Krisis adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu mengatasi masalah dengan cara biasa. Krisis dapat terjadi pada semua orang akibat peristiwa spesifik dan bersifat sementara (4-6 minggu), namun berpotensi mempengaruhi perkembangan psikologis. Gejala umum krisis meliputi gejala fisik, kognitif, perilaku, dan emosional. Diagnosa keperawatan utama meliputi koping yang tidak efektif dan
2. Krisis adalah suatu kondisi individu tak mampu
mengatasi masalah dengan cara penanganan
(koping) yang biasa dipakai.
KONSEP KRISIS
Krisis terjadi pada semua individu, tidak selalu
patologis
Krisis dipicu oleh peristiwa yang spesifik
Krisis bersifat personal
Krisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat
( 4-6 minggu )
Krisis berpotensi terhadap perkembangan
psikologis atau bahkan akan membaik.
3. KLASIFIKASI KRISIS
Krisis dibagi dalam tiga jenis, yaitu :
1. Krisis perkembangan
2. Krisis situasional
3. Krisis adventisius
FAKTOR YANG BERPENGARUH
Pengalaman problem solving sebelumnya
Persepsi individu terhadap suatu masalah
Adanya bantuan atau bahkan hambatan dari
orang lain
TIPE KRISIS
1. Krisis maturasi/krisis perkembangan
2. Krisis situasional
3. Krisis social
4. TAHAP PERKEMBANGAN KRISIS
Fase 1 :
Individu dihadapkan pada stressor pemicu.
Kecemasan meningkat, individu menggunakan teknik problem
solvingyang biasa digunakan.
Fase 2
Kecemasan makin meningkat karena kegagalan penggunan
teknik problem solving sebelumnya.
Individu merasa tidak nyaman, tak ada harapan, bingung.
Fase 3
Untuk mengatasai krisis individu menggunakan semua sumber
untuk memecahkan masalah, baik internal maupun eksternal.
Mencoba menggunakan teknik problem solving baru, jika
efektif terjadiresolusi.
Fase 4
Kegagalan resolusi
Kecemasan berubah menjadi kondisi panic, menurunnya fungsi
kognitif,emosi labil, perilaku yang merefleksikan pola pikir
psikotik.
6. PENGKAJIAN
1. Peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan
yang tercantum oleh kejadian dan gejala yang
timbul
2. Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap
kejadian. Persepsi terhadap kejadian yang
menimbulkan krisis, termasuk pokok-pokok
pikiran dan ingatan yang berkaitan dengan
kejadian tersebut
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Koping individual yang tidak efektif
2. Perubahan proses interaksi keluarga
. INTERVENSI
1. Diagnosa Pertama
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan perasaan secara
bebas.
Intervensi :
1. Membina hubungan saling percaya dengan lebih banyak
memakai komunikasi non verbal.
2. Mengijinkan pasien untuk menangis.
3. Menunjukkan sikap empati.
4. Menyediakan kertas dan alat tulis jika pasien belum mau
berbicara.
5. Mengatakan kepada pasien bahwa perawat dapat
mengerti apabila dia belum siap untuk membicarakan
perasaannya dan mungkin pasien merasa bahwa nanti
perawat akan mendengarkan jika dia sudah bersedia
berbicara.
6. Membantu pasien menggali perasaan serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan perasaan kehilangan.
8. 2. Diagnosa Kedua
Tujuan :Keluarga dapat mengungkapkan perasaannya
kepada perawat atau orang lain.
Intervensi :
1. Melakukan pendekatan kepada anggota keluarga
dengan sikap yang hangat, empati dan memberi
dukungan.
2. Menanyakan kepada keluarga tentang penyakit
yang diderita oleh anggota
keluarganya, seperti timbulnya penyakit, beban yang
dirasakan, akibat yang diduga timbul karena penyakit
yang didertita oleh anggota keluarga tersebut.
3. Menanyakan tentang perilaku keluarga yang sakit.
4. Menanyakan tentang sikap keluarga secara
keseluruhan dalam menghadapi keluarga yang sakit.
5. Mendiskusikan dengan keluarga apa yang sudah
dilakukan untuk mengatasi perasan cemas, takut, dan
rasa bersalah.