SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Teori Hukum
American Realism
Prof. Satya Arinanto, S.H., M.H.
Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung
NIM: 2307190008
Universitas Kristen Indonesia
Menilai Relevansi Realisme Kritik Terhadap
Putusan MA No. 30/P/HUM/2020
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Makalah ini bertujuan memberikan catatan kritis terhadap praktik ajudikasi. Mahkamah Agung (MA)
dalam pengujian Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi Pemerintah Dan Di
Luar Instansi Pemerintah dari perspektif filosofis terkait dengan teori ajudikasi.
• Pendekatan realisme dalam Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020. Alasan untuk
membuka kembali perdebatan teoretis terkait dengan Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4
Juni 2020 adalah Jaksa adalah pegawai negeri sipil dengan jabatan fungsional yang memiliki
kekhususan dan melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang.
Jaksa dapat ditugaskan untuk menduduki atau mengisi jabatan:
a. di luar instansi Kejaksaan;
b. pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
c. dalam organisasi internasional;
d. dalam organisasi profesi internasional; atau
e. pada penugasan lainnya.
Perumusan Masalah
“Apakah judicial reasoning Putusan MA Nomor
30/HUM/2020 tanggal 4 Juni
2020 yang menggunakan pendekatan realisme
benar jika dikaitkan dengan
Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan
Pegawai Negeri Sipil
pada Instansi Pemerintah dan di Luar Instansi
Pemerintah bertentangan
dengan ketentuan perundang-undangan yang lebih
tinggi, sehingga tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat?”
Oliver Wendell Holmes, Junior
Kehidupan hukum bukanlah logika, melainkan
pengalaman. Kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan
saat itu, teori-teori moral dan politik lazim, intuisi
kebijakan publik, baik disadari maupun tidak, dan
bahkan prasangka yang dimiliki hakim terhadap
sesamanya, mempunyai lebih banyak manfaat
daripada silogisme dalam menentukan keputusan
hakim, aturan yang dengannya manusia harus
diperintah.
Tantangan untuk mengubah putusan
pengadilan tersebut adalah ketidakmampuan
untuk meramalkan hal tertentu apa yang
dipercaya sebagai fakta oleh hakim atau pun
juri.
Jerome Frank
- Hukum tercermin dari perilaku para ahli hukum..
- Hukum dianggap sekumpulan fakta yang diajukan di
pengadilan dan kemudian dipilih oleh Hakim sebagai
Putusan Pengadilan.
Keadilan tercermin dalam Putusan Pengadilan (keadilan
yudisial).
Karl N. Llewellyn
Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan sosial, bukan tujuan itu sendiri, dan oleh karena itu
seharusnya dievaluasi berdasarkan dampaknya. Selain itu, baik hukum maupun masyarakat berada dalam
keadaan perubahan yang konstan, meskipun perubahan hukum biasanya tertinggal dibandingkan
perubahan sosial, sehingga ada kebutuhan untuk terus meninjau hukum. Penilaian nilai-nilai menjadi
penting ketika mengidentifikasi tujuan yang harus dicapai oleh hukum, tetapi selama hukum sedang
dianalisis secara kritis, itu harus dipisahkan dari apa yang seharusnya terjadi, jika tidak, persepsi kita
tentang bagaimana sesuatu seharusnya berjalan kemungkinan akan terpengaruh oleh keyakinan kita
tentang apa yang seharusnya terjadi.
Aturan hukum dan konsep hukum harus dipertanyakan ketika mereka mengklaim untuk menjelaskan apa
yang sebenarnya terjadi dalam sistem hukum, dan teori hukum harus dicurigai jika mengimplikasikan
bahwa aturan hukum mengatur keputusan pengadilan. Kasus dan situasi hukum sebaiknya
dikelompokkan menjadi kategori yang lebih sempit daripada lebih luas, terutama jika aturan dan
konsepnya diungkapkan dalam bahasa sederhana, karena hal ini cenderung menyembunyikan rentang
situasi yang kompleks yang mereka cakup.
William Twining
Penafsiran hukum tidak menjadi begitu
mendesak sebagaimana dalam tradisi
hukum tertulis.
Pendekatan realisme dalam Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020,
pertanyaan penting yang harus dijawab terlebih dahulu apakah Putusan MA Nomor
30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 benar-benar menerapkan pendekatan realisme dalam
penalaran hukumnya yang dapat dikategorikan sebagai ratio decidendi (alasan penentu).
Kesimpulan dari pandangan Jerome Frank adalah bahwa
hukum tercermin dari perilaku para ahli hukum, terutama
para penegak hukum yang bekerja di pengadilan, baik
ditingkat pengadilan biasa maupun pengadilan banding.
Hukum dianggap sebagai sekumpulan fakta yang diajukan di
pengadilan dan kemudian dipilih oleh hakim atau juri untuk
dimasukkan ke dalam putusan pengadilan. Ketidakpastian
dalam hukum muncul karena ketidakmampuan untuk
memahami pola kesamaan atau perbedaan dalam fakta-fakta
yang dipertimbangkan dalam putusan pengadilan. Hal ini
menjadi permasalahan dalam upaya menciptakan kepastian
hukum. Keadilan dalam pandangan Jerome Frank adalah
keadilan yang tercermin dalam putusan pengadilan, yang
disebut sebagai keadilan yudisial. Oleh karena itu, kepastian
hukum pada akhirnya akan menciptakan keadilan yudisial.
Realisme hukum adalah aliran filsafat hukum yang
memberikan kebebasan bagi hakim untuk membuat
putusan yang baik sehingga paham ini menjadi alat
legitimasi hakim untuk menemukan hukum dan
menciptakan hukum. Hal ini dilakukan karena
normatifnya hukum tidak mampu menangkap suasana
proses hukum faktual yang sedang dihadapi oleh hakim
sehingga menuntut hakim untuk menjadi pembentuk
hukum.
Dalam konteks teori realisme sebagai teori ajudikasi, yang
menekankan penggunaan argumen faktual dan pendekatan
konsekuensialis dalam penalaran hukum, Putusan MA Nomor
30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 memenuhi batasan-
batasan ini. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa MA
menggunakan pendekatan realisme dalam pengujian Pasal 8
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai Negeri
Sipil Pada Instansi Pemerintah dan di Luar Instansi
Pemerintah pada tingkat pertama dan terakhir. Penggunaan
argumen faktual dan pendekatan konsekuensialis dalam
putusan ini menempatkan penilaian kebenaran dalam
kerangka teori korespondensi. Dalam kerangka ini, judicial
reasoning dapat dilihat sebagai objek “verifikasi faktual”, yang
artinya argumentasi hukum yang digunakan dalam putusan
dapat dinyatakan sebagai benar (true) atau salah (false)
melalui proses verifikasi fakta yang ada.
Dalam prosesnya, Mahkamah Agung seharusnya menambahkan
dimensi yang lebih mendalam dalam pemahaman esensi atau
signifikan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-
undangan yang sedang diperiksa. Peran sifat judex factie
tampaknya bisa mendukung perkembangan penafsiran
konstitusi ini, yang akan memberikan hakim keleluasaan yang
lebih besar dalam memperdalam argumen. Meskipun
ketentuan-ketentuan yang mengatur tenggat waktu
pengambilan keputusan perkara Hak Uji Materiil (HUM) telah
jelas sejak berkas permohonan diserahkan, tetapi perlu
dipertimbangkan upaya untuk memberikan ruang bagi para
pihak untuk menyampaikan argumennya, menciptakan dialog
yang lebih baik antara kekuasaan kehakiman, masyarakat
dan pembuat undang-undang.
CREDITS: This presentation
template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Terima
Kasih

