ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
Keterkaitan antara pengangguran dan inflasi
1. KETERKAITAN ANTARA
PENGANGGURAN DAN INFLASI
MATA KULIAH : PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun Oleh :
Oktavia Nina Sari ( 231303082)
DesyPutri Anggun S. ( 231303081)
Husniyatul Hamidah ( 231303085)
Achmad Baharizad R ( 231303061)
2. KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
Tugas Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka, kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna
perbaikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama
nya kami mengucapkan Terima kasih.
Surabaya, Juni 2015
Penulis
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. 1
Daftar Isi ..…………………………………………………………………………... 2
BAB I : Pendahuluan………………………………………………………………... 3
BAB II : Deskripsi …………………………………………………………………... 4
BAB III : Pembahasan...…………………………………………………………… 5
Pengangguran ………..………..……………………………………………...………. 5
Inflasi …………………………………………......................................................... . 6
Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi …………………………………………. 7
Kebijakan Pemerintah ….…………………………………………………………… 8
BAB IV : Penutup & Kesimpulan …………………………………………………. 10
Daftar Pustaka …………..………………………………………………………...... 11
Soal Tanya Jawab ………..………………………………………………………......12
4. BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Setiap negara menghadapi masalah yang berbeda-beda, baik itu masalah internal maupun
eksternal, namun masalah utama yang dihadapi oleh setiap negara adalah masalah pengangguran
dan inflasi. Masalah pengangguran ini timbul karena perekonomian tidak selalu mencapai
kesempatan kerja penuh, sehingga kelompok angkatan kerja terbagi menjadi kelompok bekerja
dan tidak bekerja. Untuk menghadapi masalah yang dihadapi dalam perekonomian di suatu
negara, perlu peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, karena mekanisme pasar
dianggap tidak mampu untuk mengatasi masalah pengangguran yang dihadapi dalam suatu
negara. Peran pemerintah diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan pemerintah, kebijakan
fiskal, moneter dan penawaran.
Rumusan Masalah
a. Pengertian Pengangguran dan Inflasi
b. Keterkaitan Pengangguran dan Inflasi
c. Kebijakan Pemerintah yang sudah diambil
Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari pengaanguran dan inflasi. Dijelaskan
juga mengenai keterkaitan antara pengangguran dan inflasi yang terjadi dikebanyakan negara,
terutama di Indonesai.
5. BAB II
DESKRIPSI
Pengangguran atau Tuna Karya adalah istilah untuk orang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dua hari dalam seminggu, atau seseorang yang sedang mencari
pekerjaan yang lebih layak. Pengangguran umumnya disebabkan oleh karena jumlah angkatan
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktifitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga – harga secara umum dan terus menerus
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas dipasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga merupakan proses
menurunnya mata uang secara kontinu.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikkan harga berada dibawah angka 10% -
30%setahun; berat antara 30% - 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi
apabila kenaikkan harga berada diatas 100% setahun.
Kurva Philip adalah kurva yang menggambarkan hubungan Negatif antara Inflasi dan
Pengangguran.
● Semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran semakin rendah.
● Semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengguran semakin tinggi.
● Tingkat inflasi nol dan pengangguran ada tingkat pengguna tenaga kerja penuh ( full
employment ).
● Tingkat inflasi negatif (deflationary gap), tingkat pengangguran lebih tinggi.
● Tingkat inflasi positif (inflationary gap), tingkat pengangguran lebih rendah.
6. BAB III
PEMBAHASAN
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
7. INFLASI
Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237)
menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami kenaikan
secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu saja tidaklah
dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian besar harga
barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-menerus
dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan
turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan Sukirno (2004: 27)
memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan
perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen.
Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan
tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-menerus
(berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak dikatakan
inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
8. Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan
ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat
dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah
inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang
secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah
stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu
barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi
sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok
yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara
berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya
lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan
karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak
hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju.
Namun masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di
negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah
sosial politik di negara tersebut.
