SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PELATIHAN HUKUM
LOGIKA HUKUM : Pikir dan Nalar
oleh
ANGGALANA, S.H., M.H.
Akademisi Fakultas Hukum
Universitas Bandar Lampung
Bandar Lampung, September 2022
A. Logika Hukum
Logika berasal dari Bahasa Latin “logos” yang berarti
perkataan atau sabda. Sedangkan dalam Bahasa Inggris
logika menggunakan “Logic” yang berarti berpikir atau
bernalar atau proses penalaran.
Prof. Thaib Thair A.Mu’in membatasi logika sebagai “Ilmu
untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus
dalam memperoleh suatu kebenaran.
George F.Kneller mengatakan bahwa Logika disebut sebagai
“penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode
berpikir benar”.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah
suatu pertimbangan akal / strategi berpikir yang
dilakukan melalui pertimbangan yang konheren.
Logika berkaitan dengan aktivitas berpikir, dimana logika tidak
mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya tetapi
pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis.
Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan
cara serius dan terpelajar dan bertujuan mendapatkan
kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan
keinginan perorangan.
B. Logika Dalam Penalaran Hukum
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan kebenaran yaitu melalui:
1. metode induksi; dan
2. Metode deduksi.
Metode Induksi adalah cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang
bersifat individual.
Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat
khusus dan terbatas dan diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum dengan kata lain “Proses berpikir induksi
adalah berdasarkan proposisi khusus ke proposisi
umum”.
Contoh :
-Besi dipanaskan memuai.
-Seng dipanaskan memuai.
-Emas dipanaskan memuai.
---- Simpulan : Jadi, semua logam jika dipanaskan memuai.
Contoh lain :
-Si A karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima
tahun.
-Si B karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima
tahun.
-Si C karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima
tahun.
-Simpulan : Jadi, setiap orang (semua orang) karena kealpaannya
sehingga menyebabkan orang lain mati, diancam dengan hukuman
penjara (kurungan) paling lama lima tahun.
Metode Deduksi adalah kegiatan berpikir yang merupakan
kebalikan dari penalaran induksi.
Metode Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan
melalui cara/keadaan umum untuk mencapai kesimpulan
khusus.
Metode ini menggunakan pola pikir silogisme yang
sederhana dan disusun dengan penyusun dua pernyataan
(premis), diakhiri dengan sebuah kesimpulan
Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis 2: Sokrates adalah manusia
Kesimpulan: Socrates pasti mati.
Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang
diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti
mati".
Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates"
diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari
himpunan "manusia".
Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa
"Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari
klasifikasi sebagai "manusia".
C. PENALARAN HUKUM
Legal Reasoning adalah penalaran tentang hukum yaitu
pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian dasar
tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus
hukum, seorang pengacara mengargumentasi-kan hukum dan
bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum.
Namun pengertian sederhana ini menjadi tidak lagi sederhana
apabila pertanyaan dilanjutkan kepada:
1) apakah yang dimaksud dengan hukum;
2) bagaimana sebenarnya atau seharusnya seorang hakim
memutuskan suatu perkara/ kasus hukum; dan
3) bagaimana seorang pengacara meng-argumentasi-kan
hukum?
Bagi para Hakim, legal reasoning ini berguna dalam
mengambil pertimbangan untuk memutuskan suatu kasus.
Sedangkan bagi para Praktisi Hukum, legal reasoning ini
berguna untuk mencari dasar bagi suatu peristiwa atau
perbuatan hukum dengan tujuan untuk menghindari
terjadinya pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk
menjadi bahan argumentasi apabila terjadi sengketa
mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut.
Bagi para penyusun undang-undang dan peraturan (legal
drafter), legal reasoning ini berguna untuk mencari dasar
mengapa suatu undang-undang disusun dan mengapa suatu
peraturan perlu dikeluarkan
Adapun yang menjadi unsur-unsur penalaran bukan sebagai
bagian-bagian yang menyusun suatu penalaran, tetapi
merupakan hal-hal sebagai prinsip yang harus diketahui terlebih
dahulu, karena penalaran adalah suatu proses yang sifatnya
dinamis tergantung pada pangkal pikirnya.
Unsur-unsur penalaran yang dimaksudkan adalah tentang
pengertian, karena pengertian ini merupakan dasar dari semua
bentuk penalaran. Untuk mendapatkan pengertian sesuatu
dengan baik sering juga dibutuhkan suatu analisa dalam bentuk
pemecah-belahan sesuatu pengertian umum ke pengertian yang
menyusunnya, hal ini secara teknis disebut dengan istilah
pembagian. Dan selanjutnya diadakan pembatasan arti atau
definisi.
Norma, Aturan dan Hukum
Norma adalah
bentuk nyata
dari nilai-nilai
sosial di
dalam
masyarakat
yang
berbudaya,
memiliki
aturan-aturan,
dan kaidah-
kaidah, baik
yang tertulis
maupun tidak.
Hukum adalah aturan
baik yang tertulis
maupun tidak tertulis
yang dibuat oleh badan
yang berwenang yang
berisi perintah ataupun
larangan untuk mengatur
tingkah laku manusia
guna mencapai keadilan,
keseimbangan dan
keselarasan dalam hidup,
atau dengan kata lain
untuk mencegah terjadinya
kekacauan dan lain
sebagainya dalam hidup.
Aturan adalah
tata tertib
yang harus di
ikuti dan
apabila
dilanggar akan
mendapatkan
sanksi.
Materi Logika Hukum 1.pptx

