SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
HASIL PERAWATAN
PERIODONTAL




    ARMIA SYAHPUTRA, DRG
M Kawamura,* S Sadamori,† M Okada,‡ H Sasahara,* T
Hamada, Non-surgical approach to advanced chronic
periodontitis: A 17.5-year case report, Australian Dental
Journal 2004;49:(1):40-44

   Kasus ini adalah evaluasi longitudinal perawatan
    non-bedah seorang wanita Jepang dengan
    diagnosa periodontitis kronis , dengan
    perawatan fiksasi sementara, S / RP, dan irigasi
    intra poket dan dengan perawatan saluran akar
    diamati selama 17,5 tahun
   Wanita 38 tahun datang ke klinik periodonsia
    di hirosima dengan keluhan :
     Pembengkakan pada gusi
     Perdarahan ketika menyikat
     Ada terasa goyang gigi anterior maksila dan
     mandibula
Labial view of the oral cavity of the
patient at the age of 34 years (1982).
   Oral higene buruk dngan banyaknya kalkulus
   Resesi gingiva pada gigi insisivus maksila dan
    mandibula
   Perdarahan gingiva dan pus yang terdapat pada
    semua gigi di sulcus gingiva
   Mobiliti derajat 2 dan 3 utk gigi anterior, kecuali
    kaninus pada maksila
   Halitosis
   Kehilangan tulang yg parah disekitar insisivus
    mandibula
   Awal perawatan (12 kali selama tiga bulan)
    terdiri dari instruksi menyikat gigi dan fiksasi
    sementara gigi goyang dari kanan premolar
    pertama ke kiri kaninus mandibula
   Skeling semua gigi, supra n sub gingiva
    selama 1 jam menggunakan YB # 3 scaler
    (Waidemu Yamaura Co, Tokyo, Jepang)
   Kedalam poket diirigasi dgn hidrogen peroksida 5
    ml dengan kanal siring
   Pada setiap kunjungan berulang dilakukan skeling
   Pada bulan Juni 1982, kondisi periodontal
    tampaknya telah membaik
   Utk resesi tidak ada perawatan khusus, karena
    pasien berhasil menjaga rongga mulutnya dan
    tidak ada gigi yg hipersensitif
   Pasien dirujuk utk melakukan perawatan restorasi
Subgingival irrigation with one percent
hydrogen peroxide delivered through
a root canal syringe
   Pada bulan April 1983, pasien pindah dari
    kota dan tidak berkunjung lagi sampai
    Agustus 1984
   Pada bulan Agustus 1984insisivus lateral
    kanan mandibula diekstraksi karena mobiliti
    yang parah dan telah lepas dari splin
   Pada beberapa kunjungan, splin diperbaiki
    (terutama pada mandibula dari p2 kanan
    bawah ke kaninus kiri)
Radiographic series taken in 1984 (2.5 years later). The
mandibular right second incisor was extracted
   Perawatan prosto dilakukan setelah 3 tahun dari
    kunjungan awal
   Kedalaman probing tetap tidak berubah sejak
    tahun 1983. Namun, mobiliti telah sangat
    berkurang.
    hub oklusi membaik, dan penyembuhan
    berkembang secara normal
   pada bulan Juni 1988, pasien menderita memar
    pada daerah inssisvus maksila nya karena jatuh
    dari sepedanya
   Dirawat endo beserta splin sementara
   Perawatan endodontik kembali dilakukan
    dengan whitening pada gigi menggunakan
    30 persen hidrogen peroksida dan natrium
    perborate
   Pada bulan Maret 1989, setelah nyeri tumpul
    dari daerah maksila molar kedua kanan,
    pasien terlihat di klinik bedah mulut, utk
    mencabut gigi
   Pada awal tahun 1993, perawatan endodontik
    dilakukan pada molar kedua kiri maksila
    karena pulpitis akut.
   Reseksi akar dilakukan untuk menghilangkan
    akar disto-bukal dan mesio-bukal, dan
    kemudian gigitiruan sebagian tetap
    ditempatkan.
   Pada tahun 1996molar kedua mandibula kiri
    diekstraksi karena absces periodontal kronis
    dan mobiliti parah.
 Pemeriksaann klinis menggambarkan kondisi
  periodontal yg baik tanpa perdarahan saat probing,
  namun resesi gingiva masih terlihat, terutama
  dalam daerah interproksimal
 Pada tahun 1999, penulis menyelidiki keberadaan
  Actinobacillus actinomycetemcomitans dan
  Porphyromonas gingivalis dalam plak subgingiva
  pasien dan saliva
 Evaluasi radiografi (17,5 tahun kemudian)
  mengungkapkan bahwa tidak ada kehilangan
  tulang lebih lanjut di sisi yg lain .
Labial view of the oral cavity of the
patient at the age of 50 years (1998).
   Laporan kasus ini adalah seorang pasien yang
    khawatir tentang gusinya yg berdarah selama
    lebih dari 10 tahun dan sering berganti dokter
    gigi untuk masalah perawatan giginya
   Berganti dokter gigi biasanya terjadi karena
    kegagalan dokter gigi untuk mendapatkan
    kepercayaan dan rasa hormat dari pasien dan
    belum tentu karena kesadaran gigi rendah,
    atau kurangnya motivasi pasien.
   Pasien tidak ingin ada perawatan bedah atau
    pencabutan gigi
   Para penulis dalam kasus ini memilih untuk
    mengobati pasien konservatif
   Perawatan konvensional, bedah dan cabut
    gigi tidak dilakukan pada awal kunjungan
   Pengetahuan tentang kesehatan rongga
    mulut pada pasien :
     tambalan tidak harus disikat karena dapat
      menyebabkan tambalan lepas
     Berhenti menyikat utk beberapa waktu ketika
      gusinya berdarah
     pembersihan gigi yang tepat memerlukan
      penggunaan pasta gigi
   Hill dkk menyatakan bahwa prosedur bedah
    tidak lebih baik daripada SRP dalam hal
    memperbaiki kedalaman poket
   Dari awal telah ditemukan porpiromonas
    gingivalis dan itu adalah etiologi dalam kasus ini
   Dengan menggunakan kombinasi dari YB # 3
    scaler untuk menghilangkan mikroorganisme
    sub-gingiva untuk memperlambat
    pertumbuhan kembali dalam poket adalah
    pendekatan konservatif paling baik
   Worch dan Listgarten menyatakan dalam
    laporan kasus mereka, bahwa terapi dini bedah
    kemungkinan akan menghasilkan kerugian dari
    perlekatan klinis, kehilangan beberapa gigi, dan
    biaya yang jauh lebih besar kepada pasien
   Meskipun enam gigi diekstraksi selama 17,5
    tahun, kasus ini menunjukkan bahwa
    pendekatan non-bedah dan kunjungan berulang
    adalah pilihan yang baik untuk perawatan
    periodontal
   Ada bukti bahwa penggunanaan hidrogen
    peroxida aman digunakan dalam konsentrasi
    yg rendah setiap hari selama waktu
    perawatan seperti pasta gigi maupun obat
    kumur
   Untuk perawatan gingival abses juga terbukti
    ampuh dengan menggunakan root kanal
    siring selama 1 atau 2 minggu
   Splin sementara juga efektif untuk
    menstabilkan gigi dan membuat pasien lebih
    mudah menyikat gigi
   pembersihan mekanis menyebabkan
    perubahan besar dalam komposisi mikro flora
    subgingiva , mengatasi peradangan, dan
    perkembangan penyakit
   Pasien telah mengunjungi Rumah Sakit Gigi
    Universitas 198 kali sejak tahun 1982
   Tidak diragukan lagi, mungkin ada alternatif
    perawatan lain yang layak dari direncanakan
    utk dilakukan pada pasien ini, dan perawatan
    masa depan yang lebih baik dengan
    menargetkan organisme tertentu sebagai
    bagian dari perawatan
   Namun, pemeliharaan terapi kesehatan
    periodontal meliputi perawatan suportif
    seumur hidup, terdiri dari penghapusan
    setiap hari plak mikroba oleh pasien,
    ditambah dengan perawatan profesional
    dalam program yang dirancang secara
    individual.
Rosa Francinne Miranda,et all. Report a
possible correlation between necrotizingn
ulcerative gingivitis and mononucleosis, Revista
Cubana de Estomatología. 2011; 48(4)404-409
   Delapan jenis virus herpes telah diidentifikasi dan
    berhubungan dengan lesi oral. Penelitian terbaru
    telah melaporkan keterlibatan Epstein-Barr virus
    tipe 1 (EBV-1) dan CMV dalam penyakit
    periodontal pada manusia.
   Saygun dan Sunde menyatakan bahwa
    cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus
    berhubungan dengan bakteri periodontopathic
    utama dan dengan tingkat keparahan penyakit
    periodontal
   Infeksi mononucleosis adalah penyakit jinak
    disebabkan oleh infeksi EBV, yang
    menyebar/menular kebanyakan melalui
    kontak oral dengan pertukaran saliva
   Gejala yang paling umum adalah demam
    tinggi, ketidaknyamanan, kelelahan, dan
    kadang-kadang hepatitis ringan dan
    limfadenopati
   Infeksi virus meningkatkan limfosit dan
    mengurangi aktivitas apoptosis

   Hasilnya adalah peningkatan limfositosis
    dalam jumlah limfosit yg mudah terdeteksi
    selama episode akut
   Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kasus
    klinis seorang pasien wanita yang dengan
    NUG dikaitkan dengan gambaran klinis
    mononucleosis
   R.N.S. seorang gadis berusia 10 tahun,
    dirujuk ke layanan patologi oral Universidade
    Federal do Rio Grande do Sul oleh dokter gigi
    nya
   Keadaan umum sekitar 10 hari lemas, ulserasi
    mukosa mulut dan gingivitis.
   Pasien memiliki riwayat anemia berulang,
    yang dirawat dengan kontrol diet dan
    menderita tonsilitis sekitar satu bulan
    sebelumnya, dengan penggunaan amoksisilin
    500 mg selama 10 hari
   Keluhan utama pasien : gusi bengkak, gatal-
    gatal dan pembengkakan bibir dan wajah,
    disertai demam dan lemah
   Pengobatan sebelumnya dengan
    penggunaan parasetamol, hexamidine
    (hexomedine ® spray) untuk lesi oral dan
    larutan kumur dengan teh mallow, mengikuti
    rekomendasi dokter gigi nya
Hexomedine spray
   Pada pemeriksaan fisik didapatkan pendarahan,
    warna merah, ulserasi , di sepanjang gingiva, baik
    di maksila maupun mandibula
   Ada akumulasi plak yg banyak pada permukaan
    gigi, adanya lesi aphthous sepanjang gingiva dan
    palatum, bibir kering dan lidah berlapis
   Pasien di diagnosis klinis NUG, diresepkan
    metronidazol 250 mg 3 x sehari selama 7 hari
    dan pelembab bibir dan kemudian dirujuk ke
    dokter anak
   Diperiksa Hitung darah lengkap , termasuk
    jumlah trombosit, kadar glukosa puasa, anti-
    HIV dan anti-EBV , tingkat sedimentasi
    eritrosit (ESR) test dan tes monospot
   Kunjungan kembali seminggu kemudian
   Pada kunjungan kedua, pasien menunjukkan
    gejala yg telah hilang dan peningkatan status
    klinis
   Meskipun eritema dan edema menurun,
    pasien masih memiliki beberapa kesulitan
    dalam menjaga kebersihan mulut
   Plak gigi telah dihilangkan dan pasien
    menerima instruksi menjaga orasl higene
   Sepuluh hari kemudian, pasien kembali
    dengan hasil tes yang diminta. Tes anti-EBV
    menunjukkan reagen IgG dan IgM,
    didiagnosa mononukleosis yg menular.
    Kesehatan periodontal telah membaik dan
    pasien mampu mempertahankan kebersihan
    mulut yang memadai dan kembali ke diet
    normal
   Artikel Laporan kasus seorang pasien
    dengan dua gangguan bersamaan:
    mononukleosis dan NUG.
   Pertanyaan mendasar yang mendasari hal ini
    adalah kemungkinan hubungan patologi
    antara keduanya dan kemungkinan etiologi
    yang sama?
   Ada laporan yg disampaikan cassingham dkk
    yang mencoba menunjukkan korelasi antara
    NUG dan mononucleus.
   Dalam penelitian tersebut, penulis
    menghubungkan kemungkinan bahwa tanda-
    tanda dan gejala NUG mungkin menjadi
    bagian dari mononukleosis
 Untuk tujuan itu, mereka melakukan penelitian
  dengan 33 pasien dengan diagnosis NUG, yang
  menjalani pemeriksaan kelenjar getah bening ,
  suhu tubuh, petechiae pada langit-langit dan
  ulserasi pada daerah faring, selain tes darah dan
  serologis.
 Pada akhir penelitian, didapat tidak ada pasien
  didiagnosis dengan mononukleosis
 menyimpulkan bahwa kedua patologi
  menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang
  sama, tetapi tidak ada korelasi antara keduanya
   Tidak ditemukan dalam artikel lain dijumpain
    kondisi ini secara bersamaan dalam artikel
    manapun
   Utk virus, hanya herpes virus sebagai
    patogen periodontal, ini menginfeksi sel
    target, Di antara enam spesies utama herpes,
    adalah sitomegalovirus dan Epstein-Barr
    virus, yang terkait dengan infeksi
    mononucleosis
   virus herpes adalah virus oportunistik, yang
    biasanya hadir pada pasien imunosupresi
   Sabiston Jr mengatakan bahwa etiologi NUG
    kemungkinan virus, hal ini ditandai gejala
    seperti kelelahan, depresi, limfadenopati,
    myalgia, demam.
   tanda2 ini juga terjadi kasus CMV dan infeksi
    EBV
   Contreras dan Slots menelaah literatur yang
    menggambarkan hubungan antara virus
    herpes dan penyakit periodontal dan
    mendiskusikan mekanisme herpesvirus dapat
    menyebabkan penyakit periodontal
   herpesvirus dapat mengerahkan potensi
    periodontopathogenic mereka dengan lima
    mekanisme yang berbeda, bertindak sendiri
    atau dalam kombinasi
    mononukleosis dan NUG merupakan
    penyakit oportunistik yang mempengaruhi
    pasien immunocompromised
   Ada bukti yang kuat mengenai hub keduanya
    yang sering terjadi bersamaan
   Namun, karena mononukleosis memiliki
    gambaran klinis yg singkat, dokter mungkin
    tidak secara rutin menyelidiki kemungkinan
    faktor etiologi virus yang dapat memvalidasi
    diagnosis NUG
   Oleh karena itu, untuk membuat diagnosis
    yang akurat dan membangun pendekatan
    terapi yang efektif perlu menyelidiki secara
    mendalam etiologi penyakit dan
    kemungkinan interaksi antara beberapa
    tanda dan gejala yang ditemukan pada
    pasien

