SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir 
dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika 
dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis. 
Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas mesyarakat 
banyak. 
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan bagaimana 
memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan 
mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm memenuhi hajat hidup kita sendiri dan 
juga masyakat umumnya kita dapat mengartika dan mengambil kesimpulan setelah melalui 
pemikiran-pemikiran atua pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan 
muncul. 
Istilah Logika yang dicukkan dicuatkan oleh Prof.Dr.N.Drijarka bahawa logika adlah ilmu 
pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia, yang 
menyebabkan pikiran mencapai kebenaran. 
B. Rumusan Masalah 
Dari penjelasan latar belakang,maka dapat dirumuskan pada konsep makalah ini adalah: 
1. Apa itu logika.? 
2. Bagaimana pengaruh logika dalam berpikir yang tepat dan benar.? 
C. Tujuan dan kegunaan 
Untuk mengetahui hubungan antara ilmu logika dan ilmu pemerintahan. 
ii
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
Logika dapat di simpulakan tentang penalaran dan ilmu berfikir. Jadi ilmu logika adalah satu 
ilmu pengetahuan yang dibicarakan tentang aturan-atura berfikir dan bekomunikasi,agar 
dengan aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar dan tepat. 
Dalam penalaran logika dibagi atas dua unsur, deduktif dan induktif. Penalaran 
deduktif kadang disebut logika, deduktif adalah penalaran yang membangun atau 
mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari 
kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen 
deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif 
dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari 
premis-premisnya. Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep 
yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk 
himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan 
dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan 
diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan 
diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut. 
Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika 
dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah sistem 
penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya 
serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. 
Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut 
dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain 
karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. 
Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang 
utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal. 
Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang 
sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. 
Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip 
penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu 
kesimpulannya hanyalah keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada 
bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti. 
Jika dikonsepkan bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan 
bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh 
isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan 
antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik 
tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal. 
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran 
deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau 
mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari 
kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen 
deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah 
ii
BAB III 
METODE PENELITIAN 
Dalam logika ilmu pemerintahan dapat dibedakan antara kasus yang tepat dan yang tidak 
tidak tepat untuk memposisikan logika yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. 
Logika yang keliru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono salah satu pemimpin yang loyar tapi tidak tegas, bukti salah satunya presiden 
SBY sangat lemah dalam mennegakkan keadilan, hal itu dibuktikan oleh beberapa 
kejanggalan dalam proses hukum diantaranya proses hukum Bibit dan Chandra dengan 
tuduhan penyalahgunaan wewenang, sementara jika dilogikakan proses hukum tidak jelas 
kesalahannya,sehingga yang terjadi seperti mengambil kucing dalam karung, kesalahan 
dalam mengambil keputusan tersebut adalah bukti bahwa ada kepentingan politik sehinggga 
saling menjatuhkan kelompok satu dengan kelompok lainnya, contohnya seperti orang-orang 
intelektual yang akan menjadi bumerang dalam propaganda politik para koruptor, dan 
peperangan politik yang dijalani adlah mencemarkat nama baik ke masyarat agar legitimasi 
rakya berputar balik.dan jika di logikakan lebih spesifikkasus yang dijalani tersebut sangat 
berkaitan dengan kasus yang lain, sehinggga hukum yang dijatuhkan membuat kebenaran 
dipersalahkan dan kebalikan kesalahan dibenarkan. 
Contoh: 
1. Dari kejanggalan Presiden adalah mempolitisi partai. Seperti Peneliti Pusat Studi Hukum 
dan Kebijakan (PSHK), Nur Solihin, mengatakan, dalam kosus Century yang dipansuskan 
oleh DPR, seharusnya tidak memberi rekomendasi. 
Kerja Pansus seharusnya berhenti pada pernyataan ada-tidaknya pelanggaran hukum. 
Apabila terdapat pelanggaran hukum, tambahnya, angket bisa ditindaklanjuti dengan 
menggunakan hak-hak DPR lain seperti hak menyatakan pendapat. Akan sia-sia jika tidak 
ada tindak lanjut dari sebuah kesimpulan yang dihasilkan oleh penyelidikan Pansus.”Kalau 
tidak dilanjutkan, lantas buat apa mereka melakukan penyelidikan? Hasilnya mau 
diapakan?” tanya Solihin. 
Hal senada juga diungkapkan oleh hakim konstitusi Akil Mochtar. Sementara itu, pengajar 
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Hasyim Asy’ari, menjelaskan, hal tersebut 
tergantung dari konstelasi politik di DPR, apakah akan melanjutkan proses tersebut atau 
tidak. Namun, Fajrul menilai hasil Pansus tidak cukup kuat dijadikan dasar untuk 
menggalang hak menyatakan pendapat yang bisa berujung pada pemakzulan. 
Meskipun DPR mengamini kesimpulan adanya pelanggaran hukum, tidak serta-merta hal 
tersebut dapat digunakan sebagai bukti melakukan langkah pemakzulan kepada Wakil 
Presiden Boediono. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan, sejauh ini 
Boediono masih aman karena tidak ada tanda-tanda menuju pemakzulan. Mantan Ketua MK 
Jimly Asshiddiqie pun menyatakan hal serupa.Proses menuju pemakzulan memang panjang 
dan berliku. Setidaknya masih harus melalui dua jembatan. 
Pertama, hak menyatakan pendapat. Kedua, rapat paripurna untuk menentukan bahwa DPR 
akan membawa proses tersebut ke MK. 
ii
Menurut Solihin, hak menyatakan pendapat ini pun bisa berujung pada dua hal. Pertama, 
berujung ke presiden, misalnya menyangkut hal-hal yang membutuhkan perbaikan. Kedua, 
berujung di MK apabila hak menyatakan pendapat itu berkenaan dengan mereka yang 
