DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
RAHASIA AYAH
1. RAHASIA AYAH
Karya : Rachmah Safitri
Aku adalah seorang wanita yang paling bahagia saat ini. Semuanya telah
kumiliki dengan sempurna. Kedua orang tua yang selalu menyayangiku , gelar sarjana strata
satu telah kuraih dengan hasil yang memuaskan, pekerjaan di perusahaan yang aku
idamkan dan sebentar lagi aku akan menikah dengan orang yang paling kucintai.
Sebutlah namaku Dina. Hari demi hari ku lewati tanpa pernah mengalami sesuatu
yang tidak enak. Semua permintaan apapun sejak aku kecil hingga aku dewasa selalu di
turuti maklumlah aku merupakan anak tunggal. Ayah pensiunan di salah satu BUMN dan
mama membuka catering yang hasilnya lumayan.
Hari ini, di Bulan Desember yang menurutku ceria Aku akan dilamar oleh seorang
pria yang sdah aku kenal 7 tahun yang lalu dan kita pun saling mencintai. Semua keluarga
besarku pun datang. Mama pun sibuk menyiapkan makanan yang akan dihdangkan kepada
mas Adi dan keluarganya. Saat semua orang sibuk mempersiapkan buat nanti malam
tampak ayah ku perhatikan dari tadi pagi tidak seperti biasanya, ia selalu melamun dan
termenung. Hatiku bertanya”ada apa dengan ayah ya ?”.
Lalu aku menghampiri beliau dan bertanya “ ayah kenapa melamun ? sakit ya
yah?”Ayah hanya menggeleng saja aku pun semakin penasaran “ ayah tidak senang kalau
Dina dilamar mas Adi ?”. Ayah menjawab” ayah senang kok din, Cuma nanti kalau kamu
sudah menikah dan tinggal dengan suamimu pasti akan sepi “. Lalu aku pun langsung
memeluk ayah, tak terasa air mata mengalir di pipi.
Tibalah acara lamaran, keluarga Mas Adi alhamdulillah banyak yang ikut serta.
Meriah juga acara lamaran dan berjalan dengan lancar. Alhamdulillah saat acara lamaran
telah di tentukan hari dan tanggal pernikahanku yang jatuh pada bulan Februari. Menurut
2. mama waktu 2 bulan cukup untuk mempersiapkan semua perlengkapan untuk akad nikah
dan resepsi. Wajar saja aku anak tunggal jadi mama sangat antusias mempersiapkan
semuanya. Kata mama penikahanku harus menjadi yang istimewa karena mama hanya
sekali saja menikahkan puteri kesayangan mama.
Aku dan mas Adi mencari event orginizer wedding untuk kami berdua sesuai dengan
keinginanku ingin menggunakan tradisi Jawa, dan kesepakatan kami berdua acara
pernikahan kami dilaksanakan di rumah saja.Mama pun sibuk memberikan penilaian atas
pilihanku dari kostum,undangan, catering,dekorasi dan semua hal yang berkaitan dengan
pernikahanku.
Namun, berbeda dengan Ayah setelah acara lamaran itu wajah Ayah tampak
bingung seperti memiliki masalah. Setiap aku tanya jawaban ayah hanya “Maklum Ayah kan
belum pernah menikahkan seorang anak “. Aku pun bertanya kepada Mama “ Ma,kenapa
akhir-akhir ini Ayah menjadi murung ? Mama pun menjawabnya sambil tersenyum” Tidak
ada apa-apa nak, mungkin takut nanti kalau sudah menikah nanti kamu jarang bertemu
dengan mama dan Ayah”. Aku pun langsung memeluk mama dalam hai aku berjanji
walaupun aku sudah menikah aku dan mas Adi sudah memiliki komitmen kita akan selalu
berbakti kepada kedua orang tua kita.
Hari terus berganti tak terasa waktu pernikahan ku sudah semakin dekat. Wow 2
minggu lagi aku akan menikah. Surat cuti menikah sudah kuajukan dan ternyata langsung di
setujui oleh atasanku dan aku mendapat cuti selama 7 hari. Catering pun sudah di pesan
dan menunya pun sudah di sesuaikan berdasarkan kesepakatan aku dan keluarga mas Adi.
