SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
REVIEW JURNAL
ANALISIS PARALEL STIMULAN DALAM SALIVA
DAN URIN DENGAN KROMATOGRAFI
GAS/SPEKTROMETRI MASSA: PERSPEKTIF
UNTUK ANALISIS ANTI-DOPING DALAM
“KOMPETISI”
I N D A H M A U L I D A R . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 3 9 )
H A I K A L Z A I D A N I D . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 0 )
A L I K A I S M I T A ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 1 )
R A T R I P U T R I C . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 2 )
S I F A T A M H A Z ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 4 )
Search Next
KELOMPOK 5
LATAR BELAKANG
Penggunaan obat stimulan oleh para atlet diatur dalam Badan Anti-Doping
Dunia atau World Anti-Doping Agency (WADA), di mana stimulan sangat
dilarang, tetapi dalam “kompetisi”, obat ini efektif dalam waktu singkat.
Search Next
KELOMPOK 5
Analisis sampel urin tidak memungkinkan untuk dapat membedakan antara
penggunaan stimulan rekreasional atau terapi jangka lama dan pelanggaran
doping yang sebenarnya, untuk itu digunakan sampel biologis lain sebagai
pembanding, yaitu saliva.
Artikel ini menyajikan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk
membandingkan kadar berbagai stimulan dan metabolit dalam cairan oral
dan urin, keduanya dianalisis dengan GC/MS
EKSPERIMENTAL
BAHAN KIMIA DAN REAGEN
Search Next
Difenilamin (standar internal)
Efedrin
Pentafluoropropanol
Pentafluoropropionik anhidrat
Kokain
Kokain-d3
Benzoylecgonine (BEG)
BEG-d3
Ecgonine metil ester (EME)
EME-d3
Efedrin-d3
Kodein
Krotetamid
Kropropamid
Pentetrazol
Amfetamin
Metamfetamin
Kantong teh mate de coca
(berisi kokain)
KELOMPOK 5
EKSPERIMENTAL
STUDI EKSRESI DAN PENGUMPULAN SAMPEL
Search Next
Sampel urin dan cairan oral sampel dikumpulkan sebelum asupan zat pada 5
sukarelawan wanita. Sampel urin dikumpulkan untuk 3 hari berikutnya;
sedangkan sampel cairan oral dikumpulkan setiap 1,5 jam selama 24–48 jam,
kecuali pada malam hari.
KELOMPOK 5
Sampel cairan oral dikumpulkan menggunakan perangkat “Salivette”. Setidaknya
1mL cairan oral (biasanya 2mL) dikumpulkan pada setiap pengambilan sampel.
Sampel urin dikumpulkan di reservoir farmasi; kedua jenis sampel itu disimpan
pada suhu -20◦C sampai dianalisis
EKSPERIMENTAL
KURVA KALIBRASI
Search Next
Larutan stok standar dari zat yang diinginkan disiapkan pada konsentrasi
1mg mL−1 dan disimpan pada suhu -20 ◦ C. Larutan kerja (MIXSAL)
disiapkan sebagai campuran efedrin, pentetrazol, crotethamide,
cropropamide, selegi-line, modafinil, amphetamine, methamphetamine,
sibu-tramine dan kodein pada konsentras 1 ug mL−1 dengan
mengencerkan larutan referensi dalam metanol. Campuran lebih lanjut
dari kokain, EME dan BEG (MIXCOCA) dibuat di dalam konsentrasi 1
ugmL−1.
KELOMPOK 5
Kurva kalibrasi dibuat dengan menambahkan jumlah MIXSAL atau
MIXCOCA yang tepat ke dalam 2 mL cairan oral kosong untuk
mendapatkan konsentrasi berikut (ng mL−1): 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200.
EKSPERIMENTAL
PREPARASI SAMPEL
Search Next
1 mL sampel ditambahkan 50 μL ISTD (difenilamin 10 μgmL−1 ), dialkalisasi dengan
penambahan 2 tetes NaOH 1 M, ditambahkan 200 mg NaCl dan diekstraksi dengan
2mL tert-butil-metil eter. Lapisan organik dikeringkan di bawah aliran nitrogen
pada suhu kamar hingga 50 μL dan langsung disuntikkan dalam GC/MS. Untuk