duduk di lembaga kepresidenan (presiden atau wapres).”Untuk itu, perlu beberapa anggota 
DPR yang mengajukan inisiatif jika ingin menggunakan hak menyatakan pendapat,” kata 
Solihin. 
Usulan ini kemudian dibawa ke Rapat Paripurna DPR untuk disetujui penggunaan hak 
menyatakan pendapat. Apabila disetujui, DPR membentuk Pansus untuk Hak Menyatakan 
Pendapat, kemudian hasilnya dibawa ke paripurna lagi untuk memutuskan akan dibawa ke 
manakah hak menyatakan pendapat tersebut. 
Dalam uraian dua tokoh tersebut bahwa sangat dampak kejanggalan yang terjadi dalam 
penyelesaian kasus Century tersebut, sehingga penyelesaian kasus Century tidak ada 
kejelasan. 
2. Logika politik pidato Presiden SBY pasca Keputusan Rapat Paripurna DPR RI seakan 
menegaskan bahwa sikap presiden adalah sikap 60,8% rakyat Indonesia (dukungan rakyat 
hasil pada pilpres 2009). Dengan cara demikian maka logikanya mengesampingkan 
keputusan sikap politik DPR. Melalui pidato tersebut terkesan ingin membangun dan 
menegaskan bahwa legitimasi politik presiden lebih kuat dari parlemen. 
Satu hal yang nampaknya terlupakan bahwa keputusan DPR RI adalah representasi sikap 
politik rakyat. Karena DPR juga dipilih secara langsung oleh rakyat. Quorum rapat pleno 
dengan total 537 suara adalah representasi 100% suara rakyat. Jika pada rapat paripurna 
DPR RI pada 3 Maret lalu dengan komposisi 212 ( 39.5%) opsi A melawan 325 ( 60,5%) 
suara pada opsi C maka apa yang diputuskan DPR mempunya niai legitimasi politik sebesar 
60,5% suara rakyat. 
Pidato Preiden seakan menegaskan bahwa opsi A dengan 212 suara (39,5%) di DPR 
ditambahkan dengan kekuatan dukungan 60,8% (hasil pilpres 2009) sebagai gambaran 
kekuatan legitimasi politik pemerintahan SBY-Budiono. Jika logika politik semacam ini yang 
ingin disampaikan dengan pidato tersebut maka nilai legitimasi politiknya menjadi false 
sebab 39,5% ditambah 60,8% adalah 103% tentu menjadi mustahil adanya. 
Dalam posisi setara dimana Pemerintah SBY-Budiono ( dipilih melalui Pilpres 2009 ) pada 
satu sisi dengan DPR ( dipilih melalui Pileg 2008 ) pada sisi lain maka legitimasi politik yang 
dipunyai pemerintah adalah 60,8% berbanding legitimasi politik yang dimiliki parlemen 
dengan 60,5%. Pemerintahan SBY-Budiono hanya unggul 0,3% atas parlemen, suatu nilai 
legitimasi politik yang tidak memadai untuk meneruskan pemerintahan. 
Pemerintahan SBY-Budiono harus memperkuat legitimasi politiknya untuk dapat 
meneruskan dan menjamin stabilitas pemerintahan. Pemerintah SBY-Budiono agaknya tidak 
mempunyai pilihan lain kecuali mendorong agar parlemen menggunakan hak menyatakan 
pendapat dan mengajukan keputusan ’opsi C” tersebut untuk diuji melalui pengadilan 
Mahkamah Konstitusi. Jika keputusan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa kebijakan 
pemerntah mempunyai dasar hukum, maka seluruh argumentasi dari ‘opsi C’ akan runtuh, 
pemerintahan SBY-Budiono kembali tegak dengan legitimasi politik yang kokoh. 
Opsi C yang menyatakan terdapat adanya pelanggaran hukum dalam kebijakan bail out BC 
bermakna bahwa pemerintahan diselenggarakan tidak sesuai dengan amanah UUD 1945 
ii
yang mewajibkan bahwa pemerintahan dijalankan berdasarkan hukum bukan atas dasar 
kekuasaan , tidak terkecuali dalam keadaan krisis sekalipun. Keputusan rapat paripurna 
DPR yang menetapkan ‘opsi C’ merupakan tuduhan serius terhadap pemerintah. Sementara 
itu, Prsiden SBY sendiri telah menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas 
kebijakan bail out BC tersebut. 
Sebaliknya jika pengadilan oleh Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa tuduhan ‘opsi C’ 
dapat dibuktikan, memang benar telah terjadi pelanggaran hukum dalam kebijakan bail out 
BC. Maka mengundurkan diri adalah pilihan bijaksana. 
dewasa ini dapat disimpulkan logika pemerinthan indonesia masih keliru,peraturan yang 
dibuat dan di langgarkannya lagi.dan jika dilogikakan itu semua belum teapt dan belum 
benar… 
ii
BAB IV 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Logika 
Logika merupakan cabang filsafat dan juaga sebagai cabang ilmu pengetahuan ,logika 
adalah istilah yang yang dibentuk dari katalogikos, yang berasal dari kata benda logos. Kata 
logos berarti suatu yang di utamakan, suatu pertimbangan akal (pikran), kata, percakapan, 
atau ungkapan lewat bahasa. 
Logos berarti yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai 
dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu 
karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara 
terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada 
dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu 
kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut 
sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran 
bentuk sesuai dengan isi. 
Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan 
konsekuensi logis dari premis-premisnya. 
Contoh argumen deduktif: 
1. Setiap mamalia punya sebuah jantung 
2. Semua kuda adalah mamalia 
3. Setiap kuda punya sebuah jantung 
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari 
serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. 
Contoh argumen induktif: 
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung 
2. Kuda Australia punya sebuah jantung 
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung 
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung 
5. Setiap kuda punya sebuah jantung 
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif 
dan deduktif dalam logika. 
Deduktif Induktif 
ii 
Jika semua premis benar maka 
kesimpulan pasti benar 
Jika premis benar, kesimpulan mungkin 
benar, tapi tak pasti benar. 
Semua informasi atau fakta pada 
kesimpulan sudah ada, sekurangnya 
secara implisit, dalam premis. 
Kesimpulan memuat informasi yang tak 
ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
B. Bahasa Logika 
Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. 
Dan khusus alat komunikasi ilmiah disebut dengan bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang 
merupakan suatu pernyataan-pernyataan atau pendapat-pendapat. Bahasa sangat penting 
juga dalam pembentukan penalaran ilmiah karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana 
caranya mengadakan uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara 
benar dan jelas. Bahasa secara umum dibedakan antara bahasa alami dan bahasa buatan. 
Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, 
yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya, dibedakan antara bahasa isyarat dan 
bahasa biasa. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan 
pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu, yang dibedakan antara 
bahasa istilahi dan bahasa artifisial. Bahasa buatan inilah yang dimaksudkan bahasa ilmiah, 
dirumuskan bahasa buatan yang diciptakan oleh para ahli dalam bidangnya dengan 
menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian 
tertentu. 
Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan juga sebagai alat komunikasi manusia 
