagain standar bacaan atau referensi dalam usaha
peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
8
b. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II.
c. Bagi Profesi
Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat
II sesuai dengan manajemen atau prosedur yang sudah ada.
E. Metode Telaah
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, berdasarkan teori ilmiah yang
dipadukan dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang
objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam
pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan.
Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis
penelitian, didalamnya tersimpan bahan bacaan dan informasi yang dapat
mengarahkan kita dalam menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus
yang dibahas.
2. Studi Kasus.
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan
komprehensif, data yang dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan
menggunakan metode :
9
a. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi
Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami
dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan, dan
lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi dengan menggunakan format pengkajian.
d. Telah dilakukan Pemeriksaan penunjang.
3. Studi Dokumentasi.
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang
yaitu hasil pemeriksaan diagnostik.
4. Diskusi.
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang
menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen
pembimbing karya tulis ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang karya tulis
ilmiah ini, yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya
10
tulis ini dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah
yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terbagi
atas manfaat bagi institusi pendidikan, manfaat bagi instansi tempat
pengambilan kasus, dan manfaat bagi penulis, serta metode telaah yang terdiri
dari studi kepustakaan, studi kasus yaitu wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik, studi dokumentasi serta diskusi dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan :
a. Tinjauan Umum tentang Kehamilan yaitu terdiri dari Pengertian
Kehamilan, Perubahan Fisiologi Pada Saat Dalam Kehamilan, Perubahan
Psikologi Wanita Hamil, Diagnosis Kehamilan, Pengawasan antenatal.
b. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu terdiri dari Pengertian
Hiperemesis Gravidarum, Etiologi Hiperemesis Gravidarum, Patologi
Hiperemesis Gravidarum, Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum,
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum, Diagnosis Hiperemesis Gravidarum,
Penanganan Hiperemesis Gravidarum.
c. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan yaitu terdiri dari Pengertian asuhan
kebidanan, Tahapan dalam Asuhan Kebidanan, Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan (SOAP).
11
3. Bab III Studi Kasus
Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan
masalah aktual, identifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial, menilai
perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencaan tindakan,
pelaksanaan tindakan dan evaluasi keefektifan asuhan serta pendokumentasia.
4. Bab IV Pembahasan
Pembahasan menjelaskan tentang hasil telaah yang dilakukan pada sasaran,
lalu membandingkannya dengan teori yang ada. Penjelasan harus dibuat bukan
hanya jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika hasil telaah
sesuai teori harus diberikan penjelasan, termasuk hal-hal yang mendukung
kondisi yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang
mekanisme mengapa hasilnya demikian. Dengan fokus pada aspek teoritik dan
aspek telaah.
5. Bab V Kesimpulan Dan Saran
Bab ini berisi tentang :
a. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam beberapa hal yaitu
manajemen kebidanan, pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitasi,
preventif dan promosi) dan ketepatan waktu yang digunakan.
b. Saran dan usul yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan
atau hal-hal yang dibutuhkan guna penurunan kematian ibu yang meliputi
saran bagi institusi pendidikan, saran bagi instansi tempat pengambilan
kasus, dan saran bagi penulis.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari
3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2010).
Kehamilan adalah waktu transisi ,yakni suatu masa antara kehidpan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan nanti setelah anak
tersebut lahir
Kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh-kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba. 1998).
Kehamilan adalah waktu transisi ,yakni suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan nanti setelah anak
tersebut lahir. Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum
12
13
dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang
aterm (Ice Sukarni K Wahyu P).
Dari berbagai teori para ahli, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan
adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan implantasi atau nidasi, yang lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih
dari 300 hari dihitung dari haid pertama haid terakhir yang kemudian dibagi
menjadi 3 triwulan.
a. Perubahan Fisiologi dan Psikologi yang Terjadi pada Kehamilan
1) Perubahan Fisiologi
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam
perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen
dan progesterone yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian
tubuh di bawah ini, yaitu :
a) Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya
30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih
besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin.
Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan
isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada
14
pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.
Perlunakan isthmus disebut tanda hegar.
Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan
penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan
kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil
dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar. Renggangan
dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan
janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik keatas dan menipis
di segmen bawah rahim (SBR).
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah,
tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi
plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama.
Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi
rahim yaitu estrogen dan progesterone menyebabkan progesterone
mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang
disebut dengan Braxton hicks. Terjadinya kontraksi braxton hicks,
tidak dirasakan nyeri dan terjadi bersamaan diseluruh rahim.
Kontraksi braxton hicks akan berlanjut menjadi kontraksi untuk
persalinan.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah
menuju rahim dari arteri uterine dan arteri ovarika. Otot rahim
mempunyai susunan istimewa yaitu longitudinal, sirkuler dan
15
oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat
menutup pembuluh darah dengan sempurna meningkatnya
pembuluh darah menuju rahim memengaruhi serviks yang akan
mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10%
jaringan otot (Manuaba, 1998).
b) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan
kebiru-biruan (tanda chadwicks) (Manuaba, 1998)
c) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang
mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan
hormone luteotropik hipofisis anterior (Manuaba, 1998).
d) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotrofin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
dijabarkan sebagai berikut :
16
(1) Estrogen berfungsi menimbulkan hipertrofi sistem saluran
payudara, penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak makin membesar, dan tekanan serat saraf
akibat penimbungan lemak, air dan garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara.
(2) Progesteron berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat
berfungsi dan meningkatkan jumlah sel asinus.
(3) Somatomamotrofin, berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk
membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin, penimbunan
lemak disekitar alveolus payudara, serta merangsang
pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Manuaba, 1998).
e) Sirkulasi Darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim,
terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter, dan pengaruh hormone estrogen dan progesteron
makin meningkat (Manuaba, 1998). Akibat dari faktor tersebut
dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu :
(1) Volume Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia
17
kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar
20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia
kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung
harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan
sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada
post partum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari
ketiga sampai kelima.
(2) Sel Darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia
fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai
10.000/ml. dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari
angka normal. Protein darah dalam bentuk albumin dan
gamaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama,
sedangkan fibrinogen meningkat. Pada post partum dengan
terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitis
(Manuaba, 1998).
18
f) Sistem Respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk
dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia
kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan
rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas
lebih dalam sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya (Manuaba,
1998).
g) Sistem Pencernaan
Oleh karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat dan dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan
(hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan
sakit/pusing kepala terutama pada pagi hari, yang disebut morning
sickness, muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah
berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut
hiperemesis gravidarum, progesterone menimbulkan gerak usus
makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba,
1998).
h) Traktus Urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolism air makin
19
lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah. Filtrasi pada
glomerulus bertambah sekitar 69 sampai 70%. Pada kehamilan,
ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan
urin, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat
karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar dan
terjadi perputaran ke kanan, dan terdapat kolon dan sigmoid di
sebelah kiri yang menyebabkan perputaran rahim ke kanan.
Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi
pielonefritis ginjal kanan (Manuaba,1998).
i) Perubahan pada Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating
hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
livide atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, pipi
(khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini
akan menghilang.
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan
nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu
sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada banyak
20
perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra
(Manuaba, 1998).
Pada kehamilan >1 kali garis dipertengahan perut antara
umbilicus dan pubis berwarna putih disebut linea alba. Pigmentasi
ini terjadi karena peningkatan produksi hormone melanosit oleh
kelenjar hipofisis. Otot dinding perut kendur karena terjadi
pembesaran rahim akibat kehamilan sebelumnya sehingga
menimbulkan peregangan pada otot dinding perut dan
menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit (Sarwono,
2010).
j) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
Memperhatikan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa ibu hamil
memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh
karena itu, perlu diperhattikan susunan makanan “empat sehat dan
lima sempurna” (Manuaba, 1998).
k) Plasenta dan Air Ketuban
Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm
dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 gram. Tali
pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm.
21
Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan adalah 2,5 cm dan
terpanjang sekitar 200 cm. plasenta terbentuk sempurna pada
minggu ke-16 dimana desidua parietalis dan desidua kapsularis
telah menjadi satu. Sebelum plasenta terbentuk sempurna dan
sanggup untuk memelihara janin, fungsinya dilakukan oleh korpus
luteum gravidarum. Saat nidasi vili korialis mengeluarkan hormone
korionik gonadotropin sehingga korpus luteum dapat bertahan
Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu
dalam bentuk O2 asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke
janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO2 (Manuaba,
1998).
2) Perubahan Psikologi
a) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester I
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesterone dan esterogen
dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya
payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci
kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awal masa
kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil (Asrinah, 2010).
b) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester II
Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat. Tubuh ibu telah
terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa tidak nyaman.
22
Ibu sudah menerima kehamilnnya dan dapat mulai menggunakan
energi dan pikirannya secara konstruktif. Pada trimester ini pula
mampu merasakan gerakan janinnya. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman, seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan naiknya libido
(Asrinah, 2010).
c) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III
Trimester tiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-
waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya
dan cenderung menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggapnya membahayakan bayinya. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu
merasa aneh atau jelek. Di samping itu ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima semasa hamil (Asrinah, 2010).
b. Diagnosis Kehamilan
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomi dan fisiologik, dapat
dikumpulkan hal-hal yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis
maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis kehamilan.
23
Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu
kehamilan:
1) Amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih).
2) Pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, pada kehamilan
muda diperiksa dengan palpasi).
3) Teraba atau terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada
imaging, ballotement (+), teraba bagian tubuh janin pada palpasi
(leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi) serta terdengar
jantung janin dengan alat leanec/doppler atau visual tampak jantung
berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscpy).
4) Adanya kontraksi uterus pada saat dipalpasi, perubahan serviks uterus,
dan perubahan payudara.
5) Perasaan mual dan muntah berulang atau morning sickness, poliuria,
dan kurva suhu badan meningkat.
6) Tes urine B-hCG (Pack’s test/GalliMainini) positif. Hati-hati karena
positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat
kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
7) Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian
menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi
(Sukarni, 2013).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosial dalam keluarga, bahwa :
24
1) Tanda-tanda dugaan hamil yaitu :
a) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak
selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas-
batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.
c) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan
pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
d) Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.
e) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi
tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan
cloasma gravidarum, areola mammae menghitam, pada linea alba
tampak menjadi lebih hitam.
25
f) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
g) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
h) Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada
multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Manuaba,
1998).
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu :
a) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di
dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri
seakan-akan terpisah dengan serviks (istmus sangat lembek pada
kehamilan). Pada kehamilan 6-8 minggu dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini.
b) Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata
hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus
dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya).
c) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi.
Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton
26
Hicks. Adanya kontraksi braxton hicks ini menunjukkan bahwa
kehamilan bukan kehamilan ektopik.
d) Tanda ballottement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus, maka janin akan
melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan
ballottement.
e) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu (Manuaba, 1998).
3) Tanda-tanda pasti kehamilan yaitu :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Denyut jantung janin
c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi (Manuaba, 1998).
Untuk membantu membuat diagnosa kehamilan dilakukan
pemeriksaan adanya HCG yang dihasilkan oleh plasenta. Dalam
menegakkan diagnosis kehamilan, bidan harus dapat menjawab pertanyaan
yang meliputi keadaan umum kehamilan, tentang kehamilan, dan tentang
janin (Manuaba, 1998).
c. Penentuan Usia Kehamilan
Untuk menetapkan usia kehamilan dapat dilakukan dengan :
1) Mengetahui hari pertama haid terakhir, yang dengan rumus Naegle
dapat diperkirakan waktu kelahiran bayinya.
27
2) Memperkirakan usia kehamilan dengan menghitung tinggi fundus
uteri, menghitung gerakan pertama dirasakan, dengan mendengarkan
denyut jantung janin, memperhitungkan masuknya kepala ke pintu
atas panggul terutama pada primigravida.
3) Mempergunakan ultrasonografi untuk menghitung usia kehamilan
dengan jarak biparietal, jarak tulang tiba, dan panjang lingkaran
abdomen janin.
4) Mempergunakan hasil pemeriksaan air ketuban (Manuaba, 1998).
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan
persalinan. Umur kehamilan dapat ditentukan dengan :
1) Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus Naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir.
Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari
sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle
memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari.
Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama
haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat
ditetapkan. Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7
pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan
dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk
bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan
Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah
atau dikurangi (Manuaba, 1998).
28
2) Gerakan pertama fetus.
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur
kehamilan 16 minggu, maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan
(Manuaba, 1998).
3) Palpasi abdomen
Palpasi abdomen dapat mempergunakan rumus Bartholomew, rumus
Mc Donald, palpasi Leopold dan taksiran berat janin ((Manuaba,
1998).
4) Perkiraan tingginya fundus uteri.
Perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis
pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan
tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan
seterusnya perkiraan ini kurang tepat (Manuaba, 1998).
Menurut Norman (2011), Usia haid (menstrual age) atau usia
gestasi diperkirakan dengan menghitung dari hari pertama periode haid
terakhir, yaitu suatu waktu yang mendahului konsepsi atau sekitar 2
minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi dan hamper 3 minggu sebelum
implantasi ovum yang sudah dibuahi. Terdapat selang waktu sekitar 280
hari (40 minggu) antara hari pertama periode haid terakhir dan lahirnya
janin. Ahli obstetrik biasanya menghitung usia gestasi suatu kehamilan
berdasarkan usia haid.
29
Tabel 1. PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG JANIN (NILAI NORMAL)
Sumber : Saifudin (2008)
2. Hiperemesis gravidarum
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
