Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas analisis sistem informasi akuntansi siklus pendapatan di RSUD Dr. "X" dengan BPJS, (2) Teridentifikasi beberapa kelemahan sistem informasi akuntansi RSUD Dr. "X" terkait pengakuan pendapatan dan piutang pasien BPJS, dan (3) Diberikan rekomendasi sistem informasi akuntansi siklus pendapatan beserta contoh ilustrasi untuk mengatasi kelemahan
Sipi, Raditya wijaksono, Hapzi Ali, analisis sistem informasi akuntansi siklus pendapatan, Universitas Mercu Buana, 2018
1. ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN
Pada RSUD Dr. “X” dengan BPJS
Kebijakan Akuntansi Siklus Pendapatan RSUD Dr. “X”
RSUD Dr. “X” merupakan Rumah Sakit yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
Kebijakan akuntansi RSUD Dr. “X” menggunakan basis kas dalam melakukan pencatatan
transaksi
dan pengakuan pendapatan. Basis kas ini merupakan suatu kejadian akuntansi yang diakui dan
dicatat
pada saat terjadinya penerimaan atau pengeluaran kas.
Perlakuan Pendapatan
Berikut ini merupakan perlakuan pendapatan pada RSUD Dr. “X”:
1. Pengakuan Klaim BPJS
RSUD Dr. “X” yang menggunakan akuntansi basis kas, ketika belum menerima pembayaran
klaim BPJS maka belum bisa diakui sebagai pendapatan. Pengakuan pendapatan tersebut diakui
ketika Rumah Sakit menerima pembayaran dari pihak BPJS. Berikut ini merupakan jurnalnya:
Kas xxx -
Pendapatan - xxx
Piutang pasien BPJS diakui sebesar tarif rumah sakit. Misalnya pembayaran pasien tarif BPJS
sebesar 100.000 sedangkan tarif rumah sakit sebesar 50.000, maka jurnal yang dibuat saat
pasien
pulang adalah sebagai berikut:
Piutang Pasien PBJS 50.000 -
Pendapatan - 50.000
Maka didapatkan selisihnya sebesar 50.000. Selisih tersebut diakui sebagai selisih lebih/ kurang.
2. Uang titipan Pasien
Berdasarkan hasil wawancara, ketika pasien akan menjalani rawat inap maka diwajibkan
untuk membayar uang muka. Uang muka tersebut biasanya disebut uang titipan pasien.
2. Berdasarkan SAP, uang titipan pasien tersebut diakui sebagai pendapatan diterima di muka.
Misalnya, pada saat pasien masuk, pasien membayar uang muka sebesar 1.000.000, maka
jurnalnya adalah:
Kas 1.000.000 -
Pendapatan diterima di muka - 1.000.000
Sedangkan pada saat terjadi tindakan membayar uang 500.000, jurnal yang dibuat adalah:
Pendapatan diterima di muka 500.000 - Pendapatan - 500.000
Pada saat pasien pulang, pasien dikenakan biaya sebesar 3.000.000, maka jurnal yang dibuat
adalah:
Piutang pasien 3.000.000 -
Pendapatan - 3.000.000
Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan
Analisis
Kelemahan sistem informasi akuntansi RSUD Dr. “X” diantaranya adalah (1) Pendapatan, yaitu
adanya keuntungan/kerugian selisih klaim pasien BPJS yang pengakuannya belum konsisten.
Piutang
pasien BPJS diakui sebesar tarif rumah sakit padahal pembayarannya menggunakan tarif BPJS
yang
nantinya akan membuat rumah sakit mengalami keuntungan/kerugian.Terdapat uang titipan
pasien
yang diakui sebagai piutang padahal seharusnya tidak boleh diakui sebagi piutang, (2)
Ketidaklengkapan prosedur dan flowchart pada bagian keuangan tentang pembayaran rawat
jalan,
rawat inap, gawat darurat yang berhubungan dengan siklus pendapatan RSUD Dr. “X”.
Pemecahan Masalah
Dari kelemahan tersebut, salah satu permasalahan yang sering timbul adalah munculnya selisih
antara tarif aktual rumah sakit yang dikenakan pada pasien dengan tarif BPJS yang
mengakibatkan
3. munculnya selisih lebih/kurang perhitungan klaim. Terdapat uang tambahan pasien dengan
membedakan antara tarif rumah sakit dan tarif BPJS. Terdapat kurang bayar pasien karena
pasien naik
kelas. Terdapat lebih bayar pasien karena adanya uang muka atau uang titipan pasien. Dari
kasus
tersebut untuk perbedaan tarif rumah sakit dan tarif BPJS diakui sebagai selisih lebih/ kurang
perhitungan klaim.
Ilustrasi
1. Perbedaan Tarif BPJS dan Tarif RSUD Dr. “X”
Tabel 4.1
Ilustrasi Perbedaan Tarif BPJS dan Tarif RSUD Dr. “X”
Diagnose DD
Pasien Rawat
Tarif
Versi Tarif Versi BPJS (Rp)
Realisasi
(Rp)
Inap
Billing
Pelayanan Kelas 1
Kelas 1 Volume Klaim Volume Tarif Klaim
(a) (b) (a x b) (c) (d) (c x d)
Kamar 200.000 200.000 5 1.000.000 5 200.000 1.000.000
4. Tindakan - 1.000.000 1 1.000.000 1 900.000 900.000
dokter/ visit 100.000 100.000 5 500.000 5 100.000 500.000
Jumlah 2.500.000 Jumlah 2.400.000
Dari contoh perhitungan kasus di atas, terdapat perbedaan antara tarif rumah sakit dengan tarif
BPJS
sebesar Rp 100.000,00. Jurnal yang harus dibuat rumah sakit ada dua macam, yaitu jurnal pada
piutang pasien umum dan jurnal pada piutang pasien BPJS. Berikut ini adalah jurnalnya:
Tabel 4.2
Jurnal Pencatatan Piutang Pasien Umum
No. Keterangan Nama Akun Debit Kredit
1. Saat Tindakan
Piutang Pasien xxx -
Pendapatan-LO - xxx
Kas xxx -
2. Saat Pulang
Piutang Pasien - xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx -
Pendapatan-LRA - xxx
Tabel 4.3
Jurnal Pencatatan Piutang Pasien BPJS
No. Keterangan Nama Akun Debit Kredit
1.
Saat Tindakan Piutang Pasien 2.400.000 -
5. (Billing) Pendapatan-LO - 2.400.000
2. Saat Pulang No Entry
- -
- -
Piutang BPJS 2.500.000 -
3.
Saat Pengajuan Piutang Pasien - 2.400.000
Klaim Selisih Lebih/ Kurang
- 100.000
Perhitungan Klaim
Kas 2.500.000 -
4. Saat Pelunasan
Piutang BPJS - 2.500.000
Estimasi Perubahan SAL 2.500.000 -
Pendapatan-LRA - 2.500.000
2. Uang Tambahan Pasien
Dalam kasus yang kedua ini, pasien BPJS yang terdaftar di Kelas I meminta untuk naik kelas
menjadi VIP sehingga pasien harus menambah biaya pelayanannya.