karena bahasa mempunyai 3 fungsi pokok, yakni fungsi ekspresif atau emotif, fungsi afektif 
atau praktis, dan fungsi simbolik dan logik. Khusus untuk logika dan juga untuk bahasa 
ilmiah yang harus diperhatikan adalah fungsi simbolik karena komunikasi ilmiah bertujuan 
untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini 
berjalan dengan baik maka bahasa yang dipergunakan harus logik terbebas dari unsur-unsur 
ii 
emotif. 
Bahasa yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif jika ditinjau 
berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernyataan analitik dan 
pernyataan sintetik. 
Pernyataan (statement) dalam logika ditinjau dari segi bentuk hubungan makna yang 
dikandungnya, pernyataan itu disamakan juga dengan proposisi. Proposisi atau pernyataan 
berdasarkan bentuk isinya dibedakan antara 3 macam, yakni proposisi tunggal, proposisi 
kategorik, dan proposisi majemuk. 
Tiga macam proposisi atau pernyataan di atas yang sebagai dasar penalaran adalah 
proposisi kategorik untuk penalaran kategorik, dan proposisi majemuk untuk penalaran 
majemuk. Adapun proposisi tunggal atau proposisi simpel pengolahannya dapat masuk 
dalam penalaran kategorik dan dapat juga masuk dalam penalaran majemuk. 
C. Sejarah Perkembangan Logika 
Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang 
hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan. Logika sebagai 
ilmu baru pada waktu itu, disebut dengan nama “analitika” dan “dialektika”. Kumpulan karya 
tulis Aristoteles mengenai logika diberi nama Organon, terdiri atas enam bagian. 
Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah penafsirannya 
tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap 
kesimpulan. Kemudian, Porphyrius (233-306 M), seorang ahli pikir di Iskandariah 
menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika. Bagian baru ini disebut Eisagoge,
yakni sebagai pengantar Categorie. Dalam bagian baru ini dibahas lingkungan-lingkungan 
zat dan lingkungan-lingkungan sifat di dalam alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. 
Dengan demikian, logika menjadi tujuh bagian. 
Tokoh logika pada zaman Islam adalah Al-Farabi (873-950 M) yang terkenal mahir dalam 
bahasa Grik Tua, menyalin seluruh karya tulis Aristoteles dalam berbagai bidang ilmu dan 
karya tulis ahli-ahli pikir Grik lainnya. Al-Farabi menyalin dan memberi komentar atas tujuh 
bagian logika dan menambahkan satu bagian baru sehingga menjadi delapan bagian. 
Karya Aristoteles tentang logika dalam buku Organon dikenal di dunia Barat selengkapnya 
ialah sesudah berlangsung penyalinan-penyalinan yang sangat luas dari sekian banyak ahli 
pikir Islam ke dalam bahasa Latin. Penyalinan-penyalinan yang luas itu membukakan masa 
dunia Barat kembali akan alam pikiran Grik Tua. 
Petrus Hispanus (meninggal 1277 M) menyusun pelajaran logika berbentuk sajak, seperti 
All-Akhdari dalam dunia Islam, dan bukunya itu menjadi buku dasar bagi pelajaran logika 
sampai abad ke-17. Petrus Hispanus inilah yang mula-mula mempergunakan berbagai 
nama untuk sistem penyimpulan yang sah dalam perkaitan bentuk silogisme kategorik 
dalam sebuah sajak. Dan kumpulan sajak Petrus Hispanus mengenai logika ini bernama 
Summulae. 
Francis Bacon (1561-1626 M) melancarkan serangan sengketa terhadap logika dan 
menganjurkan penggunaan sistem induksi secara lebih luas. Serangan Bacon terhadap 
logika ini memperoleh sambutan hangat dari berbagai kalangan di Barat, kemudian 
perhatian lebih ditujukan kepada penggunaan sistem induksi. 
Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul oleh lain-lain penulis di antaranya adalah 
Gottfried Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian pernyataan-pernyataan dengan 
simbol-simbol agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis. Demikian juga 
Leonard Euler, seorang ahli matematika dan logika Swiss melakukan pembahasan tentang 
term-term dengan menggunakan lingkaran-lingkaran untuk melukiskan hubungan antarterm 
yang terkenal dengan sebutan circle-Euler. 
John Stuart Mill pada tahun 1843 mempertemukan sistem induksi dengan sistem deduksi. 
Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi memerlukan induksi dan sebaliknya induksi 
memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan 
penyelidikan. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan bagian-bagian yang saling terpisah, 
tetapi sebetulnya saling membantu. Mill sendiri merumuskan metode-metode bagi sistem 
induksi, terkenal dengan sebutan Four Methods. 
Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku-buku baru dan ulasan-ulasan 
baru tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-19 mulai lahir satu cabang baru yang 
disebut dengan Logika-Simbolik. Pelopor logika simbolik pada dasarnya sudah dimulai oleh 
Leibniz. 
Logika simbolik pertama dikembangkan oleh George Boole dan Augustus de Morgan. Boole 
secara sistematik dengan memakai simbol-simbol yang cukup luas dan metode analisis 
menurut matematika, dan Augustus De Morgan (1806-1871) merupakan seorang ahli 
matematika Inggris memberikan sumbangan besar kepada logika simbolik dengan 
pemikirannya tentang relasi dan negasi. 
ii
Tokoh logika simbolik yang lain ialah John Venn (1834-1923), ia berusaha 
menyempurnakan analisis logik dari Boole dengan merancang diagram lingkaran-lingkaran 
yang kini terkenal sebagai diagram Venn (Venn’s diagram) untuk menggambarkan 
hubungan-hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme. Untuk melukiskan 
hubungan merangkum atau menyisihkan di antara subjek dan predikat yang masing-masing 
dianggap sebagai himpunan. 
Perkembangan logika simbolik mencapai puncaknya pada awal abad ke-20 dengan 
terbitnya 3 jilid karya tulis dua filsuf besar dari Inggris Alfred North Whitehead dan Bertrand 
Arthur William Russell berjudul Principia Mathematica (1910-1913) dengan jumlah 1992 
halaman. Karya tulis Russell-Whitehead Principia Mathematica memberikan dorongan yang 
besar bagi pertumbuhan logika simbolik. 
Dalam dunia islam logika berkembang yaitu pada zaman kejayaan islam. Islam ketika itu 
telah berkembang sampai ke Spanyol di barat dan ke timur mencapi perbatasan Cina. 
Zaman itu adalah zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan dilakukan penterjemahan 
buku-buku Yunani kuno, Persia dan Sansekerta ke bahasa Arab di zaman Khalifah Al-Ma’un 
dari daulat Abbasyiah di Babdad dan Khalifah 
Di Indonesia pada mulanya logika tidak pernah menjadi mata pelajaran pada perguruan-perguruan 
umum. Pelajaran logika cuma dijumpai pada pesantren-pesantren Islam dan 
perguruan-perguruan Islam dengan mempergunakan buku-buku berbahasa Arab. Pada 
masa sekarang ini logika di Indonesia sudah mulai berkembang sesuai perkembangan 
logika pada umumnya yang mendasarkan pada perkembangan teori himpunan. 
D. Batasan Logika dari Para Filsuf Ilmuan 
Dalam kontek ini bidan penalaran logika sudah banyak mendapat perhatian dari khalayak 
Indonesia. Hal ini mebuktiakn dari adanya berbagai buku logika yang terbigt dalam bahasa 