kuantifikasi efedrin, efedrin deuterasi (efedrin-d3), pada konsentrasi 100 ngmL−1,
digunakan sebagai standar internal.
KELOMPOK 5
Untuk kokain dan metabolit, 1mL sampel ditambah 50 ng mL−1 analog trideuterasi
dari metabolit kokain, BEG dan EME, disesuaikan dengan pH 9 dengan buffer
karbonat padat, lalu diekstraksi dengan 3 mL kloroform/isopropanol (9:1), lapisan
organik diuapkan hingga kering pada suhu 70◦ C dan diderivatisasi dengan 50 ͏μL
pentafluoropropionik anhidrat dan 30 ͏L pentafluoropropanol pada 70◦C selama
30 menit. Ekstrak kemudian diuapkan pada suhu 70 ◦C dan dilarutkan kembali
dalam 30 μL etil asetat.
EKSPERIMENTAL
KONDISI KROMATOGRAFI GAS
Search Next
Kolom kapiler fenil-metilsilikon 5%
Suhu oven 85 ◦C selama 1,5 menit,
ditingkatkan menjadi 270 pada
15 ◦ C/menit, ditingkatkan menjadi
290 ◦C pada 50 ◦C/menit (ditahan
selama 2,5 menit).
Port injeksi diatur pada 270◦C dalam
mode pulsed splitless dengan
tekanan pulse 40 psi selama 0,5
menit dan helium digunakan sebagai
gas pembawa pada tekanan konstan
18 psi.
Sistem GC/MS: Agilent HP6890
digabungkan dengan detektor
spektrometika massa 5973
KELOMPOK 5
VALIDASI METODE
Batas deteksi: konsentrasi analit
terendah dengan puncak yang dapat
diidentifikasi dengan rasio sinyal
terhadap noise >3
Spesifitas: menganalisis 5 sampel
cairan mulut kosong dan
menganalisis keberadaan puncak
yang mengganggu pada waktu
retensi analit.
Linearitas ditentukan dengan
pembuatan kurva kalibrasi yang
berkisar antara 1 hingga 400 ng mL−1
cairan mulut, dari 10 hingga 1000 ng
mL−1 urin
Presisi dan akurasi ditentukan
dengan menganalisis 3 sampel
konsentrasi menengah dalam 5 hari
berbeda.
Parameter pertimbangan validasi:
HASIL
Search Next
KELOMPOK 5
LINEARITAS
Linearitas metode dinilai berbeda untuk
analit didalam saliva pada rentang
konsentrasi yang bervariasi dari 5-10-25
ngmL-1 (bergantung pada LOQ analit)
hingga 400 ngmL-1. Semua stimulan
menunjukkan hasil yang linear, yaitu
nilai R yang mendekati 1.
Keterangan:
LOD: Batas deteksi
LOQ: Batas kuantifikasi
HASIL
Search Next
KELOMPOK 5
PRESISI DAN AKURASI
HASIL
Search Next
KELOMPOK 5
PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI
SALIVA DAN URIN
HASIL
Search Next
KELOMPOK 5
PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI
SALIVA DAN URIN
HASIL
Search Next
KELOMPOK 5
PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI
SALIVA DAN URIN
KESIMPULAN
Search Next
KELOMPOK 5
Analisis stimulan di dalam sampel saliva dan urin berhasil dilakukan dengan metode GC-MS,
yang menunjukkan hasil bahwa obat-obatan dieliminasi dari urin jauh lebih lambat
dibandingkan dari cairan oral atau saliva.
Analisis dari sampel saliva dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari urin
untuk tes anti-doping “dalam kompetisi”. Hasil analisis “tradisional” yang merugikan dalam
urin dapat dilengkapi dengan bukti analisis cairan mulut atau saliva.
Karena peraturan anti-doping yang berlaku saat ini masih membedakan antara pengujian
“dalam kompetisi” dan “di luar kompetisi” untuk beberapa kelas zat, termasuk stimulan,
maka disarankan untuk melakukan diskriminasi, dalam hal hasil positif dimana
konsentrasinya dalam urin sangat rendah, antara pelanggaran aturan anti-doping dan
keterlambatan ekskresi dari pemberian/penyalahgunaan yang lebih awal
THANK YOU
Have a great day!
Search Next
KELOMPOK 5

