SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
KONSEP PENYAKIT HIPOTIROID
1. 1. Defenisi
Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak disekresikannya
hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan
mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan
terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal
(Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan
mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan
hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime :
a. Hipotiroidime primer (tiroidal)
Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih
dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau
keduanya.
c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat
aktibat penurunan stimulasi TRH.
d. Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga
menderita difisiensi tiroid.
e. Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya.
Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera,
istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime
yang berat (Brunner&Suddarth:1300).
3. Etiologi
Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis
otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala
hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang
mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling
sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan
leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu,
pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut
(Brunner&Suddarth:1300).
Asuhan Keperawatan Hipotiroid
1. Definisi
Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak disekresikannya
hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan
mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai akibat
kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan
mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan
hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime :
a. Hipotiroidime primer (tiroidal)
Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih
dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau
keduanya.
c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat
aktibat penurunan stimulasi TRH.
d. Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga
menderita difisiensi tiroid.
e. Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya.
Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera,
istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime
yang berat (Brunner&Suddarth:1300).
3. Etiologi
Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis
otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala
hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami
terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering
ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher
kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu,
pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut
(Brunner&Suddarth:1300).
Penyebab hipotiroidime yang lain :
a. Tiroidtis limfositik kronik (tiroiditis hashimoto)
b. Atrofi kelenjer tiroid yang menyertai proses penuaan
c. Terapi untuk hipertiroidime:
1) Lodium redioaktif
2) tiroidektomi
d. Obat-obatan:
1) Litium
2) Senyawa iodium
e. Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kenker kepala dan leher, limfoma
f. Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis,skleroderma)
g. Defisiensi dan kelebihan iodium
(Brunner&Suddarth:1300)
4. Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala lain nya :
• rasa capek
• intoleransi trhadap dingin
• kulit terasa kering
• bicara lamban
• muka seperti bengkak
• rambut alis mata lateral rontok
• dimensia
• dispnea
• suara serak
• otot lembek
• depresi • obtipasi
• edema ekstremitas
• kesemutan pendenagaran kurang
• anoreksia
• nervositas
• kuku mudah patah
• nyeri otot
• menorrahgia
• nyeri sendi
• angina pektoris
• dismenore
• eksolfamos
Tanda klinik
• kulit kering
• gerak lamban
• edema wajah
• kulit dingin
• fase relaksasi refleks acchilles menurun
• biacara lamban
• lidah tebal • suara serak
• kulit pucat
• otot lembek, kurang kuat
• obesitas
• endema ferifer
• bradikardi
• suhu rendah
5.Manifestasi Klinis
• Edema periorbita
• wajah seperti bulan ( moon face ) wajah kasar
• suara serak
• pembesaran leher
• lidah tebal
• sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer meningkat
• ekspresi wajah kosong, lemah
• haluan urine menurun
• anemi
• mudah berdarah
6. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan
ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi
bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan
menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam
molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4)
menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan
bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon
metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan
dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan
umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini
menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
2. Pemeriksaan TSH
Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan
hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan
TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat
dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara
pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat
menyingkirkan penyakit tiroid primer.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
(Hotma Rumahorbo, 1999)
8. Pentalaksanaan
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali
kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin
sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan
hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Dosis awal
b. Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :
a. Meringankan keluhan dan gejala
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH
d. Membuat T3 dan T4 normal
e. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan
dosis.
b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan
lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short
bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula
kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939).
Penatalaksanaan medis umum lainnya :
a. Farmakoligi:
- Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin
(cytomel).
b. Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll.
b. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien nampak
gelisah, tidak mau makan
c. Riwayat kesehatan sekarang :
- rasa capek
- intoleransi terhadap dingin
- kulit terasa kering
- bicara lamban
- dimensia
- dispnea
- suara serak
- sulit menelan
- gangguan haid : menorrhagia dan amenore
- rambut rontok dan menipis
- kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan
- pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat
d. riwayat kesehatan dahulu :
- riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium
- riwayat pembedahan atau preparat antitiroid
- riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
- riwayat kekurangan iodium
e. riwayat kesehatan keluarga :
- tidak ada anggota keluarga yang sakit.
f. Pemeriksaan fisik:
1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi
terhadap dingin.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendom.
7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau masa
menstruasi yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido. Pada pria:
penurunan libidi dan impotensia.
9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku
maniak(Hetma:52).
g. Pemeriksaan Penunjang :
- T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
- Pemeriksaan TSH
Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai
penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien
hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan
penyakit tiroid.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
- Pemeriksaan USG
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
h. Analisa data:
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai
akibat oftalmopati
Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
Data yang didapat : bradikardi
Disritmia
Pembesaran jantung
Hipotensi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme,
napsu makan menurun.
Data yang didapat : anoreksia
Obtipasi
Distensi abdomen
Hemoglobin menurun
Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,
dispnea.
Data yang didapat : hipoventilasi
Dispnea
Efusi pleural
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai
akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipoventilasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
3. INTERVENSI
Dx 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik
sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : klien tidak mnegalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi
trauma/cedera pada mata
Intervensi ;
1. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Basahi mata dengan borwater steril
3. Jika ada photophobia, anjurkan klien mengguanakan kacamata rayben
4. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter
memberikan oabat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipoventilasi.
Tujuan : fungsi kardiovaskuler tetap optimal ditandai dengan tekanan darah,irama jantung
dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi
kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan
haluaran urine dan perubahan status mental.
2. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada, karena
pada klien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaboras pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejal-gejal.
Oabat yang sering diguanakn adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispnea. Pada dosis awal pemebrian obat
biasanya dokter memberikan dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3
minggu sampai diemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaan obat serta tanda-tanda yang harus
diwaspai bila terjadi hipertiroid akiabt penggunaan oabt yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
Tujuan : nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah
dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan
keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.
5. EVALUASI
tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap
evaluasi ini akan difokuskan pada :
1. Apakah jalan nafas pasien efektif?
2.Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan
pengobatannya?
3. Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi?
4. apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal?
5. apakah integritas kulit pasien baik?
http://luviony.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hipotiroid.html
ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri
dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan
inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai
dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.
Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin
dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk
suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk.
Tiroksin (T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan
intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena
iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan
membesar yang disebut Goiter
Mekanisme pembentukan hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid
Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan
Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4
dalam folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino.
Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan
meningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel.
GANGGUAN PADA THYROID
Terdapat 3 kelainan tiroid :
a. Pembesaran tiroid (goiter)
b. Hipotiroid
c. Hpertiroid
Goiter
Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.
Etiologi dari goiter antara lain adalah adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra
tiroid. Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu,
mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel
tiroid.
Hipotiroid
Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat
dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone
tiroid berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:
Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid
Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis
Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus
Etiologi
• Hipothyroid primer
– Kelainan kongenital (cretinisme)
– Kelainan sintesis hormone
– Defisiensi iodine prenatal dan postnatal
– Obat-obat antithyroid
– Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid
• Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)
– Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.
• Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)
– Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.
Patofisiologi
• Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.
• Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine
yang adekuat.
• Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative.
• Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan
terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.
• Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH.
Manifestasi Klinis
Kardiovaskuler :
– Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO
– Kebutuhan oksigen miokardium menurun
– Peningkatan tahanan vaskuler perifer
– Hiperlipidemia
– Hiperkolestrolemia
Hematologi :
– Anemia
Pernapasan :
– Penurunan transportasi oksigen
– Hiperkapnea
– Kelemahan otot pernapasan
– Dyspnea
Ginjal :
– Retensi cairan
– Penurunan output urine
– Hiponatremi dilusi
– Penurunan produksi eritropoetin
• Gasterointestinal :
– Penurunan peristaltik
– Anoreksia
– Peningkatan BB
– Konstipasi
– Penurunan metabolisme protein
– Peningkatan lipid serum
– Uptake glukosa lambat
– absorbsi glukosa lambat
• Muskuloskeletal :
– Nyeri yang berpindah-pindah
– Kejang otot
– Pergerakan lambat
– Peningkatan densitas tulang
– Penurunan pembentukan tulang
• Integumen :
– Kulit kering dan bersisik
– Rambut mudah dicabut
– Kuku kaku
– Edema periorbital
– Tidak tahan terhadap dingin
• Endokrine :
– Thyroid membesar atau normal
• Neurologi :
– Penurunan refleks tendon
– Fatigue
– Somnolen
– Bicara lambat
– Apati, depresi, paranoia
– Gangguan memori jangka pendek
– Letargi
• Reproduksi :
– Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido
– Pria : penurunan libido, impoten.
• Lain-lain :
– mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan
asidosis respiratori, hipotermi, dan hipotensi)