More Related Content

What's hot

Perawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontalPerawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontalwahyuni majid
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaAfiz Zullah
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavanaErsa1
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 
4646 laporan skill lab periodonsia
4646 laporan skill lab periodonsia4646 laporan skill lab periodonsia
4646 laporan skill lab periodonsiastraw roulette
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelDedy Purnama
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisCaninus Unlam
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atasPencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atasraratrisna
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt miraMira Khairunnisa
 

What's hot (20)

Perawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontalPerawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontal
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi rama
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perio
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
4646 laporan skill lab periodonsia
4646 laporan skill lab periodonsia4646 laporan skill lab periodonsia
4646 laporan skill lab periodonsia
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Gingivitis
GingivitisGingivitis
Gingivitis
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Case report
Case reportCase report
Case report
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atasPencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
 

Viewers also liked

Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Indian dental academy
 
Endodontic periodontal interactions
Endodontic periodontal interactionsEndodontic periodontal interactions
Endodontic periodontal interactionsDr. Virshali Gupta
 
Endodontic periodontic lesions / rotary endodontic courses by indian dental...
Endodontic  periodontic  lesions / rotary endodontic courses by indian dental...Endodontic  periodontic  lesions / rotary endodontic courses by indian dental...
Endodontic periodontic lesions / rotary endodontic courses by indian dental...Indian dental academy
 
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESION
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESIONEndodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESION
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESIONDeepa jinan
 

Viewers also liked (6)

Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Endo perio lesions /certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
 
Endodontic periodontal interactions
Endodontic periodontal interactionsEndodontic periodontal interactions
Endodontic periodontal interactions
 
Endodontic periodontic lesions / rotary endodontic courses by indian dental...
Endodontic  periodontic  lesions / rotary endodontic courses by indian dental...Endodontic  periodontic  lesions / rotary endodontic courses by indian dental...
Endodontic periodontic lesions / rotary endodontic courses by indian dental...
 