Foto Pra wedding pun sudah terlaksana tempatnya di taman rekreasi Kebun Raya Bogor
dan hasilnya cukup memuaskan kami berdua. Kami pun sudah mendaftar di KUA di daerah
Jaktim. Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai dengan rencana tanpa suatu halangan
apapun.
3. Seperti tradisi di keluarga besar Ayah, 2 minggu sebelum hari pernikahanku
membahas apa saja yang harus di kerjakan termasuk membagikan undangan kepada
semua saudaraku baik yang ada di Jabodetabek maupun di Jawa karena Mama dan Ayah
berasal dari Jateng yang memiliki keluarga yang besar dan mereka semua harus di undang
kalau tidak diundang takut di bilang sombong. Semua saudaraku sangat bersemangat. Saat
pertemuan keluargaku tampak wajah ayah pucat dan bersedih , setiap di tanya oleh tante
atau pakde selalu menjawabnya dengan kata kecapaian.
Aku sungguh senang seminggu lagi akad nikah dilaksanakan sudah tidak sabar
menanti hari itu. Namun, disisi lain aku jadi cemas dan khawatir dengan sikap ayah akhir-
akhir ini. Setiap solat fardhu selalu aku berdoa untuk kesehatan dan keselamatan Ayah dan
Mama.
Saat aku pulang kerja, 3 hari sebelum hari pernikahanku ba’da isya saat aku
membuka pagar rumah terdengar suara ribut seperti terdengar orang sedang bertengkar.
Aku langsung cemas siapakah yang bertengkar di dalam rumah ?. Apakah mungkin Mama
dan Ayah bertengkar?. Saat ini usiaku 29 tahun dan selama itu aku belum pernah
mendengar Ayah dan Mama bertengkar. Aku pun melangkah menuju pintu rumah rasanya
badanku yang lelah karena baru pulang dari bekerja menjadi lebih tak berdaya saat aku
buka pintu ternyata benar Mama dan Ayah sedang bertengkar hebat. Tak terasa air mata ini
menetes membasahi wajahku. Aku pun mendengarkan percakapan mereka. Ternyata benar
selama ini Ayah dan mama memiliki rahasia yang sangat besar mengenai aku. Ada apa
denganku ? . Pertanyaan besar ada didalam benakku. Dan aku mencoba berdoa Ya Allah
kuatkanlah aku. Terdengarlah suara Ayah sambil menangis di hadapan Mama. “ Ma, Ayah
tidak kuat lagi menyimpan rahasia ini, sudah banyak kesalahan yang kita buat ma”. Suara
ayah begitu mengiris hati. Aku pun terjatuh lemas ambil terus mendengarkan percaapan
mereka. Mama pun menjawabnya dengan menangis” Tapi yah, jangan bilang ke Dina,
walaupun dia tidak lahir dari rahim mama tapi selama ini mama menganggapnya seperti
anak mama sendiri”. Ayah pun langsung berdiri dan berkata” Tapi mah, dalam islam yang
4. menjadi wali nikah hanya ayah kandung sedangkan kita bukan orang tua kandungnya ma,
ingat itu “. Tersentak mendengar kata bahwa yang menjadi wali nikahku hanya Ayah
kandung berarti kalau begitu aku adalah anak angkat. Aku pun langsung histeris berteriak
“ tiiiiiddddddddaaaaakkk mungkin “ sambil menangis dengan kencang. Rasanya saat itu aku
tidak sadar kalau tangisanku sangat kencang dan terdengar jelas ke luar. Teriakkanku
mengagetkan Mama dan Ayah yang sedang bertengkar mereka pun langsung berlari ke
arahku. Kejadian ini membuatku menjadi depresi dan akhirnya aku pun jatuh pingsan, aku
sudah tidak sadar dan ingat lagi.
