1. Pasien mengalami angular cheilitis yang disebabkan oleh Candida albicans akibat gigi tiruan yang aus dan tidak cekat lagi.
2. Perawatan yang dianjurkan adalah membuat gigi tiruan baru setelah inflamasi sembuh, serta melakukan relining menggunakan tissue conditioner sementara menunggu gigi tiruan baru.
3. Nutrisi harus diperbaiki secara berkelanjutan untuk mendukung penyembuhan.
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Cheilitis angularis etio mekaa
1. cheilitisangularisetiomekaa
1. StaphylococcusAureus:dari hasil CandidaAlbicans:dari cultur jamur
ditemukan93% CandidaAlbiccans pada lesi aktif AngularChelitis.5 cheilitis pada
pasien tersebut Angular chelitis adalah inflamasi pada labial commisure dan mukosa
didekatnya. Etiologi dari Angular chelitis adalah Candida Albicans, dan faktor
predisposisi dari angular chelitis dibagi menjadi 2 yaitu sistemik dan lokal. 1. Faktor
Sistemik Faktor sistemik yang menyebabkan terjadinya angular chelitis adalah
defisiensi nutrisi. Dari hasil diagnosti pasien angular chelitis akan mengalami
defisiensi nutrisi seperti : zat Besi, Riboflafin (vitamin B2), Pyridoxine (vitamin
B6),Cyanocobalamine (vitamin B12), Asam Folat, Niasin, dan Zinc.4 2. Faktor Lokal
Kategori PerubahanAnatomi PenurunanVertikalDimensi Oklusi Pada kasusgigi
tiruanpasiensudah mengalami keausandandatar,sehingga terjadi penurunanverikal
dimensi.5 AgenInfeksius
2. 9. β – Hemolyticstreptococci :dari hasil kulturditemukan8% -15% β –
HemoliticStreptococci.5 Patogenesis Angular chelitis terjadi disebabkan oleh banyak
faktor (Malnutrisi, Penurunan vertikal dimensi, Agen infeksius) . Gigi tiruan yang aus
dan memendek menyebabkan bibir tidak terdukung dan Vertikal Dimensi Oklusi
menurun. Penurunan vertikal dimensi akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada
sudut bibir. Lipatan pada sudut bibir akan menyebabkan drooling saliva. Pada
kondisi malnutrisi dan sistem pertahanan tubuh menurun, flora normal rongga mulut
seperti Candida Albicans dan Staphylococcus aureus akan berubah menjadi patogen
dan akan menyebabkan terjadinya inflamasi pada sudut mulut.5 4. Jelaskan
prosedur pemeriksaan gigitiruan yang lama. Pemeriksaan yang dilakukan pada
gigitiruan sebelumnya yaitu : 1. Lama pasien menggunakan gigi tiruaan. 2. Bentuk
gigi anterior dan posterior, bahan gigi tiruan 3. Oklusi sentrik, relasi sentrik, dan profil
pasien. 4. Vertikal dimensi oklusi 5. Penyusunan gigi mengikuti garis senyum. 6.
Perluasan basis gigi tiruan maksila 7. Posterior palatal seal pada basis gigitiruan
maksila harus diperiksa 8. Basal seat dan adaptasi dari gigitiruan. 9. Penyusunan
gigi terhadap neutral zone 10. Adanya cross-bite 11. Pemeliharaan gigitiruan: Baik,
sedang atau buruk 12. Keausan gigitiruan : Ringan, sedang, parah 13. Retensi dan
stabilitas dari gigitiruan.3kulturbakteri denganmethicilin, didapatkan63% strain
staphylococcusAureus.5
3. 10. 5. Jelaskan klasifikasi bentuk palatum dan termasuk kelas berapakah kondisi
palatum pasien tersebut. Palatum merupakan salah satu struktur anatomi pendukung
gigi tiruan penuh. Bentuk paltum pada setiap individu berbeda-beda. berikut adalah
klasifikasi bentuk palatum 1. Klas I : palatum berbentuk U. Keadaan palatum yang
seperti ini baik karena akan menyediakan retensi dan resistensi terhadap gaya
vertical dan horizontal. 2. Klas II : Palatum berbentuk V. Palatum dengan bentuk
seperti ini akan mempunyai prognosa perawatan yang buruk karena gaya vertical
cenderung mengganggu seal. 3. Klas III : Palatum lebar dan rata. baik untuk
ccccccccccccccmenerima tekanan vertical dan buruk untuk menerima tekanan lateral
Pada kasus tersebut, dengan pemeriksaan intra oral di dapatlah hasil bahwa bentuk
palatum pasien tersebut adalah dangkal sehingga dapat di masukkan ke dalam
klasifikasi palatum Klas III. 6. Dengan kondisi palatum tersebut, bagaimana
pengaruhnya terhadap pemakaian GTP? Kondisi palatum yang demikian akan
mempengaruhi retensi dari gigi tiruan yang akan dibuatkan. Pada pasien tersebut di
tambah dengan adanya torus palatinus yang besar pada daerah palatum sehingga
stabilisasi dari gigi tiruan penuh pun berkurang. 7. Berdasarkan hasil pemeriksaan
klinis intraoral pada pasien tersebut, perlukah dilakukan perawatan pendahuluan?
Jelaskan alasannya. pada kasus ini perlu dilakukan perawatan pendahuluan,
perawatan yang dilakukan yaitu : 1. Eliminasi infeksi Sebulum pembuatan gigi tiruan
penuh yang baru, terlebih dahulu kita sembuhkan ulsernya dengan cara
mengistirahatkan jaringannya dengan tidak memakai gigi tiruan selama 24-72 jam
atau kita bisa memberi terapi obat-obatan untuk menyembuhkan ulsernya.
2. 4. 11. 2. Eliminasi keadaan patologis Melakukan perawatan berupa obat antifungal
pada angular cheilitis, untuk torus palitinus dapat dilakukan pembedahan jika ukuran
torus besar (Klas III) dan untuk xerostomia nya kita dapat menggunakan terapi saliva
buatan contohnya menggunakan bioten. 3. Preprostetic surgery Pada kasus tersebut
Preprostetic surgery pada torus palatinus dapat dilakukan dapat juga tidak dilakukan
tergantung besarnya torus tersebut. 4. Tissue Conditioning pasien di instruksikan
untuk mengistirahatkan jaringan dengan cara tidak memakai gigi tiruannya selama
24-72 jam. pada tissue conditioning kita menggunakan bahan tissue conditioner
dengan tujuan untuk pendistribusian gaya yang lebih baik, mengurangi trauma
jaringan mukosa dan elastic modulus yang rendah dari tissue conditioner ini sangat
sesuai dengan jaringan mukoperiosteum. 5. Nutritional Counseling Berdasarkan
skenario diketahui bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 63 tahun memiliki
riwayat medis osteoporosis dan hipertensi yang terkontrol, pada pemeriksaan klinis
intra oral ditemukan bahwa pasien menderita xerostomia. terdapat angular cheilitis
pada sudu mulut. Maka dari itu, penatalaksaan gizi pada pasien tersebut sangatlah
penting. Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai
dari perawatan pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama. 8. Berdasarkan
kondisi sistemik pasien tersebut, dapatkah dilakukan perawatan pendahuluan secara
bedah? Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg) Tekanan Darah Diatol (mmHg)
Optimal Normal Normal-Tinggi < 120 < 130 130-139 < 80 < 85 85-89 Tingkat 1
(Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
5. 12. Dari hasil pemeriksaan, di dapat hasil bahwa pasien tergolong dalam hipertensi
terkontrol tapi tidak disebutkan secara rinci terkontrol yang bagaimana, sehingga
perawatan pendahuluan berupa bedah dapat dilakukan jika pasien hipertensi
terkontrol dalam rentang normal dan tidak dapat dilakukan jika pasien hipertensi
terkontrol tapi dalam rentangan tidak normal. 9. Jelaskan etiologi dan mekanisme
terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut Etiologi
terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah
iritasi gigi tiruan yang longgar Mekanisme inflamasi dan ulser pada mukosa linggir
alveolaris pasien tersebut adalah diawali dari pasien telah edentulus dan memakai
gigi tiruan selama 8 tahun disertai penyakit sistemik osteoporosis menyebabkan
resopsi linggir alveolaris yang hebat. Linggir alveolaris memendek sehingga gigi
tiruan tidak fitting (cekat) lagi di atas jaringan pendukung. Sayap gigi tiruan tampak
memanjang dan menekan mukosa saat gigi tiruan berfungsi. Tekanan dari beban
pengunyahan yang besar dari pasien dapat dilihat dari keadaaan anasir gigi tiruan
yang telah rata memperberat kondisi mukosa sehingga terjadi respon fisiologi berupa
inflamasi dan jika iritasi ini terus berlanjut menyebabkan terjadi ulserasi pada
mukosa. Penyembuhan dari inflamasi semakin sulit karena saliva yang seharusnya
berperan dalam sistem imun dan lubrikasi untuk mengadaptasikan gigi tiruan tidak
ada sehingga ulserasi pada mukosa linggir alveolaris. Sub-group: perbatasan 140-
149 90-94 Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (Hipertensi
Berat) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistol terisolasi (Isolated systolic hypertension) Sub-
group: perbatasan ≥ 140 140-149 < 90 <90
6. 13. 10. perlakuan apa yang dapat dilakukan pada GTP pasien yang lama agar dapat
berfungsi dengan baik selama menunggu GTP yang baru. Pada kasus diatas pasien
mengalami ulser diakibatkan gesekan GTP terhadap mukosa linggir akibat dari tidak
cekatnya GTP. Hal yang dapat kita lakukan yaitu relining dengan bahan tissue
conditioning yang di oleskan pada basis yang sudah diradir kurang lebih 1-2 mm.
Sehingga gigi tiruan tidak menekan jaringan yang inflamasi dan lebih cekat sehingga
terjadi penyebaran tekanan yang lebih merata pada mukosa linggir alveolar. Tissue
conditioning juga dapat mempersiapkan jaringan yang sudah distorsi akibat
pemakaian gigi tiruan yang terlalu lama. 11. Jelaskan pilihan perawatan yang terbaik
untuk pasien tersebut secara prostodontik Pada GTP lama pasien, anasir sudah
menjadi atrisi dan basis sudah tidak cekat lagi, maka Perawatan terbaik untuk pasien
tersebut yang dapat diambil adalah dengan membuatkan gigi tiruan penuh yang
3. baru, sehingga vertikal dimensi oklusi pasien sudah mengalami penurunan dan untuk
mengembalikannya caranya adalah membuatkan gigi tiruan yang baru karena
perbaikan anasir gigi tiruam rumit dan memakan waktu yang lebih lama. Pembuatan
gigi tiruan yang baru dilakukan setelah inflamasi dan ulserasi pada mukosa pasien
sembuh dan pasien siap untuk dilakukan pencetakan. 12. Bagaimana
penatalaksanaan gizi untuk pasien tersebut? Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut
akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan pendahuluan sampai pada akhir
perawatan utama. Nutrient Sumber Makanan Tanda Defisiensi pada Oral Riboflavin
(B2) Susu, telur, biji- bijian, hati Angular cheilitis; glossitis reccurent aphthae Niacin
(B3) Susu, telur, hati, daging, ekstrak ragi, kacang-kacangan Muccosal atrhopy;
stomatitis; glossitis; angular cheilitis Pyridoxine (B6) Hati, daging, ikan, biji-bijian,
susu, kacang-kacangan Glossitis; stomatitis; reccurent aphthae; angular cheilitis
Cyanocobalamin (B12) Daging, ikan, telur, susu Atrophic glossitis; stomatitis; ;
reccurent aphthae; angular cheilitis
7. 14. BAB III KESIMPULAN Kehilangan gigi penuh atau edentulous penuh memiliki
banyak dampak pada pasien baik pada intraoral maupun ekstraoral. Pada pasien
edentulous penuh memang resorbsi tidak bisa dihindari, hal ini juga diperparah usia
pasien yang sudah tua dimana regenerasi tulang sudah menjadi lebih lambat.
Resorbsi akan menyebabkan gigitiruan tidak cekat dan menjadi longgar, vertical
dimensi juga menjadi turun sehingga akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada
sudut mulut yang selanjutnya menjadi lembab akibat penumpukan saliva, daerah ini
akan menjadi tempat yang sangat baik bagi mikroorganisme pathogen sehingga
akan menyebabkan angular cheilitis. Hal inilah yang menyebabkan pasien datang ke
doktergigi untuk membuat gigitiruan yang baru. Pembuatan gigi tiruan baru
membutuhkan waktu yang agak lama, artinya pasien harus mengalami periode tanpa
gigi atau ompong, namun ada hal lain yang dapat dilakukan seperti melakukan
relining dengan tissue conditioner. Hal ini dapat dilakukan selagi menunggu GTP
yang baru. Selain itu dengan memberikan tissue conditioner, penyembuhan juga
akan menjadi lebih cepat.