038. endo perio lesions
038. endo perio lesions038. endo perio lesions
038. endo perio lesions
 
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESION
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESIONEndodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESION
Endodontic Periodontal Relationship, ENDO PERIO LESION
 
Endo perio lesions
Endo perio lesionsEndo perio lesions
Endo perio lesions
 

Similar to Hasil; perawaatan

Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxdina410715
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyasrioktavinawulandar
 
Lesi Endo-Perio.docx
Lesi Endo-Perio.docxLesi Endo-Perio.docx
Lesi Endo-Perio.docxLeoAlberto3
 
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Rifqi Setiantio
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1yes ican
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooWelliSusanto
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxirbahkhoirunisa2
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxjohan341233
 
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptxTEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptxIINREVIEN
 
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien StrokeKebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Strokedentistalit
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygieneerni muniarsih
 
Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggianggi123456
 
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Univ.Moestopo
 

Similar to Hasil; perawaatan (20)

Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
PPT soca .pptx
PPT soca .pptxPPT soca .pptx
PPT soca .pptx
 
jurnal.pptx
jurnal.pptxjurnal.pptx
jurnal.pptx
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
 
Lesi Endo-Perio.docx
Lesi Endo-Perio.docxLesi Endo-Perio.docx
Lesi Endo-Perio.docx
 
Sop gingivitis
Sop gingivitis Sop gingivitis
Sop gingivitis
 
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
Restorasi direk komposit kelas ii pasca ginggivectomy gigi 26
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
 
REFERAT.ppt
REFERAT.pptREFERAT.ppt
REFERAT.ppt
 
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptxCBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
CBD Pulp Stone_Johanes Budiman Khuana.pptx
 
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptxTEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
 
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien StrokeKebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Bedah kuret anggi
Bedah kuret anggiBedah kuret anggi
Bedah kuret anggi
 
