Ringkasan: Makalah ini membahas tentang teknik pemberian obat melalui rektum dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Obat diberikan dalam bentuk suppositoria yang dimasukkan ke dalam rektum untuk mendapatkan efek terapi, menjadikan feses lunak, dan merangsang buang air besar. Prosedurnya meliputi persiapan obat dan peralatan, penjelasan ke pasien, pemberian obat secara hati-hati ke dalam rekt
1. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan sebuah substansi yang di berikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan dan pengobata , bahkan sebgai pencegahan terhadap gangguan kesehatan.
Pemberian obat pada pasien dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya Oral,
intrakutan, subkutan, intravena langsung, bolus, melalui selang intravena,
intramuscular,melalui rectum, melalui vagina, mata, kulit, telinga dan hidung. Dengan
menggunakan prinsip 6 benar yaitu:
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis obat
4. Benar cara pemberian obat
5. Benar Waktu pemberian obat
6. Benar dokumen tasi
Rectum Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini
disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang
berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat
aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini
diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rektal.
B. Tujuan
untuk mengetahui tehnik pemberian obat melalui rektum / anus.
2. ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberian Obat via Anus/Rektum
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus
atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac
supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan
contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi
mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding
rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rektal.
3. ii
B. Alat dan Bahan:
1. Obat suppositoria dalam tempatnya
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.
C. Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan
suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan
mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm
pada bayi atau anak.
7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama
kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
D. Penyakit yang biasa terjadi pada rectum
Proktitis (radang lapisan rektum) DEFINISI Proktitis adalah peradangan pada
lapisan rektum (mukosa rektum). Pada proktitis ulserativa, ulkus (luka) muncul
pada lapisan rektum yang meradang. Hal ini bisa mengenai rektum bagian
4. ii
bawah selebar 2,5-10 cm. Beberapa kasus sudah memberikan respon terhadap
pengobatan; yang lainnya menetap atau kambuh dan membutuhkan pengobatan
jangka panjang. Beberapa kasus akhirnya berkembang menjadi kolitis
ulserativa.
E. PENYEBAB
Proktitis memiliki beberapa penyebab :
1. Penyakit Crohn atau kolitis ulserativa
2. Penyakit menular seksual (gonore, sifilis, infeksi Chlamydia trachomatis,
herpes simpleks, infeksi sitomegalovirus), terutama pada laki-laki homoseksual.
3. Bakteri spesifik seperti Salmonella
4. Penggunaan antibiotik tertentu yang merusak bakteri usus normal dan
memungkinkan bakteri lainnya tumbuh
5. Terapi penyinaran pada rektum atau di sekitar rektum.
Orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan memiliki resiko tinggi
terhadap terjadinya proktitis, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks atau sitomegalovirus.
F. GEJALA
Proktitis terutama menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri atau pengeluaran
lendir dari rektum.
Jika penyebabnya gonore, herpes simpleks atau sitomegalovirus, anus dan
rektum akan terasa sangat nyeri.
G. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan proktoskop atau
sigmoidoskop dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum.
Pemeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau virus yang
menjadi penyebabnya.
5. ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rectum Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau
rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan
lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
7. ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ TEKNIK PEMBERIAN OBAT MELALUI JARINGAN SUBKUTAN”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Februari 2014
Penulis
8. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemberian obat via anus ............................................................................ 2
B. alat dan bahan ............................................................................................. 3
C. prosedur kerja .............................................................................................. 4
D. penyakit yang biasa terjadi pada rectum...................................................... 3
E. penyebab...................................................................................................... 4
F. gejalah.......................................................................................................... 4
G. diagnosa....................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan.......................................................................................................5
3.2 Saran.....................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................6
9. ii
DOSEN : DINA ASMINATALIA,S.Kep,Ns
TUGAS : KDPK
PEMBERIAN OBAT
MELALUI RECTUM
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. SITI AISAH
2. LISNA WATI KOLE
3. ERNA DAHLIA
4. WA ODE NURFIFISITA MALA
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014