Tuberkulosis oral sebagai manifestasi awal TB abdominal
1. Penyakit Periodontal Sebagai Manifestasi Oral Awal Pada
Tuberkulosis Abdominal
Mukhatar Ahmed Javali1, Vishwanath Patil2, Humera Ayesha3
OLEH:
GANDA PUTRA ANGGRAHI S.KED
PEMBIMBING:
DRG. PURWANDITO PUJORAHARJO
Journal Reading
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
4. Pendahuluan
“ Pada laporan ini, kami melaporkan sebuah
kasus tuberkulosis dengan gejala awal berupa
hilangnya jaringan periodontal sebagai
penyangga gigi yang menyebabkan gigi
menjadi longgar dan terjadi pembengkakan
gingival tanpa keterlibatan pulmoner.”
4
5. Deskripsi Umum Kasus
Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun datang ke klinik gigi
dengan keluhan utama nyeri, gigi belakang goyang pada kedua
lengkung gigi sejak 6 bulan yang lalu dan terdapat jarak antara gigi
atas dan bawah. Tidak dijumpai riwayat trauma ataupun kontak
dengan pasien tuberkulosis. Pasien sebelumnya berobat kedokter
setempat dan diberikan antibiotik dan suplemen vitamin. Karena
tidak ada perbaikan, pasien datang ke klinik gigi ini.
Dari pemeriksaan, keadaan umum dan tanda vital dalam batas
normal. Pemeriksaan ekstra oral didapatkan muka yang simetris.
Kelenjar getah bening pada submandibula teraba membesar dan
lembut.
5
6. Deskripsi Umum Kasus
Pasien mempunyai riwayat demam yang tidak terlalu tinggi
dan hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
mengalami penurunan berat badan sekitar 8-10 kg dalam
waktu 8 bulan terakhir disertai dengan hilangnya nafsu
makan. Riwayat medisnya menyatakan tidak ada keterkaitan
sistemik dan tidak ada riwayat batuk berdahak. Salah satu
adik laki-lakinya menderita asma dan sedang dalam
pengobatan. Ia mempunyai riwayat ekstraksi gigi molar
kanan ketiga (48) dengan anastesi lokal.
6
7. Deskripsi Umum Kasus
Pemeriksaan intra oral menunjukkan peradangan gingival menyeluruh
dengan pembesaran dan kantung periodontal serta semua gigi posterior
di kedua sisi memiliki mobilitas sedang hingga parah. Gigi molar terasa
lunak saat diperkusi. Pembengkakan ringan dengan kemerahan ada pada
palatal yang berhubungan dengan regio 24, 25, dan 26, menyebar
mendekati sutura midpalatalis (Gambar 1 dan Gambar 2). Kebersihan
mulut pasien baik. Bibir pasien tampak inkompeten. Rontgen thorax
terlihat bersih.
7
Gambar 1: Penampakan buccal dari perubahan
periodontal di gigi posterior
Gambar 2: Penampakan oklusal yang menunjukkan
pembengkakan palatal dan perubahan periodontal
pada bucal
8. Deskripsi Umum Kasus
Pasien dianjurkan mengkonsumsi antibiotik dan analgetik,
dilakukan pemeriksaan rontgen dada, orthopantomogram dan tes
Mantoux. Hasil tes Mantoux negatif. Rontgen dada menunjukkan
tidak ada kelainan. OPG menunjukkan kehilangan tulang skala
sedang hingga parah pada molar di kedua sisi dan radiolucent
palatal pada regio 24, 25, dan 26 (Gambar 3). Biopsi insisi
dilakukan pada gingival labial di molar maxilla kanan.
8
Gambar 3: OPG menunjukkan kehilangan tulang sedang hinga parah
pada gigi posterior di kedua sisi dan adanya radiolusensi palatal
9. Deskripsi Umum Kasus
Pemeriksaan histopatologis menunjukkan papillomatous hiperplasi
dari epitel squamous stratified disertai dengan parakeratosis. Di
jaringan subepitelial, ditemukan granuloma-granuloma yang dibentuk
oleh sel-sel epiteloid, giant cell Langerhans, limfosit, dan beberapa
nekrosis kaseosa (Gambar 4). Granuloma ditemukan pada bagian atas
jaringan subepitelial dan bahkan intraepithelial. Penampakan ini
menjadi dugaan tuberculous granulamatous lesion.
9
Gambar 4: Penampakan histologi
menunjukkan papillomatous hiperplasi
dengan parakeratosis dan granuloma-
granuloma yang dibentuk oleh sel-sel
epiteloid, giant cell Langerhans,
limfosit, dan beberapa nekrosis
kaseosa
10. Deskripsi Umum Kasus
Ia melaporkan setelah 2 hari dengan keluhan perut kembung dan tidak
dapat mengkonsumsi obat serta makanan, sehingga dikonsulkan ke
gastroenterologis. Gastroenterologis menyarankan USG abdominal dan tes
serum kuantitatif untuk adenosine deaminase activity Mycobacterium
tuberculosis (ADA MTB), plasma dan cairan biologis.