Indonesia, meskipun masih terbatas pada Logika tradisional. Berikut ini beberapa pengertian 
logika. 
- Hasbullah Bakry. Logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penitian hukum-hukum 
akal manusia sehingga menyebab pikirannya dapat mencapai kebenaran. 
- N. Djirkara Logika adalah ilmu pengetahuan yng memandang hukum-hukum susunan 
atau bentuk pikiran manusia yang menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran. 
- Fudyartanda. Logika adlah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran berpikir 
- Nurul Huda. Logika adlah olmu yang mempelajari dan merumuskan kaidah-kaidah 
dan hukum-hukum sebagai pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapi 
kesimpulan yang valid dan pemecahan persoalan yang bijak sana. 
- Ir. Poedjawijatna. Logika adalah Filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik 
berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir denagn semestinya. 
- A.B. Hutabarat. Logika adalah ilmu berpikir yang tepat, dan sekadar dapat 
menunjukkakan adanya kekeliruan dalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu 
dapat dielakkan maka hakikat dari Logika dapt pula disebut tknik berfikir. 
ii
E. Objek Logika 
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan 
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi 
dua, yaitu objek material dan objek formal. 
1. Objek material, yaitu suatu bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. 
Boleh juga objek material adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu 
disiplin ilmu. 
2. Ojek formal, yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau 
ii 
pembentukan terhadap pengetahuan itu. 
Perlu digaris bawahi yang pantas menjadi suatu objek material suatu ilmu ialah suatu 
lapang, bidang atau materi yang benar-benar kongkrit dan dapt diamati. Hal itu perlu di 
pertegaskan jarena kebenaran ilmiah adlah penyesuaian antara apa yang di ketahui dengan 
objek meteiralnya. 
Ada yang mengatakan objek material logika ialah akal budi atau pikiran manusia. Namun , 
akal budi atau pikiran manusia tidak dapt diamati. Hal itu perlu ditegaskan karena 
kebenaran lmiah adalh kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. 
Aristoteles (384-322) membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga komfonen. Pada masa 
Aristoteles seluruh ilmu pengetuan masih berada dipangkuan atau bahkan di kandungan 
induknya YaitufFilsafat. Olrh karena itu filsafat masih merangkum seluruh ilmu pengetahuan, 
maka ap yan disebut filsfat adalh ilmu pengetahuan dan yang disebut ilmu pengetahuan 
adlah filsafat. Tiga kelompok ilmu pengetahuan tersebut adalah : 
1. Filsfat Spekulatif atau Filsafat Teoritis, yang bersifat objektif dan bertujuan pengetahuan 
demi pengetahuan itu sendiri. Kelompok ini adalah terdiri dari: 
- Fisika. 
- Metafisika. 
- Biopsikologi. 
- Teologi. 
2. Filsfat praktika, yang memberi pedoman bagi tingkah laku manusia. Kelompok ini terdiri 
atas: 
- Etika. 
- Politik. 
3. Filsfat produktif,yang membibing manusia menjadi produktif lewat keterampilan khusus. 
Kelompok ini terdiri atas: 
- Kritik sastra. 
- Retorika. 
- Etestika. 
Aristoteles tidak memasukkan logika kedalam salah satu kelompok diatas karena, logika 
ialah prasyarat bagi ilmu-ilmu lainnya agar lebih dulu dipelajari.
F. Hubungan Logika dengan Ilmu Pemerintahan 
Sebelum mengkaji ilmu pemerintahan sebenarnya lebih dahulu kita harus mengetahui apa 
itu ilmu pemerintahan, dan bagainama cara mengajinya, Ilmu pemerintahan adalah ilmu 
yang mengkaji merupakan ilmu yang mengkaji secara logika Hubungan logika dengan ilmu 
pemerintahan juga adalah pada perumusan kaidah-kaidah dan pegangan untuk berpikir 
tepat dan praktis bagi mencapai kesimpulan yang valit dan pemecahan persoalan yang 
bijaksana, tapi pada kontek lain logikEtika, Artistika, Etestika, dan Religi dalam 
pemerintahan itu sendiri. contohnya Untuk mencapai rekomendasi dukungan suara dari 
masyarakat banyak. 
Ditinjau dari persfektif keilmuan, Ilmu Pemerintahan juga merupakan cabang ilmu yang 
harus di landasi dengan logika, karena dalam ilmu pemerintahan juga mengkaji kebenaran-kebenaran 
dalam mencapai keberhasilan. Keberan itu dibuktikan oleh adanya hukum-hukum 
atau bentuk pikiran manusia untuk menciftakan pemerintahan yang benar dan tepat. 
ii
BAB V 
KESIMPULAN 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa logika adalah sebuah aturan dan cara berfikir 
yang tepat dan benar, baik itu secara lisan maupun tulisan. 
Suatu argumen dapat di peroleh dan diterima oleh orang lain, jika kita bisa meminit dan 
memisahkan antara kebenaran dengan kesalahan, dan tepat dengan tidak tepat. 
Memisahkan dua unsur tersebut hingga di peroleh kesimpulan yang tepat dan benar”logis”. 
Sering orang dalam mengambil keputusan terjadi keragu-raguan bahkan mengambil 
keputusan yang salah , ini didasarkan mereka mengambil keputusan tanpa menganalogikan 
terlebih dahulu, sehingga suatu kebenaran tidak tercapai. 
Oleh karean itu dalam aturan harus juga disertai dengan logika yang tepat dan benar. 
ii
DAFTAR PUSTAKA 
 Suria, Sumantri . 2005 . Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer . Jakarta : Surya 
ii 
Multi Grafika. 
 Muhadjir, Noeng . 2001 . Filsafat Ilmu . Yogyakarata : Rakesarasain. 
 Gie, The Liang . 2000 . Pengantar Filsafat Ilmu . Yogyakarta . Liberty Yogyakarta. 
 Bagus, Lorens . 2005 . Kamus Filsafat . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama
ii 
MID TEST : ILMU LOGIKA 
HUBUNGNA LOGIKA DAN ILMU 
PEMERINTAHAN 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : ALIMUDIN 
STAMBUK : 21208251 
SEMESTER : II 
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
KENDARI 
2013
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR..............................................................................................i 
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1 
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................2 
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................4 
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... .....6 
A. Pengertian Logika........................................................................................6 
B. Bahasa Logika............................................................................................7 
C. Sejarah Perkembangan Logika...................................................................7 
D. Batasan Logika dari para Filsuf Ilmuan........................................................9 
E. Objek Logika....................................................................................... ........10 
F. Hubungan Logika dan Ilmu pemerintahan...................................................11 
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................12 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13 
ii
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“HUBUNGAN ILMU LOGIKA DAN ILMU PEMERINTAHAN” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
ii 
Raha, Juni 2013 
"Penulis"

