SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai 
universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati 
hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu 
ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang 
berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran 
kependudukan. 
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. 
Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, 
dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh 
Tuhan Yang Maha Esa. 
Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup 
mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan 
dapat menimbulkan dampk negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri beserta 
lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan 
udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin 
meningkat dari tahun ke tahun. 
Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, 
diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan. 
Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan tidak saja 
disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan. Masalah 
lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang 
kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di negara maju 
kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya pembangunan. Oleh 
karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan menjadi makin parah. 
Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan. 
Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas 
penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia. 
Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur 
penduduk muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi 
ii
Kabupaten Muna terletak di jazirah sulawesi bagian tenggara, meliputi bagian utara pulau 
muna, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan tersebut, terletak di bagian 
selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00° – 123.24° BT. 
Luas dan Batas Wilayah 
Luas daratan Kabupaten Muna seluas 4.887 km² atau 488.700 ha, berbatasan dengan: 
Utara Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Tiworo 
ii 
Selatan Selat Muna 
Barat Selat Spelman 
Timur Kabupaten Buton Utara dan Pulau Kajuangi 
Topografi dan Hidrologi 
Kondisi topografi pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 
kurang dari 100 meter di atas permukaan laut, wilayah muna bagian selatan terdiri dari tanah 
podsolik merah dan kuning. 
Pada pesisir pantai Waode Buri, Kecamatan Kulisusu mempunyai potensi ikan hias tropis 
yang dapat dikembangkan menjadi aqua kultur. 
Keadaan Iklim 
Kabupaten Muna pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 25º C – 27º C. 
Musim hujan terjadi antara bulan Nopember dan mulai Maret, dimana pada bulan tersebut 
angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air yang 
menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Indonesia, sedangkan musim kemarau terjadi 
antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang 
sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air. 
B. TUJUAN 
Untuk mengetahui data jumlah penduduk di Kabupaten Muna.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Kependuduk 
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, 
mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, 
ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006). 
Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari 
pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi untuk 
menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis. 
Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari 
kata : 
- demos, yang artinya rakyat/penduduk 
- grafein, yang artinya menggambar atau menulis. 
- Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk 
Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi 
penduduk serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi 
sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan 
status). Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar 
variable demografi (Dependen dan independen) 
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam 
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan 
menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas 
dan migrasi. 
Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang 
mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada 
benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, 
maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya. 
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana 
mereka tinggal. 
Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, 
Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan 
jumlah penduduk Tahun 1961 jumlah penduduknya baru mencapai 111.766 jiwa, sepuluh 
tahun kemudian, yakni tahun 1971 meningkat menjadi 154.024 jiwa atau mengalami 
ii
pertumbuhan rata-rata sebesar 3,26 persen per tahun. Pada tahun 1980 meningkat menjadi 
174.057 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun, kemudian tahun 1990 meningkat 
menjadi 226.933 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus 
tahun 2000, penduduk di wilayah ini telah berjumlah 273.160 jiwa atau mengalami 
pertumbuhan atau rata-rata 1,90 persen per tahun. Terakhir berdasarkan hasil registrasi 
penduduk pada akhir tahun 2005 telah berjumlah 304.753 jiwa 
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Muna 
Tahun 2011 2010 2009 2008 2007 
Jumlah Pria (jiwa) 132.112 129.535 117.318 116.158 116.158 
Jumlah Wanita (jiwa) 141.504 138.742 131.143 129.846 129.846 
Total (jiwa) 273.616 268.277 248.461 246.004 246.004 
Pertumbuhan Penduduk (%) - - - - -15 
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) - - - - - 
ii 
(sumber: BPS) 
2.2 PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup) 
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar pendidikan, 
yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan hidup. Pendidikan 
kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan sikap serta perilaku, 
reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan bertanggung jawab. Adapun tujuan 
lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan 
pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan 
antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan 