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
– Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme.
– Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.
– Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau
radioaktif iodine atau obat antithyroid.
– Observasi tanda-tanda hipothyroid.
Masalah Keperawatan.
1. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.
Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal.
2. Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.
Implementasi :
• Batasi aktifitas.
• Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone
thyroid.
3. Konstipasi s.d. penurunan peristaltik.
Implementasi
• Dorong untuk lebih banyak aktifitas
• Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari
• Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll.
• Stool softener
4. Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering
Implementasi :
• Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.
• Rubah posisi secara teratur
• Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal.
5. Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme
Implementasi :
• Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat.
• Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat
http://ameliatandigiling.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
ASKEP HIPOTIROID
BAB II
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah.
Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini
mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang
tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari
populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari
pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-
orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a. Hashimoto's thyroiditis
b. Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c. Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d. Penyakit pituitari atau hipotalamus
e. Obat-obatan
f. Kekurangan yodium yang berat
2.3 Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu
kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan
kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau pituitaria.
Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a. Primer
1. Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi
eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan
pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas)
2.4 Gejala- gejala hipotiroid
Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti
mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali
dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai
tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya
memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan
metabolisme tubuh.
Gejala-gejala umum sebagai berikut:
a. Kelelahan
b. Depresi
c. Kenaikkan berat badan
d. Ketidaktoleranan dingin
e. Ngantuk yang berlebihan
f. Rambut yang kering dan kasar
g. Sembelit
h. Kulit kering
i. Kejang-kejang otot
j. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
k. Konsentrasi menurun
l. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m. Kaki-kaki yang bengkak
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengak disekeliling mata, suatu
denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam
bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang
mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat, suatu
miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-
hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan
mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang
tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal jantung yang
memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang
kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 =
Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas
tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh
rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik
dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan
rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6 Gambaran Klinis
a. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
b. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan
curah jantung.
c. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
d. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan
penyerapan zat gizi dari saluran cema
e. Konstipasi
f. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
a. Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH
(Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
b. Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat
(terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
c. Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur
level TSH.
d. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1. free triiodothyronine (fT3)
2. free levothyroxine (fT4)
3. total T3
4. total T4
5. 24 hour urine free T3
2.8 Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila
tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem),
hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan
memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4.
Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis
yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara
bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup
penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit: dua
tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada benjolan di
leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering berdebar-debar dan badannya
tetap kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus,
benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3
15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan
fineddle aspiration biopsy (FNAB).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah
pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain:
a. Identitas pasien :
- Nama : Ny. Mona
-Umur : 28 tahun
-Jenis kelamin : Perempuan
-Pekerjaan : Pegawai swasta
-Berat badan : 40 kg
-Tinggi badan : 160 cm
b. Keluhan utama :
-Sesak nafas
-Sulit menelan
-Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher
-Pasien nampak gelisah
- Pasien tidak nafsu makan
-Rasa capek/lelah
-Pasien intoleran terhadap dingin
-Sembelit
c. Riwayat kesehatan :
- Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan dan
nyeri saat ditekan.
d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
-Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
2. Pola tidur
-Pasien sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
-Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
e. Pemeriksaan fisik mencakup :
1) Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku
buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2) Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
3) Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi.
4) Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap
dingin.
5) Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6) Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
7) Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8) Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan
bahkan maniak.
f. Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.
2) Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum,
sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien
tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
g. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang
ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.
h. Analisis Data :
1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai
akibat oftalmopati
-Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan
memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
- Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme,
dan napsu makan yang menurun.
-Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat,
kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
4) Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,
dispnea.
- Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai
akibat oftalmopati.
b. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, dan
hipoventilasi.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
e. Perubahan suhu tubuh.
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
h. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
3.3Intervensi
Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati.
Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi
trauma/cedera pada mata.
Intervensi :
1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala.
2. Basahi mata dengan borwater steril.
3. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben
4. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi.
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter
memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipoventilasi.
Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama
jantung dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan
terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan
perubahan status mental.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena pada
pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya
dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu
sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspadai
bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan
metabolisme dan napsu makan menurun.
Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
Tujuan : agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi :
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.
Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh.
Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal.
Intervensi :
1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.
2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik
atau penghangat).
3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin.
Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan.
2. Berikan makanan yang kaya akan serat.
3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi :
1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial.
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.
4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika diperlukan.
Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
Tujuan : Perbaikan proses berpikir
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan
akibat dan proses penyakit .
3.4 Pertanyaan
1. Jenis makanan apa yang dapat menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ?
Jawaban : Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis goitrogen, hal
ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
(gondok). Tidak semua jenis makanan goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid, namun
ada dua jenis makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai
mengandung kadar isoflavon yang tinggi. b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti gandum,
barley, rye, dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli, kembang
kol, dan kubis brussel.
2. Jelaskan proses penurunan gastrointestinal pada hipotiroid ?
Jawaban : Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok
karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan
dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua yodium yang
tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH
dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan
yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karena
sebab-sebab yang telah dijelaskan maka akan terjadi gangguan
metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini,
menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga
menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan
yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dispenia, kemudian
pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh
juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena
suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradikardi,
disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga dapat
menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya
gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak.
Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan
pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan
menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi
(susah BAB). Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada
turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga
terjadi intoleransi suhu dingin.
3. Sebutan lain dari penyakit hipotiroid ?
Jawaban: Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang
tiroid/gondok), dimana system imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan
memusnahkan sendiri tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan
kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena pengobatan
terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau obat-obatan lain.
4. Pemberian obat yang dianjurkan dan dihindari oleh penderita hipotiroid ?
Jawaban : Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari dua obat-obatan yang tersedia dipasaran
dan di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid atau dapat
merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang mana dipasaran sedia dengan
nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat Tefor. Pemberian antara obat-obat tersebut selisih
minimal 4 jam. Dalam pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam kedaaan kosong. Sedangkan
obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang mengandung zat besi atau antasid, hal ini
karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan tersebut antara lain : Mehimazole (Tapazole),
Propylthiouracil (PTU). Selain itu obat-obatan yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU.
Diposkan oleh Silvia Hidayanti di 12:23
http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/01/askep-hipotiroid.html
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang
konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak
dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan
perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta
pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang
berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya
, sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar
hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan
sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang
terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat
dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep penyakit hipotiroid serta pendekatan asuhan
keperawatannya.
1. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi definisi dari hipotiroid.
2. Mengidentifikasi etilogi hipotiroid.
3. Mengidentifikasi manifestasi klinis hipotiroid.
4. Menguraikan patofisiologi hipotiroid.
5. Mengidentifikasi penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid.
6. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan hipotiroid.
7. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan hipotiroid.
8. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan hipotiroid.
3. Rumusan Masalah
1.Apakah definisi dari hipotiroid?
2. Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
3. Apakah manifestasi klinis darihipotiroid?
4. Bagaimana patofisiologi padahipotiroid?
5. Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
6. Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid?
7. Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
8. Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?
4. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit hipotiroid serta mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada klien dengan hipotiroid pada ibu hamil dengan pendekatan
Student Centre Learning.
2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status
metabolik yang diakibatkan oleh kehilangan hormon tiroid.
(Baradero,2009)
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-
hipofisis-tiroid, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid dalam darah, ataupun
gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid
yang abnormal rendahnya. Ada banyak kekacauan – kekacauan yang berakibat pada
hipotiroid. Kekacauan-kakacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan
banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-
konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
Penyakit hipotiroid biasa sering dikenal sebagai salah satu penyakit yang banyak
terjadi pada ibu hamil. Penyakit ini menyerang ibu hamil dimana ibu hamil mengalami
penurunan hormon. Hal ini terjadi karena hipotiroid pada ibu hamil dapat meningkatkan
risiko keguguran atau kelahiran prematur dan menyebabkan anemia, gagal jantung,
preeklampsia, kelainan plasenta, dan pndarahan setelah melahirkan dan pada bayi akan
mengalami berat lahir pada bayi rendah.
Fakta mengatakan yang sering terjadi pada bayi yang baru lahir di Indonesia yaitu IQ
rendah, bayi yang baru lahir terkena hipotiroid karna ibu.
2. KLASIFIKASI
Secara klinis di kenal 3 hipotiroid,yaitu :
1. Hipotiroid sentral,karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus.
2. Hipotiroid primer apabila yang rusak kelenjar tiroid.
3. Karena sebab lain,seperti farmakologis,defisiensi yodium,kelebihan yodium,dan
resistensi perifer.
Yang paling banyak di temukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena
itu,umumnya diagnosis di tegakkan berdasar ataas TSH merangka.
3. ETIOLOGI
Terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Hashimoto’s Tiroiditis Adalah penyakit autoimun dimana system imun tubuh secara
tidak memadai menyerang jaringan tiroid. Sebagian kondisi ini diperkirakan
mempunyai suatu basis genetik.
2. Lymphoctic Thiroiditis ( yang mungkin terjadi setelah hipertiroid )
Thyiroiditis merujuk pada peradangan kelenjar tiroid. Ketika peradangan
disebabkan suatu tipe tertentu dari sel darah putih yang dikenal sebagai suatu
lymphocyte, kondisinya di rujuk sebagai lymphoctic thiroiditis.
3. Kekurangan Hormon Tiroid
Kebutuhan yodium bagi tubuh relatife sangat kecil, namun tetap harus
terpenuhi. Kelenjar gondok ( tiroidea ) menghasilkan hormon tiroid yang
prosesnya memerlukan unsure yodium. Sealin itu hormon tiroid, kelenjar
gondok menghasilkan hormon pertumbuhan, sebagai pengatur metabolisme
protein, lemak dan masih banyak fungsinya.
Pada ibu hamil jumlah yodium adalah 200 µg. dalam keaadan dimana ibu
hamil sudah mengalami gangguan tiroid sebelumnya akibat kekurangan
yodium, maka kehamilan ini berakibat memperberat penyakit gangguan
kelenjar tiroid tersebut.
4. Terapi Radiasi
Radiasi yang digunakan untuk terapi kanker kepala dan leher dapat
mempengeruhi kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan hipotiroid.
2.4 PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan dengan hipotiroid, kebutuhan hormon tiroksin akan meningkat
sehingga dapat terjadi hipotiroid. Hal ini mengakibatkan timbulnya mekanisme
umpan balik (feedback mechanism) yang meningkatkan produksi TSH untuk
merangsang pelepasan tiroksin pada kelenjar tiroid. Rangsangan TSH terus-menerus
pada kelenjar tiroid yang tidak mendapat cukup suplai untuk produksi hormon
tiroksin berakibat pada hiperplasia kelenjar tiroid. Akibat berulangnya episode
hiperplasia, involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi seperti fibrosis,
nekrosis, kalsifikasi pembentukan kista yang menampakkan diri sebagai struma
nodosa. Penyebab hipotroid primer umumnya meliputi tiroiditis autoimun seperti
tiroiditis Hashimotho’s, penyebab iatrogenik seperti radiasi atau pembedahan,
hipotiroid kongenital, obat - obatan seperti lithium atau amiodaron, defisiensi
yodium, dan penyakit-penyakit infiltratif. Hipotiroidisme sekunder dapat disebabkan
oleh penyakit hipotalamus atau hipofisa (Sheehan disease).
Hipotiroidisme pada kehamilan berkaitan erat dengan perkembangan otak
janin. Hal ini karena sebelum dilahirkan bayi sangat bergantung pada hormon tiroid
dari ibunya sebelum kelenjar tiroid bayi dapat berfungsi. Karenanya kehamilan
dengan hipotiroid dapat berakibat terjadinya retardasi mental. Pada ibu sendiri,
hipotiroid meningkatkan kerja kelenjar tiroid. Sementara suplai yodium tidak
mencukupi, maka terjadi hiperplasia kelenjar berulang. Akibatnya dapat timbul
goiter atau struma nodulus dengan manifestasi berupa benjolan pada daerah leher
(gondok). Manifestasi klinis dari hipotiroidisme seperti metabolisme menurun,
obstipasi, lesu, anoreksia, BB meningkat, dapat berisiko terjadinya abortus,
peningkatan tekanan darah & prematuritas.
4. Manifetasi klinis
Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya :
Cepat lelah
Suara serak,
Warna kulit menjadi kekuringan terutama daerah periorbital, kulit rasa kering
Rambut rontok,
Gangguan tidur,
Lamban bicara,
Mudah lupa,
Obstipasi
Metabolisme rendah menyebabkan: bradikardia, tak tahan dingin, berat badan
meningkat, & anoreksia.
Psikologis: depresi. Reproduksi: oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat.
Keadaan klinis yang dapat ditentukan adalah gerakan janin yang jarang yaitu secara
subyektif kurang dari 7 x per 20 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari
10 x per 20 menit
5. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia dan, apabila tidak diobati
dapat menyebabkan kematian, penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves,
dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
6. Efek pada ibu hamil
Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-
proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang
meluas untuk tubuh.Penderita hipotiroid jarang terjadi hamil karena biasanya tidak terjadi
ovulasi. Walaupun demikian, seorang cebol (cretin) dan penderita miksoedema dapat
menjadi hamil. Biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, sehingga tidak jarang
wanita menderita abortus habitualis. Selain itu kemungkinan cacat bawaan dan
cretinismus janin lebih besar. Diagnosis berdasarkan gejal-gejala klinis seperti
pemebengkakan kulit di sekitar mata (non-pitting-oedema), kulit kering, lekas letih, suara
serak dan lidah besar.
1. Penatalaksanaan
Terapi yang baik adalah pencegahan.Pencegahan dapat di lakukan dengan
1. pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein.
2. Mengkomsumsi Makanan yang di beri garam beryodium atau pemberian suplemen
yodium untuk merangsang produksi hormon.
3. Kecukupan kebutuhan vitamin dan mineral.
Pemberian obat khusus,yaitu hormon tiroid (tiroid desikatus ).di berikan mulai dosis
kecil,lalu di naikkan sampai kita mendekati dosis toksis,lalu di turunkan.Penilain
dosis yang tepat ialah dengan menilai gejala klinis dan hasil laboraterium.
8. Pemeriksaan diagnostik
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
Pada umumnya pemeriksaan hipotiroid, umumnya didapatkan benjolan (goiter).
Hal–hal yang dinilai adalah:
a. Jumlah nodul : soliter atau multipel
b. Konsistensi : lunak, kistik, keras, sangat keras
c. Nyeri pada penekanan : ada/tidak
d. Pembesaran kelnjar getah bening di sekitar tiroid ada/tidak.
Diagnosa pasti didapatkan melalui pemeriksaan laboratorium TSHs & T4. Bila
memungkinkan dapat pula dengan T3.
Didapatkan refleks tendon yang menurun. Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering,
dan dingin. Suara agak serak, lidah tebal, tekanan darah agak tinggi, kadang-kadang
terdengar ronkhi. Refleks fisiologis, daya pikir dan bicara agak lambat. Sering dijumpai
retensi cairan pada jaringan longgar. Pada kondisi yang berat dapat timbul hipotermi,
hipoventilasi, bradikardi, amenorea dan depresi.
2. Laboratorium
Karakteristik pemeriksaan laboratorium pada hipotiroid adalah :
o Hipotiroidisme klinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar T4 rendah.
o Hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH dan T4 bebas yang
tinggi,T3 dalam batas normal.
Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiorid atau tidak maka perlu
dilakukan skrining laboratorium yaitu dengan melakukan pemeriksaan TSHs dan anti
TPO.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Askep kasus:
Pengkajian
Anamnesa:
1. Identitas pasien
2. Keluhan Utama :
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat penyakit keluarga : -
5. Riwayat penyakit masa lalu : -
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Diagnostik.
2. Diagnosa
1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan an penurunan proses kognitif.
2. Perubahan suhu tubuh
3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal.
4.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
3.3 Intervensi
1.Intoleransiaktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif
Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian.
Kriteria hasil : aktivitas dapat di lakukan
Intervensi Rasional
1. Atur interval waktu antara
aktivitas dengan kelelahan
dan penurunan proses
kognitif.
1. Mendorong aktivitas sambil
memeberikan kesempatan untuk
mendapatkan istirahat yang
adekuat.
2. Bantu aktiviatas perawatan
mandiri ketika pasien berada
dalam keadaan lain.
3. Berikan stimulasi melalui
percakapan dan aktivitas yang
tidak menimbulkan stress.
2. Dengan membersihkan
trakheostomy, menghindari
terjadinya penumpukan sekret
dan agar jalan nafas bersih
3. Meningkatkan perhatian tanpa
terlalu menimbulakan stree pada
pasien.
2.Perubahan suhu tubuh
Tujuan : Pemeliharan suhu tubuh yang normal
Kriteria hasil : Suhu tubuh tetap normal.
Intervensi Rasional
1. Berikan
tambahan
lapisan
pakaian atau
tambahan
selimut.
2. Hindari dan
cegah
penggunaan
sumber
panas dari
luar
3. Pantau suhu
tubuh pasien
dan
melaporkan
penurunany
a dari nilai
dasar suhu
normal
pasien.
1. Meminimalkan kehilangan panas
2. Mengidentifikasi adanya infeksi dan
memperkecil komplikas
3. Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan
dimulainya komamik sedema.
3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrontestinal
Tujuan : pemeliharaan funsi usus yang normal
Kriteria hasil : usus tetap terjaga
Intervensi Rasional
1. Dorong
peningkatan asupan
cairan
2. Berikan makanan
yang kaya akan
serat
3. Ajarkan kepada
klien,tentang jenis-
jenis makanan yang
banyak
mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk
meningkatkan
mobilisasi dalam
batas toleransi
latihan.
1. Meminimalkan kehilangan panas
2. Meningkatkan massafeses dan
frengkuensi biang air besar.
3. Untuk peningkatan asupan cairan
kepada pasien agar feses tidak
keras.
4. Memungkinkan deteksi konstipasi
dan pemulihan kepada pola
defekasi yang normal.
5. Meningkatkan evakuasi feses.
4.Pola nafas tidak efektif berhubungan depresi ventilasi
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola nafas yang normal
Kriteria hasil : Klien dapat bernafas dengan baik.
Intervensi Rasional
1.Pantau frekuensi ke dalaman
pola pernafasan oksimetri
denyut nadi dan gas darah
arterial
2. Dorong pasie untuk nap;as
dalam dan batuk.
6. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan
dasar untuk memantau perubahan
selanjutnya dan mengevaluasi
efektifitas intervensi.
7. Mencegah aktifitas dan
meningkatkan pernapasannya
3. Berikan obat ( hipnotik dan
sedatip) dengan hati-hati.
4. Pelihara saluran napas pasien
dengan melakukan pengisapan
dan dukungan ventilasi jika di
perlukan.
adekuat.
8. Pasien hipotiroidisme sangat rentan
terhadap gangguan pernapasan
akibat gangguan obat golongan
hipnotiksedatif.
9. Penggunaan saluran napas artifisial
dan dukungan ventilasi mungkin di
perlukan jika terjadi depresi
pernapasan
BAB III
PENUTUP
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon
tiroid yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang
berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau
tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi
pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid
bertempat pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran
udara(Trakea)dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang
di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari
makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk
memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah
thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari
masing-masing gormon-hormon tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC
: Jakarta.
FKUI . 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . FKUI : Jakarta
http://drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/tirotoksikosis.html
http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html
http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/2-dalam/3-klien-hipertirodisme.html
WOC
Penyakit autoimun
Pengahancur tiroid (pembedahan/operasi yodium radioktif)
Gondok endemik
Kurang yodium berat korsinoma tiroid
HIPOTIROID
System pernapasan
Retensi air di paru
Efusi pleura
Hipoventilasi
Ketidak efektifan pola nafas
Syestem regulasi
Metabolisme
Me Panas
Gg.regulasi hipotermi
Syestem intergumen
Produksi kel.sebasea dan keringat me
Pekak terhdap jaringan
Kulit kering dan bersisik
Gg.intergumen
otak
Eksitabilitas neuromuskular me
Gg.sensorik
Kesadaran me
Intoleransi aktivitas
GIT
Pen rangsangan
Otot-otot usus
Motilitas usus me
kostipasi
Gg.elimanasi alvi
Ginjal
Aliran darah ke ginjal me
Ritarsi glomeralus me
Retensi garam dan air
oliguri
Gg.eliminasi uri
17