Tabel 4.4
Ilustrasi Uang Tambahan Pasien
Diagnose DD
Pasien Tarif Versi
Tarif Versi BPJS Realisasi Total
Rawat Billing
6. Inap
VIP Kelas 1 Kelas 1 Vol. Klaim Vol. VIP Kelas 1 VIP Kelas 1
Kamar 500.000 200.000 200.000 5 1.000.000 5 500.000 200.000 2.500.000 1.000.000
Tindakan - - 1.000.000 1 1.000.000 1 1.200.000 1.000.000 1.200.000 1.000.000
Dokter/
Visit 200.000 100.000 100.000 5 500.000 5 200.000 100.000 1.000.000 500.000
Total 2.500.000 Total 4.700.000 2.500.000
Tambahan Pasien 2.200.000
Dari perhitungan diatas dapat dibuat jurnals sebagai berikut:
Tabel 4.5
Jurnal Pencatatan Piutang Pasien BPJS
No. Keterangan Nama Akun Debit Kredit
1. Saat Tindakan
Piutang Pasien 4.700.000 -
Pendapatan-LO - 4.700.000
Kas 2.200.000 -
2. Saat Pulang
Piutang Pasien - 2.200.000
Estimasi Perubahan SAL 2.200.000 -
Pendapatan-LRA - 2.200.000
3.
Saat Pengajuan Piutang BPJS 2.500.000 -
Klaim Piutang Pasien - 2.500.000
7. Kas 2.500.000 -
4. Saat Pelunasan
Piutang BPJS - 2.500.000
Estimasi Perubahan SAL 2.500.000 -
Pendapatan-LRA - 2.500.000
3. Kurang Bayar Pasien
Kasus yang ketiga ini merupakan gabungan antara kasus yang pertama dan kedua,
selain adanya perbedaan tarif antara tarif rumah skait dengan tarif BPJS, Pasien juga
meminta kenaikan kelas, yaitu:
Tabel 4.6
Ilustrasi Kurang Bayar Pasien
Diagnose DD
Pasien Tarif Versi
Tarif Versi BPJS Realisasi Total
Rawat Inap Billing
VIP Kelas 1 Kelas 1 Vol. Klaim Vol. VIP Kelas 1 VIP Kelas 1
Kamar 500.000 175.000 200.000 5 1.000.000 5 500.000 175.000 2.500.000 875.000
Tindakan - - 1.000.000 1 1.000.000 1 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
Dokter/ Visit 200.000 100.000 100.000 5 500.000 5 200.000 100.000 1.000.000 500.000
Total 2.500.000 Total 4.700.000 2.575.000
Tambahan Pasien Versi
Billing 2.125.000
8. Tambahan Pasien Versi BPJS 2.200.000
Kurang Bayar
Pasien (75.000)
Jurnal yang harus dibuat rumah sakit antara lain:
Tabel 4.7
Jurnal Kurang Bayar Pasien
No. Keterangan Nama Akun Debit Kredit
1. Saat Tindakan
Piutang Pasien 4.700.000 -
Pendapatan-LO - 4.700.000
Kas 2.125.000 -
2. Saat Pulang
Piutang Pasien - 2.125.000
Estimasi Perubahan SAL 2.125.000 -
Pendapatan-LRA - 2.125.000
Piutang BPJS 2.500.000 -
3.
Saat Pengajuan Selisih Lebih/ Kurang
75.000 -
Klaim Perhitungan Klaim
Piutang Pasien - 2.575.000
Kas 2.500.000 -
4. Saat Pelunasan
Piutang BPJS - 2.500.000
9. Estimasi Perubahan SAL 2.500.000 -
Pendapatan-LRA - 2.500.000
4. Lebih Bayar Pasien
Untuk kasus yang keempat ini hampir sama dengan kasus ketiga. Bedanya jika di
kasus tiga pasien mengalami kurang bayar, sedangkan pada kasus empat ini pasien
membayar melebihi tagihannya. Contoh perhitungan terkait dengan lebih bayar pasien
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Ilustrasi Lebih Bayar Pasien
Diagnose DD
Pasien Tarif Versi
Tarif Versi BPJS Realisasi Total
Rawat Inap Billing
VIP Kelas 1 Kelas 1 Vol. Klaim Vol. VIP Kelas 1 VIP Kelas 1
Kamar 500.000 200.000 200.000 5 1.000.000 5 500.000 200.000 2.500.000 1.000.000
Tindakan - - 1.000.000 1 1.000.000 1 1.200.000 900.000 1.200.000 900.000
Dokter/ Visit 200.000 100.000 100.000 5 500.000 5 200.000 100.000 1.000.000 500.000
Total 2.500.000 Total 4.700.000 2.400.000
Tambahan Pasien Versi
Billing 2.300.000
Tambahan Pasien Versi BPJS 2.200.000
10. Lebih Bayar Pasien 100.000
Jurnal yang harus dibuat anatara lain:
Tabel 4.9
Jurnal Lebih Bayar Pasien
No. Keterangan Nama Akun Debit Kredit
1. Saat Tindakan
Piutang Pasien 4.700.000 -
Pendapatan-LO - 4.700.000
Kas 2.300.000 -
2. Saat Pulang
Piutang Pasien - 2.300.000
Estimasi Perubahan SAL 2.300.000 -
Pendapatan-LRA - 2.300.000
Piutang BPJS 2.500.000 -
3.
Saat Pengajuan Piutang Pasien - 2.400.000
Klaim Selisih Lebih/ Kurang
- 100.000
11. Perhitungan Klaim
Kas 2.500.000 -
4. Saat Pelunasan
Piutang BPJS - 2.500.000
Estimasi Perubahan SAL 2.500.000 -
Pendapatan-LRA - 2.500.000
Rekomendasi Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan RSUD Dr. “X”
Rekomendasi ini diberikan untuk Instalasi Rawat Inap (IRI), Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dan Instalasi Rawat Inap (IRI) pasien umum maupun pasien BPJS.
Rekomendasi ini berupa prosedur dan bagan alir agar memudahkan pihak RSUD Dr.
“X” mudah untuk menerapkannya.
1. Prosedur Siklus Pendapatan Pasien IRJ/ IGD Pasien Umum
Pada prosedur siklus pendapatan pasien IRJ/ IGD Pasien Umum ini sama dengan
pasien BPJS. Bedanya adalah pada pasien umum, Bendahara Penerimaan tidak perlu
adanya pengajuan klaim ke BPJS karena pasien murni membayar sendiri biaya rumah
sakit.
2. Prosedur Siklus Pendapatan Pasien IRJ/ IGD Pasien BPJS
12. a. Pasien membayar biaya registrasi dan biaya tindakan dokter ke Kasir Instalasi Rawat Jalan
(IRJ)
untuk pasien rawat jalan dan Kasir Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk pasien gawat darurat.
b. Kasir Instalasi Rawat Jalan (IRJ)/ Instalasi Gawat Darurat (IGD) membuat kuitansi biaya
registrasi
pasien dan tindakan dokter sebanyak 3 rangkap, yaitu: (a) Lembar 1 untuk Pasien, (b) Lembar 2,
(c) Lembar 3 untuk arsip Kasir IRJ/ IGD.
c. Bagian Kasir IRJ dan IGD merekapitulasi kuitansi tersebut. dari hasil rekapitulasi tersebut
dihasilkan dokumen rekapitulasi penerimaan kas sebanyak 3 rangkap, yaitu: (a) Rangkap 1 dan
3
untuk arsip Kasir IRJ/ IGD, (b) Rangkap 2 untuk Bagian Verifikasi Pendapatan.
d. Bagian Verifikasi Pendapatan memverifikasi rekapitulasi penerimaan kas (dokumen fisik dan
billing) kemudian mengeceknya. Apabila tidak sesuai, maka akan diserahkan kembali ke Kasir
IRJ/ IGD untuk direkapitulasi ulang. Apabila sesuai, maka diotorisasi yang menghasilkan
dokumen otorisasi rekapitulasi penerimaan kas sebanyak 3 rangkap, yaitu: (a) Rangkap 1 dan 3
untuk arsip Bagian Verifikasi Pendapatan, (b) Rangkap 2 untuk Bendahara Penerimaan.
