Makalah ini membahas tentang inflasi dan dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat. Inflasi dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, penurunan nilai riil tabungan dan pinjaman, serta memperlebar kesenjangan pendapatan. Inflasi juga berhubungan erat dengan tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu mengambil kebijakan moneter dan fiskal yang tepat untuk mengendalikan
1. NAMA : FIKA REFLINA
NIM : (30118008)
MATA KULIAH : EKONOMI
MONETER ISLAM
NAMA DOSEN : AHMAD
WIRA, M.AG., M.SI., PH.D
Jenis Tugas : Makalah
2. Pengertian Inflasi
Pengertian inflasi dalam Islam tidak berbeda pengertiannya
dengan inflasi konvensional. Inflasi adalah sebagai sebuah
gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-
menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan suatu gejala
dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi
secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak
hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu
negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara
berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga
barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan
penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan terjadinya
inflasi tersebut. Inflasi juga dapat didefinisikan sebagai
kecenderungan dari harga-harga yang meningkat secara
umum dan terus menerus.
3. Para ekonom Islam berpendapat, inflasi berakibat
sangat buruk bagi perekonomian karena empat hal
sebagai berikut:
Inflasi mengganggu fungsi dari: uang, tabungan (nilai
simpan), pembayaran di muka, dan unit penghitungan.
Akibat inflasi, orang harus melepaskan diri dari uang dan
aset keuangan. Inflasi bisa menyebabkan inflasi lagi
(self feeding inflation).
Inflasi melemahkan semangat menabung dan sikap
terhadap menabung dari masyarakat (turunnya Marginal
Propensity to Save).
Inflasi meningkatkan kecenderungan berbelanja
terutama untuk non-primer dan barang mewah (naiknya
Marginal Propensity to Consume).
Inflasi mengarahkan investasi non-produktif yaitu
penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah,
bangunan, logam mulia, mata uang asing.
4. Jenis-Jenis Inflasi
Karakteristik inflasi dapat digambarkan melalui
penjelasan mengenai faktor-faktor utama yang
menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan
dari sisi permintaan, sisi penawaran maupun
espektasi. Factor-faktor tersebut berpengaruh
terhadap inflasi baik secara parsial maupun
secara bersama-sama atau gabungan atau
gabungan dari ketiga factor tersebut
5. Pengertian Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi
akibat pengaruh permintaan (demand) yang tidak diimbangi dengan
peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal ini mengakibatkan
kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yaitu
apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga
akan naik.Apabila hal tersebut berlangsung terus menerus, akan
terjadi inflasi berkepanjangan.
Pengertian cost inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh
kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input
atau biaya faktor produksi.
Pengertian bottle neck inflasi adalah inflasi yang disebabkan
oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.
Demand Pull Inflation
Cost Push Inflation
Bottle neck inflasi atau inflasi leher botol
6. Hubungan Pertumbuhan Uang Dengan
Inflasi
Hubungan defisit anggaran, pertumbuhan uang dan inflasi menjadi
salah satu isu penting dalam literatur kebijakan moneter dan fiskal
di dunia. Secara teori, paling tidak ada empat pandangan yang
berbeda untuk melihat hubungan ketiga variabel tersebut.
Pandangan tersebut antara lain, yaitu kaum Monetaris Ortodoks,
The Fiscal Theory of Price Level (FTPL), Keynesian, dan
Ricardian Equivalence (RE). Terdapat sebuah persepsi yang
menyatakan bahwa kebijakan anggaran yang terlalu besar dan
dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi variabel
moneter yang kemudian menjadi akar permasalahan dari
ketidakstabilan makroekonomi seperti inflasi yang tinggi, defisit
current account yang besar, kewajiban utang yang besar, dan
pertumbuhan ekonomi yang rendah. Berdasarkan pengalaman
interaksi kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia, dimana
sebelum diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999, Indonesia telah
mengalami hyperinflation yang disebabkan oleh pencetakan uang
(money creation) secara berlebihan oleh Bank Indonesia untuk
7. Sejak diberlakukan tahun 2000, kerangka kerja Inflation Targetting
(kebijakan moneter) sudah mulai diterapkan oleh Bank Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa era fiscal dominance tidak boleh
terjadi lagi di Indonesia. Namun perubahan institusional tersebut
secara empiris tidak menghalangi kemungkinan adanya pengaruh
defisit anggaran (kebijakan fiskal ekspansif) terhadap jumlah uang
beredar maupun variabel moneter (inflasi).
Hubungan antara defisit anggaran, pertumbuhan uang dan laju
inflasi di Indonesia dapat dijelaskan oleh teori Ricardian
Equivalence (RE) dimana defisit anggaran tidak akan
berpengaruh ke variabel moneter dan perekonomian. Koordinasi
yang erat antara penguasa fiskal (pemerintah) dan moneter (Bank
Indonesia) dalam menentukan instrumen dan sasaran kebijakan
yang menjadi target bersama tetap diperlukan agar pencapaian
target tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
8. Walaupun defisit anggaran tidak memiliki dampak terhadap
pertumbuhan uang dan laju inflasi di Indonesia namun defisit
anggaran yang terlalu besar dan dalam jangka waktu yang
lama, bukan tidak mungkin akan menjadi akar permasalahan
makroekonomi seperti hyperinflation, current account deficits,
overindebtness dan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Apabila
dalam jangka panjang kebijakan defisit anggaran terus
dipertahankan oleh pemerintah, maka pembiayaan melalui
money creation (pencipataan uang) lebih baik untuk dihindari
karena telah terbukti menyebabkan hyperinflation di Indonesia
pada periode 1965 hingga 1970
9. Hubungan Inflasi Dengan
Tingkat Suku Bunga
Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi
dari suku bunga, akibatnya daya beli dari uang penabung
atau deposan mengalami penurunan meskipun secara
absolut jumlah uangnya sudah bertambah dengan adanya
tambahan dari bunga yang diterimanya. Berdasarkan fakta
ini, maka jelas bunga tidak membuat orang lebih kaya jika
uangnya ditabungkan atau didepositokan, tetapi malah
sebaliknya.
