Dokumen tersebut membahas beberapa metode penilaian persediaan, yaitu:
1. Metode nilai terendah antara biaya dan harga pasar (LCM) yang menilai persediaan pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar.
2. Metode laba kotor yang mengestimasi persediaan akhir berdasarkan persentase laba kotor historis.
3. Metode persediaan eceran yang mempertimbangkan markup dan markdown harga jual.
2. PERSEDIAAN
: MASALAH
PENILAIAN
TAMBAHAN
• NILAI TERENDAH ANTARA BIAYA DAN HARGA PASAR
Batas Atas Dan Batas Bawah
Bagaimana LCM Bekerja
Aplikasi LCM
“Pasar”
Evaluasi aturan
• DASAR PENILAIAN
Nilai Relasi Bersih
Nilai Penjualan Relatif
Komitmen Pembelian
• METODE LABA KOTOR
Presentase Laba Kotor
Evaluasi Metode
• MOTEDE PERSEDIAN ECERAN
Konsep
Metode Konvesional
Pos – Pos Khusus
Evaluasi Metode
• PENYAJIAN DAN ANALISIS
Penyajian
Analisis
4. Nilai Terendah Antara Biaya Dan
Harga Pasar Batas Atas Dan Bawah
Nilai realisasi bersih (net realization value-NRV) didefinisikan sebagai estimasi
harga jual dalam keadaan bisnis normal dikurangi dengan estimasi biaya
penyelesaian dan penjualan yang dapat di prediksi secara layak. Jumlah tersebut
dikurangkan dengan margin laba normal untuk medapatkan nilai realisasi bersih
dikurangi margin laba normal (net realization value less a normal profit margin)
Sebagai ilustrasi, dengan mengasumsikan bahwa jerry mander corp. memiliki
persediaan barang yang belum jadi dengan nilai jual $1.000, estimasi biaya
penyelesaian $300, dan marjin laba normal 10% dari penjualan, jerry mander
menetukan nilai realisasi bersih berikut :
Persediaan – Nilai Jual $1.000
Dikurangi : Estimasi Biaya Penyelesaian Dan Penjualan 300
Nilai Realisasi Bersih 700
Dikurangi : Penyisihan Untuk Marjin Laba Normal (10% Dari Penj) 100
Nilai Realisasi Bersih DikurangiMarjin Laba Normal $ 600
5. Lanjutan…
Aturan umum dari “ nilai terendah antara biaya dan
harga pasar” adalah ; persediaan di nilai pada nilai
terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga
pasar di batasi hingga jumlah yang tidak melebihi nilai
realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai realisasi
bersih dikuragi margin laba normal.
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih Batas
bawah( floor) adalah nilai relisasi bersih dikurangi
margin margin laba normal.
6. Pedoman-pedoman Tersebut Di Ilustrasikan
Secara Grafis Dalam Ilustrasi Berikut:
Batas Atas
Tidak
lebih dari
NRV
Biaya Pengganti
Tidak
Kurang Dari
Biaya Harga Pasar
GAAP
Nilai Terendah Antara
Biaya Dan Harga
Pasar
NRV Di Kursngi
Marjin Normal
Batas Bawah
7. Metode Pangaplikasian LCM
Praktek yang paling umum adalah penilain persdiaan atas
dasar barang per barang. Karena suatu hal, aturan
perpajakan mewajibkan dasar perbarang digunakan
kecuali kalau tidak praktis. Selain itu, Pendekatan
perbarang menyediaakan penilain yang paling konservatif
bagi tujuan penyajian neraca. Persediaan sering di nilai
atas dasar total persediaan jika hanya ada satu produk
akhir.(yang terbuat dari bahan baku yang berbeda). Jika
perusahaan membuat beberapa produk akhir, maka
pendekatan kategori bisa di pakai. Metode yang dipilih
harus merupakan metode yang paling jelas mencerminkan
laba. Apapun metode yang dipilih, metode tersebut harus
di aplikasikan secara konsisten dari satu periode ke periode
lain.
8. Asumsi Bahwa Regner Foods Memisahkan Produk – Produk Makanannya Dalam
Dua Kategori Utama, Yaitu Makanan Kaleng Dan Makanan Beku
LCM Menurut :
biaya Nilai pasar
Yang
ditetapkan
Setiap
barang
Kategori
utama
Total
Persediaan
Beku
Bayam $ 80.000 $ 104.000 $ 80.000
Wortel 100.000 90.000 90.000
buncis 50.000 40.000 40.000
Total makanan beku 230.000 234.000 $230.000
Kaleng
Kacang polong 90.000 48.000 48.000
Sayur campuran 95.000 92.000 92.000
Total makanan
kaleng
185.000 140.000 140.000
total $415.000 $374.000 $350.000 $370.000 $374.000
9. Pencatatan Harga “Pasar” An Bukan
Biaya
metode pertama, yang di sebut sebagai metode
langsung (direct method). Biaya digunakan dengan
harga pasar (yang lebih rendah) ketika menilai
persediaan. Akibatnya tidak ada kerugian yang di
laporkan dalam laporan laba-rugi. Karena kerugian ini
sudah di masukan dalam harga pokok penjualan.