More Related Content

What's hot

Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Vina Widya Putri
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabilfikri asyura
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paruNY O
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxHarryJulians
 
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluargaKasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluargaYarah Azzilzah
 

What's hot (20)

Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7Laporan tutorial skenario 2 blok 7
Laporan tutorial skenario 2 blok 7
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Kanker paru paru
Kanker paru paruKanker paru paru
Kanker paru paru
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid Hipertiroid dan Hipotiroid
Hipertiroid dan Hipotiroid
 
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluargaKasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
Kasus prinsip pelayanan kedokteran keluarga
 

Similar to Hipotiroid (20)

Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNAAsuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan hipotiroid AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
hipertiroid.ppt
hipertiroid.ppthipertiroid.ppt
hipertiroid.ppt
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Endokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroidEndokrin hipertiroid
Endokrin hipertiroid
 
Point kmb AKPER PEMKAB MUNA
Point kmb AKPER PEMKAB MUNAPoint kmb AKPER PEMKAB MUNA
Point kmb AKPER PEMKAB MUNA
 
Point kmb
Point kmbPoint kmb
Point kmb
 
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
 
4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme4 askep-klien-hipertiroidisme
4 askep-klien-hipertiroidisme
 
Tiroid ulang
Tiroid ulangTiroid ulang
Tiroid ulang
 
Dian
DianDian
Dian
 
Thyroid
ThyroidThyroid
Thyroid
 
Tiroid ulang
Tiroid ulangTiroid ulang
Tiroid ulang
 
Hipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigmHipertiroidism pigm
Hipertiroidism pigm
 
Askep klien hipertiroidisme
Askep klien hipertiroidisme Askep klien hipertiroidisme
Askep klien hipertiroidisme
 
Dian AKPER PEMKAB MUNA
Dian AKPER PEMKAB MUNADian AKPER PEMKAB MUNA
Dian AKPER PEMKAB MUNA
 
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaranFARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
FARTER- GANGGUAN TIROID.pptx pembelajaran
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Hipotiroid

  • 1. KONSEP PENYAKIT HIPOTIROID 1. 1. Defenisi Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568). Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299). Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999) 2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime : a. Hipotiroidime primer (tiroidal) Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini. b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria) Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau keduanya. c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus) Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH. d. Kretinisme Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid. e. Miksedema Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera,
  • 2. istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat (Brunner&Suddarth:1300). 3. Etiologi Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema. Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut (Brunner&Suddarth:1300). Asuhan Keperawatan Hipotiroid 1. Definisi Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568). Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal (Brunner&Suddarth:1299). Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999) 2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime : a. Hipotiroidime primer (tiroidal) Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini. b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria) Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau keduanya. c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus) Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH. d. Kretinisme Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid. e. Miksedema Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera, istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat (Brunner&Suddarth:1300). 3. Etiologi
  • 3. Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema. Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut (Brunner&Suddarth:1300). Penyebab hipotiroidime yang lain : a. Tiroidtis limfositik kronik (tiroiditis hashimoto) b. Atrofi kelenjer tiroid yang menyertai proses penuaan c. Terapi untuk hipertiroidime: 1) Lodium redioaktif 2) tiroidektomi d. Obat-obatan: 1) Litium 2) Senyawa iodium e. Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kenker kepala dan leher, limfoma f. Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis,skleroderma) g. Defisiensi dan kelebihan iodium (Brunner&Suddarth:1300) 4. Tanda dan gejala Tanda dan Gejala lain nya : • rasa capek • intoleransi trhadap dingin • kulit terasa kering • bicara lamban • muka seperti bengkak • rambut alis mata lateral rontok • dimensia • dispnea • suara serak • otot lembek • depresi • obtipasi • edema ekstremitas • kesemutan pendenagaran kurang • anoreksia • nervositas • kuku mudah patah • nyeri otot • menorrahgia • nyeri sendi • angina pektoris • dismenore • eksolfamos Tanda klinik • kulit kering • gerak lamban • edema wajah
  • 4. • kulit dingin • fase relaksasi refleks acchilles menurun • biacara lamban • lidah tebal • suara serak • kulit pucat • otot lembek, kurang kuat • obesitas • endema ferifer • bradikardi • suhu rendah 5.Manifestasi Klinis • Edema periorbita • wajah seperti bulan ( moon face ) wajah kasar • suara serak • pembesaran leher • lidah tebal • sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer meningkat • ekspresi wajah kosong, lemah • haluan urine menurun • anemi • mudah berdarah 6. Patofisiologi Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999) 7. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid 2. Pemeriksaan TSH Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer. Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid. 3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul. (Hotma Rumahorbo, 1999) 8. Pentalaksanaan
  • 5. Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik. Yang perlu diperhatikan adalah : a. Dosis awal b. Cara menaikan dosis tiroksin Tujuan pengobatannya : a. Meringankan keluhan dan gejala b. Menormalkan metabolisme c. Menormalkan TSH d. Membuat T3 dan T4 normal e. Menghindari komplikasi dan resiko Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi: a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan dosis. b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati. Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939). Penatalaksanaan medis umum lainnya : a. Farmakoligi: - Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin (cytomel). b. Diet rendah kalori (Barbara Endang:569) ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROID 1. PENGKAJIAN a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll. b. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien nampak gelisah, tidak mau makan c. Riwayat kesehatan sekarang : - rasa capek - intoleransi terhadap dingin - kulit terasa kering - bicara lamban - dimensia - dispnea - suara serak - sulit menelan - gangguan haid : menorrhagia dan amenore - rambut rontok dan menipis - kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan - pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat d. riwayat kesehatan dahulu : - riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium - riwayat pembedahan atau preparat antitiroid - riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
  • 6. - riwayat kekurangan iodium e. riwayat kesehatan keluarga : - tidak ada anggota keluarga yang sakit. f. Pemeriksaan fisik: 1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok. 2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea 3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi. 4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin. 5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang melambat. 6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom. 7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen. 8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau masa menstruasi yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido. Pada pria: penurunan libidi dan impotensia. 9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku maniak(Hetma:52). g. Pemeriksaan Penunjang : - T3 dan T4 serum Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid - Pemeriksaan TSH Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid. Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid. - Pemeriksaan USG Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul. h. Analisa data: 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom. 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipotensi. Data yang didapat : bradikardi Disritmia Pembesaran jantung Hipotensi 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme, napsu makan menurun. Data yang didapat : anoreksia Obtipasi Distensi abdomen
  • 7. Hemoglobin menurun Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal 4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun, dispnea. Data yang didapat : hipoventilasi Dispnea Efusi pleural 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun. 3. INTERVENSI Dx 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai akibat oftalmopati Tujuan : klien tidak mnegalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata Intervensi ; 1. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala 2. Basahi mata dengan borwater steril 3. Jika ada photophobia, anjurkan klien mengguanakan kacamata rayben 4. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi 5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan oabat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik. Dx 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi. Tujuan : fungsi kardiovaskuler tetap optimal ditandai dengan tekanan darah,irama jantung dalam batas normal. Intervensi : 1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan haluaran urine dan perubahan status mental. 2. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada, karena pada klien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria. 3. Kolaboras pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejal-gejal. Oabat yang sering diguanakn adalah levotyroxine sodium. Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispnea. Pada dosis awal pemebrian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai diemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan. 4. Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspai bila terjadi hipertiroid akiabt penggunaan oabt yang berlebihan. Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun. Tujuan : nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
  • 8. baik. Intervensi : 1. Dorong peningkatan asupan cairan 2. Berikan makanan yang kaya akan serat 3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air. 4. Pantau fungsi usus 5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan. 6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan 4. IMPLEMENTASI Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit. 5. EVALUASI tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap evaluasi ini akan difokuskan pada : 1. Apakah jalan nafas pasien efektif? 2.Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan pengobatannya? 3. Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi? 4. apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal? 5. apakah integritas kulit pasien baik? http://luviony.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hipotiroid.html ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli. Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut Goiter Mekanisme pembentukan hormon Tiroid
  • 9. Pembentukan hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang menghasilkan Thyroid Releasing Hormone (TRH). TRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan Thyroid Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4 dalam folikel dengan menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino. Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan meningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel. GANGGUAN PADA THYROID Terdapat 3 kelainan tiroid : a. Pembesaran tiroid (goiter) b. Hipotiroid c. Hpertiroid Goiter Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu. Etiologi dari goiter antara lain adalah adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra tiroid. Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel tiroid.
  • 10. Hipotiroid Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada dibawah nilai optimal. Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe: Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar tiroid Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH oleh hipofisis Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH oleh hipotalamus Etiologi • Hipothyroid primer – Kelainan kongenital (cretinisme) – Kelainan sintesis hormone – Defisiensi iodine prenatal dan postnatal – Obat-obat antithyroid – Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid • Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari) – Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise. • Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus) – Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah. Patofisiologi • Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid. • Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine yang adekuat. • Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative. • Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal. • Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH. Manifestasi Klinis
  • 11. Kardiovaskuler : – Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO – Kebutuhan oksigen miokardium menurun – Peningkatan tahanan vaskuler perifer – Hiperlipidemia – Hiperkolestrolemia Hematologi : – Anemia Pernapasan : – Penurunan transportasi oksigen – Hiperkapnea – Kelemahan otot pernapasan – Dyspnea Ginjal : – Retensi cairan – Penurunan output urine – Hiponatremi dilusi – Penurunan produksi eritropoetin • Gasterointestinal : – Penurunan peristaltik – Anoreksia – Peningkatan BB – Konstipasi – Penurunan metabolisme protein – Peningkatan lipid serum – Uptake glukosa lambat – absorbsi glukosa lambat • Muskuloskeletal : – Nyeri yang berpindah-pindah – Kejang otot – Pergerakan lambat – Peningkatan densitas tulang
  • 12. – Penurunan pembentukan tulang • Integumen : – Kulit kering dan bersisik – Rambut mudah dicabut – Kuku kaku – Edema periorbital – Tidak tahan terhadap dingin • Endokrine : – Thyroid membesar atau normal • Neurologi : – Penurunan refleks tendon – Fatigue – Somnolen – Bicara lambat – Apati, depresi, paranoia – Gangguan memori jangka pendek – Letargi • Reproduksi : – Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido – Pria : penurunan libido, impoten. • Lain-lain : – mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratori, hipotermi, dan hipotensi) Asuhan Keperawatan Pengkajian – Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme. – Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine. – Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau radioaktif iodine atau obat antithyroid. – Observasi tanda-tanda hipothyroid. Masalah Keperawatan.
  • 13. 1. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh. Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal. 2. Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme. Implementasi : • Batasi aktifitas. • Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone thyroid. 3. Konstipasi s.d. penurunan peristaltik. Implementasi • Dorong untuk lebih banyak aktifitas • Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari • Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll. • Stool softener 4. Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering Implementasi : • Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan. • Rubah posisi secara teratur • Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal. 5. Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme Implementasi : • Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat. • Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat http://ameliatandigiling.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html ASKEP HIPOTIROID BAB II TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID 2.1 Definisi
  • 14. Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh. 2.2 Etiologi Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur. Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang- orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini. a. Hashimoto's thyroiditis b. Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid) c. Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi) d. Penyakit pituitari atau hipotalamus e. Obat-obatan f. Kekurangan yodium yang berat 2.3 Jenis-jenis Hipotiroid Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder) atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier. a. Primer 1. Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis, defisiensi yodium
  • 15. 2. Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron b. Sekunder : kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas) 2.4 Gejala- gejala hipotiroid Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh. Gejala-gejala umum sebagai berikut: a. Kelelahan b. Depresi c. Kenaikkan berat badan d. Ketidaktoleranan dingin e. Ngantuk yang berlebihan f. Rambut yang kering dan kasar g. Sembelit h. Kulit kering i. Kejang-kejang otot j. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat k. Konsentrasi menurun l. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar m. Kaki-kaki yang bengkak Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengak disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.
  • 16. Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon- hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion). 2.5 Patofisiologi Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut : 1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis anterior. 2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang merangsang kelenjar tiroid. 3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain. Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH. 2.6 Gambaran Klinis a. Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat b. Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung. c. Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
  • 17. d. Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema e. Konstipasi f. Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi g. Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh 2.7 Pemeriksaan Diagnostik a. Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis. b. Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3). c. Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH. d. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb: 1. free triiodothyronine (fT3) 2. free levothyroxine (fT4) 3. total T3 4. total T4 5. 24 hour urine free T3 2.8 Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan). Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.
  • 18. Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan. Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit: dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien juga merasakan dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus. Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi <60 kali/menit, matanya exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl . Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle aspiration biopsy (FNAB). BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain: a. Identitas pasien : - Nama : Ny. Mona -Umur : 28 tahun -Jenis kelamin : Perempuan -Pekerjaan : Pegawai swasta -Berat badan : 40 kg -Tinggi badan : 160 cm b. Keluhan utama : -Sesak nafas -Sulit menelan -Pembengkakan dan rasa nyeri pada leher -Pasien nampak gelisah - Pasien tidak nafsu makan
  • 19. -Rasa capek/lelah -Pasien intoleran terhadap dingin -Sembelit c. Riwayat kesehatan : - Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat ditekan. d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti: 1. Pola makan -Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun 2. Pola tidur -Pasien sering tidur larut malam 3. Pola aktivitas -Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan e. Pemeriksaan fisik mencakup : 1) Sistem intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok. 2) Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi, pleural efusi, dispenia 3) Sistem kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi. 4) Metabolik, seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin. 5) Sistem musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat. 6) Sistem neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom. 7) Gastrointestinal, seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen. 8) Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak. f. Pemeriksaan Penunjang : 1) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl. 2) Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar TSH pada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml, g. Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h. h. Analisis Data :
  • 20. 1) Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati -Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom. 2) Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipotensi. - Data yang didapat : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung dan hipotensi. 3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme, dan napsu makan yang menurun. -Data yang didapat : anoreksia, obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal. 4) Pola nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun, dispnea. - Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi pleural 3.2 Diagnosa Keperawatan a. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati. b. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, dan hipoventilasi. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme: napsu makan menurun. d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif. e. Perubahan suhu tubuh. f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal g. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi h. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan. 3.3Intervensi Dx 1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
  • 21. Tujuan : agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi trauma/cedera pada mata. Intervensi : 1. Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi kepala. 2. Basahi mata dengan borwater steril. 3. Jika ada photophobia, anjurkan pasien menggunakan kacamata rayben 4. Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi. 5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik. Dx 2. Penurunan curah jantung berdasarkan penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi, hipoventilasi. Tujuan : agar fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama jantung dalam batas normal. Intervensi : 1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan perubahan status mental. 2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila pasien mengalami nyeri dada, karena pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria. 3. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejalah-gejalah. Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium. Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan. 4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat penggunaan obat yang berlebihan. Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan penurunan kebutuhan metabolisme dan napsu makan menurun. Tujuan : agar nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit baik. Intervensi :
  • 22. 1. Dorong peningkatan asupan cairan 2. Berikan makanan yang kaya akan serat 3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air. 4. Pantau fungsi usus 5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan. 6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif. Tujuan : agar pasien dapat beristirahat. Intervensi : 1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir. 2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah. 3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress. 4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas. Dx 5. Penurunan Suhu Tubuh. Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh normal. Intervensi : 1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut. 2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat). 3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien. 4. Lindungi terhadap hawa dingin dan hembusan angin. Dx 6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal. Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal. Intervensi : 1. Dorong peningkatan asupan cairan. 2. Berikan makanan yang kaya akan serat. 3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air. 4. Pantau fungsi usus 5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan. 6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
  • 23. Dx 7. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi. Tujuan : Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal. Intervensi : 1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial. 2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk. 3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati. 4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika diperlukan. Dx 8. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan. Tujuan : Perbaikan proses berpikir Intervensi : 1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya. 2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas 3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit . 3.4 Pertanyaan 1. Jenis makanan apa yang dapat menyebabkan (yang dihindari) hipotiroid ? Jawaban : Makanan yang dapat menyebabkan hipotiroid yaitu makanan yang berjenis goitrogen, hal ini dapat mengganggu fungsi kerja tiroid dan dapat memicu terjadinya pembesaran kelenjar tiroid (gondok). Tidak semua jenis makanan goitrogen yang harus dihindari penderita hipotiroid, namun ada dua jenis makanan goitrogen, antara lain : a) Kacang kedelai, karena kacang kedelai mengandung kadar isoflavon yang tinggi. b) Glutein, ditemukan dalam biji-bijian, seperti gandum, barley, rye, dan oat. Selain itu juga makanan yang mengandung goitrogen yaitu brokoli, kembang kol, dan kubis brussel. 2. Jelaskan proses penurunan gastrointestinal pada hipotiroid ? Jawaban : Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensiyodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua yodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran
  • 24. kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Karena sebab-sebab yang telah dijelaskan maka akan terjadi gangguan metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun sehingga menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dispenia, kemudian pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradikardi, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem sirkulasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak. Selain itu gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi (susah BAB). Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga terjadi intoleransi suhu dingin. 3. Sebutan lain dari penyakit hipotiroid ? Jawaban: Penyakit hiptiroid disebut juga dengan penyakit Hashimoto’s thyroiditis (radang tiroid/gondok), dimana system imun/antibody penderita hipotiroid akan menyerang dan memusnahkan sendiri tiroid tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab lain yaitu karena pengobatan terhadap hipertiroid, akibat hormon tiroid yang terlalu tinggi atau obat-obatan lain. 4. Pemberian obat yang dianjurkan dan dihindari oleh penderita hipotiroid ? Jawaban : Dari berbagai macam jenis obat, salah satu dari dua obat-obatan yang tersedia dipasaran dan di anjurkan yaitu: Obat-obatan obat-obatan yang yang mengandung hormon tiroid atau dapat merangsang produksi hormon tiroid, seperti ; obat Levothyroxine yang mana dipasaran sedia dengan nama Euthyrox Merck. Selain itu, ada juga obat Tefor. Pemberian antara obat-obat tersebut selisih minimal 4 jam. Dalam pemberian obat hipotiroid ini harus perut dalam kedaaan kosong. Sedangkan obat-obatan yang harus dihindari yaitu obat-obatan yang mengandung zat besi atau antasid, hal ini
  • 25. karena dapat mengganggu penyerapan. Obat-obatan tersebut antara lain : Mehimazole (Tapazole), Propylthiouracil (PTU). Selain itu obat-obatan yang harus di hindari oleh bayi yauitu obat PTU. Diposkan oleh Silvia Hidayanti di 12:23 http://silviahidayantiaskep.blogspot.com/2012/01/askep-hipotiroid.html BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal. Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan. Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
  • 26. 2. Tujuan 1. Tujuan Umum Menjelaskan tentang konsep penyakit hipotiroid serta pendekatan asuhan keperawatannya. 1. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi definisi dari hipotiroid. 2. Mengidentifikasi etilogi hipotiroid. 3. Mengidentifikasi manifestasi klinis hipotiroid. 4. Menguraikan patofisiologi hipotiroid. 5. Mengidentifikasi penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid. 6. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan hipotiroid. 7. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan hipotiroid. 8. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan hipotiroid. 3. Rumusan Masalah 1.Apakah definisi dari hipotiroid? 2. Bagaimana etilogi dari hipotiroid? 3. Apakah manifestasi klinis darihipotiroid? 4. Bagaimana patofisiologi padahipotiroid? 5. Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
  • 27. 6. Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid? 7. Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid? 8. Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid? 4. Manfaat Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit hipotiroid serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan hipotiroid pada ibu hamil dengan pendekatan Student Centre Learning. 2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. DEFINISI Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh kehilangan hormon tiroid. (Baradero,2009) Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus- hipofisis-tiroid, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid dalam darah, ataupun
  • 28. gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang abnormal rendahnya. Ada banyak kekacauan – kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kakacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi- konsekuensi yang meluas untuk tubuh. Penyakit hipotiroid biasa sering dikenal sebagai salah satu penyakit yang banyak terjadi pada ibu hamil. Penyakit ini menyerang ibu hamil dimana ibu hamil mengalami penurunan hormon. Hal ini terjadi karena hipotiroid pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur dan menyebabkan anemia, gagal jantung, preeklampsia, kelainan plasenta, dan pndarahan setelah melahirkan dan pada bayi akan mengalami berat lahir pada bayi rendah. Fakta mengatakan yang sering terjadi pada bayi yang baru lahir di Indonesia yaitu IQ rendah, bayi yang baru lahir terkena hipotiroid karna ibu. 2. KLASIFIKASI Secara klinis di kenal 3 hipotiroid,yaitu : 1. Hipotiroid sentral,karena kerusakan hipofisis atau hipothalamus. 2. Hipotiroid primer apabila yang rusak kelenjar tiroid. 3. Karena sebab lain,seperti farmakologis,defisiensi yodium,kelebihan yodium,dan resistensi perifer. Yang paling banyak di temukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu,umumnya diagnosis di tegakkan berdasar ataas TSH merangka. 3. ETIOLOGI
  • 29. Terbagi menjadi 4 yaitu : 1. Hashimoto’s Tiroiditis Adalah penyakit autoimun dimana system imun tubuh secara tidak memadai menyerang jaringan tiroid. Sebagian kondisi ini diperkirakan mempunyai suatu basis genetik. 2. Lymphoctic Thiroiditis ( yang mungkin terjadi setelah hipertiroid ) Thyiroiditis merujuk pada peradangan kelenjar tiroid. Ketika peradangan disebabkan suatu tipe tertentu dari sel darah putih yang dikenal sebagai suatu lymphocyte, kondisinya di rujuk sebagai lymphoctic thiroiditis. 3. Kekurangan Hormon Tiroid Kebutuhan yodium bagi tubuh relatife sangat kecil, namun tetap harus terpenuhi. Kelenjar gondok ( tiroidea ) menghasilkan hormon tiroid yang prosesnya memerlukan unsure yodium. Sealin itu hormon tiroid, kelenjar gondok menghasilkan hormon pertumbuhan, sebagai pengatur metabolisme protein, lemak dan masih banyak fungsinya. Pada ibu hamil jumlah yodium adalah 200 µg. dalam keaadan dimana ibu hamil sudah mengalami gangguan tiroid sebelumnya akibat kekurangan yodium, maka kehamilan ini berakibat memperberat penyakit gangguan kelenjar tiroid tersebut. 4. Terapi Radiasi Radiasi yang digunakan untuk terapi kanker kepala dan leher dapat mempengeruhi kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan hipotiroid.