Sekarang timbul pertanyaan, mengapa inflasi atau suku
bunga membuat orang lebih miskin? Jawabnya yaitu bahwa,
inflasi menimbulkan biaya. Jika inflasi menimbulkan biaya,
maka bunga juga menimbulkan biaya.
10. Biaya uang yaitu suku bunga (interest) yang ditimbulkan oleh inflasi
(Mankiw. 2007) yaitu;
1. Biaya pulang pergi ke bank untuk mengambil uang (shoeleather
cost),
2. Biaya perusahaan untuk merubah harga karena inflasi (menu
cost),
3. Biaya ketidak nyamanan hidup dengan selalu berubahnya
harga,
4. Pajak yang dibebankan pada keuntungan (sebab pajak selalu
menenetukan besarnya pajak dari keuntungan nominal bukan dari
keuntungan riil, padahal dengan adanya inflasi, maka keuntungang
riil lebih kecil sedangkan pajak yang dibayarkan lebih besar).
Dalam teori klasik, bahwa “bunga” merupakan harga kapital (price
of capital), dimana apabila permintaan modal (uang) naik maka
bunga akan naik pula, tetapi orang meminta uang atau meminjam
uang bukan semata-mata untuk investasi tetapi juga untuk
transaksi (konsumsi) dan spekulasi. Meskipun demikian peminjam
tetap dikenakan bunga. Itulah sebabnya dalam ekonomi kapitalis,
11. Hubungan Inflasi Dengan
Pengangguran
Inflasi dan pengangguran merupakan keburukan kembar
dalam setiap perekonomian. Untuk memahami arti penting
keburukan kember ini, maka dituangkan dalam matrik
indikator kesejahteraan nasional dalam bentuk indeks
kesengsaraan (Misery Indexs). Indeks ini didefinisikan
sebagai penjumlahan tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran.
Dampak yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi
semakin tinggi. Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat
pengangguran merupakan dua parameter yang dapat
digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan
ekonomi yang dihadapi suatu negara. Hubungan antara
tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran untuk jangka
pendek dapat dijelaskan dengan menggunakan Kurva Phillip
yang dikemukakan oleh ekonom bernama A.W. Phillips.
12. Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif,
tergantung dari parah atau tidaknya inflasi. Inflasi ringan,
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi
tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi
kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Adapun pengaruh atau akibat dari inflasi terhadap masyarakat
dan individu adalah sebagai berikut :
Kesenjangan distribusi pendapatan
Saat terjadi inflasi, tanah, rumah akan mengalami kenaikan
harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari
13. Namun sebaliknya pendapaatn riil penduduk berpenghasilan
rendah akan merosot. Dengan demikian inflasi akan memperlebar
kesenjangan distribusi pendapatan diantara anggota
masyarakat.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya
produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha
besar).
Pendapatan riil merosot
Orang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan karena
terjadinya inflasi. Daya beli uangnya menurun atau pendapatan
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Nilai riil tabungan dan pinjaman merosot
Hal ini terjadi pada masyarakat yang menyimpan sebagian
kekayaannya dalam bentuk depostio dan tabungan di bank. Pada
saat inflasi, nilai tabungan akan merosot. Masyarakat yang
memegang uang tunai akan rugi karena nilai riil turun. Bila orang
enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan
14. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi
mendatangkan menguntungkan, karena pada saat pembayaran
utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
15. Kesimpulan
Inflasi adalah kecendruangan meningkatnya harga barang dan
jasa secara umum dan terus menerus, Dari penjelasan diatas
dapat kita ketahui bahwa inflasi sangat berpengaruh besar pada
pengangguran di suatu negara terlebih jika pemerintah di negara
yang mengalami inflasi mengeluarkan kebijakan yang tidak tepat
dan malah dapat memburuk keadaan ekonomi di negara tersebut.
dari penjelasan diatas inflasi mempengaruhi daya beli masyarakat
yang cenderung menurun, dengan hal tersebut berdampak pada
pelaku usaha didalam negri untuk menekan biaya produksi agar
usaha miliknya tidak mengalami kebangkrutan.
Salah satu solusi untuk menekan biaya produksi adalah dengan
mengeluarkan atau memphk kan sebagian pekerjanya. Dan dari
situ lah mulai bermunculan pengangguran yang disebabkan oleh
inflasi. Jadi menurut saya inflasi itu sangat berpengaruh bagi
perekonomian termasuk angka pengangguran di suatu negara.
Pertumbuhan uang dan inflasi menjadi salah satu isu penting
dalam literatur kebijakan moneter dan fiskal di dunia
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam menaikkan dan
menurunkan suku bunga yang semuanya harus berpihak pada