More Related Content

Similar to Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism

XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxdonihasmanto
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxZukét Printing
 
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdf
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdfmateri_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdf
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdfAndrewYoshi1
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfZukét Printing
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumgreghendy
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfZukét Printing
 
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.henrifayol2
 
privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)Agus Irfandi
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaAgung Vixon
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxZukét Printing
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II PembahasanRezki2704
 

Similar to Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism (20)

XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptxXIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
XIII. Penemuan dan Pembentukan Hukum.pptx
 
Teori pidana tiga
Teori pidana tigaTeori pidana tiga
Teori pidana tiga
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
 
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdf
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdfmateri_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdf
materi_270_2. Penafsiran Konstitusi.pdf
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
 
Azas keadilan
Azas keadilanAzas keadilan
Azas keadilan
 
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
Implementasi Hukum Adminstrasi Pelayanan Publik dalam OSS RBA.
 
privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)
 
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara PidanaHukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 
Makalah ilmu logika
Makalah ilmu logikaMakalah ilmu logika
Makalah ilmu logika
 

Recently uploaded

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (11)

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung - Teori Hukum American Realism

  • 1. Teori Hukum American Realism Prof. Satya Arinanto, S.H., M.H. Johannes Ronald Elyeser Roparulian Hutagalung NIM: 2307190008 Universitas Kristen Indonesia
  • 2. Menilai Relevansi Realisme Kritik Terhadap Putusan MA No. 30/P/HUM/2020 PENDAHULUAN Latar Belakang • Makalah ini bertujuan memberikan catatan kritis terhadap praktik ajudikasi. Mahkamah Agung (MA) dalam pengujian Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi Pemerintah Dan Di Luar Instansi Pemerintah dari perspektif filosofis terkait dengan teori ajudikasi. • Pendekatan realisme dalam Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020. Alasan untuk membuka kembali perdebatan teoretis terkait dengan Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 adalah Jaksa adalah pegawai negeri sipil dengan jabatan fungsional yang memiliki kekhususan dan melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang. Jaksa dapat ditugaskan untuk menduduki atau mengisi jabatan: a. di luar instansi Kejaksaan; b. pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri; c. dalam organisasi internasional; d. dalam organisasi profesi internasional; atau e. pada penugasan lainnya.
  • 3. Perumusan Masalah “Apakah judicial reasoning Putusan MA Nomor 30/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 yang menggunakan pendekatan realisme benar jika dikaitkan dengan Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pemerintah dan di Luar Instansi Pemerintah bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi, sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat?”
  • 4. Oliver Wendell Holmes, Junior Kehidupan hukum bukanlah logika, melainkan pengalaman. Kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan saat itu, teori-teori moral dan politik lazim, intuisi kebijakan publik, baik disadari maupun tidak, dan bahkan prasangka yang dimiliki hakim terhadap sesamanya, mempunyai lebih banyak manfaat daripada silogisme dalam menentukan keputusan hakim, aturan yang dengannya manusia harus diperintah.
  • 5. Tantangan untuk mengubah putusan pengadilan tersebut adalah ketidakmampuan untuk meramalkan hal tertentu apa yang dipercaya sebagai fakta oleh hakim atau pun juri. Jerome Frank - Hukum tercermin dari perilaku para ahli hukum.. - Hukum dianggap sekumpulan fakta yang diajukan di pengadilan dan kemudian dipilih oleh Hakim sebagai Putusan Pengadilan. Keadilan tercermin dalam Putusan Pengadilan (keadilan yudisial).
  • 6. Karl N. Llewellyn Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan sosial, bukan tujuan itu sendiri, dan oleh karena itu seharusnya dievaluasi berdasarkan dampaknya. Selain itu, baik hukum maupun masyarakat berada dalam keadaan perubahan yang konstan, meskipun perubahan hukum biasanya tertinggal dibandingkan perubahan sosial, sehingga ada kebutuhan untuk terus meninjau hukum. Penilaian nilai-nilai menjadi penting ketika mengidentifikasi tujuan yang harus dicapai oleh hukum, tetapi selama hukum sedang dianalisis secara kritis, itu harus dipisahkan dari apa yang seharusnya terjadi, jika tidak, persepsi kita tentang bagaimana sesuatu seharusnya berjalan kemungkinan akan terpengaruh oleh keyakinan kita tentang apa yang seharusnya terjadi. Aturan hukum dan konsep hukum harus dipertanyakan ketika mereka mengklaim untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam sistem hukum, dan teori hukum harus dicurigai jika mengimplikasikan bahwa aturan hukum mengatur keputusan pengadilan. Kasus dan situasi hukum sebaiknya dikelompokkan menjadi kategori yang lebih sempit daripada lebih luas, terutama jika aturan dan konsepnya diungkapkan dalam bahasa sederhana, karena hal ini cenderung menyembunyikan rentang situasi yang kompleks yang mereka cakup.
  • 7. William Twining Penafsiran hukum tidak menjadi begitu mendesak sebagaimana dalam tradisi hukum tertulis.
  • 8. Pendekatan realisme dalam Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020, pertanyaan penting yang harus dijawab terlebih dahulu apakah Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 benar-benar menerapkan pendekatan realisme dalam penalaran hukumnya yang dapat dikategorikan sebagai ratio decidendi (alasan penentu).
  • 9. Kesimpulan dari pandangan Jerome Frank adalah bahwa hukum tercermin dari perilaku para ahli hukum, terutama para penegak hukum yang bekerja di pengadilan, baik ditingkat pengadilan biasa maupun pengadilan banding. Hukum dianggap sebagai sekumpulan fakta yang diajukan di pengadilan dan kemudian dipilih oleh hakim atau juri untuk dimasukkan ke dalam putusan pengadilan. Ketidakpastian dalam hukum muncul karena ketidakmampuan untuk memahami pola kesamaan atau perbedaan dalam fakta-fakta yang dipertimbangkan dalam putusan pengadilan. Hal ini menjadi permasalahan dalam upaya menciptakan kepastian hukum. Keadilan dalam pandangan Jerome Frank adalah keadilan yang tercermin dalam putusan pengadilan, yang disebut sebagai keadilan yudisial. Oleh karena itu, kepastian hukum pada akhirnya akan menciptakan keadilan yudisial.
  • 10. Realisme hukum adalah aliran filsafat hukum yang memberikan kebebasan bagi hakim untuk membuat putusan yang baik sehingga paham ini menjadi alat legitimasi hakim untuk menemukan hukum dan menciptakan hukum. Hal ini dilakukan karena normatifnya hukum tidak mampu menangkap suasana proses hukum faktual yang sedang dihadapi oleh hakim sehingga menuntut hakim untuk menjadi pembentuk hukum.
  • 11. Dalam konteks teori realisme sebagai teori ajudikasi, yang menekankan penggunaan argumen faktual dan pendekatan konsekuensialis dalam penalaran hukum, Putusan MA Nomor 30/P/HUM/2020 tanggal 4 Juni 2020 memenuhi batasan- batasan ini. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa MA menggunakan pendekatan realisme dalam pengujian Pasal 8 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi Pemerintah dan di Luar Instansi Pemerintah pada tingkat pertama dan terakhir. Penggunaan argumen faktual dan pendekatan konsekuensialis dalam putusan ini menempatkan penilaian kebenaran dalam kerangka teori korespondensi. Dalam kerangka ini, judicial reasoning dapat dilihat sebagai objek “verifikasi faktual”, yang artinya argumentasi hukum yang digunakan dalam putusan dapat dinyatakan sebagai benar (true) atau salah (false) melalui proses verifikasi fakta yang ada.
  • 12. Dalam prosesnya, Mahkamah Agung seharusnya menambahkan dimensi yang lebih mendalam dalam pemahaman esensi atau signifikan ketentuan-ketentuan peraturan perundang- undangan yang sedang diperiksa. Peran sifat judex factie tampaknya bisa mendukung perkembangan penafsiran konstitusi ini, yang akan memberikan hakim keleluasaan yang lebih besar dalam memperdalam argumen. Meskipun ketentuan-ketentuan yang mengatur tenggat waktu pengambilan keputusan perkara Hak Uji Materiil (HUM) telah jelas sejak berkas permohonan diserahkan, tetapi perlu dipertimbangkan upaya untuk memberikan ruang bagi para pihak untuk menyampaikan argumennya, menciptakan dialog yang lebih baik antara kekuasaan kehakiman, masyarakat dan pembuat undang-undang.
  • 13. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. Terima Kasih