2. ABSTRAK
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara trauma oklusal
dan periodontitis.
• Sebanyak 167 kasus dan 205 kontrol dilibatkan untuk analisis.
• Hasil : Analisis regresi logistik menunjukkan hubungan yang signifikan untuk
perokok, kondisi sistemik, restorasi amalgam, oklusi patogen, dan trauma oklusal
dengan periodontitis (P 0,05). Setelah disesuaikan untuk variabel pengganggu
dalam model, restorasi amalgam dan trauma oklusal hasilnya tetap sangat terkait
dengan periodontitis (P 0,05)
• Kesimpulan : trauma oklusal sangat terkait dengan periodontitis. Diperlukan studi
prospektif jangka panjang tambahan untuk lebih memahami dampak dari kondisi
oklusal dan periodontitis.
3. PENDAHULUAN
• Periodontitis proses inflamasi yang diprakarsai oleh biofilm yang menempel pada permukaan gigi,
mengakibatkan hilangnya jaringan periodontal dan akhirnya hilangnya gigi. Faktor selain bakteri seperti
kebiasaan dan kondisi sistemik sering terlibat dalam etiopatogenesis.
• Oklusi patogen kekuatan oklusal yang berlebihan (kontak prematur dan gangguan) yang dapat
menyebabkan cedera pada sistem stomatognatik, termasuk jaringan gigi dan periodontal. Kerusakan gigi
seringkali timbul sebagai perubahan yang ireversibel sedangkan lesi pada ligamen periodontal dan tulang
(trauma oklusal) akibat tekanan oklusal yang berlebihan bersifat inflamasi dan menghasilkan adaptasi.
• Studi pada hewan menunjukkan, kekuatan oklusal yang berlebihan tidak menyebabkan hilangnya perlekatan
periodontal pada kondisi tidak adanya plak. Sebaliknya, hewan percobaan yang terdapat penumpukan plak
menghasilkan kerusakan periodontal yang signifikan. Kesimpulan : kerusakan jaringan pendukung periodontal
adalah hasil dari akumulasi plak dan bukan trauma oklusi.
• Waerhaug (1979) dalam studi pada manusia menyimpulkan bahwa poket periodontal dikaitkan dengan
pertumbuhan plak subgingiva ke bawah dan bukan karena oklusi.
4. • Studi retrospektif dan cross-sectional telah menemukan hubungan antara diskrepansi
oklusal dan kedalaman probing serta hilangnya perlekatan klinis dari waktu ke waktu.
• Sebuah tinjauan sistematis naratif baru-baru ini menyimpulkan bahwa ada beberapa
hubungan antara trauma dari oklusi / perbedaan oklusal dan periodontitis, tetapi bukti
yang menunjukkan bahwa keduanya dapat mengubah perkembangan periodontitis itu
lemah.
• Sampai saat ini, tidak ada studi kasus kontrol yang dilakukan. Tujuan dari studi kasus-
kontrol retrospektif ini adalah untuk menilai hubungan antara trauma oklusal dan
periodontitis.
5. BAHAN & METODE
•Desain studi menggunakan retrospective case control
•Protokol penelitian telah disetujui oleh bidang etik subjek manusia dan dilakukan dengan
Deklarasi Helsinki (1975), sebagaimana direvisi (2013).
Desain Studi & Pengaturan
•RM pasien (2009-2019) --> skrining
•Perhitungan sampel (rasio 1:2) --> menghasilkan 108 kasus dan 216 kontrol
Populasi & Sampel
•kriteria inklusi : usia 18thn & terdapat 20 gigi di kedua lengkung, grafik periodontal, dan
radiografi periodontal.
•kriteria ekslusi : pasien edentulous penuh, ortodontik, informasi yang hilang.
Seleksi Kriteria
•pasien dengan diagnosis klinis periodontitis seperti periodontitis kronis dan agresif
•kontrol terdiri dari individu dari populasi sumber yang sama tetapi tidak memiliki periodontitis
/ telah diobati.
Definisi Kasus & Kriteria
•trauma oklusal : lebih dari 1 gigi terjadi pelebaran pada ruang ligamen periodontal (radiografi),
gigi mobiliti/ fremitus, nyeriselama oklusi, dan gejala diskrepansi oklusal.
Exposure of Interest
•informasi dikumpukan : usia, jenis kelamin, kondisi sistemik, kebiasaan.
•informasi klinis : CAL, jumlah gigi yng hilang, restorasi, malposisi gigi, kontak prematur,
fremitus, bagian yang aus, resesi bukal, tahap periodontitis & grade sesuai RM, grafik
periodontal, dan radiograf.