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Kumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumKumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumEko Nainggolan
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Ayu Sulastri
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Kumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukumKumpulan mosi debat hukum
Kumpulan mosi debat hukum
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
 
Asas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum PidanaAsas Asas Hukum Pidana
Asas Asas Hukum Pidana
 

Similar to Materi Logika Hukum 1.pptx

5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptxpieterpattiasina2
 
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docx
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docxArgumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docx
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docxZukét Printing
 
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdf
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdfArgumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdf
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdfZukét Printing
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfZukét Printing
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxZukét Printing
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfZukét Printing
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxZukét Printing
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptasifsardari
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatRetno Wulandari
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )Rietz Wiguna
 
Tugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfTugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfLuluAfriyanti
 

Similar to Materi Logika Hukum 1.pptx (20)

5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docx
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docxArgumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docx
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.docx
 
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdf
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdfArgumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdf
Argumentasi Hukum Logika dan Penalaran.pdf
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdfArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docxArgumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
Argumentasi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat.docx
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
 
Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
 
3. LOGIKA HUKUM.ppt
3. LOGIKA HUKUM.ppt3. LOGIKA HUKUM.ppt
3. LOGIKA HUKUM.ppt
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Unsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen LogikaUnsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen Logika
 
Tugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdfTugas Riyandika_compressed.pdf
Tugas Riyandika_compressed.pdf
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
FILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docxFILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docx
 