More Related Content

Viewers also liked

Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Septian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbcSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuSeptian Muna Barakati
 
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Rika Ceriia
 

Viewers also liked (20)

silogisme
silogismesilogisme
silogisme
 
Makalah gagal jantung
Makalah gagal jantungMakalah gagal jantung
Makalah gagal jantung
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitasMakalah hipersensitivitas
Makalah hipersensitivitas
 
Makalah huruf kapital
Makalah huruf kapitalMakalah huruf kapital
Makalah huruf kapital
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe rahaMakalah hpp akpe raha
Makalah hpp akpe raha
 
Makalah profesi keguruan 6
Makalah profesi keguruan 6Makalah profesi keguruan 6
Makalah profesi keguruan 6
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologiMakalah gastroenterohepatologi
Makalah gastroenterohepatologi
 
Makalah ham
Makalah hamMakalah ham
Makalah ham
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Makalah haid dalam pandangan islam
Makalah haid dalam pandangan islamMakalah haid dalam pandangan islam
Makalah haid dalam pandangan islam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahuMakalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
Makalah hubungan asfiksia dengan distosia bahu
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]Ppt silogisme.pptx [autosaved]
Ppt silogisme.pptx [autosaved]
 

Similar to Makalah ilmu logika

Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfZukét Printing
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxZukét Printing
 
Tugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfTugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfLuluAfriyanti
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfZukét Printing
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxZukét Printing
 
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanKonsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanSiti Hardiyanti
 
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.henrifayol2
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfkarisma46
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfZukét Printing
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptKukuhDt
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruairlangga03
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxZukét Printing
 
hahah.docx
hahah.docxhahah.docx
hahah.docxTenouye
 
1. dimyati
1. dimyati1. dimyati
1. dimyatirizquna
 

Similar to Makalah ilmu logika (20)

Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Makalah ilmu logika (2)
Makalah ilmu logika (2)Makalah ilmu logika (2)
Makalah ilmu logika (2)
 
Materi Logika Hukum 1.pptx
Materi Logika Hukum 1.pptxMateri Logika Hukum 1.pptx
Materi Logika Hukum 1.pptx
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
 
Tugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfTugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdf
 
Dasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukumDasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukum
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
 
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan PemerintahanKonsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
 
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
 
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdfTUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
TUGAS MAKALAH SOSHUM KARISMA SULASTRI.pdf
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
 
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American RealismJohannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
 
hahah.docx
hahah.docxhahah.docx
hahah.docx
 
1. dimyati
1. dimyati1. dimyati
1. dimyati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 

