Dokumen tersebut membahas tentang kultur jaringan yang merupakan teknik pembibitan tanaman secara in vitro dengan memanfaatkan bagian kecil tanaman. Dibahas pula tujuan, jenis, alat, eksplan, media, tahapan, dan masalah yang sering terjadi beserta cara pengatasannya dalam kultur jaringan.
3. Kultur Jaringan merupakan kegiatan
memperbanyak tanaman secara in-vitro
atau dalam lingkungan steril dan
memanfaatkan bagian kecil tanaman yang
nantinya dari bagian kecil tersebut akan
diubah menjadi banyak individu tanaman
baru yang umumbya memiliki sifat yang
sama dengan tanaman induknya.
5. TUJUAN KULTUR JARINGAN
● Mendapatkan tanaman baru yang
memiliki sifat sama dengan tanaman
induknya.
● Memperbanyak tanaman menggunakan
bagian kecil tanaman.
● Menghasilkan tanaman bebas penyakit.
● Menghasilkan tanaman haploid/triploid.
● Menghasilkan tanaman bebas stress.
7. JENIS-JENIS KULTUR JARINGAN
● Kultur Organ (Kultur Daun, Batang, Buah,
Bunga, Biji, Tunas Aksilar dan Pucuk.
● Kultur Embrio
● Kultur Meristem
● Kultur Haploid (Kultur Anther, Pollen dan
Ovul)
● Kultur Kalus
● Kultur Suspensi Sel
● Kultur Protoplasma
8. 1. Kultur Organ
Kultur Organ merupakan kegiatan kultur jaringan
yang menggunakan bagian-bagoian tanaman
sebagai eksplan, contohnya: akar, batang, daun, biji,
buah, bunga, pucuk dan lain-lain.
9. 2. Kultur Kultur Embrio
Kultur embrio merupakan isolasi steril dari embrio
muda (immature embryo) atau embrio dewasa/tua
(mature embryo) secara in vitro dengan tujuan untuk
memperoleh tanaman yang viabel.
10. 3. Kultur Kultur Meristem
Kultur meristem adalah kultur jaringan tanaman
dengan menggunakan eksplan berupa jaringan-
jaringan meristematik. - Jaringan meristem yang
digunakan dapat berupa meristem pucuk terminal
atau meristem tunas aksilar. Kultur dengan metode
ini cocok untuk menyelamatkan tanaman yang
terserang virus karena menggunakan eksplan
berupa jaringan meristematik.
11. 4. Kultur Haploid
Kultur Haploid adalah kultur yang berasal dari
bagian reproduktif tanaman seperti: Anther, Pollen
dan Ovul. Kultur ini memiliki tujuan yaitu untuk
mendapatkan tanaman haploid.
12. 5. Kultur Kalus
Kultur Kalus merupakan salah satu teknik yang
digunakan untuk menghasilhan bibit tanaman bebas
penyakit dan menggunakan Kalus (sekumpulan sel
amorphous yang terbentuk dari sel-sel yang
membelah terus menerus secara in vitro atau di
dalam tabung) sebagai eksplan
13. 6. Kultur Suspensi Sel
Kultur sel juga biasanya dianggap sebagai koloni sel
yang sudah mapan. Dengan kondisi ini, maka proses
proliferasi bisa berlangsung tanpa mengenal batas
waktu. Tidak berhenti di situ saja, koloni sel juga bisa
bermutasi menjadi koloni dengan kultur yang
berbeda, atau biasa disebut sebagai sub kultur.
Kultur sel adalah budidaya yang dilakukan dengan
cara mengambil sel-sel yang terdispersi. Sel ini
diambil jaringan asalnya, biasa disebut sebagai
kultur primer atau cell line. Sel tersebut nantinya
akan tumbuh dengan sendirinya sekaligus
14. 7. Kultur Protoplasma
Kultur Protoplasma merupakan kultur yang
menggunakan bagian protoplasma (sel tanpa
dinding) dan digunakan untuk membuat hibrid
interspesifik dan Mendapatkan sifat tanaman lebih
baik melalui variasi somaklonal.
21. EKSPLAN YANG BAIK UNTUK
DIKULTUR
Berasal dari
tanaman induk
yang sehat
Dari bagian
tanaman yang
masih muda
Bagian tanaman
yang diambil
mudah disterilisasi
Tanaman induk
asal tidak sedang
terkena virus atau
penyakit yang
relatif parah
23. MEDIA KULTUR JARINGAN
Media Kultur Jaringan adalah media
tanam yang telah dilarutkan atau
dipadatkan menggunakan media
pemadat (agar) yang mengandung
berbagai zat-zat atau senyawa-
senyawa kimia yang terdiri dari
berbagai unsur hara yang akan
membantu pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang
dikultur (Mario, 2020)
24. MEDIA KULTUR JARINGAN
Media Kultur Jaringan
terdiri dari beberapa jenis:
● Media MS (Murashige & Skoog)
● Media B5
● Media SH (Shenk & Hildebrant)
● Media WPM (Wood Plant Medium)
● Media White
● Media Nitsch &Nitsch
● Meda Vacin & Went
● Media N6
26. Tahapan Kultur Jaringan Terdiri dari:
• Pembuatan Media,
• Insiasi,
• Sterilisasi,
• Multiplikasi,
• Pengakaran,
• Aklimatisasi,
• Pemindahan Planlet Ke Lahan.
27. 1. Pembuatan Media
Pembuatan Media Kultur Jaringan biasanya terdiri dari:
-Pembuatan Larutan Stok Media Dasar.
-Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
-Vitamin
-Media Pemadat (Agar-agar)
28. 2. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari
bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari
bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan
untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Eksplan dapat berasal dari : daun, tunas,
cabang, batang, akar, embrio, kotiledon,
hipokotil, epikotil
29. 3. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan tahapan terpenting dalam
kegiatan ini. Sterilisasi bertujuan agar proses
perbanyakan secara in vitro ini berjalan dengan baik
dan tidak adanya kontambinasi dari bakteri-bakteri
atau jasad-jasad renik yang ada, yang bisa
mengganggu perbanyakan secara in vitro ini.
Sterilisasi biasanya dibantu dengan alat-alat seperti
autoklaf untuk sterilisasi peralatan kultur dan ada,
juga dengan bahan-bahan kimia yaitu detergen,
clorox, alkohol dan aquades secara bertahap untuk
sterilisasi eksplan yang akan dikultur.
30. 4. Multipikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon
tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan
pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril
dengan suhu kamar.
31. 5. Pengakaran
Pengakara merupakan tahap dimana
eksplan yang di kutur mulai menunjukan
adanya pertumbuhan sistem perakaran dari
eksplan tersebut. Untuk membantu fase
pengakaran eksplan yang dikultur
ditambahkan ZPT berupa auksin untuk
merangsang sistem pengakaran yang ada.
32. 6. Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi merupakan tahapan
penyesuaian planlet/tanaman yang sudah
dikultur ke lingkungan baru agar terjadi
penyesuaian planlet dengan situasi dan
kondisi di luar lab kultur jaringan. Beberapa
kondisi yang pada umumnya disesuaikan
adalah suhu lingkungan, derajat keasaman
(pH), dan kadar O2. Tahap aklimatisasi ini
berlangsung tergantung dari tingkat
33. 7. Pemindahan Planlet Ke Lahan
Jika planlet yang di kultur sudah melewati
masanya pada tempat aklimatisasi, itu
artinya tanaman tersebut sudah siap
dipindahkan di lahan yang akan menjadi
tempat tanaman tersebut untuk bertumbuh
dan berkembangbiak lebih lagi. Proses
pemindahan dilakukan dengan hati-hati agar
tanaman dari tempat aklimatisasi tidak rusak
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
35. Masalah-masalah dalam Kultur Jaringan
• Kontaminasi
• Pencoklatan/Browning
• Penuaan/Senescence
• Eksplan Dorman
• Hiperhidristas
• Variabilitas Genetik
• Eksplan Gosong
36. 1. Kontaminasi
Kontaminasi pada kultur jaringan merupakan
kejadian dimana alat atau bahan yang digunakan
untuk mengkultur telah dimasuki atau tertempel
bahan-bahan atau zat-zat asing yang bisa
berdampak pada prose dan pertumbuhan tanaman
yang dikultur. Pada kultur jaringan, Eksplan dapat
terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme
seperti jamur, bakteri, serangga atau virus. Namun
sumber utama kontaminasi adalah spora jamur dan
bakteri yang membentuk bagian alami dari atmosfer.
37. 2. Pencoklatan/Browning
Pada kultur jaringan eksplan seringkali berubah
menjadi coklat (browning) atau hitam (blackening)
sesaat setelah isolasi yang selanjutnya dapat
menghambat pertumbuhan dan akhirnya
menyebabkan kematian jaringan. Pencoklatan
sangat umum terjadi pada spesies tanaman berkayu,
terutama bila eksplan diambil dari pohon dewasa.
Penghambatan pertumbuhan biasanya sangat kuat
pada beberapa spesies yang umumnya
mengandung senyawa tanin atau hidroksifenol
dengan konsentrasi tinggi.
38. 3. Penuaan/Senescence
Penuaan eksplan pada kultur jaringan merupakan
masa dimana sel ireversibel dari eksplan yang telah
dikultur berhenti tumbuh yang disebabkan oleh
pemendekan telomer (senescence replikatif) atau
sinyal yang tidak tergantung telomer (senescence
prematur). Biasanya, penuaan terjadi ditandai
dengan adanya pencoklatan/browning pada ekspan
dan perlahan ekslan mulai kekurangan nutrisi dan
mati.
39. 4. Eksplan Dorman
Eksplan Dorman merupakan eksplan yang
mengalami masa berhenti bertumbuh karena
berbagai faktor yang menyebabkan eksplan tersebut
mengalami masa dormansi atau masa berhenti
tumbuh bisa jadi dormansi sementara maupun
permanen.
40. 5. Hiperhidristas
Hiperhidristas merupakan keadaan dimana planlet
atau tanaman mini yag sudah dikultur mengalami
gejala bertumbuh yang tidak normal baik dalam
aspek fisiologi maupun morfologinya. Hiperhidristas
biasanya terjadi akibat kadar ammonium dan
kandungan uap air yang berlebihan didalam wadah
kultur, hal lain yang menyebabkan terjadinya
hiperhidristas adalah meningkatnya kosentrasi etilen
didalam wadah kultur, kosentrasi sitokinin yang
terlalu tinggi dan rendahnya potensial matriks.
41. 6. Variabilitas Genetik
Variabilitas Genetik merupakan masalah utama
kultur jaringan ketika pengkulturan mempunyai
tujuan untuk mendapatkan tanaman yang seragam.
Pengkulturan yang menggunakan eksplan yang
memiliki variabilitas genetik ini akan menghasilkan
planlet yang tidak seragam dan memiliki karakteristik
masing-masing.
42. 7. Eksplan Gosong
Eksplan gosong merupakan keadaan dimana
eksplan yang digunakan berwarna kehitaman yang
kemudian eksplan tersebut mati dan mengalami
gagal kultur. Eksplan gosong biasanya terjadi
karena: Durasi sterilisasi yang terlalu lama, Media
yang digunakan tidak cocok, atau kesalahan dalam
membuat media, Peralatan dissecting set masih
panas saat digunakan untuk memotong atau
menanam eksplan, Konsentrasi bahan sterilan yang
terlalu pekat dan lain-lain.
44. 1. Cara Mengatasi Kontaminasi
• Mengadakan kegiatan sterilisasi yang maksimal
sebelum melakukan kegiatan kultur jaringan
menggunakan alat-alat yang dikhususkan pada
kegiatan ini.
• Memilih eksplan yang paling jauh dari bagian
bawah atau yang dekat dengan tanah.
• Memastikan alat-alat yang digunakan juga telah
dibersihkan dan menjadi steril agar tidak adanya
kontaminan yang bisa menggagalkan kegiatan
kultur jaringan ini.
• Menggunakan bahan-bahan sterilisasi yang resmi
46. 3. Cara Mengatasi Penuaan/Senescence
• Pemilihan eksplan yang ideal sesuai dengan
kritera dalam kultur jaringan.
• Mencegah terjadinya pencoklatan (browning)
pada eksplan, karena eksplan akan mengalami
penuaan ketika eksplan mengalami pencoklatan.
• Penambahan BA (Benziladenin) karena penyebab
utama senesence atau penuaan adalah tidak
adanya BA pada eksplan.
• Menambahkan ZPT berupa IAA;2,4 D (Auksin)
karena jenis ZPT tersebut dapat menunda
senesence.
47. 4. Cara Mengatasi Eksplan Dorman
• Memilih eksplan yang tidak terlalu tua dan sehat.
• Menggunakan media yang sesuai dengan jenis
kultur yang dilaksanakan.
• Meningkatkan konsentrasi ZPT ketika eksplan
mulai menunjukan dormansinya.
48. 5. Cara Mengatasi Hiperhidristas
• Memanipulasi media pemadat dalam kultur
tersebut,
• Menggunakan garam utama pada media yang
lengkap seperti MS,
• Mengganti amonium dengan nitrat.
49. 6. Cara Mengatasi Variabilitas Genetik
• Memilih eksplan yang baik.
• Mengatur sub kultur yang ada,
• Menggunakan media yang sesuai.
50. 7. Cara Mengatasi Eksplan Gosong
• Tidak melakukan sterilisasi dengan waktu yang
sangat lama, cukup sesuai dengan prosedur
kultur jaringan,
• Memastikan alat yang digunakan telah dingin
pasca sterilisasi alat menggunakan lampu
Bunsen. Atau setidaknya panas akibat sterilisasi
tersebut dipastikan tidak melukai sel eksplan,
52. KESIMPULAN
• Kultur Jaringan merupakan kegiatan memperbanyak tanaman secara
in-vitro atau dalam lingkungan steril dan memanfaatkan bagian kecil
tanaman yang nantinya dari bagian kecil tersebut akan diubah menjadi
banyak individu tanaman baru yang umumbya memiliki sifat yang sama
dengan tanaman induknya.
• Kultur Jaringan menjadi solusi untuk perbanyakan tanaman langkah
karena hanya mengambil bagian kecil tanaman tersebut dan
menghasilkan tanaman yang memiliki karakteristik sama dengan
tanaman induknya.
• Ada baiknya ketika melakukan kegiatan kultur jaringan pada lab kultur
mengikuti prosedur yang adal karena ketika salah mengikuti prosedur
maka bisa jadi kegiatan pengkulturan bisa terhambat.