oleh pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka diharapkan mereka 
dapat menyesuaikan hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada 
umumnya. Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada upaya 
perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara rasional dan 
bertanggung jawab. 
Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya memiliki 
beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa dinamika 
penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya, keduanya sama-sama
menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik. Atas dasar kesamaan tersebut, pada 
tahun 1984 pendidikan kependudukan dan pendidikan lingkungan hidup yang semula terpisah 
digabungkan menjadi satu nama yaitu “pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup” 
yang batasannya sebagai berikut : 
“Suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian, 
kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh timbal 
balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia”. 
Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai berikut 
1. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup. 
2. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan 
ii 
hidup. 
3. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan 
lingkungan hidup. 
4. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara 
penduduk dengan lingkungan hidup. 
5. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi 
yang menjamin kelangsungan hidup manusia. 
6. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan 
hidup. 
7. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan 
kelestarian lingkungan hidup. 
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah 
membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu 
warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah 
kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam 
hubungannya dengan lingkungan hidupnya. 
2.3 Objek PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup) 
Berpijak pada tujuan-tujuan tersebut di atas, objek yang menjadi medan studi PKLH selalu 
berkaitan dengan masalah kependudukan dan kelestarian lingkungan hidup. 
Dalam seminar segi-segi hukum dari pengelolaan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan di 
Bandung pada tanggal 25 – 27 Maret 1976, telah diidentifikasi masalah pokok di bidang 
lingkungan hidup, masalah itu meliputi : 
a. Masalah kependudukan dengan segala parameternya, termasuk :
1. besarnya jumlah penduduk, 
2. komposisi umur muda, 
3. tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, 
4. distribusi penduduk yang tidak merata, 
5. kondisi sosial ekonomi yang rendah. 
b.Masalah pencemaran lingkungan. 
c.Masalah ekonomi dalam hubungannya dengan konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial. 
d. Masalah institusional : kerjasama baik langsung atau tidak langsung yang dapat 
mengakibatkan memburuk atau membaiknya kualitas lingkungan. 
e. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan hidupnya (Suharyono, 1988 : 5) 
Sedangkan dalam Seminar Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup 
sebagai Salah Satu Upaya Mempersiapkan Peningkatan Kualitas Hidup Yang Berwawasan 
Lingkungan yang diselenggarakan di IKIP Semarang pada tanggal 23 Maret 1988. 
Ada diungkapkan bahwa program Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mencakup berbagai 
disiplin, beberapa di antaranya meliputi : 
1. Ekosistem 
Ini mencakup struktur dan cara berfungsinya ekosistem, pengaruh manusia terhadap 
ekosistem serta bagaimana manusia mampu mengubah sistem di bumi. 
2. Populasi 
Di dalamnya mengatur populasi, pengelompokkan umur, sebab-sebab meningkatnya jumlah 
penduduk, pengaruh populasi terhadap lingkungan, perpindahannya, pemakaian sumber daya 
oleh populasi yang makin meningkat, gaya hidup populasi, tingkat kelahiran/kematian, dan 
kesehatan populasim terkait di sini kebijaksanaan kependudukan serta implikasi sosial, 
ekologi, politik. 
3. Ekonomi dan Teknologi 
Sistem perekonomian membentuk pengaturan sosial untuk memproduksi dan 
mendistribusikan barang maupun jasa yang dikehendaki oleh individu maupun masyarakat. 
4. Keputusan yang berkaitan dengan Lingkungan 
Dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan perlu 
dipertimbangkan aspek ekonomi, sosial, teknologi, serta kemungkinan alternatif pemecahan, 
kebijaksanaan dan tindakan dalam masalah tersebut. 
5. Etika Lingkungan 
Manusia merupakan salah satu makhluk yang menghuni bumi ini, sebagai makhluk manusia 
memiliki beberapa kelebihan dari makhluk yang lain. Dengan akal budinya, manusia dapat 
ii
mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal. Namun apabila 
mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal. Namun eksploitasi itu tidak 
didasari oleh rasa cinta dan rasa “menghormati” terhadap bumi dan segala kehidupan yang 
ada, planet ini mungkin sekali akan menjadi sulit untuk mendukung populasi manusia meski 
dalam jumlah yang kecil sekali pun. 
Berdasarkan uraian di atas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa bahan kajian PKLH 
berkaitan dengan : 
1. Masalah kependudukan dengan segala parameternya, 
2. Masalah pencemaran lingkungan, 
3. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan yang pada gilirannya dapat 
berbicara mengenai masalah pemantauan lingkungan, keputusan-keputusan administrasi 
mengenai standar mutu air, udara dan undang-undang pelestarian lingkungan. 
4. masalah implikasi sosial dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup 
(perencanaan kota dan regional, tempat rekreasi). 
5. masalah etika lingkungan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya sikap serta 
ii 
perilaku positif terhadap lingkungan hidup. 
2.4 Pertumbuhan Penduduk dan Keselarasan Lingkungan Hidup di Kabupaten Muna 
1. Masalah Lingkungan 
Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. 
Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, 
dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh 
Tuhan Yang Maha Esa. 
Namun, tidak semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia, malah sebagian 
besar terjadi di luar campur tangan manusia. Contohnya, gempa bumi, pencairan es di kutub-kutub 
yang menyebabkan naiknya permukaan laut, meteor yang jatuh dari langit dan 
sebagainya adalah gejala-gejala alam yang terjadi di luar kehendak dan kendali manusia. 
Campur tangan manusia dalam masalah lingkungan hanya sedikit dan itupun baru terasa 
akhir-akhir ini saja ketika jumlah manusia di dunia sudah demikian banyaknya. Manusia-manusia 
yang banyak itu sudah menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang 
mampu mempengaruhi alam secara besar-besaran. 
2. Pengertian Lingkungan 
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup 
atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang masalah tempat tinggal
disebut ekologi. Ekologi berasal dari kata Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat 
hidup. Jadi, ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup 
dengan lingkungannya. 
3. Keselarasan Lingkungan 
Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan lainnya terikat adanya 
saling ketergantungan. Hukum saling ketergantungan berlaku pada setiap lingkungan hidup. 
Ketergantungan antar jenis, ketergantungan antar populasi, dan ketergantungan antar 
komponen biotik dengan komponen abiotik. Saling ketergantungan yang paling nyata tampak 
pada masalah-masalah makanan. 
4. Peranan manusia dalam Lingkungan Hidup 
Manusia merupakan salah satu komponen biotik di dalam suatu lingkungan hidup. Manusia 
mempunyai kelebihan dari makhluk lain, ialah akal budi. Dengan kelebihan inilah manusia 
mempunyai kedudukan yang istimewa dalam suatu lingkungan hidup. Dengan akal dan 
pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga kepentingan manusia lebih diutamakan dan 
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. 
Seringkali manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup mengabaikan terjaminnya 
keseimbangan alam, sebagai contoh bahwa manusia membunuh makhluk-makhluk lain yang 
menjadi saingannya dalam memperoleh pangan. Kalau manusia memerlukan padi sebagai 
bahan makanan maka diberantaslah belalang, ulat, tikus, dan hama-hama lain yang suka 
kepala padi. 
2.5 Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi 
Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan di mana kondisi suatu habitat (tempat dimana 
makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh terhadap habitat itu. 
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan laju pertumbuhan 
penduduk yang sangat pesat. Makin cepat pertumbuhan penduduk, makin cepat pula 
lingkungan hidup dikotori. 
Pencemaran-pencemaran lingkungan itu sebagai berikut : 
1. Pencemaran tanah 
Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, 
rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan 
besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. 
Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, 
menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah 
ii
garam yang sangat besar akan menyerap air tanah. Guna mencegah atau mengurangi polusi 
tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang sudah 
ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat sampah atau dibuang di tempat 
pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan disediakan secukupnya. 
2. Pencemaran udara 
Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan 
bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan, sehingga 
banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk 
mencukupi kebutuhan hidup penduduk. Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat 
menimbulkan penyakit pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu 
disebabkan banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan 
partikel-partikel halus dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas 
baik di darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah baiknya 
jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi keluarnya asap-asap dari 
pabrik atau kendaraan bermotor. 
3. Pencemaran air 
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan air, meskipun 
permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air 
bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. 
Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena 
itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat 
mengganggu kesehatan. Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang 
berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah ditentukan. 
Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, 
sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai. Untuk mencegah polusi air, 
maka penggunaan obat-obatan dan bahan kimia hendaklah menurut aturan atau petunjuk-petunjuk 
yang telah ditentukan. Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan 
bermotor, kapal terbang dan sebagainya. Dalam hal ini juga Pemerintah telah mengatur bagi 
orang yang mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan 
industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak menimbulkan polusi suara pada penduduk 
sekitarnya. 
ii
BAB III 
STUDI KASUS DAN ANALISA 
3.1 Studi Kasus Kemiskinan Penduduk 
Kemiskinan merupakan teman dekat dari masyarakat di negara miskin. Mereka miskin karena 
mereka miskin,sehingga kemiskinan didalam suatu masyarakat digambarkan sebagai suatu 
lingkaran setan (vicious circle ) yang sangat susah untuk mengatasinya. Namun ini menjadi 
suatu tantangan bagi pemerintah ataupun negara maupun masyarakat dari suatu negara untuk 
mengangkat tingkat kehidupan mereka,ataupun mengurangi beban berat yang harus dipikul 
oleh masyarakat miskin. Miskin pasti bukan pilihan mereka, dan hampir tak ada orang yang 
ingin hidup miskin, namun mereka tetap menjadi miskin. 
3.2 Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Kemiskinan Penduduk 
Sesuai GBHN , maka repelita II telah dicanangkan delapan jalur pemerataan, yang 
merupakan bukti jelas adanya suatu kemauan politik bahwa untuk selanjutnya pembangunan 
dan pemerataan tidak akan dipisah–pisahkan, dengan mengambil kaum miskin sebagai 
kelompok sasaran utama. Delapan jalur tersebut di antaranya yaitu : 
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang 
ii 
dan perumahan 
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan 
3. Pemerataan pembagian pendapatan 
4. Pemerataan kesempatan kerja 
5. Pemerataan kesempatan berusaha 
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, `khususnya bagi generasi 
mudah daun kaum wanita 
7. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh tanah air 
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan 
Langkah – langkah yang sudah dan sedang di ambil dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan 
pembangunan plus pemerataan melalui delapan jalur itu, pada hakikatnya bisa dibagi dalam 
empat kelompok yang kait mengait satu sama lain ialah : 
1. Realokasi sumber daya alam ( misalnya dengan landreformI ) disertai penciptaan 
lapangan kerja yang seluas – luasnya, terutama bagi mereka yang miskin
2. Penciptaan kesempatan memperoleh sarana atau modal bagi orang miskin, dengan 
antara lain kredit candak kulak, kredit investasi kecil, dan bebagai macam kredit 
lainnya, dengan dilengkapi usaha pemasaran 
3. Usaha pendidikan, baik formal maupun nonformal, untuk meningkatkan kemampuan 
dan keterampilan dan membuang sikap pasrah terhadap kemiskinan 
4. Usaha terciptanya kehidupan sosial yang sejahtera dan adil, yang mencakup antara 
lain kesehatan jasmani dan rohani, perumahan, penyediaan air bersih dan sebagainya, 
yang bisa meningkatkan kualitas hidup orang miskin terutama sampai ke taraf 
perkehidupan. 
Semua langkah di atas sudah mencakup segala bidang kegiatan masyrakat, termasuk 
pertanian, perkebunan, perdagangan, pengangkutan,transmigrasi, pembangunan,dan 
sebagainya. Semua kegiatan ini tentu saja harus ditunjang oleh prasarana – prasrana yang 
memadai yang bisa menjamin lancarnya transportasi, komunikasi, dan segala Sesuatu yang 
diperlukan demi lancarnya pembangunan dan pemerataan, terutama diwilayah – wilayah 
pedesaan dan pemukiman–pemukiman transmigrasi yang baru dimana prasarana umumnya 
masih jauh dibawah standar. 
Seperti yang di uraikan di atas kaum miskin sebagian besar terdapat didaerah pedesaan dan 
sebagai angkatan kerja kemampuan mereka lebih siap untuk melakukan usaha dibidang 
pertanian. Untuk membangun sektor pertanian pemerintah telah memberikan kebijaksanaan 
dalam usaha intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversivikasi pertanian dengan membina panca 
usaha tani (penanaman bibit unggul, pemberantasan hama dan penyakit tanaman), 
mengiatkan transmigrasi, dan semuanya ini didukung oleh pembinaan ekonomi dengan 
sistem koperasi. 
Namun usaha yang perlu diprioritas tinggikan ialah “Transmigrasi penduduk” (daerah yang 
padat penduduk ke daerah yang ,paling memberi harapan baru bagi suksesnya usaha untuk 
meningkatkan taraf hidup kaum miskin, karena transmigrasi bisa mengurangi kepadatan 
penduduk , mensuplai pulau – pulau lain yang jarang penduduknya dengan angkatan kerja, 
memberikan sumber penghidupan baru yang mengandung harapan untuk bisa 
ditingkatkan,dan memberikan keuntungan baru bagi para transmigran itu sendiri maupun bagi 
bangsa Indonesia secara keseluruhan. 
ii
BAB IV 
PENUTUP 
4.1 Kesimpulan 
Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, 
Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan 
jumlah penduduk Tahun 1961 jumlah penduduknya baru mencapai 111.766 jiwa, sepuluh 
tahun kemudian, yakni tahun 1971 meningkat menjadi 154.024 jiwa atau mengalami 
pertumbuhan rata-rata sebesar 3,26 persen per tahun. Pada tahun 1980 meningkat menjadi 
174.057 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun, kemudian tahun 1990 meningkat 
menjadi 226.933 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus 
tahun 2000, penduduk di wilayah ini telah berjumlah 273.160 jiwa atau mengalami 
pertumbuhan atau rata-rata 1,90 persen per tahun. Terakhir berdasarkan hasil registrasi 
penduduk pada akhir tahun 2005 telah berjumlah 304.753 jiwa 
4.2 Saran 
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya 
membangun sangat kami harapkan. 
ii
DAFTAR PUSTAKA 
1. Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 
2. Jurnal : Rizki Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-kemiskinan. 
ii 
selasa 29 Desember 2009. 
3. Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam 
dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia 
4. Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
MAKALAH 
DATA – DATA PENDUDUK 
DI KABUPATEN MUNA 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK III 
1. HASNI 
2. SAHRIADI ASIS 
3. NAWIYATI 
4. LA ODE SUWARJAYA 
5. ASLAN 
6. LA ODE MUH. MUNAWIR 
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA 
( STIP WUNA ) 
2014 
ii
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, 
rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna 
memenuhi tugas dari dosen. 
Makalah ini membahas tentang “DATA – DATA PENDUDUK DI KABUPATEN 
MUNA”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stip Wuna 
dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. 
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari 
itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen 
pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun 
kami dari yang salah menjadi benar. 
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir 
ii 
kata kami mengucapkan terima kasih. 
Raha, Februari 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i 
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1 
B. Tujuan................................................................................................................. 2 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Kependudukan........................ . …………………......................... 3 
2.2 PKLH.................................................……………………............................... 4 
2.3 Objek PKLH...........................................................………................................ 5 
2.4 Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Muna..............…….............................. 7 
2.5 Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi................................................... 8 
BAB III STUDI KASUS DAN ANALISA 
3.1 Studi kasus kemiskinan penduduk.............. . …………………......................... 10 
3.2 penanganan kemiskinan...................................……………............................... 10 
BAB IV PENUTUP 
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12 
4.2 Saran................................................................................................................... 12 
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13 
ii

More Related Content

What's hot

Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Yudha Umbara
 
Kependudukan dan masalah sosekbud
Kependudukan dan masalah sosekbudKependudukan dan masalah sosekbud
Kependudukan dan masalah sosekbudArdha
 
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassarMakalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassarTedi Eka
 
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikKelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikMitha Ye Es
 
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew Hidayat
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALSujud Marwoto
 
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasionalMasalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasionalEman Syukur
 
Kelompok 1c perspektif global
Kelompok 1c perspektif globalKelompok 1c perspektif global
Kelompok 1c perspektif globalMitha Ye Es
 
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonal
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonalIsu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonal
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonalEman Syukur
 
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu Negara
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu NegaraGeografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu Negara
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu NegaraDian Kirtley Kristi
 
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomiAdly AL
 

What's hot (16)

Perspektif global
Perspektif globalPerspektif global
Perspektif global
 
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...Https  _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
Https _abelpetrus.files.wordpress.com_2012_09_permasalahan-penduduk-dan-pena...
 
dinamika penduduk
dinamika pendudukdinamika penduduk
dinamika penduduk
 
Kependudukan dan masalah sosekbud
Kependudukan dan masalah sosekbudKependudukan dan masalah sosekbud
Kependudukan dan masalah sosekbud
 
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassarMakalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
Makalah permukiman antang dan bukit baruga makassar
 
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikKelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
 
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
Andrew hidayat peran pemerintah dalam menciptakan perumahan layak huni (studi...
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
 
Makalah pelatihan ilmu lingkungan
Makalah pelatihan ilmu lingkunganMakalah pelatihan ilmu lingkungan
Makalah pelatihan ilmu lingkungan
 
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasionalMasalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional
Masalah masalah global dalam kaitannya dengan kepentingan nasional
 
Kelompok 1c perspektif global
Kelompok 1c perspektif globalKelompok 1c perspektif global
Kelompok 1c perspektif global
 
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonal
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonalIsu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonal
Isu isu dalam kaitannya dengan kepentingan nasonal
 
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu Negara
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu NegaraGeografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu Negara
Geografi : Kesimpulan Data Kependudukan Suatu Negara
 
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi
83327517 ketahanan-nasional-di-bidang-ekonomi
 
Makalah ipsKUU
Makalah ipsKUUMakalah ipsKUU
Makalah ipsKUU
 
Ppkn
PpknPpkn
Ppkn
 

Similar to Jumlah Penduduk Muna

Makalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaMakalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaWarnet Raha
 
Makalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaMakalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaSeptian Muna Barakati
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhluluk404
 
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurTri Cahyono
 
Masa depan generasi muda dengan kb
Masa depan generasi muda dengan kbMasa depan generasi muda dengan kb
Masa depan generasi muda dengan kbkartika purwandari
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptEniIsminarti
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKATAkadusyifa .
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanIrfano
 
ppt perekonomian indonesia.pptx
ppt perekonomian indonesia.pptxppt perekonomian indonesia.pptx
ppt perekonomian indonesia.pptxAryaPanduSedjati
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis100000468587600
 
Tantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoTantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoYabniel Lit Jingga
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxAngelIkeSunarti
 
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunan
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat PembangunanJumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunan
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunanperjuangan dalam hidup
 
Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5mailanbastari1
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiDewi_Sejarah
 

Similar to Jumlah Penduduk Muna (20)

Makalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaMakalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten muna
 
Makalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten munaMakalah data kependudukan kabupaten muna
Makalah data kependudukan kabupaten muna
 
Makalah kependudukan di indonesia
Makalah kependudukan di indonesiaMakalah kependudukan di indonesia
Makalah kependudukan di indonesia
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklh
 
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
 
Masa depan generasi muda dengan kb
Masa depan generasi muda dengan kbMasa depan generasi muda dengan kb
Masa depan generasi muda dengan kb
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
ppt perekonomian indonesia.pptx
ppt perekonomian indonesia.pptxppt perekonomian indonesia.pptx
ppt perekonomian indonesia.pptx
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis
 
Tantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indoTantangan kepedududkan di indo
Tantangan kepedududkan di indo
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
 
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunan
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat PembangunanJumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunan
Jumlah Penduduk Yang Besar Menjadi Penghambat Pembangunan
 
Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5Presentation kelompok 5
Presentation kelompok 5
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
Jurnal kependudukan di indonesia
Jurnal kependudukan di indonesiaJurnal kependudukan di indonesia
Jurnal kependudukan di indonesia
 
Jurnal kependudukan di indonesia
Jurnal kependudukan di indonesiaJurnal kependudukan di indonesia
Jurnal kependudukan di indonesia
 
Pengertian Kualitas Penduduk
Pengertian Kualitas PendudukPengertian Kualitas Penduduk
Pengertian Kualitas Penduduk
 
Ppt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografiPpt dasar2 geografi
Ppt dasar2 geografi
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Jumlah Penduduk Muna

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan. Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampk negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan. Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan tidak saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan. Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di negara maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan menjadi makin parah. Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan. Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur penduduk muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi ii
  • 2. Kabupaten Muna terletak di jazirah sulawesi bagian tenggara, meliputi bagian utara pulau muna, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan tersebut, terletak di bagian selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00° – 123.24° BT. Luas dan Batas Wilayah Luas daratan Kabupaten Muna seluas 4.887 km² atau 488.700 ha, berbatasan dengan: Utara Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Tiworo ii Selatan Selat Muna Barat Selat Spelman Timur Kabupaten Buton Utara dan Pulau Kajuangi Topografi dan Hidrologi Kondisi topografi pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata kurang dari 100 meter di atas permukaan laut, wilayah muna bagian selatan terdiri dari tanah podsolik merah dan kuning. Pada pesisir pantai Waode Buri, Kecamatan Kulisusu mempunyai potensi ikan hias tropis yang dapat dikembangkan menjadi aqua kultur. Keadaan Iklim Kabupaten Muna pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 25º C – 27º C. Musim hujan terjadi antara bulan Nopember dan mulai Maret, dimana pada bulan tersebut angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Indonesia, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air. B. TUJUAN Untuk mengetahui data jumlah penduduk di Kabupaten Muna.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kependuduk Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006). Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis. Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata : - demos, yang artinya rakyat/penduduk - grafein, yang artinya menggambar atau menulis. - Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status). Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar variable demografi (Dependen dan independen) Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi. Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan jumlah penduduk Tahun 1961 jumlah penduduknya baru mencapai 111.766 jiwa, sepuluh tahun kemudian, yakni tahun 1971 meningkat menjadi 154.024 jiwa atau mengalami ii
  • 4. pertumbuhan rata-rata sebesar 3,26 persen per tahun. Pada tahun 1980 meningkat menjadi 174.057 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun, kemudian tahun 1990 meningkat menjadi 226.933 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, penduduk di wilayah ini telah berjumlah 273.160 jiwa atau mengalami pertumbuhan atau rata-rata 1,90 persen per tahun. Terakhir berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2005 telah berjumlah 304.753 jiwa Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Muna Tahun 2011 2010 2009 2008 2007 Jumlah Pria (jiwa) 132.112 129.535 117.318 116.158 116.158 Jumlah Wanita (jiwa) 141.504 138.742 131.143 129.846 129.846 Total (jiwa) 273.616 268.277 248.461 246.004 246.004 Pertumbuhan Penduduk (%) - - - - -15 Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) - - - - - ii (sumber: BPS) 2.2 PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup) Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan hidup. Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan sikap serta perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan bertanggung jawab. Adapun tujuan lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka diharapkan mereka dapat menyesuaikan hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya. Sedangkan pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab. Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya, keduanya sama-sama
  • 5. menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik. Atas dasar kesamaan tersebut, pada tahun 1984 pendidikan kependudukan dan pendidikan lingkungan hidup yang semula terpisah digabungkan menjadi satu nama yaitu “pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup” yang batasannya sebagai berikut : “Suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia”. Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai berikut 1. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup. 2. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan ii hidup. 3. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup. 4. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup. 5. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi yang menjamin kelangsungan hidup manusia. 6. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup. 7. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian lingkungan hidup. Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya. 2.3 Objek PKLH (Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup) Berpijak pada tujuan-tujuan tersebut di atas, objek yang menjadi medan studi PKLH selalu berkaitan dengan masalah kependudukan dan kelestarian lingkungan hidup. Dalam seminar segi-segi hukum dari pengelolaan Lingkungan Hidup yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 25 – 27 Maret 1976, telah diidentifikasi masalah pokok di bidang lingkungan hidup, masalah itu meliputi : a. Masalah kependudukan dengan segala parameternya, termasuk :
  • 6. 1. besarnya jumlah penduduk, 2. komposisi umur muda, 3. tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, 4. distribusi penduduk yang tidak merata, 5. kondisi sosial ekonomi yang rendah. b.Masalah pencemaran lingkungan. c.Masalah ekonomi dalam hubungannya dengan konsep pertumbuhan dan biaya-biaya sosial. d. Masalah institusional : kerjasama baik langsung atau tidak langsung yang dapat mengakibatkan memburuk atau membaiknya kualitas lingkungan. e. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan hidupnya (Suharyono, 1988 : 5) Sedangkan dalam Seminar Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai Salah Satu Upaya Mempersiapkan Peningkatan Kualitas Hidup Yang Berwawasan Lingkungan yang diselenggarakan di IKIP Semarang pada tanggal 23 Maret 1988. Ada diungkapkan bahwa program Pendidikan Lingkungan Hidup dapat mencakup berbagai disiplin, beberapa di antaranya meliputi : 1. Ekosistem Ini mencakup struktur dan cara berfungsinya ekosistem, pengaruh manusia terhadap ekosistem serta bagaimana manusia mampu mengubah sistem di bumi. 2. Populasi Di dalamnya mengatur populasi, pengelompokkan umur, sebab-sebab meningkatnya jumlah penduduk, pengaruh populasi terhadap lingkungan, perpindahannya, pemakaian sumber daya oleh populasi yang makin meningkat, gaya hidup populasi, tingkat kelahiran/kematian, dan kesehatan populasim terkait di sini kebijaksanaan kependudukan serta implikasi sosial, ekologi, politik. 3. Ekonomi dan Teknologi Sistem perekonomian membentuk pengaturan sosial untuk memproduksi dan mendistribusikan barang maupun jasa yang dikehendaki oleh individu maupun masyarakat. 4. Keputusan yang berkaitan dengan Lingkungan Dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan lingkungan perlu dipertimbangkan aspek ekonomi, sosial, teknologi, serta kemungkinan alternatif pemecahan, kebijaksanaan dan tindakan dalam masalah tersebut. 5. Etika Lingkungan Manusia merupakan salah satu makhluk yang menghuni bumi ini, sebagai makhluk manusia memiliki beberapa kelebihan dari makhluk yang lain. Dengan akal budinya, manusia dapat ii
  • 7. mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal. Namun apabila mengeksploitasi bumi beserta alam lingkungan secara maksimal. Namun eksploitasi itu tidak didasari oleh rasa cinta dan rasa “menghormati” terhadap bumi dan segala kehidupan yang ada, planet ini mungkin sekali akan menjadi sulit untuk mendukung populasi manusia meski dalam jumlah yang kecil sekali pun. Berdasarkan uraian di atas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa bahan kajian PKLH berkaitan dengan : 1. Masalah kependudukan dengan segala parameternya, 2. Masalah pencemaran lingkungan, 3. Masalah persepsi manusia terhadap kualitas lingkungan yang pada gilirannya dapat berbicara mengenai masalah pemantauan lingkungan, keputusan-keputusan administrasi mengenai standar mutu air, udara dan undang-undang pelestarian lingkungan. 4. masalah implikasi sosial dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan hidup (perencanaan kota dan regional, tempat rekreasi). 5. masalah etika lingkungan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya sikap serta ii perilaku positif terhadap lingkungan hidup. 2.4 Pertumbuhan Penduduk dan Keselarasan Lingkungan Hidup di Kabupaten Muna 1. Masalah Lingkungan Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, tidak semua masalah lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia, malah sebagian besar terjadi di luar campur tangan manusia. Contohnya, gempa bumi, pencairan es di kutub-kutub yang menyebabkan naiknya permukaan laut, meteor yang jatuh dari langit dan sebagainya adalah gejala-gejala alam yang terjadi di luar kehendak dan kendali manusia. Campur tangan manusia dalam masalah lingkungan hanya sedikit dan itupun baru terasa akhir-akhir ini saja ketika jumlah manusia di dunia sudah demikian banyaknya. Manusia-manusia yang banyak itu sudah menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mempengaruhi alam secara besar-besaran. 2. Pengertian Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Ilmu yang khusus mempelajari tentang masalah tempat tinggal
  • 8. disebut ekologi. Ekologi berasal dari kata Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup. Jadi, ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. 3. Keselarasan Lingkungan Dalam setiap lingkungan hidup antara komponen yang satu dengan lainnya terikat adanya saling ketergantungan. Hukum saling ketergantungan berlaku pada setiap lingkungan hidup. Ketergantungan antar jenis, ketergantungan antar populasi, dan ketergantungan antar komponen biotik dengan komponen abiotik. Saling ketergantungan yang paling nyata tampak pada masalah-masalah makanan. 4. Peranan manusia dalam Lingkungan Hidup Manusia merupakan salah satu komponen biotik di dalam suatu lingkungan hidup. Manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, ialah akal budi. Dengan kelebihan inilah manusia mempunyai kedudukan yang istimewa dalam suatu lingkungan hidup. Dengan akal dan pikirannya, manusia banyak bertindak sehingga kepentingan manusia lebih diutamakan dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. Seringkali manusia dalam memanfaatkan lingkungan hidup mengabaikan terjaminnya keseimbangan alam, sebagai contoh bahwa manusia membunuh makhluk-makhluk lain yang menjadi saingannya dalam memperoleh pangan. Kalau manusia memerlukan padi sebagai bahan makanan maka diberantaslah belalang, ulat, tikus, dan hama-hama lain yang suka kepala padi. 2.5 Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi Polusi atau pencemaran adalah suatu keadaan di mana kondisi suatu habitat (tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena pengaruh terhadap habitat itu. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh berbagai hal, terutama disebabkan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Makin cepat pertumbuhan penduduk, makin cepat pula lingkungan hidup dikotori. Pencemaran-pencemaran lingkungan itu sebagai berikut : 1. Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah ii
  • 9. garam yang sangat besar akan menyerap air tanah. Guna mencegah atau mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang sudah ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat sampah atau dibuang di tempat pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan disediakan secukupnya. 2. Pencemaran udara Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan, sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup penduduk. Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkan penyakit pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan partikel-partikel halus dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas baik di darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah baiknya jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi keluarnya asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor. 3. Pencemaran air Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan air, meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan. Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai. Untuk mencegah polusi air, maka penggunaan obat-obatan dan bahan kimia hendaklah menurut aturan atau petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan. Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang dan sebagainya. Dalam hal ini juga Pemerintah telah mengatur bagi orang yang mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak menimbulkan polusi suara pada penduduk sekitarnya. ii