Metode kedua, Yang di sebut sebagai metode tidak
langsung (indirect method) atau metode penyisihan
(allowance method), tidak mengubah angka biaya,
tetapi membentuk akun kontra-aktiva yang terpisah
dan akun kerugian untuk mencatat penghapusan.
10. Ilustrasi
Ayat jurnal menurut kedua metode di dasarkan atas data persediaan berikut :
harga pokok penjualan $108.000
(sebelum penyesuaian ke harga pasar)
Pesediaan akhir (biaya) 82.000
Persediaan akhir (pada harga pasar) 70.000
metode langsung
Pendapatan dari penjualan $200.000
Harga pokok penjualan (setelah penyesuaian ke harga pasar) 120.000
Laba kotor atas penjualan $ 80.000
Metode tidak langsung atau penyisihan
Pendapatan dari penjualan $200.000
Harga pokok penjualan 108.000
Laba kotor atas penjualan 92.000
Kerugian akibat penurunan harga pasar persediaan 12.000
$ 80.000
11. Evaluasi Atas Aturan LCM
Aturan LCM memiliki beberapa definisi atau kelemahan konseptual:
1) Penurunan nilai aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada
periode ketika kerugian utilitas ini terjadi-bukan pada periode
penjualan.Pada sisi lain, kenaikan nilai aktiva hanya di akui pada saat
penjualan terjadi. Perlakuan ini tidak konsisten dan dapat menyebabkan
data laba terdistorsi.
2) Aplikasi antara LCM menghasilkan inkonsistensi karena persediaan
perusahaan mungkin di nilai menurut biaya dalam satu tahun dan harga
psar dalam tahun berikutnya.
3) LCM menilai persdiaan dalam neraca secara konservatif tetapi dampaknya
terhadap laporan laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin bersifat
konservatif. Laba bersih tahun berjalan ketika kerugian di akui jelas lebih
rendah; laba bersih untuk periode berikutnya mungkin lebih tinggi dari
normal jika penurunan yang diterapkan atas harga jual tidak material.
4) Aplikasi aturan LCM menggunakan “laba normal” dalam menentukan nilai
persediaan. Karena laba normal merupakan angka estimasi yang di dasarkan
pada pengalaman masa lalu (dan mungkin tidak berlaku lagi dimasa depan)
maka” laba normal’ bersifat tidak objective dan memberikan peluang untuk
memanipulasi laba.
13. Penilain Menurut Nilai Realisasi
Bersih
Secara umum, persediaan di catat pada biayanya atau
menurut aturan LCM. Akan tetapi, banyak pihak yang
percaya bahwa harga pasar harus selalu di definisikan
sebagai NILAI REALISASI BERSIH (harga jual di
kurangi estimasi biaya penyelesaian dan penjualan),
bukan biaya pengganti, untuk tujuan pengaplikasian
aturan LCM. Argumen ini di dasarkan pada fakta bahwa
nilai realiasi bersih adalah jumlah yang di peroleh dari
persediaan ini di masa depan.
14. Penilaian Dengan Menggunakan
Nilai Penjualan Relatif
Suatu masalah khusus muncul ketika sekelompok unit
yang berbeda di beli dengan satu harga lump sum (lump
sum price) yang juga di sebut BASKET PURCHASE.
Dalam Accouting Research and Terminology bulletin,
final edition, profesi akuntansi mengemukakan bahwa
“biaya standar dibolehkan jika disesuaikan pada
interval yang layak untuk mencerminkan kondisi
terbaru”
15. contoh
asumsikan bahwa wooland developers membeli tanah
seharga $1 juta yang dapat di bagi menjadi 400 petak.petk-petak
ini memiliki ukuran dan betuk yang berbeda,tetapi
secara kasar dapat di kelompokan ke dalam tiga
kelas,A,B,dan C. Ketika petak-petak ini di jual,arga beli
sebesar $1 juta akan di bagi di antara petak-petak yang telah
terjual dan petak-petak yang masih ada di tangan.
Namun tidak tepat untuk membagi total biaya sebesar $ 1
juta ke dalam 400 petak secara merata, atau $ 2.500 per
petak, karena ukuran, bentuk, dan daya tariknya berbeda.
Ketika meghadapi situasi semacam itu yang tidak jarang di
temui.praktek yag paling umum dan
paling logis adalah mengalokasikan total biaya di antara
berbagai unit dasar nilai penjualan relatifnya.