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
 

Hasil; perawaatan

  • 1. HASIL PERAWATAN PERIODONTAL ARMIA SYAHPUTRA, DRG
  • 2. M Kawamura,* S Sadamori,† M Okada,‡ H Sasahara,* T Hamada, Non-surgical approach to advanced chronic periodontitis: A 17.5-year case report, Australian Dental Journal 2004;49:(1):40-44  Kasus ini adalah evaluasi longitudinal perawatan non-bedah seorang wanita Jepang dengan diagnosa periodontitis kronis , dengan perawatan fiksasi sementara, S / RP, dan irigasi intra poket dan dengan perawatan saluran akar diamati selama 17,5 tahun
  • 3. Wanita 38 tahun datang ke klinik periodonsia di hirosima dengan keluhan :  Pembengkakan pada gusi  Perdarahan ketika menyikat  Ada terasa goyang gigi anterior maksila dan mandibula
  • 4. Labial view of the oral cavity of the patient at the age of 34 years (1982).
  • 5. Oral higene buruk dngan banyaknya kalkulus  Resesi gingiva pada gigi insisivus maksila dan mandibula  Perdarahan gingiva dan pus yang terdapat pada semua gigi di sulcus gingiva  Mobiliti derajat 2 dan 3 utk gigi anterior, kecuali kaninus pada maksila  Halitosis  Kehilangan tulang yg parah disekitar insisivus mandibula
  • 6.
  • 7. Awal perawatan (12 kali selama tiga bulan) terdiri dari instruksi menyikat gigi dan fiksasi sementara gigi goyang dari kanan premolar pertama ke kiri kaninus mandibula  Skeling semua gigi, supra n sub gingiva selama 1 jam menggunakan YB # 3 scaler (Waidemu Yamaura Co, Tokyo, Jepang)
  • 8. Kedalam poket diirigasi dgn hidrogen peroksida 5 ml dengan kanal siring  Pada setiap kunjungan berulang dilakukan skeling  Pada bulan Juni 1982, kondisi periodontal tampaknya telah membaik  Utk resesi tidak ada perawatan khusus, karena pasien berhasil menjaga rongga mulutnya dan tidak ada gigi yg hipersensitif  Pasien dirujuk utk melakukan perawatan restorasi
  • 9. Subgingival irrigation with one percent hydrogen peroxide delivered through a root canal syringe
  • 10. Pada bulan April 1983, pasien pindah dari kota dan tidak berkunjung lagi sampai Agustus 1984  Pada bulan Agustus 1984insisivus lateral kanan mandibula diekstraksi karena mobiliti yang parah dan telah lepas dari splin  Pada beberapa kunjungan, splin diperbaiki (terutama pada mandibula dari p2 kanan bawah ke kaninus kiri)
  • 11. Radiographic series taken in 1984 (2.5 years later). The mandibular right second incisor was extracted
  • 12. Perawatan prosto dilakukan setelah 3 tahun dari kunjungan awal  Kedalaman probing tetap tidak berubah sejak tahun 1983. Namun, mobiliti telah sangat berkurang.  hub oklusi membaik, dan penyembuhan berkembang secara normal  pada bulan Juni 1988, pasien menderita memar pada daerah inssisvus maksila nya karena jatuh dari sepedanya  Dirawat endo beserta splin sementara
  • 13. Perawatan endodontik kembali dilakukan dengan whitening pada gigi menggunakan 30 persen hidrogen peroksida dan natrium perborate  Pada bulan Maret 1989, setelah nyeri tumpul dari daerah maksila molar kedua kanan, pasien terlihat di klinik bedah mulut, utk mencabut gigi
  • 14. Pada awal tahun 1993, perawatan endodontik dilakukan pada molar kedua kiri maksila karena pulpitis akut.  Reseksi akar dilakukan untuk menghilangkan akar disto-bukal dan mesio-bukal, dan kemudian gigitiruan sebagian tetap ditempatkan.  Pada tahun 1996molar kedua mandibula kiri diekstraksi karena absces periodontal kronis dan mobiliti parah.
  • 15.  Pemeriksaann klinis menggambarkan kondisi periodontal yg baik tanpa perdarahan saat probing, namun resesi gingiva masih terlihat, terutama dalam daerah interproksimal  Pada tahun 1999, penulis menyelidiki keberadaan Actinobacillus actinomycetemcomitans dan Porphyromonas gingivalis dalam plak subgingiva pasien dan saliva  Evaluasi radiografi (17,5 tahun kemudian) mengungkapkan bahwa tidak ada kehilangan tulang lebih lanjut di sisi yg lain .
  • 16. Labial view of the oral cavity of the patient at the age of 50 years (1998).
  • 17.
  • 18. Laporan kasus ini adalah seorang pasien yang khawatir tentang gusinya yg berdarah selama lebih dari 10 tahun dan sering berganti dokter gigi untuk masalah perawatan giginya  Berganti dokter gigi biasanya terjadi karena kegagalan dokter gigi untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari pasien dan belum tentu karena kesadaran gigi rendah, atau kurangnya motivasi pasien.
