Dokumen tersebut membahas tentang analisis narkotika pada sampel klinik menggunakan metode uji cepat point of care test dan metode imunoassay untuk mendeteksi obat-obatan terlarang dalam urin, napas, atau keringat. Juga dibahas tentang persiapan sampel dan pengujian warna untuk mengidentifikasi jenis narkotika.
3. METODE ANALISIS MODERN
• POINT OF CARE TEST (POCT)
– Point-of-care test (POCT), mengacu pada pengujian yang
dilakukan secara dekat terhadap pasien atau subjek,
– tujuan memberikan hasil yang segera. Laboratory
Medicine Practice Guideline (National Academy Clinical
Biochemistry) mendefinisikan POCT sebagai pengujian
laboratorium klinis yang dilakukan di dekat lokasi
perawatan pasien, biasanya oleh petugas klinis yang
ketrampilan utamanya tidak dalam ilmu laboratorium klinis
atau bisa dilakukan oleh pasien (self-testing).
– Bentuk : Striptest, Cassette, Test-cup
– Sampel : Urin, Udara Respirasi, Saliva, Keringat
4. METODE ANALISIS MODERN
• POINT OF CARE TEST (POCT)
– Etanol dalam Pernapasan
– Obat Terlarang Dalam Urin
– Uji toksik pada keringat
5. METODE ANALISIS MODERN
• POINT OF CARE TEST (POCT)
– Etanol dalam Pernapasan
– Obat Terlarang Dalam Urin
– Uji toksik pada keringat
6. METODE ANALISIS MODERN
• TEST IMUNOASSAY
– Format Sandwich
• analit ditangkap di antara dua antibodi
komplementer. Salah satu antibodi ini
dikonjugasikan ke reagen deteksi dan
ditahan di pad pelepasan konjugasi,
sedangkan antibodi lainnya diimobilisasi
pada garis uji pada membran.
• Setiap kelebihan antibodi berlabel akan
ditangkap pada garis kontrol.
• Intensitas warna yang terlihat pada
garis uji dapat menunjukkan jumlah
analit yang ada dalam sampel. Jenis tes
ini umumnya digunakan untuk analisis
yang lebih besar dengan beberapa sisi
antigenik
7. METODE ANALISIS MODERN
• TEST IMUNOASSAY
– Format Kompetitif
• Format kompetitif digunakan untuk
analit yang lebih kecil yang memiliki
satu determinan antigenik tunggal
dan oleh karena itu tidak dapat
mengikat dua antibodi secara
bersamaan. Dalam jenis format assay
ini, antigen biasanya diimobilisasi
pada garis uji. Jika analit ada dalam
sampel akan bereaksi dengan
antibodi pendeteksi yang kemudian
tidak dapat mengikat pada garis uji.
Oleh karena itu, kurangnya sinyal
padagaris uji mengindikasikan hasil
positif.
15. PENGUJIAN WARNA
Pembentukan Senyawa berwarna antara zat yang direaksikan
dengan senyawa formaldehid dalam suasana asam sulfat pekat
Metode Marquis
Pembentukan Senyawa berwarna antara zat yang direaksikan dengan
Asam Selenius dalam suasana asam sulfat pekat
Metode Mecke
Pembentukan Senyawa berwarna antara zat yang direaksikan dengan
Asam Molibdat/Natrium Molibdat dalam suasana asam sulfat pekat
Metode Frohde
16. Pembentukan Senyawa berwarna antara zat yang direaksikan dengan
Reagen Simon dalam suasana basa
Metode Simon
Pembentukan Senyawa (Nitrazepam) berwarna violet antara zat yang
direaksikan dengan Natrium nitrit dan Asam Sulfamat dalam
suasana asam
Metode Barton Marshall
Sampel yang diperiksa setelah diekstraksi dengan eter pada pH 3-4
(HCl 2 N), bereaksi dengan NaNO2 dalam suasana H2SO4 pekat
membentuk senyawa berwarna. Tes dilakukan untuk memberi warna
jelas pada fenol.
Metode Liebermann
PENGUJIAN WARNA
17. PEMERIKSAAN WARNA
Sampel diekstraksi dengan petroleum eter, kemudian direaksikan dengan
Garam Fast Blue B (di-o-anisidinetetrazolium klorida) membentuk senyawa
berwarna
Metode Garam Fast Blue B1
Sampel diekstraksi dengan kloroform, kemudian direaksikan dengan
Garam Fast Blue B membentuk senyawa berwarna
Metode Garam Fast Blue B2
Cuplikan bereaksi dengan asetaldehid/vanilin dalam suasana asam
sehingga terjadi perubahan warna yang larut dalam kloroform.
Metode Duquenois