More Related Content

Similar to ANALISIS PARALEL

Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12andreei
 
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi) Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi) Ginanjar Puspanegara
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxUDAYANA UNIVERSITY
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)Riskymessyana99
 
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdfBUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdfDdokebi18
 
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copyAullyha
 
Makalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikMakalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikShinta Prama
 
Kromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiKromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiRafi Mariska
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinHasib Habibie
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIshakZw
 
artikel review standarisasi bahan alam farmasi
artikel review standarisasi bahan alam farmasiartikel review standarisasi bahan alam farmasi
artikel review standarisasi bahan alam farmasiOkkyIntan
 
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfpemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfMuhammadAndre28
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptdryuby
 

Similar to ANALISIS PARALEL (20)

Ti2
Ti2Ti2
Ti2
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi) Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
Presentasi toksikologi forensik (Kimia Farmasi)
 
parasetamol
parasetamolparasetamol
parasetamol
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
Ti5
Ti5Ti5
Ti5
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
Makalah kapsel
Makalah kapselMakalah kapsel
Makalah kapsel
 
Ti4
Ti4Ti4
Ti4
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
PPT Hematologi - PT ( Protrombin)
 
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdfBUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
 
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual   copyFix pemanfaatan perbandingan visual   copy
Fix pemanfaatan perbandingan visual copy
 
Makalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikMakalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptik
 
Kromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisiKromatografi gas ii revisi
Kromatografi gas ii revisi
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
artikel review standarisasi bahan alam farmasi
artikel review standarisasi bahan alam farmasiartikel review standarisasi bahan alam farmasi
artikel review standarisasi bahan alam farmasi
 
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdfpemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
pemeriksaankimiaklinikcairantubuhcairanasites-221115072010-ce7a8d50.pdf
 
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.pptpemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
pemeriksaan kimia klinik cairan tubuh cairan asites.ppt
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

ANALISIS PARALEL

  • 1. REVIEW JURNAL ANALISIS PARALEL STIMULAN DALAM SALIVA DAN URIN DENGAN KROMATOGRAFI GAS/SPEKTROMETRI MASSA: PERSPEKTIF UNTUK ANALISIS ANTI-DOPING DALAM “KOMPETISI” I N D A H M A U L I D A R . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 3 9 ) H A I K A L Z A I D A N I D . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 0 ) A L I K A I S M I T A ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 1 ) R A T R I P U T R I C . ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 2 ) S I F A T A M H A Z ( 1 0 0 6 0 3 2 0 0 4 4 ) Search Next KELOMPOK 5
  • 2. LATAR BELAKANG Penggunaan obat stimulan oleh para atlet diatur dalam Badan Anti-Doping Dunia atau World Anti-Doping Agency (WADA), di mana stimulan sangat dilarang, tetapi dalam “kompetisi”, obat ini efektif dalam waktu singkat. Search Next KELOMPOK 5 Analisis sampel urin tidak memungkinkan untuk dapat membedakan antara penggunaan stimulan rekreasional atau terapi jangka lama dan pelanggaran doping yang sebenarnya, untuk itu digunakan sampel biologis lain sebagai pembanding, yaitu saliva. Artikel ini menyajikan hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk membandingkan kadar berbagai stimulan dan metabolit dalam cairan oral dan urin, keduanya dianalisis dengan GC/MS
  • 3. EKSPERIMENTAL BAHAN KIMIA DAN REAGEN Search Next Difenilamin (standar internal) Efedrin Pentafluoropropanol Pentafluoropropionik anhidrat Kokain Kokain-d3 Benzoylecgonine (BEG) BEG-d3 Ecgonine metil ester (EME) EME-d3 Efedrin-d3 Kodein Krotetamid Kropropamid Pentetrazol Amfetamin Metamfetamin Kantong teh mate de coca (berisi kokain) KELOMPOK 5
  • 4. EKSPERIMENTAL STUDI EKSRESI DAN PENGUMPULAN SAMPEL Search Next Sampel urin dan cairan oral sampel dikumpulkan sebelum asupan zat pada 5 sukarelawan wanita. Sampel urin dikumpulkan untuk 3 hari berikutnya; sedangkan sampel cairan oral dikumpulkan setiap 1,5 jam selama 24–48 jam, kecuali pada malam hari. KELOMPOK 5 Sampel cairan oral dikumpulkan menggunakan perangkat “Salivette”. Setidaknya 1mL cairan oral (biasanya 2mL) dikumpulkan pada setiap pengambilan sampel. Sampel urin dikumpulkan di reservoir farmasi; kedua jenis sampel itu disimpan pada suhu -20◦C sampai dianalisis
  • 5. EKSPERIMENTAL KURVA KALIBRASI Search Next Larutan stok standar dari zat yang diinginkan disiapkan pada konsentrasi 1mg mL−1 dan disimpan pada suhu -20 ◦ C. Larutan kerja (MIXSAL) disiapkan sebagai campuran efedrin, pentetrazol, crotethamide, cropropamide, selegi-line, modafinil, amphetamine, methamphetamine, sibu-tramine dan kodein pada konsentras 1 ug mL−1 dengan mengencerkan larutan referensi dalam metanol. Campuran lebih lanjut dari kokain, EME dan BEG (MIXCOCA) dibuat di dalam konsentrasi 1 ugmL−1. KELOMPOK 5 Kurva kalibrasi dibuat dengan menambahkan jumlah MIXSAL atau MIXCOCA yang tepat ke dalam 2 mL cairan oral kosong untuk mendapatkan konsentrasi berikut (ng mL−1): 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200.
  • 6. EKSPERIMENTAL PREPARASI SAMPEL Search Next 1 mL sampel ditambahkan 50 μL ISTD (difenilamin 10 μgmL−1 ), dialkalisasi dengan penambahan 2 tetes NaOH 1 M, ditambahkan 200 mg NaCl dan diekstraksi dengan 2mL tert-butil-metil eter. Lapisan organik dikeringkan di bawah aliran nitrogen pada suhu kamar hingga 50 μL dan langsung disuntikkan dalam GC/MS. Untuk kuantifikasi efedrin, efedrin deuterasi (efedrin-d3), pada konsentrasi 100 ngmL−1, digunakan sebagai standar internal. KELOMPOK 5 Untuk kokain dan metabolit, 1mL sampel ditambah 50 ng mL−1 analog trideuterasi dari metabolit kokain, BEG dan EME, disesuaikan dengan pH 9 dengan buffer karbonat padat, lalu diekstraksi dengan 3 mL kloroform/isopropanol (9:1), lapisan organik diuapkan hingga kering pada suhu 70◦ C dan diderivatisasi dengan 50 ͏μL pentafluoropropionik anhidrat dan 30 ͏L pentafluoropropanol pada 70◦C selama 30 menit. Ekstrak kemudian diuapkan pada suhu 70 ◦C dan dilarutkan kembali dalam 30 μL etil asetat.
  • 7. EKSPERIMENTAL KONDISI KROMATOGRAFI GAS Search Next Kolom kapiler fenil-metilsilikon 5% Suhu oven 85 ◦C selama 1,5 menit, ditingkatkan menjadi 270 pada 15 ◦ C/menit, ditingkatkan menjadi 290 ◦C pada 50 ◦C/menit (ditahan selama 2,5 menit). Port injeksi diatur pada 270◦C dalam mode pulsed splitless dengan tekanan pulse 40 psi selama 0,5 menit dan helium digunakan sebagai gas pembawa pada tekanan konstan 18 psi. Sistem GC/MS: Agilent HP6890 digabungkan dengan detektor spektrometika massa 5973 KELOMPOK 5 VALIDASI METODE Batas deteksi: konsentrasi analit terendah dengan puncak yang dapat diidentifikasi dengan rasio sinyal terhadap noise >3 Spesifitas: menganalisis 5 sampel cairan mulut kosong dan menganalisis keberadaan puncak yang mengganggu pada waktu retensi analit. Linearitas ditentukan dengan pembuatan kurva kalibrasi yang berkisar antara 1 hingga 400 ng mL−1 cairan mulut, dari 10 hingga 1000 ng mL−1 urin Presisi dan akurasi ditentukan dengan menganalisis 3 sampel konsentrasi menengah dalam 5 hari berbeda. Parameter pertimbangan validasi:
  • 8. HASIL Search Next KELOMPOK 5 LINEARITAS Linearitas metode dinilai berbeda untuk analit didalam saliva pada rentang konsentrasi yang bervariasi dari 5-10-25 ngmL-1 (bergantung pada LOQ analit) hingga 400 ngmL-1. Semua stimulan menunjukkan hasil yang linear, yaitu nilai R yang mendekati 1. Keterangan: LOD: Batas deteksi LOQ: Batas kuantifikasi
  • 10. HASIL Search Next KELOMPOK 5 PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI SALIVA DAN URIN
  • 11. HASIL Search Next KELOMPOK 5 PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI SALIVA DAN URIN
  • 12. HASIL Search Next KELOMPOK 5 PERBANDINGAN DETERMINASI STIMULAN DI SALIVA DAN URIN
  • 13. KESIMPULAN Search Next KELOMPOK 5 Analisis stimulan di dalam sampel saliva dan urin berhasil dilakukan dengan metode GC-MS, yang menunjukkan hasil bahwa obat-obatan dieliminasi dari urin jauh lebih lambat dibandingkan dari cairan oral atau saliva. Analisis dari sampel saliva dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari urin untuk tes anti-doping “dalam kompetisi”. Hasil analisis “tradisional” yang merugikan dalam urin dapat dilengkapi dengan bukti analisis cairan mulut atau saliva. Karena peraturan anti-doping yang berlaku saat ini masih membedakan antara pengujian “dalam kompetisi” dan “di luar kompetisi” untuk beberapa kelas zat, termasuk stimulan, maka disarankan untuk melakukan diskriminasi, dalam hal hasil positif dimana konsentrasinya dalam urin sangat rendah, antara pelanggaran aturan anti-doping dan keterlambatan ekskresi dari pemberian/penyalahgunaan yang lebih awal
  • 14. THANK YOU Have a great day! Search Next KELOMPOK 5