  • 19. Pasien tidak ingin ada perawatan bedah atau pencabutan gigi  Para penulis dalam kasus ini memilih untuk mengobati pasien konservatif  Perawatan konvensional, bedah dan cabut gigi tidak dilakukan pada awal kunjungan
  • 20. Pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut pada pasien :  tambalan tidak harus disikat karena dapat menyebabkan tambalan lepas  Berhenti menyikat utk beberapa waktu ketika gusinya berdarah  pembersihan gigi yang tepat memerlukan penggunaan pasta gigi
  • 21. Hill dkk menyatakan bahwa prosedur bedah tidak lebih baik daripada SRP dalam hal memperbaiki kedalaman poket  Dari awal telah ditemukan porpiromonas gingivalis dan itu adalah etiologi dalam kasus ini  Dengan menggunakan kombinasi dari YB # 3 scaler untuk menghilangkan mikroorganisme sub-gingiva untuk memperlambat pertumbuhan kembali dalam poket adalah pendekatan konservatif paling baik
  • 22. Worch dan Listgarten menyatakan dalam laporan kasus mereka, bahwa terapi dini bedah kemungkinan akan menghasilkan kerugian dari perlekatan klinis, kehilangan beberapa gigi, dan biaya yang jauh lebih besar kepada pasien  Meskipun enam gigi diekstraksi selama 17,5 tahun, kasus ini menunjukkan bahwa pendekatan non-bedah dan kunjungan berulang adalah pilihan yang baik untuk perawatan periodontal
  • 23. Ada bukti bahwa penggunanaan hidrogen peroxida aman digunakan dalam konsentrasi yg rendah setiap hari selama waktu perawatan seperti pasta gigi maupun obat kumur  Untuk perawatan gingival abses juga terbukti ampuh dengan menggunakan root kanal siring selama 1 atau 2 minggu
  • 24. Splin sementara juga efektif untuk menstabilkan gigi dan membuat pasien lebih mudah menyikat gigi  pembersihan mekanis menyebabkan perubahan besar dalam komposisi mikro flora subgingiva , mengatasi peradangan, dan perkembangan penyakit
  • 25. Pasien telah mengunjungi Rumah Sakit Gigi Universitas 198 kali sejak tahun 1982  Tidak diragukan lagi, mungkin ada alternatif perawatan lain yang layak dari direncanakan utk dilakukan pada pasien ini, dan perawatan masa depan yang lebih baik dengan menargetkan organisme tertentu sebagai bagian dari perawatan
  • 26. Namun, pemeliharaan terapi kesehatan periodontal meliputi perawatan suportif seumur hidup, terdiri dari penghapusan setiap hari plak mikroba oleh pasien, ditambah dengan perawatan profesional dalam program yang dirancang secara individual.
  • 27.
  • 28.
  • 29. Rosa Francinne Miranda,et all. Report a possible correlation between necrotizingn ulcerative gingivitis and mononucleosis, Revista Cubana de Estomatología. 2011; 48(4)404-409
  • 30. Delapan jenis virus herpes telah diidentifikasi dan berhubungan dengan lesi oral. Penelitian terbaru telah melaporkan keterlibatan Epstein-Barr virus tipe 1 (EBV-1) dan CMV dalam penyakit periodontal pada manusia.  Saygun dan Sunde menyatakan bahwa cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus berhubungan dengan bakteri periodontopathic utama dan dengan tingkat keparahan penyakit periodontal
  • 31. Infeksi mononucleosis adalah penyakit jinak disebabkan oleh infeksi EBV, yang menyebar/menular kebanyakan melalui kontak oral dengan pertukaran saliva  Gejala yang paling umum adalah demam tinggi, ketidaknyamanan, kelelahan, dan kadang-kadang hepatitis ringan dan limfadenopati
  • 32. Infeksi virus meningkatkan limfosit dan mengurangi aktivitas apoptosis  Hasilnya adalah peningkatan limfositosis dalam jumlah limfosit yg mudah terdeteksi selama episode akut
  • 33. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kasus klinis seorang pasien wanita yang dengan NUG dikaitkan dengan gambaran klinis mononucleosis
  • 34. R.N.S. seorang gadis berusia 10 tahun, dirujuk ke layanan patologi oral Universidade Federal do Rio Grande do Sul oleh dokter gigi nya  Keadaan umum sekitar 10 hari lemas, ulserasi mukosa mulut dan gingivitis.  Pasien memiliki riwayat anemia berulang, yang dirawat dengan kontrol diet dan menderita tonsilitis sekitar satu bulan sebelumnya, dengan penggunaan amoksisilin 500 mg selama 10 hari