1) Hiperemesis gravidrum adalah muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin.
2) Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil
muda) dimana penderita mengalami mual-muntah yang berlebihan,
sedemikian rupa sehingga mengganggu aktifitas dan kesehatan
penderita secara keseluruhan.
Usia
Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
Menggunakan penunjuk-
penunjuk badan
Dalam cm
12 minggu
Teraba di atas simfisis
pubis
_
16 minggu
Di tengah, antara simfisis
pubis dan umbilicus.
_
20 minggu Pada umbilicus Usia kehamilan dalam
mingg=cm (± 2 cm)22-27 minggu _
28 minggu
Di tengah, antara umbilicus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu _
36 minggu Pada prosesus sifoideus
30
3) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.
4) Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu
hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan
timbul aseton dalam air kencing.
b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun,
beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Faktor adaptasi dan hormonal.
Pada ibu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum. Yang termasuk dalam ruang lingkup faktor adaptasi
adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi
rahim pada kehamilan ganda dan kehamilan mola hidatidosa. Sebagian
kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon
estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan pada kehamilan ganda
dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi
dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.
2) Faktor psikologis
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum
belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil,
takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, diduga
31
dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan
perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat
berkurang sampai menghilang.
3) Faktor alergi
Pada kehamilan, di duga terjadi invas. Jaringan vili korialis yang
masuk kedalam peredaran darah ibu sehingga faktor alergi dianggap
dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum.
c. Patologi Hiperemesis Gravidarum
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis
gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam
tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh bermacam sebab.
1) Hati. Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan
degenerasi lemak tanpa nekrosis; degenerasi lemak tersebut terletak
sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan
kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus.
Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal karena
hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang
normal.
2) Jantung. Jantung menjadi lebih kecil dari biasa dan beratnya atrofi; ini
sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan
perdarahan sub-endokardial.
3) Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan
kelainan seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai(dilatasi
32
kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah corpora mamilaria
ventrikel ketiga dan keempat).
4) Ginjal. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan
pada tubuli kontorti.
d. Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada
trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas,
mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita
hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita,
tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor
hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita
lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
33
asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air
kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-
muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
setan yang sulit dipatahkan.
e. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
1) Hiperemesis gravidarum tingkat pertama
Muntah berlangsung terus,nafsu makan berkurang,berat badan
menurun,kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah,nyeri di daerah
epigastrium,tekanan darah turun dan nadi meningkat,lidah kering,mata
tampak cekung.
2) Hiperemesis gravidarum tingkat kedua
Penderita tampak lebih lemah,gejala dehidrasi makin tampak,mata
cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor,tekanan darah
turun, nadi meningkat,berat badan makin menurun,mata sedikit
ikterus,gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang dan
badan aseton dalam urine meningkat,terjadinya gangguan buang air
34
besar,mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis,napas
berbau aseton.
3) Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga
Muntah berkurang,keadaan umum ibu hamil makin menurun, tekanan
darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin
jelas,gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus,gangguan
kesadaran dalam bentuk samnolen sampai koma, komplikasi susunan
saraf pusat (ensefalopati wernicke) : nistagmus (perubahan arah bola
mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan perubahan mental.
f. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
1) Amenorea yang disertai muntah hebat (segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus
hebat.
2) Fungsi vital yaitu nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah
menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran
(apatis-koma).
3) Fisik yaitu dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat
badan menurun, porsio lunak pada vaginal touché, uterus besar sesuai
besarnya kehamilan.
4) Laboratorium yaitu kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit,
shift to the left, benda keton dan protein uria.
35
g. Penanganan Hiperemesis Gravidarum
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan
teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan
panas atau sangat dingin.
1) Obat-obatan. Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin,
Avomin.
2) Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman
selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) Terapi psikologik. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
36
kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4) Cairan parenteral. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5) Penghentian kehamilan. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan
untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus
terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6) Diet
a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
37
b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah
dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
Kalsium.
3. Dehidrasi
a. Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan
daripada yang didapatkan sehingga tubuh tidak punya cukup cairan untuk
menjalankan fungsi normalnya
b. Etiologi Dehidrasi
Muntah Diare Hilangnya nafsu makan karena sakit Berkeringat berlebihan
Sakit tenggorokan Tubuh kehilangan air dan garam seperti natrium, kalium,
kalsium bikarbonat dan fosfat
c. Tanda dan Gejala Dehidrasi
1) Dehidrasi Ringan
Jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan muka memerah
rasa sangat haus Kulit kering dn pecah-pecah Volume urine berkurang
dengan warna lebih gelap dari biasanya pusing dan lemah kram otot
terutama pada kaki dan tangan kelenjar air mata berkurang
38
kelembabannya sering mengantuk mulut dan lidah kering dan air liur
berkurang.
2) Dehidrasi sedang
Jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan,tekanan
darah menurun,pingsan,kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut,
punggung, kejang, perut kembung ,gagal jantung,ubun-ubun cekung
denyut nadi cepat dan lemah .
3) Dehidrasi Berat
Jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan,
kesadaran berkurang,tidak buang air kecil, tangan dan kaki menjadi
dingin dan lembab,denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak
teraba, tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur,ujung
kuku, mulut, dab lidah berwarna kebiruan.
d. Klasifikasi Dehidrasi
1) Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit
sehingga kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya
tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.
2) Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi
kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat.
Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC
ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel.
39
3) Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF
melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun,
mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF
4) Dampak Dehidrasi Bagi Ibu dan Janin
Dehidrasi yang parah bisa menyebabkan kejang-kejang, kerusakan otak,
dan bahkan kematian.
e. Penanganan Dehidrasi
Pada bayi dan anak kecil tidak bisa hanya diberikan air putih
untuk menggantikan cairan yang hilang karena air bisa melarutkan mineral
yang sudah rendah di dalam tubuh,sehingga bisa membuat kondisi dehidrasi
memburuk. Sebagai penggantinya,bisa diberikan jus semangka atau jus
buah yang lain, atau oralit yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dari dokter.
Tapi jus sebaiknya dihindari jika dehidrasi tersebut disebabkan oleh diare
akibat konsumsi makanan terkontaminasi. Kebutuhan akan cairan tubuh dari
minuman adalah sekitar 2 liter sehari. Ada beberapa cara mengontrol jumlah
cairan dalam tubuh sekaligus untuk membantu metabolisme tubuh:
Kurangi asupan kafein dan gula dalam minuman Anda. Kafein cenderung
menghalangi manfaat air dan menghilangkan kelembaban dalam tubuh.
Mengonsumsi buah kaya air, seperti semangka yang mengandung 90% air
atau jus tomat yang dapat mendongkrak jumlah cairan tubuh. Selain buah,
mengonsumsi sayuran 3 porsi dalam sehari juga dapat membantu mencegah
dehidrasi.
40
B. Konsep Manajemen Kebidanan
Pengertian manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang-orang. Manajemen sering pulaa diartikan sebagai pengaturan atau
pengelolaan sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal (Saputra,2014)
1. Pedoman Penerapan
Manajemen kebidanan adalah suatu proses atau kerangka kerja
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang keara
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Berdasarkan uraian diatas mengenai konsep manajemen secra
umum kita akan mempelajari bagaimana manajemen kebidanan kaitannya
dengan peran dan fungsi seorang bidan terutama sebagai menejer dalam
mengelola kliennya. Bidan didalam prakteknya secra profesional, dituntut
tanggung jawab manajerial yang bermutu. Untuk itu metode ilmia akan dapat
dilakukan bila telah memahami betul teknik-teknik manajemen yang adekuat.
Artinya yang didalam prakteknya yang penuh tanggung jawab itu dilakukan
menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang telah diakui secara
nasional maupun internasional. Dengan perkataan lain, bidan praktek telah
menggunakan manajemen kebidanan pada kliennya (Saputra,2014)
2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan.
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ke tujuh langkah terdiri
dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap
langkah, dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini
41
sangat bervariasi sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut
sebagai berikut :
1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu:
a. Data Subyektif
Identitas ibu dan suami, riwayat kehamilan sekarang meliputi
tanggal hari pertama haid terakhir, gerakan janin, tanda-tanda bahaya atau
penyulit, kekhawatiran-kekhawatiran khusus, keluhan utama, obat yang
dikonsumsi (termasuk jamu), immunisasi toxoid tetanus dan riwayat
kehamilan lalu yang meliputi jumlah kehamilan (gravida), jumlah
persalinan (para), jarak persalinan terakhir, jumlah keguguran (abortus),
jumlah kelahiran prematur, riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca
persalinan, persalinan dengan tindakan, penolong dan tempat persalinan
terakhir, berat badan bayi lahir serta perlunya menanyakan tentang riwayat
reproduksi, riwayat kesehatan, riwayat biopsiko, sosial, ekonomi ibu.
Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu hamil
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II. Penderita tampak lebih lemah dan
apatis, mual dan muntah masih terjadi, lidah mengering dan nampak kotor,
penderita merasa kekurangan cairan, merasa pusing dan mata berkunang-
kunang.. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena
mempunyai aroma yang khas dan dapat ditemukan dalam kencing yaitu
menurut Hanifa wiknjosatro (2009).
42
b. Data Obyektif
Pemeriksaan umum pada pasien hiperemesis gravidarum tingkat
II ditemukan gambaran keadaan umum dan kesadaran serta mengukur
tanda-tanda vital tensi turun, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik, tinggi badan, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, berat badan
turun dan LILA. Sedangkan pada pemeriksaan khusus dilakukan
pemeriksaan inspeksi mata pada pasien anemia (konjungtiva pucat dan
sklera ikterus/tidak), muka (edema), leher, payudara, turgor kulit lebih
mengurang serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia
kehamilan, luka bekas operasi, dan pemeriksaan ekstremitas atas maupun
bawah, ujung-jung jari tampak pucat. Dilakukan auskultasi untuk
mendengar denyut jantung janin dengan fetoskop dan hasilnya positif.
(Asrinah, 2010).
Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis atau masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas dasar-dasar yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan yaitu diagnosis
yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Standar
nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah diakui dan telah disahkan
oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, memilki ciri
43
khas kebidanan, didukung oleh klinikal judgenment dalam praktik kebidanan,
dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Menurut Hidayat (2008), diagnosa kehamilan setelah teraba bagian-
bagian janin yaitu gravid para abortus, usia kehamilan, punggung kiri/kanan,
situs memanjang/melintang divergen/konvergen, intrauterin/ekstrauterin,
tunggal/ganda, hidup/mati, keadaan ibu baik/tidak,dan keadaan janin
baik/tidak. Sedangkan diagnosa kehamilan sebelum teraba bagian-bagian
janin yaitu gravida para abortus, usia kehamilan, teraba ballotemen, keadaan
ibu baik/tidak, keadaan janin baik/tidak dengan abortus, kehamilan ektopik
terganggu, molahidatidosa, hipertensi gravidarum dengan masalah sakit
kepala hebat, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, gerakan janin berkurang,
keputihan, hemoroid, konstipasi, sesak napas, nyeri punggung dan varices.
Masalah yang mungkin terjadi pada pasien hiperemesis gravidarum dapat
berupa keluhan utama mual muntah atau keadaan psikologis ibu.
Kata masalah dan diagnosis digunakan karena beberapa masalah
tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sungguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap klien (Asrinah,
2010).
2. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
44
bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada
langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman (Asrinah, 2010).
Diagnosa potensial hiperemesis gravidarum tingkat II menurut
Hanifa wiknjosatro (2009) Penderita mengalami mual dan muntah, tampak
lebih lemah dan apatis,torgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor menandakan mengalami dehidrasi, mata sedikit ikterik dan
konjungtiva pucat.
3. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Bidan mengidentifikasi atas perluya tindakan segera oleh bidan dan
atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi,
manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama perempuan tersebut bersama bidan terus-
menerus (Asrinah, 2010).
Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana
bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu atau
janin. Tindakan segera yang dibutuhkan pada pasien hiperemesis gravidarum
tingkat II yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum
pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien
dengan pemasangan infus. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya
situasi yang memerlukan tindakan segera sambil menunggu tindakan dokter.
45
Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap
membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus hiperemesis
gravidarum tingkat II yaitu tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk
mencegah masalah potensial seperti terjadi mual dan muntah yang hebat,
dehidrasi, anemia dan nafsu makan membaik.
4. Langkah V. Rencana Asuhan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,
ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut,
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien. Oleh karena itu, pada
langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan
hasil pembahasan rencana bersama klien (Asrinah, 2010).
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan
46
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah
makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
a. Obat-obatan. Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin.
Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin.
b. Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -
28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
d. Cairan parenteral. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
e. Penghentian kehamilan. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi
baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
47
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak
tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
f. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah
dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan.Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
Kalsium.
5. Langkah VI. Implementasi
Pada langkah ini, rencana suhan yang menyeluruh dalam langkah
kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
48
melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana
(Asrinah, 2010).
6. Langkah VII. Evaluasi
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis (Asrinah, 2010).
Yang harus dievaluasi diantaranya :Keadaan umum ibu,Tanda-tanda
vital ,mual dan muntah,nafsu makan Ibu,Ibu masih mengeluh nyeri ulu
hati,penatalaksanaan obat masih terus dilanjutkan.
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
1. Definisi Dokumentasi
Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan
otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum (Sudarti, 2010).
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2010).
49
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti, 2010).
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
tertulis. Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini di hasilkan dari proses
pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Metode SOAP dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan
kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan
kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010).
2. Unsur-unsur Dokumentasi.
Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Agar orang lain mengetahui apa yang telah dilaksanakan oleh bidan
melalui proses berpikir sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian
dalam format SOAP, yakni :
S: Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamneses,sebagai langkah 1 Varney.
O: Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien melalui anamneses, sebagai langkah 1 Varney.
A : Assesment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan
interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi diagnosa
atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial dan
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi
dan rujukan. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney.
50
P : Planning, menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney
(Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Akbid Paramata, hal. 10).
51
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan manajemen
dan pendokumentasian asuhan kebidanan yang dimulai dari pengumpulan data
dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, diagnosa potensial, menilai
perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana asuhan, pelaksanaan
asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan serta pendokumentasian
yang dilakukan. Penelaahan kasus ini dilakukan sejak pasien masuk di Puskesmas
Dana.
Pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 08.25 WITA, Ny. W di Puskesmas
Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Ny.“W” karena
terjadi mual muntah yang berlebihan dan terus menerus sejak tanggal 10 Mei
2015 jam 08.25 WITA. Hal ini di curigai terjadi hiperemesis gravidarum tingkat
II, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Manajemen
1. Langkah I : Identifikasi Data Dasar
a. Anamnesa
1) Identitas Istri / Suami
a) Nama : Ny.”W” / Tn.”Z”
b) Umur : 35 tahun / 38 tahun
c) Pendidikan : SI / SI
d) Pekerjaan : IRT / Guru
51
52
e) Agama : Islam / Islam
f) Suku : Muna / Muna
g) Pernikahan Ke- : I / I
h) Lama menikah : ± 11 tahun