16. Petak
Jumlah
Petak
Harga
Jual
Per Petak
Harga Jual
Total
Harga
Jual
Relatif
Total
Biaya
Biaya Yang
Dialokasi
Ke Petak
Biaya Per
Petak
A 100 $10.000 $1.000.000 100/250 $1.000.000 $ 400.000 $4.000
B 100 6.000
600.000
60/250 1.000.000 240.000 2.400
C 200 4.500
900.000
90/250 1.000.000 360.000 1.800
$2.500.000 $1.000.000
Petak Jumlah Petak
Yang Terjual
Biaya
Per Petak
Biaya Petak
Yang Terjual Penjualan Laba Kotor
A 77 $4.000 $308.000 $770.000 $462.000
B 80 2.400 192.000 480.000 288.000
C 100 1.800 180.000 450.000 270.000
$680.000 $1.700.000 $1.020.000
17. Komitmen Pembelian-Satu
Masalah Khusus
Dalam banyak lini bisnis, kelangsungan hidup dan
probabilitas perusahaan tergantung pada tersedianya
persedian barang dagang yang mencukupi untuk memenuhi
semua permintaan pelanggan. Akibatnya, sangat wajar bagi
sebuah perusahaan untuk membuat komitmen pembelian
(purchase commitment) yang setuju untuk membeli persedian
beberapa minggu, bulan, atau bahkan beberapa tahun di
muka.Umumnya hak atas barang dagang atau bahan baku
yang terkait degan komitmen pembelian ini belum berpindah
ke pembelian. Sebenarnya, barang itu masih berupa sumber
daya alam atau dalam kasus komoditi, bibit yang belum di
tanam, atau dalam kasus produk, masih berupa barang dalam
proses.
19. Metode Laba Kotor
(Gross Profit Method)
Di Dasarkan Pada Tiga Asumsi:
1. Persediaan awal di tambah pembelian sama dengan
total barang yang di perhitungkan.
2. Barang yang belum terjual harus berada di tangan.
3. Jika penjualan, dikurangi biaya, dikurangi dari
jumlah persediaan awal di tambah pembelian, maka
hasilnya adalah persediaan akhir.
20. Perhitungan Persentase Laba Kotor
Laba kotor atas harga jual merupakan etode yang
umumuntuk enghitung laba karena beberapa alasan:
1. Sebagian besar barang di nyatakan atas dasar eceran,
bukan biaya.
2. Laba yang di hitung atas harga jual lebih rendah dari
pada laba yang didasarkan atas biaya,dan persentase
yang lebih rendah ini disukai pelanggan.
3. Laba kotor yang di dasarkan atas harga jual tidak
pernah melebihi 100%.
21. Contoh…
Asumsi bahwa suatu barang berbiaya $15,00 dijual
seharga $20,00, atau dengan laba kotor $5,00. Markup
ini berjumlah ¼ atau 25% dari harga eeran dan 1/3
atau 33 1/3% dari biaya, seperti diperlihatkan.
padabiaya
Markup
Eceran
padaeceran
Markup
Eceran
1
%
3
33
$5,00
$15,00
25%
$5,00
$20,00
22. Asumsi anda diberitahu bahwa Markup atas biaya untuk
barang tertentu adalah 25%. Lalu, laba laba kotor atas
harga jual? Untuk mendapatkan jawabannya,
asumsikan bahwa harga jual barang tersebut adalah
$1,00. dalam kasus ini, rumus berikut dapat
diaplikasikan:
Biaya (C) + Laba kotor = Harga jual (SP)
C + 0,25C = SP
(1 + 0,25)C = SP
1,25C = $1,00
C = $0,80
23. Evaluasi Atas Metode Laba Kotor
Salah satu kelemahan utama adalah bahwa metode ini
meghasilkan suatu estimasi. Akibatnya, perhitungan
fisik persediaan harus di lakukan sekali setahun untuk
memeriksa
jumlah persediaan yang sebenarnya ada di tangan.
Kedua, metode laba kotor menggunakan persentase
masa lalu dalam menentukan mark up.
25. Konsep Metode Eceran
Konsep eceran ini merupakan harga eceran awal,
dengan mengasumsikan bahwa harga tidak berubah.
Dalam prktek,harga jual sering kali di markup atau di
markdown. bagi peritel, istilah markup berarti
markup tambahan atas harga eceran awal.
Pembatalan markup (markup cancellations) adalah
penurununan harga barang dagang yang sebelumnya
telah di-markup diatas harga eceran awal.