e. Bendahara Penerimaan meneliti rekapitulasi kas. Setelah itu membuat dan mengajukan klaim
kepada BPJS Center berupa slip pengajuan klaim BPJS. Slip pengajuan klaim BPJS dibuat
sebanyak 3 rangkap, yaitu: (a) Rangkap 1 dan 3 untuk arsip Bendahara Penerimaan, (b) Rangkap
2
untuk BPJS Center.Slip pengajuan klaim untuk Instalasi Rawat Jalan antara lain: Surat Eligibilitas
Peserta (SEP), Bukti pelayanan, Jadwal pemberian obat khusus, Resep alat kesehatan (di luar
prosedur operasi), Tanda terima alat kesehatan (kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak,
dan
lain-lain), Berkas pendukung lainnya. Slip pengajuan klaim untuk Instalasi Gawat Darurat (IGD)
antara lain: Rekapitulasi pelayanan (nama penderita, nomor identitas, alamat dan nomor
telepon
pasien, diagnose penyakit, tindakan yang diberikan, tanggal masuk dan tanggal keluar
perawatan,
13. jumlah tagihan per pasien, jumlah seluruh tagihan), Salinan identitas peserta BPJS kesehatan.
f. BPJS Center menghitung biaya klaim dan membuat kuitansi pembayaran pembayaran klaim
BPJS.
Kuitansi dibuat sebanyak 3 rangkap, yaitu rangkap 1 dan 2 untuk Bendahara Penerimaan,
Rangkap
3 untuk arsip BPJS Center. Setelah itu membayar biaya klaim kepada Bendahara Penerimaan
RSUD Dr. “X”.
g. Bendahara Penerimaan memeriksa ulang uang klaim BPJS. Jika ada selisih lebih/ kurang maka
diakui sebagai selisih lebih/ kurang perhitungan klaim kemudian membuat slip setoran. Jika
tidak
terdapat selisih lebih/ kurang maka langsung membuat slip setoran. Slip setoran dibuat
sebanyak 3
rangkap, yaitu rangkap 1 dan 3 untuk arsip Bendahara, rangkap 2 untuk Bank.
h. Bank menerima slip setoran rangkap 2 dan menghitung uang setoran. Jika tidak sesuai maka
meminta kekurangan atau mengembalikan kelebihan uang. Setelah itu membuat bukti tanda
terima
telah setor pendapatan RJ/ IGD sesuai bukti setor bank. Tanda terima dibuat sebanyak 2
rangkap
kemuadian mengotorisasi tanda terima tersebut. Setelah itu diberikan Bendahara Penerimaan
RSUD Dr. “X”. Jika sesuai maka langsung membuat tanda terima telah setor pendapatan.
i. Bendahara Penerimaan mencatatnya ke dalam BKU Penerimaan sesuai dengan jenis
pendapatan
yang ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) disisi penerimaan. Selain itu Bendahara
Penerimaan juga mengisi tabel daftar pendapatan sesuai jenis pendapatannya. Bendahara
penerimaan juga membuat laporan realisasi pendapatan. Laporan realisasi pendapatan
tersebut
dibuat sebanyak 2 rangkap, yaitu: Rangkap 1 untuk Bagian Akuntansi dan Verifikasi, Rangkap 2
untuk diarsipkan Bendahara Penerimaan Kas. Pada bagian ini Bendahara Penerimaan juga
mengisi
tabel daftar penerimaan kas.
14. j. Bagian Akuntansi dan Verifikasi memverifikasi dan mengotorisasi BKU dan laporan realisasi
pendapatan (Laporan Operasional). Setelah itu membuat jurnal penerimaan kas dan laporan
keuangan berdasarkan kuitansi dan bukti setor.
3. Prosedur Siklus Pendapatan Pasien IRI Pasien Umum
Pada prosedur siklus pendapatan pasien IRJ/ IGD Pasien Umum ini sama dengan pasien BPJS.
Bedanya adalah pada pasien umum, Bendahara Penerimaan tidak perlu adanya pengajuan
klaim ke
BPJS karena pasien murni membayar sendiri biaya rumah sakit.
Prosedur Siklus Pendapatan IRI Pasien BPJS
Pembayaran Uang Muka Pasien Rawat Inap
a. Data-data pasien yang disiapkan oleh rekam medis dan telah dimasukkan ke dalam map oleh
rekam medis, yaitu surat pemberitahuan uang muka rawat inap diserahkan kepada pasien.
Pasien
menyerahkannya kepada Kasir IRI beserta uangnya.
b. Kasir IRI membuatkan kuitansi pembayaran uang muka sebanyak 3 rangkap, yaitu: (a)
Rangkap 1
untuk Pasien IRI, (b) Rangkap 2 untuk arsip Kasir IRI, (c) Rangkap 3 untuk arsip Ruang IRI.
Uang Titip Sementara Dari Ruangan Terjasi Apabila Unit Keuangan Sudah Tutup
a. Bagian Ruang IRI membuat kuitansi uang titipan sementara berdasarkan isi dari buku
ekspedisi
untuk diserahkan kepada Pasien IRI. Kuitansi uang titip sementara dibuat sebnayak 2 rangkap,
yaitu: (a) Rangkap 1 untuk pasien IRI, (b) Rangkap 2 untuk arsip Bagian Ruang IRI.
b. Bagian Ruangan IRI mengotorisasi kuitansi tersebut kemudian menyerahkan kepada Pasien
IRI.
Pasien IRI membayar kepada Bagian Ruang IRI.
c. Bagian Ruang IRI menyerahkan kuitansi uang titipan sementara (rangkap 2) beserta uang dan
buku ekspedisi kepada Kasir IRI pada keesokan harinya.
d. Kasir IRI menerima uang dan kuitansi uang titipan sementara serta menandatangani buku
15. ekspedisi sebagai bukti bahwa uang telah disetorkan. Kasir IRI juga membuat dan mengotorisasi
bukti/ kuitansi pembayaran uang titipan sementara sebanyak 3 rangkap, yaitu: Rangkap 1 untuk
Pasien IRI, Rangkap 2 untuk Bagian Ruang IRI, Rangkap 3 untuk diinput ke dalam komputer.
e. Kasir IRI memasukkan pembayaran uang titipan ke dalam kuitansi rawat inap pada pasien
tersebut
dengan memeriksa apakah telah sesuai dengan jumlah biaya perawatan yang sebenarnya.
f. Apabila uang titipan sementara melebihi biaya perawatan maka dianggap pendapatan tunai
dan
pengambilan uang titipan lebih itu dapat diambil melalui kas kecil/ kas pengeluaran oleh pasien
pada akhir pembayaran rawat inap.
g. Apabila uang titipan sementara kurang dari biaya perawatan, maka dianggap sebagai hutang/
piutang umum dan dapat ditagih oleh kasir pada akhir pembayaran rawat inap.