i) Alamat : Kel.Dana
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan
tidak pernah keguguran. Hari pertama haid terakhirnya tanggal : 01-
02-2015. Ibu mengatakan usia kehamilannya 14 minggu dan belum
pernah merasakan pergerakan janinnya. Selama hamil mengalami
mual-muntah berlebihan. Ibu mengatakan mual muntah yang
berlebihan dan terus menerus sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25
WITA.Berat badan menurun,nyeri ulu hati,dan ibu mengalami
dehidrasi dan anemia.Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan
datang ke Puskesmas Dana .
3) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya pada tahun 2005, dengan
umur kehamilan 40 minggu 2 hari, jenis persalinan normal, penolong
persalinan bidan, berat badan bayi lahir 3200 gram, jenis kelamin
perempuan, tidak ada komplikasi selama kehamilan, persalinan dan
nifas.
53
4) Riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan lalu
Ibu mengatakan menarche pada usia 15 tahun, dengan siklus haid 28-
29 hari, durasi haid 4-5 hari, perlangsungan normal dan tidak ada
gangguan pada saat haid. tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, malaria, penyakit kelamin/HIV/AIDS,
penyakit ginjal, penyakit asma, TBC, dan hepatitis B. Ibu mengatakan
tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
5) Riwayat Biopsiko, sosial, ekonomi.
a) Pemenuhan Kebutuhan Dasar
a) Kebutuhan Nutrisi
Ibu mengatakan memiliki kebiasaan pola makan teratur, jenis
makanan meliputi nasi, ikan, sayur, buah, dan kadang susu,
frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan baik dan minum 7-8
gelas/hari. Selama hamil: nafsu makan berkurang.
b) Kebutuhan eliminasi
(a) Kebiasaan BAK
Ibu mengatakan sebelum hamil kebiasaan sehari-hari buang
air kecil dengan frekuensi 5-7 x/hari, berwarna kuning, bau
khas amoniak dan tidak ada gangguan buang air kecil.
Selama hamil, frekuensi buang air kecil meningkat menjadi
8-10 x/hari.
54
(b) Kebiasaan BAB
Ibu mengatakan sebelum hamil kebiasaan sehari-hari buang
air besar dengan frekuensi 1x sehari, berwarna kuning
kecoklatan, konsistensi lunak dan padat dan tidak ada
gangguan. Selama hamil tidak mengalami perubahan.
c) Kebutuhan kebersihan diri (Personal Hygiene)
Ibu mengatakan keramas 2-3x seminggu menggunakan shampo,
menggosok gigi dan mulut 2x sehari menggosok gigi setelah
sarapan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi, mandi 2x
sehari menggunakan sabun mandi, genitalia dibersihkan setiap
kali mandi dan setiap kali selesai buang air besar/buang air
kecil, pakaian diganti setiap kali selesai mandi dan setiap kali
kotor serta kuku tangan dan kaki dipotong setiap kali panjang.
Selama hamil tidak ada perubahan.
d) Kebutuhan aktivitas / istirahat
Ibu mengatakan tidur siang/istrahat siang  2 jam dan tidur
malam/ istrahat malam  8 jam dan selama hamil tidak ada
perubahan. Pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Ibu mengatakan
±3 hari yang lalu mengalami kelelahan karena melakukan
perjalanan jauh.
e) Pola Seksual
Ibu mengatakan 2 kali/minngu melakukan hubungan seksual,ibu
mengatakan dalam pengambilan keputusan dilakukan bersama
55
suami,hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga
sangat baik,ibu mengatakan tidak pernah menjadi akseptor
KB,ibu mengatakan suami yang mencari nafkah untuk keluarga,
ibu bekerja dalam rumah, dan tidak memilki penghasilan
sendiri,penghasilan keluarga ± Rp. 1.000.000,-/bulan.
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum ibu lemah,kesadaran komposmentis,tafsiran persalinan
08-11-2015,berat badan sekarang 57 kg,tinggi badan 160 cm,lingkar
lengan atas (LILA) 24,6 cm,tekanan darah 90 / 70 mmhg,nadi 100 x /
menit,pernapasan 20 x / menit,Suhu 360
C.
2) Pemeriksaan fisik khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskuktasi dan Perkusi)
Wajah tampak pucat, tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak
ada oedema.Konjungtiva pucat, sklera tampak putih, cekung dan
dalam,TFU 2 Jari diatas simpisis dan tidak ada luka bekas
operasi.Terpasang infus RL pada tangan sebelah kanan ibu dengan 24
tetes/menit, ujung-ujung jari tampak pucat, tidak ada varices, tidak ada
oedema, reflex patella (+) kiri dan kanan.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
(1) Golongan darah : O
(2) Hemoglobin : 8,5 gr/dl
b) Plano Test : (+)
56
Setelah dilakukan pengumpulan data, melalui anamnesa dari beberapa
hal dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat ditegakkan beberapa
diagnosa masalah aktual pada Ny. W, yang selanjutnya dibahas pada langkah II.
2. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Setelah dilakukan pengumpulan data maka ditegakkan diagnosa
masalah aktual pada Ny.“W” yaitu G1IPIA0, umur kehamilan 14 minggu,
hiperemesis gravidarum tingkat II dengan anemia dan dehidrasi.
a. G1IPIA0
1) Dasar
a) Data subjektif
Ibu mengatakan hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan
tidak pernah keguguran.
b) Data objektif
Tampak linea alba dan striae albikans, tonus otot perut kendur.
Analisis dan interprestasi
Pada kehamilan >1 kali garis dipertengahan perut antara
umbilicus dan pubis berwarna putih disebut linea alba. Pigmentasi
ini terjadi karena peningkatan produksi hormone melanosit oleh
kelenjar hipofisis. Dan otot dinding perut kendur karena terjadi
pembesaran rahim akibat kehamilan sebelumnya sehingga
menimbulkan peregangan pada otot dinding perut dan
menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit (Sarwono,
2010).
57
b. 14 minggu
1) Dasar
a) Data subjektif
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 01-02-2015,
usia kehamilannya ± 3 bulan.
b) Data objektif
Tafsiran persalinan tanggal: 08-11-2015,tanggal pengkajian
10-02-2015,pada pengukuran TFU = dua jari di atas simfisis.
2) Analisis dan interprestasi
Rumus naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan
lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini
terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi
terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur
kehamilan berlangsung selama 288 hari. Penggunaan rumus ini adalah
dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir,
kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada
tahunnya (Astuti, 2012).
Sedangkan menurut Saifudin (2008), Ukuran tinggi fundus
uteri berdasarkan usia kehamilan yaitu pada usia kehamilan 14
minggu , tinggi fundus uteri berada dua jari di atas simfisis pubis dan
umbilicus dan pada usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri
berada pada umbilicus, atau ±2 cm dari usia kehamilan dalam hitungan
minggu.
58
c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
1) Dasar
a) Data subjektif
Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali
sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA.
b) Data objektif
Ibu tampak pucat,tekanan darah : 90/70 mmHg,nadi 100
x/menit,suhu 36ºC,pernapasan 20 x/menit,ibu tampak lebih lemas
dan pucat, mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus, berat
badan menurun.
2) Analisis dan interprestasi
Pada kehamilan muda dengan umur kehamilan 14 minggu
ibu mengalami mual dan muntah disebut hiperemesis gravidarum pada
kehamilan dengan kelainan seperti ini sangat mempengaruhi keadaan
janin, serta akan menghambat pertumbuhan janin yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan ibu dan janin (Obstetri,
2010).
d. Mual dan muntah
1) Dasar
a) Data subjektif
Ibu mengatakan mual muntah yang berlebihan dan terus menerus
sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA, makanan yang
dimakan dan diminum dimuntahkan kembali.
59
b) Data objektif
Ibu tampak pucat dan lemah.
2) Analisis dan interprestasi
Hiperemis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan
umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi
pada kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu (Marmi, 2011).
Berdasarkan diagnosa masalah aktual yang diidentifikasi pada langkah
II, jika Ny. W mendapatkan penanganan secara tepat, maka keadaan yang
dialami tidak akan berlanjut pada masalah baru yang lebih berat yang
seharusnya tidak terjadi, untuk selanjutnya akan dibahas pada langkah III.
3. Langkah III : Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial
Berdasarkan identifikasi diagnosa masalah aktual di atas, jika ibu
tidak mendapatkan penanganan secara tepat, maka kondisi ibu bisa berlanjut
pada terjadinya dehidrasi .
a. Dehidrasi
1) Dasar
a) Data subyektif
Ibu mengatakan setiap kali makan dan minum dimuntahkan
kembali sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA.
60
b) Data obyektif
Ibu tampak pucat,merasakan kekurangan cairan,tekanan darah :
90/70 mmHg,nadi 100 x/menit,suhu 36ºC,pernapasan 20
x/menit,bibir tampak kering dan pecah-pecah,lidah kering dan
kotor,nafas berbau aseton.
2) Analisis dan Interpretasi
Pada kehamilan muda dengan umur kehamilan 14 minggu ibu
mengalami mual dan muntah disebut hiperemesis gravidarum pada
kehamilan dengan kelainan seperti ini sangat mempengaruhi keadaan
janin, serta akan menghambat pertumbuhan janin yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan ibu dan janin (Obstetri,
2010).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, untuk mencegah
kemungkinan terjadinya masalah baru yang lebih berat, yang dapat terjadi pada
Ny. W , maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai perlunya tindakan segera,
kolaborasi dan konsultasi, yang selanjutnya dibahas pada langkah IV.
4. Langkah IV : Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Segera melakukan pemasangan infus, berkonsultasi dan berkolaborasi
dengan dokter tentang pemberian cairan dan obat-obatan.
Setelah dilakukan langkah-langkah sebelumnya, maka diperlukan
penanganan atau penatalaksanaan terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi terhadap Ny.”W”, yang selanjutnya dibahas
pada langkah V.
61
5. Langkah V : Rencana Asuhan
Rencana asuhan yang akan dilakukan pada kasus Ny. W, ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, ditujukan untuk mencapai tujuan
dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Ny. W, hal ini
dipaparkan lebih jelas dalam uraian berikut :
a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya asuhan kebidanan pada Ny. W, ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu :
1) Keadaan umum ibu baik.
2) Hiperemesis gravidarum tingkat II dapat teratasi.
3) Tidak terjadi dehidrasi dan anemia.
b. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan yang menjadi patokan untuk menilai berhasil atau
tidaknya asuhan kebidanan yang diberikan, pada Ny.W, ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu :
1) Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 100/70
mmHg-120/90 mmHg,nadi 60-100 x/menit,pernapasan 16-24
x/menit,suhu 36,5-37,5 ˚C,
2) Mual dan muntah teratasi.
3) Nafsu makan baik dan kebutuhan cairan terpenuhi dan HB 12 gr/dl
62
c. Rencana Asuhan
Rencana asuhan yang akan diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II, dibagi dalam empat rencana asuhan,
untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut :
a) Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
Rasional : Agar ibu mengerti dengan keadaannya dan merupakan
tujuan utama dari pelayanan antenatal yang
berkualitas.
b) Jelaskan pada ibu tindakan yang akan diberikan.
Rasional : Menjelaskan tindakan yang akan diberikan pada ibu
berdasarkan hasil pemeriksaan.
c) Lakukan pemasangan infus RL dan Dextrose 5% dengan
perbandingan 2 : 1.
Rasional : Pemberian cairan RL dan Dextrose 5% dapat mengganti
cairan dan elektrolit yang keluar melalui muntah
karena RL mengandung natrium laktat 3,10 gram,
natrium klorida 6,00 gram, kalium klorida 0,30 gram,
kalsium klorida 0,20 gram dan air untuk injeksi 1000
ml, sedangkan dextrose 5% mengandung glukosa 50
gram
63
d) Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan istirahat total.
Rasional : Pengaturan makanan secara hati-hati dan ketat dapat
mengurangi mual dan muntah serta istirahat total bertujuan untuk
mengoptimalkan kondisi tubuh ibu.
e) Terapi yang diberikan kepada ibu yaitu:
Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam  IV, ranitidin 1 amp/ 8
jam,sotatik/ cloroploramid 1 ampul/ 8 jam,vitamin B1 dan B6 1
tablet 3x1,antasida syrup 1 sendok makan ,felamil genio 1x1.
Rasional : Injeksi neorobion mengandung vitamin B1 yang
berperan sebagai koenzim pada dekarbosesilasi, asam keto yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat vitamin B6 di dalam
tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat
yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino
vitamin B12
f) Hindarkan ibu dari makanan dan minuman yang dapat merangsang
mual dan muntah.
Rasional :Dapat mengurangi rangsangan terhadap mual dan
muntah.
g) Sarankan untuk melibatkan orang terdekat dengan ibu selama
perawatan.
Rasional :Ibu akan merasa lebih aman bila berada
didekat/disamping orang terdekat sehingga mengurangi
kecemasan.
64
1) Hiperemesis gravidarum tingkat II
a) Jelaskan pada ibu penyebab mual dan muntah yang dialaminya.
Rasional : Agar ibu dapat mengerti sumber dari mual dan
muntahyang dialaminya.
b) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya
Sakit kepala yang menetap,oedema pada wajah dan
tungkai,penglihatan kabur,mual dan muntah yang
berlebihan,pergerakan janin yang berkurang,nyeri perut yang hebat
keluarnyadarah atau cairan dari jalan lahir,demam dan kejang.
Rasional : Ibu dapat mengetahui tanda dan bahaya dalam
kehamilan dan ibu dapat segera ke tempat pelayanan
kesehatan apabila terjadi salah satu diantara 9 tanda
bahaya tersebut.
c) Melakukan pemantauan mual dan muntah mengenai frekuensi,
jumlah dan warnanya.
Rasional : Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan
kemajuan kondisi ibu yang menggambarkan reaksi
positif terhadap perawatan dan pengobatan yang
diberikan.
d) Memberikan informasi pada ibu tentang pemeriksaan selanjutnya.
Rasional : Dengan memberikan informasi kepada ibu, sehingga
ibu mengetahui kapan akan dilaksanakan pemeriksaan
selanjutnya.
65
2) Edukasi
a) Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalori,
tinggi protein serta yang banyak mengandung zat besi.
Rasional : Mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan tinggi
protein dianjurkan agar kebutuhan protein dan kalori
dibutuhkan tubuh dapat tercukupi, mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan, serta meningkatkan
daya tahan tubuh ibu, dan meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah.
b) Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya,
terutama pada daerah genitalianya.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi terutama pada
daerah genitalia.
c) Berikan support mental kepada ibu.
Rasional : Agar ibu bisa menerima keadaanya sekarang dengan
ikhlas.
Untuk mengembalikan keadaan umum ibu ke keadaan normal (pulih),
maka perlu dilaksanakanya asuhan yang telah tercantum dalam rencana
asuhan dengan efisien dan aman. Adapun pelaksanaan dan hasil dari
pelaksanaan asuhannya akan dibahas pada langkah VI.
6. Langkah VI : Implementasi
Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, dibagi dalam empat kategori
66
asuhan kebidanan, berdasarkan masalah yang dialami oleh Ny. W, untuk lebih
jelasnya lihat uraian berikut :
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
Hasil : Ibu mengetahui keadaannya sekarang dan menanyakan kapan
mendapatkan penanganan.
2) Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan diberikan.
Hasil : Ibu telah mengetahui tindakan yang akan diberikan.
3) Melakukan pemasangan infus RL dan Dextrose 5% dengan
perbandingan 2 : 1 pada jam 09.00 WITA.
Hasil : Telah dipasang infus RL dan Dextrose 5%.
4) Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan istirahat total.
Hasil : Ibu makan sedikit tapi sering dan berbaring di tempat tidur tanpa
melakukan aktifitas.
5) Menghindarkan ibu dari makanan dan minuman yang dapat
merangsang mual dan muntah.
Hasil : Ibu tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat
merangsang mual dan muntah.
6) Menyarankan untuk melibatkan orang terdekat dengan ibu selama
perawatan.
Hasil : Ibu ditemani oleh suami dan saudaranya.
a. Hiperemesis gravidarum tingkat II
1) Menjelaskan pada ibu penyebab mual dan muntah yang dialaminya.
Hasil : Ibu mengetahui penyebab mual dan muntah yang dialaminya.
67
2) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya :
Sakit kepala menetap,oedema pada wajah dan tungkai,penglihatan
kabur,mual dan muntah yang berlebihan,pergerakan janin yang
berkurang,nyeri perut yang hebat,keluarnya darah atau cairan dari jalan
lahir,demam dan kejang.
Hasil : Ibu dapat mengetahui tanda dan bahaya dalam kehamilan dan
ibu dapat segera ke tempat pelayanan kesehatan apabila terjadi
salah satu diantara 9 tanda bahaya tersebut.
3) Melakukan pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital setiap 4 jam.
Hasil : Dengan memantau keadaan umum, tanda-tanda vital dan
perdarahan, maka akan diketahui apakah keadaan umum ibu
baik, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal.
4) Melakukan pemantauan mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah
dan warnanya.
Hasil : Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan kemajuan
kondisi ibu yang menggambarkan reaksi positif terhadap
perawatan dan pengobatan yang diberikan.
5) Memberikan informasi pada ibu tentang pemeriksaan selanjutnya.
Hasil : ibu mengetahui kapan akan dilaksanakan pemeriksaan
selanjutnya.
b. Edukasi
1) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalori,
tinggi protein seperti telur, tempe, kacang-kacangan, serta yang banyak
68
mengandung zat besi seperti sayur-sayuran berdaun hijau tua, buah-
buahan dan susu.
Hasil : Jam 12.30 WITA, ibu makan nasi, telur, sayur kangkung serta
minum susu.
2) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya,
terutama pada daerah genitalianya.
Hasil : Ibu mengganti pakaian dan sarungnya, setiap kali lembab dan
merasa tidak nyaman.
3) Memberikan support mental kepada ibu.
Hasil : Ibu dapat menerima keadaan yang dialaminya sekarang.
Setelah dilaksanakannya asuhan sebagaimana yang telah di rencanakan,
untuk mengetahui berhasil dan tidaknya asuhan yang dilakukan maka perlu
dilakukan evaluasi, yang akan dibahas pada langkah VII.
7. Langkah VII : Evaluasi
Hasil evaluasi dari asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. W, ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu, sebagai berikut :
Tanggal 10 Mei 2015 Jam : 09.00-11.15 WITA
a. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan Tekanan darah 100/70
mmHg,Nadi 80 x/menit,Suhu 36,5ºC, dan pernapasan 20 x/menit.
b. Hiperemesis gravidarum tingkat dua dapat teratasi ditandai dengan mual
dan muntah berkurang,nafsu makan bertambah,tidak nyeri ulu hati.
c. Tidak terjadi dehidrasi ditandai dengan kebutuhan cairan terpenuhi yaitu
ibu minum air putih 7-8 gelas.
69
B. Pendokumentasian
Setelah dilakukan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney pada
Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, maka penulis akan merangkum
manajemen tersebut dalam 4 langkah pendokumentasian, yang dikenal dengan
SOAP, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut :
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali adan terus
menerus tidak henti-henti sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA,
muntah yang .
hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah
keguguran,hari pertama haid terakhirnya tanggal 01-02-2015.
2. Data Obyektif (O)
Keadaan umum ibu lemah, kesadaran menurun, tekanan darah 90/70 mmhg,
nadi 100 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 360
C. Wajah tampak pucat,
konjungtiva pucat. Pada abdomen pembesaran perut sesuai umur kehamilan,
TFU dua jari di atas simfisis. Terpasang infus RL 24 tetes/menit pada lengan
kanan ibu, ujung-ujung jari tangan dan kaki tampak pucat.
3. Assesment (A)
1. Setelah dilakukan pengumpulan data maka ditegakkan diagnosa masalah
aktual pada Ny.“W” yaitu, G1IPIA0, umur kehamilan 14 minggu,
hiperemesis gravidarum tingkat II. Potensial terjadinya dehidrasi . Untuk
mencegah terjadinya masalah potensial maka berkolaborasi dengan dokter
tentang pemberian obat-obatan.
70
Planning (P)
Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil
dengan hiperemesisgravidarum tingkat II, dibagi dalam empat kategori asuhan
kebidanan, berdasarkan masalah yang dialami oleh Ny. W, untuk lebih
jelasnya lihat uraian berikut :
Tanggal 10 Mei 2015 Jam : 09.00-11.15 WITA
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
Hasil : Ibu mengetahui keadaannya sekarang dan menanyakan kapan
mendapatkan penanganan.
2) Melakukan pemasangan cairan infus RL 500 cc
Hasil : Ibu bersedia.
3) Memberikan injeksi ranitidin 1 amp / 8 jam
Hasil: Injeksi telah dilakukan
4) Memberikan injeksi sotatik/ cloroploramid 1 ampul/ infus 500 cc selama 8
jam.
Hasil : Ibu bersedia.
4) Memberikan Dextrose 5% sebagai pengganti RL. Banyaknya Dextrose
dan RL yang digunakan adalah 5 botol dengan perbandingan 2 : 1.
Hasil : Ibu bersedia.
5) Memberikan cairan infus RL 500 cc diinjeksikan sotatik selama 8 jam.
Hasil : Ibu bersedia diganti cairannya.
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015
Kti elvi akbid paramata raha 2015