26. Metode Persediaan Eceran Dengan Markup Dan
Markdown-metode Konvensional
Perusahaan eceran atau retail meggunakan konsep markup
dan markdown dalam melakukan penilaian persediaan
yang layak pada akhir periode akuntansi. Untuk
mendapatan angka persediaan yang tepat, markup,
pembatalan markup, markdown, dan pembatalan
markdown, harus diperlakukan secara tepat.
Metode persediaan secara konvensional dirancang utuk
memperkirakan nilai terendah antara biaya rata-rata dan
harga pasar. Kita akan menyebut pendekatan ini sebagai
pendekatan LCM atau metode persediaan eceran
konvensional (convensional retail inventory method).
27. Pos-pos Khusus Yang Berhubungan
Dengan Metode Eceran.
Metode persediaan eceran menjadi lebih rumit apabila pos-pos
seperti transportasi-masuk, return pembelian dan
pengurangan harga, dan diskon pembelian terlibat. Dalam
metode eceran, kita memperlakukan pos-pos semacam itu
sebagai berikut:
a. Biaya pengangkutan ( freight cost) diperlakukan sebagai
bagian dari biaya pembelian.
b. Return Pembelian (purchase return) biasanya di pandang
sebagai pengurangan baik pada biaya maupun harga
eceran.
c. Diskon pembelian dan pengurangan harga (purchase
discount and allowances) biasanya di pandang sebagai
pengurang biaya pembelian
28. Transfer masuk (transfer-in) dari deprtemen lain, misalnya
harus di laporkan dengan cara yang sama seperti pada pembelian
dari perusahaan lain.
Kekurangan Normal (normal Shortages) ( pecah,rusak,hilang
dan aus) harus mengurangi kolom “harga eceran” karena barang-barang
ini tidak lagi tersedia untuk di jual
Kekurangan Abnormal (abnormal shortages) harus di
kurangkan dari kolom “Biaya” dan kolom “Harga eceran” serta
dilaporkan sebagai jumlah persediaan khusus atau sebagai
kerugian.
Diskon untuk karyawan (employee discount). Perusahaan
sering kali memberikan diskon khusus kepada para karyawannya
untuk meningkatkan kesetiaan, kinerja yang lebih baik, dan
sebagainya harus dikurangkan dari kolom harga eceran dengan
cara yang sama seperti dalam penjualan. Diskon ini tidak boleh
di masuk kan dalam perhitungan rasio biaya terhadap harga
eceran karena tidak mencerminkan perubahan harga jual secara
keseluruhan.
29. Evaluasi Atas Metode Persediaan
Eceran
Beberapa alasan menggunakan metode persediaan
eceran diantaranya:
Agar laba bersih dapat dihitung tanpa harus
melakukan perhitungan fisik persediaan
Sebagai ukuran pengendalian dalam menentukan
kekurangan persediaan
Dalam pengaturan kuantitas barang dagang di tangan
Untuk informasi asuransi
31. Penyajian Persediaan
Standar akuntasi mewajibkan laporan keuanagn
mengugkapkan kompsisi dari persediaan, pengaturan
pembiayaan persediaan, dan metode kalkulasi biaya
persediaan yang di gunakan. Standar akuntansi ini
juga mewajibkan metode kalkulasi biaya di
aplikasikan secara konsisten dari satu periode ke
periode berikutnya.
Dasar penilian persediaan dan metode yang di pakai
dalam menghitung biaya (LIFO,FIFO,biaya rata-rata
dsb)
32. Analisis Persediaan
Rasio--rasio keuangan dapat di gunakan untuk
mencari jalan tengah diantara kedua extream ini.
Rasio yang umum di gunakan dalam pengelolaan
evaluasi tingkat persediaan adalah rasio perputaran
persediaan dan ukuran yang berhubungan, jumlah
hari rata-rata untuk menjual persediaan.
33. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio)
mengukur berapa kali, secara rata-rata persediaan
terjual selama suatu periode. Tujuannya adalah untuk
mengukur likuiditas persediaan. Rasio perputaran
persediaan dihitung dengan membagi harga pokok
penjualan dengan persediaan rata-rata yang ada di
tangan selama suatu periode.
34. Jumlah Hari Rata-Rata utuk menjual
Persediaan
Salah satu varian dari rasio perputaran persediaan adalah jumlah
hari rata-rata untuk menjual persediaan (average days to sell
inventory). Yang merupakan jumlah hari rata-rata penjualan
persediaan yang ada di tangan. Sebagai contoh, jika perputaran
persediaan Gunawan Company, 8 kali dibagi dengan 365 hari,
maka hasilnya adalah 45,6 hari.
Tingkat persediaan umumnya berbeda-beda dalam setiap
industry. Akan tetapi, perusahaan yang mamapu
mempertahankan tingkat persediaan yang rendah dan memiliki
rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi dari pada
pesaingnya, serta mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya
adalah contoh perusahaan yang paling sukses.