2. FUNGSI ESENSIIL TERNAK JANTAN Menghasilkan sel-sel spermatozoa yang hidup, aktif dan fertil Mentransfer kepada hewan betina untuk menghasilkan kebuntingan dan keturunan Teknologi IB hanya merupakan modifiksi teknik alami
3. Organ reproduksi ternak jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian: Organ kelamin primer gonad jantan, testis / testiculus Kelenjar pelengkap dan sistem saluran Alat kelamin luar (organ kopulatoris penis)
4. BAGIAN ORGAN RPR TERNAK JANTAN: Scrotum Testis Epididimis Vas deferens Uretra Ampula Vesica seminalis Prostata Cowper’s gland Penis Preputium
5. PERBANDINGAN ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN Diagram of the reproductive system of the (a) bull; (b) ram; (c) boar; and (d) stallion.
8. TESTIS Organ rpr jantan produksi spermatozoa dan hormon Testis berbeda dg ovari: Tinggal di luar rongga tubuh Aktif baru stlh puber Germ cells dalam tubuli seminiferi selalu aktif membelah
9. Turunnya Testes: Testes turun dari tempat asalnya (dekat kidney) menuju scrotum melalui saluran inguinal Turunnya testes (descend) akibat pengaruh pemendekan gubernaculum serta diatur oleh hormon gonadotropik dan androgen Terjadi pada separo kebuntingan pada ruminansia, seperempat pada babi dan menjelang lahir pada kuda Cryptorchidisme: Unilateral fertil Bilateral infertil
10. MORFOLOGI DAN FUNGSI Testis sapi: panjang 10 – 13 cm, tebal 5 – 6,5 cm, berat 300 – 400 kg. Testes dibungkus oleh tunica vaginalis (jar. Serose perluasan dari peritoneum), bagian luar testes oleh tunica albugenia testes (tdp pembl darah) Di bawah tunica albugenia adalah parenchyma, mrp lapisan fungsional (berwarna kuning dan terbagi dalam segmen-segmen) Di dalam segmen parechyma terdapat tubuli seminiferous mengandung sel benih dan sel-sel Sertoli (mensekresi hormon androgen binding protein dan inhibin atas pengaruh FSH = follicle stimulating hormone).
21. Mekanisme Pengaturan Suhu Testes Pada udara dingin, tunica dartos (otot yang mengelilingi scrotum) otot cremaster (otot halus yg mengelilingi spermatic cord) menarik scrotum shg testes mendekat tubuh tetap panas. Pada udara panas, mengendor tjd pelepasan panas. Otot lain yaitu tunica dartos: mengkerut atau mengendorkan permukaan skrotum Kelenjar keringat membantu pelepasan atau penahanan panas
22. Mekanisme Pengaturan Suhu Testes 4. Melalui pertukaran panas antara darah dari arteri yang menuju testes dan darah dari vena yang meninggalkan testes. Mekanisme ini diatur oleh plexus pampiniformis.
23. Jaringan pada testis 1. Epitel tubulus seminiferus terdiri dari: a. Sel sertoli b. Sel germinatif 2. Sel interstitial (sel-sel leydig). 3. Sel stroma
24. 1. Tubulus seminiferus a. Sel Sertoli : mempunyai bentuk panjang dan kadang-kadang seperti piramid. Sel ini terletak dekat atau diantara sel-sel germinatif. Sel ini bersifat fagosit karena mereka memakan sel-sel mani yang telah mati atau yang telah mengalami degenerasi, memberi makan kepada sel-sel mani yang masih muda.
25. b. Sel Germinatif Tingkat perkembangan adalah sebagai berikut : spermatogonia (sel paling muda) akan mengalami pembagian mitosis beberapa kali menjadi spermatosit primer.
26. Spermatosit primer membagi diri menjadi spermatosit sekunder. Tiap sel spermatosit sekunder akan membagi lagi dirinya menjadi spermatid, pada saat ini jumlah kromosom akan menjadi setengahnya (haploid). Tiap-tiap sel spermatid akan mendewasakan diri menjadi sel-sel spermatozoa atau sel mani.
27. Sel stroma Sel stroma atau tenunan pengikat di luar di luar tubulus seminiferus. Pada jaringan ini terdapat pembuluh darah, limfe, sel saraf, dan sel makrofag.
28. Sel interstitial (sel-sel leydig). Sel ini terletak diantara tubuli seminiferus LH akan merangsang sel leydig untuk memproduksi testosteron dan androgen lain dalam jumlah yang kecil.
29.
30. Fungsi reproduksi testis produksi sel spermatozo yang dihasilkan oleh bagian tubulus seminiferus dari testis. Sel spermatozoa adalah bentuk terakhir sel jantan setelah mengalami proses perkembangan (spermatogenesis). Proses spermatogenesis secara sempurna baru dimulai setelah hewan mencapai masa remaja (pubertas)
31.
32.
33. 3.3. Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok yang menghubungkan testis dengan vas deferens. Tiap testis mempunyai satu epididimis. Seluruh epididimis terletak di atas testis melekat pada tunika albuginea.
36. 1. Mengatur konsentrasi Cairan testis dengan volume yang besar dihasilkan oleh tubuli seminiferi, diabsorbsi di epididimis pada saat spermatozoa dan cairannya melewatinya. Testis mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan cairan kira-kira 60 ml tiap harinya, sehingga didalam air mani cairan itu kira-kira hanya tinggal 1 ml. Hal ini disebabkan adanya proses penyerapan oleh dinding epididimis.
37. bagian kaput epididimis mempunyai daya absorpsi cairan yang terbesar dari pada bagian-bagian lainnya. Jadi pada saat spermatozoa sampai di ekor epididimis sudah merupakan suspensi dengan konsentrasi yang tinggi yaitu banyak mengandung spermatozoa.
38. 2. Transportasi Oleh karena cairan yang dibentuk dalam testis diabsorbsi dalam epididimis, maka spermatozoa dipaksa dipaksa bergerak non aktif melalui salurannya. Sistim ini merupakan mekanisme untuk pengangkutan spermatozoa yang berada di dalam seminal plasma.
39. Beberapa sel di dalam duktus eferens mempunyai silia, pergerakan rambut getar ini merupakan gerakan penyapuan dari testis ke arah epididimis. Ditemukan kontraksi otot yang kuat pada dinding epididimis,hal ini mungkin juga menyebabkan bergeraknya cairan dan spermatozoa.
40. 3. Pemasakan Spermatozoa waktu meninggalkan tubuli seminiferi mempunyai butiran sitoplasma yang membalut bagian lehernya. tanda bahwa spermatozoa tersebut masih muda Dalam perjalanannya melalui duktus epididimis , butiran sitoplasma itu bermigrasi kebagian ekor bagian bawah sampai akhirnya terlepas sama sekali dari ekornya.
41. Sel spermatozoa di dalam saluran epididimis mengalami proses pendewasaan, hal ini ditandai dengan menghilangnya sitoplasmic droplet. Pendewasaan ini kemungkinan disebabkan oleh sekresi dari sel epitel di duktus epididimis. Proses pendewasaan ini juga diserta perubahan bentuk fisik sitokimia dari sel spermatozoa tersebut sehingga menambah kemampuan sel spermatozoa dalam pergerakannya di dalam alat kelamin betina dan daya membuahi sel telur.
42. 4. Penyimpanan Epididimis juga merupakan tempat penyimpanan spermatozoa yang terletak di bagian ekor epididimis. Di bagian ini spermatozoa tidak bergerak dan tetap tinggal dalam suspensi sehingga membutuhkan sedikit energi dan zat makanan untuk mempertahankan hidupnya.
43. 3.4. Vas deferens Vas deferen terentang mulai dari ekor duktus epididimis sampai ke uretra. Vas deferen mempunyai dinding yang tebal, mengandung urat daging licin, memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh darah dan syaraf yang ke testes dan merupakan satu kesatuan yang disebut funiculus spermaticus.
44. seekor pejantan tetap dapat mempertahankan fungsi seksualnya tetapi kemampuan fertilisasinya dihilangkan vasektomi (pembedahan atau pemotongan vas deferens sehingga spermatozoa tidak dapat melanjutkan perjalanannya dari epididymis menuju sistim urogenitalis)
45. 3.5. Kelenjar asesoris Epididimis ke arah luar akan bersambung dengan vas deferens yang rongganya lebih luas. Kedua vas deferens akan bertemu, dan titik pertemuan antara ke dua vas deferens disebut ampula terletak tiga kelenjar asesoris, yaitu kelenjar vesicular seminalis, prostat dan bulbouretralis.
46. Kelenjar asesoris merupakan pelengkap dari alat kelamin jantan. Cairan yang dihasilkan merupakan bagian terbesar dari cairan semen dan mengandung banyak karbohidrat, protein, asam-asam amino, beberapa enzim, vitamin yang larut di dalam air, beberapa mineral dan asam sitrat, dan bahan-bahan organik yang lain.
47. fungsi kelenjar asesoris pada hewan jantan Untuk meningkatkan volume semen Untuk melicinkan saluran uretra. Menetralkan air kencing yang mencampuri semen Mengaktifkan gerakan sel spermatozoa Memberi makan sel spermatozoa
48. 3.6. Penis fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan keluar semen pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan semen pada alat kelamin betina.
49. Permukaan penis terutama kepala penis (glans penis) sangat kaya dengan saraf. sangat peka terhadap segala rangsangan, seperti panas, dingin, atau sakit.
50. tipe penis 1. Tipe muskulokavernosus yang terdapat pada golongan anjing, kuda, primata, 2. Tipe fibroelastika terdapat pada sapi, domba, kambing, babi, rusa, dan kerbau.
51. Pada sapi penis berbentuk bulat panjang dan bertipe fibro elastis selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaaan non aktif atau non-erect. Penis terbungkus oleh tunika fibrosa yang padat dan putih disebut tunika albuginea.
52. Penis dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pangkal penis yang melekat pada fascia atau ligamenta yang kuat dan disebut crus penis. Bagian badan bagian tengahnya melipat melingkar merupakan huruf S disebut sigmoid dan bagian ujung penis disebut glans penis.
53.
54. Agar dapat memanjang dan memendek, penis dilengkapi dengan muskulus retrakor penis yang dapat relaks dan mengkerut dan corpus cavernosum penis untuk menegangkan penis.
55. Dalam keadaan non aktif kelamin, muskulus retraktor penis mengkerut, melipat penis menjadi huruf S, dengan demikian penis tersimpan dalam preputium. Apabila tidak ereksi , panjang penis itu berkurang 1/3 dari panjang ereksi terbentuknya bentuk S oleh muskulus retractor penis dan sebagian kecil oleh berkurangnya darah dalam corpus cavernosum penis. muskulus retractor penis terletak di luar badan penis, korpus kavernosum terletak di dalam penis