Variabel
•variabel kontinu --> mean atau median
•data dianalisis dalam SPSS. Tes Kolmogorov Smirnov --> penilaian normalitas, Parameter
klinis periodontal --> uji Mann-Whitney untuk sampel independen, variabel kategori disajikan
sebagai n (%) --> uji Chi-square atau Fisher.
Analisis Statistik
6. HASIL
•Restorasi amalgam, oklusi patogen dan trauma oklusal lebih
sering pada kasus dibandingkan dengan kontrol ( P≤ 0,05).
distribusi dari oklusi patogen dan trauma oklusal serupa menurut
stadiumdan kela periodontitis.
Analisis regresi logistik menunjukkan signifikanasosiasi untuk
merokok, kondisi sistemik, restorasi amalgam,oklusi patogen, dan
trauma oklusal dengan periodontitis (P ≤0,05).
Setelah menyesuaikan untuk variabel pengganggu dalam model,
restorasi amalgam dantrauma oklusal tetap berhubungan erat
dengan periodontitis (P ≤0,05).
7. Setelah menganalisis hasil, oklusi patogen dan trauma oklusal merupakan faktor
risiko penting untuk periodontitis. Tetapi perhatian khusus dari sifat penelitian,
penyakit dan paparan harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
Risiko hanya dapat diasumsikan jika ada bukti bahwa paparan terjadi sebelum hasil
dan ini hanya dapat dicapai secara memadai dalam studi kohort. Selain itu, untuk
satu penyakit mungkin ada beberapa paparan dan variabel pengganggu. Oleh karena
itu, kriteria definisi untuk kasus/kontrol dan paparan potensial sangat penting
DISKUSI
8. Diagnosis dan variabel klinis dikonfirmasi oleh peneliti tunggal yang dikalibrasi
Selanjutnya, analisis sensitivitas menunjukkan bahwa
• oklusi patogen dan trauma oklusal secara signifikan terkait dengan periodontitis setelah disesuaikan
dengan variabel dan faktor risiko yang relevan (rokok).
Tetapi asosiasi tidak sama dengan kausalitas. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa oklusi
patogen dan trauma oklusal keduanya sering terjadi pada pasien dengan periodontitis
yang memiliki hubungan tertentu tetapi tidak memberikan bukti penyebab.
Salah satu variabel tambahan penting yang menghasilkan hubungan signifikan dengan
periodontitis dalam penelitian ini adalah restorasi amalgam pada gigi posterior.
Telah dilaporkan sebelumnya bahwa restorasi proksimal yang rusak berkontribusi
terhadap akumulasi plak dan kerusakan periodontal.
Selain itu, amalgam oklusal yang tinggi juga dapat berkontribusi pada oklusi patogen
dan trauma oklusal dengan menyebabkan kontak prematur dan kekuatan yang
berlebihan.
9. Analisis sensitivitas menunjukkan hubungan independen dengan periodontitis setelah disesuaikan
dengan variabel klinis dan oklusal.
Namun demikian, meskipun restorasi resin tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
periodontitis dalam penelitian ini, diterima bahwa setiap jenis restorasi, anterior atau posterior, yang
tidak disesuaikan dengan baik untuk oklusi dapat menghasilkan gangguan oklusal.
Hal ini memperkuat sifat multifaktorial dan banyaknya variabel yang dapat berinteraksi dalam
perkembangan periodontitis.
10. Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan antara oklusi patogenik/trauma oklusal dan keparahan
periodontitis yang dapat dibuktikan dan oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut.
Salah satu batasan penting dari penelitian ini adalah desain retrospektifnya. Dibandingkan dengan studi
prospektif, studi retrospektif dianggap lebih rendah karena cara informasi dikumpulkan.
Meskipun demikian, perhatian diberikan pada perhitungan sampel, kriteria pemilihan, definisi kasus/kontrol,
dan variabel paparan untuk mengurangi potensi bias. Selain itu, analisis statistik yang menyesuaikan variabel
yang relevan dan faktor risiko yang terbukti digunakan dan ini memberikan dukungan yang lebih kuat untuk
asosiasi tersebut.
11. KESIMPULAN
• TRAUMA OKLUSAL SANGAT TERKAIT DENGAN PERIODONTITIS. STUDI
PROSPEKTIF JANGKA PANJANG TAMBAHAN DIPERLUKAN UNTUK LEBIH
MEMAHAMI DAMPAK DARI KONDISI OKLUSAL DAN PERIODONTITIS. PARA
PENULIS MELAPORKAN TIDAK ADA KONFLIK KEPENTINGAN TERKAIT
DENGAN PENELITIAN INI.