More Related Content

What's hot (14)

Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramataKti saraswati akbid paramata
Kti saraswati akbid paramata
 
Kti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramataKti siti aisah akbid paramata
Kti siti aisah akbid paramata
 
Kti darmina
Kti darminaKti darmina
Kti darmina
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
Kti novensky e.m
Kti novensky e.mKti novensky e.m
Kti novensky e.m
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
Kti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramataKti liana desmiani akbid paramata
Kti liana desmiani akbid paramata
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Kti ilawati
Kti ilawatiKti ilawati
Kti ilawati
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati AKBID PARAMATA RAHA
 

Viewers also liked

Bit strips
Bit stripsBit strips
Bit stripssrizvi30
 
Like and win the ‘bl intro competition’
Like and win the ‘bl intro competition’Like and win the ‘bl intro competition’
Like and win the ‘bl intro competition’arubajunaid
 
Ancient civilizations reflection
Ancient civilizations reflectionAncient civilizations reflection
Ancient civilizations reflectiongrade4biss
 
Contrato para acceder al servicio internet
Contrato para acceder al servicio internetContrato para acceder al servicio internet
Contrato para acceder al servicio internetBraNditoh Mazz Nhaa
 
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?Access Development
 
краткая презентация адаптированной программы
краткая презентация адаптированной программыкраткая презентация адаптированной программы
краткая презентация адаптированной программыds52chel
 
How to make a tornado in a bottle
How to make a tornado in a bottleHow to make a tornado in a bottle
How to make a tornado in a bottlegrade4biss
 
Trabajo de biología
Trabajo de biologíaTrabajo de biología
Trabajo de biologíaFausto
 
Eltern lehrer - schulerfolg
Eltern   lehrer - schulerfolgEltern   lehrer - schulerfolg
Eltern lehrer - schulerfolgLukas Brand
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...Nanang Soleh
 
Teoria del presupuesto. presentacion graficas
Teoria del presupuesto. presentacion graficasTeoria del presupuesto. presentacion graficas
Teoria del presupuesto. presentacion graficasanyerlys
 
Ficha Informativa - Esquema da Célula
Ficha Informativa - Esquema da CélulaFicha Informativa - Esquema da Célula
Ficha Informativa - Esquema da CélulaIsaura Mourão
 
YP-P2 Samsung Handbuch
YP-P2 Samsung HandbuchYP-P2 Samsung Handbuch
YP-P2 Samsung Handbuchmarco678
 

Viewers also liked (19)

Bit strips
Bit stripsBit strips
Bit strips
 
Like and win the ‘bl intro competition’
Like and win the ‘bl intro competition’Like and win the ‘bl intro competition’
Like and win the ‘bl intro competition’
 
Ancient civilizations reflection
Ancient civilizations reflectionAncient civilizations reflection
Ancient civilizations reflection
 
Web Design
Web DesignWeb Design
Web Design
 
Contrato para acceder al servicio internet
Contrato para acceder al servicio internetContrato para acceder al servicio internet
Contrato para acceder al servicio internet
 
Victor e Vinicius
Victor e ViniciusVictor e Vinicius
Victor e Vinicius
 
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?
How Far Will Consumers Travel to Make Routine Purchases?
 
Bandera nacional
Bandera nacionalBandera nacional
Bandera nacional
 
Rushabh Precision Certificate
Rushabh Precision CertificateRushabh Precision Certificate
Rushabh Precision Certificate
 
краткая презентация адаптированной программы
краткая презентация адаптированной программыкраткая презентация адаптированной программы
краткая презентация адаптированной программы
 
Definitiva
DefinitivaDefinitiva
Definitiva
 
How to make a tornado in a bottle
How to make a tornado in a bottleHow to make a tornado in a bottle
How to make a tornado in a bottle
 
Trabajo de biología
Trabajo de biologíaTrabajo de biología
Trabajo de biología
 
Requerimiento de materiales ç, omar
Requerimiento de materiales ç, omarRequerimiento de materiales ç, omar
Requerimiento de materiales ç, omar
 
Eltern lehrer - schulerfolg
Eltern   lehrer - schulerfolgEltern   lehrer - schulerfolg
Eltern lehrer - schulerfolg
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
 
Teoria del presupuesto. presentacion graficas
Teoria del presupuesto. presentacion graficasTeoria del presupuesto. presentacion graficas
Teoria del presupuesto. presentacion graficas
 
Ficha Informativa - Esquema da Célula
Ficha Informativa - Esquema da CélulaFicha Informativa - Esquema da Célula
Ficha Informativa - Esquema da Célula
 
YP-P2 Samsung Handbuch
YP-P2 Samsung HandbuchYP-P2 Samsung Handbuch
YP-P2 Samsung Handbuch
 

Similar to Kti elvi akbid paramata raha 2015

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...Warnet Raha
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...Warnet Raha
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaWarnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...Warnet Raha
 

Similar to Kti elvi akbid paramata raha 2015 (20)

MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “R” DENGAN...
 
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA  Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fatmawati akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY “M” DENGAN ...
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.”H” DENGAN BAYI ...
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
 
Kti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramataKti ice musnawati akbid paramata
Kti ice musnawati akbid paramata
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
 
Kti sitti andriyani
Kti sitti andriyaniKti sitti andriyani
Kti sitti andriyani
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
 
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata rahaKti wa ode herlin akbid paramata raha
Kti wa ode herlin akbid paramata raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...
 
