SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Penyakit Periodontal Sebagai Manifestasi Oral Awal Pada
Tuberkulosis Abdominal
Mukhatar Ahmed Javali1, Vishwanath Patil2, Humera Ayesha3
OLEH:
GANDA PUTRA ANGGRAHI S.KED
PEMBIMBING:
DRG. PURWANDITO PUJORAHARJO
Journal Reading
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
POKOK BAHASAN
 Pendahuluan
 Deskripsi Umum Kasus
 Pembahasan
 Implikasi Klinis dan Kesimpulan
2
3
Tuberculosis
Tuberculosis
intrapulmonal
Tuberculosis
ekstrapulmonal
Tuberculosis
oral
Tuberculosis
oral primer
Tuberculosis
oral sekunder
Angka kejadian 10-15%
dari keseluruhan kasus
tuberculosis
Pendahuluan
Pendahuluan
“ Pada laporan ini, kami melaporkan sebuah
kasus tuberkulosis dengan gejala awal berupa
hilangnya jaringan periodontal sebagai
penyangga gigi yang menyebabkan gigi
menjadi longgar dan terjadi pembengkakan
gingival tanpa keterlibatan pulmoner.”
4
Deskripsi Umum Kasus
 Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun datang ke klinik gigi
dengan keluhan utama nyeri, gigi belakang goyang pada kedua
lengkung gigi sejak 6 bulan yang lalu dan terdapat jarak antara gigi
atas dan bawah. Tidak dijumpai riwayat trauma ataupun kontak
dengan pasien tuberkulosis. Pasien sebelumnya berobat kedokter
setempat dan diberikan antibiotik dan suplemen vitamin. Karena
tidak ada perbaikan, pasien datang ke klinik gigi ini.
 Dari pemeriksaan, keadaan umum dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan ekstra oral didapatkan muka yang simetris.
Kelenjar getah bening pada submandibula teraba membesar dan
lembut.
5
Deskripsi Umum Kasus
 Pasien mempunyai riwayat demam yang tidak terlalu tinggi
dan hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
mengalami penurunan berat badan sekitar 8-10 kg dalam
waktu 8 bulan terakhir disertai dengan hilangnya nafsu
makan. Riwayat medisnya menyatakan tidak ada keterkaitan
sistemik dan tidak ada riwayat batuk berdahak. Salah satu
adik laki-lakinya menderita asma dan sedang dalam
pengobatan. Ia mempunyai riwayat ekstraksi gigi molar
kanan ketiga (48) dengan anastesi lokal.
6
Deskripsi Umum Kasus
 Pemeriksaan intra oral menunjukkan peradangan gingival menyeluruh
dengan pembesaran dan kantung periodontal serta semua gigi posterior
di kedua sisi memiliki mobilitas sedang hingga parah. Gigi molar terasa
lunak saat diperkusi. Pembengkakan ringan dengan kemerahan ada pada
palatal yang berhubungan dengan regio 24, 25, dan 26, menyebar
mendekati sutura midpalatalis (Gambar 1 dan Gambar 2). Kebersihan
mulut pasien baik. Bibir pasien tampak inkompeten. Rontgen thorax
terlihat bersih.
7
Gambar 1: Penampakan buccal dari perubahan
periodontal di gigi posterior
Gambar 2: Penampakan oklusal yang menunjukkan
pembengkakan palatal dan perubahan periodontal
pada bucal
Deskripsi Umum Kasus
 Pasien dianjurkan mengkonsumsi antibiotik dan analgetik,
dilakukan pemeriksaan rontgen dada, orthopantomogram dan tes
Mantoux. Hasil tes Mantoux negatif. Rontgen dada menunjukkan
tidak ada kelainan. OPG menunjukkan kehilangan tulang skala
sedang hingga parah pada molar di kedua sisi dan radiolucent
palatal pada regio 24, 25, dan 26 (Gambar 3). Biopsi insisi
dilakukan pada gingival labial di molar maxilla kanan.
8
Gambar 3: OPG menunjukkan kehilangan tulang sedang hinga parah
pada gigi posterior di kedua sisi dan adanya radiolusensi palatal
Deskripsi Umum Kasus
 Pemeriksaan histopatologis menunjukkan papillomatous hiperplasi
dari epitel squamous stratified disertai dengan parakeratosis. Di
jaringan subepitelial, ditemukan granuloma-granuloma yang dibentuk
oleh sel-sel epiteloid, giant cell Langerhans, limfosit, dan beberapa
nekrosis kaseosa (Gambar 4). Granuloma ditemukan pada bagian atas
jaringan subepitelial dan bahkan intraepithelial. Penampakan ini
menjadi dugaan tuberculous granulamatous lesion.
9
Gambar 4: Penampakan histologi
menunjukkan papillomatous hiperplasi
dengan parakeratosis dan granuloma-
granuloma yang dibentuk oleh sel-sel
epiteloid, giant cell Langerhans,
limfosit, dan beberapa nekrosis
kaseosa
Deskripsi Umum Kasus
 Ia melaporkan setelah 2 hari dengan keluhan perut kembung dan tidak