9. Kebijakan Pemerintah
1. Kebijakan untuk mengatasi masalah pengangguran
a. Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal untuk mengatasi masalah pengangguran dengan mengurangi pajak dan
menambah pengeluaran pemerintah. Pada saat tarif pajak dikurangi, masyarakat akan
cenderung memegang uang yang bisa digunakan untuk modal dalam berusaha.
b. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter untuk mengatasi masalah pengangguran dengan cara menambah
penawaran uang, mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus
untuk sektor/ kegiatan tertentu.
c. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran dengan cara mendorong lebih banyak investasi,
mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan,
memberi subsidi dan menggunakan pajak perusahaaan dan individu.
2. Kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi
a. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter untuk mengatasi masalah inflasi adalah :
Politik pasar terbuka
Politik pasar terbuka adalah suatu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank
sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi pemerintah kepada
masyarakat (SBI). dengan demikian maka jumlah uang beredar di tangan masyarakat
berkurang dan sebagai gantinya bertambah obligasi pemerintah.
Menaikan tingkat bunga diskonto
Dengan menaikan tingkat bunga diskonto oleh bank sentral maka hal ini akan
menyebabkan keinginan badan-badan kredit seperti bank umum untuk mengadakan
pinjaman guna memenuhi permintaan masyarakat berkurang, sehingga hal ini juga
mengurangi besarnya pinjaman kredit dari bank umum berkurang yang kemudian
secara tidak langsung akan mengurangi laju inflasi.
b. Kebijakan fiskal
Mengurangi pengeluaran pemerintah
10. Dengan melakukan kebijakan fiskal melalui upaya pengeluaran pemerintah maka hal
ini juga dapat mengurangi laju inflasi, karena semakin sedikit biaya yang dikeluarkan
pemerintah akan menyebabkan jumlah uang beredar yang ada di masyarakat akan
semakin berkurang sehingga paling tidak laju inflasi dapat ditekan.
Menaikan pajak
Seperti kita ketahui bahwa jumlah uang beredar yang terlalu besar akan menyebabkan
terjadi nya inflasi, maka dengan menaikan pajak diharapkan penghasilan seseorang
akan berkurang, sehingga jumlah uang beredar pun ikut berkurang yang pada
akhirnya akan berdampak pada penurunan laju inflasi.
Mengadakan pinjaman pemerintah
Upaya mengadakan pinjaman tersebut sebagian dari gaji pegawai dan buruh dipotong
untuk disimpan menjadi pinjaman pemerintah selama jangka waktu tertentu, sehingga
jumlah uang beredar yang ada di masyarakat pun juga ikut berkurang yang pada
akhirnya akan menurunkan tingkat inflasi.
11. BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi
menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang
timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian
angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang
rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi
tingkat harga-harga relatif stabil.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi),
berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya
Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.
13. Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pengangguran di setiap negara-negara berkembang
maupun negara maju?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah untuk mengatasi pengangguran?
4. Sebutkan pengertian dari Inflasi?
5. Ada 3 kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran, Antara lain, kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Kebijakan mana yang paling
penting? Berikan komentar!
Jawaban :
1. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang
sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa perguruan
tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
2. Pengangguran terjadi umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya.
3. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran
a. Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal untuk mengatasi masalah pengangguran dengan mengurangi pajak
dan menambah pengeluaran pemerintah. Pada saat tarif pajak dikurangi, masyarakat
akan cenderung memegang uang yang bisa digunakan untuk modal dalam berusaha.
b. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter untuk mengatasi masalah pengangguran dengan cara menambah
penawaran uang, mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit
khusus untuk sektor/ kegiatan tertentu.
c. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan segi penawaran dengan cara mendorong lebih banyak investasi,
mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi administrasi pemerintahan,
memberi subsidi dan menggunakan pajak perusahaaan dan individu.
4. Pengertian Inflasi menurut Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi
adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
5. Ketiga kebijakan itu sangatlah penting, karena masing-masing kebijakan memiliki
keterkaitan antara satu sama lain dan memiliki pengaruh yang baik untuk mengatasi masalah
pengangguran.