Pada Saat Pasien Umum Melakukan Pembayaran Rawat Inap (BPJS)
a. Pasien IRI menanyakan informasi tagihan rincian biaya rawat inap pasien dan Kasir IRI
memberikan informasi tagihan rincian biaya rawat inap pasien.
b. Kasir IRI mencetak faktur sebanyak 3 rangkap, yaitu: Rangkap 1 untuk Pasien IRI, Rangkap 2
dan
3 untuk arsip Kasir IRI. Pasien melakukan pembayaran sesuai dengan faktur.
c. Apabila pembayaran lunas maka Kasir IRI membuat kuitansi pembayaran lunas. Kuitansi
pembayaran lunas dibuat sebanyak 3 rangkap, yaitu rangkap 1 dan 2 untuk Pasien IRI, rangkap
3
untuk arsip Kasir IRI.
d. Kasir IRI mengeluarkan surat ijin pulang pasien rawat inap yang telah ditandatangani dan
distampel RSUD Dr. “X” dan memberikannya kepada pasien.
e. Pasien menerima kuitansi pembayaran lunas dan surat ijin pulang dari Kasir IRI kemudian
menyerahkan kuitansi pembayaran lunas rangkap 2 pada Bagian Ruang IRI. Pasien pulang.
f. Dari kuitansi pembayaran uang muka, kuitansi pembayaran titipan sementara, dan kuitansi
pembayaran lunas, Kasir IRI membuat laporan pendapatan rawat inap harian. Laporan dibuat
16. sebanyak 2 rangkap dan diarsipkan. Kasir IRI juga menghitung jumlah uang pendapatan harian.
g. Apabila tidak sesuai/ tidak cocok maka Kasir IRI mengecek ulang laporan pendapatan dan
menghitung ulang jumlah uang kemudian mengotorisasinya. setelah mengotorisasinya, Kasir IRI
merekapitulasi laporan pendapatan harian. Laporan rekapitulasi pendapatan rawat inap harian
tersebut diserahkan kepada Bagian Verifikasi Pendapatan.
h. Apabila sesuai maka Kasir IRI langsung mengotorisasi laporan pendapatan IRI harian.
i. Bagian Verifikasi Pendapatan memverifikasi dokumen fisik dan billing. Apabila tidak sesuai
maka
Bagian Verifikasi Pendapatan mengembalikannya kepada Kasi IRI untuk direkapitusai ulang.
Apabila sesuai maka Bagian Verifikasi Pendapatan mengotorisasi rekapitulasi laporan
pendapatan
harian rawat inap dan menyerahkannya kepada Bendahara Penerimaan.
j. Bendahara Penerimaan meneliti rekapitulasi penerimaan kas kemudian membuat slip
pengajuan
klaim BPJS dan mengajukan klaim BPJS. Slip pengajuan klaim BPJS dibuat sebanyak 3 rangkap,
yaitu rangkap 1 dan 3 untuk arsip Bendahara Penerimaan, rangkap 2 untuk BPJS Center. Slip
pengajuan klaim untuk Instalasi Rawat Jalan antara lain: Surat Perintah Rawat Inap, Surat
Eligibilitas Peserta (SEP), Resume medis yang ditandatangani oleh DJPJ, Bukti pelayanan,
Laporan operasi (jika diperlukan), Jadwal pemberian obat khusus, Resep alat kesehatan (di luar
prosedur operasi), Tanda terima alat kesehatan (alat bantu gerak, collar neck, corset, dan lain-
lain),
Berkas pendukung lainnya.
k. BPJS Center Menghitung biaya klaim RSUD Dr. “X” kemudian membuat kuitansi pembayaran
klaim BPJS sebanyak 3 rangkap, yaitu rangkap 1 dan 2 untuk Bendahara Penerimaan, rangkap 2
untuk arsip BPJS Center. BPJS Center membayar biaya klaim kepada RSUD Dr. “X”.
l. Bendahara Penerimaan menerima kuitansi dan uang klaim kemudian memeriksa uang klaim
BPJS.
Apabila terdapat selisih lebih/ kurang perhitungan klaim maka diakui sebagai selisih lebih/
kurang
17. perhitungan klaim kemudian Bendahara Penerimaan membuat slip setoran Bank sebanyak 3
rangkap, yaitu rangkap 1 dan 3 untuk arsip Bendahara Penerimaan, rangkap 2 untuk Bank.
Kemudian menyetorkannya ke Bank. Apabila tidak terdapat selisih lebih/ kurang perhitungan
klaim maka Bendahara Penerimaan langsung membuat slip setoran Bank.
13. Bank menerima slip setoran dan menghitung uang setoran. Apabila jumlah uang tidak
sesuai
dengan slip setoran maka Bank meminta uang kekurangan kemudian membuat bukti tanda
terima
telah setor pendapatan rawat inap sesuai dengan bukti setor Bank. Tanda terima dibuat
sebanyak 2
rangkap. Bank mengotorisasi tanda terima telah setor pendapatan rawat inap. Tanda terima
setor
pendapatan rawat inap rangkap 1 diserahkan kepada Bendahara Penerimaan dan tanda terima
setor
pendapatan rawat inap rangkap 2 untuk arsip Bank.
14. Bendahara mencatat tanda terima tersebut ke dalam BKU dan Laporan Realisasi
Pendapatan
(rangkap 2 untuk arsip Bendahara Penerimaan). BKU dan Laporan Realisasi Pendapatan rangkap
1
diserahkan kepada Bagian Bagian Akuntansi dan Verifikasi.
15. Bagian Akuntansi dan Verifikasi memverifikasi dan mengotorisasi dokumen kemudian
membuat
jurnal penerimaan kas dan laporan keuangan berdasarkan kuitansi dan bukti setor.
Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO
Pendapatan-LRA dari rawat inap diakui pada saat kas yang diterima oleh Bendahara
Penerimaan
telah disetorkan ke rekening RSUD DR. “X”. Pendapatan atas pelayanan kesehatan dari rawat
inap
dalam Pendapatan-LRA dikelompokkan ke dalam akun Pendapatan Jasa Layanan BLUD.
Pendapatan
18. pelayanan kesehatan dari inap diakui berdasarkan Slip Setoran atau Surat Tanda Setoran yang
telah
divalidasi oleh Bank Jatim.
Sedangkan pendapatan-LO dari rawat inap diakui secara bruto sesuai dengan tarif standar yang
telah ditetapkan untuk diberlakukan di RSUD Dr. “X”. Pendapatan–LO dari rawat inap diakui
pada
saat hak untuk menagih timbul atau pada saat pendapatan direalisasi yaitu saat adanya aliran
masuk
sumber daya ekonomi sehubungan dengan adanya penyerahan jasa layanan kesehatan atau
dengan
kata lain diakui sesuai tagihan pada bilings. Pendapatan Jasa Layanan-LO yang bersumber dari
rawat
jalan dan darurat diakui sebesar nilai nominal yang tertera dalam faktur, yaitu berdasarkan tarif
RSUD
Dr. “X”.
Selain itu, pengakuan pendapatan-LO pasien secara billing adalah: (1) Pendapatan versi billing
dapat secara detail mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan di setiap instalasi. Pengakuan
pendapatan pada saat klaim BPJS sulit untuk digunakan dalam mengidentifikasi pendapatan
pada
setiap layanan karena sifatnya adalah paket (versi INA-CBG), (2) Rincian pendapatan versi billing
(LO) dapat digunakan secara detail dalam distribusi jasa pelayanan pada pegawai rumah sakit
(medic,
non-medik). Pendapatan versi klaim BPJS tidak mampu merinci pada setiap jasa layanan
sehingga
distribusi jasa pelayanan sifatnya adalah alokasi, (3) Selisih lebih/ kurang pendapatan klaim
versi
billing dan versi BPJS diakui menjadi hak rumah sakit dan menjadi kebijakan manajemen dalam
prosedur penggunaannya.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siklus – siklus
pemrosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi
sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian – kejadian ini
19. menghasilkan transaksi – transaksi yang dapat dikelompokan menjadi empat siklus aktivitas
bisnis yang umum, yaitu :
Ø Siklus Pendapatan
Ø Siklus Pengeluaran
Ø Siklus Produksi
Ø Siklus Keuangan
Pada umumnya perusahaan dagang didirikan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya. Guna mendapatkan keuntungan tersebut perusahaan perlu melakukan siklus
pendapatan yang terdiri dari pesanan penjualan, pengiriman barang, penagihan dan piutang
usaha, serta penagihan kas.
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait
yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah
menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Oleh karenanya kami akan merumuskan masalah dalam desain sistem umum siklus pendapatan
berikut ini :
gambar siklus pendapatan
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
Penerimaan pesanan dari para pelanggan
20. mengambil pesanan pelanggan
Persetujuan kredit
Memeriksa ketersediaan persediaan
Menjawab permintaan pelanggan
Pengiriman barang
Ambil dan pak pesanan
Kirim pesanan
Penagihan dan piutang usaha
Penagihan
Pemeliharaan data piutang usaha
Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
Penagihan kas
Siklus pendapatan terdiri dari semua kegiatan dalam sistem order entry/penjualan, sistem
penagihan/penerimaan kas, dan sebagian kegiatan yang relevan dalam sistem inventaris dan
sistem general ledger. Operasi – operasi siklus pendapatan menyertakan :
Pendapatan dan pencatatan order pelanggan
Pengiriman barang dan pencatatan biaya dari barang yng terjual
Penagihan dan pencatatan penjualan dan accounts receivable
Pendapatan dan pencatatan penerimaan kas
Urutan Aktivitas
Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para pelanggan. Departeman
bagian pesanan penjualan, yang bertanggung jawab pada wakil direktur utama bagian
pemasaran, melakukan proses entri pesanan penjualan. Entri pesanan penjualan mencakup tiga
tahap: mengambil pesanan dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta
memeriksa ketersediaan persediaan dan juga menjawab permintaan pelanggan.
21. Mengambil pesanan pelanggan
Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara: di toko, melalui surat, melalui telepon,
melalui web site, atau melalui tenaga penjualan di lapangan. Salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi entri pesanan penjualan adalah dengan mengizinkan para pelanggan
untuk memasuki data pesanan penjualan sendiri. Hal ini secara otomatis akan tercapai untuk
penjualan melalui web site, tetapi hal ini juga dapat dicapai baik dalam penjualan melalui toko
maupun surat.
2.Persetujuan kredit
Sebagian besar penjualan antarperusahaan (business-to-business sales) dilakukan secara kredit.
Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum diproses. Bagi pelanggan lama dengan catatan
pembayaran yang baik, pemeriksaan kredit formal untuk setiap penjualan biasanya tidak
dibutuhkan. Pada kasus semacam ini, menyetujui kredit bagi pelanggan melibatkan
pemeriksaan file induk pelanggan untuk memverifikasi saldo yang ada, mengidentifikasi batas
kredit pelanggan, dan memverifikasi bahwa jumlah pesanan tersebut ditambah dengan saldo
rekening yang tidak melebihi batas kredit ini. Proses ini dapat diotomatisasikan dengan
menggunakan pemeriksaan edit lainnya selama proses entri pesanan, yaitu pemeriksaan batas.
Otorisasi khusus untuk menyetujui kredit digunakan bagi para pelanggan baru, ketika sebuah
pesanan melebihi batas kredit pelanggan tersebut, atau ketika pelanggan tersebut memiliki
saldo lewat jatuh tempo yang belum dibayar. Otorisasi jenis ini harus dilakukan oleh manajer
bagian kredit.
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Langkah berikutnya adalah menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi
pesanan tersebut, agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan tanggal
pengiriman.
Apabila tersedia cukup banyak persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut, pesanan
penjualan tersebut dilengkapi dan kolom jumlah yang tersedia dalam file persediaan untuk
setiap barang dikurangi sejumlah barang yang dipesan.
22. Ketika ketersediaan persediaan telah dipastikan, sistem tersebut kemudian akan membuat
kartu pengambilan barang (picking ticket) yang berisi daftar jenis barang-barang, dan jumlah
setiap jenis barang, yang dipesan pelanggan. Kartu pengambilan memberikan otorisasi bagi
bagian pengawasan persediaan untuk melepaskan barang dagangan ke bagian pengiriman.
4. Menjawab permintaan pelanggan
Pelayanan pelanggan adalah hal yang begitu penting hingga perusahaan-perusahaan
mengunakan software khusus, yang disebut sistem manajemen pelayanan pelanggan
(Customer Relationship Management-CRM), untuk mendukung proses penting ini. Sistem CRM
membantu mengatur data terinci mengenai para pelanggan hingga data tersebut dapat
digunakan untuk memfasilitasi layanan yang lebih efisien serta personal.
Tujuan dari CRM adalah untuk mempertahankan pelanggan. Sistem CRM seharusnya dilihat
sebagai suatu cara untuk meningkatkan pelayanan pelanggan yang diberikan. Tujuannya adalah
untuk mengubah pelanggan yang loyal menjadi pelanggan yang puas dengan cara
memperdalam hubungan tersebut.
Aktivitas dasar kedua dalam siklus adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan
barang dagangan yang diinginkan tersebut. Proses ini terdiri dari dua tahap:
Mengambil dan mengepak pesanan
Mengirim pesanan tersebut
Departemen bagian penggudangan dan pengiriman melakukan aktivitas ini.
Ambil dan mengepak pesanan
Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan penjualan akan memicu
proses pengambilan dan pengepakan. Para pekerja bagian gudang menggunakan kartu
pengambilan barang untuk mengidentifikasi produk mana, dan jumlah setiap produk untuk
mengeluarkannya dari persediaan. Persediaan kemudian akan dipindahkan ke departemen
pengiriman.
23. Sistem gudang otomatis tidak hanya memotong biaya dan meningkatkan efisiensi dalam
menangani persediaan, tetapi juga memungkinkan pengiriman yang lebih responsif ke
pelanggan.
2. Mengirim pesanan
Departemen pengiriman membandingkan perhitungan fisik persediaan dengan jumlah yang
ditunjukkan dalam kartu pengambilan barang dan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam
salinan pesanan penjualan yang dikirim secara langsung ke bagian pengiriman dari entri
pesanan penjualan.
Dokumen pengiriman adalah kontrak legal yang menyebutkan tanggung jawab atas barang
yang dikirim. Departemen pengiriman menyimpan salinan kedua dokumen pengiriman untuk
melacak dan mengkonfirmasikan pengiriman barang ke kurir tersebut. Salinan lainnya dari
dokumen pengiriman dan slip pengepakan dikirim ke departemen penagihan untuk
menunjukkan bahwa barang tersebut telah dikirim dan faktur penjualan harus dibuat serta
dikirim. Kurir tersebut juga menahan satu salinan dokumen pengiriman untuk catatan mereka.
Sistem Akuntansi Berbasis Komputer
Sistem Batch dengan menggunakan Akses Langsung ke File.
Pokok utama yang ditinjau pada system ini adalah :
Pemasukan Data (Keystroke);
Menjalankan Program Perbaikan (Edit Run);
Menjalankan Program Pengurutan (Sort Run);
Menjalankan Program Update Piutang dan Penagihan (AR Update and Billing Run);
24. Menjalankan Program Pengurutan dan Update Persediaan (Sort and Inventory Update Run);
Menjalankan Update Buku Besar Umum (General Ledger Update Run).
Rancang Ulang Pemrosesan Pesanan dengan Teknologi Real-Time
Pendekatan ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
Pemrosesan real time akan sangat menyederhanakan siklus kas perusahaan.
Pemrosesan real time memberikan perusahaan keuntungan persaingan pada pasar.
Prosedur manual mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan kesalahan kritis.
Pemrosesan real time akan mengurangi pemakaian kertas
Sistem Batch Penerimaan Tunai dengan akses Langsung ke File
Sistem penerimaan tunai biasanya adalah system batch, beberapa perusahaan melihat tidak
adanya keuntungan yang signifikan untuk menerapkan prosedur kas secara real time.
Sistem Point Of Sale (POS)
Pada system ini perusahaan menukarkan barang-barang mereka dengan uang tunai.
Perusahaan / Organisasi tidak memelihara rekening pelanggan, persediaan disimpan di toko,
tidak terpisah di gudang. Pelanggan secara langsung mengambil barang yang akan mereka beli
dan membawanya ke kasir pembayaran.
Rancang Ulang memakai EDI
Electronic Data Interchange (EDI) adalah system yang dibuat untuk mempercepat transaksi
antara pabrikan dengan pedagang grosir dan antara pedagang grosir dengan pedagang eceran.
Permasalahan pada system EDI adalah bagaimana memastikan transaksi tanpa adanya
pengesahan. Rekan bisnis dapat mengakses ke catatan akuntansi perusahaan yang tidak
termasuk dalam perjanjian.
Rancang Ulang Memakai Internet
25. Internet menghubungkan organisasi dengan ratusan potensial rekan bisnis yang mana
organisasi tidak memerlukan perjanjian formal, tetapi semakin rawan dengan penipuan, Virus
dan hacker. Maka diperlukan pengawasan yang lebih untuk meminimalkan resiko.
Pertimbangan Pengawasan untuk Sistem yang berbasis Komputer
Sistem Akuntansi yang Berbasis Mikrokomputer
Sitem mikrokomputer mempunyai kecenderungan tidak mempunyai pemisahan tugas.
Seseorang mungkin bias bertanggung jawab untuk memasukkan seluruh data transaksi,
termasuk pesanan penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Pengawasan pada
lingkungan mikrokomputer memerlukan pengawasan yang intensif, termasuk pengawasan
laporan manajemen (seperti daftar detail transaksi) dan sering kali harus dilakukan verifikasi
independen.
Siklus Pendapatan
Penerimaan Kas dan Pembelian kas
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait
yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan2 tersebut.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu
yang tepat dengan harga yang sesuai
26. Outline
1. Aktivitas usaha umum dan operasi pemrosesan data terkait
2. Keputusan dalam siklus pemrosesan
3. Pemahaman siklus pendapatan
4. Identifikasi ancaman utama dalam siklus pendapatan.
5. Pemahaman model data (diagram REA) dalam siklus pendapatan
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait
yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan2 tersebut.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu
yang tepat dengan harga yang sesuai.
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
27. 1. mengambil pesanan pelanggan
2. Persetujuan kredit
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
4. Menjawab permintaan pelanggan
2. Pengiriman barang
1. Ambil dan pak pesanan
2. Kirim pesanan
3. Penagihan dan piutang usaha
1. Penagihan
2. Pemeliharaan data piutang usaha
3. Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
4. Penagihan kas
PENGENDALIAN : TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR
28. Didalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian
yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan2 berikut ini dicapai :
1. Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
2. Semua transaksi yang dicatat valid (benar2 terjadi)
3. Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
4. Semua transaksi dicatat dengan akurat
5. Aset dijaga dari kehilangan ataupun pencurian
6. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
Ancaman dan Prosedur Pengendalian pada Entry Pesanan Penjualan
Ancaman
Prosedur Pengendalian
1. Pesanan konsumen yang tidak lengkap atau tidak akurat
edit checks pada entry data
29. 2. Penjualan kredit kepada konsumen dengan kredit yang jelek
Persetujuan kredit oleh manajer kredit, bukan fungsi penjualan; catatan yang akurat pada saldo
konsumen
3. Legitemasi pesanan
Tandatangan pada dokumen kertas, tandatangan digital dan sertifikat digital pada e-business
4. Stockouts, carrying costs dan markdowns
Sistem pengendalian persediaan
Ancaman dan Prosedur Pengendalian pada PENGUMPULAN KAS
Ancaman
Prosedur pengendalian
1. Pencurian kas
30. Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; pengaturan lockbox ; depositokan semua
penerimaan; Rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan oleh orang yang tidak terkait
dengan penerimaan kas
Pengendalian Umum
Ancaman
Prosedur pengendalian
1. Kehilangan Data
Backup dan prosedur disaster recovery; pengendalian akses (fisik dan logik)
2. Kinerja yang buruk
Persiapan dan review laporan kinerja
Aktivitas bisnis siklus penerimaan : Pengiriman
31. Aktivitas dasar kedua dalam siklus penerimaan – penyiapan pesanan konsumen dan pengiriman
barang – terdiri atas 2 tahapan :
1. Pengambilan dan pengepakan pesanan
2. Pengiriman pesanan
Aktivitas bisnis siklus penerimaan
Penagihan dan Piutang
Aktivitas dasar ketiga adalah :
1. Penagihan pada konsumen
2. Update piutang
Aktivitas bisnis siklus penerimaan
Pengumpulan Kas
Langkah keempat ini melibatkan:
1. Penanganan kiriman uang dari konsumen
32. 2. Depositokan kiriman uang tsb ke bank
Aktivitas bisnis siklus penerimaan
Langkah keempat ini melibatkan:
1. Penanganan kiriman uang dari konsumen
2. Depositokan kiriman uang tsb ke bank
Keputusan Penting dalam Siklus Penerimaan
· Tujuan utama siklus penerimaan adalah menyediakan produk yang tepat pada
tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan pada harga yang tepat.
o Bagaimana perusahaan mencapai tujuan ini?
§ Untuk mencapai tujuan utama siklus penerimaan, manajemen harus memutuskan
keputusan penting berikut :
Keputusan Penting dalam Siklus Penerimaan
· Sampai sejauh mana dan haruskah produk disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen tertentu?
33. · Berapa banyak persediaan yang harus tersedia, dan dimana persediaan itu harus
ditempatkan?
Entry Pesanan Penjualan (Aktivitas 1)
· Fungsi entry pesanan penjualan melibatkan 3 aktivitas:
· Menanggapi permintaan konsumen
· Pengecekan dan persetujuan kredit konsumen
· Pengecekan ketersediaan persediaan
Entry Pesanan Penjualan (Aktivitas 1)
· Bagaimanapun pesanan konsumen diterima, edit checks berikut dibutuhkan:
o Validity checks
o Completeness test
34. o Reasonableness tests
o Persetujuan Kredit
§ Otorisasi umum
§ Limit kredit
§ Otorisasi khusus
§ Limit checks
Pengiriman(Aktivitas 2)
· Pekerja gudang bertanggunjawab untuk memenuhi pesanan konsumen dengan
menghilangkan barang dari persediaan
· Keputusan kunci dan kebutuhan informasi:
o Penentuan metode pengiriman .
§ in-house
§ outsource
Penagihan dan Piutang (Aktivitas 3)
35. · 2 aktivitas dilakukan pada tahap siklus penerimaan ini:
o Penagihan konsumen
o Memelihara rekening konsumen
· Keputusan kunci dan kebutuhan informasi:
§ Penagihan yang akurat
Penagihan dan Piutang (Aktivitas 3)
· Jenis sistem penagihan:
o Pada sistem postbilling, taghian disiapkan setelah konfirmasi bahwa barang sudah
dikirimkan
o Dalam sistem prebilling, tagihan disiapkan (tapi tidak dikirim) saat pesanan disetujui.
Persediaan, piutang, dan buku besar diupdate pada tahap ini.
Pengumpulan Kas (Aktivitas 4)
36. · 2 area yang terlibat dalam aktivitas ini :
o Kasir
o Fungsi Piutang
SIKLUS PENGELUARAN :
PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait
yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa
Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan
memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk
berfungsi.