  • 35. Keluhan utama pasien : gusi bengkak, gatal- gatal dan pembengkakan bibir dan wajah, disertai demam dan lemah  Pengobatan sebelumnya dengan penggunaan parasetamol, hexamidine (hexomedine ® spray) untuk lesi oral dan larutan kumur dengan teh mallow, mengikuti rekomendasi dokter gigi nya
  • 37. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pendarahan, warna merah, ulserasi , di sepanjang gingiva, baik di maksila maupun mandibula  Ada akumulasi plak yg banyak pada permukaan gigi, adanya lesi aphthous sepanjang gingiva dan palatum, bibir kering dan lidah berlapis
  • 38.
  • 39. Pasien di diagnosis klinis NUG, diresepkan metronidazol 250 mg 3 x sehari selama 7 hari dan pelembab bibir dan kemudian dirujuk ke dokter anak  Diperiksa Hitung darah lengkap , termasuk jumlah trombosit, kadar glukosa puasa, anti- HIV dan anti-EBV , tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) test dan tes monospot  Kunjungan kembali seminggu kemudian
  • 40. Pada kunjungan kedua, pasien menunjukkan gejala yg telah hilang dan peningkatan status klinis  Meskipun eritema dan edema menurun, pasien masih memiliki beberapa kesulitan dalam menjaga kebersihan mulut  Plak gigi telah dihilangkan dan pasien menerima instruksi menjaga orasl higene
  • 41. Sepuluh hari kemudian, pasien kembali dengan hasil tes yang diminta. Tes anti-EBV menunjukkan reagen IgG dan IgM, didiagnosa mononukleosis yg menular. Kesehatan periodontal telah membaik dan pasien mampu mempertahankan kebersihan mulut yang memadai dan kembali ke diet normal
  • 42.
  • 43. Artikel Laporan kasus seorang pasien dengan dua gangguan bersamaan: mononukleosis dan NUG.  Pertanyaan mendasar yang mendasari hal ini adalah kemungkinan hubungan patologi antara keduanya dan kemungkinan etiologi yang sama?
  • 44. Ada laporan yg disampaikan cassingham dkk yang mencoba menunjukkan korelasi antara NUG dan mononucleus.  Dalam penelitian tersebut, penulis menghubungkan kemungkinan bahwa tanda- tanda dan gejala NUG mungkin menjadi bagian dari mononukleosis
  • 45.  Untuk tujuan itu, mereka melakukan penelitian dengan 33 pasien dengan diagnosis NUG, yang menjalani pemeriksaan kelenjar getah bening , suhu tubuh, petechiae pada langit-langit dan ulserasi pada daerah faring, selain tes darah dan serologis.  Pada akhir penelitian, didapat tidak ada pasien didiagnosis dengan mononukleosis  menyimpulkan bahwa kedua patologi menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang sama, tetapi tidak ada korelasi antara keduanya
  • 46. Tidak ditemukan dalam artikel lain dijumpain kondisi ini secara bersamaan dalam artikel manapun  Utk virus, hanya herpes virus sebagai patogen periodontal, ini menginfeksi sel target, Di antara enam spesies utama herpes, adalah sitomegalovirus dan Epstein-Barr virus, yang terkait dengan infeksi mononucleosis
  • 47. virus herpes adalah virus oportunistik, yang biasanya hadir pada pasien imunosupresi  Sabiston Jr mengatakan bahwa etiologi NUG kemungkinan virus, hal ini ditandai gejala seperti kelelahan, depresi, limfadenopati, myalgia, demam.  tanda2 ini juga terjadi kasus CMV dan infeksi EBV
  • 48. Contreras dan Slots menelaah literatur yang menggambarkan hubungan antara virus herpes dan penyakit periodontal dan mendiskusikan mekanisme herpesvirus dapat menyebabkan penyakit periodontal  herpesvirus dapat mengerahkan potensi periodontopathogenic mereka dengan lima mekanisme yang berbeda, bertindak sendiri atau dalam kombinasi
  • 49. mononukleosis dan NUG merupakan penyakit oportunistik yang mempengaruhi pasien immunocompromised  Ada bukti yang kuat mengenai hub keduanya yang sering terjadi bersamaan  Namun, karena mononukleosis memiliki gambaran klinis yg singkat, dokter mungkin tidak secara rutin menyelidiki kemungkinan faktor etiologi virus yang dapat memvalidasi diagnosis NUG
  • 50. Oleh karena itu, untuk membuat diagnosis yang akurat dan membangun pendekatan terapi yang efektif perlu menyelidiki secara mendalam etiologi penyakit dan kemungkinan interaksi antara beberapa tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien