Artikel ini melaporkan kasus seorang pasien wanita yang didiagnosis dengan necrotizing ulcerative gingivitis (NUG) dan mononukleosis secara bersamaan. Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala klinis dan hasil tes serologi yang menunjukkan infeksi Epstein-Barr virus. Kedua kondisi menunjukkan gejala yang serupa sehingga perlu diteliti hubungan patologinya.
2. M Kawamura,* S Sadamori,† M Okada,‡ H Sasahara,* T
Hamada, Non-surgical approach to advanced chronic
periodontitis: A 17.5-year case report, Australian Dental
Journal 2004;49:(1):40-44
Kasus ini adalah evaluasi longitudinal perawatan
non-bedah seorang wanita Jepang dengan
diagnosa periodontitis kronis , dengan
perawatan fiksasi sementara, S / RP, dan irigasi
intra poket dan dengan perawatan saluran akar
diamati selama 17,5 tahun
3. Wanita 38 tahun datang ke klinik periodonsia
di hirosima dengan keluhan :
Pembengkakan pada gusi
Perdarahan ketika menyikat
Ada terasa goyang gigi anterior maksila dan
mandibula
4. Labial view of the oral cavity of the
patient at the age of 34 years (1982).
5. Oral higene buruk dngan banyaknya kalkulus
Resesi gingiva pada gigi insisivus maksila dan
mandibula
Perdarahan gingiva dan pus yang terdapat pada
semua gigi di sulcus gingiva
Mobiliti derajat 2 dan 3 utk gigi anterior, kecuali
kaninus pada maksila
Halitosis
Kehilangan tulang yg parah disekitar insisivus
mandibula
6.
7. Awal perawatan (12 kali selama tiga bulan)
terdiri dari instruksi menyikat gigi dan fiksasi
sementara gigi goyang dari kanan premolar
pertama ke kiri kaninus mandibula
Skeling semua gigi, supra n sub gingiva
selama 1 jam menggunakan YB # 3 scaler
(Waidemu Yamaura Co, Tokyo, Jepang)
8. Kedalam poket diirigasi dgn hidrogen peroksida 5
ml dengan kanal siring
Pada setiap kunjungan berulang dilakukan skeling
Pada bulan Juni 1982, kondisi periodontal
tampaknya telah membaik
Utk resesi tidak ada perawatan khusus, karena
pasien berhasil menjaga rongga mulutnya dan
tidak ada gigi yg hipersensitif
Pasien dirujuk utk melakukan perawatan restorasi
10. Pada bulan April 1983, pasien pindah dari
kota dan tidak berkunjung lagi sampai
Agustus 1984
Pada bulan Agustus 1984insisivus lateral
kanan mandibula diekstraksi karena mobiliti
yang parah dan telah lepas dari splin
Pada beberapa kunjungan, splin diperbaiki
(terutama pada mandibula dari p2 kanan
bawah ke kaninus kiri)
11. Radiographic series taken in 1984 (2.5 years later). The
mandibular right second incisor was extracted
12. Perawatan prosto dilakukan setelah 3 tahun dari
kunjungan awal
Kedalaman probing tetap tidak berubah sejak
tahun 1983. Namun, mobiliti telah sangat
berkurang.
hub oklusi membaik, dan penyembuhan
berkembang secara normal
pada bulan Juni 1988, pasien menderita memar
pada daerah inssisvus maksila nya karena jatuh
dari sepedanya
Dirawat endo beserta splin sementara
13. Perawatan endodontik kembali dilakukan
dengan whitening pada gigi menggunakan
30 persen hidrogen peroksida dan natrium
perborate
Pada bulan Maret 1989, setelah nyeri tumpul
dari daerah maksila molar kedua kanan,
pasien terlihat di klinik bedah mulut, utk
mencabut gigi
14. Pada awal tahun 1993, perawatan endodontik
dilakukan pada molar kedua kiri maksila
karena pulpitis akut.
Reseksi akar dilakukan untuk menghilangkan
akar disto-bukal dan mesio-bukal, dan
kemudian gigitiruan sebagian tetap
ditempatkan.
Pada tahun 1996molar kedua mandibula kiri
diekstraksi karena absces periodontal kronis
dan mobiliti parah.
15. Pemeriksaann klinis menggambarkan kondisi
periodontal yg baik tanpa perdarahan saat probing,
namun resesi gingiva masih terlihat, terutama
dalam daerah interproksimal
Pada tahun 1999, penulis menyelidiki keberadaan
Actinobacillus actinomycetemcomitans dan
Porphyromonas gingivalis dalam plak subgingiva
pasien dan saliva
Evaluasi radiografi (17,5 tahun kemudian)
mengungkapkan bahwa tidak ada kehilangan
tulang lebih lanjut di sisi yg lain .
16. Labial view of the oral cavity of the
patient at the age of 50 years (1998).
17.
18. Laporan kasus ini adalah seorang pasien yang
khawatir tentang gusinya yg berdarah selama
lebih dari 10 tahun dan sering berganti dokter
gigi untuk masalah perawatan giginya
Berganti dokter gigi biasanya terjadi karena
kegagalan dokter gigi untuk mendapatkan
kepercayaan dan rasa hormat dari pasien dan
belum tentu karena kesadaran gigi rendah,
atau kurangnya motivasi pasien.
19. Pasien tidak ingin ada perawatan bedah atau
pencabutan gigi
Para penulis dalam kasus ini memilih untuk
mengobati pasien konservatif
Perawatan konvensional, bedah dan cabut
gigi tidak dilakukan pada awal kunjungan
20. Pengetahuan tentang kesehatan rongga
mulut pada pasien :
tambalan tidak harus disikat karena dapat
menyebabkan tambalan lepas
Berhenti menyikat utk beberapa waktu ketika
gusinya berdarah
pembersihan gigi yang tepat memerlukan
penggunaan pasta gigi
21. Hill dkk menyatakan bahwa prosedur bedah
tidak lebih baik daripada SRP dalam hal
memperbaiki kedalaman poket
Dari awal telah ditemukan porpiromonas
gingivalis dan itu adalah etiologi dalam kasus ini
Dengan menggunakan kombinasi dari YB # 3
scaler untuk menghilangkan mikroorganisme
sub-gingiva untuk memperlambat
pertumbuhan kembali dalam poket adalah
pendekatan konservatif paling baik
22. Worch dan Listgarten menyatakan dalam
laporan kasus mereka, bahwa terapi dini bedah
kemungkinan akan menghasilkan kerugian dari
perlekatan klinis, kehilangan beberapa gigi, dan
biaya yang jauh lebih besar kepada pasien
Meskipun enam gigi diekstraksi selama 17,5
tahun, kasus ini menunjukkan bahwa
pendekatan non-bedah dan kunjungan berulang
adalah pilihan yang baik untuk perawatan
periodontal
23. Ada bukti bahwa penggunanaan hidrogen
peroxida aman digunakan dalam konsentrasi
yg rendah setiap hari selama waktu
perawatan seperti pasta gigi maupun obat
kumur
Untuk perawatan gingival abses juga terbukti
ampuh dengan menggunakan root kanal
siring selama 1 atau 2 minggu
24. Splin sementara juga efektif untuk
menstabilkan gigi dan membuat pasien lebih
mudah menyikat gigi
pembersihan mekanis menyebabkan
perubahan besar dalam komposisi mikro flora
subgingiva , mengatasi peradangan, dan
perkembangan penyakit
25. Pasien telah mengunjungi Rumah Sakit Gigi
Universitas 198 kali sejak tahun 1982
Tidak diragukan lagi, mungkin ada alternatif
perawatan lain yang layak dari direncanakan
utk dilakukan pada pasien ini, dan perawatan
masa depan yang lebih baik dengan
menargetkan organisme tertentu sebagai
bagian dari perawatan
26. Namun, pemeliharaan terapi kesehatan
periodontal meliputi perawatan suportif
seumur hidup, terdiri dari penghapusan
setiap hari plak mikroba oleh pasien,
ditambah dengan perawatan profesional
dalam program yang dirancang secara
individual.
27.
28.
29. Rosa Francinne Miranda,et all. Report a
possible correlation between necrotizingn
ulcerative gingivitis and mononucleosis, Revista
Cubana de Estomatología. 2011; 48(4)404-409
30. Delapan jenis virus herpes telah diidentifikasi dan
berhubungan dengan lesi oral. Penelitian terbaru
telah melaporkan keterlibatan Epstein-Barr virus
tipe 1 (EBV-1) dan CMV dalam penyakit
periodontal pada manusia.
Saygun dan Sunde menyatakan bahwa
cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus
berhubungan dengan bakteri periodontopathic
utama dan dengan tingkat keparahan penyakit
periodontal
31. Infeksi mononucleosis adalah penyakit jinak
disebabkan oleh infeksi EBV, yang
menyebar/menular kebanyakan melalui
kontak oral dengan pertukaran saliva
Gejala yang paling umum adalah demam
tinggi, ketidaknyamanan, kelelahan, dan
kadang-kadang hepatitis ringan dan
limfadenopati
32. Infeksi virus meningkatkan limfosit dan
mengurangi aktivitas apoptosis
Hasilnya adalah peningkatan limfositosis
dalam jumlah limfosit yg mudah terdeteksi
selama episode akut
33. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kasus
klinis seorang pasien wanita yang dengan
NUG dikaitkan dengan gambaran klinis
mononucleosis
34. R.N.S. seorang gadis berusia 10 tahun,
dirujuk ke layanan patologi oral Universidade
Federal do Rio Grande do Sul oleh dokter gigi
nya
Keadaan umum sekitar 10 hari lemas, ulserasi
mukosa mulut dan gingivitis.