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENGELUARAN
Tiga aktivitas bisnis dalam siklus pengeluaran :
1. Memesan barang, perlengkapan, dan layanan
37. a. permintaan pembelian
b. membuat pesanan pembelian
c. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
2. menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan layanan
a. meningkatkan efisiensi dan efektivitas
3. Membayar barang, perlengkapan dan layanan
a. Menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk dibayar
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
· Penerimaan pesanan dari para pelanggan
· mengambil pesanan pelanggan
· Persetujuan kredit
38. · Memeriksa ketersediaan persediaan
· Menjawab permintaan pelanggan
· Pengiriman barang
· Ambil dan pak pesanan
· Kirim pesanan
· Penagihan dan piutang usaha
· Penagihan
· Pemeliharaan data piutang usaha
· Pengecualian ( Penyesuaian rekening dan penghapusan )
· Penagihan kas
1.MENERIMA PESANAN
Setelah tabel pelanggan dan persediaan diperbaharu, maka pesanan oleh pelanggan baru dan
pesanan untuk barang persediaan baru dapat dicatat.
· Manajer toko mengrim pesana dengan detail seluruh buku, misalnya
ISBN,pengarang,judul, tahun terbit, dan jumlah.
39. · Petugas pencatatan pesanan memasukkan data pesanan ke dalam komputer.
Sistem kompiter memeriksa apakah pesanan adalah dari pelanggan lama, jika pesanan adalah
pelanggan baru,maka petugas membuat record pelanggan di tabel pelanggan. Kemudian sistem
akan memeriksa untuk menentukan apakah persedian ada.
· Informasi pesanan dicatat di tabel pesanan dan perincian_pesanan oleh sistem
komputer.
· Sistem komputer juga memperbarui field jumlah_di_tangan di tabel persediaan.
· Petugas mencetak dua salinan pesanan penjualan. Petugas mengirimkan satu
salinan pesanan penjualan ke gudang sebagai slip pengambilan.Salinan kedua bertindak sebagai
slip pengepakan dan dikirimkan ke departemen pengiriman.
2. MENGAMBIL BARANG
· karyawan menggunakan slip pengambilan gudang untuk mencari barang-barang
yang akan si ambil.
· Kemudian mencatat jumlah yang sebenarnya yang terdapat pada slip
penggambilan, dan mengirimkan barang tsb ke departemen pengiriman.
3. PENAGIHAN DAN PIUTANG USAHA
1.Pada akhir hari, petugas piutang menelaah slip pengepakan dan konsumen yang diberikan
oleh pengirim serta membandingkannya dengan record pengiriman.Petugas akan memeriksa
untuk memastikan bahwa seluruh slip pengepakan yang diterima pada daftar pengiriman yang
belum tertagih.
2. Pelanggan menerima faktur atau rekening pelanggan dan menyobek potongan faktur.
40. 3. Salinan data tersebut diserahkan ke masing-masing bagian dengan nota pengiriman uang.
Menerima Kas ( E5 )
Menjelaaskan proses penerimaan sebagai berikut:
1. Pelanggan menerima faktur atau rekening pelanggan dan menyobek potongan
faktur yang memasukkan pelanggan # maupun jumlah faktur ( - faktur ) yang belum dibayar.
Pelanggan mengirimkan potongan tersebut ( juga dikenal sebagai nota pengiriman uang )
bersama dengan cek.
2. Bersama dengan karyawan lainnya, petugas surat membuka surat setiap hari serta
mengambil cek dan nota pengiriman uang.
3. Dua salinan daftar nota pengiriman uang, yang menunjukkan pelanggan# dan
jumlah yang dibayar oleh setiap pelanggan, dibuat , dengan total dibagian bawah. Satu salinan
diserakkan ke kasir dengan cek, dan salinan lainnya diserahkan ke petugas piutang usaha
dengan nota pengiriman uang.
Mencatat Penerimaan ( E6 )
Mencatat penerimaan kas dan mengurangi saldo pelanggan merupakan tanggung jawab
petugas piutang usaha:
Petugas pitang usaha mengirimkan ke setiap pelanggan kredit untuk pembayaran dengan
mencatat penerimaan kas ditabel penerimaan kas dan perincian penerimaan kas. Petugas
membandingkan total di jurnal penerimaan kas dengan daftar nota pengiriman uang. Jika sama,
petugas memposting batch tersebut, yang memperbarui saldo tertagih di rekening pelanggan
dan menambahkan record ke tabel transfer buku besar.
41. Setiap penerimaan petugas memilih menu D6 pada menu siklus pendapatan untuk mencetak
jurnal penerimaan kas ( cash receipts journal ), petugas memerintahkan sistem untuk hanya
mencetak penerimaan kas yang belum di posting saja. Jadi, daftar tersebut hanya akan
memasukkan penerimaan kas yang baru yang telah terjadi sejak saat terakhir jurnal
penerimaan kas di cetak dan record penerimaan kas di posting.
Memposting Record
Sejak jurnal penerimaan kas dicetak dan ditelaah, waktunya untuk memposting record
penerimaan kas. Ketika pengguna memilih C1 dari menu siklus pendapatan, operasi berikut ini
akan terjadi :
1. Record penerimaan kas dimodifikasi dengan menempatkan tanggal sekarang di
field tgl post. Saldo tertagih direcord tabel induk pelanggan berkurang ( tidak ditunjukkan ).
2. Record faktur yang ditunjukkan dimodifikasi dengan mencatat jumlah yang dibayar.
Field tgl post ditabel faktur penjualan adalah tanggal posting faktur, bukan tanggal posting
penerimaan kas.
3. Record ditambahkan ke tabel transfer buku besar yang akan digunakan untuk
memperbarui akun buku besar ketika buku besar diposting. Kredit dicatat sebagai angka
negatif.
Menyetorkan Kas ( E7 )
Pada akhir hari, kasir menyiapkan penyetoran . untuk membuat recordsetoran dan mencetak
slip setoran, kasir memilih menu B5. Jika kasir memilih save, record setoran dibuat, dan record
penerimaan kas dimodifikasi untuk menunjukkan setoran# sebagaimana ditampilkan. Slip
setoran kemudian di cetak.
42. Tabel setoran tidak digunakan untuk memperbarui akun kas di buku besar. Ini dilakukan dengan
memposting informasi di tabel transfer buku besar ke tabel induk buku besar. Meskipun record
setoran tidak memiliki pengaruh langsung terhadap buku besar, ini merupakan record penting
karena digunakan pada rekonsiliasi bank.
Record setoran juga sangat berguna sebagai jejak audit. Setoran # pada record setoran
memungkinkan auditor untuk mencari penerimaan kas tertentu yang telah disetorkan, dan
penerimaan kas dapat ditelusuri ke faktur penjualan asli. Melalui proses ini jumlah penjualan
didukung oleh informasi setoran di bank.
Merekonsiliasi Kas
Pengandalian yang diberikan oleh pembendingan periodik lainnya
Selain pembandingan harian dari total penerimaan kas dengan slip setoran, pembandingan
yang cukup sering lainnya dapat dilakukan untuk meningkatkan pengendalian internal. Ada 2
pembandingan antara lain:
· Pembandingan slip setoran dengan komunikasi dari bank. Ini menyebabkan
penemuan kesalahan oleh kasir atau kesalahan oleh bank,
· Membandingkan laporan buku besar piutang usaha dengan saldo piutang usaha
dibuku besar.
Aktivitas Bulanan
43. Beberapa aktivitas pelaporan dan pemrosesan dilakukan secara periodic, dalam banyak kasus
setiap bulan. Elerbe melakuakn operasi berikut ini disetiap akhir bulan.
· Mengirim rekening pelanggan. Penerimaan kas dari merupakan hasil langsung dari
pengirim faktur dan pelanggan. Elerbe mengirim rekening ke pelanggannya dengan harapan
bahwa pelanggan akan membaca rekening tersebut dan membayar faktur terdftar yang belum
dibayar. Elerbe tidak menentukan biaya pendanaan pada pelanggannya. Pelanggannya
terutama merupakan took buku yang sering kali lambata membayar, tetapi jarang atau gagal
membayar. Tidak ada satu pun pesaing Elerbe yang menentukan biya pendanaan sehingga
meskipun Elerbe menentukan biaya pendanaan, sehingga meskipun Elerbe
menginginkanannya, maka tidak akan kompetitif. Namun apabila jumlah pelanggan meningkat,
Elerbe harus menempatkan pelanggan pada siklus 4 mingguan.
Sebagaimana akan dijelaskan secara singkat terdapat 2 jenis rekening pelanggan: terdapat 2
jenis rekening pelanggan: open item dan balanced forward.
· Mencetak laporan umur utang piutang usaha. Sekali sebualn, manajer kredit
mencetal laporan umur terinci yang menunjukkan saldo pelanggan dan faktur-faktur yang
belum dibayar. Laporan mengorganisasikan saldo menurut sejumlah waktu dimana fatur
tersebut jatuh tempo (1-30 hari, 31-60 hari, 61- 90 hari, dan > 90 hari). Laporan umur piutang
usaha atau laporan lainnya yang mendaftar semua faktur yang belum dibayar, menyediakan
jejak audit bagi auditor yang sedang berupaya untuk memverifikasi jumlah piutang usaha yang
dilaporkan pada neraca. Total di bagian bawah laporan umur piutang harus sesuai dengan saldo
piutang usaha si buku besar.
· Menghapus record. Record historis dan yang tidak diperlukan diakumulasikan
sampai dimana record tersebut memakan ruang penyimpanan online yang terbatas dan
memperlambat proses seperti menambah record ke basis data dan memperbarui field
44. ringkasan. Kita gunakan istilah menghapus untuk mengartikan penghapusan record sistematis.
Karena perusahaan mungkin memiliki ribuan pelanggan dengan ribuan record pesanan
penjualan, pengirirman, faktur dan penerimaan kas, maka perusahaan perlu membersihkan
ruang online yang digunakan record yang tidak lagi diperlukan.
Sampai dimana record faktur dapat dihapus tergantung pada apakah perusahaan menggunakan
system open item atau balance forward.
Sistem Open Item
Aturan untuk system open item adalah sbb: semua record untuk faktur yang belum dibayar
harus disimpan secara online. Faktur-faktur yang telah dibayar tidak perlu disimpan secara
online kecuali jika dibayar bulan sekarang. Salah satu variasi logis pada aturan ini adalah
kebijakan untuk tidak menghapus record faktur yang dibayar sampai cek pelanggan dkliring
oleh bank.
Menghapus apabila digunakan system open item tidak ada faktur yang dibayar yang muncul
pada rekening, kecuali untuk faktur-faktur yang dibayar selama periode rekening. Oleh karena
itu, record yang berkaitan dengan faktur yang dibayar dapat diarsipkan dan kemudian dihapus
meliputi record faktur Penjualan, perincian B/B, faktur penjualan, perincian pengririman, dan
perincian pesanan. Dalam hal ini, semua record harus tetap online sampai disisi pesanan
dipenuhi atau dibatalkan.
System Balance Forward
Sekarang asumsikan bahwa Elerbe menggunakan system balance forward bukan system open
item. Baik rekening pelanggan menurut open item dan balance forward menunjukkan saldo
tertagih yang sama. Akan tetapi, rekening pelanggan menurut system balance forward untuk
bulan juni menunjukkan perincian jumlah yang dipindahkan dari bulan mei. Pelanggan mungkin
45. tidak yakin apa yang ditunjukkan oleh rekenin ini. Pelanggan komersial (sector bisnis) biasanya
meminta rekening open item karena menyiapkan dokumentasi transaksi yang lebih baik.
Pelanggan biasanya menerima rekening balance forward.
Menghapus dan Memperbarui didalam system balance forward. System balance forward dapat
sangat mengurangi jumlah detail yang harus dipelihara perusahaan secara online. Setelah
rekening pelanggan dicetak, field balance forward di record pelanggan diperbarui dan record
faktur dan pembayaran terinci tidak lagi diperlukan online. Record transaksi dapat dipersiapkan
ke penyimpanan offline dan kemudian dihapus dari peyimpanan online.
Sistem Forward untuk Modul Akuntansi Lainnya
Buku Besar
Semua aplikasi buku besar menggunakan pendekatan balance forward. Sebagai contoh, apabila
proses pembersihan (purging) dilakukan setiap tahun, neraca saldo kapanpun selama tahun
2006 akan menunjukkan saldo awal untuk kas pada 1 januari 2006 dan semua transaksi kas
untuk tahun tersebut. Saldo awal 1 Januari 2006 akan disimpan di filed balance forward pada
record induk buku besar untuk kas. Detail transaksi 2006 akan disimpan pada record
pembayaran kas dan penerimaan kas yang dibuat selama 2006.
Rekening Bank
Bank Anda menggunakan system balance forward untuk memelihara jejak saldo pelanggan.
Rekening Bank Anda dimulai dengan balance forward dari rekening bulan lalu, kemudian
menunjukkan semua transaksi bulan ini.
46. Jenis Lain Siklus Pendapatan
Pembayaran Tunai
Berdasarkan system pembayaran tunai (cash and carry system) pelanggan memasuki toko,
mengambil produk yang dikehendaki, membawanya ke kas dan membayar tunai. Tidak ada
pesanan pelanggan yang dilacak dan tidak perlu menagih pelanggan atau melacak berapa utang
mereka. Dengan sangat sedikitnya record akuntansi yang diperlukan dan sedemikian banyak
kas yang diterima selama hari itu, maka terdapat resiko yang cukup besar bahwa kas bisa saja
dicuri oleh perampok atau seseorang di perusahaan. Untuk mini market, dimana hanya satu
karyawan yang menjalankan operasi pada suatu waktu tertentu, karyawan yang menangani kas
juga merupakan seseorang yang mencatat transaksi pada register kas. Salah satu pengendalian
paling penting padaoperasi pembayaran tunai adalah register kas. Setiap penjualan harus
dicatat dengan memasukkan pada register kas dan memberikan tanda bukti penerimaan dan
pengembalian. Apabila karyawan mengambil uang dari pelanggan tanpa mencatat penjualan,
maka karyawan tersebut dapat saja menyimpan uang karena tidak ada record bahwa uang
tersebut telah diterima.
Penjualan dengan kartu Kredit
Penjualan dengan kartu kredit memberikan manfaat yang sama dengan penjualan tunai. Peritel
memiliki resiko yang sangat sedikit, dan kas dari penjualan dengan kartu kredit diterima dalam
beberapa hari. Kelemahannya adalah biaya atas layanan tersebut, yang dapat berkisar antara
1,5 sampai 3 persen dari penjualan. Sedikit biaya per transaksi juga dibebankan oleh bank
pedagang. Selain itu, terdapat beban “rekening” bulanan. Banyak penyedia layanan peritel dan
konsumen yang tidak mampu bersaing tanpa kartu kredit. Toko serba ada, hotel, penerbangan
dan restoran adalah contoh-contohnya.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=285325&val=6467&title=ANALISIS%20SIS
TEM%20INFORMASI%20AKUNTANSI%20SIKLUS%20PENDAPATAN%20%20