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA Kti hubainalti akbid paramata  AKBID PARAMATA RAHA
Kti hubainalti akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “R” DENGAN ASFI...
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Kti elvi akbid paramata raha 2015

  • 1. 1 MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. “W” HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II DI PUSKESMAS DANA KEC. WATOPUTE TANGGAL 10 S.D 15 MEI 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: ELVI 2012.IB.0045 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2015
  • 2. 2 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii 2 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii 2 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. “W” Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di Puskesmas Dana Kec. Watopute Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015 Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes ii
  • 3. 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........) 2. Sartina, SST (…………........………….........) 3. Rosdiana, SST (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........) 2. Sartina, SST (…………........………….........) 3. Rosdiana, SST (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii 3 LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. La Ode Muhlisi,A.Kep,.M.Kes (………............………….........) 2. Sartina, SST (…………........………….........) 3. Rosdiana, SST (…………........……….............) Raha, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sartina, SST Rosdiana, SST Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes iii
  • 4. 4 RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI 1. Nama : Elvi 2. Nim : 2012. IB. 0045 3. Tempat/ tanggal lahir : Raha, 31 Desember 1993 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Agama : Islam 6. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia 7. Alamat : Jl. Poros Raha Masara Kel.Wali B. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah dan Ibu : La Karampi dan Ny.Waode Ria 2. Pekerjaan : Petani dan Petani C. Alamat : Jl. Poros Raha Masara Kel.Wali D. PENDIDIKAN 1. SD : SD Negeri 8 Kontunaga 2. SMP : SMP Negeri 1 Kosambi 3. SMA : SMA Negeri 1 Kontunaga 4. Sejak tahun 2012 mengikuti pendidikan D III Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang direncanakan selesai tahun 2015. iv
  • 5. 5 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus ini. Karya Tulis Ilmiah ini dapat di buat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan Judul “Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.” Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak hambatan dan kesulitan yang dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ibu Sartina, SST dan Ibu Rosdiana,SST selaku pembimbing atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas pula dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak La Ode Muhlisi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku direktur Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. 3. Ibu Wa Ode Siti Asma, SST., M.Kes selaku Pudir 1 di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sekaligus penguji pada Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Ibu Fatmawati,Am.Keb selaku kepala Puskesmas Dana Kabupaten Muna. v
  • 6. 6 5. Seluruh jajaran Dosen dan para Staff Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan studi kasus ini. 6. Ayahanda La Karampi dan ibunda Ny.Waode Ria yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan doa dalam cintanya di setiap langkah penulis. Kakak, adikku, sahabat-sahabatku serta keponakanku tersayang beserta keluarga besar yang juga turut memberikan dukungan moril dan spiritual kepada penulis. 7. Seluruh temanku tingkat III dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memotivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, amin. WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh. Raha , Juli 2015 vi
  • 7. 7 DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................................... i Lembar Persetujuan................................................................................................. ii Lembar Pengesahan ............................................................................................... iii Riwayat Hidup ....................................................................................................... iv Kata Pengantar .........................................................................................................v Daftar Isi................................................................................................................ vii Daftar Tabel.... ....................................................................................................... ix Intisari................. .....................................................................................................x Bab I Pendahuluan................................................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................................1 B. Ruang Lingkup Pembahasan ..........................................................................5 C. Tujuan Telaah.................................................................................................5 D. Manfaat Telaah ...............................................................................................7 E. Metode Telaah ................................................................................................8 F. Sistematika Penulisan.....................................................................................9 Bab II Tinjauan Pustaka .....................................................................................12 A. Telaah Pustaka..............................................................................................12 1. Kehamilan................................................................................................12 2. Hiperemesis Gravidarum .........................................................................29 3. Dehidrasi .................................................................................................37 B. Konsep Manajemen Kebidanan....................................................................40 1. Pedoman Penerapan ................................................................................40 2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan ...............................................40 C. Dokumentasi Asuhan Kebidanan ................................................................48 1.Defenisi Dokumentasi ...............................................................................48 2. Unsur-Unsur Dekumentasi .......................................................................49 vii
  • 8. 8 Bab III Studi Kasus..............................................................................................51 A. Manajemen ...................................................................................................51 1. Pengumpulan Data Dasar.........................................................................51 2. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual....................................................56 3. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial................................................59 4. Menilai perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi dan Konsultasi..............60 5. Perencanaan Asuhan Kebidanan..............................................................61 6. Implementasi............................................................................................65 7. Evaluasi....................................................................................................68 B. Pendokumentasian........................................................................................69 C. Catatan Perkembangan .................................................................................73 Bab IV Pembahasan.............................................................................................80 A. Identifikasi Data Dasar .................................................................................80 B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual ........................................................83 C. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial.....................................................84 D. Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi dan Konsultasi................................84 E. Rencana Asuhan ...........................................................................................85 F. Implementasi.................................................................................................87 G. Evaluasi.........................................................................................................88 Bab V Kesimpulan dan Saran.............................................................................89 A. Kesimpulan...................................................................................................78 B. Saran .............................................................................................................90 Daftar Pustaka......................................................................................................91 Lampiran-lampiran viii
  • 9. 9 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pemantauan Tumbuh Kembang Janin ( Nilai Normal ).........................29 ix
  • 10. 10 INTISARI Elvi (2012.IB.0045) “Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Ny.W dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna Mulai Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015” di bawah bimbingan Sartina dan Rosdiana. Latar Belakang : Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester I. gejala tersebut kurang lebih terjadi 20 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 14 minggu. Tujuan Telaah : Dapat melaksanakan Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna Mulai Tanggal 10 s.d 15 Mei 2015. Metode Telaah : Studi kasus ini menggunakan metode studi kepustakaan, Studi kasus, Studi Dokumentasi dan Diskusi. Hasil Studi Kasus : Setelah melaksanakan asuhan selama 5 hari, dari tanggal 10 sampai tanggal 15 Mei 2015 didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi,tidak terjadi mual muntah, tidak terjadi dehidrasi. Kesimpulan dan Saran : Pada studi kasus ini dimulai dari : pengkajian interprestasi data, diagnosa potensial, perlunya tindakan kolaborasi/segera, rencana tindakan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan yang berarti dan semua permasalahan teratasi. Kata Kunci : Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Daftar Pustaka : 20 ( 1998-2015) x
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi karena bersatunya ovum (sel telur) dan sperma (sel mani) yang disebut dengan pembuahan (konsepsi) dan selanjutnya ovum yang telah dibuahi tersebut menuju ke rahim dan melakukan nidasi (implantasi) (Manuaba, 1998). Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke empat sampai enam bulan dan triwulan ke tiga dari bulan ke tujuh sampai sembilan bulan (Saifuddin, 2002). Komplikasi kehamilan terdiri dari perdarahan hamil muda dimana dengan keamilan ektopik terganggu,mola hidatidosa,abortus,hiperemesis gravidarum, anemia,kehamilan dengan asma,kehamilan dengan diabetes melitus.Sedangkan perdarahan hamil tua dimana plasenta previa,solusio plasenta,vasa previa. 1
  • 12. 2 Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin adalah Hyperemesis Gravidarum dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan, mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I sekitar 60 – 80 % pada primigravida dan 40 – 60 % pada multi gravida (Wiknjosastro, 2006. Hal 275). Hiperemesis gravidarum yang tidak teratasi dapat mengancam kehidupan klien,namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,berat badan lahir rendah,kelahiran prematur,malformasi pada bayi baru lahir. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang membahayakan di bedakan dari morning sicknes normal yang umum dialami wanita hamil karena intesitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan.Tanda gejala hiperemesis gravidarum adalah: Muntah hebat,nafsu makan buruk,asupan makanan buruk,penurunan berat badan,dehidrasi,ketidakseimbangan elektrolik,respon berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar,muntah yang tidak dapat diatasi dengan tindakan untuk mengatasi morning sicknes,asidosis yang disebabkan kelaparan (Helen Varney,2007). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah persisten pada ibu hamil sehingga mengakibatkan penurunan berat badan > 5% dari berat badan sebelum hamil dan ketonuria (karena gangguan metabolisme) menurut Desi Kurniati,2009.
  • 13. 3 Hiperemesis gravidarum adalah rasa mual dan muntah serta perasaanya yang tidak enak yang dialami oleh ibu pada awal masa kehamilannya sampai sekitar trimester 2 (umur kehamilan 20 minggu),secara berlebihan ,dalam waktu yang lama ,pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk ( Proverawati,2009). Hiperemesis gravidarum adalah muntah terus menerus ,makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari (dr.Taufan Nugroho,2010). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,berat badan menurun ,dehidrasi,dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Joseph HK,2010). Hiperemesis gravidarum dibedakan 3 tingkatan yaitu Tingkat 1.Muntah terus-menerus timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,berat badan menurun,nyeri epigastrium,muntah pertama keluar makanan,lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir,cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistol menurun .Mata cekung dan lidah kering ,turgor kulit berkurang dan urin masih normal.Tingkat2 .Gejala lebih berat ,segala yang di makan dan diminum dimuntahkan ,haus hebat,nadi cepat lebih100-140 kali per menit,tekanan darah sistol kurang 80 mmHg,apatis,kulit pucat,lidah kotor,kadang ikterus ada,aseton ada,bilirubin ada,dan berat badan cepat menurun. Tinkat 3.Gangguan kesadaran (delirium-
  • 14. 4 koma),muntah berkurang atau berhenti,sianosis,gangguan jantung,bilirubin ada ,dan proteinuria (Joseph HK,2010). Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil , yang menyebabkan dehidrasi,ketidakseimbangan elektrolik,atau defesiensi nutrisi,dan kehilangan berat badan (Eni Nur Rahmawati). Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara- negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran(WHO, 2012) (Anonim (2012). Hasil pengumpulan data Tingkat Pusat, Subdirektorat kebidanan dan kandungan Subdirektorat Kesehatan Keluarga dari 325 Kabupaten/Kota menunjukan bahwa pada tahun 2003 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hiperemesis gravidarum berat yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%. Provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tenggara (96,53%) dan di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah adalah provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera Selatan (3,81%). Data mengenai kematian Hyperemesis Gravidarum yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2012
  • 15. 5 tercatat angka kejadian hiperemesis gravidarum berjumlah 12 orang dan tahun 2013 tercatat angka kejadian hiperemesis gravidarum berjumlah 12 orang dan pada tahun 2014 tercatat angka kejadian hyperemesis gravidarum berjumlah 13 orang dan tahun 2015 dari bulan Januari sampai agustus bejumlah 3 orang kejadian hiperemesis gravidarum (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2015). Berdasarkan data yang ada, maka penulis tertarik untuk memaparkan permasalahan yang dituangkan dalam Studi Kasus melalui penelitian dengan judul Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.”W” dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. B. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang Iingkup pembahasan studi kasus ini meliputi Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. C. Tujuan Telaah 1. Tujuan Umum. Mampu melaksanakan Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
  • 16. 6 2. Tujuan Khusus. a. Mampu melaksanakan pengkajian dan analisa data sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. b. Mampu merumuskan diagnosa / masalah aktual sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. c. Mampu menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah potensial sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. d. Mampu melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. e. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. g. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015.
  • 17. 7 h. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kel.Dana Kec.Watopute Kab.Muna 10 Mei s.d. 15 Mei 2015. D. Manfaat Telaah 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi 1) Bidan Untuk menambahkan informasi dan referensi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, memberikan konseling untuk pencegahan terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat II pada ibu hamil sehingga tercipta pelayanan yang bermutu tinggi 2) Pendidikan Digunakan sebagain standar bacaan atau referensi dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
  • 18. 8 b. Bagi Penulis Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. c. Bagi Profesi Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II sesuai dengan manajemen atau prosedur yang sudah ada. E. Metode Telaah Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan. Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis penelitian, didalamnya tersimpan bahan bacaan dan informasi yang dapat mengarahkan kita dalam menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus yang dibahas. 2. Studi Kasus. Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif, data yang dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode :
  • 19. 9 a. Wawancara Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. b. Observasi Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan, dan lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan. c. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dengan menggunakan format pengkajian. d. Telah dilakukan Pemeriksaan penunjang. 3. Studi Dokumentasi. Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang yaitu hasil pemeriksaan diagnostik. 4. Diskusi. Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing karya tulis ilmiah. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang karya tulis ilmiah ini, yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya
  • 20. 10 tulis ini dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terbagi atas manfaat bagi institusi pendidikan, manfaat bagi instansi tempat pengambilan kasus, dan manfaat bagi penulis, serta metode telaah yang terdiri dari studi kepustakaan, studi kasus yaitu wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, studi dokumentasi serta diskusi dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan : a. Tinjauan Umum tentang Kehamilan yaitu terdiri dari Pengertian Kehamilan, Perubahan Fisiologi Pada Saat Dalam Kehamilan, Perubahan Psikologi Wanita Hamil, Diagnosis Kehamilan, Pengawasan antenatal. b. Tinjauan Tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu terdiri dari Pengertian Hiperemesis Gravidarum, Etiologi Hiperemesis Gravidarum, Patologi Hiperemesis Gravidarum, Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum, Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum, Diagnosis Hiperemesis Gravidarum, Penanganan Hiperemesis Gravidarum. c. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan yaitu terdiri dari Pengertian asuhan kebidanan, Tahapan dalam Asuhan Kebidanan, Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP).
  • 21. 11 3. Bab III Studi Kasus Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, identifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial, menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, perencaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi keefektifan asuhan serta pendokumentasia. 4. Bab IV Pembahasan Pembahasan menjelaskan tentang hasil telaah yang dilakukan pada sasaran, lalu membandingkannya dengan teori yang ada. Penjelasan harus dibuat bukan hanya jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika hasil telaah sesuai teori harus diberikan penjelasan, termasuk hal-hal yang mendukung kondisi yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang mekanisme mengapa hasilnya demikian. Dengan fokus pada aspek teoritik dan aspek telaah. 5. Bab V Kesimpulan Dan Saran Bab ini berisi tentang : a. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam beberapa hal yaitu manajemen kebidanan, pemberian asuhan kebidanan (kuratif, rehabilitasi, preventif dan promosi) dan ketepatan waktu yang digunakan. b. Saran dan usul yang dibuat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan atau hal-hal yang dibutuhkan guna penurunan kematian ibu yang meliputi saran bagi institusi pendidikan, saran bagi instansi tempat pengambilan kasus, dan saran bagi penulis.
  • 22. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Indonesia, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2010). Kehamilan adalah waktu transisi ,yakni suatu masa antara kehidpan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan nanti setelah anak tersebut lahir Kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh-kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba. 1998). Kehamilan adalah waktu transisi ,yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan nanti setelah anak tersebut lahir. Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum 12
  • 23. 13 dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Ice Sukarni K Wahyu P). Dari berbagai teori para ahli, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi, yang lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari dihitung dari haid pertama haid terakhir yang kemudian dibagi menjadi 3 triwulan. a. Perubahan Fisiologi dan Psikologi yang Terjadi pada Kehamilan 1) Perubahan Fisiologi Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen dan progesterone yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh di bawah ini, yaitu : a) Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada
  • 24. 14 pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda hegar. Hubungan antara besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar. Renggangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik keatas dan menipis di segmen bawah rahim (SBR). Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Perubahan konsentrasi hormonal yang memengaruhi rahim yaitu estrogen dan progesterone menyebabkan progesterone mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang disebut dengan Braxton hicks. Terjadinya kontraksi braxton hicks, tidak dirasakan nyeri dan terjadi bersamaan diseluruh rahim. Kontraksi braxton hicks akan berlanjut menjadi kontraksi untuk persalinan. Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterine dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu longitudinal, sirkuler dan
  • 25. 15 oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memengaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan otot (Manuaba, 1998). b) Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks) (Manuaba, 1998) c) Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior (Manuaba, 1998). d) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotrofin. Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI dijabarkan sebagai berikut :
  • 26. 16 (1) Estrogen berfungsi menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara, penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin membesar, dan tekanan serat saraf akibat penimbungan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara. (2) Progesteron berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi dan meningkatkan jumlah sel asinus. (3) Somatomamotrofin, berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin, penimbunan lemak disekitar alveolus payudara, serta merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Manuaba, 1998). e) Sirkulasi Darah Ibu Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter, dan pengaruh hormone estrogen dan progesteron makin meningkat (Manuaba, 1998). Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu : (1) Volume Darah Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia
  • 27. 17 kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada post partum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima. (2) Sel Darah Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal. Protein darah dalam bentuk albumin dan gamaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat. Pada post partum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboflebitis (Manuaba, 1998).
  • 28. 18 f) Sistem Respirasi Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya (Manuaba, 1998). g) Sistem Pencernaan Oleh karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pada pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum, progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba, 1998). h) Traktus Urinarius Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolism air makin
  • 29. 19 lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69 sampai 70%. Pada kehamilan, ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urin, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesterone, tekanan rahim yang membesar dan terjadi perputaran ke kanan, dan terdapat kolon dan sigmoid di sebelah kiri yang menyebabkan perputaran rahim ke kanan. Tekanan rahim pada ureter kanan dapat menyebabkan infeksi pielonefritis ginjal kanan (Manuaba,1998). i) Perubahan pada Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada banyak
  • 30. 20 perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra (Manuaba, 1998). Pada kehamilan >1 kali garis dipertengahan perut antara umbilicus dan pubis berwarna putih disebut linea alba. Pigmentasi ini terjadi karena peningkatan produksi hormone melanosit oleh kelenjar hipofisis. Otot dinding perut kendur karena terjadi pembesaran rahim akibat kehamilan sebelumnya sehingga menimbulkan peregangan pada otot dinding perut dan menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit (Sarwono, 2010). j) Metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Memperhatikan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhattikan susunan makanan “empat sehat dan lima sempurna” (Manuaba, 1998). k) Plasenta dan Air Ketuban Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 gram. Tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm.
  • 31. 21 Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan adalah 2,5 cm dan terpanjang sekitar 200 cm. plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidua parietalis dan desidua kapsularis telah menjadi satu. Sebelum plasenta terbentuk sempurna dan sanggup untuk memelihara janin, fungsinya dilakukan oleh korpus luteum gravidarum. Saat nidasi vili korialis mengeluarkan hormone korionik gonadotropin sehingga korpus luteum dapat bertahan Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu dalam bentuk O2 asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO2 (Manuaba, 1998). 2) Perubahan Psikologi a) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester I Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesterone dan esterogen dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awal masa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil (Asrinah, 2010). b) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester II Trimester kedua biasanya ibu sudah merasa sehat. Tubuh ibu telah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa tidak nyaman.
  • 32. 22 Ibu sudah menerima kehamilnnya dan dapat mulai menggunakan energi dan pikirannya secara konstruktif. Pada trimester ini pula mampu merasakan gerakan janinnya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman, seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan naiknya libido (Asrinah, 2010). c) Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III Trimester tiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya lahir sewaktu- waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu merasa aneh atau jelek. Di samping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima semasa hamil (Asrinah, 2010). b. Diagnosis Kehamilan Berdasarkan perubahan-perubahan anatomi dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis kehamilan.
  • 33. 23 Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan: 1) Amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih). 2) Pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi). 3) Teraba atau terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging, ballotement (+), teraba bagian tubuh janin pada palpasi (leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi) serta terdengar jantung janin dengan alat leanec/doppler atau visual tampak jantung berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscpy). 4) Adanya kontraksi uterus pada saat dipalpasi, perubahan serviks uterus, dan perubahan payudara. 5) Perasaan mual dan muntah berulang atau morning sickness, poliuria, dan kurva suhu badan meningkat. 6) Tes urine B-hCG (Pack’s test/GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah. 7) Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi (Sukarni, 2013). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, bahwa :
  • 34. 24 1) Tanda-tanda dugaan hamil yaitu : a) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi. b) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas- batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut hiperemesis gravidarum. c) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. d) Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar. e) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma gravidarum, areola mammae menghitam, pada linea alba tampak menjadi lebih hitam.
  • 35. 25 f) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. g) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada triwulan pertama. h) Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Manuaba, 1998). 2) Tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu : a) Tanda hegar Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks (istmus sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6-8 minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini. b) Tanda piskacek Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya). c) Tanda Braxton hicks Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton
  • 36. 26 Hicks. Adanya kontraksi braxton hicks ini menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik. d) Tanda ballottement Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus, maka janin akan melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan ballottement. e) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu (Manuaba, 1998). 3) Tanda-tanda pasti kehamilan yaitu : a) Gerakan janin dalam rahim b) Denyut jantung janin c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi (Manuaba, 1998). Untuk membantu membuat diagnosa kehamilan dilakukan pemeriksaan adanya HCG yang dihasilkan oleh plasenta. Dalam menegakkan diagnosis kehamilan, bidan harus dapat menjawab pertanyaan yang meliputi keadaan umum kehamilan, tentang kehamilan, dan tentang janin (Manuaba, 1998). c. Penentuan Usia Kehamilan Untuk menetapkan usia kehamilan dapat dilakukan dengan : 1) Mengetahui hari pertama haid terakhir, yang dengan rumus Naegle dapat diperkirakan waktu kelahiran bayinya.
  • 37. 27 2) Memperkirakan usia kehamilan dengan menghitung tinggi fundus uteri, menghitung gerakan pertama dirasakan, dengan mendengarkan denyut jantung janin, memperhitungkan masuknya kepala ke pintu atas panggul terutama pada primigravida. 3) Mempergunakan ultrasonografi untuk menghitung usia kehamilan dengan jarak biparietal, jarak tulang tiba, dan panjang lingkaran abdomen janin. 4) Mempergunakan hasil pemeriksaan air ketuban (Manuaba, 1998). Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur kehamilan dapat ditentukan dengan : 1) Mempergunakan rumus Naegle. Rumus Naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir. Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi (Manuaba, 1998).
  • 38. 28 2) Gerakan pertama fetus. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur kehamilan 16 minggu, maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan (Manuaba, 1998). 3) Palpasi abdomen Palpasi abdomen dapat mempergunakan rumus Bartholomew, rumus Mc Donald, palpasi Leopold dan taksiran berat janin ((Manuaba, 1998). 4) Perkiraan tingginya fundus uteri. Perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat (Manuaba, 1998). Menurut Norman (2011), Usia haid (menstrual age) atau usia gestasi diperkirakan dengan menghitung dari hari pertama periode haid terakhir, yaitu suatu waktu yang mendahului konsepsi atau sekitar 2 minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi dan hamper 3 minggu sebelum implantasi ovum yang sudah dibuahi. Terdapat selang waktu sekitar 280 hari (40 minggu) antara hari pertama periode haid terakhir dan lahirnya janin. Ahli obstetrik biasanya menghitung usia gestasi suatu kehamilan berdasarkan usia haid.
  • 39. 29 Tabel 1. PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG JANIN (NILAI NORMAL) Sumber : Saifudin (2008) 2. Hiperemesis gravidarum a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum 1) Hiperemesis gravidrum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin. 2) Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual-muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan. Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri Menggunakan penunjuk- penunjuk badan Dalam cm 12 minggu Teraba di atas simfisis pubis _ 16 minggu Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus. _ 20 minggu Pada umbilicus Usia kehamilan dalam mingg=cm (± 2 cm)22-27 minggu _ 28 minggu Di tengah, antara umbilicus dan prosesus sifoideus 29-35 minggu _ 36 minggu Pada prosesus sifoideus
  • 40. 30 3) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi. 4) Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing. b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Faktor adaptasi dan hormonal. Pada ibu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan kehamilan mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum. 2) Faktor psikologis Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, diduga
  • 41. 31 dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit, penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang. 3) Faktor alergi Pada kehamilan, di duga terjadi invas. Jaringan vili korialis yang masuk kedalam peredaran darah ibu sehingga faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum. c. Patologi Hiperemesis Gravidarum Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh bermacam sebab. 1) Hati. Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis; degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal. 2) Jantung. Jantung menjadi lebih kecil dari biasa dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial. 3) Otak. Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai(dilatasi
  • 42. 32 kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah corpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat). 4) Ginjal. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti. d. Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan- bulan. Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