Tangisanku membuat tetanggaku berdatangan ke rumah kami. Tetangga semua
mengira ada musibah yang terjadi di keluargaku. Sebelah rumah pun bu Joko bertanya” ada
apa mama Dina?”.Mama tidak menjawab ia hanya menangis melihat aku pingsan. Oleh
kedua orang tuaku dan para tetangga aku di bawa ke rumah sakit, takut terjadi sesuatu.
Aku tersadar saat sudah berada di ruang IGD rumah sakit. Menurut dokter aku baik-
baik saja hanya saja aku sedikit shock dan membuat depresi. Aku pun di perbolehkan
pulang malam itu juga. Saat berada di rumah sakit sampai tiba di rumah aku diam saja, ingin
rasanya marah kenapa tidak dari dulu aku diberitahu kalau aku hanya anak angkat. Tapi aku
juga tidak boleh lupa kalau selama ini aku sudah dirawat dan dibesarkan oleh mama dan
Ayah. Tapi rasa kesal, marah di hati ini belum hilang rasanya sakit sekali. Bagaimana
dengan mas Adi , apakah ia mau menerimaku ? saat ia tahu kalau aku hanya anak angkat?.
Apakah pernikahanku gagal ? Bagaimana aku bisa bertemu dengan tetangga, teman saat
mereka tahu aku hanya anak angkat ?. “Oh tuhan tolonglah aku “
Mama masih menangis, walaupun Ayah dan tetangga menasehatinya. Kejadian ini
membuat saudaraku juga berdatangan. Setelah tiba di rumah aku langsung masuk ke dalam
kamar dan menguncinya. Dari balik pintu terdengar suara mama mengetuk-ngetuk pintu dan
memanggil namaku” Dina maafkan mama sayang , buka pintunya nak. Jangan seperti ini
5. Dina, kamu sayangkan sama mama? Walaupun kamu bukan lahir dari rahim mama tapi
kasih sayang mama tulus nak”. Buka pintunya nak”.
Keadaan ini sungguh membuatku stres, kulihat dari jendela kamar tenda sudah
terpasang. Besok pun aku masih masuk kerja karena aku diberikan cuti saat 1 hari dan juga
karena seperti tradisi Jawa ada acara tasyakuran, Midodareni dan yang lain. Aku
memutuskan besok suda mulai tidak masuk kerja. Semalaman ini aku pun tidak dapat
tidur,sulit mata ini terpejam. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 01.00 WIB. Aku pun
langsung keluar kamar ingin melaksanakan solat tahajud. Aku berpikir juga mata ini sudah
bengkak karena dari ba’da isya menangis sampai saat ini. Saat berwudhu , air wudhu
membasahi wajahku perasaanku sedikit lebih tenang. Aku pun langsung melaksanakan
solat tahajud. Di tengah kesunyian malam kucurahkan semua isi hatiku. Alhamdulillah
setelah solat hati dan pikiranku kembali tenang. Apapun yang terjadi harus aku hadapi dan
aku pun ikhlas menerimanya. Aku pun tertidur di atas sajadah tempat ku solat.
Suara alarm HP berbunyi tepat pukul 05.00 WIB. Mata ini masih mengantuk karena
semalamam sulit untuk tidur. Aku pun memaksakan bangun dan memenuhi panggilan solat
subuh. Saat ku keluar dari kamar tampak Mama sedang berdoa dan menangis. Aku pun
tidak mau mengganggunya langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu. Solat subuh
sudah dilaksanakan dalam hati hari ini aku tidak mau masuk kerja lebih baik tidur lagi.
Saat ku buka mata ,” Wow sudah jam 10?”. Tak terasa sudah siang dan matahri
sudah bersinar. Aku pun langsung menuju keluar, aku harus meminta maaf kepada ayah
dan mama atas sikapku yang terlalu. Rasa kecewa aku tidak sebanding dengan
pengorbanan ayah dan mama selama ini yang sudah merawatku. Sejak aku kecil hingga
saat ini aku tidak pernah merasakan kekurangan. Mereka adalah orang tua yang hebat.
