SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Persediaan II:
Isu Penilaian
Persediaan
(tambahan)
Intermediate Accounting 1
Lower-of-Cost-or-Net Realizable Value (LCNRV)
Biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika manfaat masa depan dari aset tersebut tidak lagi sebesar
biaya perolehannya. Sehingga, persediaan dilaporkan pada nilai realisasi yang lebih rendah atau
bersih dari biaya (LCNRV) pada setiap tanggal pelaporan.
● Net Realizable Value : jumlah bersih yang diharapkan perusahaan untuk direalisasikan dari
penjualan persediaan. Atau, estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi
biaya untuk menyelesaikan dan melakukan penjualan.
● Metode Penerapan LCNRV
Perusahaan dapat menerapkan aturan LCNRV baik secara langsung ke setiap item, setiap kategori,
atau total inventaris. Jika perusahaan mengikuti kategori utama atau pendekatan inventaris total
dalam penerapan aturan LCNRV, kenaikan harga jual cenderung mengimbangi penurunan harga
jual. Perusahaan harus menerapkan metode secara konsisten dari satu periode ke periode lain.
● Mencatat Net Realizable Value
a) Metode harga pokok penjualan: mendebit harga pokok penjualan untuk penurunan persediaan
ke nilai realisasi bersih.
b) Metode kerugian: mendebit akun kerugian untuk penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi
bersih.
● Menggunakan Penyisihan
Perusahaan umumnya juga menggunakan akun penyisihan (Penyisihan untuk Mengurangi
Persediaan menjadi Nilai Realisasi Bersih).
● Pemulihan Kerugian Persediaan
Dalam periode setelah penurunan nilai, kondisi ekonomi dapat berubah sedemikian rupa sehingga
nilai realisasi bersih persediaan yang sebelumnya diturunkan mungkin menjadi lebih besar daripada
biaya perolehan, atau mungkin terdapat bukti yang jelas tentang peningkatan nilai realisasi bersih.
Maka jika harga turun, perusahaan mencatat penurunan tambahan. Jika harga naik,
perusahaan mencatat kenaikan pendapatan.
● Evaluasi Aturan LCNRV
Aturan LCNRV mengalami beberapa kekurangan konseptual:
1) Perusahaan mengakui penurunan nilai aset dan pembebanan ke beban pada periode terjadinya
kerugian utilitas, bukan pada periode penjualan. Di sisi lain ia mengakui kenaikan nilai aset
(melebihi biaya awal) hanya pada titik penjualan. Ini dapat mendistorsi data pendapatan.
2)Penerapan aturan tersebut mengakibatkan inkonsistensi
3)Aturan LCNRV menilai persediaan dalam laporan posisi keuangan secara konservatif, tetapi
pengaruhnya terhadap laporan laba rugi mungkin tidak konservatif.
Nilai Realisasi Bersih
● Aset pertanian
(termasuk aset biologis
dan produk pertanian),
● Komoditas yang
dipegang oleh pedagang
pialang.
Nilai Penjualan Relatif
Mengalokasikan total biaya
di antara berbagai unit atas
dasar nilai penjualan
relatifnya.
Komitmen Pembelian
Perjanjian untuk membeli
persediaan dibayar dimuka.
Dimana hak atas persediaan
yang terkait belum
berpindah ke pembeli.
Dasar-dasar Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan dengan estimasi
(gross profit method)
Perusahaan terkadang menggunakan ukuran pengganti untuk memperkirakan persediaan yang ada.
Salah satunya menggunakan metode laba kotor. Metode ini didasarkan pada tiga asumsi: (1)
Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang harus diperhitungkan; (2) Barang
yang belum dijual harus ada di tangan; (3) Penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah
persediaan awal ditambah pembelian, sama dengan persediaan akhir.
● Perhitungan Persentase Laba Kotor
1) Dinyatakan sebagai persentase dari harga jual. Laba kotor atas harga jual adalah metode umum
untuk mengutip laba karena :
2)Sebagian besar perusahaan menyatakan barang secara eceran, bukan berdasarkan biaya.
3)Laba yang dikutip pada harga jual lebih rendah daripada laba berdasarkan biaya. Hal ini
memberikan kesan yang baik kepada konsumen.
4)Laba kotor berdasarkan harga jual tidak boleh melebihi 100 persen.
Laba kotor atas harga jual akan selalu lebih kecil dari persentase terkait berdasarkan biaya.
Evaluasi Metode Laba Kotor
● Karena metode ini menghasilkan suatu estimasi,
maka perhitungan fisik persediaan harus dilakukan
satu kali dalam satu tahun untuk memeriksa jumlah
persediaan aktual yang berada di tangan saat ini.
● Dalam menentukan markup, metode laba kotor
menggunakan persentase masa lalu. Padahal
persentase masa kini pasti lebih akurat.
● Pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan
secara amat hati-hati.
● Metode laba kotor biasanya tidak dapat diterima
untuk tujuan pelaporan keuangan karena hanya
memberikan perkiraan.
Penilaian persediaan dengan metode Harga Eceran
(Retail inventory method)
Pencatatan dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli, total biaya dan nilai eceran
barang yang siap dijual, dan penjualan periode berjalan. Penjualan periode berjalan dikurangkan nilai eceran
barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan barang di tangan pada eceran.
Selanjutnya menghitung rasio biaya eceran untuk semua barang. Rumus untuk perhitungan ini adalah
membagi total barang yang tersedia untuk dijual pada harga perolehan dengan total barang yang
tersedia pada harga eceran. Akhirnya, untuk mendapatkan persediaan akhir berdasarkan biaya, perusahaan
dapat menerapkan rasio biaya eceran ke persediaan akhir yang dinilai secara eceran.
● Terdapat beberapa versi metode persediaan eceran, yaitu metode konvensional (berdasarkan LCNRV) dan
metode biaya.
● markup berarti markup tambahan dari harga eceran asli.
● Pembatalan markup adalah penurunan harga barang dagangan yang telah diberi markup oleh pengecer di
atas harga eceran awal.
● Penurunan harga merupakan penurunan harga jual asli karena penurunan tingkat harga umum,
● Pembatalan penurunan harga terjadi ketika penurunan harga kemudian diimbangi dengan kenaikan harga
barang yang telah dikurangi oleh pengecer—seperti setelah penjualan satu hari.
a)Ongkos kirim, merupakan bagian dari biaya pembelian.
b)Retur pembelian, biasanya dianggap sebagai pengurangan
harga baik pada biaya maupun eceran.
c)Diskon pembelian dan potongan harga biasanya dianggap
sebagai pengurang biaya pembelian.
Retur dan potongan penjualan dianggap sebagai penyesuaian
yang tepat untuk penjualan kotor. Namun, ketika penjualan
dicatat bruto, perusahaan tidak mengakui diskon penjualan.
Selain itu, sejumlah item khusus memerlukan analisis yang
cermat:
- Transfer masuk dari departemen lain
- Kekurangan biasa (kerusakan, kerusakan, pencurian, susut)
- Kekurangan abnormal,
- Diskon karyawan
Karakteristik dari metode ini memiliki pengaruh rata-rata
terhadap berbagai tingkat laba kotor.
Item Khusus yang Berkaitan
Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan laporan keuangan atas pos-pos berikut yang
terkait dengan persediaan:
1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus
biaya yang digunakan (rata-rata tertimbang, FIFO).
2. Jumlah nilai tercatat persediaan dan jumlah tercatat dalam klasifikasi (klasifikasi umum
persediaan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi).
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan (harga pokok
penjualan).
5. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode
tersebut dan jumlah setiap pemulihan penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
beban dalam periode tersebut.
6. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan penurunan nilai persediaan.
7. Nilai tercatat persediaan yang dijadikan jaminan atas kewajiban, jika ada.
Penyajian dan Analisis
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Persediaan II_Inventory II.pptx

Similar to Persediaan II_Inventory II.pptx (20)

Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansi
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Psak 14-persediaan-ias-21
Psak 14-persediaan-ias-21Psak 14-persediaan-ias-21
Psak 14-persediaan-ias-21
 
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
Persediaan (Pengantar Akuntansi II)
 
Psak 14-persediaan-ias-21
Psak 14-persediaan-ias-21Psak 14-persediaan-ias-21
Psak 14-persediaan-ias-21
 
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
 
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
Psak 14-persediaan-ias-21 (1)
 
Persediaan
PersediaanPersediaan
Persediaan
 
93004 6-577039486071
93004 6-57703948607193004 6-577039486071
93004 6-577039486071
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdf
 
Semester 5 Alk
Semester 5 AlkSemester 5 Alk
Semester 5 Alk
 
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptxakuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
 
32011 13-121833523021
32011 13-12183352302132011 13-121833523021
32011 13-121833523021
 
Akuntansi Perusahaan Dagang
Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Dagang
Akuntansi Perusahaan Dagang
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Bab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetapBab 5 aktifa tetap
Bab 5 aktifa tetap
 
Konsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva TetapKonsep Dasar Aktiva Tetap
Konsep Dasar Aktiva Tetap
 
Bab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetapBab 5-aktiva-tetap
Bab 5-aktiva-tetap
 
Topik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdfTopik 6 Variabel Costing.pdf
Topik 6 Variabel Costing.pdf
 
Pengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IVPengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IV
 

Recently uploaded

Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxgulieglue
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxUPPKBGUYANGAN
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 202420NurKhusnaFahrani
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxtajapeda
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfIndahPuspitaMaharani1
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANDwiAyuSitiHartinah
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJANoorAmelia4
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...SofyanSyamsuddin
 

Recently uploaded (14)

Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptxSosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
Sosialisasi Permendag 7 Tahun 2024 Rev 02052024.pptx
 
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptxKELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
KELOMPOK 3_MODUL 5_MANAJEMEN PERSEDIAAN[1].pptx
 
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
Jual Obat Aborsi Serang wa 082223109953 Klinik Jual Obat Penggugur Kandungan ...
 