Makalah ilmu logika

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas mesyarakat banyak. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan bagaimana memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm memenuhi hajat hidup kita sendiri dan juga masyakat umumnya kita dapat mengartika dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atua pernyataan-pernyataan yang ada, dan kebenaran-kebenaran akan muncul. Istilah Logika yang dicukkan dicuatkan oleh Prof.Dr.N.Drijarka bahawa logika adlah ilmu pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia, yang menyebabkan pikiran mencapai kebenaran. B. Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang,maka dapat dirumuskan pada konsep makalah ini adalah: 1. Apa itu logika.? 2. Bagaimana pengaruh logika dalam berpikir yang tepat dan benar.? C. Tujuan dan kegunaan Untuk mengetahui hubungan antara ilmu logika dan ilmu pemerintahan. ii
  • 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA Logika dapat di simpulakan tentang penalaran dan ilmu berfikir. Jadi ilmu logika adalah satu ilmu pengetahuan yang dibicarakan tentang aturan-atura berfikir dan bekomunikasi,agar dengan aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar dan tepat. Dalam penalaran logika dibagi atas dua unsur, deduktif dan induktif. Penalaran deduktif kadang disebut logika, deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut. Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal pikirnya. Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal. Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu kesimpulannya hanyalah keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti. Jika dikonsepkan bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal. Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif kadang disebut logika deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah ii
  • 3. BAB III METODE PENELITIAN Dalam logika ilmu pemerintahan dapat dibedakan antara kasus yang tepat dan yang tidak tidak tepat untuk memposisikan logika yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Logika yang keliru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah satu pemimpin yang loyar tapi tidak tegas, bukti salah satunya presiden SBY sangat lemah dalam mennegakkan keadilan, hal itu dibuktikan oleh beberapa kejanggalan dalam proses hukum diantaranya proses hukum Bibit dan Chandra dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang, sementara jika dilogikakan proses hukum tidak jelas kesalahannya,sehingga yang terjadi seperti mengambil kucing dalam karung, kesalahan dalam mengambil keputusan tersebut adalah bukti bahwa ada kepentingan politik sehinggga saling menjatuhkan kelompok satu dengan kelompok lainnya, contohnya seperti orang-orang intelektual yang akan menjadi bumerang dalam propaganda politik para koruptor, dan peperangan politik yang dijalani adlah mencemarkat nama baik ke masyarat agar legitimasi rakya berputar balik.dan jika di logikakan lebih spesifikkasus yang dijalani tersebut sangat berkaitan dengan kasus yang lain, sehinggga hukum yang dijatuhkan membuat kebenaran dipersalahkan dan kebalikan kesalahan dibenarkan. Contoh: 1. Dari kejanggalan Presiden adalah mempolitisi partai. Seperti Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Nur Solihin, mengatakan, dalam kosus Century yang dipansuskan oleh DPR, seharusnya tidak memberi rekomendasi. Kerja Pansus seharusnya berhenti pada pernyataan ada-tidaknya pelanggaran hukum. Apabila terdapat pelanggaran hukum, tambahnya, angket bisa ditindaklanjuti dengan menggunakan hak-hak DPR lain seperti hak menyatakan pendapat. Akan sia-sia jika tidak ada tindak lanjut dari sebuah kesimpulan yang dihasilkan oleh penyelidikan Pansus.”Kalau tidak dilanjutkan, lantas buat apa mereka melakukan penyelidikan? Hasilnya mau diapakan?” tanya Solihin. Hal senada juga diungkapkan oleh hakim konstitusi Akil Mochtar. Sementara itu, pengajar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Hasyim Asy’ari, menjelaskan, hal tersebut tergantung dari konstelasi politik di DPR, apakah akan melanjutkan proses tersebut atau tidak. Namun, Fajrul menilai hasil Pansus tidak cukup kuat dijadikan dasar untuk menggalang hak menyatakan pendapat yang bisa berujung pada pemakzulan. Meskipun DPR mengamini kesimpulan adanya pelanggaran hukum, tidak serta-merta hal tersebut dapat digunakan sebagai bukti melakukan langkah pemakzulan kepada Wakil Presiden Boediono. Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyatakan, sejauh ini Boediono masih aman karena tidak ada tanda-tanda menuju pemakzulan. Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie pun menyatakan hal serupa.Proses menuju pemakzulan memang panjang dan berliku. Setidaknya masih harus melalui dua jembatan. Pertama, hak menyatakan pendapat. Kedua, rapat paripurna untuk menentukan bahwa DPR akan membawa proses tersebut ke MK. ii
  • 4. Menurut Solihin, hak menyatakan pendapat ini pun bisa berujung pada dua hal. Pertama, berujung ke presiden, misalnya menyangkut hal-hal yang membutuhkan perbaikan. Kedua, berujung di MK apabila hak menyatakan pendapat itu berkenaan dengan mereka yang duduk di lembaga kepresidenan (presiden atau wapres).”Untuk itu, perlu beberapa anggota DPR yang mengajukan inisiatif jika ingin menggunakan hak menyatakan pendapat,” kata Solihin. Usulan ini kemudian dibawa ke Rapat Paripurna DPR untuk disetujui penggunaan hak menyatakan pendapat. Apabila disetujui, DPR membentuk Pansus untuk Hak Menyatakan Pendapat, kemudian hasilnya dibawa ke paripurna lagi untuk memutuskan akan dibawa ke manakah hak menyatakan pendapat tersebut. Dalam uraian dua tokoh tersebut bahwa sangat dampak kejanggalan yang terjadi dalam penyelesaian kasus Century tersebut, sehingga penyelesaian kasus Century tidak ada kejelasan. 2. Logika politik pidato Presiden SBY pasca Keputusan Rapat Paripurna DPR RI seakan menegaskan bahwa sikap presiden adalah sikap 60,8% rakyat Indonesia (dukungan rakyat hasil pada pilpres 2009). Dengan cara demikian maka logikanya mengesampingkan keputusan sikap politik DPR. Melalui pidato tersebut terkesan ingin membangun dan menegaskan bahwa legitimasi politik presiden lebih kuat dari parlemen. Satu hal yang nampaknya terlupakan bahwa keputusan DPR RI adalah representasi sikap politik rakyat. Karena DPR juga dipilih secara langsung oleh rakyat. Quorum rapat pleno dengan total 537 suara adalah representasi 100% suara rakyat. Jika pada rapat paripurna DPR RI pada 3 Maret lalu dengan komposisi 212 ( 39.5%) opsi A melawan 325 ( 60,5%) suara pada opsi C maka apa yang diputuskan DPR mempunya niai legitimasi politik sebesar 60,5% suara rakyat. Pidato Preiden seakan menegaskan bahwa opsi A dengan 212 suara (39,5%) di DPR ditambahkan dengan kekuatan dukungan 60,8% (hasil pilpres 2009) sebagai gambaran kekuatan legitimasi politik pemerintahan SBY-Budiono. Jika logika politik semacam ini yang ingin disampaikan dengan pidato tersebut maka nilai legitimasi politiknya menjadi false sebab 39,5% ditambah 60,8% adalah 103% tentu menjadi mustahil adanya. Dalam posisi setara dimana Pemerintah SBY-Budiono ( dipilih melalui Pilpres 2009 ) pada satu sisi dengan DPR ( dipilih melalui Pileg 2008 ) pada sisi lain maka legitimasi politik yang dipunyai pemerintah adalah 60,8% berbanding legitimasi politik yang dimiliki parlemen dengan 60,5%. Pemerintahan SBY-Budiono hanya unggul 0,3% atas parlemen, suatu nilai legitimasi politik yang tidak memadai untuk meneruskan pemerintahan. Pemerintahan SBY-Budiono harus memperkuat legitimasi politiknya untuk dapat meneruskan dan menjamin stabilitas pemerintahan. Pemerintah SBY-Budiono agaknya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mendorong agar parlemen menggunakan hak menyatakan pendapat dan mengajukan keputusan ’opsi C” tersebut untuk diuji melalui pengadilan Mahkamah Konstitusi. Jika keputusan Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa kebijakan pemerntah mempunyai dasar hukum, maka seluruh argumentasi dari ‘opsi C’ akan runtuh, pemerintahan SBY-Budiono kembali tegak dengan legitimasi politik yang kokoh. Opsi C yang menyatakan terdapat adanya pelanggaran hukum dalam kebijakan bail out BC bermakna bahwa pemerintahan diselenggarakan tidak sesuai dengan amanah UUD 1945 ii
  • 5. yang mewajibkan bahwa pemerintahan dijalankan berdasarkan hukum bukan atas dasar kekuasaan , tidak terkecuali dalam keadaan krisis sekalipun. Keputusan rapat paripurna DPR yang menetapkan ‘opsi C’ merupakan tuduhan serius terhadap pemerintah. Sementara itu, Prsiden SBY sendiri telah menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kebijakan bail out BC tersebut. Sebaliknya jika pengadilan oleh Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa tuduhan ‘opsi C’ dapat dibuktikan, memang benar telah terjadi pelanggaran hukum dalam kebijakan bail out BC. Maka mengundurkan diri adalah pilihan bijaksana. dewasa ini dapat disimpulkan logika pemerinthan indonesia masih keliru,peraturan yang dibuat dan di langgarkannya lagi.dan jika dilogikakan itu semua belum teapt dan belum benar… ii
  • 6. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian Logika Logika merupakan cabang filsafat dan juaga sebagai cabang ilmu pengetahuan ,logika adalah istilah yang yang dibentuk dari katalogikos, yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti suatu yang di utamakan, suatu pertimbangan akal (pikran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Logos berarti yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif: 1. Setiap mamalia punya sebuah jantung 2. Semua kuda adalah mamalia 3. Setiap kuda punya sebuah jantung Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif: 1. Kuda Sumba punya sebuah jantung 2. Kuda Australia punya sebuah jantung 3. Kuda Amerika punya sebuah jantung 4. Kuda Inggris punya sebuah jantung 5. Setiap kuda punya sebuah jantung Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif dalam logika. Deduktif Induktif ii Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
  • 7. B. Bahasa Logika Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Dan khusus alat komunikasi ilmiah disebut dengan bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan-pernyataan atau pendapat-pendapat. Bahasa sangat penting juga dalam pembentukan penalaran ilmiah karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya mengadakan uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan jelas. Bahasa secara umum dibedakan antara bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya, dibedakan antara bahasa isyarat dan bahasa biasa. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu, yang dibedakan antara bahasa istilahi dan bahasa artifisial. Bahasa buatan inilah yang dimaksudkan bahasa ilmiah, dirumuskan bahasa buatan yang diciptakan oleh para ahli dalam bidangnya dengan menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu. Sebagai pernyataan pikiran atau perasaan dan juga sebagai alat komunikasi manusia karena bahasa mempunyai 3 fungsi pokok, yakni fungsi ekspresif atau emotif, fungsi afektif atau praktis, dan fungsi simbolik dan logik. Khusus untuk logika dan juga untuk bahasa ilmiah yang harus diperhatikan adalah fungsi simbolik karena komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka bahasa yang dipergunakan harus logik terbebas dari unsur-unsur ii emotif. Bahasa yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif jika ditinjau berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernyataan analitik dan pernyataan sintetik. Pernyataan (statement) dalam logika ditinjau dari segi bentuk hubungan makna yang dikandungnya, pernyataan itu disamakan juga dengan proposisi. Proposisi atau pernyataan berdasarkan bentuk isinya dibedakan antara 3 macam, yakni proposisi tunggal, proposisi kategorik, dan proposisi majemuk. Tiga macam proposisi atau pernyataan di atas yang sebagai dasar penalaran adalah proposisi kategorik untuk penalaran kategorik, dan proposisi majemuk untuk penalaran majemuk. Adapun proposisi tunggal atau proposisi simpel pengolahannya dapat masuk dalam penalaran kategorik dan dapat juga masuk dalam penalaran majemuk. C. Sejarah Perkembangan Logika Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan. Logika sebagai ilmu baru pada waktu itu, disebut dengan nama “analitika” dan “dialektika”. Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika diberi nama Organon, terdiri atas enam bagian. Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap kesimpulan. Kemudian, Porphyrius (233-306 M), seorang ahli pikir di Iskandariah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika. Bagian baru ini disebut Eisagoge,
  • 8. yakni sebagai pengantar Categorie. Dalam bagian baru ini dibahas lingkungan-lingkungan zat dan lingkungan-lingkungan sifat di dalam alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. Dengan demikian, logika menjadi tujuh bagian. Tokoh logika pada zaman Islam adalah Al-Farabi (873-950 M) yang terkenal mahir dalam bahasa Grik Tua, menyalin seluruh karya tulis Aristoteles dalam berbagai bidang ilmu dan karya tulis ahli-ahli pikir Grik lainnya. Al-Farabi menyalin dan memberi komentar atas tujuh bagian logika dan menambahkan satu bagian baru sehingga menjadi delapan bagian. Karya Aristoteles tentang logika dalam buku Organon dikenal di dunia Barat selengkapnya ialah sesudah berlangsung penyalinan-penyalinan yang sangat luas dari sekian banyak ahli pikir Islam ke dalam bahasa Latin. Penyalinan-penyalinan yang luas itu membukakan masa dunia Barat kembali akan alam pikiran Grik Tua. Petrus Hispanus (meninggal 1277 M) menyusun pelajaran logika berbentuk sajak, seperti All-Akhdari dalam dunia Islam, dan bukunya itu menjadi buku dasar bagi pelajaran logika sampai abad ke-17. Petrus Hispanus inilah yang mula-mula mempergunakan berbagai nama untuk sistem penyimpulan yang sah dalam perkaitan bentuk silogisme kategorik dalam sebuah sajak. Dan kumpulan sajak Petrus Hispanus mengenai logika ini bernama Summulae. Francis Bacon (1561-1626 M) melancarkan serangan sengketa terhadap logika dan menganjurkan penggunaan sistem induksi secara lebih luas. Serangan Bacon terhadap logika ini memperoleh sambutan hangat dari berbagai kalangan di Barat, kemudian perhatian lebih ditujukan kepada penggunaan sistem induksi. Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul oleh lain-lain penulis di antaranya adalah Gottfried Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian pernyataan-pernyataan dengan simbol-simbol agar lebih umum sifatnya dan lebih mudah melakukan analisis. Demikian juga Leonard Euler, seorang ahli matematika dan logika Swiss melakukan pembahasan tentang term-term dengan menggunakan lingkaran-lingkaran untuk melukiskan hubungan antarterm yang terkenal dengan sebutan circle-Euler. John Stuart Mill pada tahun 1843 mempertemukan sistem induksi dengan sistem deduksi. Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi memerlukan induksi dan sebaliknya induksi memerlukan deduksi bagi penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi, kedua-duanya bukan merupakan bagian-bagian yang saling terpisah, tetapi sebetulnya saling membantu. Mill sendiri merumuskan metode-metode bagi sistem induksi, terkenal dengan sebutan Four Methods. Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku-buku baru dan ulasan-ulasan baru tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-19 mulai lahir satu cabang baru yang disebut dengan Logika-Simbolik. Pelopor logika simbolik pada dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz. Logika simbolik pertama dikembangkan oleh George Boole dan Augustus de Morgan. Boole secara sistematik dengan memakai simbol-simbol yang cukup luas dan metode analisis menurut matematika, dan Augustus De Morgan (1806-1871) merupakan seorang ahli matematika Inggris memberikan sumbangan besar kepada logika simbolik dengan pemikirannya tentang relasi dan negasi. ii