  • 43. 33 asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah- muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. e. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum 1) Hiperemesis gravidarum tingkat pertama Muntah berlangsung terus,nafsu makan berkurang,berat badan menurun,kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah,nyeri di daerah epigastrium,tekanan darah turun dan nadi meningkat,lidah kering,mata tampak cekung. 2) Hiperemesis gravidarum tingkat kedua Penderita tampak lebih lemah,gejala dehidrasi makin tampak,mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor,tekanan darah turun, nadi meningkat,berat badan makin menurun,mata sedikit ikterus,gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang dan badan aseton dalam urine meningkat,terjadinya gangguan buang air
  • 44. 34 besar,mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis,napas berbau aseton. 3) Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga Muntah berkurang,keadaan umum ibu hamil makin menurun, tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas,gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus,gangguan kesadaran dalam bentuk samnolen sampai koma, komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) : nistagmus (perubahan arah bola mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan perubahan mental. f. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum 1) Amenorea yang disertai muntah hebat (segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus hebat. 2) Fungsi vital yaitu nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma). 3) Fisik yaitu dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, porsio lunak pada vaginal touché, uterus besar sesuai besarnya kehamilan. 4) Laboratorium yaitu kenaikan relative hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton dan protein uria.
  • 45. 35 g. Penanganan Hiperemesis Gravidarum Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 1) Obat-obatan. Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. 2) Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3) Terapi psikologik. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
  • 46. 36 kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 4) Cairan parenteral. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. 5) Penghentian kehamilan. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. 6) Diet a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
  • 47. 37 b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D. c) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. 3. Dehidrasi a. Pengertian Dehidrasi Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan sehingga tubuh tidak punya cukup cairan untuk menjalankan fungsi normalnya b. Etiologi Dehidrasi Muntah Diare Hilangnya nafsu makan karena sakit Berkeringat berlebihan Sakit tenggorokan Tubuh kehilangan air dan garam seperti natrium, kalium, kalsium bikarbonat dan fosfat c. Tanda dan Gejala Dehidrasi 1) Dehidrasi Ringan Jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan muka memerah rasa sangat haus Kulit kering dn pecah-pecah Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya pusing dan lemah kram otot terutama pada kaki dan tangan kelenjar air mata berkurang
  • 48. 38 kelembabannya sering mengantuk mulut dan lidah kering dan air liur berkurang. 2) Dehidrasi sedang Jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan,tekanan darah menurun,pingsan,kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, punggung, kejang, perut kembung ,gagal jantung,ubun-ubun cekung denyut nadi cepat dan lemah . 3) Dehidrasi Berat Jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan, kesadaran berkurang,tidak buang air kecil, tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab,denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba, tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur,ujung kuku, mulut, dab lidah berwarna kebiruan. d. Klasifikasi Dehidrasi 1) Dehidrasi Isotonik Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF. 2) Dehidrasi Hipotonik Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel.
  • 49. 39 3) Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF 4) Dampak Dehidrasi Bagi Ibu dan Janin Dehidrasi yang parah bisa menyebabkan kejang-kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian. e. Penanganan Dehidrasi Pada bayi dan anak kecil tidak bisa hanya diberikan air putih untuk menggantikan cairan yang hilang karena air bisa melarutkan mineral yang sudah rendah di dalam tubuh,sehingga bisa membuat kondisi dehidrasi memburuk. Sebagai penggantinya,bisa diberikan jus semangka atau jus buah yang lain, atau oralit yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dari dokter. Tapi jus sebaiknya dihindari jika dehidrasi tersebut disebabkan oleh diare akibat konsumsi makanan terkontaminasi. Kebutuhan akan cairan tubuh dari minuman adalah sekitar 2 liter sehari. Ada beberapa cara mengontrol jumlah cairan dalam tubuh sekaligus untuk membantu metabolisme tubuh: Kurangi asupan kafein dan gula dalam minuman Anda. Kafein cenderung menghalangi manfaat air dan menghilangkan kelembaban dalam tubuh. Mengonsumsi buah kaya air, seperti semangka yang mengandung 90% air atau jus tomat yang dapat mendongkrak jumlah cairan tubuh. Selain buah, mengonsumsi sayuran 3 porsi dalam sehari juga dapat membantu mencegah dehidrasi.
  • 50. 40 B. Konsep Manajemen Kebidanan Pengertian manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang. Manajemen sering pulaa diartikan sebagai pengaturan atau pengelolaan sumber daya yang ada sehingga hasilnya maksimal (Saputra,2014) 1. Pedoman Penerapan Manajemen kebidanan adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang keara tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Berdasarkan uraian diatas mengenai konsep manajemen secra umum kita akan mempelajari bagaimana manajemen kebidanan kaitannya dengan peran dan fungsi seorang bidan terutama sebagai menejer dalam mengelola kliennya. Bidan didalam prakteknya secra profesional, dituntut tanggung jawab manajerial yang bermutu. Untuk itu metode ilmia akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik-teknik manajemen yang adekuat. Artinya yang didalam prakteknya yang penuh tanggung jawab itu dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Dengan perkataan lain, bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan pada kliennya (Saputra,2014) 2. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ke tujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap langkah, dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini
  • 51. 41 sangat bervariasi sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut : 1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu: a. Data Subyektif Identitas ibu dan suami, riwayat kehamilan sekarang meliputi tanggal hari pertama haid terakhir, gerakan janin, tanda-tanda bahaya atau penyulit, kekhawatiran-kekhawatiran khusus, keluhan utama, obat yang dikonsumsi (termasuk jamu), immunisasi toxoid tetanus dan riwayat kehamilan lalu yang meliputi jumlah kehamilan (gravida), jumlah persalinan (para), jarak persalinan terakhir, jumlah keguguran (abortus), jumlah kelahiran prematur, riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan, persalinan dengan tindakan, penolong dan tempat persalinan terakhir, berat badan bayi lahir serta perlunya menanyakan tentang riwayat reproduksi, riwayat kesehatan, riwayat biopsiko, sosial, ekonomi ibu. Kemungkinan keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu hamil Hiperemesis Gravidarum Tingkat II. Penderita tampak lebih lemah dan apatis, mual dan muntah masih terjadi, lidah mengering dan nampak kotor, penderita merasa kekurangan cairan, merasa pusing dan mata berkunang- kunang.. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat ditemukan dalam kencing yaitu menurut Hanifa wiknjosatro (2009).
  • 52. 42 b. Data Obyektif Pemeriksaan umum pada pasien hiperemesis gravidarum tingkat II ditemukan gambaran keadaan umum dan kesadaran serta mengukur tanda-tanda vital tensi turun, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, tinggi badan, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, berat badan turun dan LILA. Sedangkan pada pemeriksaan khusus dilakukan pemeriksaan inspeksi mata pada pasien anemia (konjungtiva pucat dan sklera ikterus/tidak), muka (edema), leher, payudara, turgor kulit lebih mengurang serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan pemeriksaan ekstremitas atas maupun bawah, ujung-jung jari tampak pucat. Dilakukan auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin dengan fetoskop dan hasilnya positif. (Asrinah, 2010). Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Pada langkah ini, dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar-dasar yang telah diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan yaitu diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah diakui dan telah disahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, memilki ciri
  • 53. 43 khas kebidanan, didukung oleh klinikal judgenment dalam praktik kebidanan, dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Menurut Hidayat (2008), diagnosa kehamilan setelah teraba bagian- bagian janin yaitu gravid para abortus, usia kehamilan, punggung kiri/kanan, situs memanjang/melintang divergen/konvergen, intrauterin/ekstrauterin, tunggal/ganda, hidup/mati, keadaan ibu baik/tidak,dan keadaan janin baik/tidak. Sedangkan diagnosa kehamilan sebelum teraba bagian-bagian janin yaitu gravida para abortus, usia kehamilan, teraba ballotemen, keadaan ibu baik/tidak, keadaan janin baik/tidak dengan abortus, kehamilan ektopik terganggu, molahidatidosa, hipertensi gravidarum dengan masalah sakit kepala hebat, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, gerakan janin berkurang, keputihan, hemoroid, konstipasi, sesak napas, nyeri punggung dan varices. Masalah yang mungkin terjadi pada pasien hiperemesis gravidarum dapat berupa keluhan utama mual muntah atau keadaan psikologis ibu. Kata masalah dan diagnosis digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap klien (Asrinah, 2010). 2. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
  • 54. 44 bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman (Asrinah, 2010). Diagnosa potensial hiperemesis gravidarum tingkat II menurut Hanifa wiknjosatro (2009) Penderita mengalami mual dan muntah, tampak lebih lemah dan apatis,torgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan nampak kotor menandakan mengalami dehidrasi, mata sedikit ikterik dan konjungtiva pucat. 3. Langkah IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi Bidan mengidentifikasi atas perluya tindakan segera oleh bidan dan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama perempuan tersebut bersama bidan terus- menerus (Asrinah, 2010). Beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi dimana bidan harus bertindak segera dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu atau janin. Tindakan segera yang dibutuhkan pada pasien hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital dan memperbaiki keadaan umum pasien dengan pemasangan infus. Beberapa jenis data dapat menunjukkan adanya situasi yang memerlukan tindakan segera sambil menunggu tindakan dokter.
  • 55. 45 Pada situasi lain yang tidak dalam keadaan emergensi akan tetapi tetap membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter. Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu tidak dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk mencegah masalah potensial seperti terjadi mual dan muntah yang hebat, dehidrasi, anemia dan nafsu makan membaik. 4. Langkah V. Rencana Asuhan Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut, seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien (Asrinah, 2010). Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan
  • 56. 46 muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. a. Obat-obatan. Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin. b. Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 - 28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. c. Terapi psikologik. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. d. Cairan parenteral. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. e. Penghentian kehamilan. Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
  • 57. 47 keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital. f. Diet 1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. 2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D. 3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium. 5. Langkah VI. Implementasi Pada langkah ini, rencana suhan yang menyeluruh dalam langkah kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
  • 58. 48 melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Asrinah, 2010). 6. Langkah VII. Evaluasi Pada langkah ini, dilakukan evaluasi efektifitas dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosis (Asrinah, 2010). Yang harus dievaluasi diantaranya :Keadaan umum ibu,Tanda-tanda vital ,mual dan muntah,nafsu makan Ibu,Ibu masih mengeluh nyeri ulu hati,penatalaksanaan obat masih terus dilanjutkan. D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan 1. Definisi Dokumentasi Secara umum dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum (Sudarti, 2010). Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Sudarti, 2010).
  • 59. 49 Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti, 2010). SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini di hasilkan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Metode SOAP dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan (Asrinah, 2010). 2. Unsur-unsur Dokumentasi. Menurut Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Agar orang lain mengetahui apa yang telah dilaksanakan oleh bidan melalui proses berpikir sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian dalam format SOAP, yakni : S: Subyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamneses,sebagai langkah 1 Varney. O: Obyektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien melalui anamneses, sebagai langkah 1 Varney. A : Assesment, menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi diagnosa atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau masalah potensial dan perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi dan rujukan. Menggambarkan langkah 2, 3, dan 4 Varney.
  • 60. 50 P : Planning, menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney (Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Akbid Paramata, hal. 10).
  • 61. 51 BAB III STUDI KASUS Pada bab ini menguraikan tentang bagaimana penerapan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan yang dimulai dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah aktual, diagnosa potensial, menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan hingga evaluasi keefektifan asuhan kebidanan serta pendokumentasian yang dilakukan. Penelaahan kasus ini dilakukan sejak pasien masuk di Puskesmas Dana. Pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 08.25 WITA, Ny. W di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Ny.“W” karena terjadi mual muntah yang berlebihan dan terus menerus sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA. Hal ini di curigai terjadi hiperemesis gravidarum tingkat II, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : A. Manajemen 1. Langkah I : Identifikasi Data Dasar a. Anamnesa 1) Identitas Istri / Suami a) Nama : Ny.”W” / Tn.”Z” b) Umur : 35 tahun / 38 tahun c) Pendidikan : SI / SI d) Pekerjaan : IRT / Guru 51
  • 62. 52 e) Agama : Islam / Islam f) Suku : Muna / Muna g) Pernikahan Ke- : I / I h) Lama menikah : ± 11 tahun i) Alamat : Kel.Dana 2) Riwayat Kehamilan Sekarang Ibu mengatakan hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran. Hari pertama haid terakhirnya tanggal : 01- 02-2015. Ibu mengatakan usia kehamilannya 14 minggu dan belum pernah merasakan pergerakan janinnya. Selama hamil mengalami mual-muntah berlebihan. Ibu mengatakan mual muntah yang berlebihan dan terus menerus sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA.Berat badan menurun,nyeri ulu hati,dan ibu mengalami dehidrasi dan anemia.Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan datang ke Puskesmas Dana . 3) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya pada tahun 2005, dengan umur kehamilan 40 minggu 2 hari, jenis persalinan normal, penolong persalinan bidan, berat badan bayi lahir 3200 gram, jenis kelamin perempuan, tidak ada komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
  • 63. 53 4) Riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan lalu Ibu mengatakan menarche pada usia 15 tahun, dengan siklus haid 28- 29 hari, durasi haid 4-5 hari, perlangsungan normal dan tidak ada gangguan pada saat haid. tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, malaria, penyakit kelamin/HIV/AIDS, penyakit ginjal, penyakit asma, TBC, dan hepatitis B. Ibu mengatakan tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. 5) Riwayat Biopsiko, sosial, ekonomi. a) Pemenuhan Kebutuhan Dasar a) Kebutuhan Nutrisi Ibu mengatakan memiliki kebiasaan pola makan teratur, jenis makanan meliputi nasi, ikan, sayur, buah, dan kadang susu, frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan baik dan minum 7-8 gelas/hari. Selama hamil: nafsu makan berkurang. b) Kebutuhan eliminasi (a) Kebiasaan BAK Ibu mengatakan sebelum hamil kebiasaan sehari-hari buang air kecil dengan frekuensi 5-7 x/hari, berwarna kuning, bau khas amoniak dan tidak ada gangguan buang air kecil. Selama hamil, frekuensi buang air kecil meningkat menjadi 8-10 x/hari.
  • 64. 54 (b) Kebiasaan BAB Ibu mengatakan sebelum hamil kebiasaan sehari-hari buang air besar dengan frekuensi 1x sehari, berwarna kuning kecoklatan, konsistensi lunak dan padat dan tidak ada gangguan. Selama hamil tidak mengalami perubahan. c) Kebutuhan kebersihan diri (Personal Hygiene) Ibu mengatakan keramas 2-3x seminggu menggunakan shampo, menggosok gigi dan mulut 2x sehari menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi, mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi, genitalia dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali selesai buang air besar/buang air kecil, pakaian diganti setiap kali selesai mandi dan setiap kali kotor serta kuku tangan dan kaki dipotong setiap kali panjang. Selama hamil tidak ada perubahan. d) Kebutuhan aktivitas / istirahat Ibu mengatakan tidur siang/istrahat siang  2 jam dan tidur malam/ istrahat malam  8 jam dan selama hamil tidak ada perubahan. Pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Ibu mengatakan ±3 hari yang lalu mengalami kelelahan karena melakukan perjalanan jauh. e) Pola Seksual Ibu mengatakan 2 kali/minngu melakukan hubungan seksual,ibu mengatakan dalam pengambilan keputusan dilakukan bersama