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di PalembangKlinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953  Klinik Aborsi Di Palembang
Klinik Obat Aborsi Di Palembang Wa 0822/2310/9953 Klinik Aborsi Di Palembang
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptxMATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
MATERI PEMBELAJARAN REALISASI ANGGARAN.pptx
 
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
Sosialisasi Pelaporan Proyeksi Target dan Realiasi Capaian Output TA 2024
 
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptxMateri Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
Materi Kuliah Kebijakan Ekonomi Makro_.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdfMATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
MATERI EKONOMI MANAJERIAL: TEORI DAN ESTIMASI BIAYA.pdf
 
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
Jual Obat Aborsi Yogyakarta 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Cytotec asli...
 
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGANPPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
PPT PENGANGGARAN MODAL MK MANAJEMEN KEUANGAN
 
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJABAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
BAB PERTEMUAN 6 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
 
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
Financial Behavior Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara ac...
 

Persediaan II_Inventory II.pptx

  • 2. Lower-of-Cost-or-Net Realizable Value (LCNRV) Biaya historis tidak dapat diaplikasikan jika manfaat masa depan dari aset tersebut tidak lagi sebesar biaya perolehannya. Sehingga, persediaan dilaporkan pada nilai realisasi yang lebih rendah atau bersih dari biaya (LCNRV) pada setiap tanggal pelaporan. ● Net Realizable Value : jumlah bersih yang diharapkan perusahaan untuk direalisasikan dari penjualan persediaan. Atau, estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya untuk menyelesaikan dan melakukan penjualan. ● Metode Penerapan LCNRV Perusahaan dapat menerapkan aturan LCNRV baik secara langsung ke setiap item, setiap kategori, atau total inventaris. Jika perusahaan mengikuti kategori utama atau pendekatan inventaris total dalam penerapan aturan LCNRV, kenaikan harga jual cenderung mengimbangi penurunan harga jual. Perusahaan harus menerapkan metode secara konsisten dari satu periode ke periode lain. ● Mencatat Net Realizable Value a) Metode harga pokok penjualan: mendebit harga pokok penjualan untuk penurunan persediaan ke nilai realisasi bersih. b) Metode kerugian: mendebit akun kerugian untuk penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi bersih.
  • 3. ● Menggunakan Penyisihan Perusahaan umumnya juga menggunakan akun penyisihan (Penyisihan untuk Mengurangi Persediaan menjadi Nilai Realisasi Bersih). ● Pemulihan Kerugian Persediaan Dalam periode setelah penurunan nilai, kondisi ekonomi dapat berubah sedemikian rupa sehingga nilai realisasi bersih persediaan yang sebelumnya diturunkan mungkin menjadi lebih besar daripada biaya perolehan, atau mungkin terdapat bukti yang jelas tentang peningkatan nilai realisasi bersih. Maka jika harga turun, perusahaan mencatat penurunan tambahan. Jika harga naik, perusahaan mencatat kenaikan pendapatan. ● Evaluasi Aturan LCNRV Aturan LCNRV mengalami beberapa kekurangan konseptual: 1) Perusahaan mengakui penurunan nilai aset dan pembebanan ke beban pada periode terjadinya kerugian utilitas, bukan pada periode penjualan. Di sisi lain ia mengakui kenaikan nilai aset (melebihi biaya awal) hanya pada titik penjualan. Ini dapat mendistorsi data pendapatan. 2)Penerapan aturan tersebut mengakibatkan inkonsistensi 3)Aturan LCNRV menilai persediaan dalam laporan posisi keuangan secara konservatif, tetapi pengaruhnya terhadap laporan laba rugi mungkin tidak konservatif.
  • 4. Nilai Realisasi Bersih ● Aset pertanian (termasuk aset biologis dan produk pertanian), ● Komoditas yang dipegang oleh pedagang pialang. Nilai Penjualan Relatif Mengalokasikan total biaya di antara berbagai unit atas dasar nilai penjualan relatifnya. Komitmen Pembelian Perjanjian untuk membeli persediaan dibayar dimuka. Dimana hak atas persediaan yang terkait belum berpindah ke pembeli. Dasar-dasar Penilaian Persediaan