dapat mengkonsumsi obat serta makanan, sehingga dikonsulkan ke
gastroenterologis. Gastroenterologis menyarankan USG abdominal dan tes
serum kuantitatif untuk adenosine deaminase activity Mycobacterium
tuberculosis (ADA MTB), plasma dan cairan biologis.
 Hasil USG menunjukkan adanya ascitis dengan penebalan mukosa pada
segmen usus halus dan pembesaran ovarium bilateral. Test ADA MTB
menunjukkan hasil positif untuk abdominal Koch, dengan nilai total ADA
83.3 U/L h. Laporan dari gastroenterologis menunjukkan adanya
tuberkulosis abdominal serta pembesaran ovarium bilateral. Berdasarkan
laporan biopsy, USG abdominal serta test ADA MTB, pasien terdiagnosis
sebagai tuberculosis abdominal yang awalnya timbul pada rongga mulut di
periodontal.
10
Deskripsi Umum Kasus
Pada saat konsultasi dengan dokter yang menangani,
didapatkan keterangan bahwa pasien dirawat di rumah
sakit dan telah dikeluarkan cairan ascites sebanyak 14 L
dan terapi antituberkulosis dimulai dengan isoniazid (10
mg/kg BB), rifampicin (10-20 mg/kg BB), dan pirazinamid
(10-20 mg/kg BB) selama 2 bulan, diikuti dengan
isoniazid dan rifampicin selama 4 bulan berikutnya.
Selama periode tersebut, pasien diperintahkan untuk tidak
menjalankan prosedur operasi apapun pada rongga mulut
dan diinformasikan bahwa penyakitnya dapat menular ke
orang lain.
11
Pembahasan
 Penyebaran tuberkulosis pada Negara berkembang
disebabkan oleh kemiskinan, resesi ekonomi serta
malnutrisi.
 Tuberkulosis ekstrapulmonal, seperti tuberkulosis
periodontal, merupakan kondisi yang jarang terjadi.
Bahkan di Negara India dimana tuberkulosis umum
terjadi, keterlibatan jaringan periodontal dengan
tuberkulosis dilaporkan sangat jarang terjadi.
12
Pembahasan
 Tuberkulosis oral umumnya post-primar dan
terjadi pada pasien yang terkena TB paru tingkat
lanjut. Lesi tuberkulosis oral muncul dalam
bentuk nodul, ulkus atau fisura yang meninggi.
 Lokasi yang paling sering terkena adalah lidah,
palatum durum dan molle, tonsil dan faring.
Dapat timbul juga pada mukosa bukal, gingival
dan komisura bibir.
13
Pembahasan
 Alasan dari jarangnya kasus ini berkaitan dengan
epithelium squamosa yang mencegah penetrasi
langsung oleh bakteri. Kekebalan ini didapatkan
juga dari ketebalan epithelium mulut serta fungsi
proteksi dari saliva. Sehingga, diduga bahwa
organisme dapat masuk ke mukosa oral melalui
lubang kecil pada permukaan atau trauma lokal.
Organisme tersebut umumnya dibawa ke jaringan
oral melalui rute hematogenosa.
14
Pembahasan
 Kasus ini mungkin salah satu kasus pertama tuberkulosis oral
yang bermanifestasi di periodontal selain muncul sebagai
ulkus atau massa yang lain.
 Pada kasus ini, pasien tidak sadar terhadap keterkaitan
penyakit sistemik dan penemuan pada periodontal, dan pada
follow up pasien dianjurkan untuk menjalani investigasi lebih
lanjut. Pasien dirujuk ke gastroenterologis karena keluhan
perut kembung, yang kemudian dilakukan berbagai jenis tes.
15
Pembahasan
 Diagnosis didukung oleh gambaran histopatologikal lesi
granulomatosa, temuan radiografi, USG abdome dan tes ADA
MTB positif. Kemungkinan pembesaran karena obat
disingkirkan dari anamnesis.
 Hasil pemeriksaan darah lengkap berada dalam batas normal,
kecuali pada hemoglobin 9.6% dan peningkatan LED 46
mm/jam, yang menyingkirkan pembesaran karena leukemia
dan meningkatkan kemungkinan penyebab peningkatan LED,
yaitu infeksi tuberkulosis. Tes HIV didapatkan negatif.
16
Pembahasan
 Kami menduga selama ekstraksi molar 3 regio kanan
bawah (48), pasien mendapatkan celah pada epitelium
atau melalui penyebaran hematogenosa, sehingga
mendukung masuknya organisme.
17
Kesimpulan
Temuan periodontal sebagai manifestasi awal
tuberkulosis merupakan kejadian yang cukup jarang,
dan laporan kasus ini menegaskan pentingnya
seorang dokter untuk memasukkan tuberkulosis dalam
diagnosis banding berbagai jenis lesi pada rongga
mulut. Dokter gigi juga perlu menyadari kemungkinan
ini dan memainkan peran dalam mendeteks awial dan
tatalaksana yang cepat dalam menangani penyakit
yang sangat menular ini.
18
19
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tuberkulosis oral sebagai manifestasi awal TB abdominal

Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaAfiz Zullah
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasEgas Xavier
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasEgas Xavier
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxririaja1
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxtohahakim
 
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxBakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxTeizaNabilah1
 
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxBakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxTeizaNabilah1
 
383 988-1-sm
383 988-1-sm383 988-1-sm
383 988-1-smHaInYoo
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptx
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptxTRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptx
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptxRichaTesaliananda
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptxmutiarafitri13
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamil
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamilGambaran periodontitis pada_ibu_hamil
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamilAstri Xiao Lu
 

Similar to Tuberkulosis oral sebagai manifestasi awal TB abdominal (20)

Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi rama
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Askep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.EgasAskep pasien ISK.Egas
Askep pasien ISK.Egas
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
 
Klp cerdas
Klp cerdasKlp cerdas
Klp cerdas
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
 
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxBakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
 
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptxBakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
Bakteriuria dan Infeksi Saluran Kemih pada Lansia.pptx
 
383 988-1-sm
383 988-1-sm383 988-1-sm
383 988-1-sm
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Digestive Tract Disorder
Digestive Tract DisorderDigestive Tract Disorder
Digestive Tract Disorder
 
apendiksitis
apendiksitisapendiksitis
apendiksitis
 
Sri sukarseh.pptx
Sri sukarseh.pptxSri sukarseh.pptx
Sri sukarseh.pptx
 
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptx
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptxTRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptx
TRAUMA OKLUSAL BERKAITAN DENGAN PERIODONTITIS (1) (1).pptx
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamil
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamilGambaran periodontitis pada_ibu_hamil
Gambaran periodontitis pada_ibu_hamil
 

Recently uploaded

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 

Recently uploaded (20)

polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 

Tuberkulosis oral sebagai manifestasi awal TB abdominal

  • 1. Penyakit Periodontal Sebagai Manifestasi Oral Awal Pada Tuberkulosis Abdominal Mukhatar Ahmed Javali1, Vishwanath Patil2, Humera Ayesha3 OLEH: GANDA PUTRA ANGGRAHI S.KED PEMBIMBING: DRG. PURWANDITO PUJORAHARJO Journal Reading BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
  • 2. POKOK BAHASAN  Pendahuluan  Deskripsi Umum Kasus  Pembahasan  Implikasi Klinis dan Kesimpulan 2
  • 4. Pendahuluan “ Pada laporan ini, kami melaporkan sebuah kasus tuberkulosis dengan gejala awal berupa hilangnya jaringan periodontal sebagai penyangga gigi yang menyebabkan gigi menjadi longgar dan terjadi pembengkakan gingival tanpa keterlibatan pulmoner.” 4
  • 5. Deskripsi Umum Kasus  Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun datang ke klinik gigi dengan keluhan utama nyeri, gigi belakang goyang pada kedua lengkung gigi sejak 6 bulan yang lalu dan terdapat jarak antara gigi atas dan bawah. Tidak dijumpai riwayat trauma ataupun kontak dengan pasien tuberkulosis. Pasien sebelumnya berobat kedokter setempat dan diberikan antibiotik dan suplemen vitamin. Karena tidak ada perbaikan, pasien datang ke klinik gigi ini.  Dari pemeriksaan, keadaan umum dan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan ekstra oral didapatkan muka yang simetris. Kelenjar getah bening pada submandibula teraba membesar dan lembut. 5
  • 6. Deskripsi Umum Kasus  Pasien mempunyai riwayat demam yang tidak terlalu tinggi dan hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengalami penurunan berat badan sekitar 8-10 kg dalam waktu 8 bulan terakhir disertai dengan hilangnya nafsu makan. Riwayat medisnya menyatakan tidak ada keterkaitan sistemik dan tidak ada riwayat batuk berdahak. Salah satu adik laki-lakinya menderita asma dan sedang dalam pengobatan. Ia mempunyai riwayat ekstraksi gigi molar kanan ketiga (48) dengan anastesi lokal. 6
  • 7. Deskripsi Umum Kasus  Pemeriksaan intra oral menunjukkan peradangan gingival menyeluruh dengan pembesaran dan kantung periodontal serta semua gigi posterior di kedua sisi memiliki mobilitas sedang hingga parah. Gigi molar terasa lunak saat diperkusi. Pembengkakan ringan dengan kemerahan ada pada palatal yang berhubungan dengan regio 24, 25, dan 26, menyebar mendekati sutura midpalatalis (Gambar 1 dan Gambar 2). Kebersihan mulut pasien baik. Bibir pasien tampak inkompeten. Rontgen thorax terlihat bersih. 7 Gambar 1: Penampakan buccal dari perubahan periodontal di gigi posterior Gambar 2: Penampakan oklusal yang menunjukkan pembengkakan palatal dan perubahan periodontal pada bucal
  • 8. Deskripsi Umum Kasus  Pasien dianjurkan mengkonsumsi antibiotik dan analgetik, dilakukan pemeriksaan rontgen dada, orthopantomogram dan tes Mantoux. Hasil tes Mantoux negatif. Rontgen dada menunjukkan tidak ada kelainan. OPG menunjukkan kehilangan tulang skala sedang hingga parah pada molar di kedua sisi dan radiolucent palatal pada regio 24, 25, dan 26 (Gambar 3). Biopsi insisi dilakukan pada gingival labial di molar maxilla kanan. 8 Gambar 3: OPG menunjukkan kehilangan tulang sedang hinga parah pada gigi posterior di kedua sisi dan adanya radiolusensi palatal
  • 9. Deskripsi Umum Kasus  Pemeriksaan histopatologis menunjukkan papillomatous hiperplasi dari epitel squamous stratified disertai dengan parakeratosis. Di jaringan subepitelial, ditemukan granuloma-granuloma yang dibentuk oleh sel-sel epiteloid, giant cell Langerhans, limfosit, dan beberapa nekrosis kaseosa (Gambar 4). Granuloma ditemukan pada bagian atas jaringan subepitelial dan bahkan intraepithelial. Penampakan ini menjadi dugaan tuberculous granulamatous lesion. 9 Gambar 4: Penampakan histologi menunjukkan papillomatous hiperplasi dengan parakeratosis dan granuloma- granuloma yang dibentuk oleh sel-sel epiteloid, giant cell Langerhans, limfosit, dan beberapa nekrosis kaseosa