  • 10. BAB III STUDI KASUS DAN ANALISA 3.1 Studi Kasus Kemiskinan Penduduk Kemiskinan merupakan teman dekat dari masyarakat di negara miskin. Mereka miskin karena mereka miskin,sehingga kemiskinan didalam suatu masyarakat digambarkan sebagai suatu lingkaran setan (vicious circle ) yang sangat susah untuk mengatasinya. Namun ini menjadi suatu tantangan bagi pemerintah ataupun negara maupun masyarakat dari suatu negara untuk mengangkat tingkat kehidupan mereka,ataupun mengurangi beban berat yang harus dipikul oleh masyarakat miskin. Miskin pasti bukan pilihan mereka, dan hampir tak ada orang yang ingin hidup miskin, namun mereka tetap menjadi miskin. 3.2 Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Kemiskinan Penduduk Sesuai GBHN , maka repelita II telah dicanangkan delapan jalur pemerataan, yang merupakan bukti jelas adanya suatu kemauan politik bahwa untuk selanjutnya pembangunan dan pemerataan tidak akan dipisah–pisahkan, dengan mengambil kaum miskin sebagai kelompok sasaran utama. Delapan jalur tersebut di antaranya yaitu : 1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang ii dan perumahan 2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan 3. Pemerataan pembagian pendapatan 4. Pemerataan kesempatan kerja 5. Pemerataan kesempatan berusaha 6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, `khususnya bagi generasi mudah daun kaum wanita 7. Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh tanah air 8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan Langkah – langkah yang sudah dan sedang di ambil dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan plus pemerataan melalui delapan jalur itu, pada hakikatnya bisa dibagi dalam empat kelompok yang kait mengait satu sama lain ialah : 1. Realokasi sumber daya alam ( misalnya dengan landreformI ) disertai penciptaan lapangan kerja yang seluas – luasnya, terutama bagi mereka yang miskin
  • 11. 2. Penciptaan kesempatan memperoleh sarana atau modal bagi orang miskin, dengan antara lain kredit candak kulak, kredit investasi kecil, dan bebagai macam kredit lainnya, dengan dilengkapi usaha pemasaran 3. Usaha pendidikan, baik formal maupun nonformal, untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dan membuang sikap pasrah terhadap kemiskinan 4. Usaha terciptanya kehidupan sosial yang sejahtera dan adil, yang mencakup antara lain kesehatan jasmani dan rohani, perumahan, penyediaan air bersih dan sebagainya, yang bisa meningkatkan kualitas hidup orang miskin terutama sampai ke taraf perkehidupan. Semua langkah di atas sudah mencakup segala bidang kegiatan masyrakat, termasuk pertanian, perkebunan, perdagangan, pengangkutan,transmigrasi, pembangunan,dan sebagainya. Semua kegiatan ini tentu saja harus ditunjang oleh prasarana – prasrana yang memadai yang bisa menjamin lancarnya transportasi, komunikasi, dan segala Sesuatu yang diperlukan demi lancarnya pembangunan dan pemerataan, terutama diwilayah – wilayah pedesaan dan pemukiman–pemukiman transmigrasi yang baru dimana prasarana umumnya masih jauh dibawah standar. Seperti yang di uraikan di atas kaum miskin sebagian besar terdapat didaerah pedesaan dan sebagai angkatan kerja kemampuan mereka lebih siap untuk melakukan usaha dibidang pertanian. Untuk membangun sektor pertanian pemerintah telah memberikan kebijaksanaan dalam usaha intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversivikasi pertanian dengan membina panca usaha tani (penanaman bibit unggul, pemberantasan hama dan penyakit tanaman), mengiatkan transmigrasi, dan semuanya ini didukung oleh pembinaan ekonomi dengan sistem koperasi. Namun usaha yang perlu diprioritas tinggikan ialah “Transmigrasi penduduk” (daerah yang padat penduduk ke daerah yang ,paling memberi harapan baru bagi suksesnya usaha untuk meningkatkan taraf hidup kaum miskin, karena transmigrasi bisa mengurangi kepadatan penduduk , mensuplai pulau – pulau lain yang jarang penduduknya dengan angkatan kerja, memberikan sumber penghidupan baru yang mengandung harapan untuk bisa ditingkatkan,dan memberikan keuntungan baru bagi para transmigran itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. ii
  • 12. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan jumlah penduduk Tahun 1961 jumlah penduduknya baru mencapai 111.766 jiwa, sepuluh tahun kemudian, yakni tahun 1971 meningkat menjadi 154.024 jiwa atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,26 persen per tahun. Pada tahun 1980 meningkat menjadi 174.057 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun, kemudian tahun 1990 meningkat menjadi 226.933 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, penduduk di wilayah ini telah berjumlah 273.160 jiwa atau mengalami pertumbuhan atau rata-rata 1,90 persen per tahun. Terakhir berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2005 telah berjumlah 304.753 jiwa 4.2 Saran Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. ii
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmad, Abu. 2002. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Jurnal : Rizki Aji Hertanty, kebijakan-sosial-dalam-menanggulangi-masalah-kemiskinan. ii selasa 29 Desember 2009. 3. Soerjani. Moh, Rofiq Ahmad, Munir Rezy. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia 4. Prasetya, Tri Joko. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
  • 14. MAKALAH DATA – DATA PENDUDUK DI KABUPATEN MUNA DISUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. HASNI 2. SAHRIADI ASIS 3. NAWIYATI 4. LA ODE SUWARJAYA 5. ASLAN 6. LA ODE MUH. MUNAWIR SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA ( STIP WUNA ) 2014 ii
  • 15. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen. Makalah ini membahas tentang “DATA – DATA PENDUDUK DI KABUPATEN MUNA”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa Stip Wuna dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir ii kata kami mengucapkan terima kasih. Raha, Februari 2014 Penyusun
  • 16. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1 B. Tujuan................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kependudukan........................ . …………………......................... 3 2.2 PKLH.................................................……………………............................... 4 2.3 Objek PKLH...........................................................………................................ 5 2.4 Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Muna..............…….............................. 7 2.5 Pertumbuhan penduduk dan terjadinya polusi................................................... 8 BAB III STUDI KASUS DAN ANALISA 3.1 Studi kasus kemiskinan penduduk.............. . …………………......................... 10 3.2 penanganan kemiskinan...................................……………............................... 10 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12 4.2 Saran................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13 ii