  • 5. Penilaian persediaan dengan estimasi (gross profit method) Perusahaan terkadang menggunakan ukuran pengganti untuk memperkirakan persediaan yang ada. Salah satunya menggunakan metode laba kotor. Metode ini didasarkan pada tiga asumsi: (1) Persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang harus diperhitungkan; (2) Barang yang belum dijual harus ada di tangan; (3) Penjualan, dikurangi biaya, dikurangkan dari jumlah persediaan awal ditambah pembelian, sama dengan persediaan akhir. ● Perhitungan Persentase Laba Kotor 1) Dinyatakan sebagai persentase dari harga jual. Laba kotor atas harga jual adalah metode umum untuk mengutip laba karena : 2)Sebagian besar perusahaan menyatakan barang secara eceran, bukan berdasarkan biaya. 3)Laba yang dikutip pada harga jual lebih rendah daripada laba berdasarkan biaya. Hal ini memberikan kesan yang baik kepada konsumen. 4)Laba kotor berdasarkan harga jual tidak boleh melebihi 100 persen. Laba kotor atas harga jual akan selalu lebih kecil dari persentase terkait berdasarkan biaya.
  • 6. Evaluasi Metode Laba Kotor ● Karena metode ini menghasilkan suatu estimasi, maka perhitungan fisik persediaan harus dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk memeriksa jumlah persediaan aktual yang berada di tangan saat ini. ● Dalam menentukan markup, metode laba kotor menggunakan persentase masa lalu. Padahal persentase masa kini pasti lebih akurat. ● Pengaplikasian persentase laba kotor harus dilakukan secara amat hati-hati. ● Metode laba kotor biasanya tidak dapat diterima untuk tujuan pelaporan keuangan karena hanya memberikan perkiraan.
  • 7. Penilaian persediaan dengan metode Harga Eceran (Retail inventory method) Pencatatan dilakukan terhadap total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli, total biaya dan nilai eceran barang yang siap dijual, dan penjualan periode berjalan. Penjualan periode berjalan dikurangkan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi persediaan barang di tangan pada eceran. Selanjutnya menghitung rasio biaya eceran untuk semua barang. Rumus untuk perhitungan ini adalah membagi total barang yang tersedia untuk dijual pada harga perolehan dengan total barang yang tersedia pada harga eceran. Akhirnya, untuk mendapatkan persediaan akhir berdasarkan biaya, perusahaan dapat menerapkan rasio biaya eceran ke persediaan akhir yang dinilai secara eceran. ● Terdapat beberapa versi metode persediaan eceran, yaitu metode konvensional (berdasarkan LCNRV) dan metode biaya. ● markup berarti markup tambahan dari harga eceran asli. ● Pembatalan markup adalah penurunan harga barang dagangan yang telah diberi markup oleh pengecer di atas harga eceran awal. ● Penurunan harga merupakan penurunan harga jual asli karena penurunan tingkat harga umum, ● Pembatalan penurunan harga terjadi ketika penurunan harga kemudian diimbangi dengan kenaikan harga barang yang telah dikurangi oleh pengecer—seperti setelah penjualan satu hari.
  • 8. a)Ongkos kirim, merupakan bagian dari biaya pembelian. b)Retur pembelian, biasanya dianggap sebagai pengurangan harga baik pada biaya maupun eceran. c)Diskon pembelian dan potongan harga biasanya dianggap sebagai pengurang biaya pembelian. Retur dan potongan penjualan dianggap sebagai penyesuaian yang tepat untuk penjualan kotor. Namun, ketika penjualan dicatat bruto, perusahaan tidak mengakui diskon penjualan. Selain itu, sejumlah item khusus memerlukan analisis yang cermat: - Transfer masuk dari departemen lain - Kekurangan biasa (kerusakan, kerusakan, pencurian, susut) - Kekurangan abnormal, - Diskon karyawan Karakteristik dari metode ini memiliki pengaruh rata-rata terhadap berbagai tingkat laba kotor. Item Khusus yang Berkaitan
  • 9. Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan laporan keuangan atas pos-pos berikut yang terkait dengan persediaan: 1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan (rata-rata tertimbang, FIFO). 2. Jumlah nilai tercatat persediaan dan jumlah tercatat dalam klasifikasi (klasifikasi umum persediaan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi). 3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. 4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan (harga pokok penjualan). 5. Jumlah setiap penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode tersebut dan jumlah setiap pemulihan penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang beban dalam periode tersebut. 6. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan penurunan nilai persediaan. 7. Nilai tercatat persediaan yang dijadikan jaminan atas kewajiban, jika ada. Penyajian dan Analisis