Materi Logika Hukum 1.pptx

  • 1. PELATIHAN HUKUM LOGIKA HUKUM : Pikir dan Nalar oleh ANGGALANA, S.H., M.H. Akademisi Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Bandar Lampung, September 2022
  • 2. A. Logika Hukum Logika berasal dari Bahasa Latin “logos” yang berarti perkataan atau sabda. Sedangkan dalam Bahasa Inggris logika menggunakan “Logic” yang berarti berpikir atau bernalar atau proses penalaran. Prof. Thaib Thair A.Mu’in membatasi logika sebagai “Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran. George F.Kneller mengatakan bahwa Logika disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar”. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal / strategi berpikir yang dilakukan melalui pertimbangan yang konheren.
  • 3.
  • 4. Logika berkaitan dengan aktivitas berpikir, dimana logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar dan bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan.
  • 5. B. Logika Dalam Penalaran Hukum Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan kebenaran yaitu melalui: 1. metode induksi; dan 2. Metode deduksi.
  • 6. Metode Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum dengan kata lain “Proses berpikir induksi adalah berdasarkan proposisi khusus ke proposisi umum”.
  • 7.
  • 8. Contoh : -Besi dipanaskan memuai. -Seng dipanaskan memuai. -Emas dipanaskan memuai. ---- Simpulan : Jadi, semua logam jika dipanaskan memuai.
  • 9. Contoh lain : -Si A karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati, diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima tahun. -Si B karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati, diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima tahun. -Si C karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati, diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima tahun. -Simpulan : Jadi, setiap orang (semua orang) karena kealpaannya sehingga menyebabkan orang lain mati, diancam dengan hukuman penjara (kurungan) paling lama lima tahun.
  • 10. Metode Deduksi adalah kegiatan berpikir yang merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Metode Deduksi adalah cara berpikir dari pernyataan melalui cara/keadaan umum untuk mencapai kesimpulan khusus. Metode ini menggunakan pola pikir silogisme yang sederhana dan disusun dengan penyusun dua pernyataan (premis), diakhiri dengan sebuah kesimpulan
  • 11.
  • 12. Premis 1: Semua manusia pasti mati Premis 2: Sokrates adalah manusia Kesimpulan: Socrates pasti mati. Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia". Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
  • 13. C. PENALARAN HUKUM Legal Reasoning adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang pengacara mengargumentasi-kan hukum dan bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum. Namun pengertian sederhana ini menjadi tidak lagi sederhana apabila pertanyaan dilanjutkan kepada: 1) apakah yang dimaksud dengan hukum; 2) bagaimana sebenarnya atau seharusnya seorang hakim memutuskan suatu perkara/ kasus hukum; dan 3) bagaimana seorang pengacara meng-argumentasi-kan hukum?
  • 14. Bagi para Hakim, legal reasoning ini berguna dalam mengambil pertimbangan untuk memutuskan suatu kasus. Sedangkan bagi para Praktisi Hukum, legal reasoning ini berguna untuk mencari dasar bagi suatu peristiwa atau perbuatan hukum dengan tujuan untuk menghindari terjadinya pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk menjadi bahan argumentasi apabila terjadi sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut. Bagi para penyusun undang-undang dan peraturan (legal drafter), legal reasoning ini berguna untuk mencari dasar mengapa suatu undang-undang disusun dan mengapa suatu peraturan perlu dikeluarkan
  • 15. Adapun yang menjadi unsur-unsur penalaran bukan sebagai bagian-bagian yang menyusun suatu penalaran, tetapi merupakan hal-hal sebagai prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu, karena penalaran adalah suatu proses yang sifatnya dinamis tergantung pada pangkal pikirnya. Unsur-unsur penalaran yang dimaksudkan adalah tentang pengertian, karena pengertian ini merupakan dasar dari semua bentuk penalaran. Untuk mendapatkan pengertian sesuatu dengan baik sering juga dibutuhkan suatu analisa dalam bentuk pemecah-belahan sesuatu pengertian umum ke pengertian yang menyusunnya, hal ini secara teknis disebut dengan istilah pembagian. Dan selanjutnya diadakan pembatasan arti atau definisi.
  • 16. Norma, Aturan dan Hukum Norma adalah bentuk nyata dari nilai-nilai sosial di dalam masyarakat yang berbudaya, memiliki aturan-aturan, dan kaidah- kaidah, baik yang tertulis maupun tidak. Hukum adalah aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat oleh badan yang berwenang yang berisi perintah ataupun larangan untuk mengatur tingkah laku manusia guna mencapai keadilan, keseimbangan dan keselarasan dalam hidup, atau dengan kata lain untuk mencegah terjadinya kekacauan dan lain sebagainya dalam hidup. Aturan adalah tata tertib yang harus di ikuti dan apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi.