Dokumen ini menjelaskan sistem reproduksi pria, meliputi organ reproduksi internal dan eksternal seperti testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, prostat, kelenjar Cowper, penis, dan skrotum. Juga dijelaskan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) di dalam tubulus seminiferus testis, dimulai dari spermatogonium hingga menjadi sperma yang matang.
3. Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi
eksternal.
Organ reproduksi internal meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis,
kelenjar prostat, kelenjar Cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi
kelangsungan hidup dan pergerakan sperma.
Sedangkan organ reproduksi eksternal meliputi penis dan skortum.
Kelenjar Prostat
Kelenjar Cowper
Penis
Skrotum
Spermatogenesisi
Testis
Epididimis
Vas Deferens
Vesikula Seminalis
Saluran Ejakulasi
Uretra
4. Testis
• Jumlah satu pasang (jamak = testes).
• Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak dalam
skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh.
• Suhu dalam skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut.
Testis mengandung lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus
(saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel
penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus
seminiferus.
• Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan
epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi
dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).
5. Epididimis
• Jumlah satu pasang.
• Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan
testis sepanjang kurang lebih 6m.
• Berperan sebagai tempat pematangan sperma.
• Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan
untuk membuahi.
• Jumlah sepasang.
• Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan
ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat.
• Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju
vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
Vas deferens
6. Vesikula seminalis
• Jumlah sepasang.
• Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk.
• Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis).
• Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen.
• Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan
sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
• Jumlah sepasang.
• Berupa saluran pendek menghubungkan duktus
vesikula seminalis dan uretra.
• Jumlah satu buah.
• Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis,
memiliki lubang keluar di ujung penis.
• Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran
keluar air mani.
Uretra
Saluran ejakulasi
7. • Jumlah satu buah.
• Terdapat di bawah kandung kemih.
• Mensekresikan getahnya secara langsung ke
dalam uretra berupa cairan encer berwarna
putih seperti susu mengandung enzim
antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi
sperma).
• Jumlah satu pasang.
• Terletak di bawah kelenjar Prostat.
• Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam
uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa
yang dapat menetralisir urin asam yang
tertinggal di sepanjang uretra.
Kelenjar prostat
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
8. Penis
• Jumlah satu buah.
• Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari
vena dan kapiler yang mengalami modifikasi.
• Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di
bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum.
• Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal.
• Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih
tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan
pada saat dikhitan.
• Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi
penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut
ereksi.
• Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
10. Skrotum (kantung pelir)
• Jumlah sepasang.
• Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis.
• Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat
yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
• Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan
berkerut.
11. Proses Spermatogenesis
• Atau pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam
tubulus seminiferus.
• Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan
epithelium germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi
spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.
• Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah
secara mitosis.
• Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid (2n) atau
mengandung 23 pasang kromosom.
• Setelah berulangkali membelah akhirnya berubah menjadi spermatosit
primer yang masih diploid.
12.
13. • Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis
1) menjadi 2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah
kromosom.
• Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah
spermatid
• Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan mengandung
kromosom haploid.
• Ketika pertama kali terbentuk spermatid memiliki bentuk seperti sel epithelium.
• Namun setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi
sperma yang memiliki kepala dan ekor.
• Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi
• Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara perlahan-lahan
didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma
mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak).
• Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus
seminiferus terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan
mengatur proses spermatogenesis.