SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
By : Rina Trifani
Tujuan Pembelajaran 
 Mengidentifikasi dan menjelaskan struktur, 
fungsi, dan proses reproduksi pada manusia. 
 Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem 
reproduksi pada manusia. 
 Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada 
sistem reproduksi.
Organ Reproduksi 
Mekanisme Pembentukan Gamet 
Siklus Menstruasi 
Fertilisasi 
Kehamilan 
ASI (Air Susu Ibu) 
Persalinan 
Kelainan Sistem Reproduksi
Organ Reproduksi 
Alat 
Kelamin 
Laki-laki 
Alat 
Kelamin 
Wanita
Alat Kelamin Laki-laki 
Alat Kelamin 
Luar 
Alat Kelamin 
Dalam
Alat Kelamin Luar 
Alat kelamin luar terdiri dari penis dan 
skrotum. Penis berfungsi sebagai alat 
kopulasi (persetubuhan).
Alat Kelamin Dalam 
Testis 
Epididimis 
Vas Deferens 
Saluran Ejakulasi 
Vesikula Seminalis 
Kelenjar Prostat 
Kelenjar Bulbouretral 
Uretra
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis 
berjumlah sepasang. Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut. 
Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus 
spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Pada testis terdapat sel Sertoli yang 
menyediakan makanan bagi sperma. 
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan 
mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot 
kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. 
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis: 
 - memproduksi sperma (spermatozoa) 
 - memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di 
dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis 
berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis 
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma 
sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas 
deferens.
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) 
merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan 
merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak 
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di 
dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai 
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju 
kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi merupakan saluran 
pendek yang menghubungkan kantung semen 
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk 
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam 
uretra
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) 
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di 
belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis 
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan 
bagi sperma. 
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total 
volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula 
fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang 
digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, 
dan prostaglandin.
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan 
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar 
prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan 
prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung 
enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit 
asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan 
untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang 
terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper 
(kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya 
langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang 
bersifat alkali (basa).
Uretra 
Uretra merupakan saluran akhir 
reproduksi yang terdapat di dalam penis. 
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang 
berasal dari kantung semen dan saluran untuk 
membuang urin dari kantung kemih.
Alat Kelamin 
Luar 
Alat Kelamin 
Dalam
 Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlpiskan lemak. 
 Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan 
bagian atas yang tampak membukit. 
 Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit yang 
halus dan tipis, tidak dilapisi lemak. 
 Klitoris, tonjolan kecil disebut juga klentit. 
 Orificium Urethrae (muara saluran kencing), tepat di bawah 
klitoris. 
 Himen (selaput dara), berlokasi di bawah saluran kencing 
yang mengelilingi lubang vagina.
Alat Kelamin Dalam 
Ovarium Oviduk Uterus Vagina
Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, 
berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada 
di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya 
setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum 
yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran 
reproduksi. 
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta 
hormon estrogen dan progesteron.
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah 
sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 
cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut 
infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai 
(fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan 
oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan 
masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum 
dari ovarium menuju uterus.
Uterus 
Uterus atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan 
dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil 
yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai 
tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri 
dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis 
otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) 
tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium 
menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium 
akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan 
meluruh pada saat menstruasi.
Vagina 
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi 
bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina 
memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa 
selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian 
terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir 
(membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi 
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar 
Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis 
yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan 
dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
Mekanisme Pembentukan 
Gamet 
Spermatogenesis Oogenesis
Spermatogenesis
Oogenesis
Siklus Menstruasi 
 Pada saat menstruasi hormon perogesteron menurun. 
 Selama progesteron turun, ovarium tetap bekerja. Hipofisis akan 
mensekresikan hormon FSH ke ovarium untuk pembentukan folikel 
menjadi folikel de graf (hari ke-3) 
 Folikel de graf yang sudah matang akan merangsang esterogen 
untuk memulihkan dinding endometrium sampai terjadi ovulasi. 
 Hari ke-14 hipofisis akan mensekresikan hormon LH sehingga 
folikel de graf pecah dan merangsang oosit sekunder keluar dari 
ovarium menuju tuba fallopi. 
Next
 Foikel de graf habis maka hormon esterogen juga 
sudah tidak ada. Tinggal tersisa korpus luteum. 
 Korpus luteum akan merangsang hormon progesteron 
untuk menebalkan dinding endometrium. 
 Oosit sekunder akan matang dan menunggu sperma 
datang sementara itu progesteron akan terus 
merangsang penebalan dinding endometrium. 
 Sampai hari ke-28 jika tidak dibuahi ovum akan luruh 
bersama dinding endometrium.
Fertilisasi 
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang 
mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera 
setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat 
memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis 
sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut 
korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah 
korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di 
sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit 
sekunder. 
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit 
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu. Next
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel 
granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa 
tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh 
sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang 
penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh 
proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan 
polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder. 
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada 
kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan 
berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom 
(haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan 
bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 
kromosom.
Kehamilan 
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. 
Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. 
Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama 
besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. 
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini 
disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel 
(blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian 
dalam. 
Zigotmorulablastulagrastulaorganogenesis. 
Next
 Kantong kuning telur, berfungsi menyediakan nutrisi utama bagi 
embrio dan menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan 
darah. 
 Amnion berfungsi menghasilkan cairan amnion yang berfungsi 
melindungi embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu 
tubuh embrio. 
 Korion berfungsi menyelubungi amnion dan kantong kuning telur 
dan menjadi bagian utama dari plasenta. 
 Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan dan ekskresi.
ASI (Air Susu Ibu) 
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari 
ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. 
Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) 
serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) 
yang belum berkembang. 
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. 
Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. 
Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang 
dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh 
dan bercabang. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik 
kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah 
untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang 
berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar 
hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 
kehamilan sampai kelahiran bayi.
Persalinan 
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada 
persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai 
akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. 
Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga 
terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan 
faktor-faktor mekanis. 
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, 
yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Kelainan Sistem Reproduksi 
Epididmitis 
Hipoganadisme 
Orkitis 
Prostatis 
Impotensi
Epididimitis 
Epididmitis merupakan infeksi yang sering terjadi 
pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah 
bakteri E.Coli dan Chlamidia.
Hipoganadisme 
Hipoganadisme merupakan fungsi testis yang 
disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti 
hormon androgen dan esterogen. Gangguan ini 
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya 
tanda-tanda kepriaan.
Orkitis 
Orkitis merupakan peradangan pada testis yang 
disebabkan oleh virus parotis. Jika terjadi pada pria 
dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Prostatis 
Prostatis adalah peradangan pada prostat yang 
sering disertai dengan peradangan pada uretra. 
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat 
menyumbat uretra sehingga timbul rasa nyeri dan 
sulit buang air kecil.
Impotensi 
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan 
ereksi penis. Impotensi dapat disebabkan oleh 
berbagai faktor seperti gangguan produksi hormon, 
kelainan psikis, penyakit diabetes militus dan lain-lain. 
Next
THANK’S FOR YOUR 
ATTANTION 