Setelah aku buka pintu kamar ternyata sudah banyak tetangga dan saudaraku
berkumpul untuk membantu persiapan pernikahanku. Tanteku langsung komentar” Kok ,
calon pengantin bangunnya siang sekali”. Aku pun hanya tersenyum. Mereka semua tidak
6. membahas kalau aku hanya anak pungut. Makasih ya ALLAH SWT. Aku pun berbalik tanya
sama tante “ Tan , mama di mana ?”. Tanteku hanya menunjuk arah kamar mama. Aku
langsung ke kamar dan membuka kamar mama tampak mama sedang berbaring. Hatiku
menjadi was-was, mama sakit. Aku pun langsung memeluk mama” Mama sakit ? “ mama
hanya menangis. Aku pun menghapus air mata mama dan bilang “ ma, maafin Dina yah.
Dina tidak marah kok hanya kaget saja.Dina sayang sekali sama mama dan Dina mau
bilang makasih ya mah udah merawat Dina dengan baik”. Tangis mama pun pecah ia
langsung mencium pipiku dan tiak dapat berkata. Aku pun menahan air mata ini jangan
sampai jatuh di pipiku.
Tiba-tiba ayah masuk kedalam kamar dan berkata “Ayah salah, sudah menyimpan
rahasia sama Dina. Jujur saja, aah tak sanggup mengatakan itu kepadamu nak”.Aku pun
memeluk ayah dengan erat dan aku bilang “ Aku sayang Ayah”.
Ayah pun menceritakan asal usul diriku dan ternyata kedua orang tua kandungku
masih hidup. Aku sengaja dititipkan oleh mama dan ayah karena mereka sudah 10 tahun
menikah tetapi tidak punya anak di karenakan Ayah mandul. Dan ternyata Bude Titis yang
selama ini aku kenal dan ia sangat baik kepadaku ternyata orang tua kandungku. Kata Ayah
bude titis bilang tidak usah diberitahu kalau aku anak angkat dan ibu kandungku itu Bude
titis dan Ayah kandungku Pakde Suryo. Namu ayah tidak bisa menahan rahasia itu karena
didalam hukum islam yang menjadi wali nikah adalah ayah kandung.
Tanpa di sadari, calon suamiku dan orang tuanya Mas Adi sudah ada di depan
kamar. Dan orang tua kandungku pun sudah ada. Mereka semua memperhatikan aku,mama
dan Ayah. Aku pun langsung memeluk kedua orang tua kandungku rasanya seperti mimpi.
Setelah itu aku minta maaf sama mas Adi dan Orang tuanya “ Mas, aku hanya anak angkat”.
Belum selesai aku berbicara ia langsung memelukku dan berkata “ Apapun dirmu dan asal-
usulmu aku tetap mencintaimu dan kita tetap menikah “. Plong hati ini mendengar ucapan
Mas Adi. Ayah pun langsung memisahkan aku dan bilang” Jangan lama-lama meluknya
7. belum jadi suami isteri”. Aku dan mas Adi menjadi tersipu malu. Semua orang pun tertawa
memperhatikan kami.Setelah semuanya terselesaikan Mas Adi dan orang tuanya pamit.
Katanya dipingit tidak boleh bertemu tapi sekarang malah ketemu, sambil mencubit pipiku.
Aku pun hanya cengar-cengir.
Alhamdulillah, semuanya dapat di selesaikan dengan baik. Mas Adi dan keluarganya
dapat menerima. Acara adat sebelum pernikahanku berjalan dengan lancar. Esok adalah
hari akad nikah dan resepsi pernikahanku, aku harus kuat tidak boleh menangis. Walaupun
ayah tidak menjadi wali nikahku. Aku yakin mama dan ayah pasti menangis. Aku sayang
ayah dan mama .
8. Deskripsi Cerpen di atas adalah : Jangan menyimpan suatu rahasia terlalu lama karena
nanti akan terbongkar juga. Kenyataan yang pahit kalau dikatakan sekarang itu lebih baik
daripada di simpan. Apabila rahasia itu terungkap akan lebih menyakitkan lagi
Biodata Pengarang
Nama : Rachmah Safitri
Pekerjaan : Guru
Alamat : Kranji, Bekasi Barat
Telp : 085882419550