  • 65. 55 suami,hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga sangat baik,ibu mengatakan tidak pernah menjadi akseptor KB,ibu mengatakan suami yang mencari nafkah untuk keluarga, ibu bekerja dalam rumah, dan tidak memilki penghasilan sendiri,penghasilan keluarga ± Rp. 1.000.000,-/bulan. b. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan umum ibu lemah,kesadaran komposmentis,tafsiran persalinan 08-11-2015,berat badan sekarang 57 kg,tinggi badan 160 cm,lingkar lengan atas (LILA) 24,6 cm,tekanan darah 90 / 70 mmhg,nadi 100 x / menit,pernapasan 20 x / menit,Suhu 360 C. 2) Pemeriksaan fisik khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskuktasi dan Perkusi) Wajah tampak pucat, tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak ada oedema.Konjungtiva pucat, sklera tampak putih, cekung dan dalam,TFU 2 Jari diatas simpisis dan tidak ada luka bekas operasi.Terpasang infus RL pada tangan sebelah kanan ibu dengan 24 tetes/menit, ujung-ujung jari tampak pucat, tidak ada varices, tidak ada oedema, reflex patella (+) kiri dan kanan. 3) Pemeriksaan Penunjang a) Laboratorium (1) Golongan darah : O (2) Hemoglobin : 8,5 gr/dl b) Plano Test : (+)
  • 66. 56 Setelah dilakukan pengumpulan data, melalui anamnesa dari beberapa hal dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosa masalah aktual pada Ny. W, yang selanjutnya dibahas pada langkah II. 2. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual Setelah dilakukan pengumpulan data maka ditegakkan diagnosa masalah aktual pada Ny.“W” yaitu G1IPIA0, umur kehamilan 14 minggu, hiperemesis gravidarum tingkat II dengan anemia dan dehidrasi. a. G1IPIA0 1) Dasar a) Data subjektif Ibu mengatakan hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran. b) Data objektif Tampak linea alba dan striae albikans, tonus otot perut kendur. Analisis dan interprestasi Pada kehamilan >1 kali garis dipertengahan perut antara umbilicus dan pubis berwarna putih disebut linea alba. Pigmentasi ini terjadi karena peningkatan produksi hormone melanosit oleh kelenjar hipofisis. Dan otot dinding perut kendur karena terjadi pembesaran rahim akibat kehamilan sebelumnya sehingga menimbulkan peregangan pada otot dinding perut dan menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit (Sarwono, 2010).
  • 67. 57 b. 14 minggu 1) Dasar a) Data subjektif Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 01-02-2015, usia kehamilannya ± 3 bulan. b) Data objektif Tafsiran persalinan tanggal: 08-11-2015,tanggal pengkajian 10-02-2015,pada pengukuran TFU = dua jari di atas simfisis. 2) Analisis dan interprestasi Rumus naegle terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Penggunaan rumus ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnya (Astuti, 2012). Sedangkan menurut Saifudin (2008), Ukuran tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan yaitu pada usia kehamilan 14 minggu , tinggi fundus uteri berada dua jari di atas simfisis pubis dan umbilicus dan pada usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri berada pada umbilicus, atau ±2 cm dari usia kehamilan dalam hitungan minggu.
  • 68. 58 c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II 1) Dasar a) Data subjektif Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA. b) Data objektif Ibu tampak pucat,tekanan darah : 90/70 mmHg,nadi 100 x/menit,suhu 36ºC,pernapasan 20 x/menit,ibu tampak lebih lemas dan pucat, mata cekung, konjungtiva pucat, sclera ikterus, berat badan menurun. 2) Analisis dan interprestasi Pada kehamilan muda dengan umur kehamilan 14 minggu ibu mengalami mual dan muntah disebut hiperemesis gravidarum pada kehamilan dengan kelainan seperti ini sangat mempengaruhi keadaan janin, serta akan menghambat pertumbuhan janin yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan ibu dan janin (Obstetri, 2010). d. Mual dan muntah 1) Dasar a) Data subjektif Ibu mengatakan mual muntah yang berlebihan dan terus menerus sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA, makanan yang dimakan dan diminum dimuntahkan kembali.
  • 69. 59 b) Data objektif Ibu tampak pucat dan lemah. 2) Analisis dan interprestasi Hiperemis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi pada kehamilan trimester I. Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Marmi, 2011). Berdasarkan diagnosa masalah aktual yang diidentifikasi pada langkah II, jika Ny. W mendapatkan penanganan secara tepat, maka keadaan yang dialami tidak akan berlanjut pada masalah baru yang lebih berat yang seharusnya tidak terjadi, untuk selanjutnya akan dibahas pada langkah III. 3. Langkah III : Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial Berdasarkan identifikasi diagnosa masalah aktual di atas, jika ibu tidak mendapatkan penanganan secara tepat, maka kondisi ibu bisa berlanjut pada terjadinya dehidrasi . a. Dehidrasi 1) Dasar a) Data subyektif Ibu mengatakan setiap kali makan dan minum dimuntahkan kembali sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA.
  • 70. 60 b) Data obyektif Ibu tampak pucat,merasakan kekurangan cairan,tekanan darah : 90/70 mmHg,nadi 100 x/menit,suhu 36ºC,pernapasan 20 x/menit,bibir tampak kering dan pecah-pecah,lidah kering dan kotor,nafas berbau aseton. 2) Analisis dan Interpretasi Pada kehamilan muda dengan umur kehamilan 14 minggu ibu mengalami mual dan muntah disebut hiperemesis gravidarum pada kehamilan dengan kelainan seperti ini sangat mempengaruhi keadaan janin, serta akan menghambat pertumbuhan janin yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan ibu dan janin (Obstetri, 2010). Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, untuk mencegah kemungkinan terjadinya masalah baru yang lebih berat, yang dapat terjadi pada Ny. W , maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai perlunya tindakan segera, kolaborasi dan konsultasi, yang selanjutnya dibahas pada langkah IV. 4. Langkah IV : Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi Segera melakukan pemasangan infus, berkonsultasi dan berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian cairan dan obat-obatan. Setelah dilakukan langkah-langkah sebelumnya, maka diperlukan penanganan atau penatalaksanaan terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi terhadap Ny.”W”, yang selanjutnya dibahas pada langkah V.
  • 71. 61 5. Langkah V : Rencana Asuhan Rencana asuhan yang akan dilakukan pada kasus Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, ditujukan untuk mencapai tujuan dalam mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh Ny. W, hal ini dipaparkan lebih jelas dalam uraian berikut : a. Tujuan Tujuan dilaksanakannya asuhan kebidanan pada Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu : 1) Keadaan umum ibu baik. 2) Hiperemesis gravidarum tingkat II dapat teratasi. 3) Tidak terjadi dehidrasi dan anemia. b. Kriteria keberhasilan Kriteria keberhasilan yang menjadi patokan untuk menilai berhasil atau tidaknya asuhan kebidanan yang diberikan, pada Ny.W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu : 1) Tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 100/70 mmHg-120/90 mmHg,nadi 60-100 x/menit,pernapasan 16-24 x/menit,suhu 36,5-37,5 ˚C, 2) Mual dan muntah teratasi. 3) Nafsu makan baik dan kebutuhan cairan terpenuhi dan HB 12 gr/dl
  • 72. 62 c. Rencana Asuhan Rencana asuhan yang akan diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, dibagi dalam empat rencana asuhan, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut : a) Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan. Rasional : Agar ibu mengerti dengan keadaannya dan merupakan tujuan utama dari pelayanan antenatal yang berkualitas. b) Jelaskan pada ibu tindakan yang akan diberikan. Rasional : Menjelaskan tindakan yang akan diberikan pada ibu berdasarkan hasil pemeriksaan. c) Lakukan pemasangan infus RL dan Dextrose 5% dengan perbandingan 2 : 1. Rasional : Pemberian cairan RL dan Dextrose 5% dapat mengganti cairan dan elektrolit yang keluar melalui muntah karena RL mengandung natrium laktat 3,10 gram, natrium klorida 6,00 gram, kalium klorida 0,30 gram, kalsium klorida 0,20 gram dan air untuk injeksi 1000 ml, sedangkan dextrose 5% mengandung glukosa 50 gram
  • 73. 63 d) Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan istirahat total. Rasional : Pengaturan makanan secara hati-hati dan ketat dapat mengurangi mual dan muntah serta istirahat total bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi tubuh ibu. e) Terapi yang diberikan kepada ibu yaitu: Injeksi neorobion 1 amp / 24 Jam  IV, ranitidin 1 amp/ 8 jam,sotatik/ cloroploramid 1 ampul/ 8 jam,vitamin B1 dan B6 1 tablet 3x1,antasida syrup 1 sendok makan ,felamil genio 1x1. Rasional : Injeksi neorobion mengandung vitamin B1 yang berperan sebagai koenzim pada dekarbosesilasi, asam keto yang berperan dalam metabolisme karbohidrat vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino vitamin B12 f) Hindarkan ibu dari makanan dan minuman yang dapat merangsang mual dan muntah. Rasional :Dapat mengurangi rangsangan terhadap mual dan muntah. g) Sarankan untuk melibatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan. Rasional :Ibu akan merasa lebih aman bila berada didekat/disamping orang terdekat sehingga mengurangi kecemasan.
  • 74. 64 1) Hiperemesis gravidarum tingkat II a) Jelaskan pada ibu penyebab mual dan muntah yang dialaminya. Rasional : Agar ibu dapat mengerti sumber dari mual dan muntahyang dialaminya. b) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya Sakit kepala yang menetap,oedema pada wajah dan tungkai,penglihatan kabur,mual dan muntah yang berlebihan,pergerakan janin yang berkurang,nyeri perut yang hebat keluarnyadarah atau cairan dari jalan lahir,demam dan kejang. Rasional : Ibu dapat mengetahui tanda dan bahaya dalam kehamilan dan ibu dapat segera ke tempat pelayanan kesehatan apabila terjadi salah satu diantara 9 tanda bahaya tersebut. c) Melakukan pemantauan mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan warnanya. Rasional : Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan kemajuan kondisi ibu yang menggambarkan reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan. d) Memberikan informasi pada ibu tentang pemeriksaan selanjutnya. Rasional : Dengan memberikan informasi kepada ibu, sehingga ibu mengetahui kapan akan dilaksanakan pemeriksaan selanjutnya.
  • 75. 65 2) Edukasi a) Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, tinggi protein serta yang banyak mengandung zat besi. Rasional : Mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein dianjurkan agar kebutuhan protein dan kalori dibutuhkan tubuh dapat tercukupi, mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan, serta meningkatkan daya tahan tubuh ibu, dan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. b) Anjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya, terutama pada daerah genitalianya. Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi terutama pada daerah genitalia. c) Berikan support mental kepada ibu. Rasional : Agar ibu bisa menerima keadaanya sekarang dengan ikhlas. Untuk mengembalikan keadaan umum ibu ke keadaan normal (pulih), maka perlu dilaksanakanya asuhan yang telah tercantum dalam rencana asuhan dengan efisien dan aman. Adapun pelaksanaan dan hasil dari pelaksanaan asuhannya akan dibahas pada langkah VI. 6. Langkah VI : Implementasi Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II, dibagi dalam empat kategori
  • 76. 66 asuhan kebidanan, berdasarkan masalah yang dialami oleh Ny. W, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut : 1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan. Hasil : Ibu mengetahui keadaannya sekarang dan menanyakan kapan mendapatkan penanganan. 2) Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan diberikan. Hasil : Ibu telah mengetahui tindakan yang akan diberikan. 3) Melakukan pemasangan infus RL dan Dextrose 5% dengan perbandingan 2 : 1 pada jam 09.00 WITA. Hasil : Telah dipasang infus RL dan Dextrose 5%. 4) Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan istirahat total. Hasil : Ibu makan sedikit tapi sering dan berbaring di tempat tidur tanpa melakukan aktifitas. 5) Menghindarkan ibu dari makanan dan minuman yang dapat merangsang mual dan muntah. Hasil : Ibu tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat merangsang mual dan muntah. 6) Menyarankan untuk melibatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan. Hasil : Ibu ditemani oleh suami dan saudaranya. a. Hiperemesis gravidarum tingkat II 1) Menjelaskan pada ibu penyebab mual dan muntah yang dialaminya. Hasil : Ibu mengetahui penyebab mual dan muntah yang dialaminya.
  • 77. 67 2) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya : Sakit kepala menetap,oedema pada wajah dan tungkai,penglihatan kabur,mual dan muntah yang berlebihan,pergerakan janin yang berkurang,nyeri perut yang hebat,keluarnya darah atau cairan dari jalan lahir,demam dan kejang. Hasil : Ibu dapat mengetahui tanda dan bahaya dalam kehamilan dan ibu dapat segera ke tempat pelayanan kesehatan apabila terjadi salah satu diantara 9 tanda bahaya tersebut. 3) Melakukan pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital setiap 4 jam. Hasil : Dengan memantau keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan, maka akan diketahui apakah keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital ibu dalam batas normal. 4) Melakukan pemantauan mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan warnanya. Hasil : Berkurangnya frekuensi, jumlah muntah menandakan kemajuan kondisi ibu yang menggambarkan reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan. 5) Memberikan informasi pada ibu tentang pemeriksaan selanjutnya. Hasil : ibu mengetahui kapan akan dilaksanakan pemeriksaan selanjutnya. b. Edukasi 1) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, tinggi protein seperti telur, tempe, kacang-kacangan, serta yang banyak
  • 78. 68 mengandung zat besi seperti sayur-sayuran berdaun hijau tua, buah- buahan dan susu. Hasil : Jam 12.30 WITA, ibu makan nasi, telur, sayur kangkung serta minum susu. 2) Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya, terutama pada daerah genitalianya. Hasil : Ibu mengganti pakaian dan sarungnya, setiap kali lembab dan merasa tidak nyaman. 3) Memberikan support mental kepada ibu. Hasil : Ibu dapat menerima keadaan yang dialaminya sekarang. Setelah dilaksanakannya asuhan sebagaimana yang telah di rencanakan, untuk mengetahui berhasil dan tidaknya asuhan yang dilakukan maka perlu dilakukan evaluasi, yang akan dibahas pada langkah VII. 7. Langkah VII : Evaluasi Hasil evaluasi dari asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II yaitu, sebagai berikut : Tanggal 10 Mei 2015 Jam : 09.00-11.15 WITA a. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan Tekanan darah 100/70 mmHg,Nadi 80 x/menit,Suhu 36,5ºC, dan pernapasan 20 x/menit. b. Hiperemesis gravidarum tingkat dua dapat teratasi ditandai dengan mual dan muntah berkurang,nafsu makan bertambah,tidak nyeri ulu hati. c. Tidak terjadi dehidrasi ditandai dengan kebutuhan cairan terpenuhi yaitu ibu minum air putih 7-8 gelas.
  • 79. 69 B. Pendokumentasian Setelah dilakukan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney pada Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, maka penulis akan merangkum manajemen tersebut dalam 4 langkah pendokumentasian, yang dikenal dengan SOAP, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut : 1. Data Subyektif (S) Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali adan terus menerus tidak henti-henti sejak tanggal 10 Mei 2015 jam 08.25 WITA, muntah yang . hamil yang kedua, pernah melahirkan satu kali dan tidak pernah keguguran,hari pertama haid terakhirnya tanggal 01-02-2015. 2. Data Obyektif (O) Keadaan umum ibu lemah, kesadaran menurun, tekanan darah 90/70 mmhg, nadi 100 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 360 C. Wajah tampak pucat, konjungtiva pucat. Pada abdomen pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU dua jari di atas simfisis. Terpasang infus RL 24 tetes/menit pada lengan kanan ibu, ujung-ujung jari tangan dan kaki tampak pucat. 3. Assesment (A) 1. Setelah dilakukan pengumpulan data maka ditegakkan diagnosa masalah aktual pada Ny.“W” yaitu, G1IPIA0, umur kehamilan 14 minggu, hiperemesis gravidarum tingkat II. Potensial terjadinya dehidrasi . Untuk mencegah terjadinya masalah potensial maka berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat-obatan.
  • 80. 70 Planning (P) Asuhan kebidanan yang diberikan pada kasus Ny. W, ibu hamil dengan hiperemesisgravidarum tingkat II, dibagi dalam empat kategori asuhan kebidanan, berdasarkan masalah yang dialami oleh Ny. W, untuk lebih jelasnya lihat uraian berikut : Tanggal 10 Mei 2015 Jam : 09.00-11.15 WITA 1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan. Hasil : Ibu mengetahui keadaannya sekarang dan menanyakan kapan mendapatkan penanganan. 2) Melakukan pemasangan cairan infus RL 500 cc Hasil : Ibu bersedia. 3) Memberikan injeksi ranitidin 1 amp / 8 jam Hasil: Injeksi telah dilakukan 4) Memberikan injeksi sotatik/ cloroploramid 1 ampul/ infus 500 cc selama 8 jam. Hasil : Ibu bersedia. 4) Memberikan Dextrose 5% sebagai pengganti RL. Banyaknya Dextrose dan RL yang digunakan adalah 5 botol dengan perbandingan 2 : 1. Hasil : Ibu bersedia. 5) Memberikan cairan infus RL 500 cc diinjeksikan sotatik selama 8 jam. Hasil : Ibu bersedia diganti cairannya.