  • 9. Tokoh logika simbolik yang lain ialah John Venn (1834-1923), ia berusaha menyempurnakan analisis logik dari Boole dengan merancang diagram lingkaran-lingkaran yang kini terkenal sebagai diagram Venn (Venn’s diagram) untuk menggambarkan hubungan-hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme. Untuk melukiskan hubungan merangkum atau menyisihkan di antara subjek dan predikat yang masing-masing dianggap sebagai himpunan. Perkembangan logika simbolik mencapai puncaknya pada awal abad ke-20 dengan terbitnya 3 jilid karya tulis dua filsuf besar dari Inggris Alfred North Whitehead dan Bertrand Arthur William Russell berjudul Principia Mathematica (1910-1913) dengan jumlah 1992 halaman. Karya tulis Russell-Whitehead Principia Mathematica memberikan dorongan yang besar bagi pertumbuhan logika simbolik. Dalam dunia islam logika berkembang yaitu pada zaman kejayaan islam. Islam ketika itu telah berkembang sampai ke Spanyol di barat dan ke timur mencapi perbatasan Cina. Zaman itu adalah zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan dilakukan penterjemahan buku-buku Yunani kuno, Persia dan Sansekerta ke bahasa Arab di zaman Khalifah Al-Ma’un dari daulat Abbasyiah di Babdad dan Khalifah Di Indonesia pada mulanya logika tidak pernah menjadi mata pelajaran pada perguruan-perguruan umum. Pelajaran logika cuma dijumpai pada pesantren-pesantren Islam dan perguruan-perguruan Islam dengan mempergunakan buku-buku berbahasa Arab. Pada masa sekarang ini logika di Indonesia sudah mulai berkembang sesuai perkembangan logika pada umumnya yang mendasarkan pada perkembangan teori himpunan. D. Batasan Logika dari Para Filsuf Ilmuan Dalam kontek ini bidan penalaran logika sudah banyak mendapat perhatian dari khalayak Indonesia. Hal ini mebuktiakn dari adanya berbagai buku logika yang terbigt dalam bahasa Indonesia, meskipun masih terbatas pada Logika tradisional. Berikut ini beberapa pengertian logika. - Hasbullah Bakry. Logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebab pikirannya dapat mencapai kebenaran. - N. Djirkara Logika adalah ilmu pengetahuan yng memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia yang menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran. - Fudyartanda. Logika adlah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran berpikir - Nurul Huda. Logika adlah olmu yang mempelajari dan merumuskan kaidah-kaidah dan hukum-hukum sebagai pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapi kesimpulan yang valid dan pemecahan persoalan yang bijak sana. - Ir. Poedjawijatna. Logika adalah Filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir denagn semestinya. - A.B. Hutabarat. Logika adalah ilmu berpikir yang tepat, dan sekadar dapat menunjukkakan adanya kekeliruan dalam rantai proses pemikiran sehingga kekeliruan itu dapat dielakkan maka hakikat dari Logika dapt pula disebut tknik berfikir. ii
  • 10. E. Objek Logika Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. 1. Objek material, yaitu suatu bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Boleh juga objek material adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. 2. Ojek formal, yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau ii pembentukan terhadap pengetahuan itu. Perlu digaris bawahi yang pantas menjadi suatu objek material suatu ilmu ialah suatu lapang, bidang atau materi yang benar-benar kongkrit dan dapt diamati. Hal itu perlu di pertegaskan jarena kebenaran ilmiah adlah penyesuaian antara apa yang di ketahui dengan objek meteiralnya. Ada yang mengatakan objek material logika ialah akal budi atau pikiran manusia. Namun , akal budi atau pikiran manusia tidak dapt diamati. Hal itu perlu ditegaskan karena kebenaran lmiah adalh kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. Aristoteles (384-322) membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga komfonen. Pada masa Aristoteles seluruh ilmu pengetuan masih berada dipangkuan atau bahkan di kandungan induknya YaitufFilsafat. Olrh karena itu filsafat masih merangkum seluruh ilmu pengetahuan, maka ap yan disebut filsfat adalh ilmu pengetahuan dan yang disebut ilmu pengetahuan adlah filsafat. Tiga kelompok ilmu pengetahuan tersebut adalah : 1. Filsfat Spekulatif atau Filsafat Teoritis, yang bersifat objektif dan bertujuan pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri. Kelompok ini adalah terdiri dari: - Fisika. - Metafisika. - Biopsikologi. - Teologi. 2. Filsfat praktika, yang memberi pedoman bagi tingkah laku manusia. Kelompok ini terdiri atas: - Etika. - Politik. 3. Filsfat produktif,yang membibing manusia menjadi produktif lewat keterampilan khusus. Kelompok ini terdiri atas: - Kritik sastra. - Retorika. - Etestika. Aristoteles tidak memasukkan logika kedalam salah satu kelompok diatas karena, logika ialah prasyarat bagi ilmu-ilmu lainnya agar lebih dulu dipelajari.
  • 11. F. Hubungan Logika dengan Ilmu Pemerintahan Sebelum mengkaji ilmu pemerintahan sebenarnya lebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ilmu pemerintahan, dan bagainama cara mengajinya, Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mengkaji merupakan ilmu yang mengkaji secara logika Hubungan logika dengan ilmu pemerintahan juga adalah pada perumusan kaidah-kaidah dan pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapai kesimpulan yang valit dan pemecahan persoalan yang bijaksana, tapi pada kontek lain logikEtika, Artistika, Etestika, dan Religi dalam pemerintahan itu sendiri. contohnya Untuk mencapai rekomendasi dukungan suara dari masyarakat banyak. Ditinjau dari persfektif keilmuan, Ilmu Pemerintahan juga merupakan cabang ilmu yang harus di landasi dengan logika, karena dalam ilmu pemerintahan juga mengkaji kebenaran-kebenaran dalam mencapai keberhasilan. Keberan itu dibuktikan oleh adanya hukum-hukum atau bentuk pikiran manusia untuk menciftakan pemerintahan yang benar dan tepat. ii
  • 12. BAB V KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa logika adalah sebuah aturan dan cara berfikir yang tepat dan benar, baik itu secara lisan maupun tulisan. Suatu argumen dapat di peroleh dan diterima oleh orang lain, jika kita bisa meminit dan memisahkan antara kebenaran dengan kesalahan, dan tepat dengan tidak tepat. Memisahkan dua unsur tersebut hingga di peroleh kesimpulan yang tepat dan benar”logis”. Sering orang dalam mengambil keputusan terjadi keragu-raguan bahkan mengambil keputusan yang salah , ini didasarkan mereka mengambil keputusan tanpa menganalogikan terlebih dahulu, sehingga suatu kebenaran tidak tercapai. Oleh karean itu dalam aturan harus juga disertai dengan logika yang tepat dan benar. ii
  • 13. DAFTAR PUSTAKA  Suria, Sumantri . 2005 . Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer . Jakarta : Surya ii Multi Grafika.  Muhadjir, Noeng . 2001 . Filsafat Ilmu . Yogyakarata : Rakesarasain.  Gie, The Liang . 2000 . Pengantar Filsafat Ilmu . Yogyakarta . Liberty Yogyakarta.  Bagus, Lorens . 2005 . Kamus Filsafat . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka utama
  • 14. ii MID TEST : ILMU LOGIKA HUBUNGNA LOGIKA DAN ILMU PEMERINTAHAN DISUSUN OLEH : NAMA : ALIMUDIN STAMBUK : 21208251 SEMESTER : II PRODI : ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013
  • 15. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1 1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................2 BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................4 BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... .....6 A. Pengertian Logika........................................................................................6 B. Bahasa Logika............................................................................................7 C. Sejarah Perkembangan Logika...................................................................7 D. Batasan Logika dari para Filsuf Ilmuan........................................................9 E. Objek Logika....................................................................................... ........10 F. Hubungan Logika dan Ilmu pemerintahan...................................................11 BAB V KESIMPULAN.............................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13 ii
  • 16. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “HUBUNGAN ILMU LOGIKA DAN ILMU PEMERINTAHAN” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. ii Raha, Juni 2013 "Penulis"