More Related Content

What's hot

What's hot (20)

fertilisasi
fertilisasifertilisasi
fertilisasi
 
SISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIASISTEM REPRODUKSI PRIA
SISTEM REPRODUKSI PRIA
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
Transport membran sel
Transport membran selTransport membran sel
Transport membran sel
 
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) kelompok 1
 
Oogenesis
OogenesisOogenesis
Oogenesis
 
PPT Spermatogenesis & Fertilisasi
PPT Spermatogenesis & FertilisasiPPT Spermatogenesis & Fertilisasi
PPT Spermatogenesis & Fertilisasi
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
Megagametogenesis dan Megasporogenesis Lilium sp.
 
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 YogyakartaBab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
Bab 3 Jaringan Hewan - Kelas XI - SMAN 5 Yogyakarta
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusia
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMASISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - 2 SMA
 
Mikrosporogenesis
MikrosporogenesisMikrosporogenesis
Mikrosporogenesis
 
PPT SISTEM PENCERNAAN
PPT SISTEM PENCERNAANPPT SISTEM PENCERNAAN
PPT SISTEM PENCERNAAN
 
Prinsip perkembangan vertebrata fix
Prinsip perkembangan vertebrata fixPrinsip perkembangan vertebrata fix
Prinsip perkembangan vertebrata fix
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Biologi (Sistem gerak)
Biologi (Sistem gerak)Biologi (Sistem gerak)
Biologi (Sistem gerak)
 
Reproduksi babi jantann 2
Reproduksi babi jantann 2Reproduksi babi jantann 2
Reproduksi babi jantann 2
 
Spermatogenesis
SpermatogenesisSpermatogenesis
Spermatogenesis
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 

Similar to SistemReproduksiManusia

Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9tasyaaulia
 
Kelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bioKelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti biowahyudhad
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaKrisna Mustofa
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaann_budiarty
 
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.pptSistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt26NazwaSyalsaDaviraX
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxRestuundefined
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxBaiqadeliadwisavitri
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfyeniap1
 
Sistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaSistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaEgi Praginanta
 
sitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusiasitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusiazaffiani
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaAstarothArtos
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgNur Azizah
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologiNur Azizah
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya MJM Networks
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxBaiqadeliadwisavitri
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaSistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaMJM Networks
 

Similar to SistemReproduksiManusia (20)

Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
 
Kelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bioKelompok 7 yanti bio
Kelompok 7 yanti bio
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusiaSistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Tugas biologi smpn1 bdg
Tugas biologi smpn1 bdgTugas biologi smpn1 bdg
Tugas biologi smpn1 bdg
 
Tugas biologi smpn1 bdg
Tugas biologi smpn1 bdgTugas biologi smpn1 bdg
Tugas biologi smpn1 bdg
 