Pasien memiliki riwayat anemia berulang,
yang dirawat dengan kontrol diet dan
menderita tonsilitis sekitar satu bulan
sebelumnya, dengan penggunaan amoksisilin
500 mg selama 10 hari
35. Keluhan utama pasien : gusi bengkak, gatal-
gatal dan pembengkakan bibir dan wajah,
disertai demam dan lemah
Pengobatan sebelumnya dengan
penggunaan parasetamol, hexamidine
(hexomedine ® spray) untuk lesi oral dan
larutan kumur dengan teh mallow, mengikuti
rekomendasi dokter gigi nya
37. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pendarahan,
warna merah, ulserasi , di sepanjang gingiva, baik
di maksila maupun mandibula
Ada akumulasi plak yg banyak pada permukaan
gigi, adanya lesi aphthous sepanjang gingiva dan
palatum, bibir kering dan lidah berlapis
38.
39. Pasien di diagnosis klinis NUG, diresepkan
metronidazol 250 mg 3 x sehari selama 7 hari
dan pelembab bibir dan kemudian dirujuk ke
dokter anak
Diperiksa Hitung darah lengkap , termasuk
jumlah trombosit, kadar glukosa puasa, anti-
HIV dan anti-EBV , tingkat sedimentasi
eritrosit (ESR) test dan tes monospot
Kunjungan kembali seminggu kemudian
40. Pada kunjungan kedua, pasien menunjukkan
gejala yg telah hilang dan peningkatan status
klinis
Meskipun eritema dan edema menurun,
pasien masih memiliki beberapa kesulitan
dalam menjaga kebersihan mulut
Plak gigi telah dihilangkan dan pasien
menerima instruksi menjaga orasl higene
41. Sepuluh hari kemudian, pasien kembali
dengan hasil tes yang diminta. Tes anti-EBV
menunjukkan reagen IgG dan IgM,
didiagnosa mononukleosis yg menular.
Kesehatan periodontal telah membaik dan
pasien mampu mempertahankan kebersihan
mulut yang memadai dan kembali ke diet
normal
42.
43. Artikel Laporan kasus seorang pasien
dengan dua gangguan bersamaan:
mononukleosis dan NUG.
Pertanyaan mendasar yang mendasari hal ini
adalah kemungkinan hubungan patologi
antara keduanya dan kemungkinan etiologi
yang sama?
44. Ada laporan yg disampaikan cassingham dkk
yang mencoba menunjukkan korelasi antara
NUG dan mononucleus.
Dalam penelitian tersebut, penulis
menghubungkan kemungkinan bahwa tanda-
tanda dan gejala NUG mungkin menjadi
bagian dari mononukleosis
45. Untuk tujuan itu, mereka melakukan penelitian
dengan 33 pasien dengan diagnosis NUG, yang
menjalani pemeriksaan kelenjar getah bening ,
suhu tubuh, petechiae pada langit-langit dan
ulserasi pada daerah faring, selain tes darah dan
serologis.
Pada akhir penelitian, didapat tidak ada pasien
didiagnosis dengan mononukleosis
menyimpulkan bahwa kedua patologi
menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang
sama, tetapi tidak ada korelasi antara keduanya
46. Tidak ditemukan dalam artikel lain dijumpain
kondisi ini secara bersamaan dalam artikel
manapun
Utk virus, hanya herpes virus sebagai
patogen periodontal, ini menginfeksi sel
target, Di antara enam spesies utama herpes,
adalah sitomegalovirus dan Epstein-Barr
virus, yang terkait dengan infeksi
mononucleosis
47. virus herpes adalah virus oportunistik, yang
biasanya hadir pada pasien imunosupresi
Sabiston Jr mengatakan bahwa etiologi NUG
kemungkinan virus, hal ini ditandai gejala
seperti kelelahan, depresi, limfadenopati,
myalgia, demam.
tanda2 ini juga terjadi kasus CMV dan infeksi
EBV
48. Contreras dan Slots menelaah literatur yang
menggambarkan hubungan antara virus
herpes dan penyakit periodontal dan
mendiskusikan mekanisme herpesvirus dapat
menyebabkan penyakit periodontal
herpesvirus dapat mengerahkan potensi
periodontopathogenic mereka dengan lima
mekanisme yang berbeda, bertindak sendiri
atau dalam kombinasi
49. mononukleosis dan NUG merupakan
penyakit oportunistik yang mempengaruhi
pasien immunocompromised
Ada bukti yang kuat mengenai hub keduanya
yang sering terjadi bersamaan
Namun, karena mononukleosis memiliki
gambaran klinis yg singkat, dokter mungkin
tidak secara rutin menyelidiki kemungkinan
faktor etiologi virus yang dapat memvalidasi
diagnosis NUG
50. Oleh karena itu, untuk membuat diagnosis
yang akurat dan membangun pendekatan
terapi yang efektif perlu menyelidiki secara
mendalam etiologi penyakit dan
kemungkinan interaksi antara beberapa
tanda dan gejala yang ditemukan pada
pasien