Hasil USG menunjukkan adanya ascitis dengan penebalan mukosa pada
segmen usus halus dan pembesaran ovarium bilateral. Test ADA MTB
menunjukkan hasil positif untuk abdominal Koch, dengan nilai total ADA
83.3 U/L h. Laporan dari gastroenterologis menunjukkan adanya
tuberkulosis abdominal serta pembesaran ovarium bilateral. Berdasarkan
laporan biopsy, USG abdominal serta test ADA MTB, pasien terdiagnosis
sebagai tuberculosis abdominal yang awalnya timbul pada rongga mulut di
periodontal.
10
11. Deskripsi Umum Kasus
Pada saat konsultasi dengan dokter yang menangani,
didapatkan keterangan bahwa pasien dirawat di rumah
sakit dan telah dikeluarkan cairan ascites sebanyak 14 L
dan terapi antituberkulosis dimulai dengan isoniazid (10
mg/kg BB), rifampicin (10-20 mg/kg BB), dan pirazinamid
(10-20 mg/kg BB) selama 2 bulan, diikuti dengan
isoniazid dan rifampicin selama 4 bulan berikutnya.
Selama periode tersebut, pasien diperintahkan untuk tidak
menjalankan prosedur operasi apapun pada rongga mulut
dan diinformasikan bahwa penyakitnya dapat menular ke
orang lain.
11
12. Pembahasan
Penyebaran tuberkulosis pada Negara berkembang
disebabkan oleh kemiskinan, resesi ekonomi serta
malnutrisi.
Tuberkulosis ekstrapulmonal, seperti tuberkulosis
periodontal, merupakan kondisi yang jarang terjadi.
Bahkan di Negara India dimana tuberkulosis umum
terjadi, keterlibatan jaringan periodontal dengan
tuberkulosis dilaporkan sangat jarang terjadi.
12
13. Pembahasan
Tuberkulosis oral umumnya post-primar dan
terjadi pada pasien yang terkena TB paru tingkat
lanjut. Lesi tuberkulosis oral muncul dalam
bentuk nodul, ulkus atau fisura yang meninggi.
Lokasi yang paling sering terkena adalah lidah,
palatum durum dan molle, tonsil dan faring.
Dapat timbul juga pada mukosa bukal, gingival
dan komisura bibir.
13
14. Pembahasan
Alasan dari jarangnya kasus ini berkaitan dengan
epithelium squamosa yang mencegah penetrasi
langsung oleh bakteri. Kekebalan ini didapatkan
juga dari ketebalan epithelium mulut serta fungsi
proteksi dari saliva. Sehingga, diduga bahwa
organisme dapat masuk ke mukosa oral melalui
lubang kecil pada permukaan atau trauma lokal.
Organisme tersebut umumnya dibawa ke jaringan
oral melalui rute hematogenosa.
14
15. Pembahasan
Kasus ini mungkin salah satu kasus pertama tuberkulosis oral
yang bermanifestasi di periodontal selain muncul sebagai
ulkus atau massa yang lain.
Pada kasus ini, pasien tidak sadar terhadap keterkaitan
penyakit sistemik dan penemuan pada periodontal, dan pada
follow up pasien dianjurkan untuk menjalani investigasi lebih
lanjut. Pasien dirujuk ke gastroenterologis karena keluhan
perut kembung, yang kemudian dilakukan berbagai jenis tes.
15
16. Pembahasan
Diagnosis didukung oleh gambaran histopatologikal lesi
granulomatosa, temuan radiografi, USG abdome dan tes ADA
MTB positif. Kemungkinan pembesaran karena obat
disingkirkan dari anamnesis.
Hasil pemeriksaan darah lengkap berada dalam batas normal,
kecuali pada hemoglobin 9.6% dan peningkatan LED 46
mm/jam, yang menyingkirkan pembesaran karena leukemia
dan meningkatkan kemungkinan penyebab peningkatan LED,
yaitu infeksi tuberkulosis. Tes HIV didapatkan negatif.
16
17. Pembahasan
Kami menduga selama ekstraksi molar 3 regio kanan
bawah (48), pasien mendapatkan celah pada epitelium
atau melalui penyebaran hematogenosa, sehingga
mendukung masuknya organisme.
17
18. Kesimpulan
Temuan periodontal sebagai manifestasi awal
tuberkulosis merupakan kejadian yang cukup jarang,
dan laporan kasus ini menegaskan pentingnya
seorang dokter untuk memasukkan tuberkulosis dalam
diagnosis banding berbagai jenis lesi pada rongga
mulut. Dokter gigi juga perlu menyadari kemungkinan
ini dan memainkan peran dalam mendeteks awial dan
tatalaksana yang cepat dalam menangani penyakit
yang sangat menular ini.
18