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.pptSistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt
Sistem Reproduksi Pada Manusia_Nazwa Syalsa_XI MIPA C.ppt
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1) (1).pptx
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
 
Sistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginantaSistem reproduksi-egi praginanta
Sistem reproduksi-egi praginanta
 
sitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusiasitem reproduksi manusia
sitem reproduksi manusia
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
 
sistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusiasistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannyaSistem reproduksi dan kelainannya
Sistem reproduksi dan kelainannya
 

Recently uploaded

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 

Recently uploaded (20)

Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

SistemReproduksiManusia

  • 1. By : Rina Trifani
  • 2. Tujuan Pembelajaran  Mengidentifikasi dan menjelaskan struktur, fungsi, dan proses reproduksi pada manusia.  Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem reproduksi pada manusia.  Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi.
  • 3. Organ Reproduksi Mekanisme Pembentukan Gamet Siklus Menstruasi Fertilisasi Kehamilan ASI (Air Susu Ibu) Persalinan Kelainan Sistem Reproduksi
  • 4. Organ Reproduksi Alat Kelamin Laki-laki Alat Kelamin Wanita
  • 5. Alat Kelamin Laki-laki Alat Kelamin Luar Alat Kelamin Dalam
  • 6. Alat Kelamin Luar Alat kelamin luar terdiri dari penis dan skrotum. Penis berfungsi sebagai alat kopulasi (persetubuhan).
  • 7. Alat Kelamin Dalam Testis Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Vesikula Seminalis Kelenjar Prostat Kelenjar Bulbouretral Uretra
  • 8. Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang. Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Pada testis terdapat sel Sertoli yang menyediakan makanan bagi sperma. Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:  - memproduksi sperma (spermatozoa)  - memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
  • 9. Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
  • 10. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
  • 11. Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra
  • 12. Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.
  • 13. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
  • 14. Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
  • 15. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
  • 16. Alat Kelamin Luar Alat Kelamin Dalam
  • 17.  Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlpiskan lemak.  Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas yang tampak membukit.  Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.  Klitoris, tonjolan kecil disebut juga klentit.  Orificium Urethrae (muara saluran kencing), tepat di bawah klitoris.  Himen (selaput dara), berlokasi di bawah saluran kencing yang mengelilingi lubang vagina.
  • 18. Alat Kelamin Dalam Ovarium Oviduk Uterus Vagina
  • 19. Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
  • 20. Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
  • 21. Uterus Uterus atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
  • 22. Vagina Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.
  • 23. Mekanisme Pembentukan Gamet Spermatogenesis Oogenesis
  • 26. Siklus Menstruasi  Pada saat menstruasi hormon perogesteron menurun.  Selama progesteron turun, ovarium tetap bekerja. Hipofisis akan mensekresikan hormon FSH ke ovarium untuk pembentukan folikel menjadi folikel de graf (hari ke-3)  Folikel de graf yang sudah matang akan merangsang esterogen untuk memulihkan dinding endometrium sampai terjadi ovulasi.  Hari ke-14 hipofisis akan mensekresikan hormon LH sehingga folikel de graf pecah dan merangsang oosit sekunder keluar dari ovarium menuju tuba fallopi. Next
  • 27.  Foikel de graf habis maka hormon esterogen juga sudah tidak ada. Tinggal tersisa korpus luteum.  Korpus luteum akan merangsang hormon progesteron untuk menebalkan dinding endometrium.  Oosit sekunder akan matang dan menunggu sperma datang sementara itu progesteron akan terus merangsang penebalan dinding endometrium.  Sampai hari ke-28 jika tidak dibuahi ovum akan luruh bersama dinding endometrium.
  • 28. Fertilisasi Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu. Next
  • 29. Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder. Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
  • 30. Kehamilan Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam. Zigotmorulablastulagrastulaorganogenesis. Next
  • 31.  Kantong kuning telur, berfungsi menyediakan nutrisi utama bagi embrio dan menyediakan tempat mula-mula bagi pembentukan darah.  Amnion berfungsi menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari gesekan dan membantu regulasi suhu tubuh embrio.  Korion berfungsi menyelubungi amnion dan kantong kuning telur dan menjadi bagian utama dari plasenta.  Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan dan ekskresi.
  • 32. ASI (Air Susu Ibu) Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang. Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi.
  • 33. Persalinan Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
  • 34. Kelainan Sistem Reproduksi Epididmitis Hipoganadisme Orkitis Prostatis Impotensi
  • 35. Epididimitis Epididmitis merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah bakteri E.Coli dan Chlamidia.
  • 36. Hipoganadisme Hipoganadisme merupakan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan esterogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
  • 37. Orkitis Orkitis merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
  • 38. Prostatis Prostatis adalah peradangan pada prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menyumbat uretra sehingga timbul rasa nyeri dan sulit buang air kecil.
  • 39. Impotensi Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis. Impotensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan produksi hormon, kelainan psikis, penyakit diabetes militus dan lain-lain. Next
  • 40. THANK’S FOR YOUR ATTANTION 