  • 10. Deskripsi Umum Kasus  Ia melaporkan setelah 2 hari dengan keluhan perut kembung dan tidak dapat mengkonsumsi obat serta makanan, sehingga dikonsulkan ke gastroenterologis. Gastroenterologis menyarankan USG abdominal dan tes serum kuantitatif untuk adenosine deaminase activity Mycobacterium tuberculosis (ADA MTB), plasma dan cairan biologis.  Hasil USG menunjukkan adanya ascitis dengan penebalan mukosa pada segmen usus halus dan pembesaran ovarium bilateral. Test ADA MTB menunjukkan hasil positif untuk abdominal Koch, dengan nilai total ADA 83.3 U/L h. Laporan dari gastroenterologis menunjukkan adanya tuberkulosis abdominal serta pembesaran ovarium bilateral. Berdasarkan laporan biopsy, USG abdominal serta test ADA MTB, pasien terdiagnosis sebagai tuberculosis abdominal yang awalnya timbul pada rongga mulut di periodontal. 10
  • 11. Deskripsi Umum Kasus Pada saat konsultasi dengan dokter yang menangani, didapatkan keterangan bahwa pasien dirawat di rumah sakit dan telah dikeluarkan cairan ascites sebanyak 14 L dan terapi antituberkulosis dimulai dengan isoniazid (10 mg/kg BB), rifampicin (10-20 mg/kg BB), dan pirazinamid (10-20 mg/kg BB) selama 2 bulan, diikuti dengan isoniazid dan rifampicin selama 4 bulan berikutnya. Selama periode tersebut, pasien diperintahkan untuk tidak menjalankan prosedur operasi apapun pada rongga mulut dan diinformasikan bahwa penyakitnya dapat menular ke orang lain. 11
  • 12. Pembahasan  Penyebaran tuberkulosis pada Negara berkembang disebabkan oleh kemiskinan, resesi ekonomi serta malnutrisi.  Tuberkulosis ekstrapulmonal, seperti tuberkulosis periodontal, merupakan kondisi yang jarang terjadi. Bahkan di Negara India dimana tuberkulosis umum terjadi, keterlibatan jaringan periodontal dengan tuberkulosis dilaporkan sangat jarang terjadi. 12
  • 13. Pembahasan  Tuberkulosis oral umumnya post-primar dan terjadi pada pasien yang terkena TB paru tingkat lanjut. Lesi tuberkulosis oral muncul dalam bentuk nodul, ulkus atau fisura yang meninggi.  Lokasi yang paling sering terkena adalah lidah, palatum durum dan molle, tonsil dan faring. Dapat timbul juga pada mukosa bukal, gingival dan komisura bibir. 13
  • 14. Pembahasan  Alasan dari jarangnya kasus ini berkaitan dengan epithelium squamosa yang mencegah penetrasi langsung oleh bakteri. Kekebalan ini didapatkan juga dari ketebalan epithelium mulut serta fungsi proteksi dari saliva. Sehingga, diduga bahwa organisme dapat masuk ke mukosa oral melalui lubang kecil pada permukaan atau trauma lokal. Organisme tersebut umumnya dibawa ke jaringan oral melalui rute hematogenosa. 14
  • 15. Pembahasan  Kasus ini mungkin salah satu kasus pertama tuberkulosis oral yang bermanifestasi di periodontal selain muncul sebagai ulkus atau massa yang lain.  Pada kasus ini, pasien tidak sadar terhadap keterkaitan penyakit sistemik dan penemuan pada periodontal, dan pada follow up pasien dianjurkan untuk menjalani investigasi lebih lanjut. Pasien dirujuk ke gastroenterologis karena keluhan perut kembung, yang kemudian dilakukan berbagai jenis tes. 15
  • 16. Pembahasan  Diagnosis didukung oleh gambaran histopatologikal lesi granulomatosa, temuan radiografi, USG abdome dan tes ADA MTB positif. Kemungkinan pembesaran karena obat disingkirkan dari anamnesis.  Hasil pemeriksaan darah lengkap berada dalam batas normal, kecuali pada hemoglobin 9.6% dan peningkatan LED 46 mm/jam, yang menyingkirkan pembesaran karena leukemia dan meningkatkan kemungkinan penyebab peningkatan LED, yaitu infeksi tuberkulosis. Tes HIV didapatkan negatif. 16
  • 17. Pembahasan  Kami menduga selama ekstraksi molar 3 regio kanan bawah (48), pasien mendapatkan celah pada epitelium atau melalui penyebaran hematogenosa, sehingga mendukung masuknya organisme. 17
  • 18. Kesimpulan Temuan periodontal sebagai manifestasi awal tuberkulosis merupakan kejadian yang cukup jarang, dan laporan kasus ini menegaskan pentingnya seorang dokter untuk memasukkan tuberkulosis dalam diagnosis banding berbagai jenis lesi pada rongga mulut. Dokter gigi juga perlu menyadari kemungkinan ini dan memainkan peran dalam mendeteks awial dan tatalaksana yang cepat dalam menangani penyakit yang sangat menular ini. 18