  • 30. 2.4 PATOFISIOLOGI Pada kehamilan dengan hipotiroid, kebutuhan hormon tiroksin akan meningkat sehingga dapat terjadi hipotiroid. Hal ini mengakibatkan timbulnya mekanisme umpan balik (feedback mechanism) yang meningkatkan produksi TSH untuk merangsang pelepasan tiroksin pada kelenjar tiroid. Rangsangan TSH terus-menerus pada kelenjar tiroid yang tidak mendapat cukup suplai untuk produksi hormon tiroksin berakibat pada hiperplasia kelenjar tiroid. Akibat berulangnya episode hiperplasia, involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi seperti fibrosis, nekrosis, kalsifikasi pembentukan kista yang menampakkan diri sebagai struma nodosa. Penyebab hipotroid primer umumnya meliputi tiroiditis autoimun seperti tiroiditis Hashimotho’s, penyebab iatrogenik seperti radiasi atau pembedahan, hipotiroid kongenital, obat - obatan seperti lithium atau amiodaron, defisiensi yodium, dan penyakit-penyakit infiltratif. Hipotiroidisme sekunder dapat disebabkan oleh penyakit hipotalamus atau hipofisa (Sheehan disease). Hipotiroidisme pada kehamilan berkaitan erat dengan perkembangan otak janin. Hal ini karena sebelum dilahirkan bayi sangat bergantung pada hormon tiroid dari ibunya sebelum kelenjar tiroid bayi dapat berfungsi. Karenanya kehamilan dengan hipotiroid dapat berakibat terjadinya retardasi mental. Pada ibu sendiri, hipotiroid meningkatkan kerja kelenjar tiroid. Sementara suplai yodium tidak mencukupi, maka terjadi hiperplasia kelenjar berulang. Akibatnya dapat timbul goiter atau struma nodulus dengan manifestasi berupa benjolan pada daerah leher (gondok). Manifestasi klinis dari hipotiroidisme seperti metabolisme menurun, obstipasi, lesu, anoreksia, BB meningkat, dapat berisiko terjadinya abortus, peningkatan tekanan darah & prematuritas. 4. Manifetasi klinis
  • 31. Keluhan utama yaitu kurang energi, manifestasinya : Cepat lelah Suara serak, Warna kulit menjadi kekuringan terutama daerah periorbital, kulit rasa kering Rambut rontok, Gangguan tidur, Lamban bicara, Mudah lupa, Obstipasi Metabolisme rendah menyebabkan: bradikardia, tak tahan dingin, berat badan meningkat, & anoreksia. Psikologis: depresi. Reproduksi: oligomenorea, infertil, aterosklerosis meningkat. Keadaan klinis yang dapat ditentukan adalah gerakan janin yang jarang yaitu secara subyektif kurang dari 7 x per 20 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 x per 20 menit 5. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia dan, apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian, penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. 6. Efek pada ibu hamil Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses- proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang
  • 32. meluas untuk tubuh.Penderita hipotiroid jarang terjadi hamil karena biasanya tidak terjadi ovulasi. Walaupun demikian, seorang cebol (cretin) dan penderita miksoedema dapat menjadi hamil. Biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, sehingga tidak jarang wanita menderita abortus habitualis. Selain itu kemungkinan cacat bawaan dan cretinismus janin lebih besar. Diagnosis berdasarkan gejal-gejala klinis seperti pemebengkakan kulit di sekitar mata (non-pitting-oedema), kulit kering, lekas letih, suara serak dan lidah besar. 1. Penatalaksanaan Terapi yang baik adalah pencegahan.Pencegahan dapat di lakukan dengan 1. pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein. 2. Mengkomsumsi Makanan yang di beri garam beryodium atau pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi hormon. 3. Kecukupan kebutuhan vitamin dan mineral. Pemberian obat khusus,yaitu hormon tiroid (tiroid desikatus ).di berikan mulai dosis kecil,lalu di naikkan sampai kita mendekati dosis toksis,lalu di turunkan.Penilain dosis yang tepat ialah dengan menilai gejala klinis dan hasil laboraterium. 8. Pemeriksaan diagnostik 9. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Fisik Pada umumnya pemeriksaan hipotiroid, umumnya didapatkan benjolan (goiter). Hal–hal yang dinilai adalah:
  • 33. a. Jumlah nodul : soliter atau multipel b. Konsistensi : lunak, kistik, keras, sangat keras c. Nyeri pada penekanan : ada/tidak d. Pembesaran kelnjar getah bening di sekitar tiroid ada/tidak. Diagnosa pasti didapatkan melalui pemeriksaan laboratorium TSHs & T4. Bila memungkinkan dapat pula dengan T3. Didapatkan refleks tendon yang menurun. Pada pemeriksaan fisik kulit terasa kasar, kering, dan dingin. Suara agak serak, lidah tebal, tekanan darah agak tinggi, kadang-kadang terdengar ronkhi. Refleks fisiologis, daya pikir dan bicara agak lambat. Sering dijumpai retensi cairan pada jaringan longgar. Pada kondisi yang berat dapat timbul hipotermi, hipoventilasi, bradikardi, amenorea dan depresi. 2. Laboratorium Karakteristik pemeriksaan laboratorium pada hipotiroid adalah : o Hipotiroidisme klinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar T4 rendah. o Hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH dan T4 bebas yang tinggi,T3 dalam batas normal. Untuk memastikan apakah ibu hamil mengalami hipotiorid atau tidak maka perlu dilakukan skrining laboratorium yaitu dengan melakukan pemeriksaan TSHs dan anti TPO.
  • 34. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Askep kasus: Pengkajian Anamnesa: 1. Identitas pasien 2. Keluhan Utama : 3. Riwayat Penyakit Sekarang 4. Riwayat penyakit keluarga : -
  • 35. 5. Riwayat penyakit masa lalu : - Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Diagnostik. 2. Diagnosa 1.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan an penurunan proses kognitif. 2. Perubahan suhu tubuh 3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal. 4.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi. 3.3 Intervensi 1.Intoleransiaktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian. Kriteria hasil : aktivitas dapat di lakukan Intervensi Rasional 1. Atur interval waktu antara aktivitas dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif. 1. Mendorong aktivitas sambil memeberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.
  • 36. 2. Bantu aktiviatas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lain. 3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktivitas yang tidak menimbulkan stress. 2. Dengan membersihkan trakheostomy, menghindari terjadinya penumpukan sekret dan agar jalan nafas bersih 3. Meningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulakan stree pada pasien. 2.Perubahan suhu tubuh Tujuan : Pemeliharan suhu tubuh yang normal Kriteria hasil : Suhu tubuh tetap normal. Intervensi Rasional 1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut. 2. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar 3. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunany a dari nilai dasar suhu normal pasien. 1. Meminimalkan kehilangan panas 2. Mengidentifikasi adanya infeksi dan memperkecil komplikas 3. Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan dimulainya komamik sedema. 3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrontestinal
  • 37. Tujuan : pemeliharaan funsi usus yang normal Kriteria hasil : usus tetap terjaga Intervensi Rasional 1. Dorong peningkatan asupan cairan 2. Berikan makanan yang kaya akan serat 3. Ajarkan kepada klien,tentang jenis- jenis makanan yang banyak mengandung air. 4. Pantau fungsi usus 5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas toleransi latihan. 1. Meminimalkan kehilangan panas 2. Meningkatkan massafeses dan frengkuensi biang air besar. 3. Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar feses tidak keras. 4. Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal. 5. Meningkatkan evakuasi feses. 4.Pola nafas tidak efektif berhubungan depresi ventilasi Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola nafas yang normal Kriteria hasil : Klien dapat bernafas dengan baik. Intervensi Rasional 1.Pantau frekuensi ke dalaman pola pernafasan oksimetri denyut nadi dan gas darah arterial 2. Dorong pasie untuk nap;as dalam dan batuk. 6. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk memantau perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas intervensi. 7. Mencegah aktifitas dan meningkatkan pernapasannya
  • 38. 3. Berikan obat ( hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati. 4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika di perlukan. adekuat. 8. Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan akibat gangguan obat golongan hipnotiksedatif. 9. Penggunaan saluran napas artifisial dan dukungan ventilasi mungkin di perlukan jika terjadi depresi pernapasan BAB III PENUTUP Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan. Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu bagian tengah. Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk
  • 39. memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid. DAFTAR PUSTAKA Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC : Jakarta. FKUI . 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . FKUI : Jakarta http://drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/tirotoksikosis.html http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/2-dalam/3-klien-hipertirodisme.html
  • 40. WOC Penyakit autoimun Pengahancur tiroid (pembedahan/operasi yodium radioktif) Gondok endemik Kurang yodium berat korsinoma tiroid HIPOTIROID System pernapasan
  • 41. Retensi air di paru Efusi pleura Hipoventilasi Ketidak efektifan pola nafas Syestem regulasi Metabolisme Me Panas Gg.regulasi hipotermi Syestem intergumen Produksi kel.sebasea dan keringat me Pekak terhdap jaringan Kulit kering dan bersisik Gg.intergumen otak Eksitabilitas neuromuskular me Gg.sensorik Kesadaran me Intoleransi aktivitas
  • 42. GIT Pen rangsangan Otot-otot usus Motilitas usus me kostipasi Gg.elimanasi alvi Ginjal Aliran darah ke ginjal me Ritarsi glomeralus me Retensi garam dan air oliguri Gg.eliminasi uri 17